Anda di halaman 1dari 37

IMPLEMENTASI KURIKULUM MERDEKA

BAGI SATUAN PENDIDIKAN

Disampaikan Oleh:
WITANA.FASNAS
PGP,PSP
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN,
RISET, DAN TEKNOLOGI

IMPLEMENTASI
KURIKULUM MERDEKA
BAGI SATUAN PENDIDIKAN

Maret 2022
BADAN STANDAR, KURIKULUM, DAN ASESMEN PENDIDIKAN
Pengembangan dan penetapan kurikulum merdeka sebagai kebijakan nasional dilakukan
secara bertahap untuk memastikan bahwa desainnya sudah tepat untuk mendorong
transformasi pembelajaran di sekolah dan daerah yang beragam.

Pemulihan
Pandemi Pandemi
Pra pandemi pembelajaran 2024
2020 - 2021 2021 - 2022
2022 - 2024

Kurikulum 2013 Kurikulum 2013 dan Kurikulum 2013, Kurikulum 2013, Penentuan kebijakan
(KI/KD Kurikulum Darurat Kurikulum Darurat, Kurikulum Darurat, kurikulum nasional
Permendikbud No.37 (Kur-2013 yang dan Kurikulum dan Kurikulum berdasarkan evaluasi
Tahun 2018) disederhanakan Prototipe/merdeka di Merdeka sebagai opsi terhadap kurikulum
Kepmendikbud SP dan SMK PK bagi semua satuan pada masa pemulihan
No.719/P/2020) pendidikan pembelajaran

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi 3


Hasil Evaluasi Dokumen Kurikulum 2013

Kompetensi yang ditetapkan dalam Kurikulum 2013 terlalu luas, detil, sehingga sulit
a. dipahami dan diimplementasikan oleh guru.

Kurikulum yang dirumuskan secara nasional sulit disesuaikan dengan situasi dan
b. kebutuhan satuan pendidikan, daerah, dan peserta didik, karena materi wajib yang
sudah sangat padat dan struktur yang detil dan mengunci.

Pengaturan jam belajar menggunakan satuan minggu (per minggu) tidak memberikan
c. keleluasaan kepada satuan pendidikan untuk mengatur pelaksanaan mata pelajaran
dan menyusun kalender pendidikan.

Pendekatan tematik (jenjang PAUD dan SD) dan mata pelajaran (jenjang SMP, SMA,
d. SMK, Diktara, dan Diksus) merupakan satu-satunya pendekatan dalam Kurikulum 2013
tanpa ada pilihan pendekatan lain.

Mapel informatika bersifat pilihan, padahal kompetensi teknologi merupakan salah


e. satu kompetensi penting yang perlu dimiliki oleh peserta didik pada abad 21.

Struktur kurikulum pada jenjang SMA kurang memberikan keleluasaan bagi siswa
f. untuk memilih selain peminatan IPA, IPS, atau Bahasa. Gengsi peminatan juga
dipersepsi hirarkis dan tidak adil bagi yang berminat IPS dan Bahasa.

Sumber: Dokumen Laporan Hasil Evaluasi Kurikulum 2013, Puskurbuk 2021 (https://s.id/Kur2021-11-20) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi 4
Sebagai bagian dari mitigasi learning loss, sekolah diberi opsi untuk menggunakan kurikulum
yang disederhanakan agar dapat berfokus pada penguatan karakter dan kompetensi mendasar

Satuan pendidikan diberi tiga pilihan kurikulum Kemendikbud Ristek menyusun modul literasi
(Kepmendikbud Nomor 719/P/2020) % dan numerasi untuk membantu guru
pengguna* menerapkan kurikulum. Juga tersedia modul
untuk orang tua yang dapat digunakan di rumah.

Menggunakan Kurikulum 2013 secara penuh 59,2%

Menggunakan “Kurikulum Darurat”


(Kurikulum 2013 yang disederhanakan 31,5%
Kemendikbud Ristek)

Melakukan penyederhanaan kurikulum secara


mandiri 8,9%

Di samping itu, terdapat 0,4% satuan pendidikan menggunakan kurikulum lainnya

* Sumber: Survei Pembelajaran di Masa Pandemi Jenjang Dikdasmen, BSKAP Kemendikbud Ristek, Juli 2021 Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi 55
Benang Merah Pengembangan Kurikulum

Kurikulum merdeka melanjutkan arah pengembangan kurikulum


sebelumnya:
1. Orientasi holistik: kurikulum dirancang untuk mengembangkan
murid secara holistik, mencakup kecakapan akademis dan non-
akademis, kompetensi kognitif, sosial, emosional, dan spiritual.
2. Berbasis kompetensi, bukan konten: kurikulum dirancang
berdasarkan kompetensi yang ingin dikembangkan, bukan
berdasarkan konten atau materi tertentu.
3. Kontekstualisasi dan personalisasi: kurikulum dirancang sesuai
konteks (budaya, misi sekolah, lingkungan lokal) dan kebutuhan
murid.

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi 6


Kurikulum merdeka mendorong pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan siswa, serta
memberi ruang lebih luas pada pengembangan karakter dan kompetensi dasar.

Kurikulum merdeka memiliki beberapa


karakteristik utama yang mendukung pemulihan
pembelajaran:

Pembelajaran berbasis projek untuk pengembangan soft


1 skills dan karakter (iman, taqwa, dan akhlak mulia; gotong
royong; kebinekaan global; kemandirian; nalar kritis;
kreativitas).

Fokus pada materi esensial sehingga ada waktu cukup untuk


2
pembelajaran yang mendalam bagi kompetensi dasar seperti
literasi dan numerasi.

3 Fleksibilitas bagi guru untuk melakukan pembelajaran yang


sesuai dengan kemampuan murid (teach at the right level) dan
melakukan penyesuaian dengan konteks dan muatan lokal.

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi 7


Karakteristik Utama Kurikulum Merdeka

1 Pengembangan
Karakter
Pembelajaran berbasis projek untuk pengembangan
soft skill dan karakter (alokasi waktu 20 -30% dari
seluruh JP dalam setahun) Modul Projek
dilaksanakan sebagai penguatan karakter Profile
Pelajar Pancasila

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi 8


Pengembangan Karakter

Dalam struktur kurikulum


merdeka, 20 - 30 persen
jam pelajaran digunakan
Pembelajaran berbasis projek penting
untuk pengembangan
karakter Profil Pelajar untuk pengembangan karakter karena:
a) memberi kesempatan untuk
Pancasila melalui
belajar melalui pengalaman
pembelajaran berbasis
projek. (experiential learning)
b) Mengintegrasikan kompetensi
Kurikulum 2013 sudah esensial yang dipelajari peserta
menekankan pada didik dari berbagai disiplin ilmu
pengembangan c) struktur belajar yang fleksibel
karakter, namun belum
memberi porsi khusus
dalam struktur
kurikulumnya.

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi 9


6 Dimensi Profile Pelajar Pancasila
7 Tema dalam Profile Pelajar Pancasila
1. Gaya Hidup Berkelanjutan (SD‒SMA/SMK)
2. Kearifan lokal (SD‒SMA/SMK)
3. Bhinneka Tunggal Ika (SD‒SMA/SMK)
4. Berekayasa dan Berteknologi untuk Membanguan NKRI (SD‒SMA/SMK)
5. Kewirausahaan (SD‒SMA/SMK)
6. Bangunlah Jiwa dan Raganya (SMP‒SMA/SMK)
7. Suara Demokrasi (SMP‒SMA/SMK)
Catatan:
• SD wajib memilih minimal 2 tema per tahun.
• SMP, SMA, dan SMK wajib memilih minimal 3 tema per tahun.
• Satuan pendidikan menentukan tema dan mengembangkannya untuk
setiap kelas/angkatan.
Contoh Pengembangan Tema dan Topik dalam
Profile Pelajar Pancasila
13
Contoh Pembelajaran Berbasis Projek

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi 14


Karakteristik Utama Kurikulum Merdeka

2 Fokus pada
Materi Esensial
a. Ada waktu cukup untuk Materi mendalam
b. Bahasa Indonesia 57%, Matematika 28% dan Sains 19%
pengurangan jumlah KD dibanding K13

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi 15


Fokus pada Materi Esensial

Materi yang terlalu padat Kurikulum merdeka berfokus


Pembelajaran yang pada materi esensial di tiap
akan mendorong guru untuk
mendalam (diskusi, kerja mata pelajaran, untuk memberi
menggunakan ceramah
kelompok, pembelajaran ruang/waktu bagi
satu arah atau metode lain
berbasis problem dan pengembangan kompetensi -
yang efisien dalam
projek, dll.) perlu waktu terutama kompetensi mendasar
mengejar ketuntasan
penyampaian materi seperti literasi dan numerasi -
secara lebih mendalam

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi 16


Melanjutkan prinsip penyederhanaan, Kurikulum Merdeka juga lebih
berfokus pada materi esensial di tiap mata pelajaran

Perbandingan jumlah Kompetensi K-13 dan Kurikulum


Merdeka (Contoh 3 mapel di SD, SMP, dan SMA) Sebagai ilustrasi:
● Rata-rata jumlah kompetensi Kurikulum
Merdeka untuk mata pelajaran Bahasa
Indonesia mengalami pengurangan 57%
dari rata-rata jumlah KD Kurikulum 2013
57% 28% 19%
● Rata-rata jumlah kompetensi Kurikulum
Merdeka untuk mata pelajaran
Matematika mengalami pengurangan
28% dari rata-rata jumlah KD Kurikulum
2013

● Rata-rata jumlah kompetensi Kurikulum


Merdeka untuk mata pelajaran Sains
mengalami pengurangan 19% dari rata-
rata jumlah KD Kurikulum 2013

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi 17


Capaian pembelajaran Kelas 1 dan 2 Mata Pelajaran Capaian pembelajaran Kelas 1 dan 2 Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
Bahasa Indonesia di Kurikulum 2013 di pembelajaran Sekolah Penggerak dan SMK Pusat Keunggulan
Fase A
(Usia 6-8, umumnya kelas 1-2 SD)
Pelajar memiliki kemampuan berbahasa untuk berkomunikasi dan bernalar sesuai dengan tujuan kepada
teman sebaya dan orang dewasa tentang diri dan lingkungan sekitarnya. Pelajar mampu memahami dan
menyampaikan pesan; mengekspresikan perasaan dan gagasan; berpartisipasi dalam percakapan dan
diskusi secara santun. pelajar mampu meningkatkan penguasaan kosakata baru melalui berbagai
kegiatan berbahasa dan bersastra dengan topik yang beragam.

Pelajar mampu bersikap menjadi penyimak yang baik. Pelajar mampu memahami pesan lisan dan
Menyimak informasi dari media audio, teks aural (teks yang dibacakan), dan instruksi lisan yang berkaitan
dengan tujuan berkomunikasi.

Pelajar mampu bersikap menjadi pembaca dan pemirsa yang baik. Pelajar mampu memahami
informasi dari bacaan dan tayangan yang dipirsa tentang diri dan lingkungan, narasi imajinatif, dan
Membaca & Memirsa puisi anak. Pelajar mampu menambah kosakata baru dari teks yang dibaca atau tayangan yang
dipirsa dengan bantuan ilustrasi.
Capaian pembelajaran dalam bentuk
KI KD sangat banyak dan terpisah- Pelajar mampu melafalkan teks dengan tepat, berbicara dengan santun, menggunakan volume dan
intonasi yang tepat sesuai konteks. Pelajar mampu bertanya tentang sesuatu, menjawab, dan
pisah. Berbicara &
menanggapi komentar orang lain (teman, guru, dan orang dewasa) dengan baik dan santun dalam
suatu percakapan. Pelajar mampu mengungkapkan gagasan secara lisan dengan bantuan gambar
Mempresentasikan dan/atau ilustrasi. Pelajar mampu menceritakan kembali suatu informasi yang dibaca atau didengar;
dan menceritakan kembali teks narasi yang dibacakan atau dibaca dengan topik diri dan
lingkungan.

Pelajar mampu bersikap dalam menulis di atas kertas dan/atau melalui media digital. Pelajar
mampu menulis deskripsi dengan beberapa kalimat tunggal, menulis rekon tentang pengalaman
Menulis diri, menulis kembali narasi berdasarkan fiksi yang dibaca atau didengar, menulis prosedur tentang
kehidupan sehari-hari, dan menulis eksposisi tentang kehidupan sehari-hari. Pelajar
mengembangkan tulisan tangan yang semakin baik.

CP ditulis dalam paragraf yang utuh dan


mudah dipahami sebagai satu kesatuan.

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi 18


Karakteristik Utama Kurikulum Merdeka

3 Fleksibilitas Perancangan Kurikulum


Sekolah dan Penyusunan Rencana
Pembelajaran
Menetapkan tujuan belajar per fase (2 tahun) untuk memberikan
fleksibiltas bagi guru dan sekolah
Kurikulum merdeka menetapkan jam pelajaran per tahun agar sekolah
dapat berinovasi dalam menyusun kurikulum dan pembelajarannya

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi 19


Fleksibilitas Perancangan Kurikulum Sekolah

Saat Ini Kurikulum Merdeka

● Kerangka kurikulum saat ini ● Kurikulum merdeka


mengunci tujuan pembelajaran menetapkan tujuan belajar
per tahun. per fase (2-3 tahun) untuk
memberi fleksibilitas bagi
guru dan sekolah.

● Struktur kurikulum saat ini ● Kurikulum merdeka


mengunci jam pelajaran per menetapkan jam pelajaran
minggu. per tahun agar sekolah
dapat berinovasi dalam
menyusun kurikulum dan
pembelajarannya.

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi 20


Kurikulum Merdeka
5. IPA dan IPS digabung menjadi IPAS di SD,
Ujicoba 2022- Bahasa Inggris menjadi Mapel pilihan,
2024 6. TIK menjadi mapel wajib untuk SMP dan SMA,
7. Tidak ada program peminatan/penjurusan
(kelas 10 atau 11) Mapel Pilihan di SMA (IPA
Biologi, fisika, Kimia), IPS (Geografi, Ekonomi,
sosiologi)
8. Praktek Kerja Lapangan menjadi wajib untuk
SMK selama 6 bulan
9. Asesmen bersifat kolaboratif , misal asesmen
sumatif berbasis projek untuk berbagai mata
pelajaran
Karakteristik Kurikulum di Setiap Jenjang
PAUD SD SMP SMA SMK SLB

Kegiatan bermain Penguatan kompetensi yang Penyesuaian dengan Program peminatan/ Dunia kerja dapat terlibat dalam Capaian pembelajaran
sebagai proses belajar mendasar dan pemahaman perkembangan teknologi penjurusan tidak pengembangan pembelajaran pendidikan khusus dibuat
yang utama holistik: digital, mata pelajaran diberlakukan hanya untuk yang
Informatika menjadi mata Struktur lebih sederhana dengan memiliki hambatan
Penguatan literasi dini • Untuk memahami
pelajaran wajib Di kelas 10 pelajar dua kelompok mata pelajaran, intelektual
dan penanaman karakter lingkungan sekitar, mata
menyiapkan diri untuk yaitu Umum dan Kejuruan.
melalui kegiatan pelajaran IPA dan IPS Panduan untuk guru
menentukan pilihan mata Persentase kelompok kejuruan Untuk pelajar di SLB yang
bermain-belajar berbasis digabungkan sebagai Informatika disiapkan untuk
pelajaran di kelas 11. Mata meningkat dari 60% ke 70% tidak memiliki hambatan
buku bacaan anak mata pelajaran Ilmu membantu guru-guru
pelajaran yang dipelajari intelektual, capaian
Pengetahuan Alam dan pemula, sehingga guru mata
Fase Fondasi untuk serupa dengan di SMP Penerapan pembelajaran pembelajarannya sama
Sosial (IPAS) pelajaran tidak harus
meningkatkan kesiapan berbasis projek dengan dengan sekolah reguler
berlatar belakang pendidikan Di kelas 11 dan 12 pelajar
bersekolah • Integrasi computational mengintegrasikan mata pelajaran yang sederajat, dengan
informatika mengikuti mata pelajaran dari
thinking dalam mata terkait. menerapkan prinsip
Pembelajaran berbasis Kelompok Mapel Wajib, dan
pelajaran Bahasa Pembelajaran berbasis modifikasi kurikulum
projek untuk penguatan memilih mata pelajaran dari
Indonesia, Matematika, projek untuk penguatan Praktek Kerja Lapangan (PKL)
profil Pelajar Pancasila kelompok MIPA, IPS, Bahasa,
dan IPAS profil Pelajar Pancasila menjadi mata pelajaran wajib Sama dengan pelajar di
dilakukan melalui kegiatan dan Keterampilan Vokasi
dilakukan minimal 3 kali minimal 6 bulan (1 semester). sekolah reguler, pelajar di
perayaan hari besar dan • Bahasa Inggris sebagai sesuai minat, bakat, dan
dalam satu tahun ajaran SLB juga menerapkan
perayaan tradisi lokal mata pelajaran pilihan aspirasinya
Pelajar dapat memilih mata pembelajaran berbasis
Pembelajaran berbasis Pembelajaran berbasis pelajaran di luar program projek untuk menguatkan
projek untuk penguatan projek untuk penguatan profil keahliannya Pelajar Pancasila dengan
profil Pelajar Pancasila Pelajar Pancasila dilakukan mengusung tema yang
dilakukan minimal 2 kali minimal 3 kali dalam satu Alokasi waktu khusus projek sama dengan sekolah
dalam satu tahun ajaran tahun ajaran, dan pelajar penguatan profil pelajar reguler, dengan
menulis esai ilmiah sebagai Pancasila dan Budaya Kerja kedalaman materi dan
syarat kelulusan untuk peningkatan soft skill aktivitas sesuai dengan
(karakter dari dunia kerja) karakteristik dan
kebutuhan pelajar di SLB

Kementerian Pendidikan,
Kementerian Kebudayaan,
Pendidikan, Riset,
Kebudayaan, dandan
Riset, Teknologi 22
Teknologi
STRATEGI PENYIAPAN IMPLEMENTASI
1. Menyusun Kurikulum Operasional Sekolah
2. Mengkoordinasikan Projek Penguatan Karakter
Profile Pelajar Pancasila
3. Memastikan Guru :
 menganalisis Capaian Pembelajaran
 menyusun Tujuan Pembelajaran dan Alur
Tujuan Pembelajaran
 menyusun Modul Ajar
 mengembangkan bahan ajar
 Mengembangkan instrumen asesmen dan
melaksanakan asesmen (diagnostik, formatif
dan sumatif)

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi


23
Tiga Pilihan Bagi Satuan Pendidikan yang Memilih Kurikulum Merdeka
Jalur Mandiri
Satuan pendidikan menentukan pilihan berdasarkan Angket Kesiapan Implementasi Kurikulum Merdeka yang
mengukur kesiapan guru, tenaga kependidikan dan satuan pendidikan dalam pengembangan kurikulum. Tidak ada
pilihan yang paling benar, yang ada pilihan yang paling sesuai kesiapan satuan pendidikan. Semakin sesuai maka
semakin efektif implementasi kurikulum merdeka

Pilihan 1: Pelatihan dan/atau penerapan di tahun pertama dengan kompleksitas sedang: satuan
pendidikan mengembangkan kurikulum operasional sekolah sesuai konteks lingkungan belajar setempat
pada kelas 1, 4, 7 dan 10.

Pilihan 2: Pelatihan dan/atau penerapan di tahun pertama dengan kompleksitas sederhana: satuan
pendidikan menerapkan dengan perangkat ajar yang tersedia pada kelas 1, 4, 7 dan 10.

Pilihan 3: Pelatihan di tahun pertama, penerapan di tahun kedua dengan kompleksitas sederhana:
satuan pendidikan melakukan persiapan untuk penerapan dengan perangkat ajar yang tersedia pada
kelas 1, 4, 7 dan 10.

24
Tiga Pilihan Bagi Satuan Pendidikan yang Memilih Kurikulum Merdeka
Jalur Mandiri
Kategori :
1. KS PSP yang telah masuk kuota (PSP Tipe 1)
2. Calon KS PSP yang telah lulus PSP tapi belum masuk kuota (PSP Tipe 2)
3. Calon KS PSP yang telah mendaftar di PSP tapi belum lulus (PSP Tipe 3)

Pilihan 1: Pelatihan dan/atau penerapan di tahun pertama dengan kompleksitas sedang: satuan pendidikan
mengembangkan kurikulum operasional sekolah sesuai konteks lingkungan belajar setempat pada kelas 1, 4,
7 dan 10. (PSP Tipe 1)

Pilihan 2: Pelatihan dan/atau penerapan di tahun pertama dengan kompleksitas sederhana: satuan
pendidikan menerapkan dengan perangkat ajar yang tersedia pada kelas 1, 4, 7 dan 10. (PSP Tipe 2)

Pilihan 3: Pelatihan di tahun pertama, penerapan di tahun kedua dengan kompleksitas sederhana: satuan
pendidikan melakukan persiapan untuk penerapan dengan perangkat ajar yang tersedia pada kelas 1, 4, 7
dan 10. (PSP Tipe 3)

25
Tahapan Implementasi Kurikulum Merdeka
Penerapan kurikulum Merdeka dilakukan melalui tahapan berdasarkan kesiapan dan
penetapan target oleh satuan pendidikan.

Tahap 1 Tahap 2 Tahap 3 Kompleksitas Tahap 4 Kompleksitas


Kompleksitas Kompleksitas Dasar Sedang Tinggi
Sederhana

Melakukan pengembangan
sesuai konteks satuan Melakukan pengembangan
Mengikuti contoh Melakukan modifikasi sesuai konteks satuan
yang telah mengacu contoh yang pendidikan dengan pelibatan
warga sekolah dan masyarakat pendidikan dengan pelibatan
disediakan/ disediakan/dilatihka n warga sekolah secara luas
dilatihkan secara terbatas

26
Tahapan implementasi kurikulum Merdeka jalur mandiri Bagi
Pemerintah Daerah, Januari - Maret 2022

Tahap 1 Tahap 2 Tahap 3

Memahami Memutuskan Mempersiapkan

Dinas Pendidikan Dinas Pendidikan Daerah Dinas Pendidikan Daerah menyiapkan


mengikuti sesi diskusi
Daerah mempelajari kemudahan dan dukungan bagi sekolah
sumber belajar implementasi kurikulum
merdeka yang dipandu tim yang memutuskan melakukan
kurikulum Merdeka implementasi kurikulum merdeka
(dokumen/video) LPMP/ PAUDDASMEN
sesuai kapasitas daerah.
Dinas Pendidikan Dinas Pendidikan Daerah
Daerah mengisi angket memutuskan kemudahan Dinas Pendidikan Daerah
kebutuhan dukungan dan dukungan bagi sekolah mengkomunikasikan secara berkala
implementasi yang memutuskan tentang kesulitan dan kebutuhan
kurikulum merdeka melakukan implementasi
dukungan implementasi kurikulum
kurikulum merdeka
merdeka

27
Tahapan persiapan implementasi kurikulum Merdeka jalur mandiri Bagi satuan
pendidikan, Januari - Maret 2022

Tahap 1 Tahap 2 Tahap 3

Memahami Memutuskan Menyiapkan


Kepala Sekolah dan Kepala sekolah
Guru mengakses Kepala sekolah
menentukan dan guru
video pengenalan
kurikulum Merdeka pilihan melakukan
implementasi persiapan
Kepala Sekolah dan kurikulum mengikuti rute
Guru mengisi merdeka. belajar sesuai
angket kesiapan pilihan: pelatihan
penerapan mandiri, sumber
kurikulum merdeka belajar,
narasumber
kurikulum
merdeka &
komunitas belajar 28
Struktur yang lebih fleksibel mendorong sebagian sekolah untuk menerapkan
cara alternatif dalam mengorganisasikan pembelajaran

Hasil wawancara studi implementasi:

● Pada bulan November, pengorganisasian


pembelajaran di sekolah juga sudah lebih
beragam. Pemahaman guru terkait
keragaman karakteristik siswa juga mulai
tumbuh, yang ditandai dengan upaya guru
mengumpulkan informasi siswa.

● Meskipun adaptasi kurikulum sudah terjadi


pada sebagian besar satuan pendidikan,
namun sebagian guru dan sekolah masih
memerlukan penguatan kapasitas dalam
mengimplementasikan kurikulum merdeka,
terutama dalam memanfaatkan informasi
karakteristik keragaman peserta didik untuk
melakukan pembelajaran terdiferensiasi.

Sumber: Survei Monev Implementasi Kurikulum SP, PSKP-BSKAP, November 2021 Kementerian Pendidikan,
Kementerian Kebudayaan,
Pendidikan, Riset,
Kebudayaan, dandan
Riset, Teknologi 29 29
Teknologi 29
Proses memahami dan menerapkan kurikulum merdeka membutuhkan waktu,
namun dapat dilakukan oleh sekolah dengan beragam tingkatan.

Sumber: Survei Monev Implementasi Kurikulum SP, PSKP-BSKAP, November 2021 Kementerian Pendidikan,
Kementerian Kebudayaan,
Pendidikan, Riset,
Kebudayaan, dandan
Riset, Teknologi 30 30
Teknologi 30
Adaptasi Kurikulum Merdeka
di SD NU Al-Mustaniroh, Gresik, Jawa Timur
● Di tengah keterbatasan sarana prasarana dan pemahaman mengenai kurikulum prototipe, guru
tetap membuat modul ajar dan menerapkan di kelas. Guru menggunakan metode diskusi
kelompok, peragaan di halaman sekolah dan mulai menggunakan laptop, video, dan proyektor
dalam pengajaran.

● Siswa terlihat semangat ketika pembelajaran menggunakan proyektor untuk menyajikan materi.
Siswa juga lebih semangat melakukan pembelajaran di luar kelas dibanding di dalam kelas.

● Di kelas 1, guru menggunakan media kartu yang dibuat oleh guru untuk menjelaskan angka-
angka dan melaksanakan pembelajaran di halaman sekolah dengan menggelar tikar. Suasana pembelajaran dengan metode
diskusi kelompok di kelas 4
● Dalam pelaksanaan PSP ini, siswa terlihat tertarik dengan bahan ajarnya yang menampilkan
gambar yang menarik. Bagi siswa kelas 1 cara ini mendorong antusiasme mereka untuk
berpikir kritis mengenai gambar yang ada di bahan ajar tersebut.

“Sekolah menjadi lebih baik melalui pembelajaran-pembelajaran yang memberikan guru ruang
berinovasi. Sebenarnya di buku guru itu sudah ada petunjuk untuk melakukan apa, namun kita diberi
kebebasan untuk melakukan hal lain. Kami juga dapat menentukan metode sendiri untuk
pembelajaran”

(Wawancara Guru Ima, SD NU Al-Mustaniroh, 18/09/2021) Suasana pembelajaran


di luar ruangan pada kelas 1

Sumber: Studi Etnografi Monev PSP, PSKP-BSKAP, Sept-Nov 2021 Kementerian Pendidikan,
Kementerian Kebudayaan,
Pendidikan, Riset,
Kebudayaan, dandan
Riset, Teknologi 31 31
Teknologi 31
Penerapan Kurikulum Merdeka
di SMP Negeri 4 Poco Ranaka, Manggarai Timur
Setiap perubahan membutuhkan proses Implementasi Profil Pelajar
adaptasi. Mulanya guru mengeluhkan Pancasila mengasah kerja
perubahan menuju Sekolah Penggerak. sama dan kreativitas guru.
Mereka tampak kebingungan dengan Projek pertama yang
implementasi modul ajar dan bagaimana dilakukan SMPN 4 Poco
menyiasati program digitalisasi sekolah. Ranaka dilaksanakan
dengan menggabungkan
Namun proses adaptasi itu mengalami beberapa materi ajar
kemajuan. Sejak menjadi sekolah seperti Pendidikan
penggerak, para guru di SMPN 4 Poco Kewarganegaraan, Bahasa
Gb 1. Ruang kelas sederhana yang didesain Ranaka menjadi terbiasa dengan Indonesia, IPS, dan Seni
untuk membuat proses belajar lebih interaktif penerapan teknologi dan proses Budaya menjadi satu
kegiatan belajar mengajar menjadi lebih aktivitas yaitu berkunjung
menarik dengan berbasis diskusi. Siswa ke rumah adat.
dilatih untuk berpikir kritis dan berani
mengemukakan pendapat dalam Tokoh adat menjelaskan
menanggapi permasalahan yang dihadirkan dengan antusias bagaimana
oleh guru untuk tugas kelompok. sejarah dan budaya di Desa
Watu Lanur.
Guru terdorong lebih optimal memahami
karakteristik siswa, sehingga SMPN 4 Poco Ranaka
mengetahui bagaimana harus melaksanakan projek yang
menghadapi minat siswa yang berbeda- berbeda setiap bulan.
beda. Guru juga sering melakukan refleksi Antusiasme guru dan siswa
di ruang guru. dalam pelaksanaan projek
Gb 3. Aktivitas Projek Penguatan Profil
Pelajar Pancasila bersama guru dan Tokoh memang sangat terlihat.
Adat
Gb 2. Siswa mencari sinyal di pohon mangga
untuk mengerjakan PR yang berbasis digital

Sumber: Studi Etnografi Monev PSP, PSKP-BSKAP, Sept-Nov 2021 Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi 32
Alokasi Waktu Mata Pelajaran Kelas I

33
Alokasi Waktu Mata Pelajaran Kelas II

34
Alokasi Waktu Mata Pelajaran Kelas III - V
Alokasi Waktu Mata Pelajaran Kelas VI

36
SLIDESMANIA.C
OM

Anda mungkin juga menyukai