Panduan Asesmen
dan Pembelajaran
Pendidikan Khusus
K a t a P e n g a n t ar
Merdeka belajar menyiratkan keberpihakan yang besar kepada peserta didik. Hal ini selaras dengan
semua teori pembelajaran di mana pemahaman mengenai anak sebagai peserta didik menjadi fondasi.
Ketika peserta didik menjadi seorang pelajar yang merdeka, interaksi pendidik dan peserta didik akan
berubah, hubungan antar keduanya lebih kepada rekan atau partner. Bagi peserta didik, mereka akan
memiliki peluang untuk melakukan inisiatif, mempunyai suara dan kepemilikan pada proses
pembelajaran serta memiliki kesempatan untuk memberikan umpan balik baik kepada diri sendiri,
peserta didik lain, pendidik, dan kepada para pemangku kepentingan lainnya.
Perubahan pandangan tentang keberagaman peserta didik memunculkan pentingnya asesmen untuk
mengetahui potensi awal dan kesulitan peserta didik, yang dikenalkan dengan istilah asesmen diagnostik.
Selain asesmen diagnostik yang dilakukan di awal, juga dilakukan pada proses pembelajaran (asesmen
formatif) dan pada akhir pembelajaran (asesmen sumatif).
Memahami Pembelajaran Paradigma Baru
Kurikulum
Dengan paradigma baru ini, pembelajaran merupakan satu siklus yang Profil
Profil Pelajar
Pelajar
berawal dari asesmen diagnostik, pemetaan standar kompetensi yang Pancasila
Pancasila
mengacu pada hasil asesmen diagnostik, perencanaan dan pelaksanaan Asesmen Formatif dan
Pembelajaran
Sumatif
proses pembelajaran, serta pelaksanaan proses asesmen formatif dan
sumatif untuk memperbaiki pembelajaran sehingga peserta didik dapat Proses Asesmen Proses
Pembelajaran
mencapai kompetensi yang diharapkan.
3
Intrakurikuler
Kompetensi dan karakter yang dijabarkan
dalam Profil Pelajar Pancasila dibangun Muatan Pelajaran
dalam keseharian dan dihidupkan dalam Kegiatan/Pengalaman Belajar
diri setiap individu peserta didik melalui Program Kebutuhan Khusus.
budaya sekolah, pembelajaran
intrakurikuler, projek penguatan Profil
Pelajar Pancasila, maupun ekstrakurikuler. Beriman,
bertakwa kepada Projek Penguatan Profil
Tuhan Yang Pelajar Pancasila (SDLB-
Maha Esa,
berakhlak mulia SMALB)
Mandiri Berkebinekaan
global
Pelajar
Indonesia Projek Lintas Disiplin Ilmu yang kontekstual
dan berbasis pada kebutuhan
masyarakat/permasalahan di lingkungan
sekolah.
Bergotong
Bernalar kritis
royong
Usía
≤7 tahun ±8 tahun ±8 tahun ±9 tahun ±10 tahun ±10 tahun
Mental
a. Pengertian
1) Asesmen merupakan bagian terpadu dari proses pembelajaran, memfasilitasi pembelajaran, dan menyediakan informasi yang holistik
sebagai umpan balik untuk pendidik, peserta didik, dan orang tua, agar dapat memandu mereka dalam menentukan strategi
pembelajaran selanjutnya.
2) Asesmen dirancang dan dilakukan sesuai dengan fungsi asesmen tersebut, dengan keleluasaan untuk menentukan teknik dan waktu
pelaksanaan asesmen agar efektif mencapai tujuan pembelajaran.
3) Asesmen dirancang secara adil, proporsional, valid, dan dapat dipercaya (reliabel) untuk menjelaskan kemajuan belajar dan
menentukan keputusan tentang langkah selanjutnya.
4) Laporan kemajuan belajar dan pencapaian peserta didik bersifat sederhana dan informatif, memberikan informasi yang bermanfaat
tentang karakter dan kompetensi yang dicapai serta strategi tindak lanjutnya.
5) Hasil asesmen digunakan oleh peserta didik, pendidik, tenaga kependidikan, dan orang tua sebagai bahan refleksi untuk
meningkatkan mutu pembelajaran.
Catatan:
Dalam pelaksanaan dan pengembangan instrumen bagi peserta didik berkebutuhan
khusus (PDBK), pendidik perlu memperhatikan karakteristik dari kekhususannya
sebagai hasil dari adaptasi dan modifikasi seperti terlihat pada gambar x–z berikut:
15
Adaptasi dan modifikasi untuk
peserta didik Tunanetra Media
yang
sesuai
Gambar dua
dimensi
diganti
timbul/
Dibacakan
tactual/nara
si
Tunanetra
Gambar tiga
dimensi Hindari
diganti kata
bentuk asli visual
atau model
Optimalisasi
Catatan: indra non
Bagi PDBK Low vision visual
diupayakan untuk
memfungsikan sisa
penglihatannya secara optimal
Adaptasi dan modifikasi untuk
peserta didik Tunarungu kalimat
yang
sederhana
dan jelas
Memperhatikan
keterarah Komunikasi
wajahan dan
keterarah total
suaraan
Tunarungu
Memperhatik
an tahap Gunakan
kata-kata
penguasaan yang konkret
bahasa
Adaptasi dan modifikasi untuk
peserta didik Tunagrahita dan Autis Kalimat
soal
sederhana
dan
konkret
Bentuk
Tugas yang soal
lebih bervariasi
terperinci (instruksi
Tunagrahita
dan
dan objek)
Autis
Memantau
penyelesaian
materi
tugas konkret
Adaptasi dan modifikasi untuk
Kalimat
peserta didik Lamban Belajar dan soal
Kesulitan Belajar Spesifik sederhana
dan
Tugas konkret Pemberia
yang lebih n soal
terperinci bertahap
Lamban
Belajar
dan
Kesulitan
Bentuk
Memantau Belajar soal
penyelesaia Spesifik bervariasi
n tugas (instruksi
dan objek)
Membuat
Materi
kesepakatan
konkret
tugas
2. Pembelajaran
a. Pengertian Pembelajaran
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan
belajar.
b. Prinsip Pembelajaran
1) Prinsip Pembelajaran Umum
Pembelajaran dilaksanakan dengan mengacu pada prinsip pembelajaran sebagai berikut.
a) Pembelajaran dirancang dengan mempertimbangkan tahap perkembangan dan tingkat pencapaian peserta didik
saat ini, sesuai kebutuhan belajar, serta mencerminkan karakteristik dan perkembangan yang beragam sehingga
pembelajaran menjadi bermakna dan menyenangkan.
b) Pembelajaran dirancang dan dilaksanakan untuk membangun kapasitas untuk menjadi pembelajar sepanjang
hayat.
c) Proses pembelajaran mendukung perkembangan kompetensi dan karakter peserta didik secara holistik.
d) Pembelajaran yang relevan, yaitu pembelajaran yang dirancang sesuai konteks, lingkungan dan budaya peserta
didik, serta melibatkan orang tua dan masyarakat sebagai mitra.
e) Pembelajaran berorientasi pada masa depan yang berkelanjutan. 20
No. Prinsip Pembelajaran Hal-hal yang Perlu Dilakukan Hal-hal yang Perlu Ditinggalkan
a) Pembelajaran dirancang dengan ● Melakukan analisis terhadap kondisi, latar ● Langsung menerapkan modul ajar tanpa
mempertimbangkan tahap perkembangan belakang, tahap perkembangan dan pencapaian melihat kebutuhan peserta didik
dan tingkat pencapaian peserta didik saat peserta didik sebelumnya dan melakukan ● Mengabaikan tahap perkembangan maupun
ini, sesuai kebutuhan belajar, serta pemetaan pengetahuan yang dimiliki peserta didik
mencerminkan karakteristik dan ● Melihat tahap perkembangan sebagai kontinum sebelumnya
perkembangan yang beragam sehingga yang berkelanjutan sebagai dasar merancang ● Menyamaratakan metode pembelajaran
pembelajaran menjadi bermakna dan pembelajaran dan asesmen ● Melihat segala sesuatu dari kepentingan
menyenangkan. ● Menganalisis lingkungan sekolah, sarana dan pejabat sekolah atau pendidik
prasarana yang dimiliki peserta didik, pendidik, dan ● Pembelajaran terlalu sulit sehingga
sekolah untuk mendukung kegiatan pembelajaran. menurunkan motivasi peserta didik
● Menurunkan alur tujuan pembelajaran sesuai ● Pembelajaran terlalu mudah sehingga tidak
dengan tahap perkembangan peserta didik menantang dan membosankan
● Melihat segala sesuatu dari sudut pandang peserta
didik
b) Pembelajaran dirancang dan dilaksanakan ● Mempertimbangkan berbagai stimulus yang bisa ● Pendidik hanya selalu memberikan
untuk membangun kapasitas peserta didik digunakan dalam pembelajaran pemaparan dalam bentuk ceramah dan
untuk menjadi pembelajar sepanjang ● Memberikan kesempatan kolaborasi, memberikan instruksi tugas
hayat. pertanyaan pemantik, dan mengajarkan ● Memberikan pertanyaan selalu dalam bentuk
pemahaman bermakna soal dan dinilai benar atau salah, tanpa
● Pembelajaran yang sarat dengan umpan balik dari umpan balik
pendidik dan peserta didik ke peserta didik ● Memberikan porsi paling banyak pada
● Pembelajaran yang melibatkan peserta didik asesmen sumatif atau ujian/tes akhir
dengan menggunakan kekuatan bertanya, dengan
memberikan pertanyaan yang membangun
pemahaman bermakna
21
No. Prinsip Pembelajaran Hal-hal yang Perlu Dilakukan Hal-hal yang Perlu Ditinggalkan
c) Proses pembelajaran mendukung ● Menggunakan berbagai metode pembelajaran ● Menggunakan satu metode yang itu-itu saja
perkembangan kompetensi dan mutakhir yang mendukung terjadinya perkembangan tanpa melakukan evaluasi terhadap metode
karakter peserta didik secara holistik. kompetensi seperti belajar berbasis inkuiri, berbasis yang digunakan
projek, berbasis masalah, berbasis tantangan, dan ● Menggunakan hanya satu perspektif,
metode pembelajaran diferensiasi misalnya hanya melihat kemampuan kognitif
● Melihat berbagai perspektif yang mendukung peserta didik tanpa melihat faktor lain seperti
kognitif, sosial emosi, dan spiritual sosial emosi atau spiritual
● Melihat profil Pancasila sebagai target tecermin pada ● Melihat profil Pancasila sebagai sesuatu yang
peserta didik harus diajarkan dan dihafal
d) Pembelajaran yang relevan, yaitu ● Pembelajaran yang berhubungan dengan konteks ● Pembelajaran dengan konteks yang tidak
pembelajaran yang dirancang sesuai dunia nyata dan menjadi daya tarik peserta didik relevan dan tidak menarik untuk peserta
konteks, lingkungan dan budaya untuk belajar didik
peserta didik, serta melibatkan orang ● Melibatkan orang tua dalam proses belajar dengan ● Komunikasi dengan orang tua peserta didik
tua dan masyarakat sebagai mitra. komunikasi dua arah dan saling memberikan umpan satu arah dan hanya menagih tugas
balik ● Interaksi dengan peserta didik hanya
● Memberdayakan masyarakat sekitar sebagai memberikan dan menagih tugas
narasumber primer dan sekunder dalam proses ● Peserta didik tidak punya akses langsung
pembelajaran untuk terlibat ataupun melibatkan
masyarakat setempat
e) Pembelajaran berorientasi pada masa ● Umpan balik yang terus-menerus dari pendidik untuk ● Proses belajar bertujuan tes atau ujian akhir
depan yang berkelanjutan. peserta didik maupun dari peserta didik untuk ● Pembelajaran dengan kegiatan yang sama
peserta didik dari tahun ke tahun dengan soal tes dan ujian
● Pembelajaran yang membangun pemahaman yang sama
bermakna dengan memberi dukungan lebih banyak ● Hanya mengetes atau menilai keterampilan
di awal untuk kemudian perlahan melepas sedikit abad 21 tanpa mengajarkan keterampilannya
demi sedikit dukungan tersebut untuk akhirnya
menjadi pelajar yang mandiri dan merdeka
● Pendidik melakukan berbagai inovasi terhadap
metode dan strategi pengajarannya 22
● Mengajarkan keterampilan abad 21
2) Prinsip Pembelajaran Khusus
a) Untuk Semua Peserta didik Berkebutuhan Khusus
(2) Tunarungu
➢ Keterarahwajahan
➢ Keterarahsuaraan
➢ Teknik tangkap dan peran ganda (inter subjektivitas)
➢ Keperagaan
➢ Azas kontras
➢ Komunikasi total
➢ Konkret
➢ Aktivitas Mandiri
(3) Tunagrahita
➢ Penyederhanaan konsep
➢ Pengulangan
➢ Pembiasaan
(4) Tunadaksa
➢ Memaksimalkan anggota tubuh yang masih berfungsi dalam melakukan aktivitas
kehidupan sehari-hari
➢ Penyederhanaan konsep
➢ Pengulangan
➢ Pembiasaan
(5) Autis
➢ Keterarahwajahan
➢ Instruksi dan penjelasan sederhana dan konkret
➢ Pembelajaran dengan visualisasi
➢ Mempertimbangkan kemampuan komunikasi dan interaksi sosial
➢ Menghindari hal-hal yang memicu ledakan emosi
➢ Pengulangan
27
PERENCANAAN ASESMEN DAN
PEMBELAJARAN
Membentuk Tim Pengembang Kurikulum dan
Pembelajaran 1
Perencanaan, Pelaksanaan, serta Pengolahan
2 Identifikasi dan Asesmen Diagnostik
Menganalisis Capaian Pembelajaran (CP) untuk
Merumuskan Tujuan Pembelajaran (TP) dan Memetakan
Alur Tujuan Pembelajaran (ATP)
3
29
Strategi Membentuk Tim Pengembang Kurikulum dan Pembelajaran
Peran koordinator:
• Mengorganisasi pertemuan berkala untuk
menyusun dan mengevaluasi dokumen
1 Tentukan seorang Koordinator Kurikulum. Koordinator bisa dari wakil kepala • Mengumpulkan dokumen dan mengorganisasi
sekolah atau pendidik yang mempunyai pengalaman mengembangkan kurikulum. dalam satu folder dokumentasi
31
Pengertian Asesmen Diagnostik
Asesmen diagnostik pada pendidikan khusus sebelumnya dikenal dengan istilah asesmen. Asesmen
diagnostik harus dilakukan karena karakteristik dan jenis kebutuhan khusus yang beragam, sehingga
program pembelajaran yang dirancang sesuai dengan kondisi peserta didik.
Proses asesmen ini dilakukan untuk mencari berbagai informasi mengenai kondisi peserta didik seperti apa
yang sudah dikuasai, apa yang belum dikuasai, dan apa yang dibutuhkan. Asesmen diagnostik meliputi
kemampuan akademik dan non akademik. Asesmen akademik terkait dengan kemampuan membaca,
menulis, berhitung dan/atau materi pelajaran. Asesmen non akademik berkaitan dengan perkembangan
(seperti bahasa, sosial, emosi, dan motorik), bakat, dan minat.
Hasil dari asesmen diagnostik dijadikan dasar untuk menentukan kedudukan peserta didik
pada fase dalam CP yang sesuai dengan kemampuannya, Alur Tujuan Pembelajaran (ATP),
Modul Ajar (MA), menyusun Program Pembelajaran Individual (PPI), dan Program Kebutuhan
Khusus.
Bentuk, Tujuan, dan Pelaksanaan
Asesmen Diagnostik
Akademik
(membaca, menulis, Pengembangan
berhitung dan/atau ATP dan Modul Ajar
materi pelajaran)
Program
Pembelajaran Sesuai Kebutuhan
Asesmen (sepanjang
Diagnostik Individual
pembelajaran)
5. Membaca cerita V
sederhana
6. Melengkapi V
kalimat
5. Membaca cerita v
sederhana
Hasil Asesmen Diagnostik Non Akademik
Nama siswa : Melani
Kelas :7
Contoh 2. Hasil Asesmen diagnostik non
CP : Fase A
akademik
Aspek Motorik
Mampu Mampu
Melani saat ini sudah mampu berjalan Sub Aspek Indikator
Belum
dengan tanpa
mampu
pada garis lurus, namun saat berjalan bantuan bantuan
42
Capaian Pembelajaran (CP) adalah kompetensi pembelajaran
yang harus dicapai peserta didik pada setiap tahap
Seperti apakah standar acuan
perkembangan untuk setiap mata pelajaran pada satuan
kompetensi dalam pembelajaran
pendidikan usia dini, pendidikan dasar, dan pendidikan
paradigma baru?
menengah. Capaian pembelajaran memuat sekumpulan
kompetensi dan lingkup materi yang disusun secara
komprehensif dalam bentuk narasi. Menyesuaikan tahap
perkembangan peserta didik pemetaan capaian pembelajaran
dibagi dalam fase usia.
Usía Mental ≤7 tahun ±8 tahun ±8 tahun ±9 tahun ±10 tahun ±10 tahun
Tujuan kegiatan menganalis hasil asesmen diagnostik dan Capaian Pembelajaran (CP)
adalah untuk mendapatkan peta kompetensi yang akan menjadi rujukan pelaksanaan
pembelajaran.
Tim pengembang kurikulum dalam satuan pendidikan dapat menggunakan berbagai
strategi untuk merumuskan Tujuan Pembelajaran (TP) dan memetakan Alur Tujuan
Pembelajaran (ATP) dengan memenuhi kriteria berikut.
Untuk menyusun rencana Kriteria Tujuan Pembelajaran (TP) idealnya terdiri atas 3 komponen:
pembelajaran, jabaran ● Kompetensi yaitu kemampuan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan
kompetensi pada Capaian yang dapat didemonstrasikan oleh peserta didik yang menunjukkan peserta didik telah
Pembelajaran perlu dipetakan berhasil mencapai tujuan pembelajaran.
ke dalam tujuan pembelajaran ● Konten yaitu ilmu pengetahuan inti atau konsep utama yang perlu dipahami di akhir satu
dan alur tujuan pembelajaran. unit pembelajaran.
Peta kompetensi tersebut ● Variasi Keterampilan Berpikir yaitu tingkat kompetensi berpikir yang perlu dikuasai
kemudian digunakan sebagai peserta didik untuk dapat mencapai tujuan pembelajaran.
acuan untuk mengembangkan
perangkat ajar.
Kriteria Alur Tujuan Pembelajaran:
● Menggambarkan urutan pengembangan kompetensi yang harus dikuasai peserta
didik
● Tujuan pembelajaran dalam satu fase menggambarkan cakupan dan tahapan
pembelajaran yang linear dari awal hingga akhir fase.
● Tujuan pembelajaran pada keseluruhan fase menggambarkan cakupan dan tahapan
pembelajaran yang menggambarkan tahapan perkembangan kompetensi antar fase
dan jenjang.
Saran:
Bagaimana cara satuan pendidikan
1. Penyusunan alur tujuan pembelajaran dilakukan di tingkat
mengetahui alur tujuan pembelajaran
satuan pendidikan oleh tim pengembang kurikulum dan
yang disusun sudah memenuhi kriteria
pembelajaran.
yang ditetapkan?
2. Alur tujuan pembelajaran yang telah dipetakan, di-review
bersama di dalam tim, berdasarkan expert judgement tim
pengembang kurikulum dan pembelajaran untuk
memastikan kesesuaiannya dengan kriteria alur tujuan
pembelajaran.
3. Evaluasi pada alur tujuan pembelajaran hendaknya
dilakukan sebagai bagian dari evaluasi proses pembelajaran
secara keseluruhan.
4. Apabila teridentifikasi kendala atau ketidakefektifan dalam
pembelajaran, perbaikan yang dilakukan bisa pada
perangkat ajar, tujuan pembelajaran atau pada alur tujuan
pembelajaran.
45
Strategi 1
M e r u m u s k a n Tujuan P e m b e l a j a r a n (TP) unt uk Al u r Tujuan P e m b e l a j a r a n ( AT P )
1. Melakukan analisis CP mata pelajaran pada fase yang akan dipetakan • Dalam merumuskan tujuan pembelajaran
berdasarkan hasil asesmen diagnostik yang dilakukan oleh Tim pendidik merujuk pada kompetensi yang
Pengembang Kurikulum. tercantum pada CP.
2. Mengidentifikasi kompetensi-kompetensi di akhir fase.
3. Mengidentifikasi kompetensi-kompetensi dasar yang perlu dikuasai • Dalam merumuskan kalimat tujuan
peserta didik sebelum peserta didik mencapai kompetensi di akhir fase. pembelajaran dapat mengambil referensi dari
4. Merumuskan TP dengan mempertimbangkan kompetensi yang akan berbagai sumber atau memadukan tujuan
dicapai, konten yang akan dipelajari dan variasi keterampilan berpikir pembelajaran dari berbagai kurikulum.
apa yang perlu dikuasai peserta didik untuk mencapai tujuan
• Identifikasi dimensi Profil Pelajar Pancasila
pembelajaran.
yang mungkin terkait dengan kompetensi
5. Mengidentifikasi elemen dan atau sub-elemen Profil Pelajar Pancasila
yang ingin dicapai.
yang sesuai dengan Tujuan Pembelajaran yang dirumuskan.
6. Menyusun tujuan pembelajaran secara linear sebagaimana urutan
kegiatan pembelajaran yang dilakukan dari hari ke hari untuk
mengukur CP.
Strategi 2
• Peserta didik dapat membaca cerita pendek dengan lafal yang jelas dan intonasi yang tepat,
memperhatikan volume suara saat berbicara.
• Peserta didik dapat melengkapi cerita pendek sesuai dengan cerita yang dibacakan.
• Peserta didik dapat menceritakan pengalaman dengan runut.
Catatan:
● Kata kerja yang menunjukkan keterampilan/aksi
● Konten yang dipelajari
● Variasi luaran yang dihasilkan
M e r a n c a n g Alur Tujuan P e m b e l a j a r a n ( AT P )
50
Contoh Hasil P e m e ta an CP ke d a l a m TP d a n ATP
Asesmen Capaian
Tujuan P e m b e l a j a r a n Alur Tujua
Diagnostik Pembelajaran Pembelajar
Bahasa Indonesia Fase A: Kelas 1 Fase A
Kesimpulan Asesmen dan 2
Alur Tujuan
Kelas 1 Kelas 2
Diagnostik Usia mental ≤ 7 Tahun 1.1 Menirukan ucapan atau 2.1 Melafalkan atau
mengisyaratkan kata-kata yang mengisyaratkan kata dari
diucapkan pendidik dengan
Pada akhir fase A, peserta didik mampu kartu kata dan gambar yang
Tunagrahita. Dapat
berdasarkan gambar yang benda yang ada di sekitar
bantuan gambar. Peserta didik mampu melafalkan ditunjukkan oleh pendidik dengan
kelas
bicara dengan jelas. kata dan dapat dipahami, bertanya jawab benar
dalam membaca pola udara, menebalkan huruf, menyalin huruf, 1.4 Menceritakan kembali isi teks 2.4 Menceritakan isi teks cerita bergambar
menyalin suku kata dan kata sederhana. Alur tersebut dilakukan
kata KV-KV. cerita bergambar sederhana
dengan bahasanya sendiri
dengan bahasa yang dikuasai dibantu
dengan isyarat Fase F
dibantu dengan isyarat
Menyebutkan makna kata- Mengulang kembali Mengidentifikasi tokoh Mengidentifikasi bagian- Menemukan potongan Menemukan gagasan
kata baru dalam konteks informasi dari teks cerita dalam cerita bagian dalam surat teks wawancara dalam pikiran dari teks aural dan
kalimat sederhana dengan pengalaman. berdasarkan teks cerita pribadi. paragraf naratif. visual.
gambar. sederhana dengan
bantuan gambar.
Menyebutkan makna kata- Menjelaskan kembali Menceritakan kembali isi Membuat surat pribadi Mengidentifikasi ide pokok Mengembangkan gagasan
kata baru dalam konteks informasi dari teks cerita cerita sesuai dengan sesuai dengan bagian- teks wawancara. pikiran teks aural dan
kalimat sederhana tanpa pengalaman dengan teks cerita sederhana bagian surat dengan visual ke dalam 2 kalimat
gambar. bahasa sendiri. dengan bahasa menggunakan bahasa sederhana.
sederhana. sederhana.
1. Tujuan pembelajaran yang sudah menjadi Alur Tujuan Pembelajaran dianalisis kembali untuk
melihat dimensi, elemen, dan sub-elemen profil pelajar Pancasila.
2. Pastikan bahwa TP yang akan digunakan dalam MA selaras dengan dimensi, elemen dan sub-
elemen profil pelajar Pancasila yang dituju, dan sesuai dengan karakter atau domain mata
pelajaran terkait.
3. Tidak semua dimensi profil pelajar Pancasila harus ada di dalam satu MA, pastikan dimensi yang
dituju adalah dimensi yang menjadi fokus dari TP dalam MA.
4 Program Pembelajaran Individual
54
Program Pembelajaran Individual (PPI)
Setelah mendapatkan kekuatan, kelemahan, dan kebutuhan peserta didik berdasarkan hasil
asesmen, maka selanjutnya pengembangan program pembelajaran individual.
Setiap peserta didik berkebutuhan khusus memiliki kekuatan, kelemahan, dan kebutuhan yang
berbeda. Program Pembelajaran Individual merupakan salah satu bentuk layanan pendidikan
bagi peserta didik berkebutuhan khusus untuk mengakomodasi perbedaan tersebut.
Program ini disusun dengan mempertimbangkan kemampuan dan kebutuhan peserta didik
sehingga memungkinkan mereka dapat belajar dengan optimal dan menguasai tingkat materi
tertentu yang telah ditetapkan.
Pendidik dapat menyusun Program Pembelajaran Individu (PPI) dengan menuangkan komponen
PPI, sebagai berikut:
61
• Modul ajar merupakan perencanaan pembelajaran yang Catatan: pendidik dan satuan pendidikan dapat menggunakan
disusun sesuai dengan fase atau tahap perkembangan berbagai strategi untuk mengembangkan modul ajar selama
peserta didik, mempertimbangkan apa yang akan dipelajari modul ajar yang dikembangkan dipastikan memenuhi kriteria
dengan tujuan pembelajaran, dan berbasis perkembangan berikut.
jangka panjang. Modul ajar dikembangkan berdasarkan alur Kriteria yang harus dimiliki oleh modul ajar adalah:
dan tujuan pembelajaran. 1. Esensial: Pemahaman konsep dari setiap mata pelajaran
melalui pengalaman belajar dan lintas disiplin.
2. Menarik, bermakna, dan menantang: Menumbuhkan minat
• Pendidik memiliki kemerdekaan untuk membuat sendiri,
untuk belajar dan melibatkan peserta didik secara aktif dalam
memilih, dan memodifikasi modul ajar yang tersedia sesuai
proses belajar. Berhubungan dengan pengetahuan dan
dengan konteks, karakteristik, serta kebutuhan peserta
didiknya. Pemerintah menyediakan beragam modul ajar untuk pengalaman yang dimiliki sebelumnya, sehingga tidak terlalu
membantu pendidik yang membutuhkan referensi atau kompleks, namun juga tidak terlalu mudah untuk tahap
inspirasi dalam pengajaran. usianya.
3. Relevan dan kontekstual: Berhubungan dengan pengetahuan
dan pengalaman yang dimiliki sebelumnya, dan sesuai dengan
• Tujuan: konteks di waktu dan tempat peserta didik berada.
Menyusun dokumen yang mendeskripsikan perencanaan 4. Berkesinambungan: Keterkaitan alur kegiatan pembelajaran
pembelajaran sebagai panduan bagi pendidik dalam sesuai dengan fase belajar peserta didik.
melaksanakan pembelajaran sesuai dengan alur tujuan
pembelajaran.
Komponen Modul Ajar
Modul ajar dilengkapi dengan komponen yang menjadi dasar dalam proses penyusunannya serta dibutuhkan
untuk kelengkapan pelaksanaan pembelajaran. Modul ajar umumnya memiliki komponen sebagai berikut.
Tidak semua komponen di atas wajib tercantum dalam modul ajar yang dikembangkan oleh pendidik.
Pendidik di satuan pendidikan diberi kebebasan untuk mengembangkan komponen dalam modul ajar sesuai
dengan konteks lingkungan dan kebutuhan belajar peserta didik.
Strategi M e n g e m b a n g k a n M o d u l Aj a r ( M A)
9. Persiapkan lembar belajar, materi belajar, dan media belajar sesuai dengan Lembar belajar adalah lembar yang bisa
kesiapan, minat, dan profil belajar peserta didik. dipergunakan sebagai lembar refleksi, lembar grafik
organisasi, lembar kerja, maupun soal.
10. Lampirkan instrumen asesmen seperti ceklis, rubrik atau lembar observasi yang
dibutuhkan.
11. Periksa kembali kelengkapan komponen modul ajar.
STRATEGI 1
Strategi M e n g e m b a n g k a n M o d u l Aj a r ( M A)
Menyusun modul
pendidik dapat menentukan ajar berdasarkan
Mengelaborasi kegiatan komponen-komponen yang
Evaluasi dan pembelajaran sesuai esensial sesuai dengan komponen-
Pengembangan Modul siap dengan komponen kebutuhan pembelajaran komponen yang
Modul digunakan esensial ditentukan
STR ATEGI 2
Contoh Cuplikan M o d u l A j a r u n t u k K e l a s 7 F a s e D
Profil Pelajar Pancasila: Asesmen Sumatif:
● Bernalar kritis
● M a n d ir i
Peserta didik mampu membaca Apakah kamu pernah membaca cerita pendek?
isi cerita, melengkapi cerita, dan Aktivitas 1: Bersama-sama menjawab pertanyaan pemantik.
TP Aktivitas 2: Peserta didik mendengarkan pendidik membacakan
• Peserta didik dapat membaca cerita menceritakan pengalaman
cerita pendek.
pendek dengan lafal yang jelas dan sederhana. Aktivitas 3: Peserta didik membaca cerita dengan lafal dan
intonasi yang tepat, memperhatikan
intonasi yang tepat.
volume suara saat berbicara.
• Peserta didik dapat melengkapi kalimat Indikator asesmen sumatif: Apa saja yang kamu ingat dari cerita tadi?
sesuai dengan cerita yang dibacakan.
• Peserta didik dapat menceritakan
• Membaca cerita pendek dengan Aktivitas 4: Bersama-sama menjawab pertanyaan pemantik.
Aktivitas 5: Peserta didik menjawab secara lisan pertanyaan
pengalamannya dengan runut. lafal yang jelas dan intonasi pada lembar kerja: melengkapi kalimat sesuai dengan cerita
yang tepat, memperhatikan yang dibacakan pendidik.
Aktivitas 6: Peserta didik mengerjakan lembar kerja: melengkapi
volume suara saat berbicara. kalimat sesuai dengan cerita secara mandiri.
• Melengkapi kalimat sesuai
Apa pengalaman kamu yang paling menyenangkan?
dengan cerita yang dibacakan. Aktivitas 7: Bersama-sama menjawab pertanyaan pemantik.
• Menceritakan pengalaman Aktivitas 8: Peserta didik mendengarkan pendidik bercerita
mengenai pengalamannya secara runut.
dengan runut. Aktivitas 9: Peserta didik menceritakan pengalamannya dengan
runut.
Kesimpulan Asesmen Diagnostik
68
a. Fungsi Asesmen Formatif dan Sumatif
Fungsi asesmen mencakup: asesmen sebagai proses pembelajaran (assessment as learning), asesmen
untuk proses pembelajaran (assessment for learning), dan asesmen pada akhir proses pembelajaran
(assessment of learning).
Selama ini pelaksanaan asesmen cenderung berfokus pada asesmen sumatif yang dijadikan acuan
untuk mengisi laporan hasil belajar. Hasil asesmen belum dimanfaatkan sebagai umpan balik untuk
perbaikan pembelajaran.
Pada pembelajaran paradigma baru, pendidik diharapkan lebih berfokus pada asesmen formatif
dibandingkan sumatif dan menggunakan hasil asesmen formatif untuk perbaikan proses pembelajaran
yang berkelanjutan, sebagaimana ditunjukkan dalam gambar di bawah ini.
69
Jenis asesmen berdasarkan fungsinya:
71
72
Salah satu contoh penerapakan asesmen formatif adalah asesmen diri (self assessment) dan asesmen antarteman (peer
assessment). Asesmen ini berfungsi sebagai bahan refleksi diri yang nantinya dapat digunakan oleh pendidik sebagai
data/informasi untuk mengonfirmasi capaian hasil belajar peserta didik.
Catatan:
Pendidik mengarahkan peserta didik untuk mengisi asesmen diri dan asesmen antarteman. Adakalanya pendidik perlu
menyederhanakan bahasa sehingga peserta didik dapat lebih mudah memahami maksud indikator dalam asesmen ini.
Contoh Asesmen Diri (Self Assessment) Contoh Asesmen Antarteman (Peer Assessment)
Asesmen diri terhadap kompetensi membaca cerita Tugas Membaca Cerita Pendek
pendek dengan lafal yang jelas dan intonasi yang tepat,
memperhatikan volume suara saat berbicara. Nama Penilai:
Nama Teman yang dinilai:
Bagaimana cara saya membaca cerita?
Centang yang menurutmu sesuai:
Centang yang menurutmu sesuai:
Membaca sampai selesai
Suara keras
Saya membaca dengan suara keras
73
b. Paradigma Asesmen
Perencanaan dan pelaksanaan asesmen formatif dan sumatif memperhatikan beberapa hal sebagai berikut:
74
Ide-ide Penerapan Pola Pikir Bertumbuh (Growth Mindset)
a. Kesalahan dalam belajar itu wajar. b. Belajar bukan tentang kecepatan, c. Ekspektasi pendidik yang positif
Jika diterima, dikomunikasikan, dan tetapi tentang pemahaman, penalaran, tentang kemampuan peserta didik akan
dicarikan jalan keluar, maka kesalahan penerapan, serta kemampuan menilai dan sangat memengaruhi performa peserta
akan menstimulasi perkembangan otak berkarya secara mendalam. didik.
peserta didik.
d. S etiap peserta didik unik, memiliki e. Pengondisian lingkungan belajar f. Melatih dan membiasakan peserta
peta jalan belajar yang berbeda, dan tidak (fisik dan psikis) di sekolah dan rumah didik untuk melakukan asesmen diri (self
perlu dibandingkan dengan teman- akan memengaruhi pencapaian hasil assessment), asesmen antarteman (peer
temannya. belajar. assessment), refleksi diri, dan pemberian
umpan balik antarteman (peer feedback).
g. Apresiasi/pesan/umpan balik yang tepat berpengaruh pada motivasi belajar peserta didik. Pemberian umpan balik dilakukan
dengan mendeskripsikan usaha terbaik untuk menstimulasi pola pikir bertumbuh, memotivasi peserta didik, dan membangun
kesadaran pemangku kepentingan bahwa proses pencapaian tujuan pembelajaran lebih diutamakan dibandingkan dengan hasil akhir.
75
Salah satu acuan dalam memberikan umpan balik dapat menggunakan
Bentuk U m p a n Balik Asesmen
tangga umpan balik (Ladder of Feedback) di bawah ini.
APRESIASI
Pujian atas usaha yang
dilakukan
NILAI
Berikan komentar atas
kekuatan yang terlihat
Teknik Asesmen
Observasi Peserta didik diamati secara berkala, dengan fokus secara keseluruhan maupun
individu. Observasi bisa dilakukan dalam tugas atau aktivitas rutin/harian.
Performa Asesmen performa bisa melakukan praktik, menghasilkan produk, melakukan projek,
dan membuat portofolio.
Tes Tertulis/Lisan Bentuk tes tertulis/lisan dan kuis adalah bentuk yang paling dikenal dari teknik
asesmen ini.
d ) Keleluasaan d a l a m M e n g g u n a k a n Instrumen Asesmen
Pendidik diberikan keleluasaan dalam merencanakan dan menggunakan instrument asesmen dengan menyesuaikan
teknik asesmen yang digunakan.
e)
f) Keleluasaan dalam Mengolah Hasil Asesmen
Mengapa satuan pendidikan diberikan Pengolahan hasil asesmen dilakukan dengan memanfaatkan hasil formatif dan
keleluasaan dalam mengolah hasil sumatif. Terdapat 2 jenis data yaitu data hasil asesmen yang berupa angka
asesmen? (kuantitatif) serta data hasil asesmen yang berupa narasi (kualitatif).
● Memperoleh informasi hasil belajar yang telah dicapai oleh peserta didik
dalam kurun waktu tertentu yang akan disajikan pada laporan kemajuan
Penjelasan mengenai alternatif strategi belajar.
dan contoh pengolahan hasil asesmen ● Memetakan kekuatan dan kelemahan peserta didik untuk selanjutnya
dijelaskan pada halaman 67-78. digunakan sebagai dasar pemberian umpan balik.
85
g) Keleluasaan dalam Menentukan Kriteria Kenaikan Kelas
86
Contoh 1 (Nama Peserta Didik: Edi, kelas 7, Fase D)
Perencanaan dan Pelaksanaan Asesmen Formatif dan Sumatif
Gunakan alur tujuan pembelajaran yang telah disusun, kemudian identifikasi tujuan pembelajaran yang menjadi
1 kompetensi yang diinginkan → misalnya menyajikan, menggeneralisasi, membandingkan, memperkirakan,
mengukur, mengobservasi dan lain-lain.
• Peserta didik dapat membaca cerita pendek dengan lafal yang jelas dan intonasi yang tepat,
memperhatikan volume suara saat berbicara.
Profil Pelajar Pancasila:
● Bernalar kritis
Capaian ● Mandiri
● Peserta didik dapat melengkapi kalimat sesuai dengan cerita yang dibacakan.
Pembelajaran
87
Identifikasi bentuk asesmen yang hendak dilakukan untuk mengukur pembelajaran Tujuan Pembelajaran yang tertera, dapat
2 secara formatif maupun sumatif. diturunkan ke dalam beberapa aktivitas
pembelajaran sebagai berikut:
melengkapi kalimat sesuai dengan cerita yang dibacakan Aktivitas 3 (Kinerja) Contoh 1
Formatif
Mengerjakan lembar kerja: melengkapi kalimat dilakukan setiap
sesuai dengan cerita secara mandiri. aktivitas
pembelajaran
88
Buat instrumen asesmen formatif dan sumatif bersamaan dengan menyusun modul ajar.
3
Jika asesmen berupa kinerja, pendidik dapat membuat instrumen dalam bentuk rubrik seperti
berikut:
Skor
Indikator
1 2 3 4
Membaca cerita pendek Belum mampu melakukan Mampu melakukan satu Mampu melakukan dua Mampu melakukan tiga
dengan lafal yang jelas dan tiga kompetensi yaitu: dari tiga kompetensi dari tiga kompetensi kompetensi yaitu:
intonasi yang tepat, - lafal yang jelas - lafal yang jelas
Memperhatikan volume suara
- intonasi yang tepat - intonasi yang tepat
saat berbicara.
.
- volume suara saat - volume suara saat
berbicara berbicara
Bercerita mengenai Belum mampu bercerita dan Bercerita dengan bahasa Bercerita dengan bahasa Bercerita dengan bahasa
pengalaman dengan runut. memerlukan bantuaan yang cukup lugas, masih yang lugas, cukup runut, dan yang sangat lugas, runut, dan
pendidik saat berbicara terbata-bata, kurang runut, tanpa bantuan siapa pun tanpa bantuan siapa pun
dan memerlukan bantuan
kata pemantik dari pendidik
Skor minimal : 2
Nilai asesmen kinerja yang diperoleh dapat dihitung dengan cara:
Skor maksimal : 8 Skor yg diperoleh/skor maksimal x 100 89
Jika asesmen berupa tes, pendidik menyusun perangkat tes dengan
disertai pedoman penskoran.
Contoh soal asesmen berupa tes:
Soal 5 1
Pemberian skor dilakukan dengan mempertimbangkan bentuk soal dan
kompleksitas soal tes yang diberikan.
91
4 Pelaksanaan Asesmen Formatif dan Sumatif
92
5 Mengolah Hasil Asesmen
93
Mengolah Beberapa Hasil Formatif Berupa Angka dan Seluruh
Sumatif untuk Dijadikan Nilai Rapor.
94
Hasil Asesmen Formatif
Nama: Edi Mata Pelajaran: Bahasa Indonesia
Kelas: 7 Fase: D
Formatif
Tujuan Pembelajaran Nilai Deskripsi Tindak lanjut
Ke-
Mampu membaca dengan intonasi yang • Lanjut ke TP
tepat dan memperhatikan volume suara saat berikutnya
berbicara.
Membaca cerita pendek dengan • Memerlukan latihan
Kurang mampu melafalkan dengan jelas
lafal yang jelas dan intonasi yang dalam pelafalan
1 80 kalimat yang dibacanya.
tepat, memperhatikan volume
suara saat berbicara Beberapa kata dilafalkan tidak jelas dan tidak • Ukuran huruf pada
dipahami maksudnya. Beberapa kali, ia bacaan diperbesar
membaca terbata-bata dan mendekatkan
matanya ke buku bacaan.
Cukup mampu melengkapi kalimat sesuai Lanjut ke TP berikutnya
Melengkapi kalimat sesuai dengan
2 80 cerita yang dibacakan. Pada 2 dari 5 soal
cerita yang dibacakan
masih membutuhkan arahan dari pendidik.
Bercerita dengan bahasa yang cukup lugas, • Mengulang TP
masih terbata-bata, kurang runut, dan • Butuh bantuan foto
Menceritakan pengalaman dengan
3 60 memerlukan bantuan kata pemantik dari pengalamannya
runut
pendidik.
Kelas: 7 Fase: D
Sumatif
Tujuan Pembelajaran Nilai Deskriptif Saran
ke-
Membaca cerita pendek dengan Mampu membaca dengan intonasi yang Meningkatkan daya tahan
lafal yang jelas dan intonasi yang tepat dan memperhatikan volume suara saat untuk menyimak ceita, di
tepat, memperhatikan volume berbicara. Kejelasan dalam melafalkan kata antaranya dengan latihan
suara saat berbicara lebih meningkat. fokus perhatian melalui
1 75 aktivitas fisik motorik terarah.
Melengkapi kalimat sesuai Masih memerlukan arahan pendidik dalam
dengan cerita yang dibacakan melengkapi kalimat sesuai cerita yang
dibacakan.
Bercerita dengan bahasa yang cukup lugas. Berlatih komunikasi dua arah,
Masih memerlukan kata pemantik dari menceritakan aktivitas sehari-
Menceritakan pengalaman pendidik untuk menceritakan hari dan melakukan tanya
2 75
dengan runut pengalamannya secara runut. jawab dengan pendidik, orang
tua, atau orang dewasa di
sekitarnya.
Rata-rata nilai sumatif 75
Nama: Edi Mata Pelajaran: Bahasa Indonesia
Kelas: 7 Fase: D
Rata-rata Rata-rata
Nilai Nilai NA Capaian Kompetensi Saran
Formatif Sumatif
Menunjukkan kemampuan dalam membaca dengan Meningkatkan daya tahan untuk menyimak cerita,
intonasi yang tepat dan memperhatikan volume suara di antaranya dengan latihan fokus perhatian
saat berbicara. Kejelasan dalam melafalkan kata lebih melalui aktivitas fisik motorik terarah.
meningkat. Cukup mampu melengkapi kalimat sesuai
cerita yang dibacakan dengan arahan pendidik. Berlatih komunikasi dua arah, menceritakan
73 75 74
Manunjukkan kemampuan dalam bercerita dengan aktivitas sehari-hari dan melakukan tanya jawab
bahasa yang cukup lugas, memerlukan kata pemantik dengan pendidik, orang tua, atau orang dewasa di
dari pendidik untuk menceritakan pengalamannya secara sekitarnya.
runut.
Catatan: pendidik diberikan keleluasaan untuk mengadopsi dan mengadaptasi dalam mengembangkan format pengolahan hasil asesmen.
7 Pelaporan Kemajuan Belajar
98
BENTUK PELAPORAN KEMAJUAN
Bagaimana sekolah dapat memilih untuk melaporkan kemajuan belajar? BELAJAR YANG EFEKTIF
99
Berbagai bentuk pelaporan yang bisa menjadi pilihan lain selain rapor adalah sebagai berikut:
Portofolio
Tujuan dari portofolio adalah
sebagai dokumentasi dari hasil karya
peserta didik. Isi portofolio adalah
hasil karya peserta didik yang dipilih
oleh peserta didik, berdasarkan hasil
diskusi dengan pendidik. Portofolio
bisa berupa foto, video, infografik,
poster atau karya apa pun yang
bukan berupa lembar soal-jawaban.
101
Pameran Karya
Gambar 11. Contoh Kegiatan Pameran Karya (Sumber foto: SLBN 5 Jakarta, dan SDS Pantara)
102
Laporan Hasil Belajar (Rapor)
Laporan hasil belajar merupakan laporan keseluruhan dari proses dan akhir pembelajaran. Laporan hasil belajar merupakan hasil dari
analisis pendidik terhadap perkembangan belajar peserta didik. Laporan hasil belajar biasanya diberikan di akhir semester dan akhir tahun
ajaran. Sekolah menentukan format laporan hasil belajar sesuai dengan kebutuhan, fungsi, nilai, dan budaya masing-masing sekolah.
Yang perlu diperhatikan dalam melaporkan hasil belajar: Yang sebaiknya dihindari:
● Menyertakan kriteria pencapaian dalam bentuk ● Merekayasa hasil tanpa adanya bukti perkembangan
kalimat deskriptif. pembelajaran.
● Menyeluruh, jujur, adil, dan dapat ● Bahasa yang kompleks dan terlalu ilmiah.
dipertanggungjawabkan. ● Penggunaan kata atau kalimat negatif.
● Jelas dan mudah dipahami oleh semua pihak. ● Menilai dengan skor atau angka tanpa deskripsi
● Laporan hasil belajar hendaknya menyertakan bukti kriteria.
dari pembelajaran, yaitu portofolio peserta didik dan
bentuk pelaporan selain tertulis seperti diskusi atau
konferensi tiga arah.
● Menjelaskan umpan balik yang harus dilakukan
berikutnya.
103
Format Laporan Hasil Belajar (Rapor)
Nilai
No. Mata Pelajaran Capaian Kompetensi
Akhir
3. Bahasa Indonesia Menunjukkan kemampuan dalam membaca dengan intonasi yang tepat dan
memperhatikan volume suara saat berbicara. Kejelasan dalam melafalkan kata
lebih meningkat. Cukup mampu melengkapi kalimat sesuai cerita yang
dibacakan, dengan arahan guru. Manunjukkan kemampuan dalam bercerita
dengan bahasa yang cukup lugas, memerlukan kata pemantik dari guru untuk
74 menceritakan pengalamannya secara runut.
1. Pramuka
Baik, mampu menerapkan Dwi Darma maupun Dasa Darma, cakap memahami
2. Sepak Bola
Baik, menguasai teknik dasar dribbling dan passing serta mampu bekerja
dst. ...
Sakit … hari
Izin … hari
105
8 Evaluasi Program Pembelajaran
Melakukan refleksi terhadap perencanaan program pembelajaran
1
107