Anda di halaman 1dari 108

5 Agustus 2021

Panduan Asesmen
dan Pembelajaran
Pendidikan Khusus
K a t a P e n g a n t ar
Merdeka belajar menyiratkan keberpihakan yang besar kepada peserta didik. Hal ini selaras dengan
semua teori pembelajaran di mana pemahaman mengenai anak sebagai peserta didik menjadi fondasi.
Ketika peserta didik menjadi seorang pelajar yang merdeka, interaksi pendidik dan peserta didik akan
berubah, hubungan antar keduanya lebih kepada rekan atau partner. Bagi peserta didik, mereka akan
memiliki peluang untuk melakukan inisiatif, mempunyai suara dan kepemilikan pada proses
pembelajaran serta memiliki kesempatan untuk memberikan umpan balik baik kepada diri sendiri,
peserta didik lain, pendidik, dan kepada para pemangku kepentingan lainnya.

Di dalam perancangan pembelajaran, pendidik memiliki peran sebagai perancang pembelajaran.


Pendidik harus melakukan asesmen diagnostik. Hasil asesmen diagnostik tersebut digunakan untuk:
1. merencanakan pembelajaran,
2. mengembangkan Alur Tujuan Pembelajaran (ATP) dan Modul Ajar (MA),
3. melaksanakan pembelajaran dan asesmen formatif untuk memberikan umpan balik, dan
4. menindaklanjuti hasil asesmen untuk perbaikan pembelajaran.

Perubahan pandangan tentang keberagaman peserta didik memunculkan pentingnya asesmen untuk
mengetahui potensi awal dan kesulitan peserta didik, yang dikenalkan dengan istilah asesmen diagnostik.
Selain asesmen diagnostik yang dilakukan di awal, juga dilakukan pada proses pembelajaran (asesmen
formatif) dan pada akhir pembelajaran (asesmen sumatif).
Memahami Pembelajaran Paradigma Baru
Kurikulum

Apakah pembelajaran paradigma baru? Tujuan


Pembelajaran

Pembelajaran paradigma baru memastikan praktik pembelajaran


berpusat pada peserta didik.

Dengan paradigma baru ini, pembelajaran merupakan satu siklus yang Profil
Profil Pelajar
Pelajar
berawal dari asesmen diagnostik, pemetaan standar kompetensi yang Pancasila
Pancasila
mengacu pada hasil asesmen diagnostik, perencanaan dan pelaksanaan Asesmen Formatif dan
Pembelajaran
Sumatif
proses pembelajaran, serta pelaksanaan proses asesmen formatif dan
sumatif untuk memperbaiki pembelajaran sehingga peserta didik dapat Proses Asesmen Proses
Pembelajaran
mencapai kompetensi yang diharapkan.

Pembelajaran paradigma baru memberikan keleluasaan bagi pendidik


untuk merumuskan rancangan pembelajaran dan asesmen sesuai
dengan karakteristik dan kebutuhan peserta didik.

Pada pembelajaran paradigma baru, Profil Pelajar Pancasila berperan


menjadi penuntun arah yang memandu segala kebijakan dan pembaharuan Gambar 1.
dalam sistem pendidikan Indonesia, termasuk pembelajaran dan asesmen. Siklus Pengembangan Pembelajaran Pendidikan Khusus pada
Pembelajaran Paradigma Baru

3
Intrakurikuler
Kompetensi dan karakter yang dijabarkan
dalam Profil Pelajar Pancasila dibangun Muatan Pelajaran
dalam keseharian dan dihidupkan dalam Kegiatan/Pengalaman Belajar
diri setiap individu peserta didik melalui Program Kebutuhan Khusus.
budaya sekolah, pembelajaran
intrakurikuler, projek penguatan Profil
Pelajar Pancasila, maupun ekstrakurikuler. Beriman,
bertakwa kepada Projek Penguatan Profil
Tuhan Yang Pelajar Pancasila (SDLB-
Maha Esa,
berakhlak mulia SMALB)
Mandiri Berkebinekaan
global

Pelajar
Indonesia Projek Lintas Disiplin Ilmu yang kontekstual
dan berbasis pada kebutuhan
masyarakat/permasalahan di lingkungan
sekolah.

Bergotong
Bernalar kritis
royong

Budaya Sekolah Kreatif

Iklim sekolah, kebijakan, pola interaksi


Ekstrakurikuler
dan komunikasi, serta norma yang
berlaku di sekolah. Kegiatan untuk mengembangkan
minat dan bakat.

Gambar 3. Penerapan Profil Pelajar Pancasila di Satuan 8


Pendidikan
C. Alur tujuan pembelajaran dan modul ajar sebagai dokumen rencana pembelajaran
Capaian Pembelajaran ditetapkan oleh pemerintah, merupakan kompetensi
pembelajaran yang harus dicapai peserta didik pada setiap tahap
Capaian Pembelajaran perkembangan untuk setiap mata pelajaran pada satuan pendidikan usia dini,
pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Capaian pembelajaran memuat
sekumpulan kompetensi dan lingkup materi yang disusun secara komprehensif
dalam bentuk narasi.
Pemetaan capaian pembelajaran dibagi dalam fase usia dengan menyesuaikan
usia mental.

Fase Fase A Fase B Fase C Fase D Fase E Fase F


Jenjang SMA
SD (1-2) SD (3-4) SD (5-6) SMP (7-9) SMA (10)
/ Kelas (11-12)

Usía
≤7 tahun ±8 tahun ±8 tahun ±9 tahun ±10 tahun ±10 tahun
Mental

Kurikulum operasional di satuan pendidikan memuat seluruh rencana proses


belajar yang diselenggarakan di satuan pendidikan sebagai pedoman seluruh
penyelenggaraan pembelajaran. Untuk menjadikannya bermakna, kurikulum
Kurikulum Operasional operasional satuan pendidikan dikembangkan sesuai dengan konteks dan
kebutuhan peserta didik dan satuan pendidikan.
10
Projek Penguatan
CP Profil Pelajar
Pancasila
1. Asesmen

a. Pengertian

Asesmen adalah suatu prosedur sistematis dan komprehensif yang


mencakup kegiatan mengumpulkan, menganalisis, serta menginterpretasikan
informasi yang dapat digunakan untuk membuat pertimbangan dan
keputusan yang akan digunakan dalam pembelajaran (Lerner, 1988; Smith,
2002).
b. Model Asesmen
1) Diagnostik
Asesmen diagnostik dilakukan untuk mencari berbagai informasi
mengenai apa yang sudah dikuasai, apa yang belum dikuasai, dan
apa yang dibutuhkan oleh peserta didik.
2) Formatif
Asesmen formatif sebagai tugas yang dikerjakan oleh peserta
didik selama proses pembelajaran agar peserta didik memperoleh
umpan balik dari pendidik secara berkala dan berkelanjutan untuk
memperbaiki capaian belajarnya.
3) Sumatif
Asesmen sumatif dilaksanakan pada akhir satu lingkup materi,
akhir semester, dan pada akhir fase. Pada akhir satu lingkup
materi, sifatnya keharusan. Sementara pada akhir semester,
sifatnya opsional, jika satuan pendidikan merasa perlu
mengonfirmasi hasil sumatif akhir lingkup materi untuk
mendapatkan data yang lebih lengkap.
c. Prinsip Asesmen

1) Asesmen merupakan bagian terpadu dari proses pembelajaran, memfasilitasi pembelajaran, dan menyediakan informasi yang holistik
sebagai umpan balik untuk pendidik, peserta didik, dan orang tua, agar dapat memandu mereka dalam menentukan strategi
pembelajaran selanjutnya.
2) Asesmen dirancang dan dilakukan sesuai dengan fungsi asesmen tersebut, dengan keleluasaan untuk menentukan teknik dan waktu
pelaksanaan asesmen agar efektif mencapai tujuan pembelajaran.
3) Asesmen dirancang secara adil, proporsional, valid, dan dapat dipercaya (reliabel) untuk menjelaskan kemajuan belajar dan
menentukan keputusan tentang langkah selanjutnya.
4) Laporan kemajuan belajar dan pencapaian peserta didik bersifat sederhana dan informatif, memberikan informasi yang bermanfaat
tentang karakter dan kompetensi yang dicapai serta strategi tindak lanjutnya.
5) Hasil asesmen digunakan oleh peserta didik, pendidik, tenaga kependidikan, dan orang tua sebagai bahan refleksi untuk
meningkatkan mutu pembelajaran.

Catatan:
Dalam pelaksanaan dan pengembangan instrumen bagi peserta didik berkebutuhan
khusus (PDBK), pendidik perlu memperhatikan karakteristik dari kekhususannya
sebagai hasil dari adaptasi dan modifikasi seperti terlihat pada gambar x–z berikut:

15
Adaptasi dan modifikasi untuk
peserta didik Tunanetra Media
yang
sesuai
Gambar dua
dimensi
diganti
timbul/
Dibacakan
tactual/nara
si

Tunanetra

Gambar tiga
dimensi Hindari
diganti kata
bentuk asli visual
atau model
Optimalisasi
Catatan: indra non
Bagi PDBK Low vision visual
diupayakan untuk
memfungsikan sisa
penglihatannya secara optimal
Adaptasi dan modifikasi untuk
peserta didik Tunarungu kalimat
yang
sederhana
dan jelas

Memperhatikan
keterarah Komunikasi
wajahan dan
keterarah total
suaraan
Tunarungu

Memperhatik
an tahap Gunakan
kata-kata
penguasaan yang konkret
bahasa
Adaptasi dan modifikasi untuk
peserta didik Tunagrahita dan Autis Kalimat
soal
sederhana
dan
konkret

Bentuk
Tugas yang soal
lebih bervariasi
terperinci (instruksi
Tunagrahita
dan
dan objek)
Autis

Memantau
penyelesaian
materi
tugas konkret
Adaptasi dan modifikasi untuk
Kalimat
peserta didik Lamban Belajar dan soal
Kesulitan Belajar Spesifik sederhana
dan
Tugas konkret Pemberia
yang lebih n soal
terperinci bertahap

Lamban
Belajar
dan
Kesulitan
Bentuk
Memantau Belajar soal
penyelesaia Spesifik bervariasi
n tugas (instruksi
dan objek)

Membuat
Materi
kesepakatan
konkret
tugas
2. Pembelajaran
a. Pengertian Pembelajaran
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan
belajar.

UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

Apa yang perlu diperhatikan dalam menerapkan prinsip


pembelajaran pada pembelajaran paradigma baru?

b. Prinsip Pembelajaran
1) Prinsip Pembelajaran Umum
Pembelajaran dilaksanakan dengan mengacu pada prinsip pembelajaran sebagai berikut.
a) Pembelajaran dirancang dengan mempertimbangkan tahap perkembangan dan tingkat pencapaian peserta didik
saat ini, sesuai kebutuhan belajar, serta mencerminkan karakteristik dan perkembangan yang beragam sehingga
pembelajaran menjadi bermakna dan menyenangkan.
b) Pembelajaran dirancang dan dilaksanakan untuk membangun kapasitas untuk menjadi pembelajar sepanjang
hayat.
c) Proses pembelajaran mendukung perkembangan kompetensi dan karakter peserta didik secara holistik.
d) Pembelajaran yang relevan, yaitu pembelajaran yang dirancang sesuai konteks, lingkungan dan budaya peserta
didik, serta melibatkan orang tua dan masyarakat sebagai mitra.
e) Pembelajaran berorientasi pada masa depan yang berkelanjutan. 20
No. Prinsip Pembelajaran Hal-hal yang Perlu Dilakukan Hal-hal yang Perlu Ditinggalkan

a) Pembelajaran dirancang dengan ● Melakukan analisis terhadap kondisi, latar ● Langsung menerapkan modul ajar tanpa
mempertimbangkan tahap perkembangan belakang, tahap perkembangan dan pencapaian melihat kebutuhan peserta didik
dan tingkat pencapaian peserta didik saat peserta didik sebelumnya dan melakukan ● Mengabaikan tahap perkembangan maupun
ini, sesuai kebutuhan belajar, serta pemetaan pengetahuan yang dimiliki peserta didik
mencerminkan karakteristik dan ● Melihat tahap perkembangan sebagai kontinum sebelumnya
perkembangan yang beragam sehingga yang berkelanjutan sebagai dasar merancang ● Menyamaratakan metode pembelajaran
pembelajaran menjadi bermakna dan pembelajaran dan asesmen ● Melihat segala sesuatu dari kepentingan
menyenangkan. ● Menganalisis lingkungan sekolah, sarana dan pejabat sekolah atau pendidik
prasarana yang dimiliki peserta didik, pendidik, dan ● Pembelajaran terlalu sulit sehingga
sekolah untuk mendukung kegiatan pembelajaran. menurunkan motivasi peserta didik
● Menurunkan alur tujuan pembelajaran sesuai ● Pembelajaran terlalu mudah sehingga tidak
dengan tahap perkembangan peserta didik menantang dan membosankan
● Melihat segala sesuatu dari sudut pandang peserta
didik

b) Pembelajaran dirancang dan dilaksanakan ● Mempertimbangkan berbagai stimulus yang bisa ● Pendidik hanya selalu memberikan
untuk membangun kapasitas peserta didik digunakan dalam pembelajaran pemaparan dalam bentuk ceramah dan
untuk menjadi pembelajar sepanjang ● Memberikan kesempatan kolaborasi, memberikan instruksi tugas
hayat. pertanyaan pemantik, dan mengajarkan ● Memberikan pertanyaan selalu dalam bentuk
pemahaman bermakna soal dan dinilai benar atau salah, tanpa
● Pembelajaran yang sarat dengan umpan balik dari umpan balik
pendidik dan peserta didik ke peserta didik ● Memberikan porsi paling banyak pada
● Pembelajaran yang melibatkan peserta didik asesmen sumatif atau ujian/tes akhir
dengan menggunakan kekuatan bertanya, dengan
memberikan pertanyaan yang membangun
pemahaman bermakna

21
No. Prinsip Pembelajaran Hal-hal yang Perlu Dilakukan Hal-hal yang Perlu Ditinggalkan

c) Proses pembelajaran mendukung ● Menggunakan berbagai metode pembelajaran ● Menggunakan satu metode yang itu-itu saja
perkembangan kompetensi dan mutakhir yang mendukung terjadinya perkembangan tanpa melakukan evaluasi terhadap metode
karakter peserta didik secara holistik. kompetensi seperti belajar berbasis inkuiri, berbasis yang digunakan
projek, berbasis masalah, berbasis tantangan, dan ● Menggunakan hanya satu perspektif,
metode pembelajaran diferensiasi misalnya hanya melihat kemampuan kognitif
● Melihat berbagai perspektif yang mendukung peserta didik tanpa melihat faktor lain seperti
kognitif, sosial emosi, dan spiritual sosial emosi atau spiritual
● Melihat profil Pancasila sebagai target tecermin pada ● Melihat profil Pancasila sebagai sesuatu yang
peserta didik harus diajarkan dan dihafal

d) Pembelajaran yang relevan, yaitu ● Pembelajaran yang berhubungan dengan konteks ● Pembelajaran dengan konteks yang tidak
pembelajaran yang dirancang sesuai dunia nyata dan menjadi daya tarik peserta didik relevan dan tidak menarik untuk peserta
konteks, lingkungan dan budaya untuk belajar didik
peserta didik, serta melibatkan orang ● Melibatkan orang tua dalam proses belajar dengan ● Komunikasi dengan orang tua peserta didik
tua dan masyarakat sebagai mitra. komunikasi dua arah dan saling memberikan umpan satu arah dan hanya menagih tugas
balik ● Interaksi dengan peserta didik hanya
● Memberdayakan masyarakat sekitar sebagai memberikan dan menagih tugas
narasumber primer dan sekunder dalam proses ● Peserta didik tidak punya akses langsung
pembelajaran untuk terlibat ataupun melibatkan
masyarakat setempat

e) Pembelajaran berorientasi pada masa ● Umpan balik yang terus-menerus dari pendidik untuk ● Proses belajar bertujuan tes atau ujian akhir
depan yang berkelanjutan. peserta didik maupun dari peserta didik untuk ● Pembelajaran dengan kegiatan yang sama
peserta didik dari tahun ke tahun dengan soal tes dan ujian
● Pembelajaran yang membangun pemahaman yang sama
bermakna dengan memberi dukungan lebih banyak ● Hanya mengetes atau menilai keterampilan
di awal untuk kemudian perlahan melepas sedikit abad 21 tanpa mengajarkan keterampilannya
demi sedikit dukungan tersebut untuk akhirnya
menjadi pelajar yang mandiri dan merdeka
● Pendidik melakukan berbagai inovasi terhadap
metode dan strategi pengajarannya 22
● Mengajarkan keterampilan abad 21
2) Prinsip Pembelajaran Khusus
a) Untuk Semua Peserta didik Berkebutuhan Khusus

(1) Skala Perkembangan Mental


Prinsip ini menekankan pada pemahaman pendidik mengenai usia mental
intelektual.
(2) Individualisasi
Prinsip ini menekankan perhatian pada keragaman individual yang belajar sesuai
dengan iramanya sendiri (kemampuan, kesulitan, kecepatan, minat dan bakat
peserta didik). Pembelajaran yang dilaksanakan secara bersama-sama dalam
kelas dengan bidang studi yang sama tetapi kedalaman dan keluasan materi
disesuaikan dengan kemampuan dan kebutuhan peserta didik.
(3) Fleksibel
Pembelajaran dilaksanakan secara fleksibel sesuai dengan kebutuhan, kondisi,
dan karakteristik peserta didik.
(4) Holistik
Prinsip ini memberi pengalaman belajar secara menyeluruh pada peserta didik
dengan menggunakan pendekatan belajar dari pengalaman langsung dan nyata,
serta menggunakan pendekatan multi sensori yang dapat membantu peserta didik
dalam percepatan menerima informasi dan penguatan memori sehingga
pembelajaran lebih bermakna.
(5) Keperagaan
Prinsip ini digunakan untuk memperjelas dan membentuk pemahaman PDBK mengingat keterbatasan
kemampuan berpikir abstrak.
(6) Kontinuitas
Pembelajaran harus berkelanjutan antara satu kompetensi dengan kompetensi berikutnya sehingga peserta
didik dapat mencapai tujuan pembelajaran sesuai dengan yang diharapkan. Pembelajaran dilakukan mulai
dari materi yang sederhana sampai kepada materi yang kompleks (rumit).
(7) Kontekstual
Proses pembelajaran yang saling berhubungan dengan berbagai aktivitas pengalaman sehari-hari dalam
kehidupan nyata peserta didik.
(8) Akomodatif (adaptasi dan modifikasi)
Jika profil peserta didik setara dengan CP pendidik melakukan modifikasi
Jika profil peserta didik tidak setara CP pendidik melakukan adaptasi dengan cara
menambah,menyederhanakan, mengganti dan menghilangkan
(9) Habilitasi dan Rehabilitasi
Habilitasi berarti memberikan peluang kepada peserta didik untuk mandiri, Rehabilitasi artinya memperbaiki
fungsi atau potensi yang dimiliki agar lebih mandiri
b) Untuk Peserta Didik tiap jenis Berkebutuhan Khusus:
(1) Tunanetra
➢ Kekonkretan/pengalaman pengindraan
➢ Keutuhan
➢ Aktivitas mandiri (selfactivity)

(2) Tunarungu
➢ Keterarahwajahan
➢ Keterarahsuaraan
➢ Teknik tangkap dan peran ganda (inter subjektivitas)
➢ Keperagaan
➢ Azas kontras
➢ Komunikasi total
➢ Konkret
➢ Aktivitas Mandiri

(3) Tunagrahita
➢ Penyederhanaan konsep
➢ Pengulangan
➢ Pembiasaan
(4) Tunadaksa
➢ Memaksimalkan anggota tubuh yang masih berfungsi dalam melakukan aktivitas
kehidupan sehari-hari
➢ Penyederhanaan konsep
➢ Pengulangan
➢ Pembiasaan

(5) Autis
➢ Keterarahwajahan
➢ Instruksi dan penjelasan sederhana dan konkret
➢ Pembelajaran dengan visualisasi
➢ Mempertimbangkan kemampuan komunikasi dan interaksi sosial
➢ Menghindari hal-hal yang memicu ledakan emosi
➢ Pengulangan

(6) Kesulitan Belajar


➢ Memanfaatkan semua indra dalam pembelajaran (multisensori-multimetode)
➢ Penyederhanaan konsep
➢ Pengulangan
➢ Pembiasaan
Perencanaan dan Pelaksanaan Asesmen dan
Pembelajaran Intrakurikuler

27
PERENCANAAN ASESMEN DAN
PEMBELAJARAN
Membentuk Tim Pengembang Kurikulum dan
Pembelajaran 1
Perencanaan, Pelaksanaan, serta Pengolahan
2 Identifikasi dan Asesmen Diagnostik
Menganalisis Capaian Pembelajaran (CP) untuk
Merumuskan Tujuan Pembelajaran (TP) dan Memetakan
Alur Tujuan Pembelajaran (ATP)
3

4 Penyusunan Program Pembelajaran Individual

Pengembangan Modul Ajar 5


Perencanaan, Pel aksanaan , dan
6 Pengol ahan Asesmen Format if dan
Sumat i f)

Pelaporan Kemajuan Belajar 7

8 Evaluasi Asesmen dan P e m b e l a j a r a n

Perencanaan ini bisa dimodifikasi sesuai


dengan kebutuhan dan kondisi
6
Membentuk Tim Pengembang Kurikulum dan
1
Pembelajaran

29
Strategi Membentuk Tim Pengembang Kurikulum dan Pembelajaran

Peran koordinator:
• Mengorganisasi pertemuan berkala untuk
menyusun dan mengevaluasi dokumen
1 Tentukan seorang Koordinator Kurikulum. Koordinator bisa dari wakil kepala • Mengumpulkan dokumen dan mengorganisasi
sekolah atau pendidik yang mempunyai pengalaman mengembangkan kurikulum. dalam satu folder dokumentasi

Peran guru kelas dan guru mata pelajaran:


• Berkolaborasi untuk menyusun ATP dan MA
Tim Pengembang kurikulum terdiri atas kepala sekolah, guru kelas, guru mata • Berkolaborasi untuk menyusun PPI berdasarkan
pelajaran, orang tua, tenaga ahli (psikolog, dokter, terapis) dan pihak lain yang data yang telah dihimpun dari para profesional dan
2 berkaitan dengan keberlangsungan pendidikan peserta didik. Tim pengembang orang tua
kurikulum ini juga dapat menjadi Tim penyusun Program Pembelajaran
Individual (PPI) bagi peserta didik yg memerlukan strategi khusus. Peran tenaga ahli/profesional lainnya:
• Memberikan diagnosis kebutuhan khusus yang
dialami peserta didik
• Psikolog menetapkan usia mental
Koordinator memberikan arahan untuk menganalisis CP kemudian menyusun TP, • Memberikan masukan/pandangan mengenai
3 ATP, dan MA berdasarkan hasil Pengolahan Asesmen Diagnostik. kondisi kebutuhan khusus yang dialami peserta
didik yang selanjutnya akan dijadikan dasar untuk
pengembangan PPI

4 Peran orang tua:


• Memberikan informasi perkembangan anak
termasuk kebiasaan yang dilakukan anak di rumah
• Melaksanakan dan memantau program
pembelajaran anak di rumah
2 Perencanaan dan Pelaksanaan Asesmen Diagnostik

31
Pengertian Asesmen Diagnostik

Asesmen diagnostik pada pendidikan khusus sebelumnya dikenal dengan istilah asesmen. Asesmen
diagnostik harus dilakukan karena karakteristik dan jenis kebutuhan khusus yang beragam, sehingga
program pembelajaran yang dirancang sesuai dengan kondisi peserta didik.

Proses asesmen ini dilakukan untuk mencari berbagai informasi mengenai kondisi peserta didik seperti apa
yang sudah dikuasai, apa yang belum dikuasai, dan apa yang dibutuhkan. Asesmen diagnostik meliputi
kemampuan akademik dan non akademik. Asesmen akademik terkait dengan kemampuan membaca,
menulis, berhitung dan/atau materi pelajaran. Asesmen non akademik berkaitan dengan perkembangan
(seperti bahasa, sosial, emosi, dan motorik), bakat, dan minat.

Hasil dari asesmen diagnostik dijadikan dasar untuk menentukan kedudukan peserta didik
pada fase dalam CP yang sesuai dengan kemampuannya, Alur Tujuan Pembelajaran (ATP),
Modul Ajar (MA), menyusun Program Pembelajaran Individual (PPI), dan Program Kebutuhan
Khusus.
Bentuk, Tujuan, dan Pelaksanaan
Asesmen Diagnostik

Bentuk Tujuan Pelaksanaan

Akademik
(membaca, menulis, Pengembangan
berhitung dan/atau ATP dan Modul Ajar
materi pelajaran)
Program
Pembelajaran Sesuai Kebutuhan
Asesmen (sepanjang
Diagnostik Individual
pembelajaran)

Non Akademik Program


Kebutuhan Khusus
(perkembangan,
bakat, minat)
Tahapan Asesmen Diagnostik

Berisi: apa yang telah


dan belum dikuasai
serta yang dibutuhkan
peserta didik
Contoh Asesmen Diagnostik

a. Membuat Rencana Contoh


Pertanyaan Pemantik
Asesmen
Apa bentuk asesmen yang akan Asesmen Asesmen Non
dilakukan? Akademik Akademik
- pendidik berkolaborasi dengan pendidik (contoh bahasa (contoh
lainnya, kepala sekolah/wakasek (pihak Indonesia seperti perkembangan
bercerita) motorik halus)
internal sekolah), orang tua, dokter, Siapa yang terlibat dalam proses pendidik, orang pendidik, orang
asesmen? tua, dan psikolog tua, psikolog,
psikolog, terapis, pekerja sosial dan ahli dan terapis
lainnya (pihak eksternal)
Kapan asesmen akan Pada awal Pada awal
- pendidik membuat pertanyaan- dilaksanakan? semester semester
pertanyaan pemantik Di manakah asesmen akan
Di sekolah Di sekolah dan
dilakukan?
di rumah

Tes Tertulis yang Performance


Apa bentuk instrumen yang akan dibuat pendidik test/unjuk kerja
digunakan? (tes atau non tes)
b. Identifikasi Materi Asesmen
Edi dan Melani adalah peserta didik kelas 7. Dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia Edi
menggunakan CP fase D sedangkan Melani menggunakan CP fase A.
Pada langkah ini, pendidik melakukan identifikasi materi asesmen dengan menjawab dua
pertanyaan kunci sebagai berikut:
Pertanyaan kunci untuk Contoh untuk Bahasa Indonesia
pendidik

1. Kompetensi, topik atau lingkup Kompetensi, topik atau lingkup pada


materi/perkembangan apa saja fase D:
yang perlu dipahami/kuasai oleh Peserta didik mampu membaca isi cerita, melengkapi cerita,
dan menceritakan pengalaman sederhana.
peserta didik?
• Membaca cerita pendek dengan lafal yang jelas dan
intonasi yang tepat, memperhatikan volume suara saat
berbicara.
• Melengkapi kalimat sesuai dengan cerita yang dibacakan.
• Menceritakan pengalaman dengan runut.

2. Kompetensi apa yang perlu dikuasai - Kemampuan memproduksi bunyi-bunyi bahasa


peserta didik sebelum mempelajari topik
- Membaca kata dan kalimat sederhana
atau lingkup materi?
Pertanyaan kunci untuk Contoh untuk Bahasa Indonesia
pendidik

1. Kompetensi, topik atau lingkup Kompetensi, topik atau lingkup pada


materi/perkembangan apa saja fase A:
yang perlu dipahami/kuasai oleh Peserta didik mampu membaca kata dengan pola KV-KV,
menunjukkan kata, melengkapi kata, dan menceritakan
peserta didik? pengalaman sederhana.
• Membaca kata dengan pola KV-KV pada cerita pendek
dengan lafal yang jelas dan intonasi yang tepat.
• Menunjukkan kata pada cerita yang dibacakan
• Melengkapi kata sesuai dengan cerita yang dibacakan.
• Menceritakan pengalaman dengan pertanyaan pemantik.

2. Kompetensi apa yang perlu dikuasai - Kemampuan memproduksi bunyi-bunyi bahasa


peserta didik sebelum mempelajari topik
- Mengenal huruf dan merangkai bunyi huruf
atau lingkup materi?
konsonan dan vokal
c. Menyusun Kisi-kisi dan Bentuk Asesmen

- Kisi-kisi dapat disusun sesederhana mungkin dan sesuai kondisi anak.


- Pendidik dapat memilih bentuk asesmen berupa tes dan/atau non tes.
- Jika memilih menggunakan tes, dapat menentukan bentuk tes berupa tertulis, lisan
atau unjuk kerja.
- Banyaknya soal menyesuaikan kebutuhan.
- Pendidik melakukan observasi terhadap peserta didik saat melakukan aktivitas/praktik
langsung.

d. Pelaksanaan Asesmen Diagnostik


Peserta didik melakukan aktivitas individual berdasarkan instruksi yang diberikan
pendidik.
e . Diagnosis d a n tindak lanjut
Hasil Asesmen Diagnostik Akademik
Nama siswa : Edi
Contoh 1a. Hasil Asesmen diagnostik Kelas :7
akademik d e n g a n tes CP : Fase D
Mampu Mampu
Belum
No. Kompetensi dengan tanpa
Edi saat ini sudah mengenal huruf, mampu
bantuan bantuan
membaca suku kata, kata, dan 1. Mengenal huruf v
kalimat sederhana. 2. Membaca suku v
Edi saat ini sudah mampu menulis kata (KV-KV)
huruf, suku kata, kata, dan kalimat 3. Membaca kata v
sederhana. berpola KV-KVK
4. Membaca kalimat v
sederhana 3 kata

5. Membaca cerita V
sederhana
6. Melengkapi V
kalimat

7. Menjawab isi bacaan v


Hasil Asesmen Diagnostik Akademik
Nama siswa : Melani
Contoh 1b. Hasil Asesmen diagnostik Kelas :7
akademik d e n g a n tes CP : Fase A
Mampu Mampu
Belum
No. Kompetensi dengan tanpa
Melani memiliki diagnosis Tunagrahita. mampu
bantuan bantuan
Ia dapat berbicara dengan jelas. 1. Mengenal huruf v
Ia masih dalam tahap membaca
2. Membaca suku v
permulaan, sudah mengenal huruf, kata (KV-KV)
tetapi belum konsisten dalam membaca 3. Membaca kata v
pola kata KV-KV. berpola KV-KVK
4. Membaca kalimat v
sederhana 3 kata

5. Membaca cerita v
sederhana
Hasil Asesmen Diagnostik Non Akademik
Nama siswa : Melani
Kelas :7
Contoh 2. Hasil Asesmen diagnostik non
CP : Fase A
akademik
Aspek Motorik
Mampu Mampu
Melani saat ini sudah mampu berjalan Sub Aspek Indikator
Belum
dengan tanpa
mampu
pada garis lurus, namun saat berjalan bantuan bantuan

pada garis zig-zag ia masih Motorik


Kasar
Berjalan pada garis
lurus
v

memerlukan bantuan pendidik


memegang tangannya. Berjalan pada garis zig-
zag
v

Motorik Mengambil benda kecil v


Melani sudah mampu mengambil Halus (koin, manik-manik, dll.)
benda kecil dengan jari telunjuk dan
ibu jari, namun ia masih kesulitan Menebalkan garis v
untuk menebalkan garis meskipun
sudah diberi bantuan.
Menganalisis Capaian Pembelajaran (CP) untuk menyusun Tujuan
3
Pembelajaran dan Alur Tujuan Pembelajaran

42
Capaian Pembelajaran (CP) adalah kompetensi pembelajaran
yang harus dicapai peserta didik pada setiap tahap
Seperti apakah standar acuan
perkembangan untuk setiap mata pelajaran pada satuan
kompetensi dalam pembelajaran
pendidikan usia dini, pendidikan dasar, dan pendidikan
paradigma baru?
menengah. Capaian pembelajaran memuat sekumpulan
kompetensi dan lingkup materi yang disusun secara
komprehensif dalam bentuk narasi. Menyesuaikan tahap
perkembangan peserta didik pemetaan capaian pembelajaran
dibagi dalam fase usia.

Sinkronisasi Jenjang, Usia Mental

Fase Fase A Fase B Fase C Fase D Fase E Fase F


Jenjang/ SMA
SD (1-2) SD (3-4) SD (5-6) SMP (7-9) SMA (10)
Kelas (11-12)

Usía Mental ≤7 tahun ±8 tahun ±8 tahun ±9 tahun ±10 tahun ±10 tahun
Tujuan kegiatan menganalis hasil asesmen diagnostik dan Capaian Pembelajaran (CP)
adalah untuk mendapatkan peta kompetensi yang akan menjadi rujukan pelaksanaan
pembelajaran.
Tim pengembang kurikulum dalam satuan pendidikan dapat menggunakan berbagai
strategi untuk merumuskan Tujuan Pembelajaran (TP) dan memetakan Alur Tujuan
Pembelajaran (ATP) dengan memenuhi kriteria berikut.

Untuk menyusun rencana Kriteria Tujuan Pembelajaran (TP) idealnya terdiri atas 3 komponen:
pembelajaran, jabaran ● Kompetensi yaitu kemampuan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan
kompetensi pada Capaian yang dapat didemonstrasikan oleh peserta didik yang menunjukkan peserta didik telah
Pembelajaran perlu dipetakan berhasil mencapai tujuan pembelajaran.
ke dalam tujuan pembelajaran ● Konten yaitu ilmu pengetahuan inti atau konsep utama yang perlu dipahami di akhir satu
dan alur tujuan pembelajaran. unit pembelajaran.
Peta kompetensi tersebut ● Variasi Keterampilan Berpikir yaitu tingkat kompetensi berpikir yang perlu dikuasai
kemudian digunakan sebagai peserta didik untuk dapat mencapai tujuan pembelajaran.
acuan untuk mengembangkan
perangkat ajar.
Kriteria Alur Tujuan Pembelajaran:
● Menggambarkan urutan pengembangan kompetensi yang harus dikuasai peserta
didik
● Tujuan pembelajaran dalam satu fase menggambarkan cakupan dan tahapan
pembelajaran yang linear dari awal hingga akhir fase.
● Tujuan pembelajaran pada keseluruhan fase menggambarkan cakupan dan tahapan
pembelajaran yang menggambarkan tahapan perkembangan kompetensi antar fase
dan jenjang.
Saran:
Bagaimana cara satuan pendidikan
1. Penyusunan alur tujuan pembelajaran dilakukan di tingkat
mengetahui alur tujuan pembelajaran
satuan pendidikan oleh tim pengembang kurikulum dan
yang disusun sudah memenuhi kriteria
pembelajaran.
yang ditetapkan?
2. Alur tujuan pembelajaran yang telah dipetakan, di-review
bersama di dalam tim, berdasarkan expert judgement tim
pengembang kurikulum dan pembelajaran untuk
memastikan kesesuaiannya dengan kriteria alur tujuan
pembelajaran.
3. Evaluasi pada alur tujuan pembelajaran hendaknya
dilakukan sebagai bagian dari evaluasi proses pembelajaran
secara keseluruhan.
4. Apabila teridentifikasi kendala atau ketidakefektifan dalam
pembelajaran, perbaikan yang dilakukan bisa pada
perangkat ajar, tujuan pembelajaran atau pada alur tujuan
pembelajaran.

45
Strategi 1
M e r u m u s k a n Tujuan P e m b e l a j a r a n (TP) unt uk Al u r Tujuan P e m b e l a j a r a n ( AT P )

Strategi merumuskan Tujuan Pembelajaran (TP): Saran:

1. Melakukan analisis CP mata pelajaran pada fase yang akan dipetakan • Dalam merumuskan tujuan pembelajaran
berdasarkan hasil asesmen diagnostik yang dilakukan oleh Tim pendidik merujuk pada kompetensi yang
Pengembang Kurikulum. tercantum pada CP.
2. Mengidentifikasi kompetensi-kompetensi di akhir fase.
3. Mengidentifikasi kompetensi-kompetensi dasar yang perlu dikuasai • Dalam merumuskan kalimat tujuan
peserta didik sebelum peserta didik mencapai kompetensi di akhir fase. pembelajaran dapat mengambil referensi dari
4. Merumuskan TP dengan mempertimbangkan kompetensi yang akan berbagai sumber atau memadukan tujuan
dicapai, konten yang akan dipelajari dan variasi keterampilan berpikir pembelajaran dari berbagai kurikulum.
apa yang perlu dikuasai peserta didik untuk mencapai tujuan
• Identifikasi dimensi Profil Pelajar Pancasila
pembelajaran.
yang mungkin terkait dengan kompetensi
5. Mengidentifikasi elemen dan atau sub-elemen Profil Pelajar Pancasila
yang ingin dicapai.
yang sesuai dengan Tujuan Pembelajaran yang dirumuskan.
6. Menyusun tujuan pembelajaran secara linear sebagaimana urutan
kegiatan pembelajaran yang dilakukan dari hari ke hari untuk
mengukur CP.
Strategi 2

M e r u m u s k a n Tujuan P e m b e l a j a r a n (TP) unt uk Al u r Tujuan P e m b e l a j a r a n ( AT P )

Strategi merumuskan Tujuan Pembelajaran (TP):


Yang perlu diperhatikan dalam
1 Tim Pengembang Kurikulum menganalisis Capaian Pembelajaran (CP) mata merumuskan TP:
pelajaran ● Gunakan kata kerja dari taksonomi
belajar untuk menggambarkan tingkat
(degree) kompetensi peserta didik.
Taksonomi belajar: Anderson dan
Krathwohl, Marzano & Kendall, UbD Six
Menurunkan CP dengan cara mengurai menjadi beberapa TP yang diajarkan dalam
2 Facet, The SOLO.
setiap fase ● Pilih materi yang kontekstual yaitu yang
dekat dengan kehidupan dan
karakteristik lingkungan sekitar peserta
didik.
3 K a t a kerja operasional y a n g d i g u n ak a n m e n g g a m b a r k a n
kompetensi yang dapat diukur
Contoh Tujuan P e m b e l a j a r a n
Contoh:
(Contoh kasus bagi peserta didik dengan keterbatasan intelektual tanpa gangguan/hambatan bicara)

• Peserta didik dapat membaca cerita pendek dengan lafal yang jelas dan intonasi yang tepat,
memperhatikan volume suara saat berbicara.
• Peserta didik dapat melengkapi cerita pendek sesuai dengan cerita yang dibacakan.
• Peserta didik dapat menceritakan pengalaman dengan runut.

Catatan:
● Kata kerja yang menunjukkan keterampilan/aksi
● Konten yang dipelajari
● Variasi luaran yang dihasilkan
M e r a n c a n g Alur Tujuan P e m b e l a j a r a n ( AT P )

Prosedur m e r a n c a n g ATP b e r d a s a r ka n Fase:

Tim pengembang kurikulum menganalisis naskah Capaian


Strategi untuk merancang ATP:
1 Pembelajaran (CP) mata pelajaran yang menjadi fokus ● Melakukan kegiatan kolaborasi dengan
berdasarkan hasil asesmen diagnostik. melibatkan seluruh pendidik yang
berkepentingan dipimpin oleh koordinator
kurikulum atau pimpinan sekolah.
● Memeriksa kembali keterbacaan dokumen
2 Mengidentifikasi kompetensi-kompetensi yang terdapat di ATP yang bisa dilakukan dengan cara
bertukar dengan pendidik dari mata pelajaran
dalam CP per fase.
lain untuk mendapatkan perspektif berbeda
dan masukan dari pihak lain yang bukan
Mengidentifikasi kompetensi-kompetensi yang perlu dikuasai penyusun.
3 sebelum mencapai kompetensi pada akhir fase. ● Penyusunan ATP cukup di dalam fase, tidak
perlu merumuskan ATP per kelas, pendidik
bisa menjabarkan lebih detail TP di modul
ajar.
Membuat peta belajar dengan mengurutkan TP dari awal
4
hingga akhir suatu fase.
Saran:
Bagaimana cara satuan pendidikan
1. Penyusunan alur tujuan pembelajaran dilakukan di tingkat
mengetahui alur tujuan pembelajaran
satuan pendidikan oleh tim pengembang kurikulum dan
yang disusun sudah memenuhi kriteria
pembelajaran.
yang ditetapkan?
2. Alur tujuan pembelajaran yang telah dipetakan di-review
bersama di dalam tim berdasarkan expert judgement tim
pengembang kurikulum dan pembelajaran untuk
memastikan kesesuaiannya dengan kriteria alur tujuan
pembelajaran.
3. Evaluasi pada alur tujuan pembelajaran hendaknya
dilakukan sebagai bagian dari evaluasi proses pembelajaran
secara keseluruhan.
4. Apabila teridentifikasi kendala atau ketidakefektifan dalam
pembelajaran, perbaikan yang dilakukan bisa pada
perangkat ajar, tujuan pembelajaran atau pada alur tujuan
pembelajaran.

50
Contoh Hasil P e m e ta an CP ke d a l a m TP d a n ATP

Asesmen Capaian
Tujuan P e m b e l a j a r a n Alur Tujua
Diagnostik Pembelajaran Pembelajar
Bahasa Indonesia Fase A: Kelas 1 Fase A
Kesimpulan Asesmen dan 2
Alur Tujuan
Kelas 1 Kelas 2

Diagnostik Usia mental ≤ 7 Tahun 1.1 Menirukan ucapan atau 2.1 Melafalkan atau
mengisyaratkan kata-kata yang mengisyaratkan kata dari
diucapkan pendidik dengan
Pada akhir fase A, peserta didik mampu kartu kata dan gambar yang

Melani adalah peserta berbahasa sederhana untuk berkomunikasi,


benar tersedia
Awal Tujuan
didik kelas 7 Fase A, memahami instruksi lisan sederhana, kata-kata Fase A Pembelajaran
1.1
Pe
yang ditemui dalam kehidupan sehari-hari dan 1.2 Menyebutkan atau 2.2 Menyebutkan atau Kelas 1
memiliki diagnosis kata-kata baru yang dibacakan dengan atau tanpa
mengisyaratkan nama benda mengisyaratkan kata dari

Tunagrahita. Dapat
berdasarkan gambar yang benda yang ada di sekitar
bantuan gambar. Peserta didik mampu melafalkan ditunjukkan oleh pendidik dengan
kelas
bicara dengan jelas. kata dan dapat dipahami, bertanya jawab benar

berdasarkan topik sederhana.


Ia masih dalam tahap Peserta didik mampu memahami teks cerita 1.3 Melakukan percakapan 2.3 Melakukan percakapan sederhana Awal Tujuan
membaca permulaan, sederhana (tiga kata) dan teks deskripsi dengan menjawab pertanyaan untuk mengungkapkan keinginan Fase A Pembelajaran Pe
sederhana serta melakukan kegiatan pramenulis, berkaitan dengan gambar dan tentang sesuatu yang diinginkan Kelas 2 2.1
sudah mengenal huruf, seperti memegang alat tulis, menggambar,
nama benda yang dikaitkan

tetapi belum konsisten membuat coretan yang bermakna, menulis di


dengan kegiatan keseharian

dalam membaca pola udara, menebalkan huruf, menyalin huruf, 1.4 Menceritakan kembali isi teks 2.4 Menceritakan isi teks cerita bergambar
menyalin suku kata dan kata sederhana. Alur tersebut dilakukan
kata KV-KV. cerita bergambar sederhana
dengan bahasanya sendiri
dengan bahasa yang dikuasai dibantu
dengan isyarat Fase F
dibantu dengan isyarat

Cuplik an CP, TP, d a n ATP


Contoh Cuplikan ATP
Bahasa Indonesia

Fase A Fase B Fase C Fase D Fase E Fase F


Kelas 1-2 Kelas 3-4 Kelas 5-6 Kelas 7-9 Kelas 10 Kelas 11-12
Usia mental ±10 tahun Usia mental ±10 tahun
Usia mental ±7 tahun Usia mental ±8 tahun Usia mental ±8 tahun Usia mental ±9 tahun

Menyebutkan makna kata- Mengulang kembali Mengidentifikasi tokoh Mengidentifikasi bagian- Menemukan potongan Menemukan gagasan
kata baru dalam konteks informasi dari teks cerita dalam cerita bagian dalam surat teks wawancara dalam pikiran dari teks aural dan
kalimat sederhana dengan pengalaman. berdasarkan teks cerita pribadi. paragraf naratif. visual.
gambar. sederhana dengan
bantuan gambar.

Menyebutkan makna kata- Menjelaskan kembali Menceritakan kembali isi Membuat surat pribadi Mengidentifikasi ide pokok Mengembangkan gagasan
kata baru dalam konteks informasi dari teks cerita cerita sesuai dengan sesuai dengan bagian- teks wawancara. pikiran teks aural dan
kalimat sederhana tanpa pengalaman dengan teks cerita sederhana bagian surat dengan visual ke dalam 2 kalimat
gambar. bahasa sendiri. dengan bahasa menggunakan bahasa sederhana.
sederhana. sederhana.

Contoh ATP Diksus Bahasa Indonesia https://s.id/ContohATPDiksusBahasaIndonesia


Mengidentifikasi Tujuan Pembelajaran (TP) beserta dimensi Profil Pelajar
Pancasila

1. Tujuan pembelajaran yang sudah menjadi Alur Tujuan Pembelajaran dianalisis kembali untuk
melihat dimensi, elemen, dan sub-elemen profil pelajar Pancasila.

2. Pastikan bahwa TP yang akan digunakan dalam MA selaras dengan dimensi, elemen dan sub-
elemen profil pelajar Pancasila yang dituju, dan sesuai dengan karakter atau domain mata
pelajaran terkait.

3. Tidak semua dimensi profil pelajar Pancasila harus ada di dalam satu MA, pastikan dimensi yang
dituju adalah dimensi yang menjadi fokus dari TP dalam MA.
4 Program Pembelajaran Individual

54
Program Pembelajaran Individual (PPI)

Setelah mendapatkan kekuatan, kelemahan, dan kebutuhan peserta didik berdasarkan hasil
asesmen, maka selanjutnya pengembangan program pembelajaran individual.

Setiap peserta didik berkebutuhan khusus memiliki kekuatan, kelemahan, dan kebutuhan yang
berbeda. Program Pembelajaran Individual merupakan salah satu bentuk layanan pendidikan
bagi peserta didik berkebutuhan khusus untuk mengakomodasi perbedaan tersebut.

Program ini disusun dengan mempertimbangkan kemampuan dan kebutuhan peserta didik
sehingga memungkinkan mereka dapat belajar dengan optimal dan menguasai tingkat materi
tertentu yang telah ditetapkan.

Prinsip Program Pembelajaran Individual (PPI)


1. Pengembangan PPI berdasarkan pada urgensi penanganan dari hasil asesmen.
2. Menyelaraskan antara kebutuhan peserta didik, tugas, dan perkembangan belajar peserta
didik.
3. Berpusat pada peserta didik.
4. Bersifat dinamis, artinya sensitif terhadap berbagai perubahan dan kemajuan peserta didik.
Program Pembelajaran Individual (PPI)

Langkah-langkah Pengembangan Program Pembelajaran Individual

1. Perencanaan atau Penyusunan Program


2. Pelaksanaan Program
3. Evaluasi Program
Perencanaan atau Penyusunan Program Pembelajaran Individual (PPI)

Pendidik dapat menyusun Program Pembelajaran Individu (PPI) dengan menuangkan komponen
PPI, sebagai berikut:

1. Kemampuan dan karakteristik; Karakteristik mencakup semua aspek


peserta didik yang menyangkut keberlangsungan kegiatan belajar
mengajar diketahui berdasarkan hasil asesmen
2. Tujuan; Tujuan Jangka Panjang dan Tujuan Jangka Pendek
3. Deskripsi tentang pelayanan pembelajaran
4. Waktu dan lamanya diberikan pelayanan
5. Evaluasi
Contoh Profil Peserta Didik Berdasarkan Hasil Asesmen Diagnostik
Nama: Edi, kelas 7, Fase D
AKADEMIK
ASPEK KEKUATAN KELEMAHAN
Bahasa
Membaca • sudah mengenal huruf, membaca suku kata, kata dan • terkadang masih terbata-bata saat membaca cerita
kalimat sederhana.
sederhana.
• dapat melengkapi kalimat sesuai bacaan.
• masih membutuhkan arahan untuk menjawab
pertanyaan bacaan.
Menulis sudah mampu menulis huruf, suku kata, kata dan kalimat • terkadang ukuran huruf masih besar
sederhana
• bentuk huruf masih sering tertukar, misal huruf “u”
ditulis “n”.
• tulisan huruf belum konsisten sesuai bentuknya, misal
huruf “a” menyerupai “u”.
Mendengarkan sudah memahami instruksi sederhana penjelasan materi yang cukup panjang, cenderung
mengingat kalimat akhirnya saja
Berbicara • mampu membaca dengan intonasi yang tepat melafalkan kata kurang jelas, terkesan cadel
• mampu memperhatikan volume suara saat berbicara
Matematika
Kemampuan numerasi,
di antaranya: bilangan, Berisi kekuatan peserta didik Berisi kelemahan peserta didik
pengukuran, geometri.
NON AKADEMIK
ASPEK KEKUATAN KELEMAHAN
Sosial dan Emosional terbuka untuk menjalin interaksi dengan banyak teman kurang memiliki daya juang dalam mengerjakan tugas,
terutama dalam menulis
Fisik
Anggota badan lengkap tangan kiri sedikit layu
Motorik kasar mampu berjalan pada garis lurus, mampu berjalan zig-zag masih kurang terampil dalam lempar-tangkap bola
Motorik halus pola pegang pensil sudah sesuai kemampuan tangan kiri untuk menggenggam kurang kuat
Contoh format PPI
Pelaksanaan Program Pembelajaran Individual (PPI)

PPI ditulis sesuai prosedur, pelaksanaannya 1. Proses Pembelajaran


harus sesuai dengan prosedur yang dibuat. Dalam pelaksanaan PPI, kegiatan
pembelajaran harus mencakup cara
mencapai setiap tujuan pembelajaran.
Pelaksanaan PPI harus bertanggung jawab dan
konsisten. 2. Administrasi Pelaksanaan PPI
Pelaksana program (pendidik, orang tua,
Melakukan kontrol dan pemantauan antar tenaga profesional lain yang bekerja dengan
anggota tim. anak) harus membuat catatan kejadian dalam
proses pembelajaran.

Orang tua peserta didik secara teratur diberi


informasi mengenai kemajuan anak
dibandingkan dengan capaian tujuan pada
akhir tahun.
5 Mengembangkan Modul Ajar (MA)

61
• Modul ajar merupakan perencanaan pembelajaran yang Catatan: pendidik dan satuan pendidikan dapat menggunakan
disusun sesuai dengan fase atau tahap perkembangan berbagai strategi untuk mengembangkan modul ajar selama
peserta didik, mempertimbangkan apa yang akan dipelajari modul ajar yang dikembangkan dipastikan memenuhi kriteria
dengan tujuan pembelajaran, dan berbasis perkembangan berikut.
jangka panjang. Modul ajar dikembangkan berdasarkan alur Kriteria yang harus dimiliki oleh modul ajar adalah:
dan tujuan pembelajaran. 1. Esensial: Pemahaman konsep dari setiap mata pelajaran
melalui pengalaman belajar dan lintas disiplin.
2. Menarik, bermakna, dan menantang: Menumbuhkan minat
• Pendidik memiliki kemerdekaan untuk membuat sendiri,
untuk belajar dan melibatkan peserta didik secara aktif dalam
memilih, dan memodifikasi modul ajar yang tersedia sesuai
proses belajar. Berhubungan dengan pengetahuan dan
dengan konteks, karakteristik, serta kebutuhan peserta
didiknya. Pemerintah menyediakan beragam modul ajar untuk pengalaman yang dimiliki sebelumnya, sehingga tidak terlalu
membantu pendidik yang membutuhkan referensi atau kompleks, namun juga tidak terlalu mudah untuk tahap
inspirasi dalam pengajaran. usianya.
3. Relevan dan kontekstual: Berhubungan dengan pengetahuan
dan pengalaman yang dimiliki sebelumnya, dan sesuai dengan
• Tujuan: konteks di waktu dan tempat peserta didik berada.
Menyusun dokumen yang mendeskripsikan perencanaan 4. Berkesinambungan: Keterkaitan alur kegiatan pembelajaran
pembelajaran sebagai panduan bagi pendidik dalam sesuai dengan fase belajar peserta didik.
melaksanakan pembelajaran sesuai dengan alur tujuan
pembelajaran.
Komponen Modul Ajar
Modul ajar dilengkapi dengan komponen yang menjadi dasar dalam proses penyusunannya serta dibutuhkan
untuk kelengkapan pelaksanaan pembelajaran. Modul ajar umumnya memiliki komponen sebagai berikut.

Informasi umum Komponen inti Lampiran

● Identitas penulis modul ● Tujuan pembelajaran ● Lembar kerja peserta didik


● Kompetensi awal ● Pemahaman bermakna ● Bahan bacaan pendidik dan peserta
● Profil Pelajar Pancasila ● Pertanyaan pemantik didik
● Sarana dan prasarana ● Asesmen ● Glosarium
● Target peserta didik ● Kegiatan pembelajaran ● Daftar pustaka
● Model pembelajaran yang digunakan ● Pengayaan dan remedial
● Refleksi peserta didik dan pendidik

Tidak semua komponen di atas wajib tercantum dalam modul ajar yang dikembangkan oleh pendidik.
Pendidik di satuan pendidikan diberi kebebasan untuk mengembangkan komponen dalam modul ajar sesuai
dengan konteks lingkungan dan kebutuhan belajar peserta didik.
Strategi M e n g e m b a n g k a n M o d u l Aj a r ( M A)

1. Lakukan asesmen diagnostik guna mendapatkan informasi secara komprehensif


berkenaan dengan kondisi dan karakteristik peserta didik (kekuatan, kelemahan,
Glosarium
kebutuhan/baseline).
2. Mengidentifikasi TP yang bisa dikelompokkan dalam satu lingkup materi. Satu MA Pemahaman bermakna
Kalimat pernyataan yang mendeskripsikan proses belajar yang
bisa mencakup beberapa TP. tidak sekadar menghafal konsep-konsep atau fakta-fakta
belaka, tetapi merupakan kegiatan menghubungkan
3. Tentukan teknik dan instrumen asesmen sumatif beserta indikator keberhasilan konsep-konsep untuk membangun pemahaman yang utuh,
sehingga konsep yang dipelajari akan dipahami secara baik
asesmen sumatif yang akan dilakukan pada akhir lingkup materi. dan membentuk perilaku. Dalam bahasa Inggris sering disebut
sebagai Enduring Understanding, Conceptual Understanding,
4. Tentukan periode waktu atau jumlah JP yang dibutuhkan. Big Idea, Central Idea atau Statement of Inquiry →
5. Tentukan teknik dan instrumen asesmen formatif berdasarkan aktivitas pembelajaran

pembelajaran. Pertanyaan pemantik


Adalah kalimat pertanyaan yang digunakan untuk
6. Buat rangkaian kegiatan pembelajaran dari awal sampai akhir. memantik rasa ingin tahu, memulai diskusi, dan
7. Pastikan aktivitas pembelajaran selaras dengan TP. memulai penelitian. Bentuk pertanyaan pemantik
sebaiknya dalam bentuk terbuka dengan
8. Setiap kegiatan dilengkapi dengan pemahaman bermakna dan pertanyaan esensial menggunakan kata tanya seperti mengapa,
yang menjadi acuan. bagaimana, atau apa sajakah.

9. Persiapkan lembar belajar, materi belajar, dan media belajar sesuai dengan Lembar belajar adalah lembar yang bisa
kesiapan, minat, dan profil belajar peserta didik. dipergunakan sebagai lembar refleksi, lembar grafik
organisasi, lembar kerja, maupun soal.
10. Lampirkan instrumen asesmen seperti ceklis, rubrik atau lembar observasi yang
dibutuhkan.
11. Periksa kembali kelengkapan komponen modul ajar.

STRATEGI 1
Strategi M e n g e m b a n g k a n M o d u l Aj a r ( M A)

Menganalisis kondisi Memilih TP dari ATP


Melakukan asesmen Mengidentifikasi dan Merencanakan
dan kebutuhan diagnostik terhadap berdasarkan CP yang
menentukan dimensi jenis, teknik, dan
peserta didik, kondisi dan kebutuhan akan dikembangkan
Profil Pelajar instrumen
pendidik, serta peserta didik menjadi modul ajar
Pancasila yang akan asesmen
satuan pendidikan
dicapai

Menyusun modul
pendidik dapat menentukan ajar berdasarkan
Mengelaborasi kegiatan komponen-komponen yang
Evaluasi dan pembelajaran sesuai esensial sesuai dengan komponen-
Pengembangan Modul siap dengan komponen kebutuhan pembelajaran komponen yang
Modul digunakan esensial ditentukan

STR ATEGI 2
Contoh Cuplikan M o d u l A j a r u n t u k K e l a s 7 F a s e D
Profil Pelajar Pancasila: Asesmen Sumatif:
● Bernalar kritis
● M a n d ir i
Peserta didik mampu membaca Apakah kamu pernah membaca cerita pendek?
isi cerita, melengkapi cerita, dan Aktivitas 1: Bersama-sama menjawab pertanyaan pemantik.
TP Aktivitas 2: Peserta didik mendengarkan pendidik membacakan
• Peserta didik dapat membaca cerita menceritakan pengalaman
cerita pendek.
pendek dengan lafal yang jelas dan sederhana. Aktivitas 3: Peserta didik membaca cerita dengan lafal dan
intonasi yang tepat, memperhatikan
intonasi yang tepat.
volume suara saat berbicara.
• Peserta didik dapat melengkapi kalimat Indikator asesmen sumatif: Apa saja yang kamu ingat dari cerita tadi?
sesuai dengan cerita yang dibacakan.
• Peserta didik dapat menceritakan
• Membaca cerita pendek dengan Aktivitas 4: Bersama-sama menjawab pertanyaan pemantik.
Aktivitas 5: Peserta didik menjawab secara lisan pertanyaan
pengalamannya dengan runut. lafal yang jelas dan intonasi pada lembar kerja: melengkapi kalimat sesuai dengan cerita
yang tepat, memperhatikan yang dibacakan pendidik.
Aktivitas 6: Peserta didik mengerjakan lembar kerja: melengkapi
volume suara saat berbicara. kalimat sesuai dengan cerita secara mandiri.
• Melengkapi kalimat sesuai
Apa pengalaman kamu yang paling menyenangkan?
dengan cerita yang dibacakan. Aktivitas 7: Bersama-sama menjawab pertanyaan pemantik.
• Menceritakan pengalaman Aktivitas 8: Peserta didik mendengarkan pendidik bercerita
mengenai pengalamannya secara runut.
dengan runut. Aktivitas 9: Peserta didik menceritakan pengalamannya dengan
runut.
Kesimpulan Asesmen Diagnostik

Edi adalah peserta didik kelas 7 dengan


diagnosis Tunagrahita. Contoh Modul Ajar (MA) Pendidikan Khusus (CP Fase D)
Kosa kata cukup banyak, namun
pelafalan beberapa kata kurang jelas. https://s.id/HasilFinalMABInd
Ia memiliki kemampuan membaca
lancar dan menulis
Contoh Cuplikan M o d u l A j a r u n t u k k e l a s 7 F a s e A
Profil Pelajar Pancasila: Asesmen Sumatif:
● Bernalar kritis
Apakah kamu pernah membaca cerita pendek?
● M a n d ir i Peserta didik mampu membaca kata Aktivitas 1: Bersama-sama menjawab pertanyaan pemantik.
dengan pola KV-KV, menunjukkan Aktivitas 2: Peserta didik mendengarkan pendidik membacakan
TP kata, melengkapi kata, dan cerita pendek.
• Peserta didik dapat membaca kata Aktivitas 3: Peserta didik membaca kata dengan pola KV-KV
dengan pola KV-KV pada cerita pendek
menceritakan pengalaman
dengan lafal yang jelas dan intonasi yang tepat, pada kata yang
dengan lafal yang jelas dan intonasi yang sederhana.
ditentukan pendidik dari cerita pendek.
tepat, memperhatikan volume suara saat Aktivitas 4: Peserta didik menunjukkan kata pada cerita sesuai
berbicara. dengan yang disebutkan pendidik.
• Peserta didik dapat menunjukkan kata Indikator asesmen sumatif:
pada cerita yang dibacakan. • Membaca kata dengan pola KV-KV Apa saja yang kamu ingat dari cerita tadi ?
• Peserta didik dapat melengkapi kata pada cerita pendek dengan lafal Aktivitas 5: Bersama-sama menjawab pertanyaan pemantik.
sesuai dengan cerita yang dibacakan. Aktivitas 6: Pendidik membacakan lembar kerja: melengkapi kata
• Peserta didik dapat menceritakan yang jelas dan intonasi yang tepat.
sesuai dengan cerita, peserta didik menjawab secara lisan.
pengalamannya dengan pertanyaan • Menunjukkan kata pada cerita Aktivitas 7: Peserta didik mengerjakan lembar kerja: melengkapi
pemantik.
yang dibacakan kata sesuai dengan cerita secara mandiri.
• Melengkapi kata sesuai dengan
Apa pengalaman kamu yang paling menyenangkan?
cerita yang dibacakan Aktivitas 8: Peserta didik menceritakan pengalamannya dengan
• Menceritakan pengalaman dengan bantuan pertanyaan pemantik dari pendidik.
pertanyaan pemantik
Kesimpulan Asesmen Diagnostik

Melani memiliki diagnosis Tunagrahita.


Ia dapat bicara dengan jelas.
Ia masih dalam tahap membaca permulaan,
sudah mengenal huruf, tetapi belum
konsisten dalam membaca pola kata KV-
KV.
6 Perencanaan dan Pelaksanaan Asesmen Formatif
dan Sumatif

68
a. Fungsi Asesmen Formatif dan Sumatif

Fungsi asesmen mencakup: asesmen sebagai proses pembelajaran (assessment as learning), asesmen
untuk proses pembelajaran (assessment for learning), dan asesmen pada akhir proses pembelajaran
(assessment of learning).

Selama ini pelaksanaan asesmen cenderung berfokus pada asesmen sumatif yang dijadikan acuan
untuk mengisi laporan hasil belajar. Hasil asesmen belum dimanfaatkan sebagai umpan balik untuk
perbaikan pembelajaran.

Pada pembelajaran paradigma baru, pendidik diharapkan lebih berfokus pada asesmen formatif
dibandingkan sumatif dan menggunakan hasil asesmen formatif untuk perbaikan proses pembelajaran
yang berkelanjutan, sebagaimana ditunjukkan dalam gambar di bawah ini.

69
Jenis asesmen berdasarkan fungsinya:

Assessment of learning merupakan penilaian yang dilaksanakan


setelah proses pembelajaran selesai. Proses pembelajaran selesai tidak
selalu terjadi di akhir tahun atau di akhir peserta didik menyelesaikan
pendidikan pada jenjang tertentu.

Assessment for learning dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung dan


biasanya digunakan sebagai dasar untuk melakukan perbaikan proses belajar
mengajar. Dengan assessment for learning pendidik dapat memberikan umpan balik
terhadap proses belajar peserta didik, memantau kemajuan, dan menentukan
kemajuan belajarnya.

Assessment as learning, yaitu berfungsi sebagai formatif dan dilaksanakan


selama proses pembelajaran berlangsung. Assessment as
learning melibatkan peserta didik secara aktif dalam kegiatan penilaian
tersebut. Peserta didik diberi pengalaman untuk belajar menjadi penilai bagi
dirinya sendiri.
Porsi asesmen formatif diharapkan lebih besar dibandingkan asesmen sumatif, sebagaimana
ditunjukkan pada gambar di bawah ini.

71
72
Salah satu contoh penerapakan asesmen formatif adalah asesmen diri (self assessment) dan asesmen antarteman (peer
assessment). Asesmen ini berfungsi sebagai bahan refleksi diri yang nantinya dapat digunakan oleh pendidik sebagai
data/informasi untuk mengonfirmasi capaian hasil belajar peserta didik.

Catatan:
Pendidik mengarahkan peserta didik untuk mengisi asesmen diri dan asesmen antarteman. Adakalanya pendidik perlu
menyederhanakan bahasa sehingga peserta didik dapat lebih mudah memahami maksud indikator dalam asesmen ini.
Contoh Asesmen Diri (Self Assessment) Contoh Asesmen Antarteman (Peer Assessment)

Asesmen diri terhadap kompetensi membaca cerita Tugas Membaca Cerita Pendek
pendek dengan lafal yang jelas dan intonasi yang tepat,
memperhatikan volume suara saat berbicara. Nama Penilai:
Nama Teman yang dinilai:
Bagaimana cara saya membaca cerita?
Centang yang menurutmu sesuai:
Centang yang menurutmu sesuai:
Membaca sampai selesai

Saya dapat membaca cerita

Kata yang diucapkan jelas


Saya mengucapkan kata dengan jelas

Suara keras
Saya membaca dengan suara keras

73
b. Paradigma Asesmen

Perencanaan dan pelaksanaan asesmen formatif dan sumatif memperhatikan beberapa hal sebagai berikut:

1. Penerapan Pola Pikir Bertumbuh


(Growth Mindset) Glosarium
Penerapan pola pikir bertumbuh (growth mindset) dalam asesmen Pola pikir bertumbuh (growth mindset)
digagas oleh Carol S. Dweck dari Stanford
diharapkan membangun kesadaran bahwa proses pencapaian University. Seseorang yang memiliki pola
tujuan pembelajaran lebih penting daripada sebatas hasil akhir. pikir bertumbuh berkeyakinan bahwa
Pendidik diharapkan mampu menerapkan ide penerapan pola pikir kecerdasan dan bakat dapat dikembangkan
bertumbuh (growth mindset), sebagaimana uraian di bawah ini. seiring berjalannya waktu, usaha, dan
belajar yang diikuti kesungguhan dan
ketekunan. Sementara seseorang yang
memiliki pola pikir tetap (fixed mindset),
berkeyakinan bahwa kecerdasan dan bakat
bersifat tetap, tidak bisa berubah.

74
Ide-ide Penerapan Pola Pikir Bertumbuh (Growth Mindset)

a. Kesalahan dalam belajar itu wajar. b. Belajar bukan tentang kecepatan, c. Ekspektasi pendidik yang positif
Jika diterima, dikomunikasikan, dan tetapi tentang pemahaman, penalaran, tentang kemampuan peserta didik akan
dicarikan jalan keluar, maka kesalahan penerapan, serta kemampuan menilai dan sangat memengaruhi performa peserta
akan menstimulasi perkembangan otak berkarya secara mendalam. didik.
peserta didik.

d. S etiap peserta didik unik, memiliki e. Pengondisian lingkungan belajar f. Melatih dan membiasakan peserta
peta jalan belajar yang berbeda, dan tidak (fisik dan psikis) di sekolah dan rumah didik untuk melakukan asesmen diri (self
perlu dibandingkan dengan teman- akan memengaruhi pencapaian hasil assessment), asesmen antarteman (peer
temannya. belajar. assessment), refleksi diri, dan pemberian
umpan balik antarteman (peer feedback).

g. Apresiasi/pesan/umpan balik yang tepat berpengaruh pada motivasi belajar peserta didik. Pemberian umpan balik dilakukan
dengan mendeskripsikan usaha terbaik untuk menstimulasi pola pikir bertumbuh, memotivasi peserta didik, dan membangun
kesadaran pemangku kepentingan bahwa proses pencapaian tujuan pembelajaran lebih diutamakan dibandingkan dengan hasil akhir.

75
Salah satu acuan dalam memberikan umpan balik dapat menggunakan
Bentuk U m p a n Balik Asesmen
tangga umpan balik (Ladder of Feedback) di bawah ini.

APRESIASI
Pujian atas usaha yang
dilakukan

Berikan saran untuk


SARAN
pengembangan

Berikan komentar atas hal


PERHATIAN
yang menjadi perhatian kita

NILAI
Berikan komentar atas
kekuatan yang terlihat

KLARIFIKASI Ajukan pertanyaan


klarifikasi
Pendidik memberikan feedback secara lisan atau tertulis. Dapat
diberikan terkait dengan tugas, maupun interaksi dengan peserta didik dalam Sumber gambar:
1.Daniel Wilson (Wilson et al., 2005)
pembelajaran. Tangga umpan balik digunakan 2.David Perkins, 2003. King Arthur’s Round Table: How Collaborative Conversations Create Smart
secara lengkap dan berurutan Organizations. Hoboken, NJ: John Wiley & Sons, Inc.
Penerapan
T a n g ga U m p a n Balik

Contoh 1: Menggambar mobil


Nak, bisa kamu ceritakan gambarmu? (klarifikasi)

Ibu melihat bagian-bagian mobil sudah digambarkan, yaitu


bagian depan, bagian belakang, roda, pintu, dan kaca
spion. (nilai)

Adakah bagian mobil yang perlu kamu tambahkan dalam


gambar? (perhatian)

Bagaimana jika ditambahkan gambar setir mobil? Atau


gambarnya diwarnai? (saran)

Selamat ya Nak, kamu telah berusaha dengan sungguh-


sungguh untuk menyelesaikan gambar ini. (apresiasi)

Gambar 7. Karya Peserta Didik Gambar Mobil


Contoh 2: Membuat boneka horta
Bisa kamu ceritakan bonekamu, Nak?
(klarifikasi)
Ibu memperhatikan, kamu membuat boneka
dengan cara yang tepat. Bonekamu juga
dilengkapi baju. (nilai)
Adakah bagian-bagian boneka yang ingin kamu
tambahkan, misalnya ekor, telinga, atau
rambut? (perhatian)
Bagaimana jika ditambahkan tulisan nama untuk
bonekamu? (saran)
Hebat, Nak, kamu sudah menunjukkan karya
kreatifmu dan sudah mengerjakan dengan
sungguh-sungguh. (apresiasi)

Gambar 8. Karya Peserta Didik Membuat Boneka Horta


2. Terpadu
Asesmen formatif dan sumatif dilaksanakan terpadu dengan
pembelajaran mencakup kompetensi pada ranah sikap,
pengetahuan, dan keterampilan yang saling terkait. Rumusan CP
telah mengakomodasi tiga ranah tersebut. Pada saat pendidik
melakukan asesmen berdasarkan TP yang merupakan turunan
dari CP, maka secara langsung keterpaduan ini terpenuhi. Dengan
demikian, pendidik tidak perlu memilah dan memilih asesmen
berdasarkan ketiga ranah tersebut.
3. Keleluasaan Perencanaan dan Pelaksanaan Asesmen
a) Keleluasaan dalam Menentukan Jenis Asesmen (Formatif dan
Sumatif)
Dalam pembelajaran, pendidik diberikan keleluasaan dalam
merencanakan dan menggunakan asesmen formatif dan sumatif
dengan mempertimbangkan karakteristik mata pelajaran,
karakteristik dan kemampuan, serta kebutuhan peserta didik
berkebutuhan khusus, capaian pembelajaran, dan tujuan
pembelajaran, serta sumber daya pendukung yang tersedia.
b) Keleluasaan dalam Menentukan Waktu Asesmen
Pendidik diberikan keleluasaan dalam menentukan waktu pelaksanaan asesmen
formatif dan sumatif sesuai dengan karakteristik kompetensi pada tujuan
pembelajaran dan kondisi PDBK.
Waktu asesmen setidaknya dapat dilakukan sebagai berikut:

Asesmen ● Selama proses pembelajaran


formatif

● Selesai 1 lingkup materi (terdiri beberapa TP)


● Pada akhir fase
● Jika diperlukan untuk menguatkan konfirmasi capaian
Asesmen hasil belajar, asesmen sumatif dapat dilakukan pada
sumatif akhir semester, berfokus pada kompetensi yang
dipelajari selama satu semester.
c ) Keleluasaan d a l a m M e n g g u n a k a n Teknik Asesmen
Pendidik diberikan keleluasaan dalam merencanakan dan menggunakan teknik asesmen dengan
mempertimbangkan kondisi, kemampuan dan kebutuhan peserta didik berkebutuhan khusus, karakteristik
mata pelajaran, CP, dan TP, serta sumber daya pendukung yang tersedia.

Teknik Asesmen

Observasi Peserta didik diamati secara berkala, dengan fokus secara keseluruhan maupun
individu. Observasi bisa dilakukan dalam tugas atau aktivitas rutin/harian.

Performa Asesmen performa bisa melakukan praktik, menghasilkan produk, melakukan projek,
dan membuat portofolio.

Tes Tertulis/Lisan Bentuk tes tertulis/lisan dan kuis adalah bentuk yang paling dikenal dari teknik
asesmen ini.
d ) Keleluasaan d a l a m M e n g g u n a k a n Instrumen Asesmen
Pendidik diberikan keleluasaan dalam merencanakan dan menggunakan instrument asesmen dengan menyesuaikan
teknik asesmen yang digunakan.
e)
f) Keleluasaan dalam Mengolah Hasil Asesmen

Mengapa satuan pendidikan diberikan Pengolahan hasil asesmen dilakukan dengan memanfaatkan hasil formatif dan
keleluasaan dalam mengolah hasil sumatif. Terdapat 2 jenis data yaitu data hasil asesmen yang berupa angka
asesmen? (kuantitatif) serta data hasil asesmen yang berupa narasi (kualitatif).

Tujuan pengolahan data:

● Memperoleh informasi hasil belajar yang telah dicapai oleh peserta didik
dalam kurun waktu tertentu yang akan disajikan pada laporan kemajuan
Penjelasan mengenai alternatif strategi belajar.
dan contoh pengolahan hasil asesmen ● Memetakan kekuatan dan kelemahan peserta didik untuk selanjutnya
dijelaskan pada halaman 67-78. digunakan sebagai dasar pemberian umpan balik.

Untuk memenuhi tujuan pengolahan data serta menyesuaikan kebutuhan serta


kemampuan pendidik dalam melaksanakan asesmen dan mengolah data hasil
asesmen, maka satuan pendidikan diberikan keleluasaan untuk mengolah hasil
asesmen, dengan mempertimbangkan karakteristik mata pelajaran, capaian
pembelajaran, alur tujuan pembelajaran, dan aktivitas pembelajaran.

85
g) Keleluasaan dalam Menentukan Kriteria Kenaikan Kelas

- Satuan pendidikan diberikan keleluasaan untuk menentukan kebijakan kenaikan kelas


- Pendidik dan satuan pendidikan diberikan keleluasaan untuk menentukan kriteria kenaikan kelas, dengan
mempertimbangkan:
● Penyelesaian semua program pada kelas yang diikuti
● Tingkat kehadiran
● Laporan Pencapaian Projek Profil Pelajar Pancasila
● Portofolio peserta didik

86
Contoh 1 (Nama Peserta Didik: Edi, kelas 7, Fase D)
Perencanaan dan Pelaksanaan Asesmen Formatif dan Sumatif

Gunakan alur tujuan pembelajaran yang telah disusun, kemudian identifikasi tujuan pembelajaran yang menjadi
1 kompetensi yang diinginkan → misalnya menyajikan, menggeneralisasi, membandingkan, memperkirakan,
mengukur, mengobservasi dan lain-lain.

Tujuan Pembelajaran Edi, Kelas 7, Fase D

• Peserta didik dapat membaca cerita pendek dengan lafal yang jelas dan intonasi yang tepat,
memperhatikan volume suara saat berbicara.
Profil Pelajar Pancasila:
● Bernalar kritis
Capaian ● Mandiri
● Peserta didik dapat melengkapi kalimat sesuai dengan cerita yang dibacakan.
Pembelajaran

• Peserta didik dapat menceritakan pengalamannya dengan runut.

87
Identifikasi bentuk asesmen yang hendak dilakukan untuk mengukur pembelajaran Tujuan Pembelajaran yang tertera, dapat
2 secara formatif maupun sumatif. diturunkan ke dalam beberapa aktivitas
pembelajaran sebagai berikut:

Aktivitas 1 (Kinerja) Contoh 2


membaca cerita pendek Sumatif 1: Kinerja
Formatif
Menjawab pertanyaan pemantik “apa yang kamu
menggabung
ingat dari cerita tadi?”
2 aktivitas
membaca cerita pendek dengan lafal yang jelas dan intonasi yang tepat, memperhatikan volume pembelajaran
suara saat berbicara Aktivitas 2 (Observasi)
Menjawab secara lisan, pertanyaan pada lembar
kerja: melengkapi kalimat sesuai dengan cerita, yang
dibacakan pendidik.
melengkapi kalimat sesuai dengan cerita Sumatif 2: Tes

melengkapi kalimat sesuai dengan cerita yang dibacakan Aktivitas 3 (Kinerja) Contoh 1
Formatif
Mengerjakan lembar kerja: melengkapi kalimat dilakukan setiap
sesuai dengan cerita secara mandiri. aktivitas
pembelajaran

menceritakan pengalaman Sumatif 3: Kinerja


Aktivitas 4 (Sumatif 1: Tes)
Mengerjakan lembar kerja: melengkapi kalimat
menceritakan pengalaman dengan runut
sesuai dengan cerita secara mandiri (cerita pendek
yang berbeda).

Asesmen formatif dapat dilakukan pada setiap


aktivitas pembelajaran atau hanya pada satu aktivitas
pembelajaran yang relevan dengan tujuan
pembelajaran.

88
Buat instrumen asesmen formatif dan sumatif bersamaan dengan menyusun modul ajar.
3
Jika asesmen berupa kinerja, pendidik dapat membuat instrumen dalam bentuk rubrik seperti
berikut:

Tabel 1. Contoh Rubrik Aktivitas Membaca dan Bercerita

Skor
Indikator
1 2 3 4

Membaca cerita pendek Belum mampu melakukan Mampu melakukan satu Mampu melakukan dua Mampu melakukan tiga
dengan lafal yang jelas dan tiga kompetensi yaitu: dari tiga kompetensi dari tiga kompetensi kompetensi yaitu:
intonasi yang tepat, - lafal yang jelas - lafal yang jelas
Memperhatikan volume suara
- intonasi yang tepat - intonasi yang tepat
saat berbicara.
.
- volume suara saat - volume suara saat
berbicara berbicara

Bercerita mengenai Belum mampu bercerita dan Bercerita dengan bahasa Bercerita dengan bahasa Bercerita dengan bahasa
pengalaman dengan runut. memerlukan bantuaan yang cukup lugas, masih yang lugas, cukup runut, dan yang sangat lugas, runut, dan
pendidik saat berbicara terbata-bata, kurang runut, tanpa bantuan siapa pun tanpa bantuan siapa pun
dan memerlukan bantuan
kata pemantik dari pendidik

Skor minimal : 2
Nilai asesmen kinerja yang diperoleh dapat dihitung dengan cara:
Skor maksimal : 8 Skor yg diperoleh/skor maksimal x 100 89
Jika asesmen berupa tes, pendidik menyusun perangkat tes dengan
disertai pedoman penskoran.
Contoh soal asesmen berupa tes:

Denada sedang sakit, dia dibawa ibunya periksa ke dokter.


Setelah dari dokter, Denada dan ibunya membeli obat di apotek.
Sebelum memasuki apotek, Denada dan ibu mencuci tangan di tempat yang
sudah disediakan. Ibu menyerahkan resep kepada petugas. Ibu membayar
di kasir dan menerima obat. Ibu dan Denada pulang.

Lengkapilah kalimat berikut ini sesuai bacaan di atas!


1. Denada sedang ….
2. Denada dan Ibunya membeli obat di ….
3. Sebelum membeli obat ibu … kepada petugas
4. Denada dan ibu … di tempat yang sudah disediakan.
5. Denada diperiksa oleh ….
Pedoman Penskoran

Asesmen Formatif Tes pada materi cerita pendek


Butir Soal Skor
Banyak Soal : 5 butir
Skor Terendah :0
Soal 1 1
Skor Tertinggi :7
Soal 2 1
Penghitungan Nilai Tes dapat dilakukan dengan cara:
Soal 3 2
Skor yang diperoleh x 100
Soal 4 2 Skor maksimal

Soal 5 1
Pemberian skor dilakukan dengan mempertimbangkan bentuk soal dan
kompleksitas soal tes yang diberikan.

91
4 Pelaksanaan Asesmen Formatif dan Sumatif

Pelaksanaan asesmen formatif dapat dilakukan dengan memperhatikan hal berikut:


- Dilaksanakan bersamaan dalam proses pembelajaran, kemudian ditindaklanjuti untuk memberi perlakuan
berdasarkan kebutuhan peserta didik serta perbaikan proses pembelajaran.
- Pendidik dapat menggunakan teknik non tes (observasi, performa [kinerja, produk, proyek, portofolio]),
maupun tes (lisan dan tertulis).
- Berdasarkan hasil formatif diberikan umpan balik atau tindak lanjut kepada peserta didik maupun proses
pembelajaran yang telah dilakukan.
- Pendidik dapat mempersiapkan berbagai instrumen seperti rubrik, catatan anekdotal, dan lembar ceklis untuk
mencatat informasi yang terjadi selama pembelajaran berlangsung.

Pelaksanaan asesmen sumatif dapat dilakukan dengan memperhatikan hal berikut:


- Sumatif dilakukan pada akhir lingkup materi untuk mengukur kompetensi yang dikehendaki dalam tujuan
pembelajaran dan pada akhir semester.
- Pendidik dapat menggunakan teknik non tes (observasi, performa [kinerja, produk, proyek, portofolio]),
maupun tes (lisan dan tertulis).
- Berdasarkan hasil sumatif diberikan umpan balik atau tindak lanjut kepada peserta didik maupun proses
pembelajaran yang telah dilakukan.

92
5 Mengolah Hasil Asesmen

Pengolahan hasil asesmen dilakukan dengan memanfaatkan


hasil formatif dan sumatif. Terdapat 2 jenis data, yaitu data
hasil asesmen yang berupa angka (kuantitatif) dan data hasil
asesmen yang berupa narasi (kualitatif). Mengolah beberapa hasil formatif berupa angka
dan seluruh sumatif untuk dijadikan nilai rapor.
Tujuan pengolahan data:
● Hasil formatif berupa angka dan hasil
● Memperoleh informasi hasil belajar yang telah dicapai sumatif diolah menjadi nilai akhir.
oleh peserta didik dalam kurun waktu tertentu yang ● Data berupa narasi (kualitatif)
akan disajikan pada laporan kemajuan belajar. digunakan sebagai pertimbangan
● Memetakan kekuatan dan kelemahan peserta didik deskripsi Capaian Kompetensi dalam
untuk selanjutnya digunakan sebagai dasar pemberian rapor.
umpan balik.

Untuk memenuhi tujuan pengolahan data tersebut, satuan


pendidikan diberikan keleluasaan dengan mempertimbangkan
karakteristik peserta didik, karakteristik mata pelajaran, capaian
pembelajaran, alur tujuan pembelajaran, dan aktivitas
pembelajaran.

93
Mengolah Beberapa Hasil Formatif Berupa Angka dan Seluruh
Sumatif untuk Dijadikan Nilai Rapor.

Keunggulan Hal yang Harus Ditinggalkan:


• Waktu yang diperlukan untuk mengumpulkan dan • Tidak melakukan analisis yang mendalam atas
mengolah nilai lebih singkat. keterkaitan tujuan pembelajaran dan CP ketika
• Informasi kemajuan belajar peserta didik lebih bervariasi menentukan tujuan pembelajaran yang akan dinilai
karena menggabungkan data kuantitatif dan kualitatif. berupa angka.
• Dengan menilai tujuan pembelajaran berupa angka,
pendidik tidak melakukan asesmen kualitatif karena
Kelemahan tidak menjadi komponen penyusun nilai rapor.
• Berpotensi terjadi kesalahan dalam menentukan tujuan
pembelajaran yang akan dinilai secara kuantitatif.
• Upaya pendidik bertambah karena harus mengumpulkan
data kualitatif dan kuantitatif.
• Kesulitan menentukan deskripsi jika data asesmen formatif
kurang lengkap dan tidak terdokumentasikan dengan baik.

94
Hasil Asesmen Formatif
Nama: Edi Mata Pelajaran: Bahasa Indonesia

Kelas: 7 Fase: D

Formatif
Tujuan Pembelajaran Nilai Deskripsi Tindak lanjut
Ke-
Mampu membaca dengan intonasi yang • Lanjut ke TP
tepat dan memperhatikan volume suara saat berikutnya
berbicara.
Membaca cerita pendek dengan • Memerlukan latihan
Kurang mampu melafalkan dengan jelas
lafal yang jelas dan intonasi yang dalam pelafalan
1 80 kalimat yang dibacanya.
tepat, memperhatikan volume
suara saat berbicara Beberapa kata dilafalkan tidak jelas dan tidak • Ukuran huruf pada
dipahami maksudnya. Beberapa kali, ia bacaan diperbesar
membaca terbata-bata dan mendekatkan
matanya ke buku bacaan.
Cukup mampu melengkapi kalimat sesuai Lanjut ke TP berikutnya
Melengkapi kalimat sesuai dengan
2 80 cerita yang dibacakan. Pada 2 dari 5 soal
cerita yang dibacakan
masih membutuhkan arahan dari pendidik.
Bercerita dengan bahasa yang cukup lugas, • Mengulang TP
masih terbata-bata, kurang runut, dan • Butuh bantuan foto
Menceritakan pengalaman dengan
3 60 memerlukan bantuan kata pemantik dari pengalamannya
runut
pendidik.

Rata-rata nilai formatif 73


Hasil Asesmen Sumatif
Nama: Edi Mata Pelajaran: Bahasa Indonesia

Kelas: 7 Fase: D

Sumatif
Tujuan Pembelajaran Nilai Deskriptif Saran
ke-
Membaca cerita pendek dengan Mampu membaca dengan intonasi yang Meningkatkan daya tahan
lafal yang jelas dan intonasi yang tepat dan memperhatikan volume suara saat untuk menyimak ceita, di
tepat, memperhatikan volume berbicara. Kejelasan dalam melafalkan kata antaranya dengan latihan
suara saat berbicara lebih meningkat. fokus perhatian melalui
1 75 aktivitas fisik motorik terarah.
Melengkapi kalimat sesuai Masih memerlukan arahan pendidik dalam
dengan cerita yang dibacakan melengkapi kalimat sesuai cerita yang
dibacakan.

Bercerita dengan bahasa yang cukup lugas. Berlatih komunikasi dua arah,
Masih memerlukan kata pemantik dari menceritakan aktivitas sehari-
Menceritakan pengalaman pendidik untuk menceritakan hari dan melakukan tanya
2 75
dengan runut pengalamannya secara runut. jawab dengan pendidik, orang
tua, atau orang dewasa di
sekitarnya.
Rata-rata nilai sumatif 75
Nama: Edi Mata Pelajaran: Bahasa Indonesia

Kelas: 7 Fase: D

Rata-rata Rata-rata
Nilai Nilai NA Capaian Kompetensi Saran
Formatif Sumatif
Menunjukkan kemampuan dalam membaca dengan Meningkatkan daya tahan untuk menyimak cerita,
intonasi yang tepat dan memperhatikan volume suara di antaranya dengan latihan fokus perhatian
saat berbicara. Kejelasan dalam melafalkan kata lebih melalui aktivitas fisik motorik terarah.
meningkat. Cukup mampu melengkapi kalimat sesuai
cerita yang dibacakan dengan arahan pendidik. Berlatih komunikasi dua arah, menceritakan
73 75 74
Manunjukkan kemampuan dalam bercerita dengan aktivitas sehari-hari dan melakukan tanya jawab
bahasa yang cukup lugas, memerlukan kata pemantik dengan pendidik, orang tua, atau orang dewasa di
dari pendidik untuk menceritakan pengalamannya secara sekitarnya.
runut.

Catatan: pendidik diberikan keleluasaan untuk mengadopsi dan mengadaptasi dalam mengembangkan format pengolahan hasil asesmen.
7 Pelaporan Kemajuan Belajar

98
BENTUK PELAPORAN KEMAJUAN
Bagaimana sekolah dapat memilih untuk melaporkan kemajuan belajar? BELAJAR YANG EFEKTIF

Pelaporan kemajuan belajar adalah bagaimana sekolah mengomunikasikan apa yang


peserta didik ketahui, pahami, dan bisa lakukan. Pelaporan menggambarkan
perkembangan dari proses pembelajaran peserta didik, mengidentifikasi area yang perlu
dikembangkan, dan berkontribusi pada efektivitas pembelajaran. Asesmen tanpa umpan Pelaporan yang efektif adalah yang:
balik hanyalah nilai akhir semata. Oleh karena itu, umpan balik mempunyai peran penting • melibatkan orang tua peserta
dalam menerjemahkan penilaian dan memperbaiki kinerja. Laporan kemajuan belajar didik, peserta didik, dan pendidik
berupa rapor merupakan salah satu bentuk pelaporan asesmen yang paling umum sebagai partner;
dilakukan sekolah, dan harus diperhatikan untuk memberikan informasi yang jelas agar • merefleksikan nilai-nilai yang
berguna bagi orang tua peserta didik dan peserta didik. dianut oleh sekolah;
• menyeluruh, jujur, adil, dan dapat
Apa beda pelaporan belajar dan pelaporan hasil belajar? dipertanggungjawabkan; serta
• jelas dan mudah dipahami oleh
Dalam bentuk pelaporan belajar, peserta didik lebih banyak berperan dalam aktivitasnya.
semua pihak.
Pelaporan hasil belajar (rapor), dibuat oleh pendidik sebagai analisis hasil belajar dalam
bentuk tertulis dan langsung dilaporkan kepada orang tua peserta didik.

99
Berbagai bentuk pelaporan yang bisa menjadi pilihan lain selain rapor adalah sebagai berikut:

Portofolio
Tujuan dari portofolio adalah
sebagai dokumentasi dari hasil karya
peserta didik. Isi portofolio adalah
hasil karya peserta didik yang dipilih
oleh peserta didik, berdasarkan hasil
diskusi dengan pendidik. Portofolio
bisa berupa foto, video, infografik,
poster atau karya apa pun yang
bukan berupa lembar soal-jawaban.

Gambar 9. Contoh Portofolio (Sumber gambar: SDS Pantara, Jakarta) 100


Diskusi/Konferensi
Tujuan diskusi adalah berbagi informasi antara
pendidik, peserta didik, dan orang tua. Sekolah perlu
menentukan fungsi dari suatu diskusi untuk dapat
mengembangkan struktur, dan kegiatannya
melibatkan menentukan target belajar. Diskusi atau
konferensi bisa dalam struktur formal maupun
informal.

Gambar 10. Contoh Kegiatan Diskusi/Konferensi (Sumber foto: koleksi pribadi)

101
Pameran Karya

Tujuan dari pameran karya


adalah sebagai perayaan
proses belajar peserta didik
dan juga sebagai asesmen
sumatif. Pameran karya berisi
proses dari pembelajaran
hingga produk dari sebuah
projek belajar. Pameran karya
bisa mengundang orang tua
peserta didik, komunitas
sekolah maupun mengundang
peserta didik dan pendidik dari
sekolah lain untuk saling
belajar dan mendapatkan
umpan balik dari audiens yang
lebih luas selain guru kelas.

Gambar 11. Contoh Kegiatan Pameran Karya (Sumber foto: SLBN 5 Jakarta, dan SDS Pantara)
102
Laporan Hasil Belajar (Rapor)

Laporan hasil belajar merupakan laporan keseluruhan dari proses dan akhir pembelajaran. Laporan hasil belajar merupakan hasil dari
analisis pendidik terhadap perkembangan belajar peserta didik. Laporan hasil belajar biasanya diberikan di akhir semester dan akhir tahun
ajaran. Sekolah menentukan format laporan hasil belajar sesuai dengan kebutuhan, fungsi, nilai, dan budaya masing-masing sekolah.

Yang perlu diperhatikan dalam melaporkan hasil belajar: Yang sebaiknya dihindari:
● Menyertakan kriteria pencapaian dalam bentuk ● Merekayasa hasil tanpa adanya bukti perkembangan
kalimat deskriptif. pembelajaran.
● Menyeluruh, jujur, adil, dan dapat ● Bahasa yang kompleks dan terlalu ilmiah.
dipertanggungjawabkan. ● Penggunaan kata atau kalimat negatif.
● Jelas dan mudah dipahami oleh semua pihak. ● Menilai dengan skor atau angka tanpa deskripsi
● Laporan hasil belajar hendaknya menyertakan bukti kriteria.
dari pembelajaran, yaitu portofolio peserta didik dan
bentuk pelaporan selain tertulis seperti diskusi atau
konferensi tiga arah.
● Menjelaskan umpan balik yang harus dilakukan
berikutnya.

103
Format Laporan Hasil Belajar (Rapor)

Nama Peserta Didik : Edo Kelas : 7 (Tujuh)


NISN : 00310073 Semester :1
Sekolah : SLB Mandiri Tahun Pelajaran : 2020/2021
Alamat : Jl. Bijaksana No.1

Nilai
No. Mata Pelajaran Capaian Kompetensi
Akhir

1. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti


...

2. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

3. Bahasa Indonesia Menunjukkan kemampuan dalam membaca dengan intonasi yang tepat dan
memperhatikan volume suara saat berbicara. Kejelasan dalam melafalkan kata
lebih meningkat. Cukup mampu melengkapi kalimat sesuai cerita yang
dibacakan, dengan arahan guru. Manunjukkan kemampuan dalam bercerita
dengan bahasa yang cukup lugas, memerlukan kata pemantik dari guru untuk
74 menceritakan pengalamannya secara runut.

Perlu meningkatkan daya tahan untuk menyimak ceita, di antaranya dengan


latihan fokus perhatian melalui aktivitas fisik motorik terarah.
Berlatih komunikasi dua arah, menceritakan aktivitas sehari-hari dan melakukan
tanya jawab dengan guru, orang tua, atau orang dewasa di sekitarnya.
84
dst. …
Format Laporan Kemajuan Belajar (Rapor)

No. Ekstrakurikuler Keterangan

1. Pramuka
Baik, mampu menerapkan Dwi Darma maupun Dasa Darma, cakap memahami

sejarah dan teknik kepramukaan.

2. Sepak Bola
Baik, menguasai teknik dasar dribbling dan passing serta mampu bekerja

sama dalam tim.

dst. ...

Ketidakhadiran tempat, tanggal rapor

Sakit … hari

Izin … hari

Tanpa Keterangan … hari

TTD TTD TTD


Orang Tua Kepala Sekolah Wali Kelas
Peserta Didik

105
8 Evaluasi Program Pembelajaran
Melakukan refleksi terhadap perencanaan program pembelajaran
1

Pada kegiatan ini pendidik perlu melakukan refleksi terhadap perencanaan,


pelaksanaan, dan pelaporan asesmen. Pendidik mencermati bagian manakah
yang telah tercapai dan belum. Hasil ketercapaian kompetensi dapat digunakan
sebagai dasar untuk melakukan kegiatan refleksi pembelajaran.

2 Mengidentifikasi keberhasilan program pembelajaran

Identifikasi keberhasilan tentang pada perencanaan, pelaksanaan, dan


pelaporan asesmen dapat dilakukan dengan memanfaatkan berbagai sudut
pandang, seperti kegiatan diskusi dengan teman sejawat, menggunakan data
asesmen, maupun penilaian dari peserta didik.

3 Menindaklanjuti hasil evaluasi program pembelajaran

Pendidik dapat bekerja sama dengan teman sejawat untuk melakukan


pengembangan program pembelajaran berdasarkan kebutuhannya.

107

Anda mungkin juga menyukai