Pekerjaan
Kompetensi 01 02 Kompetensi
Pedagogik Kepribadian
Kompetensi 03 04
Kompetensi
Sosial Profesional
1. Kompetensi Pedagogik
Definisi:
Kemampuan mengelola pembelajaran yang berpusat pada peserta didik untuk mencapai
tujuan pembelajaran.
No Indikator
Lingkungan pembelajaran yang aman dan nyaman bagi peserta
1.1
didik
1.2 Pembelajaran efektif yang berpusat pada peserta didik
1.3 Asesmen, umpan balik, dan pelaporan yang berpusat pada peserta didik
Level Kompetensi Pedagogik
2. Kompetensi Kepribadian
Definisi:
Kemampuan kepribadian yang mantap, berakhlak mulia, arif, dan berwibawa serta menjadi
teladan peserta didik. Kemampuan kepribadian tersebut dilakukan melalui refleksi dalam
menjalankan tanggung jawab sebagai guru sesuai kode etik profesi dan berorientasi pada
peserta didik.
No Indikator
Kematangan moral, emosi, dan spiritual, untuk berperilaku sesuai
2.1
engan kode etik guru
2.2 Pengembangan diri melalui kebiasaan refleksi
No Indikator
3.1 Kolaborasi untuk peningkatan pembelajaran
3.2 Keterlibatan orangtua/wali dan Masyarakat dalam pembelajaran
Keterlibatan dalam organisasi profesi dan jejaring yang lebih luas untuk
3.3
peningkatan pembelajaran
Level Kompetensi Sosial
4. Kompetensi Profesional
Definisi:
Kemampuan penguasaan materi pelajaran secara luas dan mendalam. Kemampuan
penguasaan materi tersebut untuk menetapkan tujuan pembelajaran dan pengorganisasian
konten pengetahuan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik..
No Indikator
4.1 Pengetahuan konten pembelajaran dan cara mengajarkannya
4.2 Karaktersitik dan cara belajar peserta didik
https://docs.google.com/document/d/1ioT4isgQXQcfKGWUiWWxDPvHBNm_gnqf/edit?usp=sh
aring&ouid=105958788402914891184&rtpof=true&sd=true
Kesimpulan
● Dalam transformasi pendidikan Indonesia, guru memiliki peran kunci
dalam menerapkan Perdirjen GTK No.2626/B/HK/2023
● Peran baru guru adalah sebagai pembelajar seumur hidup,
pengembang diri, kolaborator, dan pemimpin pembelajaran yang akan
membawa perubahan dalam pendidikan.
● Mari berkomitmen untuk terus berkembang, berkolaborasi, dan
berkontribusi dalam menciptakan masa depan pendidikan yang lebih
baik
02
Kebijakan
Kurikulum Merdeka
Permendikbudristek No. 262/M/2022 tentang
Pedoman Implementasi Kurikukulum Merdeka
Kerangka Dasar TETAP
Ditetapkan oleh pemerintah pusat Tujuan Pendidikan Nasional
Kurikulum
ditetapkan oleh Profil Pelajar Pancasila
Pemerintah Pusat
dengan mengacu
Standar Kompetensi
pada Tujuan Lulusan
(untuk PAUD
Pendidikan Nasional STPPA)
dan SNP
Standar Isi Standar Proses Standar Penilaian Standar
lainnya
Contoh Perangkat Ajar: Buku Teks Pelajaran, Bahan Ajar, modul ajar mata
pelajaran dan projek profil pelajar Pancasila, contoh kurikulum satuan
pendidikan
FLEKSIBEL/DINAMIS
Satuan pendidikan ● Visi & Misi satuan pendidikan ● Kurikulum operasional
mengembangkan kurikulum
● Konteks dan kebijakan lokal di satuan pendidikan
operasional berdasarkan
kerangka dan struktur kurikulum, ● Perangkat ajar yang
sesuai karakteristik satuan dikembangkan secara
pendidikan
STTPA Standar Pencapaian Perkembangan Anak mandiri
Karakteristik Kurikulum di Setiap Jenjang
PAUD SD SMP SMA SMK SLB
Kegiatan bermain sebagai Penguatan kompetensi yang Penyesuaian dengan Program peminatan/ penjurus Dunia kerja dapat terlibat dalam Capaian pembelajaran
proses belajar yang utama mendasar dan pemahaman perkembangan teknologi an tidak diberlakukan pengembangan pembelajaran pendidikan khusus dibuat
holistik: digital, mata pelajaran hanya untuk yang memiliki
Penguatan literasi dini Informatika menjadi mata Di kelas 10 pelajar menyiap Struktur lebih sederhana dengan hambatan intelektual
dan penanaman karakter • Untuk memahami pelajaran wajib kan diri untuk menentukan dua kelompok mata pelajaran, yaitu
melalui kegiatan bermain- lingkungan sekitar, mata pilihan mata pelajaran di kelas Umum dan Kejuruan. Persentase Untuk pelajar di SLB yang
belajar berbasis buku pelajar an IPA dan IPS Panduan untuk guru 11. Mata pelajaran yang kelompok kejuruan meningkat tidak memiliki hambatan
bacaan anak diga bungkan Informatika disiapkan untuk dipelajari serupa dengan di dari 60% ke 70% intelektual, capaian
sebagai mata pelajaran membantu guru-guru pemula, SMP pembelajarannya sama
Fase Fondasi untuk Ilmu Pengetahuan Alam sehingga guru mata Penerapan pembelajaran ber dengan sekolah reguler
meningkatkan kesiapan dan Sosial (IPAS) pelajaran tidak harus berlatar Di kelas 11 dan 12 pelajar basis projek dengan mengintegra yang sederajat, dengan
bersekolah belakang pendidikan mengikuti mata pelajaran dari sikan mata pelajaran terkait. menerapkan prinsip
• Integrasi computational informatika Kelompok Mapel Wajib, dan
Pembelajaran berbasis modifikasi kurikulum
thinking dalam mata memilih mata pelajaran dari
projek untuk penguatan Praktek Kerja Lapangan (PKL)
pelajaran Bahasa Pembelajaran berbasis pro kelompok MIPA, IPS, Bahasa,
profil Pelajar Pancasila menjadi mata pelajaran wajib Sama dengan pelajar di
Indonesia, Matematika, jek untuk penguatan profil Pe dan Keterampilan Vokasi
dilakukan melalui kegiatan minimal 6 bulan (1 semester). sekolah reguler, pelajar di
dan IPAS lajar Pancasila dilakukan sesuai minat, bakat, dan
perayaan hari besar dan SLB juga menerapkan
minimal 3 kali dalam satu aspirasinya
perayaan tradisi lokal • Bahasa Inggris sebagai Pelajar dapat memilih mata pelajar pembelajaran berbasis
tahun ajaran
mata pelajaran pilihan an di luar program keahliannya projek untuk menguatkan
Pembelajaran berbasis
Pelajar Pancasila dengan
projek untuk penguatan profil
Pembelajaran berbasis Alokasi waktu khusus projek mengusung tema yang
Pelajar Pancasila dilakukan
projek untuk penguatan profil penguatan profil pelajar sama dengan sekolah regu
minimal 3 kali dalam satu
Pelajar Pancasila dilakukan Pancasila dan Budaya Kerja ler, dengan kedalaman
tahun ajaran, dan pelajar
minimal 2 kali dalam satu untuk peningkatan soft skill materi dan aktivitas sesuai
menulis esai ilmiah sebagai
tahun ajaran (karakter dari dunia kerja) dengan karakteristik dan
syarat kelulusan
kebutuhan pelajar di SLB
a. pembelajaran intrakurikuler; dan dilaksanakan dengan menjumlah alokasi jam pelajaran projek
b. projek penguatan profil pelajar Pancasila, penguatan profil pelajar Pancasila dari semua mata pelajaran
dialokasikan sekitar 20% (dua puluh persen) dan jumlah total waktu pelaksanaan masing-masing projek tidak
** Satuan pendidikan
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti* 108 (3) 36 144
menyediakan minimal 1
Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti* 108 (3) 36 144 (satu) jenis seni (Seni Musik,
Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti* 108 (3) 36 144 Seni Rupa, Seni Teater,
Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti* 108 (3) 36 144 dan/atau Seni Tari). Peserta
Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti* 108 (3) 36 144
didik memilih 1 (satu) jenis
seni (Seni Musik, Seni Rupa,
Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekerti* 108 (3) 36 144
Seni Teater, atau Seni Tari).
Pendidikan Pancasila 144 (4) 36 180
Seni dan Budaya**: 108 (3) 36 144 **** Total JP tidak termasuk
o Seni Musik mata pelajaran Bahasa
o Seni Rupa
o Seni Teater
Inggris, Muatan Lokal,
o Seni Tari dan/atau mata pelajaran
tambahan yang
Bahasa Inggris*** 72 (2) - 72 diselenggarakan oleh satuan
Muatan Lokal*** 72 (2) 72 pendidikan.
Total****: 828 (23) 252 1080
Alokasi Waktu Mata Pelajaran SD/MI Kelas
II
Asumsi 1 Tahun = 36 minggu
1 JP = 35 menit Alokasi pertahun Alokasi Projek TOTAL JP PER * Diikuti oleh peserta didik
(minggu) per tahun TAHUN
sesuai dengan
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti* 108 (3) 36 144 agama/kepercayaan masing-
Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti* 108 (3) 36 144 masing.
Asumsi 1 Tahun = 36 minggu Alokasi per tahun Alokasi Projek TOTAL JP PER
1 JP = 35 menit * Diikuti oleh peserta didik
(minggu) per tahun TAHUN sesuai dengan
agama/kepercayaan
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti* 108 (3) 36 144 masing- masing.
Holistik bermakna memandang sesuatu secara utuh dan Prinsip kontekstual berkaitan dengan upaya mendasarkan
menyeluruh, tidak parsial atau terpisah-pisah. Dalam konteks kegiatan pembelajaran pada pengalaman nyata yang dihadapi
perancangan projek penguatan profil pelajar Pancasila, dalam keseharian. Prinsip ini mendorong pendidik dan peserta
kerangka berpikir holistik mendorong kita untuk menelaah didik untuk dapat menjadikan lingkungan sekitar dan realitas
sebuah tema secara utuh dan melihat keterhubungan dari kehidupan sehari-hari sebagai bahan utama pembelajaran.
berbagai hal untuk memahami sebuah isu secara mendalam.
Prinsip berpusat pada peserta didik berkaitan dengan skema Prinsip eksploratif berkaitan dengan semangat untuk membuka
pembelajaran yang mendorong peserta didik untuk menjadi ruang yang lebar bagi proses pengembangan diri dan inkuiri.
subjek pembelajaran yang aktif mengelola proses belajarnya Projek penguatan profil pelajar Pancasila tidak berada dalam
secara mandiri, termasuk memiliki kesempatan memilih dan struktur intrakurikuler yang terkait dengan berbagai skema
mengusulkan topik projek sesuai minatnya. formal pengaturan mata pelajaran. Oleh karenanya, projek ini
memiliki area eksplorasi yang luas dari segi jangkauan materi,
alokasi waktu, dan penyesuaian dengan tujuan pembelajaran.
Manfaat P5
Pihak Terkait Manfaat
Satuan Pendidikan • Menjadikan satuan pendidikan sebagai sebuah ekosistem yang terbuka untuk partisipasi
dan keterlibatan masyarakat.
• Menjadikan satuan pendidikan sebagai organisasi pembelajaran yang berkontribusi
kepada lingkungan dan komunitas di sekitarnya.
Pendidik • Memberi ruang dan waktu untuk peserta didik mengembangkan kompetensi dan
memperkuat karakter dan Profil Pelajar Pancasila.
• Merencanakan proses pembelajaran projek dengan tujuan akhir yang jelas.
• Mengembangkan kompetensi sebagai pendidik yang terbuka untuk berkolaborasi
dengan pendidik dari mata pelajaran lain untuk memperkaya hasil pembelajaran.
Peserta Didik • Memperkuat karakter dan mengembangkan kompetensi sebagai warga dunia yang aktif.
• Berpartisipasi merencanakan pembelajaran secara aktif dan berkelanjutan.
• Mengembangkan keterampilan, sikap, dan pengetahuan yang dibutuhkan dalam
mengerjakan projek pada periode waktu tertentu.
• Melatih kemampuan pemecahan masalah dalam beragam situasi belajar.
• Memperlihatkan tanggung jawab dan kepedulian terhadap isu di sekitar mereka sebagai
salah satu bentuk hasil belajar.
• Menghargai proses belajar dan bangga dengan hasil pencapaian yang telah diupayakan
secara optimal.
Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila SD/MI,
SMP/MTs, SMA/MA, SMK/MAK atau sederajat
● Proyek penguatan profil pelajar Pancasila mengambil alokasi waktu 20-30%
(dua puluh sampai dengan tiga puluh persen) dari total jam pelajaran
selama 1 (satu) tahun.
● Alokasi waktu untuk setiap proyek penguatan profil pelajar Pancasila tidak
harus sama. Satu proyek dapat dilakukan dengan durasi waktu yang lebih
panjang daripada proyek yang lain.
Tujuan Tujuan
Awal
Pembelajaran Pembelajaran
Fase 1 2
Tujuan Tujuan
Pembelajaran Pembelajaran
3 4
Tujuan Tujuan
Akhir
Pembelajaran Pembelajaran
5 6 Fase
Merancang Pembelajaran
● Rencana pembelajaran dirancang untuk untuk mencapai suatu
tujuan pembelajaran.
● Rencana pembelajaran disusun berdasarkan alur tujuan
pembelajaran dan disusun lebih rinci.
● Alur tujuan pembelajaran tidak ditetapkan oleh pemerintah.
● Rencana pembelajaran yang dibuat dapat berbeda-beda,
● Rencana pembelajaran dirancang dengan memperhatikan
berbagai faktor lainnya, termasuk faktor peserta didik yang
berbeda, lingkungan sekolah, ketersediaan sarana dan prasarana
pembelajaran, dan lain-lain.
Rencana Pembelajaran
● Tujuan pembelajaran (salah satu dari tujuan dalam alur ● Tujuan pembelajaran (salah satu dari tujuan dalam alur
tujuan pembelajaran). tujuan pembelajaran).
● Langkah-langkah atau kegiatan pembelajaran. ● Langkah-langkah atau kegiatan pembelajaran.
Biasanya untuk satu atau lebih pertemuan. Biasanya untuk satu tujuan pembelajaran yang dicapai
● Asesmen pembelajaran: Rencana asesmen untuk di awal dalam satu atau lebih pertemuan.
pembelajaran dan rencana asesmen di akhir pembelajaran ● Rencana asesmen untuk di awal pembelajaran beserta
untuk mengecek ketercapaian tujuan pembelajaran. instrumen dan cara penilaiannya.
● Rencana asesmen di akhir pembelajaran untuk
mengecek ketercapaian tujuan pembelajaran beserta
instrumen dan cara penilaiannya.
● Media pembelajaran yang digunakan, termasuk,
misalnya bahan bacaan yang digunakan, lembar kegiatan,
video, atau tautan situs web yang perlu dipelajari peserta
didik.
Modul Ajar
Modul ajar sekurang-kurangnya yang berisi tujuan, langkah, media
pembelajaran, asesmen, serta informasi dan referensi belajar lainnya yang
dapat membantu pendidik dalam melaksanakan pembelajaran.
Permendikbud No.21 Tahun 2022 Tentang Standar Penilaian Pendidikan Pada Pendidikan Anak Usia Dini, Jenjang
Pendidikan Dasar, Dan Jenjang Pendidikan Menengah
Asesmen dalam pembelajaran
1. Asesmen formatif, a. Asesmen di awal pembelajaran yang dipakai untuk
yaitu asesmen mengetahui kesiapan peserta didik dalam
yang bertujuan mempelajari materi ajar dan mencapai tujuan
untuk memberikan pembelajaran yang direncanakan dikategorikan
sebagai asesmen formatif karena ditujukan untuk
informasi atau
kebutuhan guru
merancang dalam
pembelajaran, tidak untuk keperluan
umpan balik bagi
penilaian hasil belajar peserta didik yang dilaporkan
pendidik dan dalam rapor.
peserta didik untuk b. Asesmen di dalam proses pembelajaran, yang
memperbaiki dilakukan selama proses pembelajaran untuk
proses belajar. mengetahui perkembangan peserta didik dan sekaligus
pemberian umpan balik yangcepat. Biasanya
asesmen ini dilakukan sepanjang atau di tengah
kegiatan/langkah pembelajaran, dan dapat juga
dilakukan di akhir langkah pembelajaran. Asesmen ini
juga termasuk dalam kategori asesmen formatif
Asesmen dalam pembelajaran
2. Asesmen sumatif,
- dilakukan di akhir proses pembelajaran
yaitu asesmen yang - dapat juga dilakukan sekaligus untuk dua
dilakukan untuk atau lebih TP sesuai pertimbangan
memastikan pendidik atau satuan pendidikan
ketercapaian - Menjadi asesmen yang
bagian dari dilakukanpenilaian
perhitungan
keseluruhan tujuan di akhir semester, akhir tahun ajaran,
pembelajaran dan/atau akhir jenjang.
KEBUTUHAN
BELAJAR
KE LAJ
MURID
BE
T
SI
NA
AP AR
A
MI
N
Minat murid
berbeda-
beda
Minat murid
masih bisa
berkembang
Minat dipertimbangkan
untuk
meningkatkan
keterlibatan murid
dalam pembelajaran
Menggunakan
berbagai bentuk
asesmen formatif,
termasuk juga
asesmen awal
mengidentifikasi
mengamati perilaku
pengetahuan awal
murid-murid
Dapatkah Anda
menyebutkan
cara lainnya?
Sumber
Photo by Kelligambar: Google
Tungay on Unsplash
1. Pemetaan
Kebutuhan
Belajar
Berdasarkan
Kesiapan
Belajar