Anda di halaman 1dari 60

KURIKULUM SEKOLAH

PENGGERAK
berbagi bersama
MKKS SMA/SMK NEGERI
KABUPATEN SIDOARJO

Dr. ABU BAKAR, M.Pd


Pengawas SMA Kota Malang-Kota Batu
Dosen Luar Biasa UMM
IN Komite Pembelajaran PSP
Pengajar/Mentor Diklat CPS

Horizon Hotel Kota Batu


9- OKTOBER - 2021
KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN,
RISET, DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 162/M/2021
TENTANG
PROGRAM SEKOLAH PENGGERAK
MENTERI PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN
TEKNOLOGI,
A. Latar Belakang
• Angka partisipasi sekolah dan angka rata-rata lama sekolah (RLS)
meningkat. Pada 1950, RLS penduduk Indonesia kurang dari 2 (dua) tahun,
kemudian meningkat menjadi 4 (empat) tahun pada tahun 1990, dan
berlipat ganda menjadi 8 (delapan) tahun saat ini

• Hasil survey PISA tahun 2018 menunjukkan 60% (enam


puluh persen) sampai dengan 70% (tujuh puluh persen) peserta didik
di Indonesia masih berada di bawah standar kemampuan minimum
dalam sains, matematika, dan membaca

• Hasil UjianNasional Berbasis Komputer (UNBK) yang terakhir pada tahun


2019 menunjukkan skor rata-rata dari 2 (dua) provinsi di pulau Jawa
mengalahkan rata-rata skor kelompok 10% (sepuluh persen) tertinggi
di 10 (sepuluh) provinsi lain di luar pulau Jawa
• Rata-rata skor uji kompetensi guru di Indonesia yaitu 57 (lima puluh tujuh) dari
skala 0 (nol)-100 (serratus)

• Studi The Trends in International Mathematics and Science Study (TIMSS) pada
tahun 2015 menunjukkan interaksi guru dan siswa dalam pembelajaran tidak
merangsang adanya kemampuan analitis dan berpikir aras tinggi (higher order
thinking skills)

• Program Sekolah Penggerak bertujuan untuk mendorong proses transformasi


satuan pendidikan agar dapat meningkatkan capaian hasil belajar peserta didik
secara holistik baik dari aspek kompetensi kognitif maupun non-kognitif
(karakter) dalam rangka mewujudkan profil pelajar Pancasila
KONDISI SAAT INI PERUBAHAN
KTSP masih sekadar formalitas untuk memenuhi Kurikulum operasional menekankan bahwa dokumen disusun dan digunakan
administrasi dokumen, kurang relevan dengan sesuai konteks dan karakteristik satuan pendidikan
praktik pembelajaranSulit dikontekskan sesuai
karakteristik satuan pendidikan

Bukan proses yang dipandu tapi hasilnya cenderung Prinsip panduan penyusunan kurikulum operasional sekolah
harus menggunakan format tertentu, tidak membebaskan satuan pendidikan untuk melakukan pengembangan
mendorong sekolah untuk kreatif dan inovatif dalam selama selaras dengan tujuan
pembelajaran
KTSP disusun hanya oleh tim tertentu yang ● Proses dalam penyusunan kurikulum operasional
ditetapkan kepala sekolah, tidak melibatkan seluruh →melibatkan stakeholder
pemangku kepentingan →proses yang reflektif (bolak balik)
→fasilitatif, bukan ditentukan sepihak oleh orang-orang tertentu
Satuan pendidikan masih cenderung menggunakan Semua jenjang satuan pendidikan dapat mengorganisasikan muatan
struktur kurikulum yang seragam pelajaran menggunakan pendekatan berbasis mata pelajaran, tematik,
atau unit inkuiri
● KTSP dianggap menjadi beban administrasi ● Kurikulum operasional menekankan komponen esensial, hal-hal yang
(dokumen terlalu banyak, sudah ada di dokumen lain tidak perlu dicantumkan kembali
banyak info yang perlu disajikan dan berulang) ● Dokumen rancangan pembelajaran hanya dilampirkan sebagai
● Dokumen dipisah-pisah antara dokumen 1, 2, contoh pembelajaran (tidak perlu memasukkan semua silabus dan
dan 3 RPP)
● Dokumen kurikulum operasional dibuat secara komprehensif,
tidak terpisah-pisah
UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003
Pasal 36 Ayat 2

Kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan


dikembangkan dengan prinsip diversifikasi sesuai dengan satuan
pendidikan, potensi daerah, dan peserta didik
PP SNP Nomor 57 Tahun 2021
Pasal 38 Ayat 2

Pengembangan kurikulum Satuan Pendidikan dilakukan


dengan prinsip diversifikasi sesuai dengan Satuan
Pendidikan, potensi daerah, dan Peserta Didik
Prinsip diversifikasi dalam pengembangan kurikulum
dimaksudkan untuk memungkinkan penyesuaian
program pendidikan pada Satuan Pendidikan dengan
kondisi dan kekhasan potensi yang ada di daerah
B. Tujuan
Program Sekolah Penggerak bertujuan untuk:
1. meningkatkan kompetensi dan karakter yang sesuai dengan profil
pelajar Pancasila;

2. menjamin pemerataan kualitas pendidikan melalui program


peningkatan kapasitas kepala sekolah yang mampu memimpin
satuan pendidikan dalam mencapai layanan berkualitas

3. Membangu ekosistem Pemdidikan yang lebih kuat yang befokus


pada peningatan kualitas

4.Menciptakan iklim kolaboratif bagi para pemangku kepentingan


dibidang pendidikan, baik lingkungan sekolah, pemerintah daerah
maupun pemerintah pusat
C. Sasaran
Sasaran penyelenggaraan Program Sekolah Penggerak meliputi:
1. guru/pendidik PAUD;
2. kepala satuan pendidikan; dan
3. pengawas sekolah/penilik,
yang berlokasi di provinsi/kabupaten/kota yang ditetapkan sebagai
pelaksana Program Sekolah Penggerak
D. Ruang Lingkup

Ruang lingkup penyelenggaraan Program Sekolah Penggerak ini meliputi:

1. sosialisasi Program Sekolah Penggerak;

2. penetapan provinsi/kabupaten/kota sebagai penyelenggara Program Sekolah Penggerak;

3. penetapan satuan pendidikan sebagai pelaksana Program Sekolah Penggerak;

4. pelaksanaan kegiatan Program Sekolah Penggerak pada pemerintah daerah provinsi/kabupaten/kota;

5. pelaksanaan kegiatan Program Sekolah Penggerak pada satuan pendidikan; dan

6. evaluasi penyelenggaraan Program Sekolah Penggerak.


Program Sekolah Penggerak merupakan penyempurnaan program transformasi
sekolah sebelumnya
• Program Sekolah Penggerak merupakan
Program kolaborasi antara Kemdikbud dengan Pemerintah Daerah di
01 mana komitmen Pemda menjadi kunci utama

Intervensi dilakukan secara holistik, mulai dari SDM sekolah,


02 pembelajaran, perencanaan, digitalisasi, dan pendampingan
Pemerintah Daerah

Memiliki ruang lingkup yang mencakup seluruh kondisi sekolah, tidak


03 hanya sekolah unggulan saja, baik negeri dan swasta

Pendampingan dilakukan selama 3 tahun ajaran dan sekolah


04 melanjutkan upaya transformasi secara mandiri

Program dilakukan terintegrasi dengan ekosistem hingga seluruh


05 sekolah di Indonesia menjadi Sekolah Penggerak
1
Program Sekolah Penggerak terdiri dari lima intervensi yang saling terkait dan tidak bisa
dipisahkan

Profil Pelajar Pancasila


Pembelajaran
Penguatan Perencanaan Digitalisasi
dengan
SDM sekolah berbasis sekolah
paradigma
data
Penguatan Kepala Sekolah, baru
Pembelajaran yang
Manajemen berbasis Penggunaan berbagai
Pengawas Sekolah, Penilik, sekolah: perencanaan platform digital bertujuan
dan Guru melalui program berorientasi pada berdasarkan refleksi diri mengurangi kompleksitas,
pelatihan dan penguatan kompetensi dan sekolah meningkatkan efisiensi,
pengembangan karakter
pendampingan intensif yang sesuai nilai-nilai menambah inspirasi, dan
(coaching one to one) Pancasila, melalui kegiatan pendekatan yang
dengan pelatih ahli yang pembelajaran di dalam dan disesuaikan
disediakan oleh Kemdikbud. luar kelas.

Pendampingan konsultatif dan asimetris


Program kemitraan antara Kemendikbud dan pemerintah daerah di mana Kemendikbud memberikan
pendampingan implementasi Sekolah Penggerak

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 11


Kerangka Tujuan Pendidikan
Kurikulum
ditetapkan oleh Nasional
Pemerinah
Pusat dengan
mengacu pada
Profil Pelajar
Tujuan Pancasila
Pendidikan
Naional
Standar Kelulusan

Standar Standar Standar Standar


isi Proses Penilaian Lain

Struktur Capaian Prinsip


Kurikulum Pembelajarn Pembelajara
Kerangka n dan
Dasar Asesmen

Kurikulum
Contoh
Perangkat Ajar:
Buku Teks
Pelajaran, Bahan
Ajar, modul
ajar mata
pelajaran dan
projek profil
pelajar
Pancasila, contoh Fleksibel/Dinamis
kurikulum satuan Satuan pendidikan • Visi & Misi • Kurikulum operasional
pendidikan mengembangkan satuan pendidikan di satuan pendidikan
kurikulum operasional berdasarkan • Perangkat ajar yang
kerangka dan struktur kurikulum,
• Konteks dan
kebijakan lokal dikembangkan secara
sesuai karakteristik dan kebutuhan
satuan pendidikan mandiri

GB. Hubungan Antara Kerangka Dasar


Kurikulum, Contoh Perangkat Ajar, dan
Kurikulum Operasional di Satuan
Ppendidikan
TUJUAN PENDIDIKAN
Proses
Penyusunan
NASIONAL
PROFIL
Kurikulum
PELAJAR
Operasional di
PANCASIL
Satuan
A Struktur Kurikulum
Pendidikan
Prinsip Pembelajaran dan
TETAP Asesmen
Ditetapkan oleh pemerintah pusat Capaian Pembelajaran
. .

1 3 5
Merancang
Menganalisis Menentukan PENDAMPINGAN,
konteks PENGORGANISASI EVALUASI, DAN
KARAKTERISTIK 2 AN 4 PENGEMBANGAN
SATUAN PEMBELAJARAN PROFESIONAL
Merumuskan Menyusun
PENDIDIKAN VISI RENCANA
MISI PEMBELAJARAN
FLEKSIBEL/DINAMIS TUJUAN
Satuan pendidikan
mengembangkan kurikulum
operasional berdasarkan kerangka
dan struktur kurikulum, sesuai evaluasi jangka
karakteristik dan kebutuhan satuan
pendidikan pendek
(semester/tahunan)
evaluasi jangka panjang (4-5 tahun)
Prinsip Pengembangan Kurikulum Operasional di
Satuan Pendidikan (1/3)
Pembelajaran harus memenuhi potensi, kebutuhan
Berpusat pada perkembangan dan tahapan belajar, serta kepentingan peserta
Peserta Didik didik. Profil Pelajar Pancasila selalu menjadi rujukan pada semua
tahapan dalam penyusunan kurikulum operasional sekolah.

Menunjukkan kekhasan dan sesuai dengan karakteristik satuan


pendidikan, konteks sosial budaya dan lingkungan, serta dunia
Kontekstual kerja dan industri

DRAFT - UNTUK INTERNAL


TIDAK UNTUK
DISEBARLUASKAN
Prinsip Pengembangan Kurikulum Operasional di
Satuan Pendidikan (2/3)

Semua unsur informasi penting/utama yang dibutuhkan oleh para


pemegang kepentingan tentang kurikulum yang digunakan di
Esensial satuan pendidikan dapat diperoleh di dokumen tersebut.
Bahasanya lugas dan mudah dipahami, tidak mengulang
naskah/kutipan yang sudah ada di naskah lain. Dokumen tidak
perlu memuat kembali misalnya lampiran Kepmendikbud seperti
CP, struktur, dll., dalam dokumen kurikulum operasional

DRAFT - UNTUK INTERNAL


TIDAK UNTUK
DISEBARLUASKAN
Prinsip Pengembangan Kurikulum Operasional di
Satuan Pendidikan (3/3)

Akuntabel Dapat dipertanggungjawabkan karena berbasis data dan aktual

Pengembangan kurikulum satuan pendidikan melibatkan komite


satuan pendidikan dan berbagai pemangku kepentingan antara
Melibatkan berbagai lain orang tua, organisasi, berbagai sentra, serta industri dan
pemangku dunia kerja untuk SMK, di bawah koordinasi dan supervisi dinas
kepentingan Pendidikan atau kantor kementerian yang menyelenggarakan
urusan pemerintahan di bidang agama sesuai dengan
DRAFT - UNTUK INTERNAL kewenangannya.
TIDAK UNTUK
DISEBARLUASKAN
Komponen ini menjadi komponen utama yang
ditinjau setiap 4-5 tahun

Karakteristik Satuan Dari analisis konteks, dirumuskan karakteristik sekolah yang menggambarkan keunikan
sekolah dalam hal peserta didik, sosial, budaya, guru, dan tenaga kependidikan.
Pendidikan

Visi
● menggambarkan bagaimana peserta didik menjadi subjek dalam tujuan jangka panjang
sekolah dan nilai-nilai yang dituju
● nilai-nilai yang mendasari penyelenggaraan pembelajaran agar peserta didik dapat
mencapai Profil Pelajar Pancasila
Misi
Visi, Misi, dan Tujuan ● misi menjawab bagaimana sekolah mencapai visi
● Nilai-nilai yang penting untuk dipegang selama menjalankan misi
Tujuan
● tujuan akhir dari kurikulum sekolah yang berdampak kepada peserta didik
● tujuan menggambarkan patok-patok (milestone) penting dan selaras dengan misi
● strategi sekolah untuk mencapai tujuan pendidikannya
● Kompetensi/karakteristik yang menjadi kekhasan lulusan sekolah tersebut dan selaras
dengan profil Pelajar Pancasila
DRAFT - UNTUK INTERNAL
TIDAK UNTUK
DISEBARLUASKAN
Komponen ini menjadi komponen utama
yang ditinjau setiap tahun

Cara sekolah mengatur muatan kurikulum dalam satu rentang waktu, dan beban
belajar, cara sekolah mengelola pembelajarannya untuk mendukung pencapaian CP
dan Profil Pelajar Pancasila (mis: mingguan, sistem blok, atau cara pengorganisasian
Pengorganisasian lainnya).
● Intrakurikuler, berisi muatan/mata pelajaran dan muatan tambahan lainnya jika ada
Pembelajaran (mulok)
● Projek penguatan Profil Pelajar Pancasila, menjelaskan pengelolaan projek yang
mengacu pada profil Pelajar Pancasila pada tahun ajaran tersebut.
● Ekstrakurikuler. Gambaran ekskul dalam bentuk matriks/tabel

Rencana pembelajaran untuk ruang lingkup sekolah: menggambarkan rencana


Rencana pembelajaran selama setahun ajaran. Berisi alur pembelajaran/unit mapping (untuk
sekolah-sekolah yang sudah menjalankan pembelajaran secara integrasi), program
Pembelajaran prioritas satuan pendidikan

DRAFT - UNTUK INTERNAL


TIDAK UNTUK
DISEBARLUASKAN
Komponen ini menjadi komponen
utama yang ditinjau setiap tahun

Pendampingan, Kerangka bentuk pendampingan, evaluasi, dan pengembangan profesional yang


evaluasi, dan dilakukan untuk peningkatan kualitas pembelajaran secara berkelanjutan di satuan
pendidikan. Pelaksanaan ini dilakukan oleh para pemimpin satuan pendidikan secara
pengembangan internal dan bertahap sesuai dengan kemampuan satuan pendidikan.

profesional
● Contoh-contoh rencana pembelajaran ruang lingkup kelas: menggambarkan
rencana pembelajaran per tujuan pembelajaran dan/atau per tema (untuk
sekolah-sekolah yang sudah menjalankan pembelajaran secara integrasi)
● Contoh penguatan Profil Pelajar Pancasila penjabaran pilihan tema dan isu
spesifik yang menjadi projek pada tahun ajaran tersebut (deskripsi singkat
Lampiran tentang projek yang sudah dikontekstualisasikan dengan kondisi lingkungan
sekolah dan kebutuhan peserta didik, tidak perlu sampai rincian
pembelajarannya)
● Referensi landasan hukum atau landasan lain yang kontekstual dengan
karakteristik sekolah
DRAFT - UNTUK INTERNAL
TIDAK UNTUK
DISEBARLUASKAN
Struktur Kurikulum SMA Kelas X
Alokasi waktu mata pelajaran Kurikulu
m 2013 Alokasi per Projek (minimal
TOTAL JP
SMA Kelas X tahun 25% dari total
PER TAHUN
(minggu) per tahun
Asumsi 1 Tahun = 36 minggu
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti* , KRISTEN, KATOLIK, HINDU, 3 72 (2) 36 (33%) 108
BUDHA, KONGHUCU, sd Aliran kepercayaan

Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 2 54 (2) *** 18 (25%) 72

Bahasa Indonesia 4 108 (3) 36 (25%) 144

Matematika 4 108 (3) 36 (25%) 144

Ilmu Pengetahuan Alam: Fisika, Kimia, Biologi 3 216 (6) 93 (30%) 309

Ilmu Pengetahuan Sosial: Sosiologi, Ekonomi, Sejarah, Geografi 3 288 (8) 123 (30%) 411

Bahasa Inggris 2 54 (2) *** 18 (25%) 72

Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan 3 72 (2) 36 (33%) 108

Informatika 3 72 (2) 36 (33%) 108


Pilihan minimal 1:
o Seni Musik
o Seni Rupa 18
2 54 (2) *** 72
o Seni Teater (25%)
o Seni Tari
o Prakarya

Muatan Lokal 3 72 (2) ** - 72**


Total: 44/Minggu 1098 (33) 450 1548
Keterangan:
* Diikuti oleh peserta didik sesuai dengan agama/kepercayaan
masing-masing.
** Maksimal 2 JP per minggu atau 72 JP per tahun.
*** Pembelajaran reguler tidak penuh 36 minggu untuk memenuhi
alokasi projek (27 minggu untuk Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan (PPKn), Bahasa Inggris, serta Seni dan
Prakarya).
**** Satu JP beban belajar di SMA adalah 45 menit.
Aturan pemilihan mata pelajaran SMA kelas 11-12
sesuai minat, bakat, dan aspirasi pelajar, tidak ada program peminatan di SMA

Kelompok Mata Pelajaran Wajib Kelompok Mata Pelajaran Kelompok Mata Pelajaran
MIPA Bahasa dan Budaya

● Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti


● Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti ● Biologi ● Bahasa dan Sastra Indonesia
● Kimia ● Bahasa dan Sastra Inggris
Aturan pemilihan mata pelajaran
● Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti
● Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti ● Fisika ● Bahasa Korea
● Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti ● Informatika ● Bahasa Arab ● Siswa memilih mata pelajaran dari
● Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi ● Matematika lanjutan ● Bahasa Mandarin kelompok pilihan
Pekerti ● Bahasa Perancis ● Siswa memilih mata pelajaran dari
● Pendidikan Kepercayaan Terhadap Tuhan ● Bahasa Jepang minimum 2 kelompok pilihan hingga
Yang Maha Esa dan Budi Pekerti ● Bahasa Jerman syarat minimum jam pelajaran
● Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan terpenuhi (total JP: 40/minggu; JP
● Bahasa Indonesia untuk mapel pilihan: 22 JP/minggu)
● Bahasa Inggris
Kelompok Mata Pelajaran Kelompok Mata Pelajaran Vokasi ● Sekolah membuka minimum 2
● Sejarah
● Matematika IPS dan Prakarya kelompok mata pelajaran.
● Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan ● Apabila sumberdaya memungkinkan,
Kesehatan ● Sosiologi ● Prakarya sekolah dapat membuka lebih dari dua
● Pilihan: Seni Musik/Seni Tari/Seni ● Ekonomi ● Mata Pelajaran yang kelompok
Rupa/Seni Teater ● Geografi dikembangkan satuan pendidikan
● Antropologi bersama masyarakat/industri

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 26


Contoh ilustrasi untuk pemilihan mata pelajaran SMA kelas 11-12
sesuai minat, bakat, dan aspirasi pelajar, tidak ada program peminatan di SMA

Ani ingin kuliah kedokteran, berikut mata pelajaran yang ia ambil


Wayan masih belum yakin, ingin kuliah Bisnis atau Teknik Sipil, maka
di kelas 11 dan kelas 12:
berikut mata pelajaran yang ia ambil di kelas 11 dan kelas 12:
Kelompok Mata Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
Pelajaran Umum Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Kelompok Mata Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti
18 JP/minggu Bahasa Indonesia Pelajaran Umum Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
(wajib diambil) Bahasa Inggris 18 JP/minggu Bahasa Indonesia
Matematika (wajib diambil) Bahasa Inggris
Seni Musik Matematika
Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan Seni Teater
Sejarah Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan
Sejarah
Kelompok Mata Biologi
Pelajaran MIPA Kimia Kelompok Mata Fisika
10 JP/minggu Pelajaran MIPA Matematika Peminatan
10 JP/minggu
Kelompok Mata Sosiologi
Pelajaran IPS Kelompok Mata Ekonomi
5 JP/minggu Pelajaran IPS Geografi
10 JP/minggu
Kelompok Mata Bahasa dan Sastra Inggris
Pelajaran Bahasa dan Wayan mengambil mata pelajaran dari 2 kelompok,
Budaya
5 JP/minggu
sebagaimana syarat minimum, meskipun sekolahnya membuka
3 kelompok mata pelajaran pilihan.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 27


Kurik
ulum

Profil
Pelajar Pemb
Pancasila elaja
Ases ran
Kerangka
Pengembangan men
Pembelajaran Pada
Pembelajaran
Paradigma Baru
Kerangka Pengembangan
Pembelajaran Pada
Pembelajaran Paradigma
Baru IMTAQ
Keanek
aan
global
Mandiri
Profil
Pelajar
Pancasila Gotong
royong
Kreatif

Bernala
r kritis
30
UNTUK INTERNAL
TIDAK UNTUK DISEBARLUASKAN

Gaya Hidup Berkelanjutan


(SD-SMA/K) Kearifan Lokal
Memahami dampak dari aktivitas manusia, baik jangka (SD-SMA/K)
pendek maupun panjang, terhadap kelangsungan
kehidupan di dunia maupun lingkungan sekitarnya. Membangun rasa ingin tahu dan kemampuan inkuiri
melalui eksplorasi tentang budaya dan kearifanlokal
Tujuh Tema untuk - peserta didik mengembangkan kemampuan berpikir masyarakat sekitar atau daerah tersebut, serta
sistem untuk memahami keterkaitan aktivitasmanusia perkembangannya.
dipilih sekolah dengan dampak-dampak global yang menjadi
akibatnya, termasuk perubahan iklim. - peserta didik mempelajari bagaimana dan mengapa
masyarakat lokal/ daerah berkembang seperti yang
- peserta didik dapat dan membangun kesadaranuntuk ada, bagaimana perkembangan tersebut dipengaruhi
SD wajib memilih minimal 2 bersikap dan berperilaku ramah lingkungan serta oleh situasi/konteks yang lebih besar (nasional dan
mencari jalan keluar untuk masalah lingkungan serta internasional), serta memahami apa yang berubah
tema per tahun. mempromosikan gaya hidup serta perilaku yang lebih dari waktu ke waktu apa yang tetapsama.
berkelanjutan dalam keseharian. - peserta didik juga mempelajari konsep dan nilai-nilai
SMP, SMA, dan SMK wajib dibalik kesenian dan tradisi lokal, serta merefleksikan
- peserta didik juga mempelajari potensi krisis nilai-nilai apa yang dapat diambil dan diterapkan
memilih minimal 3 temaper keberlanjutan yang terjadi di lingkungan sekitarnya dalam kehidupan mereka.
tahun. (bencana alam akibat perubahan iklim, krisis pangan, - peserta didik juga belajar untuk mempromosikan
krisis air bersih dan lain sebagainya), serta salah satu hal yang menarik tentang budaya dan nilai-
mengembangkan kesiapan untuk menghadapi dan nilai luhur yang dipelajarinya.
Sekolah menentukan tema memitigasinya.
Contoh muatan lokal:
dan mengembangkannya Contoh muatan lokal: Jawa Barat: sistem masyarakat di KampungNaga
untuk setiap kelas/angkatan. Jakarta: situasi banjir Papua: sistem masyarakat di LembahBaliem
Kalimantan: hutan sebagai paru-parudunia

31
UNTUK INTERNAL
TIDAK UNTUK DISEBARLUASKAN

Bhinneka TunggalIka Bangunlah Jiwadan Suara Demokrasi


(SD-SMA/K)
Raganya (SMP-SMA/K) (SMP-SMA/K)

Mengenal belajar membangun dialog penuh Dalam “negara kecil” bernama sekolah,
hormat tentang keberagaman kelompok Membangun kesadaran dan keterampilan untuk sistem demokrasi dan pemerintahan yang
agama dan kepercayaan yang dianut oleh memelihara kesehatan fisik dan mental, baikuntuk diterapkan di Indonesia dicoba untuk
masyarakat sekitar dan di Indonesia serta dirinya maupun orang sekitarnya. dipraktikkan, termasuk namun tidak
nilai-nilai ajaran yang dianutnya. - peserta didik melakukan penelitian dan terbatas pada proses pemilihan umum dan
- peserta didik mempelajari perspektif mendiskusikan masalah-masalah terkait perumusan kebijakan.
berbagai agama dan kepercayaan tentang kesejahteraan diri (wellbeing) mereka serta - peserta didik merefleksikan makna
fenomena global misalnya masalah mengkaji fenomena perundungan (bullying) yang demokrasi dan memahamiimplementasi
lingkungan, kemiskinan, dsb. terjadi di sekitar mereka, baik dalam lingkungan demokrasi serta tantangannya dalam
- peserta didik secara kritis dan reflektif fisik maupun dunia maya, serta berupaya mencari konteks yang berbeda, termasuk dalam
menelaah berbagai stereotip negatif yang jalan keluarnya. organisasi sekolah dan/atau dalam dunia
biasanya dilekatkan pada suatu kelompok - peserta didik juga menelaah masalah-masalah yang kerja.
agama, dan dampaknya terhadap terjadinya berkaitan dengan kesehatan dan kesejahteraanfisik - Menggunakan kemampuan berpikir
konflik dan kekerasan. dan mental, termasuk isu narkoba, pornografi, dan sistem, peserta didik menjelaskan
- Melalui projek ini, peserta didik mengenal kesehatan reproduksi. peserta didik merancang keterkaitan antara peran individu
dan mempromosikan budaya perdamaian kegiatan dan komitmen untuk senantiasa menjaga terhadap kelangsungan demokrasi
dan anti kekerasan. kesejahteraan dirinya dan orang lain, serta Pancasila.
berusaha untuk mengkampanyekan isu terkait.
Contoh muatan lokal: Contoh muatan lokal:
Menangkap isu-isu atau masalah Contoh muatan lokal: Sistem musyawarah yangdilakukan
keberagaman di lingkungan sekitardan Mencari solusi untuk masalah cyber bullying yang masyarakat adat tertentu untuk
mengeksplorasi pemecahannya. marak di kalangan remajalokal. memilih kepaladesa.

32
UNTUK INTERNAL
TIDAK UNTUK DISEBARLUASKAN

Berekayasa dan Berteknologi untuk Kewirausahaan


Membangun NKRI (SD-SMA/K)
(SD-SMA/K) Mengidentifikasi potensi ekonomi di tingkat lokal dan masalah yang
ada dalam pengembangan potensi tersebut, serta kaitannya dengan
Berkolaborasi dalam melatih daya pikir kritis, kreatif, inovatif, sekaligus aspek lingkungan, sosial dan kesejahteraanmasyarakat.
kemampuan berempati untuk berekayasa membangun produk berteknologi yang - peserta didik kemudian merancang strategi untukmeningkatkan
memudahkan kegiatan dirinya dan juga sekitarnya. potensi ekonomi lokal dalam kerangka pembangunan
berkelanjutan.
- peserta didik mengasah berbagai keterampilan berpikir (berpikir sistem, berpikir - Melalui kegiatan dalam projek ini seperti terlibat dalam kegiatan
komputasional, atau design thinking) dalam mewujudkan produk berteknologi. ekonomi rumah tangga, berkreasi untuk menghasilkan karya
- peserta didik dapat mempelajari dan mempraktikkan proses rekayasa bernilai jual, dan kegiatan lainnya, yang kemudian diikuti dengan
(engineering process) secara sederhana, mulai dari menentukanspesifikasi proses analisis dan refleksi hasil kegiatanmereka.
sampai dengan uji coba, untuk membangun model atau prototipe produk - Melalui kegiatan ini, kreatifitas dan budaya kewirausahaan akan
bidang rekayasa (engineering). ditumbuhkembangkan. peserta didik juga membuka wawasan
- peserta didik juga dapat mengasah keterampilan coding untukmenciptakan tentang peluang masa depan, peka akan kebutuhanmasyarakat,
karya digital, dan berkreasi di bidang robotika. Harapannya, para pesertadidik menjadi problem solver yang terampil, serta siap untuk menjadi
dapat membangun budaya smart society dengan menyelesaikan persoalan- tenaga kerja profesional penuh integritas.
persoalan di masyarakat sekitarnya melalui inovasi dan penerapan teknologi,
mensinergikan aspek sosial dan aspekteknologi. Contoh muatan lokal:
Membuat produk dengan konten lokal yang memiliki daya jual.
Contoh muatan lokal:
Membuat desain inovatif sederhana yang menerapkan teknologi yang dapat
menjawab permasalahan yang ada di sekitarsekolah.

33
UNTUK INTERNAL
Penentuan tema dan topik spesifik sesuaidengan tahapan TIDAK UNTUK DISEBARLUASKAN

sekolah

TAHAPAWAL TAHAP LANJUTAN


TAHAP BERKEMBANG

Tema pilihan Sekolah menentukan 2 tema Sekolah menentukan 2 tema Sekolah menentukan 2 tema
untuk SD, atau 3 tema untuk untuk SD, atau 3 tema untuk untuk setiap kelas SD, atau 3
SMP-SMAdi awal tahun ajaran. SMP-SMAdi awal tahun ajaran. tema untuk setiap kelasSMP-
SMA di awal tahun ajaran
(setiap kelas dapat memilih
tema yang berbeda).

Pemberian opsi tema Sekolah menelaah isu yang Sekolah menelaah isu yang Setiap kelas menelaah isu yang
sama untuk semua kelas. sama untuk setiap 1-2kelas. berbeda sesuai pilihan peserta
didik.

Penentuantopik Sekolah yang menentukantema Sekolah mempersiapkan peserta didik mendiskusikan


dan topik projek. beberapa tema dan topik tema dan topik projekdengan
projek untuk dipilih olehpeserta bimbingan guru.
didik.

32
Peran Kepala Sekolah dan Pemangku Kepentingan
dalam Penyelenggaraan Projek

• KEPALA SEKOLAH
• Membentuk tim projek dan turut merencanakan projek.
• Mengawasi jalannya projek dan melakukan pengelolaan sumber daya sekolah
secaratransparan dan akuntabel.
• Membangun komunikasi untuk kolaborasi antara orang tua peserta didik, warga
sekolah, dan narasumber pengaya projek: masyarakat, komunitas, universitas,
praktisi, dsb.
• Mengembangkan komunitas praktisi di sekolah untuk peningkatan kompetensi
pendidik yang berkelanjutan.
• Melakukan coaching secara berkala bagi pendidik.
• Merencanakan, melaksanakan, merefleksikan, dan mengevaluasi pengembangan
projek dan asesmen yang berpusat pada peserta didik.
GURU
• Perencana projek - Melakukan perencanaan projek, penentuan alur
kegiatan, strategi pelaksanaan, dan penilaian projek.
• Fasilitator - Memfasilitasi peserta didik dalam menjalankan projek yang
sesuai dengan minatnya, dengan pilihan cara belajar dan produk belajar
yang sesuai dengan preferensi peserta didik.
• Pendamping - Membimbing peserta didik dalam menjalankan projek,
menemukan isu yang relevan, mengarahkan peserta didik dalam
merencanakan aksi yang berkelanjutan.
• Narasumber - Menyediakan informasi, pengetahuan dan keterampilan
yang dibutuhkan peserta didik dalam melaksanakan projek.
• Supervisi dan konsultasi - Mengawasi dan mengarahkan peserta didik
dalam pencapaian projek, memberikan saran dan masukan secara
berkelanjutan untuk peserta didik, dan melakukan asesmen performa
peserta didik selama projek berlangsung.
• Moderator - Memandu dan mengantarkan peserta didik dalam diskusi
PESERTA DIDIK

●Menjadi pelajar sepanjang hayat yang kompeten dan memiliki


karakter sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.
●Berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran sesuai minat
dan kelebihan yang dimiliki.
DINAS PENDIDIKAN PROVINSI & KABUPATEN/KOTA

• Memastikan satuan pendidikan memiliki sumber daya dan sarana


dan prasarana yang cukup memadai untuk pelaksanaan
pembelajaran paradigma baru, khususnya Projek Penguatan Profil
Pelajar Pancasila.
• Memberikan dukungan untuk peningkatan kapasitas pendidik dan
tenaga kependidikan sesuai dengan kebutuhan dan secara
berkelanjutan.
• Memastikan hasil asesmen dipergunakan sebagai umpan balik
dalam pelaksanaan projek.
• Memastikan keterlibatan dan sinergi antar pemangku kepentingan
berjalan dengan baik untuk mendukung projek.
• Mengawasi apakah projek sudah berjalan sesuai dengan yang
diharapkan
PENGAWAS
Mengawasi apakah projek sudah berjalan sesuai dengan yang diharapkan.
Memberikan pendampingan dan pembinaan kepada satuan pendidikan.
Memberikan informasi terbaru berkaitan dengan kebijakan pendidikan
khususnya yang berhubungan dengan kurikulum dan Projek Penguatan
Profil Pelajar Pancasila.
Memberikan solusi alternatif ketika sekolah mengalami kendala dalam
menjalankan projek.

KOMITE SEKOLAH
● Memberikan pengawasan dan dukungan terkait pelaksanaan projek di
sekolah
MASYARAKAT (ORANG TUA, MITRA)

- Menjadi sumber belajar yang bermakna bagi


peserta didik dengan terlibat dalam Projek Penguatan
Profil Pelajar Pancasila.
- Membantu dalam menemukan atau
mengidentifikasi isu atau masalah yang ada,
memberikan informasi sebagai narasumber atau
menyediakan bukti-bukti dari isu tersebut.
Kurikulum Kurikulum operasional
Alur Tujuan Pembelajaran Operasional satuan pendidikan dan
dan Modul Ajar Sebagai alur tujuan pembelajaran
Dokumen Rencana (ATP) memiliki fungsi
Pembelajaran yang sama dengan
silabus, yaitu sebagai
acuan perencanaan
Alur Tujuan pembelajaran.
Tujuan Pembelajaran
Pembelajaran Jika satuan pendidikan
memiliki kurikulum
operasional dan ATP,
pengembangan perangkat
ajar dapat merujuk kedua
dokumen tersebut
Jabaran kompetensi yang Rangkaian tujuan
pembelajaran yang
dicapai peserta didik
tersusun secara sistematis
dalam dan logis, menurut urutan
satu atau lebih kegiatan pembelajaran sejak awal
pembelajaran hingga akhir suatu fase

Modul Ajar
• Modul ajar merupakan salah satu jenis perangkat ajar.

• Satuan pendidikan yang menggunakan modul ajar yang disediakan pemerintah, maka
modul ajar tersebut dapat dipadankan dengan RPP Plus , karena modul ajar tersebut
memiliki komponen yang lebih lengkapdibanding RPP.

• JIka satuan pendidikan mengembangkan modul ajar secara mandiri maka modul ajar
tersebut dapat dipadankan dengan RPP selama disusun dengan komponen yang minimal
sama dengan komponen RPP.

• Satuan pendidikan dapat menggunakan berbagai perangkat ajar termasuk modul ajar
atau RPP dengan kelengkapan komponen dan format yang beragam
Kepmen RI Nomor 958 tahun 2020 Tentang Capaian
Pembelajaran Pada Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan
Dasar, Dan Pendidikan Menengah dinyatakan bahwa
• Capaian Pembelajaran merupakan bentuk pengintegrasian
kompetensi inti dan kompetensi dasar yang disusun secara
komprehensif dalam bentuk narasi yang meliputi: sekumpulan
kompetensi dan lingkup materi sehingga CP memungkinkan
setiap anak memperdalam pengetahuannya tanpa harus
terstandar oleh sistem.
CP secara garis besar diartikan sebagai >>>
• Kualitas hasil pembelajaran :
yang meliputi tingkat pengetahuan, kedalaman pemahaman,
kompleksitas ketrampilan yang akan dicapai peserta didik dalam suatu
mata pelajaran

CP Pendidikan Khusus :
capaian pembelajaran bagi pelajar berkebutuhan khusus
yang mengacu pada CP untuk sekolah reguler dan
Perdirjen Dikdasmen Nomor 10/D/KR/2017.
Perlu diingat …

• Pemahaman dan kompetensi sebagai acuan CP bukan materi


asesmen yang secara langsung diuji di kelas.
• Sederet perkembangan yang akan dicapai secara utuh dari pendidikan
dasar sampai menengah bukan target yang dilihat secara terpisah-
pisah.
• Tingkat kedalaman pemahaman konsep dan kompleksitas kompetensi
dalam setiap mata pelajaran bukan rancangan aktivitas pembelajaran
• Penjelasan singkat mengenai konsep dan kemampuan kunci, yang
dapat ditunjukkan dengan performa yang nyata, bukan objektif
pembelajaran yang hanya berisi topik dan konten yang konkret.
TUJUAN CAPAIAN PEMBELAJARAN
• PAUD
memberikan arah yang sesuai dengan usia perkembangan anak
- nilai agama,
- fisik-motorik,
- emosional, anak siap mengikuti jenjang pendidikan selanjutnya
- bahasa, dan
- kognitif)
• SD-SMA
menunjukkan kemajuan belajar yang digambarkan secara vertikal
dan didokumentasikan dalam suatu kerangka kualifikasi.
PRINSIP PENYUSUNAN CP
❑ TERUKUR dan SPESIFIK
✓ ditulis berdasarkan taksonomi Bloom

✓ Memperhatikan aspek pengetahuan dan pemahaman

✓ Praktis

✓ Ketrampilan generik

❑ FLEKSIBEL
✓ Sesuai proses dan tahapan belajar

❑ OTONOMI
✓ Satuan Pendidikan diberi kebebasan menyesuaikan CP
RUANG
LINGKUP
CP
TUJUAN CP DIRUMUSKAN PER FASE

❖materi pelajaran tidak terlalu


padat
❖peserta didik mempunyai
cukup banyak waktu untuk
memperdalam materi dan
mengembangkan kompetensi
Penggunaan istilah “fase” dalam CP

❑ untuk membedakannya dengan kelas


❑ karena peserta didik di satu kelas yang sama

bisa jadi belajar dalam fase pembelajaran yang


berbeda.
FASE dalam CAPAIAN PEMBELAJARAN

Sekolah Umum (Reguler) Sekolah Luar Biasa


• Fase A : Pada umumnya SD Kelas 1-2 • Fase A : Pada umumnya usía mental (≤7 tahun)
• Fase B : Pada umumnya SD Kelas 3-4 • Fase B : Pada umumnya usía mental (±8 tahun)
• Fase C : Pada umumnya SD Kelas 5-6 • Fase C : Pada umumnya usia mental (±8 tahun)
• Fase D : Pada umumnya SMP Kelas 7-9 • Fase D : Pada umumnya usía mental (±9 tahun)
• Fase E : Pada umumnya SMA Kelas 10 • Fase E : Pada umumnya usía mental (±10 tahun)
• Fase F : Pada umumnya SMA Kelas 11-12 • Fase F : Pada umumnya usía mental (±10 tahun)
Untuk SLB CP memakai acuan usía
mental yang ditetapkan berdasarkan
hasil asesmen
Prinsip Asesmen
UNTUK INTERNAL
PrinsipAsesmen TIDAK UNTUK DISEBARLUASKAN

Apa yang perlu diperhatikan dalam


menerapkan prinsip pembelajaran pada
pembelajaran paradigma baru?
No Prinsip Asesmen Hal-hal yang perlu diperhatikan Hal-hal yang perlu dihindari

1 Asesmen merupakan bagian Asesmen merujuk pada kompetensi yang Asesmen pada ranah sikap,
terpadu dari proses pembelajaran, didalamnya tercakup ranah sikap, pengetahuan dan keterampilan
memfasilitasi pembelajaran, dan pengetahuan, dan keterampilan. dilakukan secara terpisah-pisah.
menyediakan informasi yang
Asesmen dilakukan terpadu dengan Asesmen dilakukan secara terpisah dari
holistik sebagai umpan balik untuk
pembelajaran pembelajaran
guru, peserta didik, dan orang tua,
agar dapat memandu mereka
dalam menentukan strategi Melibatkan peserta didik dalam Asesmen hanya dilakukan oleh Guru
pembelajaran selanjutnya. melakukan asesmen, melalui penilaian
diri (self assessment), penilaian antar
teman (peer assessment), refleksi diri, dan
pemberian umpan balik antar teman (peer
feedback).
Pemberian umpan balik dilakukan dengan Umpan balik berupa kalimat pujian yang
mendeskripsikan usaha terbaik untuk pendek, misal bagus, keren, pintar, pandai,
menstimulasi pola pikir bertumbuh, dan cerdas, dan sebagainya.
memotivasi pesertadidik Pemberian kritik tanpa penjelasan untuk
perbaikan 54
No Prinsip Asesmen Hal-hal yang perlu diperhatikan Hal-hal yang perlu dihindari

2 Asesmen dirancang dan Membangun komitmen dan menyusun Berfokus pada asesmen sumatif
perencanaan asesmen yang berfokus
dilakukan sesuai dengan fungsi pada asesmen formatif
asesmen tersebut, dengan
keleluasaan untuk menentukan Menggunakan beragam jenis, teknik Tidak menggunakan instrumen
teknik dan waktu pelaksanaan dan instrumen penilaian formatif dan penilaian atau. menggunakan
asesmen agar efektif mencapai sumatif sesuai dengan karakteristik instrumen asesmen, namun tidak
tujuan pembelajaran. mata pelajaran, capaian sejalan dengan dengan karakteristik
pembelajaran, tujuan pembelajaran mata pelajaran, capaian pembelajaran,
dan kebutuhan siswa tujuan pembelajaran dan kebutuhan
siswa
Asesmen dilakukan dengan alokasi Asesmen dilakukan mendadak
waktu yang terencana
Mengkomunikasikan kepada peserta Jenis, teknik, dan instrumen asesmen
didik tentang jenis, teknik, dan hanya dipahami oleh Guru, sehingga
instrumen penilaian yang akan peserta didik tidak memiliki gambaran
digunakan. Harapannya, peserta didik kriteria terbaik yang dapat dicapai
akan berusaha mencapai kriteria yang
terbaik sesuai dengan kemampuannya
UNTUK INTERNAL
TIDAK UNTUK DISEBARLUASKAN
No Prinsip Asesmen Hal-hal yang perludiperhatikan Hal-hal yang perlu dihindari

3 Asesmen dirancang secara adil, Asesmen dilakukan dengan memenuhi Asesmen lebih menguntungkan peserta
prinsip keadilantanpa dipengaruhi oleh latar didik karenalatar belakang tertentu.
proporsional, valid, dan dapat belakang pesertadidik
dipercaya (reliable) untuk
menjelaskan kemajuan belajar Menerapkan moderasi asesmen, yaitu Adanya unsur subjektivitas dalamasesmen
dan menentukan keputusan berkoordinasi antarGuru untuk menyamakan
tentang langkah selanjutnya.
persepsi kriteria, sehingga tercapai prinsip
keadilan
Menggunakan instrumen asesmen yang mampu Menggunakan instrumen asesmen yang
mengukur capaian kompetensi dengan tepat tidak sesuai dengan tujuan dan aktivitas
pembelajaran
4 Laporan kemajuan belajar dan Jelas dan mudah dipahami oleh semua pihak. Bahasa yang kompleks dan
terlaluilmiah. Penggunaan
pencapaian peserta didik bersifat kata atau kalimat negatif.
sederhana dan informatif, Ketercapaian kompetensi dituangkan dalam Ketercapaian kompetensi dituangkan hanya
memberikan informasi yang bentuk angka dan deskripsi dalam bentuk angka
bermanfaat tentang karakter dan
kompetensi yang dicapai serta Laporan kemajuan belajar hendaknya didasarkan Laporan kemajuan belajar tidak didasarkan
strategi tindak lanjutnya. pada bukti dan pencatatan perkembangan pada bukti dan pencatatan perkembangan
kemajuan belajar peserta didik kemajuan belajar atau didasarkan hanya pada
bukti yang tidakmencukupi
UNTUK INTERNAL
TIDAK UNTUK DISEBARLUASKAN

No PrinsipAsesmen Hal-hal yang perlu Hal-hal yang perludihindari


diperhatikan

Laporan kemajuan belajar digunakan Laporan kemajuan belajar hanya


dijadikan sekumpulan data atau
sebagai dasar penerapan strategi dokumen tanpa adanya tindak
lanjut
tindak lanjut untuk pengembangan
kompetensi peserta didik

5 Hasil asesmen digunakan Hasil asesmen digunakan untuk Hasil asesmen hanya digunakan
sebagai umpan balik bagi
oleh peserta didik, perbaikan pembelajaran peserta didik dan guru
pendidik, tenaga berkesinambungan pada seluruh
kependidikan, dan orang tua aspek dalam pengelolaan satuan
sebagai bahan refleksi untuk pendidikan
meningkatkan mutu
pembelajaran

57
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai