NPM :2113023020
Kelas : 4B
ASESMEN PORTOFOLIO
Ruang Lingkup
Hasil belajar siswa yang dapat tercakup dalam portofolio sangat luas, meliputi antara
lain:
1. Perkembangan pemahaman siswa pada periode waktu tertentu (misalnya portofolio
yang meliputi kerangka awal, draf kasar, kritik struktur, dan finalisasi tulisan);
2. Pemahaman dari banyak konsep dan topik yang diberikan (misalnya portofolio
meliputi beberapa tulisan pendek, uraian singkat);
3. Mendemonstrasikan perbedaan bakat (misalnya portofolio meliputi hasil ilustrasi
kemampuan menulis, kombinasi cetak, dan bukan cetak);
4. Kemampuan untuk menunjukkan pekerjaan yang original (misalnya portofolio
meliputi hasil produksi artistik/estetik seperti sajak, musik, gambar, rencana
pelajaran, videotape);
5. Kegiatan selama periode waktu tertentu dan rangkuman arti dari kegiatan tersebut
(misalnya portofolio meliputi hasil kegiatan selama internsip atau proyek riset
dengan menyesuaikan kategori yang ada, catatan harian, jurnal);
6. Kemampuan untuk menampilkan dalam suatu variasi konteks tempat tertentu;
7. Kemampuan untuk mengintegrasikan teori dan praktek;
8. Refleksi nilai-nilai individu, pandangan dunia baru atau orientasi filosofi.
Menurut Cole, Ryan, and Kick (1995) portofolio dapat dibagi dua jenis, yaitu “portofolio
produk dan portofolio proses”. Yang mana di dalam setiap jenis portofolio memiliki
target penilaiannya masing-masing.
a. Portofolio Proses
Jenis portofolio proses menunjukkan tahapan belajar dan menyajikan catatan
perkembangan peserta didik dari waktu ke waktu. Portofolio proses menunjukkan
kegiatan pembelajaran untuk mencapai standar kompetensi, kompetensi dasar,
dan sekumpulan indikator yang dituntut oleh kurikulum, serta menunjukkan
semua hasil dari awal sampai dengan akhir dalam kurun waktu tertentu. Guru
menggunakan portofolio proses untuk menolong peserta didik mengidentifikasi
tujuan pembelajaran, perkembangan hasil belajar dari waktu ke waktu, dan
menunjukkan pencapaian hasil belajar. Pendekatan ini lebih menekankan pada
bagaimana peserta didik belajar, berkreasi, termasuk mulai dari draft awal,
bagaimana proses awal itu terjadi, dan tentunya sepanjang peserta didik dinilai.
Salah satu bentuk portofolio proses adalah portofolio kerja(working
portfolio)yaitu bentuk yang digunakan untuk memantau kemajuan dan menilai
peserta didik dalam mengelola kegiatan belajar mereka sendiri.
b. Portofolio Produk
Jenis penilaian portofolio ini hanya menekankan pada penguasaan (materi) dari
tugas yang dituntut dalam standar kompetensi, kompetensi dasar, dan sekumpulan
indikator pencapaian hasil belajar, serta hanya menunjukkan evidence yang paling
baik, tanpa memperhatikan bagaimana dan kapan evidence tersebut diperoleh.
Contoh portofolio produk adalah portofolio tampilan (show portfolio) dan
portofolio dokumentasi (documentary portfolio).
c. Portofolio Tampilan
Portofolio bentuk ini merupakan sekumpulan hasil karya peserta didik atau
dokumen terseleksi yang dipersiapkan untuk ditampilkan kepada umum.
Misalnya, mempertanggungjawabkan suatu proyek, menyelenggarakan pameran,
atau mempertahankan suatu konsep. Bentuk ini biasanya digunakan untuk tujuan
pertanggungjawaban (accountability). Target penilaian dalam portofolio tampilan
adalah:
1) Signifikansi materi: apakah materi yang dipilih benar-benar merupakan
materi yang penting dan bermakna untuk diketahui dan dipecahkan? atau
seberapa besar tingkat kebermaknaan informasi yang dipilih berkaitan
dengan topik yang dibahasnya?
2) Pemahaman: seberapa baik tingkat pemahaman siswa terhadap hakikat
dan lingkup masalah, kebijakan, atau langkah-langkah yang dirumuskan?
3) Argumentasi: apakah siswa atau kelompok siswa dalam mempertahankan
argumentasinya sudah cukup memadai?
4) Responsifness (kemampuan memberikan respon): seberapa besar tingkat
kesesuaian antara respon yang diberikan dengan pertanyaan?
5) Kerjasama kelompok: apakah anggota kelompok turut berpartisipasi
dalam penyajian? Adakah bukti yang menunjukkan tanggung jawab
bersama? Apakah para penyaji menghargai pendapat orang lain? Adakah
kekompakan kerja diantara para anggota kelompok?
d. Portofolio Dokumen
Portofolio dokumen menyediakan informasi baik proses maupun produk yang
dihasilkan oleh peserta didik. Model portofolio ini sangat bermanfaat bagi peserta
didik dan orang tua untuk mengetahui kemajuan hasil belajar, kelebihan dan
kekurangan dalam belajar secara perorangan. Berdasarkan dokumen ini, baik
peserta didik maupun guru dapat melihat:
1) Proses apa yang telah diikuti?
2) Kerja apa yang telah dilakukan?
3) Dokumen apa yang telah dihasilkan?
4) Apakah hal-hal pokok telah terdokumentasikan?
5) Apakah dokumen disusun berdasarkan sumber-sumber data masing-
masing?
6) Apakah dokumen berkaitan dengan yang akan disajikan?
7) Standar atau kompetensi mana yang telah dicapai sampai pada pekerjaan
terakhir?
Indikator untuk target penilaian dokumen itu antara lain:
1) Kelengkapan
2) Kejelasan
3) Akurasi informasi yang didapat
4) Dukungan data
5) Kebermaknaan data grafis
6) Kualifikasi dokumen.
Lebih lanjut, Zainul (2001) dalam Hasmalena (2009) mengemukakan bahwa ada
beberapa hal yang harus dilalui dalam mengimplementasikan asesmen portofolio,
yaitu:
1. Tahap persiapan
a) Mengidentfikasi tujuan pembelajaran yang akan diases dengan
asesmen portofolii
b) Menjelaskan kepada anak bahwa akan dulaksanakan asesmen
portofolio untuk mengases tujuan pembelajaran dan memberikan
contoh portofolio yang pernah dilaksanakan
c) Menjelaskan bagian mana dan seberapa banyak kinerja dan hasil kerja
yang akan disertakan dalam portofolio, dalam bentuk apa, dan
bagaimana kinerja atau hasil kerja itu diases
d) Menjelaskan bagaimana kinerja dan hasil karya tersebut harus
disajikan
2. Tahap Pelaksanaan
a) Guru melaksanakan proses pembelajaran dan selalu memotivasi siswa
untuk belajar
b) Guru melakukan pertemuan secara rutin dengan siswa guna
mendiskusikan proses pembelajaran yang akan menghasilkan kerja
siswa sehingga setiap langkah, siswa dapat memperbaiki kelemahan
yang mungkin terjadi
c) Guru memberikan umpan balik secara berkesinambungan kepada
anak, dan memamerkan keseluruhan hasil karya yang disimpan dalam
portofolio
3. Tahap Penilaian
a) Nenegakkan kriteria penilaian yang dilakukan bersama-sama dengan
partisipasi siswa
b) Kriteria yang telah disepakati, diterapkan secara konsisten baik oleh
guru maupun siswa
Arti penting dari tahap penilaian adalah self assessment yang dilakukan oleh siswa
sehingga siswa menghayati dengan baik kekuatan dan kelemahannya dan hasil
penialain dijadikan tujuan baru bagi proses pembelajaran
Terdapat juga beberapa kelemahan yang dialami saat dilaksanakannya penilaian portofolio
antara lain sebagai berikut.
a) Waktu Ekstra
Penilaian portofolio memerlukan kerja ekstra dibandingkan dengan penilaian lain
yang biasa guru lakukan. Tetapi usaha guru yang menggunakan penilaian
portofolio akan sangat dihargai dan terutama dikenang baik oleh peserta didik.
Sebab melalui penilaian portofolio peserta didik dapat meningkatkan motivasi,
partisipasi aktif dalam proses pembelajaran, bahkan meningkatkan kemampuan
mereka.
b) Reliabilitas
Penilaian portofolio nampak kurang reliabel dibandingkan dengan penilaian lain
yang menggunakan angka seperti ulangan harian, ulangan umum, maupun ujian
akhir nasional yang menggunakan tes. Penilaian yang dilakukan sendiri oleh
peserta didik (self assessment) maupun oleh kelompok peserta didik agak kurang
reliabel oleh karena itu latihan penilaian yang dilakukan oleh peserta didik
maupun kelompok peserta didik sangat diperlukan. Dengan adanya latihan yang
terus menerus, terutama lagi apalagi kriteria yang disajikan sangat jelas dan
mudah dipahami. Peserta didik akan berlatih menjadi penilai bagi pekerjaannya
sendiri.
c) Pencapaian akhir
Guru memiliki kecenderungan memperhatikan hanya untuk pencapaian akhir.
Jika hal ini terjadi, berarti proses penilaian portofolio tidak mendapatkan
perhatian sewajarnya.
d) Top-Down
Guru dan peserta didik biasanya terjebak dalam suasananya hubungan top-down,
yaitu guru menganggap tahu segalanya dan peserta didik selalu dianggap sebagai
obyek yang harus di didik dan diberi tahu. Dengan demikian proses pembelajaran
menjadi satu arah. Apalagi kondisi ini terwujud, maka inisiatif dan kreativitas
peserta didik yang menjadi ciri khas portofolio akan hilang.
e) Skeptisme
Masyarakat, khususnya orang tua peserta didik selama ini hanya mengenal
keberhasilan anaknya hanya pada angka-angka hasil tes akhir (test scores),
peringkat dan hal-hal yang bersifat kuantitatif. Sebaliknya, portofolio pada
hakikatnya tidak mengenal angka-angka yang dimaksud. Akibatnya terkadang
orang tua bersikap skeptis dan lebih percaya pada tes dari pada penilaian
portofolio. Untuk mengatasi hal tersebut, format penilaian dapat menggunakan
kriteria penilaian yang bervariasi, mulai dari tidak menggunakan angka sampai
dengan menggunakan angka.
f) Hal yang Baru
Penilaian portofolio adalah sesuatu yang baru dalam dunia pendidikan di
Indonesia. Oleh karena itu bukan tidak mungkin kebanyakan guru kurang
mengenal penilaian portofolio, mereka lebih mengenal bentuk penilaian yang
biasa dilakukan.
g) Penerapan di Sekolah
Penilaian portofolio terkadang sulit diterapkan di sekolah yang lebih mengenal
perbandingan peserta didik melalui skor tes, peringkat dan yang lebih sering
menggunakan tes yang sudah baku seperti Ujian Nasional.
h) Format Penilaian yang Lengkap dan Detail
Penyediaan format yang digunakan secara lengkap dan detail, dapat juga
menjebak. Peserta didik akan terjerumus ke dalam suasananya yang kaku dan
mematikan, yang akhirnya akan mematikan inisiatif dan kreativitas.
i) Tempat Penyimpanan
Penilaian portofolio memerlukan tempat penyimpanan yang memadai, apalagi
bila jumlah peserta didik cukup banyak. Oleh karena itu, guru perlu mewaspadai
hal tersebut.
Kriteria berisi hal-hal esensial yang ingin diukur tingkat ketercapaiannya. Sementara
itu, tingkat capaian kinerja pada umumnya ditunjukkan dalam angka. Angka tersebut
biasanya mempunyai deskripsi verbal yang diwakilinya. Besar kecilnya angka
tersebut menunjukkan tingkat ketercapaiannya.