Anda di halaman 1dari 9

Nama : Arlis Afi Fatuzzahro

NPM :2113023020

Kelas : 4B

Mata Kuliah : Asesmen Pembelajaran Kimia

ASESMEN PORTOFOLIO

1. Pengertian dan Lingkup Asesmen Portofolio


Jawab:
Asesmen portofolio adalah suatu prosedur pengumpulan informasi mengenai
perkembangan dan kemampuan siswa melalui portofolionya, dimana pengumpulan
informasi tersebut dilakukan secara formal dengan menggunakan kriteria tertentu, untuk
tujuan pengambilan keputusan terhadap status siswa.
Asesmen portofolio adalah model asesmen yang menggunakan kumpulan hasil karya
siswa yang menunjukkan pencapaian atau peningkatan yang diperoleh siswa dari proses
pembelajaran (Stiggin, 1994). Menurut Gitomer & Duschl (1994), portofolio dapat
memberikan masukan tentang minat belajar siswa, apa yang telah dan belum diketahui
siswa, kemajuan belajar siswa, serta kesulitan yang dialami siswa.
Tujuan portofolio diterapkan berdasarkan apa yang harus dikerjakan dan siapa yang akan
menggunakan jenis portofolio. Dalam penilaian di kelas, portofolio dapat digunakan
untuk mencapai beberapa tujuan, antara lain:
1. Menghargai perkembangan yang dialami siswa
2. Mendokumentasikan proses pembelajaran yang berlangsung
3. Memberi perhatian atas prestasi kerja siswa yang terbaik
4. Merefleksikan kesanggupan mengambil resiko dan melakukan eksperimentasi
5. Meningkatkan efektivitas proses pengajaran
6. Bertukar informasi dengan orang tua /wali dan guru lain
7. Membina dan mempercepat pertumbuhan konsep diri positif pada siswa
8. Meningkatkan kemampuan melakukan refleksi diri
9. Membantu siswa dalam merumuskan tujuan

Ruang Lingkup
Hasil belajar siswa yang dapat tercakup dalam portofolio sangat luas, meliputi antara
lain:
1. Perkembangan pemahaman siswa pada periode waktu tertentu (misalnya portofolio
yang meliputi kerangka awal, draf kasar, kritik struktur, dan finalisasi tulisan);
2. Pemahaman dari banyak konsep dan topik yang diberikan (misalnya portofolio
meliputi beberapa tulisan pendek, uraian singkat);
3. Mendemonstrasikan perbedaan bakat (misalnya portofolio meliputi hasil ilustrasi
kemampuan menulis, kombinasi cetak, dan bukan cetak);
4. Kemampuan untuk menunjukkan pekerjaan yang original (misalnya portofolio
meliputi hasil produksi artistik/estetik seperti sajak, musik, gambar, rencana
pelajaran, videotape);
5. Kegiatan selama periode waktu tertentu dan rangkuman arti dari kegiatan tersebut
(misalnya portofolio meliputi hasil kegiatan selama internsip atau proyek riset
dengan menyesuaikan kategori yang ada, catatan harian, jurnal);
6. Kemampuan untuk menampilkan dalam suatu variasi konteks tempat tertentu;
7. Kemampuan untuk mengintegrasikan teori dan praktek;
8. Refleksi nilai-nilai individu, pandangan dunia baru atau orientasi filosofi.

2. Target-target Penilaian dalam Asesmen Portofolio


Jawab:
Target atau sasaran asesmen menurut stiggins dibedakan menjadi lima target, yaitu:
1. Pengetahuan (knowledge)
2. Penalaran (reasoning)
3. Keterampilan (skills)
4. Produk (product)
5. Afektif (affect)

Menurut Cole, Ryan, and Kick (1995) portofolio dapat dibagi dua jenis, yaitu “portofolio
produk dan portofolio proses”. Yang mana di dalam setiap jenis portofolio memiliki
target penilaiannya masing-masing.
a. Portofolio Proses
Jenis portofolio proses menunjukkan tahapan belajar dan menyajikan catatan
perkembangan peserta didik dari waktu ke waktu. Portofolio proses menunjukkan
kegiatan pembelajaran untuk mencapai standar kompetensi, kompetensi dasar,
dan sekumpulan indikator yang dituntut oleh kurikulum, serta menunjukkan
semua hasil dari awal sampai dengan akhir dalam kurun waktu tertentu. Guru
menggunakan portofolio proses untuk menolong peserta didik mengidentifikasi
tujuan pembelajaran, perkembangan hasil belajar dari waktu ke waktu, dan
menunjukkan pencapaian hasil belajar. Pendekatan ini lebih menekankan pada
bagaimana peserta didik belajar, berkreasi, termasuk mulai dari draft awal,
bagaimana proses awal itu terjadi, dan tentunya sepanjang peserta didik dinilai.
Salah satu bentuk portofolio proses adalah portofolio kerja(working
portfolio)yaitu bentuk yang digunakan untuk memantau kemajuan dan menilai
peserta didik dalam mengelola kegiatan belajar mereka sendiri.
b. Portofolio Produk
Jenis penilaian portofolio ini hanya menekankan pada penguasaan (materi) dari
tugas yang dituntut dalam standar kompetensi, kompetensi dasar, dan sekumpulan
indikator pencapaian hasil belajar, serta hanya menunjukkan evidence yang paling
baik, tanpa memperhatikan bagaimana dan kapan evidence tersebut diperoleh.
Contoh portofolio produk adalah portofolio tampilan (show portfolio) dan
portofolio dokumentasi (documentary portfolio).

c. Portofolio Tampilan
Portofolio bentuk ini merupakan sekumpulan hasil karya peserta didik atau
dokumen terseleksi yang dipersiapkan untuk ditampilkan kepada umum.
Misalnya, mempertanggungjawabkan suatu proyek, menyelenggarakan pameran,
atau mempertahankan suatu konsep. Bentuk ini biasanya digunakan untuk tujuan
pertanggungjawaban (accountability). Target penilaian dalam portofolio tampilan
adalah:
1) Signifikansi materi: apakah materi yang dipilih benar-benar merupakan
materi yang penting dan bermakna untuk diketahui dan dipecahkan? atau
seberapa besar tingkat kebermaknaan informasi yang dipilih berkaitan
dengan topik yang dibahasnya?
2) Pemahaman: seberapa baik tingkat pemahaman siswa terhadap hakikat
dan lingkup masalah, kebijakan, atau langkah-langkah yang dirumuskan?
3) Argumentasi: apakah siswa atau kelompok siswa dalam mempertahankan
argumentasinya sudah cukup memadai?
4) Responsifness (kemampuan memberikan respon): seberapa besar tingkat
kesesuaian antara respon yang diberikan dengan pertanyaan?
5) Kerjasama kelompok: apakah anggota kelompok turut berpartisipasi
dalam penyajian? Adakah bukti yang menunjukkan tanggung jawab
bersama? Apakah para penyaji menghargai pendapat orang lain? Adakah
kekompakan kerja diantara para anggota kelompok?
d. Portofolio Dokumen
Portofolio dokumen menyediakan informasi baik proses maupun produk yang
dihasilkan oleh peserta didik. Model portofolio ini sangat bermanfaat bagi peserta
didik dan orang tua untuk mengetahui kemajuan hasil belajar, kelebihan dan
kekurangan dalam belajar secara perorangan. Berdasarkan dokumen ini, baik
peserta didik maupun guru dapat melihat:
1) Proses apa yang telah diikuti?
2) Kerja apa yang telah dilakukan?
3) Dokumen apa yang telah dihasilkan?
4) Apakah hal-hal pokok telah terdokumentasikan?
5) Apakah dokumen disusun berdasarkan sumber-sumber data masing-
masing?
6) Apakah dokumen berkaitan dengan yang akan disajikan?
7) Standar atau kompetensi mana yang telah dicapai sampai pada pekerjaan
terakhir?
Indikator untuk target penilaian dokumen itu antara lain:
1) Kelengkapan
2) Kejelasan
3) Akurasi informasi yang didapat
4) Dukungan data
5) Kebermaknaan data grafis
6) Kualifikasi dokumen.

3. Prosedur Pelaksanaan Asesmen Portofolio


Jawab:
Menurut Wulan (2010), ada beberapa tahapan yang dapat dilakukan guru dalam
melaksanaan asesmen portofolio, yaitu:
1) Guru dan siswa secara rutin mendiskusikan proses pembelajaran yang menuntun
siswa menghasilkan karyanya;
2) Guru mengumpulkan pekerjaan siswa untuk diperiksa dan diberii komentar, siswa
dapat memperbaiki tugasnya jika masih memiliki banyak kekurangan
3) Tugas atau catatan tentang siswa diberi tanggal dan dimasukkan ke dalam folder
secara kronologis sesuai urutan waktunya;
4) Guru memberikan umpan balik secara berkesinambungan terhadap siswa,
sehingga soswa dapat senantiasa memperbaiki kelemahannya. Guru dapat
memeriksa kembali pekerjaan siswa sesuai urutan waktu, melihat kemajuan
belajarnya, dan mengkaji tara pencapaian kompetensi belajar siswa. Hasil catatan
guru dilampirkan pada portofolio siswa;
5) Kegiatan diskusi antara guru dan siswa hendaknya diupayakan untuk memberi
penilaian, namun digunakan untuk memunculkan kekuatan karya siswa;
6) Seleksi terhadap karya yang dilakukan oleh siswa dengan bantuan guru. Dalam
hal ini, siswa dapat memilih seluruhnya, sebagian, atau hanya karya terbaik saja
yang dimasukkan dalam portofolio mereka.

Lebih lanjut, Zainul (2001) dalam Hasmalena (2009) mengemukakan bahwa ada
beberapa hal yang harus dilalui dalam mengimplementasikan asesmen portofolio,
yaitu:
1. Tahap persiapan
a) Mengidentfikasi tujuan pembelajaran yang akan diases dengan
asesmen portofolii
b) Menjelaskan kepada anak bahwa akan dulaksanakan asesmen
portofolio untuk mengases tujuan pembelajaran dan memberikan
contoh portofolio yang pernah dilaksanakan
c) Menjelaskan bagian mana dan seberapa banyak kinerja dan hasil kerja
yang akan disertakan dalam portofolio, dalam bentuk apa, dan
bagaimana kinerja atau hasil kerja itu diases
d) Menjelaskan bagaimana kinerja dan hasil karya tersebut harus
disajikan

2. Tahap Pelaksanaan
a) Guru melaksanakan proses pembelajaran dan selalu memotivasi siswa
untuk belajar
b) Guru melakukan pertemuan secara rutin dengan siswa guna
mendiskusikan proses pembelajaran yang akan menghasilkan kerja
siswa sehingga setiap langkah, siswa dapat memperbaiki kelemahan
yang mungkin terjadi
c) Guru memberikan umpan balik secara berkesinambungan kepada
anak, dan memamerkan keseluruhan hasil karya yang disimpan dalam
portofolio

3. Tahap Penilaian
a) Nenegakkan kriteria penilaian yang dilakukan bersama-sama dengan
partisipasi siswa
b) Kriteria yang telah disepakati, diterapkan secara konsisten baik oleh
guru maupun siswa
Arti penting dari tahap penilaian adalah self assessment yang dilakukan oleh siswa
sehingga siswa menghayati dengan baik kekuatan dan kelemahannya dan hasil
penialain dijadikan tujuan baru bagi proses pembelajaran

4. Kekuatan dan Kelemahan Asesmen Portofolio


Jawab:
Penilaian portofolio memiliki keunggulan dan tentunya kelemahan dalam pelaksanaannya
di kelas. Keunggulan yang dari penggunaan penilaian portofolio dapat dilihat dari
kondisi-kondisi di bawah ini sebagai berikut:
a) Perubahan Paradigma Penilaian
Perubahan paradigma dari membandingkan kedudukan kemampuan peserta didik
menjadi pengembangan kemampuan peserta didik melalui umpan balik dan
refleksi diri. Penilaian portofolio dapat menolong guru melakukan dan
mengevaluasi kemampuan dan peserta disidik sesuai dengan harapan tanpa
mengurangi kreativitas peserta didik di kelas. Penilaian portofolio juga dapat
menolong peserta didik untuk bertanggung jawab terhadap apa yang mereka
kerjakan di kelas dan meningkatkan peran serta mereka dalam kegiatan
pembelajaran.
b) Akuntabilitas
Penilaian portofolio menekankan pada keadaan yang dapat
dipertanggungjawabkan (akuntability). Hal ini dapat dilihat dari adanya kerja
sama antara guru, siswa dan orang tua. Jadi bukan semata-mata guru yang
memberikan penilaian, tetapi atas sepengetahuan siswa dan orang tua.
c) Peserta Didik Sebagai Individu yang Peran Aktif Peserta Didik
Ciri khas dari penilaian portofolio adalah memungkinkan guru untuk melihat
peserta didik sebagai individu yang masing-masing memiliki karakteristik,
kebutuhan, dan kelebihan tersendiri. Ini sangat berguna manakala program
evaluasi sangat fleksibel dan lebih menekankan pada tujuan individual sehingga
memungkinkan peran aktif dalam proses penilaian, dan memberikan kesempatan
untuk meningkatkan kemampuan mereka.
d) Identifikasi
Penilaian portofolio dapat mengklasifikasi dan mengidentifikasi program
pengajaran dan memungkinkan untuk mendokumentasikan “pemikiran” di
samping pengembangan program, sehingga kriteria portofolio akan berpengaruh
terhadap penentuan tujuan pembelajaran (indikator pencapaian hasil belajar).
e) Keterlibatan Orang Tua dan Masyarakat
Penilaian portofolio melibatkan orang tua da masyarakat untuk berperan serta
dalam melibatkan pencapaian kemampuan peserta didik yang berkaitan dengan
konteks kurikulum dibandingkan dengan hanya melihat angka-angka tes yang
selama ini dihasilkan.
f) Penilaian Diri
Portofolio memungkinkan peserta didik melakukan penilaian diri (self
assessment), refleksi, dan pemikiran yang kritis (critical thinking). Penilaian diri
adalah penilaian yang digunakan oleh peserta didik untuk menilai evidence
mereka. Peserta didik harus memiliki kemampuan (skill), pengetahuan
(knowledge), dan keyakinan diri (confidence) untuk mengevaluasi proses yang
mereka sedang kerjakan dan pengembangan hasil kerjanya, ketika mereka belajar
sebagai pelajar yang mandiri. Penelitian diri berguna untuk melihat keterlibatan
peserta didik sepenuhnya dalam proses pembelajaran yang sedang berlangsung.
g) Penilaian yang Fleksibel
Penilaian portofolio memungkinkan penilaian yang fleksibel yang bergantung
kepada indikator pencapaian hasil belajar yang telah ditentukan.
h) Tanggung Jawab Bersama
Penilaian portofolio memungkinkan guru dan peserta didik secara bersama-sama
bertanggung jawab untuk merancang proses pembelajaran dan untuk
mengevaluasi kemajuan belajar yang sesuai dengan tujuan pembelajaran.
i) Keadilan
Portofolio adalah salah satu alat penilaian yang ideal untuk kelas yang heterogen
yang sangat terbuka bagi guru untuk menggambarkan kelebihan dan kekurangan
peserta didik dan membantu perkembangan mereka.
j) Kriteria Penilaian
Hasil pekerjaan peserta didik akan dinilai berdasarkan penilaian yang relevan
dengan penampilan mereka (misal dengan skala rating = rating scale). Peserta
didik yang kurang akan tetap mendapat penghargaan (credit), sedangkan
pencapaian keberhasilan yang optimal menjadi tujuan dari penilaian portofolio
ini.

Terdapat juga beberapa kelemahan yang dialami saat dilaksanakannya penilaian portofolio
antara lain sebagai berikut.
a) Waktu Ekstra
Penilaian portofolio memerlukan kerja ekstra dibandingkan dengan penilaian lain
yang biasa guru lakukan. Tetapi usaha guru yang menggunakan penilaian
portofolio akan sangat dihargai dan terutama dikenang baik oleh peserta didik.
Sebab melalui penilaian portofolio peserta didik dapat meningkatkan motivasi,
partisipasi aktif dalam proses pembelajaran, bahkan meningkatkan kemampuan
mereka.
b) Reliabilitas
Penilaian portofolio nampak kurang reliabel dibandingkan dengan penilaian lain
yang menggunakan angka seperti ulangan harian, ulangan umum, maupun ujian
akhir nasional yang menggunakan tes. Penilaian yang dilakukan sendiri oleh
peserta didik (self assessment) maupun oleh kelompok peserta didik agak kurang
reliabel oleh karena itu latihan penilaian yang dilakukan oleh peserta didik
maupun kelompok peserta didik sangat diperlukan. Dengan adanya latihan yang
terus menerus, terutama lagi apalagi kriteria yang disajikan sangat jelas dan
mudah dipahami. Peserta didik akan berlatih menjadi penilai bagi pekerjaannya
sendiri.
c) Pencapaian akhir
Guru memiliki kecenderungan memperhatikan hanya untuk pencapaian akhir.
Jika hal ini terjadi, berarti proses penilaian portofolio tidak mendapatkan
perhatian sewajarnya.
d) Top-Down
Guru dan peserta didik biasanya terjebak dalam suasananya hubungan top-down,
yaitu guru menganggap tahu segalanya dan peserta didik selalu dianggap sebagai
obyek yang harus di didik dan diberi tahu. Dengan demikian proses pembelajaran
menjadi satu arah. Apalagi kondisi ini terwujud, maka inisiatif dan kreativitas
peserta didik yang menjadi ciri khas portofolio akan hilang.
e) Skeptisme
Masyarakat, khususnya orang tua peserta didik selama ini hanya mengenal
keberhasilan anaknya hanya pada angka-angka hasil tes akhir (test scores),
peringkat dan hal-hal yang bersifat kuantitatif. Sebaliknya, portofolio pada
hakikatnya tidak mengenal angka-angka yang dimaksud. Akibatnya terkadang
orang tua bersikap skeptis dan lebih percaya pada tes dari pada penilaian
portofolio. Untuk mengatasi hal tersebut, format penilaian dapat menggunakan
kriteria penilaian yang bervariasi, mulai dari tidak menggunakan angka sampai
dengan menggunakan angka.
f) Hal yang Baru
Penilaian portofolio adalah sesuatu yang baru dalam dunia pendidikan di
Indonesia. Oleh karena itu bukan tidak mungkin kebanyakan guru kurang
mengenal penilaian portofolio, mereka lebih mengenal bentuk penilaian yang
biasa dilakukan.
g) Penerapan di Sekolah
Penilaian portofolio terkadang sulit diterapkan di sekolah yang lebih mengenal
perbandingan peserta didik melalui skor tes, peringkat dan yang lebih sering
menggunakan tes yang sudah baku seperti Ujian Nasional.
h) Format Penilaian yang Lengkap dan Detail
Penyediaan format yang digunakan secara lengkap dan detail, dapat juga
menjebak. Peserta didik akan terjerumus ke dalam suasananya yang kaku dan
mematikan, yang akhirnya akan mematikan inisiatif dan kreativitas.
i) Tempat Penyimpanan
Penilaian portofolio memerlukan tempat penyimpanan yang memadai, apalagi
bila jumlah peserta didik cukup banyak. Oleh karena itu, guru perlu mewaspadai
hal tersebut.

5. Pengembangan Instrument Asesmen Portofolio


Jawab:
Nurgiyantoro (2011: 30) menjelaskan bahwa langkah yang perlu ditempuh dalam
pengembangan asesmen otentik (portofolio), yaitu (1) penentuan standar; (2) penentuan
tugas otentik; (3) pembuatan kriteria; dan (4) pembuatan rubrik.
1) Penentuan Standar
Standar dimaksudkan sebagai sebuah pernyataan tentang apa yang harus diketahui
dan dilakukan oleh pembelajar. Standar dapat diobservasi dan diukur
ketercapaiannya. Dunia pendidikan di Indonesia, dikenal istilah standar
kompetensi dan kompetensi dasar. Standar kompetensi adalah kualifikasi
kemampuan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampila (PP No. 19
Tahun 2005: 2). Sementara itu, kompetensi dasar adalah kompetensi minimal
yang harus tercapai atau dikuasai oleh pembelajar.
Kompetensi menjadi acuan dan tujuan yang ingin dicapai dalam keseluruhan
proses pembelajaran. Kompetensi yang akan dicapai haruslah yang pertama
ditetapkan. Standar kompetensi dan kompetensi dasar masih abstrak. Kompetensi
dasar kemudian dijabarkan menjadi sejumlah indikator yang lebih operasional
sehingga jelas kemampuan, keterampilan, atau kinerja yang ingin dicapai dan
menjadi sasaran pengukuran. Penentuan standar merupakan penentuan standar
kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator yang menjadi acuan kegiatan
pembelajara dan penilaian.

2) Penentuan Tugas Otentik


Tugas otentik merupakan tugas yang harus dikerjakan oleh pembelajar untuk
mengukur kompetensi yang diajarkan baik ketika proses pembelajaran
berlangsung maupun di akhir pembelajaran. Pembuatan tugas otentik, terdapat
dua hal yang harus menjadi acuan, yaitu (1) Pemilihan tugas otentik harus
mengacu pada kompetensi yang akan diukur dan (2) tugas harus mencerminkan
keadaan atau kebutuhan pembelajar yang sesungguhnya di dunia nyata.
Penilaian otentik harus sesuai dengan standar kompetensi dan relevan (bermakna)
dalam dunia nyata. Sebagai contoh dalam pembelajaran keterampilan menulis,
pembelajar bukan hanya dituntut untuk mampu menulis tetapi juga dituntut untuk
menghasilkan karya yang dibutuhkan dalam dunia nyata seperti menulis surat
lamaran kerja, menulis artikel, menulis surat penawaran produk.
3) Pembuatan Kriteria
Kriteria merupakan pernyataan yang menggambarkan tingkat pencapaian dan
bukti-bukti nyata pencapaian belajar subjek belajar dengan kualitas tertentu yang
diinginkan. Kriteria lazimnya telah dirumuskan sebelum pelaksanaan
pembelajaran. Dalam lingkup penilaian otentik, sebuah kriteria penilaian
pencapaian hasil belajar harus cocok dengan kompetensi yang dibelajarkan dan
sekaligus bermakna atau relevan dengan kehidupan nyata. Jumlah kriteria yang
dibuat bersifat relatif, tetapi sebaiknya dibatasi, dan yang pasti kriteria harus
mengungkap pencapaian hal-hal yang esensial dalam sebuah standar (kompetensi)
karena hal itulah yang menjadi inti penguasaan terhadap kompetensi
pembelajaran
4) Pembuatan Rubrik
Rubrik merupakan sebuah skala penskoran yang digunakan untuk menilai kinerja
siswa untuk tiap kriteria terhadap tugas-tugas tertentu. Rubrik digunakan untuk
menentukan tinggi rendahnya capaian kinerja siswa. Dalam sebuah rubrik,
terdapat dua hal pokok yang harus dibuat, yaitu (1) kriteria dan (2) tingkat capaian
kinerja.

Kriteria berisi hal-hal esensial yang ingin diukur tingkat ketercapaiannya. Sementara
itu, tingkat capaian kinerja pada umumnya ditunjukkan dalam angka. Angka tersebut
biasanya mempunyai deskripsi verbal yang diwakilinya. Besar kecilnya angka
tersebut menunjukkan tingkat ketercapaiannya.

Anda mungkin juga menyukai