Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH ASESMEN PORTOFOLIO

BAB I
PENDAHULUAN

1.      Latar Belakang
Setiap kegiatan yang kita lakukan perlu ada penilaian dan evaluasi untuk
mengukur keberhasilan kegiatan yang kita lakukan. Begitu juga pada proses pembelajaran, perlu
ada penilaian. Penilaian akan bermakna bila pengukuran dilakukan dengan alat ukur yang
tepat. Penilaian dan Proses belajar mengajar itu bagaikan dua mata koin, walaupun
mereka meghadap pada arah yang berlawanan, namun hakekatnya mereka adalah satu, yaitu
bagian dari koin itu sendiri. Bisa dibayangkan jika salah satu bagiannya tidak ada ”rusak
bukan?” Keduanya adalah bagian yang tak terpisahkan dan saling mendukung untuk tercapainya
tujuan pendidikan. Penilaian terdiri atas penilaian eksternal dan penilaian internal. Penilaian
eksternal merupakan penilaian yang dilakukan oleh pihak lain yang tidak melaksanakan
proses pembelajaran. Penilaian eksternal dilakukan oleh suatu lembaga, baik dalam maupun luar
negeri dimaksudkan antara lain untuk pengendali mutu. Sedangkan penilaian internal adalah
penilaian yang direncanakan dan dilakukan oleh guru pada saat proses pembelajaran
berlangsung. Penilaian hasil belajar peserta didik dilakukan oleh guru untuk memantau
proses, kemajuan, perkembangan hasil belajar peserta didik sesuai dengan potensi yang dimiliki
dan kemampuan yang diharapkan secara berkesinambungan. Penilaian juga dapat
memberikan umpan balik kepada guru agar dapat menyempurnakan perencanaan dan proses
pembelajaran. Penyusunan perencanaan, pelaksanaan proses, dan penilaian merupakan
rangkaian program pendidikan yang utuh, dan merupakan satu kesatuan yang tidak bisa
dipisahkan satu dengan yang lainnya. Untuk itu, perlu ada model penilaian yang dapat dijadikan
sebagai salah satu acuan atau referensi oleh guru dan penyelenggaranya di jenjang sekolah
menengah pertama/madrasah tsanawiyah. Penilaian kelas merupakan suatu proses yang
dilakukan melalui langkah-langkah perencanaan, penyusunan alat penilaian, pengumpulan
informasi melalui sejumlah bukti yang menunjukkan pencapaian hasil belajar peserta didik,
pengolahan, dan penggunaan informasi tentang hasil belajar peserta didik. Penilaian yang
dilaksanakan di kelas dapat melalui berbagai teknik/cara, seperti penilaian unjuk kerja
(performance), penilaian sikap, penilaian tertulis (paper and pencilt  est), penilaian proyek,
penilaian produk, penilaian melalui kumpulan hasil kerja/karya peserta didik (portfolio), dan
penilaian diri .
Evaluasi yang sudah biasa digunakan dalam proses belajar mengajar matematika di sekolah
adalah tes tertulis. Salah satu kekurangan yang dimiliki tes adalah bahwa tes hanya memberikan
gambaran tentang apa yang dimiliki siswa pada saat mengerjakan tes saja dan kurang
memberikan gambaran yang cukup tentang proses belajar yang telah dilakukan dan dipahami
siswa. Salah satu model evaluasi yang saat ini sedang berkembang dan disinyalir memiliki
banyak manfaat baik bagi guru maupun bagi siswa adalah asesmen portofolio.
Pada saat ini dalam dunia pendidikan Indonesia tengah berlangsung ‘pemasyarakatan penerapan
Standar Pendidikan’. Di tengah hiruk-pikuknya upaya itu, terselip ‘portofolio’ sebagai salah satu
alat penilaian, seperti yang tercantum dalam Buku KTSP SMP (Depdiknas, 2006): Penilaian
dilakukan dengan menggunakan tes dan non tes dalam bentuk tertulis maupun lisan, pengamatan
kinerja, sikap, penilaian hasil karya berupa proyek atau produk, penggunaan portofolio, dan
penilaian diri. Fakta tersebut memperlihatkan, bahwa asesmen portofolio seharusnya juga sudah
mulai diterapkan dalam khasanah pendidikan di Indonesia.
2.      Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan sebelumnya, maka dapat disusun
beberapa rumusan masalah, sebagai berikut:
1.      Apa yang di maksud dengan assesmen portofolio ?
2.      Sebutkan jenis – jenis assesmen portofolio !
3.      Sebutkan tujuan dan penggunaan assesmen portofolio !
4.      Bagaimana implikasi assesmen portofolio ?
5.      Sebutkan keunggulan dan kelebihan assesmen portofolio !
6.      Beberapa perangkat assesmen portofolio ?

3.      Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, adapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah:
1.      Untuk mengetahui pengertian assesmen portofolio.
2.      Untuk mengetahui jenis – jenis assesmen portofolio.
3.      Untuk mengetahui tujuan dan penggunaan  assesmen portofolio.
4.      Untuk mengetahui implikasi assesmen portofolio.
5.      Untuk mengetahui keuntungan dan kekurangan assesmen portofolio.
6.      Untuk mengetahui perangkat – perangkat assesmen portofolio.

4.      Manfaat Penulisan
Adapun manfaat dari penyusun makalah ini adalah :
1.      Sebagai bahan referensi makalah evaluasi pembelajaran matematika untuk dosen maupun
mahasiswa tentang gambaran umum evaluasi pembelajaran khususnnya mengenai assesmen
portofolio, serta perangkat - perangkatnya.
2.      Sebagai penambah wawasan bagi masyarakat awam maupun anggota profesi yang
pengetahuannya masih minim mengenai assesmen portofolio.

BAB II
PEMBAHASAN
A.    KONSEP DASAR ASSESMEN PORTOFOLIO
1.Pengertian Assesmen prtofolio
Portofolio dapat diartikan sebagai suatu wujud benda fisik, sebagai suatu
proses social pedagogic, maupun sebagai adjective. Sebagai suatu wujud benda fisik, portofolio
itu adalah  bundel, yakni kumpulan atau dokumentasi hasil pekerjaan peserta didik yang
disimpan pada suatu bundel. Misalnya hasil tes awal (pre-test), tugas-tugas, catatan anekdot,
piagam penghargaan, keterangan melaksanakan tugas terstruktur, hasil tes akhir (post test),
dan sebagainya. Sebagai suatu proses social pedagogic, portofolio adalah collection of
learning experience yang terdapat di dalam pikiran peserta didik baik yang berwujud
pengetahuan (cognitive), ketrampilan (skill), maupun nilai dan sikap (afective). Adapun sebagai
suatu adjective portofolio, sering kali disandingkan dengan konsep lain, misalnya dengan
konsep  pembelajaran dan penilaian. Jika disandingkan dengan konsep pembelajaran maka
dikenal istilah pembelajaran berbasis portofolio (portfolio based learning), sedangkan jika
disandingkan dengan konsep penilaian maka dikenal istilah penilaian berbasis portofolio
(portfolio based assessment).
Pengertian portofolio juga banyak di kemukakan  para ahli namun banyak para ahli yang memberi
batasan, antara lain sebagai berikut. Paulson (1991: 60) mendefinisikan portofolio sebagai kumpulan
pekerjaan siswa yang menunjukkan usaha, perkembangan dan kecakapan mereka dalam satu bidang atau
lebih. Kumpulan ini harus mencakup partisipasi siswa dalam seleksi isi, kriteria seleksi, kriteria penilaian
dan bukti refleksi diri. Portofolio dapat digunakan untuk mendokumentasikan perkembangan siswa.
Kerena menyadari proses belajar sangat penting untuk keberhasilan hidup, portofolio dapat digunakan
oleh siswa untuk melihat kemajuan mereka sendiri terutama dalam hal perkembangan, sikap keterampilan
dan ekspresinya terhadap sesuatu.
Menurut Gronlund (1998: 159), portofolio mencakup berbagai contoh pekerjaan siswayang
tergantung pada keluasan tujuan. Apa yang harus tersurat, tergantung pada subjek dan tujuan
penggunaan portofolio. Contoh pekerjaan siswa ini memberikan dasar bagi
pertimbangan kemajuan belajarnya dan dapat dikomunikasikan kepada siswa, orang tua serta
pihak lain yang berkepentingan.
Secara umum, portofolio merupakan kumpulan hasil karya siswa atau catatan mengenai siswa
yang didokumentasikan secara baik dan teratur. Portofolio dapat berbentuk tugas-tugas yang
dikerjakan siswa, jawaban siswa atas pertanyaan guru, catatan hasil observasi guru, catatan
hasil wawancara guru dengan siswa, laporan kegiatan siswa dan karangan atau jurnal yang
dibuat siswa. Berikut ini adalah model portofolio matematika yang berisi contoh-contoh
pekerjaan siswa.
1) Uraian tertulis hasil kegiatan praktik- atau penyelidikan matematika
2) Gambar-gambar dan laporan lisan, perluasan analisis situasi masalah dan penelitian.
3) Uraian dan diagram dari proses pemecahan masalah.
4) Penyajian data statistik dan grafik.
Selain itu, hal-hal lainnya yang dapat dicantumkan dalam portofolio matematika adalah
sebagai berikut:
(1) Laporan penyelidikan tentang ide matematika seperti hubungan antara dua
fungsi, koordinatgrafik, aritmatika, aljabar dan geometri; 
 (2) Respon terhadap pertanyaan open-ended atau masalah pekerjaan rumah;
 (3) Laporan kelompok dan foto kegiatan siswa;
(4) Salinan piagam penghargaan;
(5) Video dan pekerjaan siswa yang menggunakan komputer (Stenmark 1991: 63).
  2.Jenis assesmen portofolio
Portofolio yang berbeda-beda jenisnya dihasilkan untuk memenuhi maksud dan konteks
pendidikan. Tidak ada satu ‘portofolio”; terdapat berbagai portofolio (Foster and Masetr, dalam
Klenowski, 2002). Berdasarkan tujuan asesmen portofolio, menurut Klenowski (2002) portofolio
dapat dibagi menjadi: 1) portofolio untuk tujuan sumatif, 2) portofolio untuk sertifikasi dan
seleksi, 3) portofolio untuk tujuan penilaian dan promosi, 4) portofolio untuk mendukung
pembelajaran dan pengajaran, 5) portofolio untuk tujuan pengembangan profesional. Menurut
Duffy (1999), terdapat empat jenis atau tingkatan portofolio berdasarkan tanggung jawab siswa
terhadap kerjanya dan bagaimana guru membantu siswanya:
1. Portofolio Semua Hal (The Everything Portfolio)
Portofolio semua hal (atau portofolio perkembangan) merupakan suatu kumpulan karya siswa
melintasi berbagai variasi siswa, kelas, semester, atau tahun. Portofolio ini berisi karya siswa,
baik selama proses maupun draft final. Seleksi karya dalam portofolio jenis ini bukan merupakan
tujuan utama. Guru menggunakan portofolio jenis ini untuk mengevaluasi kemajuan siswa. Guru
dapat menggunakan informasi dalam portofolio jenis ini untuk sebagai bahan pertemuan antara
guru, siswa, dan orang tua atau antara guru dengan siswa. Secara umum, portofolio ini dievaluasi
sebagai contoh karya siswa dalam berbagai tingkat pencapaian kompetensi, jadi cenderung
sumatif.
2. Portofolio Produk (The Product Portfolio)
Di dalam portofolio produk, guru menyediakan daftar isi suatu topik atau produk.
Siswa memasukkan contoh-contoh karyanya dalam area daftar isi tersebut. Portofolio ini menjadi
semacam ceklis kompetensi. Guru merumuskan topik penting untuk dipelajari, dan siswa
menyelesaikan tugas-tugasnya untuk menuntaskan topik tersebut, dan dibuktikan oleh
terpenuhinya daftar isi seputar topik itu dengan karya siswa. Evaluasi portofolio ini berupa
pertemuan antara guru dan siswa, dan selama pertemuan guru dapat memberikan umpan balik
sumatif, namun umpan balik ini sebagai informasi formatif bagi siswa. Guru memilih karya
terbaik siswa, dan menjelaskan mengapa itu merupakan karya terbaiknya. Informasi dari
penjelasan guru ini sangat bermanfaat bagi siswa untuk mengembangkan portofolio selanjutnya.
3. Portofolio “Pameran” (The Showcase Portfolio)
Di dalam portofolio “pameran” atau protofolio contoh, guru menyediakan daftar isi suatu topik,
dan siswa mengevaluasi elemen-elemen untuk portofolionya dan memberikan alasan rasional
untuk tiap seleksinya. Siswa diingatkan untuk tidak sekedar memasukkan karya yang dinilai baik
oleh guru, akan tetapi harus pula mempertimbangkan audien dan tujuan portofolio itu. Di dalam
evaluasi portofolio, guru melakukan pertemuan dengan siswa, dan guru memberikan umpan
balik sumatif terhadap produk siswa serta umpan balik formatif tentang alasan siswa selama
proses seleksi karyanya.
4. Portofolio Tujuan (The Objective Portfolio)
Tingkat terakhir adalah portofolio tujuan. Di dalam portofolio jenis ini, guru merumuskan daftar
tujuan atau pernyataan tentang kualitas kinerja.
  3.Tujuan dan penggunaan assesmen portofolio
Terdapat dua hal yang harus dibedakan dalam menyusun suatu portofolio yaitu, berkaitan
dengan tujuan dan penggunaannya. Tujuan penyusunan portofolio adalah suatu pernyataan yang
tegas mengenai untuk menyatakan pengetahuan dan keterampilan apakah bukti-bukti berupa
dokumen di dalam portofolio tersebut. Misalnya dalam contoh Portofolio dikembangkan untuk
bukti belajar keras matematik atau untuk bukti belajar keras Metode Penelitian Pendidikan di
bidang matematika.
Jadi dalam hal ini portofolio yang dikembangkan siswa bertujuan untuk memberikan bukti
kepada guru bahwa siswa sudah menguasai keempat tujuan pembelajaran tersebut.  Sedangkan
penggunaan portofolio dimaksudkan untuk menyatakan bagaimana portofolio itu akan
dimanfaatkan. Misalnya untuk digunakan sebagai salah satu penentu nilai akhir  matematika atau
Metodologi Penelitian  atau penentu nilai akhir salah satu mata pelajaran/mata kuliah
lainnya. Menurut Collins (1992) persyaratan bahwa portofolio itu dibuat dengan tujuan tertentu
menyebabkan proses pengembangannya menjadi bebas dan terbatas. Untuk perancangnya, yaitu
penentu aspek tujuan dan penggunaannya, aspek yang menjadikannya bebas adalah bahwa
kemungkinan pemanfaatan portofolio itu sangatlah beranekaragam, hanya dibatasi oleh
imaginasi. Sedangkan keterbatasannya ada dua: yaitu harus jelas tujuan pembentukannya dan
disebutkan secara eksplisit, dan keterbatasan kedua adalah diberikan batas waktu dan
kesempatan penyusunannya. Bagi pengembangnya, yaitu orang yang mengumpulkan dan
menyajikan bukti-bukti ini, pengembangan portofolio itu bebas dalam arti dia bebas
mengembangkan idenya mengenai apa yang akan dimasukkan dalam portofolio itu dan terbatas
karena isinya harus sesuai dengan tujuan dan kriteria penyusunannya yang sudah ditetapkan pada
awal proses.
   4.Implikasi Pengembangan Assesmen Portofolio.
   a. Bagi mahasiswa / siswa
 Menurut Barrow, mahasiswa yang mengembangkan portofolio memiliki
keunggulan  dibandingkan mereka yang tidak mengembangkannya karena terbentuk tanggung
jawab dalam diri mereka untuk belajar, termasuk untuk menghadapi tugas mengevaluasi diri
sendiri. Hal ini diperlancar oleh adanya kesempatan bagi siswa untuk menyelidiki masalah yang
bagi mereka  unik dan menarik. Mahasiswa pengembang portofolio termotivasi secara intrinsik
untuk belajar dan terbantu untuk mengorganisasi dan menyusun hasil belajarnya. Siswa juga
melakukan refleksi secara kritis mengenai apa yang perlu mereka ketahui dan penyusunan
portofolio membantu mereka merangkai bagian-bagian menjadi suatu keseluruhan.
Portofolio juga memberikan kesempatan kepada mereka untuk mengklarifikasi masalah melalui
diskusi dengan dosen atau melalui interaksi dengan sesama mahasiswa dalam kelompok. Lebih
lanjut lagi menurut Slater (1997) melalui penyusunan portofolio mahasiswa dapat menunjukkan
bagian-bagian mana yang mereka anggap sulit atau mudah mempelajari atau memahaminya.
Mahasiswa tidak cukup hanya menghafal catatan kuliah dan bahan kuliah tetapi mereka harus
mengorganisir, mensistesis, dan mendeskripsikan apa yang mereka peroleh dan pelajari. Proses
ini memakan banyak waktu karena mahasiswa perlu mengadakan introspeksi diri dan penilaian
diri.
Secara umum, menurut Barrow (1993) portofolio menggiatkan lingkungan belajar mahasiswa
yang mengembangkan potensi mereka untuk berpikir reflektif, giat belajar dan menjadikan
belajar sebagai pusat kegiatan. Sementara itu menurut Everett (1994) portofolio mampu
menggantikan penulisan “laporan” yang “kering” dan membosankan karena penulisan portofolio
merupakan latihan yang menantang serta lebih berarti karena dapat diterapkan dalam situasi
kehidupan nyata sehari-hari.
b. Bagi Pengajar
Menurut Barrow (1993) pemanfaatan portofolio untuk menilai kemampuan intelektual dan
belajar bermakna dalam IPA itu sangat memakan waktu dan tenaga. Selain itu sebagai alat
penilaian, sulit sekali memperbandingkan portofolio yang satu dengan lainnya.
Namun dengan portofolio dosen dapat mengungkap dan mengidentifikasi kekuatan mahasiswa
serta memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk menunjukkan apa yang mereka ketahui.
Mahasiswa dapat dipacu motivasinya untuk menyelidiki lebih lanjut masalah yang pada mulanya
sama sekali tidak menarik perhatian mereka. Lebih lanjut lagi portofolio dapat dikembangkan
oleh semua mahasiswa karena dalam pengembangannya masih dimungkinkan adanya perbedaan
cara belajar, sikap dan minat mahasiswa.
Menurut Slater (1997) keuntungan utama penyusunan portofolio adalah bahwa mahasiswa
mencoba mengintegrasikan fakta-fakta yang dijumpainya untuk membentuk konsep yang lebih
luas dan lebih mewakili. Oleh karena itu kewajiban untuk belajar dan menilai bergeser dari
dosen ke mahasiswa. Mahasiswa menyusun portofolio untuk mengumpulkan dan menyajikan
bukti mengenai apa yang sudah mereka kuasai, yang mereka sajikan secara khas menurut pribadi
masing-masing. Jadi berbeda dengan tes pilihan ganda yang mencoba menentu-kan apa yang
tidak diketahui mahasiswa, dalam penilaian dengan portofolio ini ditekankan apa yang
sudah diketahui mahasiswa.
Dalam portofolio juga terkandung pernyataan refleksi diri mahasiswa. Pernyataan ini
menggambarkan bagaimana mahasiswa mempelajari bahan tersebut, mengapa penyajian bukti
itu menunjukkan penguasaan materi dan mengapa hal itu relevan dengan konteks di luar kelas.
Refleksi diri ini menunjukkan dengan jelas kepada pembaca proses belajar yang terjadi pada diri
si pembelajar.
   5.Keunggulan dan Kelemahan Assesmen Portofolio
Adapun keunggulan portofolio antara lain:
(a)  Perubahan paradigma penilaian;
(b) Penilaian portofolio seyogyanya menekankan pada akuntabilitas (accountability);
(c) Peserta didik sebagai individu dan peran aktif peserta didik;
(d) Identifikasi;
(e) Keterlibatan orang tua dan masyarakat;
(f) Penilaian diri;
(g) Penilaian yang fleksibel;
(h) Tanggung jawab bersama;
(i) Keadilan;
(j) Dalam penilaian portofolio peserta didik diberikan penghargaan atas usaha mereka.
Sedangkan kelemahan portofolio, antara lain:
(a) membutuhkan waktu ekstra;
(b) kurang reliabel;
(c) Guru memiliki kecenderungan untuk memperhatikan hanya pencapaian akhir;
(d) Guru dan peserta didik biasanya terjebak dalam suasana hubungan top-down;
(e) Skeptisme;
(f) tidak tersedianya kriteria penilaian;
(g) Terkadang sulit untuk diterapkan di sekolah;
(h) Penyediaan format yang digunakan secara lengkap dan detail dapat mematikan
inisiatif  dan kreativitas;
B. PERANGKAT ASSESMEN PORTOFOLIO
    1. Tes
               Perbedaan Tes dan Penilaian Portofolio
Perbedaan antara penilaian portofolio dan tes sebagai alat evaluasi adalah:  
 Tes:
  Menilai peserta didik berdasarkan sejumlah tugas yang terbatas.
  Penilai hanya guru, berdasarkan masukan yang terbatas.
  Menilai semua peserta didik dengan menggunakan satu criteria
Portofolio:
  Menilai peserta didik berdasarkan seluruh tugas dan basil kerja yang berkaitan dengan
kinerja yang  dinilai.
  Peserta didik turut serta dalam menilai kemajuan yang dicapai dalam penyelesaian berbagai tugas, dan
perkembangaan yang berlangsung selama proses pembelajaran.
  Menilai setiap peserta didik berdasarkan pencapaian masing-masing, dengan empertimbangkan juga
faktor perbedaan individual.
   Mewujudkan proses penilaian yang kolaboratif.
  Peserta didik'menilai dirinya sendiri menjadi suatu tujuan.
  f. Yang mendapat perhatian dalam penilaian meliputi.
  g. kemajuan, usaha, dan pencapaian.
  h. Terkait erat antara kegiatan penilaian, pengajaran, dan pembelaj aran.
   2.Teknik Penilaian Assesmen Portofolio
Teknik penilaian portofolio di dalam kelas memerlukan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Jelaskan kepada peserta didik bahwa penggunaan portofolio, tidak hanya merupakan kumpulan
hasil kerja peserta didik yang digunakan oleh guru untuk penilaian, tetapi digunakan juga oleh
peserta didik sendiri. Dengan melihat portofolionya peserta didik dapat mengetahui kemampuan,
keterampilan, dan minatnya. Proses ini tidak akan terjadi secara spontan, tetapi membutuhkan
waktu bagi peserta didik untuk belajar meyakini hasil penilaian mereka sendiri.
b. Tentukan bersama peserta didik sampel-sampel portofolio apa saja yang akan dibuat. Portofolio
antara peserta didik yang satu dan yang lain bisa sama bisa berbeda.
c. Kumpulkan dan simpanlah karya-karya tiap peserta didik dalam satu map atau folder di rumah
masing atau loker masing-masing di sekolah.
d. Berilah tanggal pembuatan pada setiap bahan informasi perkembangan peserta didik sehingga
dapat terlihat perbedaan kualitas dari waktu ke waktu.
e. Tentukan kriteria penilaian sampel portofolio dan bobotnya dengan para peserta
didik. Diskusikan cara penilaian kualitas karya para peserta didik. Contoh, Kriteria
penilaian kemampuan menulis karangan yaitu: penggunaan tata bahasa, pemilihan kosa-
kata, kelengkapan gagasan, dan sistematika penulisan. Dengan demikian, peserta
didik mengetahui harapan (standar) guru dan berusaha mencapai standar tersebut.
f. Minta peserta didik menilai karyanya secara berkesinambungan. Guru dapat membimbing peserta
didik, bagaimana cara menilai dengan memberi keterangan tentang kelebihan dan kekurangan
karya tersebut, serta bagaimana cara memperbaikinya. Hal ini dapat dilakukan pada saat
membahas portofolio.
g. Setelah suatu karya dinilai dan nilainya belum memuaskan, maka peserta didik diberi  esempatan
untuk memperbaiki. Namun, antara peserta didik dan guru perlu dibuat “kontrak” atau perjanjian
mengenai jangka waktu perbaikan, misalnya 2 minggu karya yang telah diperbaiki harus
diserahkan kepada guru.
h. Bila perlu, jadwalkan pertemuan untuk membahas portofolio. Jika perlu, undang orang
tua peserta didik dan diberi penjelasan tentang maksud serta tujuan portofolio, sehingga orangtua
dapat membantu dan memotivasi anaknya. Sebelum membuat penilaian, perlu melihat kurikulum
1 (satu) semester. Contoh untuk kelas VIII semester II
SK dan KD kelas VIII, Semester 2:
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Geometri dan Pengukuran
4. Menentukan unsur, bagianlingkaran serta ukurannya
4.1 Menentukan unsur dan bagian-bagian lingkaran
4.2 Menghitung keliling dan luas lingkaran
4.3 Menggunakan hubungan sudut pusat, panjang busur, luas juring dalam pemecahan masalah
4.4 Menghitung panjang garis singgung persekutuan dua lingkaran
4.5 Melukis lingkaran dalam dan lingkaran luar suatu segitiga
5. Memahami sifat-sifat kubus, balok, prisma, limas, dan bagian-bagiannya, serta menentukan
ukurannya
5.1 Mengidentifikasi sifat-sifat kubus, balok, prisma dan limas serta bagian-bagiannya
5.2 Membuat jaring-jaring kubus, balok, prisma dan limas
5.3 Menghitung luas permukaan dan volume kubus, balok, prisma dan limas
Rencana Tugas :
A. Geometri dan Pengukuran
SK: Menentukan unsur, bagian lingkaran serta ukurannya:
1. Paper and pensil tes:
a. Menghitung panjang garis singgung persekutuan dua lingkaran
b. Menghitung keliling dan luas lingkaran
2. Penilian Proyek:
a. Siswa menemukan nilai =  7  melalui percobaan menggunakan metode inkuiri
b. Siswa menemukan rumus Luas Lingkaran melalui percobaan
3. Unjuk Kerja:
a. Siswa melukis lingkaran dalam dan lingkaran luar suatu segitiga
B. Memahami sifat-sifat kubus, balok, prisma, limas, dan bagian-bagiannya, serta menentukan
ukurannya
1. Paper and pensil tes:
a. Menghitung luas permukaan dan volume kubus, balok, prisma dan limas
2. Penilian Proyek:
a. Siswa membuat jaring-jaring bangun ruang kubus, balok, prisma dan limas
3. Unjuk Kerja:
a. Mengidentifikasi sifat-sifat kubus, balok, prisma dan limas serta bagianbagiannya
4. Hasil Produk:
a. Membuat jaring-jaring kubus,
b. Membuat jaring-jaring balok,
c. Membuat jaring-jaring prisma dan limas
Contoh Rangkuman Penilaian Portofolio
Mata Pelajaran : Matematika
Alokasi Waktu : 1 Semester
Nama Siswa : _________________ Kelas : VII/2
NO SK/KD
Skor Prestasi :
KET.(1 – 10) T BT
1. Menghitung panjang garis singgung persekutuan dua lingkaran
2. Dst
Total Skor :
Catatan:
Setiap Standar Kompetensi/ Kompetensi Dasar yang masuk dalam daftar portofolio
dikumpulkan dalam satu file (tempat) untuk setiap peserta didik sebagai bukti
pekerjaannya. Kemudian Guru menjelaskan bobot dari setiap portofolio yang dibuat.
Indikator Penilaian
Yang dimaksud indikator penilaian adalah unsur-unsur pokok yang dapat menjelaskan kemampuan
peserta didik setelah menyelesaikan satu satuan pendidikan tertentu. Banyak sekali indikator yang
dapat dipilih, akan tetapi yang dipandang paling sensitif adalah basil ulangan atau basil tes (formatif
dan sumatif), penyelesaian tugas-tugas terstruktur. Berdasarkan indikator-indikator tersebut penilai
dapat membuat kesimpulan, sejauh mana seorang siswa telah belajar dan berapa nilai yang adil
untuknya. Adapun penilaian dapat menggunakan tes formatif dan sumatif dan tugas-tugas terstruktur.
Pengorganisasian
Pengorganisasian Model Penilaian Berbasis Portofolio adalah kegiatan mensiasati proses penilaian
pembelajaran dengan perancangan terhadap unsur-unsur instrumental melalui
upaya pengorganisasian penilaian yang rasional, demokratis, dan menyeluruh.
Kronologis pengorganisasian penilaian pembelajaran itu mencakup empat tahap kegiatan,
yaitu perencanaan, pelaksanaan, penyimpanan, dan pengunaan.
 3.Pelaksanaan Asesmen Portofolio Matematika
Pelaksanaan asesmen portofolio mensyaratkan kejujuran siswa dalam melaporkan rekaman
belajarnya. dan kejujuran guru. dalam menilai kemampuan siswa sesuai dengan kriteria yang
yang telah disepakati. Guru harus mampu menunjukkan urgensi laporan yang jujur dari siswa.
Adapun bentuk-bentuk asesmen portofolio diantaranya sebagai berikut.
1)  Catatan anekdotal, yaitu berupa lembaran khusus yang mencatat segala bentuk  kejadian
mengenai perilaku siswa, khususnya selama berlangsungnya proses pembelajaran. Lembaran
ini memuat identitas yang diamati, waktu pengamatan, dan lembar rekaman kejadiaannya.
2)  Ceklis atau daftar cek, yaitu daftar yang telah disusun berdasarkan tujuan perkembangan yang
hendak dicapai siswa
3)  Skala penilaian yang mencatat isyarat kemajuan perkembangan siswa
4)  Respon-respon siswa terhadap pertanyaan
5)  Tes skrining yang berguna untuk mengidentifikasi keterampilan siswa setelah pengajaran
dilakukan, misalnya siswa setelah pengajaran dilakukan, misalnya: tes hasil belajar, PR, LKS,
laporan kegiatan lapangan.
Aspek-aspek yang bisa dievaluasi dalam bidang matematika menurut Stenmark (1991: 64)
sebagai berikut.
1) Pemahaman Permasalahan (Problem Comprehension)
2) Pendekatan dan Strategi (Approaches and Strategies)
3) Hubungan (Relationships)
4) Fleksibilitas (Flexibility)
5) Komunikasi (Communication)
6) Dugaan dan Hipotesis (Curiosty and Hypotheses)
7) Persamaan dan Keadilan (Equality and Equity)
8) Penyelesaian (Solutions)
9) Hasil Pengujian (Examining Results)
10) Pembelajaran Matematika (Mathematical Learning)
11) Asesmend iri (Self-Assessment)
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penilaian portofolio, antara lain:
1) Siswa merasa memiliki portofolio sendiri
2) Tentukan bersama hasil kerja apa yang akan dikumpulkan
3) Kumpulkan dan simpan hasil kerja siswa dalam 1 map atau folder
4) Beri tanggal pembuatan
5) Tentukan kriteria untuk menilai hasil kerja siswa
6) Minta Siswa untuk menilai hasil kerja mereka secara berkesinambungan
7) Bagi yang kurang, beri kesempatan perbaiki karyanya, tentukan jangka waktunya
8) Bila perlu, jadwalkan pertemuan dengan orang tua
Mengevaluasi portofolio bukanlah suatu tugas yang mudah, sebab tidak pernah ada dua
portofolio yang tepat sama. Hal ini disebabkan individu yang menyiapkan portofolio tersebut
akan mengikutsertakan item-item yang berbeda sesuai dengan kelebihan yang dimilikinya
Salah satu cara untuk mengevaluasi portopolio adalah dengan penggunaan rubrik. Cara ini
menggunakan skala nilai untuk memberi skor pada item yang mengharuskan murid
menjawabnya dalam bentuk tulisan dengan jawaban yang banyak (open-open item) pada soal
yang diberikan. Murid bebas menjawab (free response questions) atau terdapat serbagai cara
untuk memperoleh jawaban (Heddens dan Speer dalam Sabandar: 4).
Contoh rubrik:
Skor Kriteria
4 Proses benar dan hasil benar
3 Proses benar dan hasil salah
2 Proses salah dan hasil benar
1 Proses dan hasil salah
0 Tidak menjawab
Dengan menggunakan skala tersebut, seseorang individu dapat memperoleh skor dari 0
sampai 4 untuk suatu item. Hal ini tergantung dari apa yang terdeteksi oleh guru dalam item
tersebut. Skor 3 untuk suatu item dalam rublik ini tidak berarti menunjukkan 75 % indkator
terpenuhi. Skor 3 dalam hal ini merupakan suatu indikator numerik yang menyatakan apa yang
dimiliki oleh individu.
   4. Isu-isu Teknis tentang Assesmen Portofolio
1. Validitas Portofolio
 Validitas dalam asesmen portofolio mengacu kepada bukti yang tersedia untuk interpretasi
asesmen dan konsekuensi potensial dalam pemanfaatan asesmen (Klenowski, 2002). Semua
asesmen pada dasarnya berdasarkan sampling perilaku atau kinerja yang digunakan untuk
generalisasi ke ‘semesta perilaku’ (Nuttal, dalam Klenowski, 2002). Sampling perilaku ini pada
akhirnya bergantung pada asesor/guru, sehingga hal ini menjadi titik kritis validitas asesmen,
termasuk asesmen portofolio. Dikaitkan dengan istilah-istilah validitas yang umum, Nitko
(dalam Klenowski, 2002) menyatakan sebagai berikut:
a. Validitas isi di dalam portofolio antara lain ditunjukkan apakah karya di dalam  portofolio searah
dengan tujuan pembelajaran.
b. Validitas konstruk di dalam portofolio antara lain ditunjukkan, apakah karya di dalam portofolio
mencerminkan keterampilan yang sesuai dengan konstruk keterampilan. (Sebagai contoh,
keterampilan pemecahan masalah memiliki konstruk yang berbeda dengan keterampilan
komunikasi).
c. Validitas kriteria menunjukkan seberapa baik korelasi atau prediksi pengukuran kriteria eksternal
dengan fokus asesmen. Friedman et al. (2001) menyatakan bahwa kekuatan asesmen portofolio
adalah asesmen portofolio memiliki kekuatan validitas prediktif, yakni menunjukkan kekuatan
untuk memprediksi kinerja atau profesionalitas selanjutnya.
2. Reliabilitas Portofolio
Esensi dari reliabilitas portofolio adalah apakah hasil asesmen dari portofolio serupa   masih
sama jika dilakukan oleh dua orang asesor? Garret et al. (2003), setelah menganalisis bahwa
berbagai penelitian yang ada masih memfokuskan pada bagaimana menerapkan asesmen
alternatif dan dampak asesmen alternatif, merumuskan dasar metodologi untuk
proses establishing dan refining sistem penskoran asesmen alternatif untuk skala luas, dengan
memfokuskan pada reliabilitas asesmen portofolio. Garret et al. (2003) merumuskan enam
kriteria untuk penskoran portofolio yang reliabel, yakni:
1) Penskoran harus terjadi pada kondisi yang sama.
2) Kriteria yang spesifik, dibuktikan oleh rubrik penskoran, harus dipahami dan digunakan.
3) Contoh-contoh (eksemplar) harus tersedia untuk tiap tingkat skala penskoran.
4) Pengecekan berkala untuk reliabilitas harus dilakukan.
5) Penilaian multipel harus digunakan dalam penskoran.
6)  Pencatatan akurat dan evaluasi proses harus dilakukan untuk memonitor hasilhasilnya.
Berbagai pilihan statistik tersedia untuk melaporkan analisis hasil reliabilitas, antara
lain interrater agreement, kappa Cohen, dan koefisien korelasi Pearson untuk reliabilitas
(Garret et al., 2003). Interrater agreement didefinisikan sebagai proporsi dari total
pasangan penilai, digunakan untuk pengukuran reliabilitas parsial.

BAB III
PENUTUP

A.      Kesimpulan

  Portofolio merupakan catatan atau kumpulan hasil karya siswa yang didokumentasikan secara
baik dan teratur. Portofolio dapat berbentuk tugas-tugas yang dikerjakan siswa, jawaban siswa
atas pertanyaan guru, catatan hasil obsevasi guru, catatan hasil wawancara guru dengan
siswa, laporan kegiatan siswa dan karangan yang dibuat siswa.
  Penilaian merupakan suatu kegiatan pengumpulan informasi tentang proses dan hasil belajar
siswa yang dilakukan oleh guru yang bersangkutan sehingga penilaian tersebut akan “mengukur
apa yang hendak diukur” dari siswa. Salah satu prinsip penilaian berbasis kelas yaitu, penilaian
dilakukan oleh guru dan siswa. Prinsip penilaian lainnya yaitu: tidak terpisahkan dari PBM,
menggunakan acuan patokan, menggunakan berbagai cara penilaian (tes dan non tes),
mencerminkan kompetensi siswasecara komrehensif, berorientasi pada kompetensi, valid, adil,
terbuka, berkesinambungan, berakna, dan mendidik. Penilaian tersebut dilakukan antara lain
meliputi: kumpulan kerja sisa (portofolio), hasil karya (product), penugasan (project), unjuk
kerja (performance) dan tes tertulis (paper and pencil test). Setelah melakukan serangkaian
penilaian yang sesuai dengan prinsip-prinsip di atasmaka orang tua siswa akan menerima
laporannya secara komunikatif dengan menitik beratkan pada kompetensi yang telah dicapai oleh
anaknya di sekolah. Untuk mengumpulkan informasi tentang kemajuan belajar peserta didik
dapat dilakukan beragam teknik, baik berhubungan dengan proses belajar maupun hasil belajar.
Teknik mengumpulkan informasi tersebut pada prinsipnya adalah cara penilaian kemajuan
belajar peserta didik terhadap pencapaian standar kompetensi dan kompetensi dasar. Ada
tujuh teknik yang dapat digunakan, yaitu penilaian unjuk kerja, penilaian sikap, penilaian trtulis,
penilaian proyek, penilaian produk, penggunaan portofolio, dan penilaian diri. Ketuuh
komponen penilaian tersebut dapat terangkum dalam Portofolio.
  Penilaian portofolio dapat dijadikan alat untuk memvalidasi informasi tentang pemahaman siswa
mengenai suatu konsep. Asesmen portofolio juga dapat membantu siswa dalam
mengkonstruksi rasa tanggungjawab dalam belajar, memonitor diri sendiri dalam kegiatan
belajar, menanamkan kesadaran untuk meningkatkan kemampuan diri dan membuat argumen-
argumen yang logis.

B.       SARAN

Kritik dan saran yang membangun dari pembaca senantiasa kami (penyusun) tunggu agar
penyusunan makalah ini lebih baik lagi sehingga mendekati sempurna.

Daftar Pustaka
Paulson, F Leon, PasrI R & Meyer, Carol A. (1991). What makes a Portofolio ? Eight
thoughtful guidelines will help educators encourage self-directed
learning.EducationalLeadership.
Ramdi, Hartono (199). Penerapan Asemen Portofolio dalam Mengembangkan Konsep
Diri Siswa Terhadap Matematika. Tesis. PPS IKIP Bandung.
Stenmark, Jean Krr. (1991). Math Portofolio : A New Form of Assessment. Teaching K-8.
August/September 1991.
Abdul Majid, S.Ag, M.Pd, (2008) Perencanaan Pembelajaran Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Anas S, Drs, Prof (1995). Pengantar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Arikunto, S. dan Abdul Jabar, (2004). Evaluasi Program Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara.
Asmawi, Z. dan Nasution, N. (1994). Penilaian Hasil Belajar. Jakarta: Dirjen Dikti Depdikbud.

http://mytugasmm.blogspot.com/2015/06/makalah-asesmen-portofolio.html

Anda mungkin juga menyukai