Didi Sudrajat
email: didisudrajat@unikarta.ac.id
Universitas Kutai Kartanegara
PENILAIAN, proses pengajaran dan kurikulum merupakan tiga dimensi dari sekian
banyak dimensi yang sangat penting dalam pendidikan. Ketiga dimensi tersebut saling
berkaitan antara yang satu dengan yang lainnya. Kurikulum merupakan penjabaran
tujuan pendidikan yang menjadi landasan program pembelajaran. Proses pembelajaran
merupakan upaya yang dilakukan guru untuk mencapai tujuan yang dirumuskan dalam
kurikulum. Penilaian merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan untuk mengukur
dan menilai tingkat pencapaian kurikulum dan berhasil tidaknya proses pembelajaran.
Penilaian digunakan untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan yang ada dalam proses
pembelajaran, sehingga dapat dijadikan dasar untuk mengambil keputusan, misalnya
apakah proses pembelajaran sudah baik dan dapat dilanjutkan dan masih perlu perbaikan
dan penyempurnaan. Oleh karena itu, disamping kurikulum yang cocok dan proses
pembelajaran yang bernar perlu ada sistem penilaian yang tepat dan terencana.
Perubahan kurikulum dari kurikulum berbasis isi (content-based curriculum) ke
kurikulum berbasis kompetensi (competency based curriculum), mengakibatkan
perubahan paradigma pada proses pembelajaran dari apa yang harus diajarkan (isi)
menjadi tentang apa yang harus dikuasai (kompetensi). Perubahan kurikulum tersebut
tidak hanya sekedar mengakibatkan terjadinya penyesuaian substansi materi dari format
kurikulum yang menekankan pada isi ke kurikulum yang menekankan pada tuntutan
kompetensi, tetapi juga terjadi pergeseran paradigma dari pendekatan pendidikan yang
berorientasi pada masukan (input oriented education) ke pendekatan pendidikan yang
berorientasi pada hasil atau standar (outcome based education). Perubahan kurikulum
tersebut membawa implikasi terhadap cara guru mengajar (proses pembelajaran).
Semula guru lebih menekankan pada selesainya pokok bahasan (isi), tetapi melupakan
BAGIAN-BAGIAN PORTOFOLIO
Portofolio umumnya terdiri dari beberapa bagian, antara lain daftar isi dokumen, isi
dokumen, bendel dokumen, batasan dokumen catatan guru dan orang tua.
3) Bendel Dokumen
Kumpulan semua dokumen peserta didik baik evidence, worksheet, maupun
lembaran-lembaran informasi dan lembar kerja yang dipakai dalam kegiatan pembelajaran
dimasukkan ke dalam bendel dokumen portofolio. Dokumen-dokumen tersebut
ditempatkan dalam satu map atau folder.
BENTUK PORTOFOLIO
Sekalipun banyak sekali variasi bentuk portofolio yang digunakan menurut Cole,
Ryan dan Kick (1997) pada hakekanya terdapat dua bentuk portofolio, yaitu portofolio
proses dan portofolio produk. Portofolio proses adalah portofolio yang menekankan pada
bagaimana peserta didik belajar, berkreasi, termasuk dari mulai draff awal itu terjadi dan
tentunya sepanjang peserta didik dinilai. Hal yang dinilai mencakup kemampuan awal, di
tengah atau di akhir suatu pekerjaan yang dilakukan peserta didik. Sebaliknya portofolio
produk hanya menekankan pada penguasaan (materi) dari tugas yang di tuntut dari suatu
standar kompetensi, kompetensi dasar dan sekumpulan indikator pencapaian hasil belajar
dan hanya menekankan pada evidence yang cukup baik tanpa memperhatikan bagaimana
dan kapan' evidence' tersebut diperoleh.
Kedua bentuk pendekatan portofolio tersebut biasanya digunakan disemua tingkatan.
Namun demikian pendekatan proses masih lebih banyak digunakan ditingkat dasar. Hal ini
terjadi karena pada tingkat-tingkat dasar guru lebih cenderung untuk melihat
perkembangan peserta didik dan perkembangan khusus yang perlu dikembangkan.
Sebaliknya pendekatan produk lebih umum digunakan pada tingkat pendidikan menengah.
Hal ini terjadi karena dua faktor. Pertama, peserta didik yang berada pada pendidikan
menengah lebih mementingkan hasil ketimbang proses. Kedua, peserta didik pada
tingkatan pendidikan menengah memiliki kemampuan berfikir yang lebih untuk memilih
PENUTUP
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan terdahulu maka dapat disimpulkan
sebagai berikut:
1) Portofolio berfungsi sebagai alat pengajaran dan alat penilaian, sebagai alat pengajaran
portofolio merupakan komponen kurikulum dan sebagai alat penilaian, portofolio
merupakan penilaian otentik (authentic assessment).
2) Portofolio mempunyai tujuan memberikan penilaian formatif dan sumatif. Sebagai alat
penilaian formatif digunakan untuk memantau kemajuan peserta didik dari hari ke
hari. Sedangkan sebagai alat penilaian sumatif, dapat digunakan untuk mengisi angka
raport mata pelajaran tertentu.
3) Portofolio sebagai alat penilaian mempunyai prinsip-prinsip: saling percaya,
kerahasiaan bersama, kepuasan, keserasian dan tujuan proses dan hasil.
4) Penilaian portofolio mempunyai karakteristik: multisumber, otentik, dinamis,
eksplisit, integrasi, kepemilikan dan beragam tujuan.
DAFTAR RUJUKAN
Barton, J. Dan Collin, A. 1997. Portfolio Assessment: A Handbook For Education. Mento
Park, CA: Addision Wesley Publishing, Co.
Budiharso, Teguh. 2005. Evaluasi Berbasis Kelas dalam Pembelajaran Bahasa Kedua.
Jakarta: Lekdis.
Cole, D.J., Ryan, C.W., dan Kick, F. 1997. Portfolio Across the Curriculum Beyond.
Thousand Oaks: Corwin Press.
George, P.S. 1995. What is Portfolio Assessment Really and How I can Use it in My
classroom? Gainesville, F.L. Teacher Education Resources.
Shaklee, B.D. and Barbour, N.E. 1997. Designing and Using Portfolio. Boston: Allyn and
Bacon, Inc.
Taylo, Maurice. 1994. Literacy Portfolio Assessment. Ottawa: University of Ottawa Press.