Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam dunia yang dipenuhi dengan produk-produk kerja ilmiah (scientific
inquiry), literasi sains (scientific literacy) menjadi suatu keharusan bagi setiap orang.
Setiap orang perlu menggunakan informasi ilmiah untuk melakukan pilihan yang
dihadapinya setiap hari. Setiap orang perlu memiliki kemampuan untuk berhubungan
dalam percakapan dan debat publik secara cerdas berkenaan dengan isu-isu penting yang
melibatkan IPTEK. Setiap orang siap untuk berbagi dalam pemenuhan kegembiraan dan
personal yang berasal dari pemahaman dan belajar tentang dunia alami. Literasi Sains
juga menjadi meningkat kepentingannya di tempat kerja. Semakin banyak pekerjaan
yang menuntut keterampilan- keterampilan tingkat tinggi, memerlukan orang-orang yang
mampu belajar, bernalar, berpikir kreatif, membuat keputusan, dan memecahkan
masalah.

B. Rumusan Masalah
Bagaimanakah tentang penilaian keterampilan kerja ilmiah?

C. Tujuan
Untuk mengetahui penilaian keterampilan kerja ilmiah

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Penilaian Keterampilan


Menurut pendapat Ariani, dkk. (2016) Penilaian dalam proses pembelajaran
adalah komponen yang sangat penting karena penilaian merupakan proses pengumpulan
dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar siswa. Penilaian juga
dapat memberikan umpan balik kepada guru agar dapat menyempurnakan perencanaan
dan proses pembelajaran. Berdasarkan penilaian hasil belajar itulah siswa dapat
memperoleh informasi tentang kelemahan dan kekuatan dirinya.
Sedangkan, menurut Firman (2000) evaluasi atau penilaian merupakan proses
penentuan informasi yang diperlukan, pengumpulan serta penggunaan informasi tersebut
untuk melakukan pertimbangan sebelum keputusan.
Menurut Alimuddin (2014) Penilaian pencapaian kompetensi keterampilan
merupakan penilaian yang dilakukan terhadap peserta didik untuk menilai sejauh mana
pencapaian SKL, KI, dan KD khusus dalam dimensi keterampilan.
Penilaian keterampilan adalah kegiatan untuk mengetahui kemampuan peserta
didik dalam memenuhi indikator pecapaian kompetensi keterampilan yang ditetapkan
pada kurikulum pendidikan multikeaksaraan (Kemendikbud, 2017)

B. Cakupan Penilaian Pencapaian Kompetensi Keterampilan


Cakupan penilaian dimensi keterampilan meliputi keterampilan peserta didik
yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.
Keterampilan ini meliputi: keterampilan mencoba, mengolah, menyaji, dan menalar.
Dalam ranah konkret keterampilan ini mencakup aktivitas menggunakan, mengurai,
merangkai, memodifikasi, dan membuat.Sedangkan dalam ranah abstrak,
keterampilan ini mencakup aktivitas menulis, membaca, menghitung, menggambar,
dan mengarang.
Rumusan kompetensi dasar dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik
peserta didik, kemampuan awal, serta ciri dari suatu mata pelajaran. Ranah keterampilan
diperoleh melalui aktivitas mengamati, menanya, mencoba, menalar, menyaji, dan
mencipta.

2
C. Komponen Penilaian keterampilan
Menurut Ahmad Jaeudun (2015) komponen penilaian keterampilan
dikelompokkan menjadi dua komponen yaitu:
1. Aspek proses
a. Keuntungan
 Dapat mendeteksi kesalahan-kesalahan yang terjadi selama proses
 Dapat digunakan untuk perbaikan dan peningkatan kinerja siswa yang
dinilai
a. Kelemahan
 Lebih bersifat subyektif, karena mendasarkan pada keputusan penilaian
 Membutuhkan waktu yang lebih banyak
 Umumnya kurang reliabel
2. Aspek hasil
a. Keuntungan
 Lebih mudah dilakukan, karena umumnya dapat dilakukan dengan
instrumen yang baku
 Skornya lebih reliabel
 Memerlukan waktu yang lebih sedikit
b. Kelemahan
 Tidak mampu mendeteksi kesalahan –kesalahan yang terjadi selama proses
 Tidak dapat untuk melakukan peningkatan atau perbaikan kinerja siswa

D. Teknik Penilaian Keterampilan


Menurut Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (2017) 4 teknik penilaian
keterampilan yaitu:
1. Portofolio
a. Pengertian Penilaian Portofolio
Istilah portofolio (portfolio) pertama kali digunakan oleh kalangan
potografer dan artis. Melalui portofolio, para potografer dapat memperlihatkan
prospektif pekerjaan mereka kepada pelanggan dengan menunjukkan koleksi
pekerjaan yang dimilikinya. Portofolio juga dapat dipandang sebagai suatu
proses sosial pedagogis, yaitu sebagai collection of learning experience yang

3
terdapat di dalam pikiran peserta didik, baik yang berwujud pengetahuan
(cognitive), keterampilan (psychomotor) maupun sikap dan nilai (affective).
Dalam bidang bahasa, portofolio dapat merupakan suatu adjective yang sering
disandingkan dengan konsep lain seperti : pembelajaran dan penilaian, karena
itu timbul istilah portfolio-based instruction  dan  portfolio-based assessment 
Menurut Popham (1995) menjelaskan bahwa “penilaian portofolio
merupakan  penilaian secara berkesinambungan dengan metode pengumpulan
informasi atau data secara sistematik atas hasil pekerjaan peserta didik dalam
kurun waktu tertentu. Dalam sistem penilaian portofolio, guru
membuat file untuk masing-masing peserta didik, berisi kumpulan sistematis
atas hasil prestasi belajar mereka selama mengikuti proses pendidikan.
Sedangkan Menurut (Wahyudiono, 2012) penilaian portofolio adalah menilai
karya-karya siswa secara individu pada rentang waktu tertentu untuk suatu mata
pelajaran. Akhir suatu periode hasil karya tersebut dikumpulkan dan dinilai oleh
guru dan peserta didik sendiri. Berdasarkan perkembangan tersebut, guru dan
peserta didik sendiri dapat menilai perkembangan kemampuan peserta didik dan
terus melakukan perbaikan dan dapat digunakan sebagai balikan untuk
membelajarakan mereka kembali.
b. Tujuan dan Fungsi Penilaian Portofolio
Menurut Sumarna Surapranata dan Muhammad Hatta (2004:76)
mengemukakan bahwa penilaian portofolio dapat digunakan untuk mencapai
beberapa tujuan, yaitu:
 Menghargai perkembangan yang dialami peserta didik.
 Mendokumentasikan proses pembelajaran yang berlangsung.
 Memberi perhatian pada prestasi kerja peserta didik yang terbaik.
 Merefleksikan kesanggupan mengambil resiko dan melakukan
eksperimentasi.
 Meningkatkan efektifitas proses pengajaran.
 Bertukar informasi dengan orang tua/wali peserta didik dan guru lain.
 Membina dan mempercepat pertumbuhan konsep diri positif pada peserta
didik.
 Meningkatkan kemampuan melakukan refleksi diri.
 Membantu peserta didik dalam merumuskan tujuan.

4
Adapun fungsi penilaian portofolio adalah sebagai berikut :
 Portofolio sebagai sumber informasi bagi guru dan orang tua untuk
mengetahui pertumbuhan dan perkembangan kemampuan peserta didik,
tanggung jawab dalam belajar, perluasan dimensi belajar, dan pembaharuan
proses pembelajaran.
 Portofolio sebagai alat pengajaran merupakan komponen kurikulum, karena
potofolio mengharuskan peserta didik untuk mengoleksi dan menunjukkan
hasil kerja mereka.
 Portofolio sebagai alat penilaian otentik (authentic assessment)
 Portofolio sebagai sumber informasi bagi siswa untuk melakukan self-
assessment 
c. Karakteristik Penilaian Portofolio
Menurut Fajar (2010) Penilaian portofolio memiliki beberapa
karakteristik, yaitu:
 Merupakan hasil karya siswa yang berisi kemajuan dan penyelesaian tugas-
tugas secara terus menerus (continue) dalam usaha pencapaian kompetensi
pembelajaran;
 Mengukur setiap prestasi siswa secara individual dan menyadari perbedaan
diantara siswa;
 Merupakan suatu pendekatan kerjasama
 Mempunyai tujuan untuk menilai diri sendiri
 Memperbaiki dan mengupayakan prestasi
Adanya keterkaitan antara penilaian dan pembelajaran. Berdasarkan
dengan karakteristik penilaian portofolio yang telah dikemukakan dapat
disimpulkan bahwa penilaian portofolio memiliki karakteristik, seperti:
Memberikan siswa kesempatan menilai dirinya sendiri; adanya berkas hasil
kerja siswa; Penilaian dilakukan terus menerus sesuai rentang waktu yang
diberikan; Sebagai alat komunikasi antara guru, siswa dan pihak terkait.
d. Prinsip Portofolio
Dalam penilaian portofolio harus terjadi interaksi multi arah ,yaitu guru
dan ke siswa ,dari siswa ke guru dan dari siswa ke siswa.Menurut Depdiknas
(2003:124) mengemukakan bahwa Ada beberapa prinsip yang perlu

5
diperhatikan dan dijadikan sebagai pedoman dalam penggunaan penilaian
portofolio di sekolah antara lain :
 Saling percaya (mutual trust) antara guru dan siswa,mereka harus merasa
sebagai pihak-pihak yang saling memerlukan dan memiliki semangat untuk
saling membantu. Oleh karena itu, mereka harus saling terbuka dan jujur
satu sama lain. Dengan demikian, akan terwujud hubungan yang wajar dan
alami, yang memungkinkan proses pendidikan berlangsung dengan baik.
 Kerahasiaan bersama (confidentiality) antara guru dan siswa, kerahasiaan
hasil pengumpulan bahan dan hasil penilaiannya perlu dijaga dengan baik,
tidak disampaikan kepada pihak-pihak lain yang tidak berkepentingan.
Pelanggaran terhadap norma ini, selain menyangkut etika, juga dapat
member dampak negative kepada proses pendidikan anak siswa.
 Milik bersama (joint ownership) antara siswa dan guru. Oleh karena itu,
guru dan siswa perlu menyepakati bersama di mana hasil karya yang telah
dihasilkan siswa akan disimpan, dan bahan-bahan baru yang akan
dimasukkan. Dengan demikian siswa akan merasa memiliki terhadap hasil
kerja mereka, dan akhirnya akan tumbuh rasa tanggung jawab pada diri
mereka.
 Kepuasan (satisfaction),hasil kerja potofolio seyogyanya berisi keterangan-
keterangan dan atau bukti-bukti yang memuaskan bagi guru dan siswa.
Portofolio hendaknya juga merupakan bukti prestasi cemerlang siswa dan
keberhasilan pembinaan guru.
 Kesesuaian (relevance) hasil kerja yang dikumpulkan adalah hasil kerja
yang berhubungan denga tujuan pembelajaran yang relevan dengan tujuan
pembelajaran dalam kurikulum.
e. Langkah-langkah Penilaian Portofolio
Menurut Endrata (2015) Langkah-langkah Penilaian Portofolio dapat
dilaksanakan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
 Jelaskan kepada peserta didik maksud penugasan portofolio.
 Jelaskan sampel-sampel portofolio yang dapat digunakan.
 Peserta didik diharuskan mengumpulkan dan mengarsipkan portofolio.
 Cantumkan tanggal pembuatan pada setiap evidence (bukti-bukti hasil
belajar)

6
 Tentukan kriteria penilaian sampel-sampel portofolio.
 Lakukan perbaikan terhadap portofolio yang belum sesuai dengan kriteria.

2. Praktik
a. Pengertian Penilaian Praktik
Penilaian tes praktik merupakan penilaian yang menuntut respon berupa
keterampilan melakukan suatu aktivitas atau perilaku sesuai dengan tuntutan
kompetensi.
b. Tujuan Penilaian Tes Praktik
Tes praktik dilakukan dengan mengamati kegiatan peserta didik dalam
melakukan sesuatu. Penilaian ini digunakan untuk menilai ketercapaian
kompetensi yang menuntut peserta didik melakukan tugas tertentu seperti
praktik shalat, praktik di laboratorium, bermain peran, menggambar alam benda,
praktik olahraga, membuat karya kerajinan, memainkan alat musik, bernyanyi,
dan membaca puisi/deklamasi, dan lain-lain. (Sudjana, 2014)
c. Standar Penilaian Tes Praktik
Penilaian kinerja sangat membutuhkan standar yang jelas untuk
dijadikan tolak ukur atau patokan terhadap kinerja yang akan diukur. Ada empat
hal yang harus diperhatikan dalam menyusun standar penilaian kinerja yang
baik dan benar, yaitu:
 Validitas
Keabsahan standar tersebut sesuai dengan kompetensi yang dinilai.
Keabsahan yang dimaksud adalah standar tersebut memang benar-benar
sesuai atau relevan dengan jenis kompetensi atau keterampilan yang akan
dinilai.
 Kesepakatan
Standar penilaian tersebut disepakati atau disetujui dan diterima oleh semua
siswa yang akan mendapat penilaian. Ini berkaitan dengan prinsip validitas
sebelumnya.
 Realistis

7
Standar penilaian tersebut bersifat realistis, dapat dicapai dan sesuai dengan
kemampuan siswa.
 Objektivitas
Standar tersebut bersifat objektif, yaitu mampu mencerminkan keadaan
yang sebenarnya tanpa menambah atau mengurangi kenyataan dan sulit
untuk dipengaruhi oleh subjektivitas penilai (guru). (Arifin, 2012).

3. Produk
a. Pengertian Penilaian Produk
Penilaian produk adalah penilaian terhadap persiapan, proses pembuatan
dan kualitas suatu produk. Penilaian produk meliputi penilaian kemampuan
siswa dalam membuat produk-produk teknologi dan seni, seperti: makanan,
pakaian, hasil karya seni (patung, lukisan, gambar), barang-barang terbuat dari
kayu, keramik, plastik, dan logam (Depdiknas, 2006).
Menurut Ahiri (2008 ) penilaian produk dimaksudkan untuk: (1) menilai
keterampilan siswa dalam membuat produk tertentu sehubungan dengan
pencapaian tujuan pembelajaran di kelas; (2) menilai penguasaan keterampulan
sebagai syarat untuk mempelajari keterampilan berikutnya; (3) menilai
kompetensi yang telah dicapai siswa pada akhir jenjang tertentu pada sekolah
kejuruan; dan (4) menilai keterampilan seseorang sebagai prasyarat untuk
memasuki sekolah kejuruan. Selain itu, penilaian produk akan menilai
kemampuan siswa dalam: (1) Bereksplorasi dan mengembangkan gagasan
dalam mendesain; (2) Memilih bahan-bahan yang tepat; (3) Menggunakan alat;
(4) Menunjukkan inovasi dan kreasi; dan (5) Memilih bentuk dan gaya dalam
karya seni.
b. Tujuan dan fungsi penilaian produk
Penilaian produk (product assessment) sebagai salah satu model evaluasi
pembelajaran dalam penilaian berbasis kelas yang mengedepankan hasil karya
siswa tentunya juga mempunyai fungsi dan tujuan serta beberapa kelebihan
dibandingkan model evaluasi yang lain. Diantaranya:
 Penilaian model ini dapat menilai penguasaan siswa yang diperlukan
sebelum mempelajari pelajaran sebelumnya.

8
 Menilai tingkat kompetensi yang sudah dikuasai siswa pada setiap akhir
jenjang/kelas.
 Menilai keterampilan siswa yang akan memasuki institusi pendidikan.
c. Karakteristik penilaian produk
Penilaian produk memiliki ciri khas yang membedakan dari bidang
kegiatan lainnya, ciri ciri yang dimiliki penilaian hasil kerja (produk ) adalah :
 Menilai yang dilaksanakan dalam rangka mengukur keberhasilan belajar
peserta didik itu pengukurannya secara tidak langsung.
 Pengukuran dalam rangka menelai keberhasilan belajar peserta didik pada
umumnya menggunakan ukuran ukuran yang bersifat kuantitatif atau lebih
sering menggunakan simbol simbol angka.
 Kegiatan hasil belajar pada umumnya digunakan unit unit atau satuan
satuan yang tetap.Prestasi blajar yang dicapai oleh peserta didik dari waktu
ke waktu adalah bersifat relatif.
 Dalam kegiatan penilain hasil belajar sulit untuk dihindari terjadinya
kekliruan pengukuran
d. Tahap Penilaian Produk
Pengembangan produk meliputi 3 (tiga) tahap dan setiap tahap perlu
diadakan penilaian menurut ahiri( 2008)yaitu:
 Tahap persiapan, meliputi: penilaian kemampuan peserta didik dan
merencanakan, menggali, mengembangkan gagasan, dan mendesain
produk.
 Tahap pembuatan produk (proses), meliputi: penilaian kemampuan peserta
didik dalam menyeleksi dan menggunakan bahan, alat, dan teknik.
 Tahap penilaian produk (appraisal), meliputi: penilaian produk yang
dihasilkan peserta didik sesuai kriteria yang ditetapkan.
4. Projek
a. Pengertian Penilaian Projek
Menurut Majid (2014) dalam Sukmasari dan Rosana (2017)
menjelaskan bahwa penilaian proyek merupakan penyelesaian tugas peserta
didik berupa investigasi yang dilakukan dimulai dari perencanaan,
pengumpulan data, pengorganisasian, pengolahan, analisis, dan penyajian data.

9
Menurut Arikunto (2013) dalam Pradana, Rosidin dan Ertikanto (2015)
Penilaian proyek adalah sebuah kegiatan penilaian terhadap suatu proses
investigasi untuk ditemukan manfaat yang bermakna bagi kehidupan manusia
yang harus diselesaikan dalam waktu tertentu.
b. Tujuan dan Fungsi Penilaian Projek
Adapun tujuan dari penilaian projek yaitu untuk mengembangkan dan
memonitor keterampilan siswa dalam merencanakan, menyelidiki dan
menganalisis projek. (Emtha,2015). Adapun Fungsi dari penilaian projek yaitu
untuk menilai:
 Keterampilan menyelidiki secara umum
 Pemahaman dan pengetahuan dalam bidang tertentu.  
 Kemampuan mengaplikasikan pengetahuan dalam suatu penyelidikan.
 Kemampuan menginformasikan subjek secara jelas.
c. Karakteristik Penilaian Projek
Menurut Ari (2012) ada tiga karakteristik penilaian objek
 Mengintengrasikan pengetahuan dan keterampillan (skill)
 Sering digunakan dengan metode Cooperative Learning
 Dapat diterapkan secara individu maupun kelompok
Dalam penilaian projek ada 4 (empat) hal yang perlu diperhatikan yaitu:
 Pengelolaan
Pengelolaan yaitu kemampuan peserta didik dalam memilih topik, mencari
informasi dan mengelola waktu pengumpulan data serta penulisan laporan
 Relevansi
Relevansi yaitu kesesuaian topic, data, dan hasilnya dengan KD atau mata
pelajaran
 Keaslian
Keaslian yaitu proyek yang dilakukan peserta didik yang merupakan hasil
karya sendiri dengan mempertimbangkan kontribusi guru dan pihak lain.
 Inovasi dan Kreativitas
Inovasi dan kreativitas yaitu proyek yang dilakukanpeserta didik terdapat
unsur-unsur baru (kekinian) dan sesuatu yang unik berbeda dari biasanya
d. Langkah-langkah Penilaian Projek
Menentukan kompetensi yang sesuai untuk dinilai melalui projek

10
 Penilaian projek mencangkup perencanaan, pelaksanaan dan pelaporan
projek
 Menyusun indikator proses dan hasil belajar sesuai kompetensi
 Menentukan kriteria yang menunjukkan capaian indikator pada setiap
tahapan
 pengerjakan projek
 Merencanakan apakah tugas bersifat individu atau kelompok
 Merencanakan teknik-teknik dalam penilaian individual untuk tugas yang
 dikerjakan secara kelompok
 Menyusun tugas sesuai dengan rubrik penilaian

11
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Penilaian keterampilan adalah kegiatan untuk mengetahui kemampuan peserta
didik dalam memenuhi indikator pecapaian kompetensi keterampilan yang ditetapkan
pada kurikulum pendidikan multikeaksaraan.
Cakupan penilaian dimensi keterampilan meliputi keterampilan peserta didik
yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.
Keterampilan ini meliputi: keterampilan mencoba, mengolah, menyaji, dan menalar.
Dalam ranah konkret keterampilan ini mencakup aktivitas menggunakan, mengurai,
merangkai, memodifikasi, dan membuat.Sedangkan dalam ranah abstrak,
keterampilan ini mencakup aktivitas menulis, membaca, menghitung, menggambar,
dan mengarang

B. Saran
Dengan di susunnya makalah ini kami mengharapkan kepada semua pembaca
agar dapat menelaah dan memahami apa yang telah tertulis dalam makalah ini sehingga
sedikit banyak bisa menambah pengetahuan pembaca. Di samping itu kami juga
mengharapkan saran dan kritik dari para pembaca sehingga kami  bisa berorientasi lebih
baik pada makalah kami selanjutnya.

12
DAFTAR PUSTAKA

Alimuddin. 2014. Penilaian Dalam Kurikulum 2013. Prosiding Seminar Nasional Vol.
01(1). Makassar: Jurusan Matematika FMIPA UNM.

Ariani, D., E Saptaningrum, dan J Siswanto. 2016. Instrumen Penilaian Keterampilan Kerja
Ilmiah pada Pembelajaran Fisika Berbasis Inquiry. Jurnal Penelitian Pembelajaran
Fisika. Vol. 7(2): 109-117.

Ana Ratna Wulan.2016. Penilaian Kinerja Dan Portofolio Pada Pembelajaran


Biologi.Jakarta: Universitas Pendidikan Indonesia.

Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran: Mengembangkan Standar Kompetensi Guru,


(Bandung: PT. Ramaja Rosda Karya, 2008),

Abdul Majid, 2008.Perencanaan Pembelajaran: Mengembangkan Standar Kompetensi


Guru, (Bandung: PT. Ramaja Rosda Karya),

13

Anda mungkin juga menyukai