Anda di halaman 1dari 5

PENDIDIKAN

KEMUHAMMADIYAHAN
Semester V/3 SKS

TOPIK:
EVALUASI PEMBELAJARAN
PENDIDIKAN KEMUHAMMADIYAHAN 2

Penulis: Mahasri Shobahiya

Program Pendidikan Agama Islam


Fakultas Agama Islam
2020
PENDAHULUAN
1. CPMK 2:
Mahasiswa mampu menentukan teknik evaluasi pembelajaran Pendidikan
Kemuhammadiyahan jenjang SMP dan SMA/K

2. Sub-CPMK:
2.1. Mahasiswa mampu menghasilkan instrumen evaluasi proses pembelajaran
Pendidikan Kemuhammadiyahan jenjang SMP dan SMA/K
2.2. Mahasiswa mampu menghasilkan instrumen evaluasi produk pembelajaran
Pendidikan Kemuhammadiyahan jenjang SMP dan SMA/K

3. Deskripsi Singkat materi, Rasional dan Relevansi


Pada bagian ini akan dibicarakan tentang pengertian evaluasi proses dan evaluasi produk
pembelajaran Pendidikan Kemuhammadiyahan sebagai bagian dari penilaian otentik
yang menjadi ciri dari penilaian K-13, ragam evaluasi proses dan evaluai produk
pembelajaran Pendidikan Kemuhammadiyahan, dan instrumen evaluasi proses dan
evaluasi produk pembelajaran Pendidikan Kemuhammadiyahan.

PEMBELAJARAN
1. Tujuan Pembelajaran:
Setelah membaca Modul ini, mahasiswa dapat:
a. Membedakan pengertian antara evaluasi proses dan evaluasi produk pembelajaran
Pendidikan Kemuhammadiyahan.
b. Menjelaskan ragam evaluasi proses dan evaluai produk pembelajaran Pendidikan
Kemuhammadiyahan.
c. Membuat instrumen evaluasi proses dan evaluai produk pembelajaran Pendidikan
Kemuhammadiyahan

2. Uraian Materi
Penilaian otentik mengharuskan pembelajaran yang otentik pula. Belajar otentik
mencerminkan tugas dan pemecahan masalah yang diperlukan dalam kenyataannya di
luar sekolah. Adapun penilaian otentik terdiri dari berbagai teknik penilaian. Pertama,
pengukuran langsung keterampilan peserta didik yang berhubungan dengan hasil jangka
panjang pendidikan, seperti kesuksesan di tempat kerja. Kedua, penilaian atas tugas-
tugas yang memerlukan keterlibatan yang luas dan kinerja yang kompleks. Ketiga,
analisis proses yang digunakan untuk menghasilkan respon peserta didik atas perolehan
sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang ada. Adapun jenis penilaian otentik antara
lain meliputi penilaian kinerja, penilaian proyek, penilaian portofolio, dan penilaian
tertulis. Dengan demikian, penilaian otentik tidak dapat lepas dari evaluasi proses dan
evaluasi produk.
a. Evaluasi Proses
1) Pengertian
Evaluasi proses adalah suatu rangkaian kegiatan yang dilakukan dengan sengaja
untuk melihat tingkat keberhasilan proses belajar atau pengajaran yang telah
dilaksanakan. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa suatu proses belajar atau
pengajaran perlu dilakukan evaluasi untuk mengetahui tingkat kecapaian tujuan
yang telah direncanakan sehingga dalam proses pengajaran ini menghasilkan
peserta didik yang mengembangkan aspek kognitif, afektif dan psikomotorik
yang tinggi serta berdampak pula terhadap kemajuan bangsa (Suharsimi
Arikunto, 2002: 290).
Dalam pengertian lain, evaluasi proses dimaknai sebagai evaluasi yangg
mencakup usaha-usaha yang terarah, terencana, sistematik untuk meneliti proses
belajar mengajar yg telah menghasilkan suatu produk, baik terhadap fase
perencanaan maupun terhadap fase pelaksanaan.

2) Ragam
Ragam evaluasi proses antara lain adalah:
a) Penilaian kinerja
Penilaian otentik sebisa mungkin melibatkan partisipasi peserta didik,
khususnya dalam proses dan aspek-aspek yang akan dinilai. Guru dapat
melakukannya dengan meminta para peserta didik menyebutkan unsur-unsur
proyek atau tugas yang akan mereka gunakan untuk menentukan kriteria
penyelesaianya. Adapun cara merekam hasil penilaian berbasis kinerja
meliputi:
(1) Daftar chek (checklist)
(2) Catatan anekdot/narasi (anecdotal/narative records).
(3) Skala penilaian (rating scale)
(4) Memori atau ingatan (memory approach)
b) Penilaian proyek
Penilaian proyek (project assessment) merupakan kegiatan penilaian terhadap
tugas yang harus diselesaikan oleh peserta didik menurut periode/waktu
tertentu. Penyelesaian tugas dimaksud berupa investigasi yang dilakukan oleh
peserta didik, mulai dari perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian,
pengolahan, analisis, dan penyajian data. Peserta didik secara kelompok atau
perorangan dapat diminta untuk melakukan penelitian sederhana berkaitan
dengan ranting Muhammadiyah/’Aisyiyah atau Amal Usaha
Muhammadiyah/’Aisyiyah tertentu yang ada di lingkungan mereka, yang
dikaitkan dengan peran atau dakwah Muhammadiyah/’Aisyiyah dalam
pemberdayaan atau mensejahterakan masyarakat.
Tiga hal yang perlu diperhatikan guru dalam penilaian proyek, yaitu:
(1) Keterampilan peserta didik dalam memilih topik, mencari dan
mengumpulkan data, mengolah dan menganalisis, memberi makna atas
informasi yang diperoleh, dan menulis laporan.
(2) Kesesuaian atau relevansi materi pembelajaran dengan pengembangan
sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang dibutuhkan oleh peserta didik.
(3) Keaslian sebuah proyek pembelajaran yang dikerjakan atau dihasilkan
oleh peserta didik.
c) Portofolio
Penilaian portofolio merupakan penilaian atas kumpulan artefak yang
menunjukkan kemajuan dan dihargai sebagai hasil kerja dari dunia nyata.
Penilaian portofolio bisa berangkat dari hasil kerja peserta didik secara
perorangan atau diproduksi secara berkelompok, memerlukan refleksi peserta
didik, dan dievaluasi berdasarkan beberapa dimensi. Misalnya, hasil karya
mereka dalam menyusun atau membuat karangan, kliping, gambar, foto,
peristiwa sejarah, lukisan sejarah, resensi buku/literatur, laporan penelitian,
dan lain sebagainya yang berkaitan dengan Muhammadiyah atau Ortomnya.
Penilaian portofolio dilakukan dengan menggunakan langkah-langkah sebagai
berikut:
(1) Guru menjelaskan secara ringkas esensi penilaian portofolio
(2) Guru atau guru bersama peserta didik menentukan jenis portofolio yang
akan dibuat
(3) Peserta didik, baik sendiri maupun kelompok, mandiri atau di bawah
bimbingan guru menyusun portofolio pembelajaran
(4) Guru menghimpun dan menyimpan portofolio peserta didik pada tempat
yang sesuai, disertai catatan tanggal pengumpulannya
(5) Guru menilai portofolio peserta didik dengan kriteria tertentu
(6) Jika memungkinkan, guru bersama peserta didik membahas bersama
dokumen portofolio yang dihasilkan
(7) Guru memberi umpan balik kepada peserta didik atas hasil penilaian
portofolio
d) Observasi atau pengamatan
Pengamatan adalah teknik penilaian yang dilakukan oleh pendidik dengan
menggunakan indera penglihat secara langsung. Teknik ini digunakan dengan
menggunakan instrumen yang sudah dirancang sebelumnya. Misalnya guru
ingin menilai penerapan sifat-sifat Muhammadiyah dalam kehidupan peserta
didik.
e) Wawancara
Teknik ini dilakukan dengan jalan percakapan baik secara langsung (face to
face). Contoh: Guru dan peserta didik dihadapkan pada kondisi 4 mata dan
mewawancarai.
f) Angket
Teknik ini adalah sebuah daftar pertanyaan yang harus diisi oleh peserta
didik. Pada umumnya tujuan penggunaan angket dalam proses pembelajaran
ialah untuk memperoleh data mengenai latar belakang peserta didik sebagai
salah satu bahan dalam menganalisis tingkah laku dan proses belajar peserta
didik .
Contoh: Guru membuat angket minat peserta didik dalam mempelajari materi-
materi Pendidikan Kemuhammadiyahan.
g) Sosiometri
Teknik ini merupakan suatu penilaian untuk menentukan pola pertalian dan
kedudukan seseorang dalam suatu kelompok. Sehingga sosiometri merupakan
alat yang tepat untuk menilai hubungan sosial dan tingkah laku sosial dari
para peserta didik dalam suatu kelas, yang meliputi struktur hubungan
individu, susunan antar individu, dan arah hubungan sosial. Hal ini diperlukan
untuk melihat kesiapan peserta didik sebagai kader Persyarikatan secara
organisatoris maupun kader pelaku dakwah Muhammadiyah.
Contoh: Guru menyuruh siswa membentuk kelompok dengan teman yang
disukainya atau guru membentuk kelompok siswa sesuai dengan pemerataan
kemampuan.

b. Evaluasi Produk
1) Pengertian
Penilaian hasil belajar adalah kegiatan atau cara yang ditujukan untuk mengetahui
tercapai atau tidaknya tujuan pembelajaran dan juga proses pembelajaran yang telah
dilakukan. Pada tahap ini seorang guru dituntut memiliki kemampuan dalam
menentukan pendekatan dan cara-cara evaluasi, penyusunan alat-alat evaluasi,
pengolahan, dan penggunaan hasil evaluasi.
Evaluasi produk atau evaluasi hasil adalah evaluasi yang diarahkan untuk melihat
hasil program pembelajaran yang dicapai sebagai dasar untuk menentukan keputusan
akhir, diperbaiki, dimodifikasi, ditingkatkan ataupun dihentikan.
Pendekatan atau cara yang dapat digunakan untuk melakukan evaluasi atau penilaian
hasil belajar adalah melalui Penilaian Acuan Norma (PAN) dan Penilaian Acuan
Patokan (PAP).
PAN adalah cara penilaian yang tidak selalu tergantung pada jumlah soal yang
diberikan atau penilaian dimasudkan untuk mengetahui kedudukan hasil belajar yang
dicapai berdasarkan norma kelas. Siswa yang paling besar skor yang didapat di
kelasnya, adalah siswa yang memiliki kedudukan tertinggi di kelasnya.
Sedangkan PAP adalah cara penilaian, di mana nilai yang diperoleh siswa tergantung
pada seberapa jauh tujuan yang tercermin dalam soal-soal tes yang dapat dikuasai
siswa. Nilai tertinggi adalah nilai sebenarnya berdasarkan jumlah soal tes yang
dijawab dengan benar oleh siswa. Dalam PAP ada passing grade atau batas lulus,
apakah siswa dapat dikatakan lulus atau tidak berdasarkan batas lulus yang telah
ditetapkan. Pendekatan PAN dan PAP dapat dijadikan acuan untuk memberikan
penilaian dan memperbaiki sistem pembelajaran. Kemampuan lainnya yang perlu
dikuasai guru pada kegiatan evaluasi atau penilaian hasil belajar adalah menyusun alat
evaluasi. Alat evaluasi meliputi: tes tertulis, tes lisan, dan tes perbuatan.

2) Ragam
Dari segi bentuk pelaksanaannya dapat dibedakan menjadi:
a) Tes tertulis (paper and pencil test)
Tes tertulis dalam pelaksanaannya lebih menekankan pada penggunaan kertas dan
pencil sebagai instrumen utamanya, sehingga tes mengerjakan soal atau jawaban
ujian pada kertas ujian secara tertulis, baik dengan tulisan tangan maupun
menggunakan komputer.
Bentuk tes tertulis yang banyak dipergunakan guru adalah:
(1) Tes essai (Uraian)
Tes Essay adalah tes yang disusun dalam bentuk pertanyaan terstruktur dan peserta
didik menyusun, mengorganisasikan sendiri jawaban tiap pertanyaan itu dengan
bahasa sendiri. Tes essay ini sangat bermanfaat untuk mengembangkan
kemampuan dalam menjelaskan atau mengungkapkan suatu pendapat dalam bahasa
sendiri.
(2) Tes objektif
Tes objektif adalah tes yang disusun sedemikian rupa dan telah disediakan
alternatif jawabannya. Tes ini terdiri dari berbagai macam bentuk, antara lain:
(a) Tes Betul-Salah (True False)
(b) Tes Pilihan Ganda (Multiple Choice)
(c) Tes Menjodohkan (Matching)
(d) Tes Analisa Hubungan (Relationship Analysis)

Adapun ciri-ciri tes yang baik jika memenuhi persyaratan:


(a) Bersifat valid atau memiliki validitas yang cukup tinggi. Suatu tes dikatakan
valid bila tes itu isinya dapat mengukur apa yang seharusnya diukur, artinya
alat ukur yang digunakan tepat
(b) Bersifat reliable, atau memiliki reliabelitas yang baik. Reliabelitas sering
diartikan dengan keterandalan. Suatu tes dikatakan relliabel jika tes itu
diberikan berulang-ulang memberikan hasil yang sama.
(c) Bersifat praktis atau memiliki kepraktisan. Tes memiliki sifat kepraktisan
artinya praktis dari segi perencanaan, pelaksanaan tes dan memiliki nilai
ekonomi tetapi harus tetap mempertimbangkan kerahasiaan tes.
b) Tes Lisan (oral test)
Tes lisan adalah soal tes yang diajukan dalam bentuk pertanyaan lisan dan
langsung dijawab oleh siswa secara lisan. Tes ini umumya ditujukan untuk
mengulang atau mengetahui pemahaman siswa terhadap materi pelajaran yang
telah disampaikan sebelumnya.
c) Tes Perbuatan (performance test)
Tes perbuatan mengacu pada proses penampilan seseorang dalam melakukan
sesuatu unit kerja. Tes perbuatan mengutamakan pelaksanaan perbuatan peserta
didik. Tes perbuatan adalah tes yang dilakukan guru kepada peserta didik, dalam
hal ini peserta didik diminta melakukan atau memperagakannya.

Anda mungkin juga menyukai