TELUSURI
organisasi dalam
bimbingan konseling
1. ABKIN (ASOSIASI BIMBINGAN KONSELING INDONESIA)
Indonesia yang beranggotakan guru bimbingan dan konseling atau konselor. Awalnya
organisasi ini bernama Ikatan Petugas Bimbingan Indonesia (IPBI) yang didirikan pada
Layanan bimbingan dan konseling adalah layanan yang diberikan oleh tenaga profesional
bimbingan dan konseling kepada peserta didik dan anggota masyarakat lainnya agar
serta mengatasi permasalahannya sehingga dapat menentukan sendiri jalan hidupnya cara
bersepakat bulat membentuk organisasi profesi bimbingan dan konseling yang bernama
Bandar Lampung nama IPBI diubah menjadi Asosiasi Bimbingan dan Konseling
Indonesia (ABKIN).
2. IKI (IKATAN KONSELOR INDONESIA)
Ikatan Konselor Indonesia (IKI) merupakan organisasi profesi yang menghimpun seluruh
konselor di Indonesia. Konselor sendiri yaitu suatu profesi yang melayani konseling bagi
masyarakat. Gerakan konseling di Indonesia yang dimulai sejak awal tahun 1960-an telah
berkembang dan berhasil mewujudkan secara nyata kegiatan konseling sebagai pelayanan
profesi bagi warga masyarakat luas, pada setting sekolah, perguruan tinggi, instansi resmi
dan swasta, dunia usaha dan industri, keluarga, dan kelembagaan kemasyarakatan
lainnya.
The American Counseling Association (ACA) adalah asosiasi profesional untuk semua
konselor. Misi dari organisasi ini adalah untuk meningkatkan kualitas hidup dalam
memajukan konseling profesi, dan menggunakan profesi dan praktekdari konseling untuk
profesional yang meningkatkan pembangunan manusia. Hal ini terdiri dari 18 divisi yang
mewakili pengaturan kerja tertentu atau bidang minat dalam bidang konseling; 56 negara
atau afiliasi cabang, yang terbagi menjadi 4 wilayah yang mewakili wilayah geografis
utama; beberapa organisasi dan afiliasinya, yang meningkatkan layanan anggota. Melalui
kegiatan dan entitas, ACA mempengaruhi semua aspek konseling profesional. Daerah ini
ACA memiliki 14 komite berdiri yang membahas banyak bisnis profesional dari asosiasi.
Salah satu komite adalah Komite Etika, yang bertanggung jawab untuk memperbarui
standar etika untuk asosiasi dan menyelidiki dan menengahi keluhan etis. Ketika
mematuhi Kode Etik dan Standar Praktek. Informasi tambahan tentang etika, isu-isu
etika, dan perilaku profesional tersedia melalui sejumlah layanan dan sumber daya yang
ditawarkan oleh asosiasi. ACA dan entitas yang menawarkan berbagai pelatihan dan
4. The American School Counselor Association (ASCA) menjadi sebuah divisi dari ACA
di tahun 1953 Selama beberapa tahun terakhir ini telah menjadi organisasi yang lebih
otonom, namun masih mammm divisi. ASCA mendukung fokus konselor sekolah
profesional 'pada pengembangan akademik, pribadi/sosial dan karir untuk semua siswa.
Struktur ASCA mirip dengan ACA. ASCA memiliki sejumlah komite. Salah satunya
adalah Komite Etika. Komite ini bertanggung jawab untuk pengembangan Sebuah
Standar Etika untuk Konselor Sekolah, kode etik bagi comodnm sekolah profesional yang
akan dibahas pada bagian berikutnya. ASCA mensponsori konferensi nasional dan
perilaku kelompok tertentu profesional. Menurut Herlihy dan Corey (1996), standar etika
melayani tiga tujuan: mendidik anggota tentang perilaku etis suara, menyediakan
praktek profesional. Kode etik yang diperbarui secara berkala untuk memastikan
relevansi dan kelayakan dan semua asosiasi menjamin masukan dari stakeholder dalam
proses. Kode etik didasarkan pada norma-norma yang berlaku umum, kepercayaan, adat
istiadat dan nilai-nilai (Fischer & Sorenson, 1996). Kode etik juga melayani fungsi lain
Kode Etik dan Standar Praktik ACA didasarkan pada lima prinsip moral (Herlihy &
Corey, 1996) yang memandu perilaku konselor Otonomi mengacu pada kemampuan
klien untuk memilih dan untuk membuat keputusan tentang perilaku mereka dan pilihan-
pilihan bagi diri mereka sendiri. Selalu mempromosikan bahwa konselor melayani
pertumbuhan dengan baik dari klien. Keadilan mengacu pada keadilan dalam hubungan
konselor 'dan termasuk perlakuan yang adil dan pertimbangan dari klien. Prinsip terakhir
menerima.
Pengertian Profesi
Dalam Prayitno; Erman Amti (2004) disebutkan bahwa profesi adalah suatu jabatan atau
pekerjaan yang menuntut keahlian dari para petugasnya. Artinya, pekerjaan yang disebut
profesi itu tidak bisa dilakukan oleh orang yang tidak terlatih dan tidak disiapkan secara
Profesi merupakan pekerjaan atau karir yang bersifat pelayanan bantuan keahlian dengan
yang berlaku. Kekuatan dan eksistensi profesi muncul sebagai akibat interaksi timbal
balik antara kinerja tenaga profesional dengan kepercayaan publik (publik trust).
(Depdiknas, 2004).
Kode etik adalah seperangkat standar, peraturan, pedoman, dan nilai yang mengatur
mengarahkan perbuatan atau tindakan dalam suatu perusahaan, profesi, atau organisasi
bagi para pekerja atau anggotanya, dan interaksi antara para pekerja atau anggota dengan
Kode etik profesi adalah norma-norma yang harus diindahkan oleh setiap tenaga profesi
itu berisi apa yang tidak boleh, apa yang seharusnya dilakukan, dan apa yang diharapkan
dari tenaga profesi. Pelanggaran terhadap norma-norma tersebut akan mendapat sanksi
(Depdiknas, 2004).
Dari beberapa pendapat tentang pengertian yang telah dipaparkan di atas, maka penulis
mengambil kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan kode etik profesi adalah pola
aturan atau norma-norma, tata cara dan pedoman etis dalam melakukan suatu kegiatan
Nasional Pendidikan (pasal 28 ayat 1, 2 dan 3 tentang standar pendidik dan tenaga
kependidikan)
Persamaan
1. Organisasi profesi yang beranggotakan guru bimbingan dan konseling atau konselor
Dalam rangka mewujudkan hal tersebut maka konselor harus melaksanakan tanggung
jawab
3. Memiliki fungsi kode etik yang sama yaitu sebagai pedoman pelaksanaan tugas dan
4. Terdapat sanksi pelanggaran bagi para konselor profesional dan diatur dalam kode etik
6. Konselor menggunakan instrument asesmen sebagai salah satu komponen dari proses
konseli dengan disesuaikan pada pribadi konseli dan budaya yang dimiliki. Konselor
7. Ketiga asosiasi ini memberikan penjelasan mengenai hubungan konselor dengan ahli
lain.
12. Terdapat pengaturan dan ketentuan yang ditetapkan dalam melakukan referal.
13. Ketiga asosia ini memberikan penjelasan mengenai evaluasi, pengkajian serta
interpretasi.
Perbedaan ACA
1. Kode etik dan standar praktik ACA didasarkan pada lima prinsip moral
konseling, kerahasiaan,
3. Dalam kode etik ACA dijelaskan dengan rinci mengenai supervisi, pelatihan dan
pengajaran.
mempublikasikan
penelitian tersebut.
Perbedaan ABKIN :
1. Dasar kode etik ABKIN adalah Pancasila, UUD, dan peraturan pemerintah.
2. Kualifikasinya terdiri dari Sarjana pendidikan (S-1) dalam bidang Bimbingan dan
Rekomendasi
1. ABKIN perlu membahas mengenai supervisi, pelatihan dan pengajaran dengan lebih
rinci
multikultural dalam kode etiknya secara tertulis, karena Indonesia tidak bisa lepas dengan