Anda di halaman 1dari 18

1

MODUL POP SGI

MODALITAS BELAJAR

Tim SGI

SEKOLAH GURU INDONESIA


LEMBAGA PENGEMBANGAN INSANI DOMPET DHUAFA

2021

i
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur hanya milik Allah sholawat dan salam senantiasa terlimpah kepada
baginda Nabi Muhammad S.A.W. semoga kita tercatat sebagai orang yang turut serta dalam
mengajak kepada kebaikan, aamiin.
Sekolah Guru Indonesia (SGI) sebagai salah satu program Dompet Dhuafa diamanahi untuk
menjalankan Program Organisasi Penggerak bekerjasama dengan Kemendikbudristek RI dan
Dinas Pendidikan daerah sasaran dalam upaya meningkatkan karakter dan kompetensi guru
yang diharapkan berdampak pada peningkatan literasi, numerasi dan karakter siswa. oleh
karena SGI berupaya agar pelatihan yang dilakukann benar-benar dapat berjalan sebagaimana
mestinya dan dapat mencapai target output yang dirancang.
oleh karena pembuatan modul ini menjadi salah satu hal yang penting agar guru dapat belajar
secara mandiri dan memiliki bahan bacaan sebagai standar minimal capaian program. Selain
itu kami juga mencoba mengoptimalkan penggunaan LMS (Learning Manajemen System)
yang bersifat open source untuk belajar secara asinkronus dan zoom meeting untuk
pembelajaran sinkronus. terlebih karena pembelajaran tatap muka dibatasi dan tidak dapat
dilakukan karena masih dalam masa pembatasan akibat pandemi.
Semoga dengan adanya modul ini dapat membantu guru-guru dalam belajar selama mengikuti
program POP yang di selenggaran Sekolah Guru Indonesia - Dompet Dhuafa. dan dapat
mengimplementasikannya di kelas ajar masing-masing.
Bangga Jadi guru, Guru Berkarakter, Menggerakkan Indonesia!

Salam Takdzim,
Ketua SGI

i
Daftar Isi
Capaian yang Diharapkan ....................................................................................................... 1
RINGKASAN ALUR BELAJAR PE-MI-MP-IN ......................................................................... 2
A. Pendahuluan....................................................................................................................... 4
B. Pengertian Modalitas Belajar ............................................................................................. 5
C. Macam-macam Modalitas Belajar Siswa ....................................................................... 6
D. Cara Belajar Berdasarkan Modalitas Belajar ................................................................. 9
E. Contoh Instrumen Modalitas Belajar ................................................................................ 11
Daftar Pustaka ........................................................................................................................ 14

ii
Capaian yang Diharapkan

1. Peserta mampu menjelaskan modalitas belajar visual, audio dan kinestetik


2. Peserta mampu membuat instrumen sederhana untuk mengetahui modalitas belajar
peserta didik
3. Peserta mampu mengeksplorasi metode pembelajaran yang tepat untuk anak dengan
modalitas belajar tertentu
4. Peserta mampu mengidentifikasi modalitas belajar siswa berdasarkan modalitas
visual, audio dan kinestetik

1
RINGKASAN ALUR BELAJAR PE-MI-MP-IN

Pemahaman Eksploratif (Asinkronus)


Mengkonstruksi pemahaman terhadap muatan materi pelatihan melalui pendekatan inkuiri

Pada bagian ini peserta pelatihan diharapkan dapat membaca sumber belajar berupa
bacaan yang ada di bawah ini serta sumber lainnya dan menjawab pertanyaan berikut
ini:
1. Bagaimana pendapatmu tentang pernyataan bahwa setiap orang memiliki
kecendrungan terhadap salah satu modalitas belajar. Misalnya si A cenderung
memiliki modalitas visual dan seterusnya?
2. Coba jelaskan metode yang paling sesuai untuk mengajar anak yang memiliki
modalitas Visual!
3. Coba Jelaskan metode yang paling sesuai untuk mengajar anak yang memiliki
modalitas Kinestetik!
4. Coba Jelaskan metode yang paling sesuai untuk mengajar anak yang memiliki
modalitas Audio!
5. Bagaimana pengalamanmu dalam menerapkan konsep modalitas belajar di
sekolahmu selama ini?

Mengoptimalkan Interaksi (Sinkronus)


Mengembangkan kecakapan melalui proses pelatihan yang interaktif dan menyenangkan

Pada tahap ini peserta pelatihan akan melakukakan pembelajaran secara langsung
dengan tatap muka maupun teleconverence.
Untuk teleconverence silahkan klik pranala berikut ini:

2
Mendesain Perubahan (Asinkronus)
Menyusun strategi dan tahapan aksi baru untuk menyelesaikan beberapa permasalahan di seputar
bidang kecakapan yang tengah dikembangkan

Tugas
Silahkan buat instrumen sederhana untuk mengenali modalitas belajar siswa di kelas
rendah maupun kelas tinggi di Sekolah Dasar!
❖ Contoh instrumen bisa dilihat di hal ….

INternalisasi (Asinkronus)
Menambah wawasan dan menguatkan pemahaman dengan belajar mandiri terstruktur

Tugas
1. Silahkan upload hasil asesmen anda terhadap peserta didik di kelas berdasarkan
modalitas belajar
2. Jawab pertanyaan berikut ini:
a. Apa manfaat seorang guru mengetahui modalitas belajar peserta didik
b. Coba jelaskan preferensi lain untuk mengidentifikasi kecendrungan
belajar peserta didik selain modalitas belajar siswa

3
A. Pendahuluan

Setiap anak yang dilahirkan memiliki karakteristik kemampuan otak yang berbeda-beda dalam
menyerap, mengolah, dan menyampaikan informasi. Sebagaimana kita ketahui bahwa kita
memiliki otak dengan karakteristik unik antara otak kiri dan otak kanan manusia. Otak kanan
memiliki karakteristik Long term memory sedangkan belahan otak kiri tergolong dalam Sort
term memory. Di dalam bukunya yang berjudul Revolusi Belajar untuk Anak, Bob Samples
(2002) mengungkapkan gagasan terkait: (a) fungsi otak-pikiran sebagai sistem terbuka; (b)
modalitas, kecerdasan, gaya belajar, dan kreativitas dalam belajar, serta cara-cara
pengembangannya; (c) pemanfaatan musik, suara, relaksasi, gambar, humor, dan mimpi untuk
membangun suasana bermain dan belajar secara efektif serta mengasyikkan dengan anak-anak,
tanpa mengurangi hakikat pembelajaran; serta (d) aktivitas, kiat, dan saran yang mudah
dilakukan untuk mengembangkan kemampuan belajar dan mengakses informasi melalui
seluruh modalitas belajar yang kita miliki.

Salah satu karakteristik belajar yang berkaitan dengan menyerap, mengolah, dan
menyampaikan informasi tersebut adalah gaya belajar peserta didik. Gaya belajar merupakan
modalitas belajar yang sangat penting. Gaya belajar peserta didik dalam memahami mata
pelajaran ekonomi sangat diperlukan karena mata pelajaran ekonomi memerlukan pemahaman
konsep, teori-teori, dan penghitungan rumus, proses pemahaman seperti itu tidak terlepas dari
hasil pemrosesan informasi yang terjadi dalam struktur kognitif anak dan pemrosesan informasi
mencerminkan cara berfikir peserta didik yang merupakan indicator dari kecendrungan gaya
belajar sesorang.

Secara klasikal gaya belajar dalam proses pembelajaran terdapat tiga macam gaya belajar, yaitu
gaya belajar visual, kinestetik dan auditorial. Peserta didik dengan gaya belajar visual biasanya
mudah untuk menerima informasi atau pelajaran dengan visualisasi dalam bentuk gambar,
tabel, diagram, grafik, peta pikiran, goresan atau simbol-simbol. Untuk peserta didik yang
memiliki gaya belajar auditorial senang sekali jika pembelajaran dilakukan dalam bentuk
cerita, lagu, syair atau senandung. Sedangkan peserta didik dengan gaya belajar kinestetik akan
mudah untuk menerima pelajaran yang diiringi dengan aktivitas motorik, seperti dalam konsep
penerapan/percobaan, drama dan gerak (Gora, 2010: 93).

4
Gaya belajar visual, kinestetik dan audiovisual ini paling populer dan dapat dipahami sebagai
dasar untuk melihat sejauh mana siswa belajar. Karena padasarnya modalitas mendengar,
melihat dan bergerak memang dianugrahkan kepada kita dan berkembang sesuai proses yang
kita alami dalam hidup. Untuk itu mengetahui modalitas belajar ini merupakan hal mendasar
yang harus dipahami oleh guru sebagai pendidik, sehingga seorang guru akan mampu
menyajikan pembelajaran yang sesuai dengan modalitas dominan siswanya.

B. Pengertian Modalitas Belajar

Modalitas belajar merupakan gaya belajar yang dimiliki oleh setiap individu yang merupakan
cara termudah dalam menyerap, mengatur dan mengolah informasi (DePotter dan Hernachi,
1999 : 72). Sedangkan menurut Munif Chatif (2009: 136), modalitas belajar adalah cara
informasi masuk ke dalam otak melalui indra yang kita miliki. Pada saat informasi tersebut
akan diangkap oleh indra, maka bagaimana informasi tersebut disampaikan (modalitas)
berpengaruh pada kecepatan otak menangkap informasi dan kekuatan otak menangkap
informasi tersebut dalam ingatan atau memori.

Kecepatan dan kekuatan otak dalam menangkap informasi tersebut didapat sejak lahir melalui
stimulus yang diperoleh dari lingkungannya. Setiap orang akan memiliki kecendrungan
berbeda tergantung dari stimulus paling dominan yang di dapat.

Bobbi DePotter dan Hernacki menyebutkan bahwa mengetahui modalitas belajar yang berbeda
telah membantu para siswa, dengan demikian akan memberi persepsi yang positif bagi siswa
tentang cara guru mengajar. Agar aktivitas belajar dapat tercapai sesuai dengan tujuan yang
diinginkan, maka modalitas (learning styles) belajar siswa harus dipahami oleh guru (DePorter,
Bobbi & Hernacki, Mike: 2010:110).

Modalitas belajar sangat diperlukan dalam pembelajaran karena dengan modalitas kita dapat
menyerap, lalu mengatur dan mengolah informasi yang didapat dari belajar. Di dalam
modalitas belajar belajar terdapat komponen yang sangat diperlukan oleh siswa karena
meyerap dan mengatur serta mengolah informasi pembelajaran. Hal ini tentunya sangat
mempengaruhi hasil dari kegiatan belajar siswa ke arah yang positif. Melalui modalitas belajar
siswa dapat menentukan gaya belajar yang mana sesuai dengan karakteristik masing-masing.
Modalitas belajar merupakan gaya belajar yang dimiliki oleh setiap individu yang merupakan

5
cara termudah dalam menyerap, mengatur dan mengolah informasi yang terdiri dari modalitas
visual, modalitas auditori, modalitas kinestetik (DePotter dan Hernachi, 2003: 72)

Ada tiga tahap proses belajar yaitu menerima informasi, memahami dan mengerti informasi,
serta tahap mengingat atau memproduksi informasi. Pada tahap menerima informasi ;
informasi diterima melalui sumber belajar dan anak belajar menggunakan panca indera. Dalam
menerima informasi, ada tiga kategori tipe anak yaitu anak visual, anak auditori, dan anak
kinestetik, yang selanjutnya disebut dengan gaya belajar atau modalitas belajar. Dan lebih
dikenal dengan singkatan VAK

Konsep, teori dan metode VAK (Visual Auditori dan Kinestetik) pertama kali dikembangkan
oleh psikolog dan spesialis mengajar seperti Fernald, Keller, Orton, Gillingham, Stillman dan
Montessori, dimulai pada tahun 1920-an. VAK merupakan pendekatan multi-indera (preferensi
sensori) untuk belajar dan mengajar yang pada awalnya berkaitan dengan pengajaran anak-
anak menderita disleksia dan pelajar lain untuk metode pengajaran konvensional yang tidak
efektif.

Spesialis VAK awal diakui bahwa orang belajar dalam berbagai cara: sebagai contoh yang
sangat sederhana, seorang anak yang tidak bisa dengan mudah mempelajari kata-kata dan huruf
dengan membaca (visual) mungkin misalnya belajar lebih mudah dengan menelusuri bentuk
huruf dengan jari mereka (kinestetik).

C. Macam-macam Modalitas Belajar Siswa

Modalitas belajar dapat dioptimalkan oleh seseorang untuk mencapai tujuan belajar dan
pembelajarannya. Dengan mengetahui modalitas belajar ini diharapkan seorang guru dapat
menentukan metode atau pendekatan yang paling tepat untuk peserta didiknya, baik terhadap
indiviidu siswanya maupun terhadap kelas secara umum. Sehingga informasi yang
disampaikan dapat diserap oleh peserrta didik dengan baik.

Adapun Modalitas belajar yang paling umum diketahui sebagaimana dibahas sebelumnya
yaitu: visual, Audio dan kinestetik.

6
1. Visual Learners (Belajar Melalui Penglihatan)

Pernahkan anda merenung bagaimana orang tunarungu belajar? Pastinya mereka akan sangat
memaksimalkan fungsi indera yang mereka miliki terutama fungsi penglihatan, mereka akan
peka dengan citra yang ditangkap melalui indera penglihatan disamping indera lain yang
berfungsi. Dan optimasi fungsi penglihatan ini juga dapat dilakukan kepada siapapun yang
memiliki indera penglihatan. Oleh karenaya penting sekali mengetahui kecenderungan
seseorang yang memiliki kekuatan di penglihatan (visual learner).

Untuk peserta didik dengan tipe visual perlu diperhatikan hal-hal berikut ini
a. Pembelajar perlu melihat bahasa tubuh guru dan ekspresi wajah untuk bisa memahami
isi pelajaran.
b. Siswa cenderung lebih suka duduk di depan kelas untuk menghindari penghalang visual
(misalnya kepala orang).
c. Sebaiknya materi pembelajaran disampaikan melalui gambar-gambar dan media belajar
melalui tampilan visual meliputi: diagram, ilustrasi buku teks, video, flipchart dan
hand-out.
d. Selama pembelajaran berlangsung, siswa visual biasanya lebih memilih untuk membuat
catatan rinci untuk menyerap informasi.
e. Peserta didik visual menerima, memproses dan mempertahankan informasi melalui
penglihatan atau dengan membuat citra mental. Anak-anak ini berpikir melalui
membaca dan menulis, atau gambar, grafik dan peta.
f. Pelajar visual sangat menyukai kerapian dan teratur. Mereka cenderung menyukai
seperti permainan membaca, matematika, seni, televisi dan komputer. Mereka mudah
melihat persamaan dan perbedaan, dan pandai menghafal kata-kata tertulis.
Bagaimana dengan siswamu, adakah ciri-ciri yang disebutkan diatas?

Kelemahan:
1. Susah belajar dalam suasana yang ramai , ribut dan banyak gangguan,
2. Susah memahami penjelasan guru tanpa disertai dengan gambar atau grafik,

7
3. Terganggu konsentrasinya saat melihat tampilan (baik penampilan seseorang atau
tampilan suatu informasi) yang menurutnya tidak menarik atau justru jelek.

2. Auditory Learners (Belajar Melalui Pendengaran) ;

Model pembelajar auditori adalah model di mana seseorang lebih cepat menyerap informasi
melalui apa yang ia dengarkan. Untuk peserta didik dengan tipe visual perlu diperhatikan hal-
hal berikut ini:
a. metode belajar mereka yang terbaik adalah melalui lisan dengan ceramah, diskusi,
bicara hal-hal melalui dan mendengarkan apa yang orang lain katakan.
b. Siswa auditori menafsirkan makna yang mendasari pidato dengan mendengarkan nada
suara, pitch, kecepatan dan nuansa lainnya. Informasi tertulis mungkin hanya memiliki
sedikit arti bagi mereka. Pembelajar ini lebih mendapatkan keuntungan dengan
membaca teks dengan suara keras atau menggunakan tape recorder.
c. Kenali mereka saat belajar, siswa auditori akan berbicara keras saat membaca, atau
menulis jawaban sambil mengatakannya. Anak-anak ini mungkin juga perlu
bersenandung atau bersiul untuk diri mereka sendiri dalam rangka untuk
berkonsentrasi. Ketika mencoba untuk mencari tahu apakah jawaban benar, peserta
didik auditori mungkin bertanya sendiri, “Apakah itu terdengar benar?”.

Kelemahan peserta didik bertipe belajar model auditori yaitu siswa cenderung
banyak bicara, tidak bisa belajar dalam suasana berisik atau ribut, lebih memperhatikan
informasi yang didengarnya sehingga kurang tertarik untuk memperhatikan hal baru di
sekitarnya.

3. Kinesthetic Learners (belajar dengan bergerak, melakukan dan menyentuh)

Kinestetik adalah pembelajar melalui pendekatan fisik dan aktif menjelajahi dunia fisik di
sekitar mereka. Mereka mungkin merasa sulit untuk duduk diam dalam jangka waktu yang

8
lama dan mungkin menjadi terganggu dengan kebutuhan mereka akan aktivitas dan eksplorasi.
Pembelajar kinestetik menerima, memproses dan mempertahankan informasi melalui gerakan
atau sentuhan. Mereka berkembang dengan melakukan aktivitas fisik atau keterampilan tangan.
Mereka lebih mudah mengingat informasi yang berhubungan dengan suatu kegiatan atau
aktivitas fisik. Model pembelajar kinestetik adalah pembelajar yang menyerap informasi
melalui berbagai gerakan fisik.

Kelemahan peserta didik bertipe belajar kinestetik yaitu siswa sulit mempelajari hal yang
abstrak seperti simbol matematika atau peta, tidak bisa belajar di sekolah yang konvensional
di mana guru menjelaskan dan murid diam (model ceramah), dan kapasitas energinya cukup
tinggi sehingga bila tidak disalurkan akan berpengaruh terhadap konsentrasi belajarnya.

D. Cara Belajar Berdasarkan Modalitas Belajar

Pengetahuan mengenai modalitas belajar ini tujuan utama bagi seorang guru adalah agar dapat
mengajar sesuai dengan kebutuhan peserta didik. Mengetahui bagaimana mereka belajar
sekaligus bagaimana cara mengajar mereka secara individu maupun klasikal. Untuk lebih
mengetahui berikut cara belajar peserta didik berdasarkan modalitas belajarnya.

1. Cara Belajar Peserta Didik Tipe Visual

Menurut Bobbi Deporter (2010:123) cara mengajar yang sesuai untuk siswa yang
memiliki gaya belajar visual adalah:

a. Gunakan kertas tulis dengan tulisan berwarna daripada papan tulis. Lalu
gantungkan grafik berisi informasi penting di sekeliling ruangan pada saat anda
menyajikannya, dan rujuklah kembali grafik itu nanti.
b. Dorong siswa untuk menggambarkan informasi, dengan menggunakan peta,
diagram dan warna. Berikan waktu untuk memahaminya.
c. Berdiri tenang saat menyajikan segmen informasi. Bergeraklah diantara
segmen.
d. Bagikan salinan fase-fase kunci atau garis besar pelajaran, sisakan ruang kosong
untuk catatan.
e. Beri kode warna untuk bahan pelajaran dan perlengkapan, dorong siswa
menyusun pelajaran mereka dengan aneka warna.

9
f. Gunakan bahasa ikon dalam presentasi anda, dengan menciptakan simbol visual
atau ikon yang mewakili konsep kunci.

2. Cara Belajar Peserta Didik Tipe Auditori

Menurut Bobbi Deporter (2010:123) cara mengajar yang sesuai untuk siswa yang
memiliki gaya belajar auditory :

a. Gunakan variasi vokal (perubahan nada, kecepatan, dan volume) dalam


presentasi.
b. Ajarkan sesuai dengan cara anda menguji: jika anda menyajikan informasi
dalam urutan atau format tertentu, ujilah informasi itu dengan cara yang sama.
c. Gunakan pengulangan, minta siswa menyebutkan kembali komsep kunci dan
petunjuk.
d. Setelah tiap segmen pelajaran, minta siswa memberitahukan teman
disebelahnya satu hal yang dia pelajari.
e. Nyanyikan konsep kunci atau minta siswa mengarang lagu/rap mengenai
konsep itu.
f. Kembangkan dan dorong siswa untuk menghafal konsep kunci.
g. Gunakan musik sebagai aba-aba untuk kegiatan rutin (misalnya musik sirkus
untuk memberikan pekerjaan).

3. Cara Belajar Peserta Didik Tipe Kinestetik


Menurut Bobbi Deporter (2010:124) cara mengajar yang sesuai untuk siswa yang memiliki
gaya belajar kinestetik:
a. Gunakan alat bantu saat mengajar untuk menimbulkan rasa ingin tahu dan menekankan
konsep-konsep kunci.
b. Ciptakan simulai konsep agar siswa mengalaminya.
c. Jika bekerja dengan siswa perseorangan, berikan bimbingan paralel dengan duduk
disebelah mereka, bukan didepan atau di belakang mereka.
d. Cobalah berbicara dengan setiap siswa secara pribadi setiap hari, sekalipun hanya salam
keapda para siswa saat mereka masuk atau “ibu senang kamu berpartisipasi” saat
mereka keluar kelas.

10
e. Peragakan konsep sambil memberikan kesempatan kepada siswa untuk
mempelajarinya langkah demi langkah.
f. Ceritakan pengalaman pribadi mengenai wawasan belajar anda kepada siswa, dan
dorong mereka untuk melakukan hal yang sama.
g. Izinkan siswa berjalan-jalan dikelas.

E. Contoh Instrumen Modalitas Belajar

Contoh I Test Modalitas Belajar dengan Pendekatan Preferensi Sensori (VAK)

Bacalah setiap pernyataan dari 36 nomor berikut. Lingkarilah ‘Y’ di sebelah kanan pada
salah satu kolom A,B atau C apabila pernyataan tersebut sesuai dengan Anda (anda setuju).
Bila Anda tidak setuju, Anda tak perlu melingkari apapun.

Tabel.1 Contoh Angket Modalitas Belajar

No Pernyataan A B C
Jika akan mengerjakan sesuatu, saya selalu membaca instruksinya terlebih
1 dahulu. Y
2 Saya suka mencatat perintah atau intruksi yang disampaikan kepada saya. Y
Saya lebih suka mendengarkan informasi yang ada di kaset daripada jika
3 harus membaca buku. Y
4 Saya lebih senang musik daripada seni lukis. Y
5 Saya lebih suka membaca daripada mendengarkan kuliah/ceramah. Y
6 Bila sendiri, saya biasanya memainkan musik/lagu atau bernyayi. Y
7 Saya lebih suka berolah raga daripada membaca buku. Y
8 Saya selalu dapat menunjukan arah mata angin dimanapun saya berada. Y
9 Saya suka menulis surat atau jurnal. Y
Bila berbicara, saya suka mengatakan,’saya mendengar Anda , itu terdengar
10 bagus, itu bunyinya bagus ‘. Y
11 Ruangan/meja dan kamar saya biasanya berantakan/ tidak teratur. Y
Saya senang merancang, mengerjakan serta membuat sesuatu dengan kedua
12 tangan saya. Y
13 Saya tahu hampir semua lirik dari lagu yang saya dengar. Y
Ketika mendengar orang lain berbicara , saya biasanya membuat gambaran
14 dari apa yang mereka katakan dalam benak saya. Y
15 Saya suka olah raga secara teratur Y
Saya senang berbicara di telepon dalam waktu yang lama dengan kawan
16 saya Y

11
Saya sangat senang berkumpul dan biasanya dapat dengan mudah berbicara
17 dengan siapapun. Y
Saat melihat objek dalam bentuk gambar, saya dapat dengan mudah
18 mengenali objek yang sama walaupun posisi objek itu diputar atau diubah. Y
Saya biasanya mengatakan, ‘Saya rasa saya perlu menemukan pijakan atas
19 hal ini, atau saya ingin bisa menangani hal ini’. Y
Saat mengingat suatu pengalaman , saya sering kali melihat pengalaman itu
20 dalam bentuk gambar di benak saya. Y
Saat mengingat suatu pengalaman, saya sering kali mendengar suara dan
21 berbicara pada diri saya mengenai pengalaman itu. Y
Saat mengingat suatu pengalaman, saya sering kali ingat bagaimana
22 perasaan saya terhadap pengalaman itu. Y
Saya sering mencoret-coret kertas saat berbicara di telepon atau dalam suatu
23 rapat/pertemuan. Y
Saya lebih suka melakukan contoh peragaan daripada jika harus membuat
24 laporan tertulis atas suatu peristiwa. Y
25 Saya lebih suka membacakan cerita daripada mendengarkan cerita. Y
26 Saya biasanya berbicara dengan perlahan. Y
27 Saya lebih suka berbicara daripada menulis. Y
28 Tulisan tangan saya biasanya tidak rapi. Y
Saya biasanya menggunakan jari saya untuk menunjuk kalimat yang saya
29 baca. Y
Saya dapat dengan cepat melakukan penjumlahan dan perkalian dalam
30 benak saya. Y
31 Saya suka mengeja dan saya pikir saya pintar mengeja kata-kata. Y
Saya akan sangat terganggu apabila ada orang yang berbicara pada saat
32 saya sedang menonton televisi. Y
33 Saya dapat mengingat dengan mudah apa yang dikatakan orang. Y
34 Saya paling senang belajar apabila langsung disertai praktek. Y
35 Sangat sulit bagi saya untuk duduk dan diam dalam waktu yang lama. Y
36 Hari-hari tanpa musik, terasa amat membosankan Y

Bila Anda telah selesai, jumlahkan ‘Y’ yang telah anda lingkari pada masing-masing kolom
A, B dan C.

Misalnya : Anda mendapatkan A=10, B=3 C=6

Ini berarti :

Gaya Belajar Anda :

A=visual = 10

12
B=Auditorial = 3

C=Kinestesia = 6

Jadi, dominasi gaya belajar dominan Anda adalah Visual, dan berpadu dengan gaya
Kinestesia.

Misalnya : Anda mendapatkan A=5, B=4 C=11

Ini berarti :

Gaya Belajar Anda :

A=visual = 5

B=Auditorial = 4

C=Kinestesia = 11

Jadi, dominasi gaya belajar dominan Anda adalah Kinestesia

13
Daftar Pustaka

Chatib, Munif . 2013. Kelasnya Manusia. Bandung:Kaifa

Chatib, Munif, Gurunya Manusia: Menjadikan Semua Anak Istimewa Dan Semua Anak Juara,
2011, Kaifa, Bandung

Rose Colin and Nichol Malcolm. Accelerated Learning For The 21 St Century Cara Belajar
Cepat Abad 21. 2002. Bandung: Penerbit Nuansa.

W. Gunawan, Adi, 2003, Genius Learning Strategy, Petunjuk Praktis Menerapkan


Accelerated Learning, Jakarta: Gramedia

Deporter, Bobbi dan Hernarcki, Mike. Quantum Learning “Membiasakan Belajar Nyaman dan
Menyenangkan”. Bandung: PT. Mizan Pustaka. 1999.

Deporter, Bobbi. Quantum Teaching “Mempraktikkan Quantum Learning di Ruang-Ruang


Kelas”. Bandung: PT. Mizan Pustaka. 2010.

14

Anda mungkin juga menyukai