Anda di halaman 1dari 17

TUGAS PENDIDIKAN INKLUSI

Nama : Khoirul Fatah


Semester : V (Lima)
Kelas : 26/08 Non Reguler Banjarbaru
Dosen pengampu : Rabiatul Adawiyah,S.Pd,M.Pd.

Soal
Evaluasi pertemuan 1
1. Jelaskan menurut bahasa sendiri apa yang dimaksud dengan pendidikan inklusi ?
2. Jelaskan perbedaan antara pendidikan segregasi, integrasi dan pendidikan inklusif ?
3. Bagaimana implikasi penyelenggaraan pendidikan inklusif pada sistem manajerial sekolah?
jelaskan!
4. Sebut dan jelaskan model pendidikan inklusif dalam praktiknya ketika pembelajaran di kelas
berlangsung!
5. Jelaskan apa yang di maksud dengan fungsi pengalih tanganan pada praktik pelaksanaan
pendidikan inklusif ?

Evaluasi pertemuan 2
1. Jelaskan bagaimana pengertian dari landasan religius pada sistem pendidikan inklusif
2. Jelaskan bagaimana pengertian dari pada sistem pendidikan inklusif
3. Jelaskan bagaimana pengertian dari landasan empiris pada sistem pendidikan inklusif

Evaluasi pertemuan 3
1. Jelaskan yang dimaksud dengan welcoming school pada elemen elemen pendidikan inklusif
2. Jelaskan yang dimaksud dengan welcoming teachers pada elemen-elemen pendidikan inklusif
3. Jelaskan bagaimana implementasi pendidikan inklusif mampu mampu mewadahi kerja sama
serta menekan kompetisi dalam proses pembelajaran!
4. Jelaskan bagaimana konsep kurikulum yang fleksibel pada proses pembelajaran di kelas
inklusif
5. Jelaskan pentingnya layanan individual pada praktik pendidikan inklusif!

Evaluasi pertemuan 4
1. Jelaskan menurut bahasa sendiri bagaimana caranya mengakomodir perbedaan dalam proses
pembelajaran di kelas inklusif!
2. Apa yang dimaksud dengan melakukan kerja sama dengan berbagai pihak pada praktik
pendidikan inklusif!
3. Gambarkan secara ringkas menurut bahasa anda sendiri bagaimana caranya bekerja tim dalam
pendidikan inklusif!
4. Jelaskan mengapa dalam proses pembelajarannya kelas inklusif membutuhkan guru
pendamping khusus!
5. Sebutkan 3 tugas guru pendamping khusus pada praktik pendidikan inklusif!
Evaluasi pertemuan 5
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan pendidikan inklusif sebagai sebuah proses!
2. Jelaskan apa yang dimaksud dengan pendidikan inklusif sebagai identifikasi dan penghilangan
hambatan!
3. Jelaskan apa yang dimaksud dengan pendidikan inklusif sebagai pendidikan sebagai
kehadiran,partisipasi dan pencapaian semua siswa!
4. Jelaskan apa yang dimaksud dengan inklusif sebagai pemberian perhatian khusus pada
kelompok anak yang rentan marginalisasi/diskriminasi!

Evaluasi pertemuan 6
1. Jelaskan makna dari konsep dinamika pendidikan inklusif sebagai implementasi sekolah
terdekat dan belajar dengan teman sebaya!
2. Jelaskan makna dari konsep dinamika pendidikan inklusif sebagai upaya memprofesionalkan
guru!
3. Jelaskan makna dari konsep dinamika pendidikan inklusif sebagai upaya mengembalikan
sekolah umum/reguler sesuai jalurnya!
4. Jelaskan makna dari konsep dinamika pendidikan inklusi sebagai sebuah paradigma layanan
pendidikan,bukan sebuah label!
5. Jelaskan makna dari konsep dinamika pendidikan inklusif sebagai bagian dari " inclusive
society " !
Evaluasi Pertemuan 7
1. Jelaskan bagaimana harusnya kurikulum dalam sistem pelaksanaan pendidikan inklusif
diimplementasikan!
2. Jelaskan menurut bahasa kalian sendiri bagaimana pembelajaran yang ramah di sekolah
dengan sistem pendidikan inklusif diterapkan!
3. Sebut dan jelaskan komponen pendukung sistem pembelajaran yang ramah pada sekolah yang
telah mengimplementasikan pendidikan inklusif!
4. Jelaskan bagaimana peserta didik di tempatkan dalam sistem pembelajaran ramah pada
pendidikan inklusif! Jelaskan juga bagaimana guru berperan agar semua peserta didik dapat
terfasilitasi kebutuhan belajarnya!

Evaluasi pertemuan 8
1. Sebutkan dan jelaskan 5 model pembelajaran yang relevan digunakan di kelas inklusif!
2. Sebutkan dan jelaskan 3 metode pembelajaran yang relevan digunakan di kelas inklusif!
3. Jelaskan dengan argumen kalian masing-masing bagaimana pendekatan pembelajaran
konstruktivisme dapat sangat mempengaruhi perkembangan peserta didik termasuk untuk peserta
didik yang ada di kelas inklusif!

Evaluasi pertemuan 9
1. Jelaskan strategi guru dalam mengajar ABK sesuai dengan karakteristiknya!
2. Apa yang dimaksud dengan program pembelajaran individual (PPI) dan siapa saja pihak yang
terlibat dalam penyusunannya?
3. Apa saja yang di persiapkan untuk menyusun PPI?
4. Komponen baku apa saja yang memuat dalam PPI?
Evaluasi pertemuan 10
1. Sebut dan jelaskan 3 fase sejarah penanganan anak berkebutuhan khusus yang kalian ketahui!
2. Sebut dan jelaskan landasan pelaksanaan pendidikan bagi anak berkebutuhan!
3. Jelaskan hak-hak anak berkebutuhan khusus yang terkait dengan akses untuk mendapatkan
pendidikan!
4. Jelaskan pengertian serta hubungan antara istilah impaiment,disability dan handicap pada anak
berkebutuhan khusus!
5. Jelaskan perkembangan paradigma pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus!
6. Apa yang dimaksud dengan perbedaan interindividual dan perbedaan
intaindividual,bagaimana contohnya?
7. Jelaskan faktor penyebab terjadinya hambatan pada anak berkebutuhan khusus

Evaluasi pertemuan 11
1. Apa yang kalian ketahui tentang anak dengan hambatan penglihatan,jelaskan!
2. Apa yang kalian ketahui tentang dengan hambatan pendengaran,jelaskan!
3. Apa yang kalian ketahui tentang anak dengan hambatan alat gerak,jelaskan!
4. Sebut dan jelaskan karakteristik anak dengan hambatan penglihatan!5. Sebut dan jelaskan
karakteristik anak dengan hambatan pendengaran!
6. Sebut dan jelaskan karakteristik anak dengan hambatan alat gerak!
7. Bagaimana layanan pendidikan serta pembelajaran yang relevan untuk anak dengan hambatan
penglihatan?
8. Bagaimana layanan pendidikan serta pembelajaran yang relevan untuk anak dengan hambatan
pendengaran?
9. Bagaimana layanan pendidikan serta pembelajaran yang relevan untuk anak dengan hambatan
alat gerak?

Evaluasi pertemuan 12
1. Apa yang kalian ketahui tentang anak dengan hambatan intelektual,jelaskan!
2. Apa yang kalian ketahui tentang anak diseleksi, jelaskan!
3. Apa yang kalian ketahui tentang anak disgrafia, jelaskan!
4. Apa yang kalian ketahui tentang anak diskalkulia, jelaskan!
5. Sebut dan jelaskan karakteristik anak dengan hambatan intelektual!
6. Sebut dan jelaskan karakteristik anak diseleksia!
7. Sebut dan jelaskan karakteristik anak disgrafia!
8. Sebut dan jelaskan karakteristik anak diskalkulia!
9. Bagaimana layanan pendidikan serta pembelajaran yang relevan untuk anak dengan hambatan
intelektual?
10. Bagaimana layanan pendidikan serta pembelajaran yang relevan untuk anak diseleksia?
11. Bagaimana layanan pendidikan serta pembelajaran yang relevan untuk anak diskalkulia?
Evaluasi pertemuan 13
1. Apa yang kalian ketahui tentang anak tunalaras, jelaskan!
2. Apa yang kalian ketahui tentang anak dengan autisme, jelaskan!
3. Apa yang kalian ketahui tentang anak dengan ADHD, jelaskan!
4. Sebut dan jelaskan karakteristik anak tunalaras!
5. Sebut dan jelaskan karakteristik anak dengan autisme!
6. Sebut dan jelaskan karakteristik anak dengan ADHD!
7. Bagaimana layanan pendidikan serta pembelajaran yang relevan untuk anak tunalaras?
8. Bagaimana layanan pendidikan serta pembelajaran yang relevan untuk anak dengan autisme?
9. Bagaimana layanan pendidikan serta pembelajaran yang relevan untuk anak ADHD?

Evaluasi pertemuan 14
1. Apa yang kalian ketahui tentang anak berbakat, jelaskan!
2. Sebut dan jelaskan karakteristik anak berbakat!
3. Bagaimana layanan pendidikan serta pembelajaran yang dibutuhkan oleh anak berbakat?
4. Jelaskan tujuan pendidikan anak berbakat!
5. Apa yang kalian ketahui tentang tantangan layanan pendidikan untuk anak berbakat di masa
depan? jelaskan!
Jawaban
Evaluasi Pertemuan 1

1. Pendidikan Inklusif adalah sistem penyelenggaraan pendidikan oleh pemerintah yang


memberikan kesempatan kepada seluruh peserta didik yang memiliki kebutuhan khusus
dan punya potensi kecerdasan dan/atau bakat istimewa untuk mengikuti pendidikan
atau pembelajaran dalam satu lingkungan pendidikan.
2. Pendidikan segregasi, integrasi, dan inklusif adalah tiga model penyelenggaraan
pendidikan yang berbeda. Pendidikan segregasi adalah sekolah yang memisahkan anak
berkebutuhan khusus dari sistem persekolahan reguler. Pendidikan terpadu adalah
sekolah yang memberikan kesempatan kepada peserta didik berkebutuhan khusus untuk
mengikuti pendidikan di sekolah reguler tanpa adanya perlakuan khusus yang
disesuaikan dengan kebutuhan individual anak. Sedangkan pendidikan inklusif adalah
model penyelenggaraan pendidikan yang memungkinkan anak-anak berkebutuhan
khusus untuk belajar bersama dengan anak-anak normal di sekolah reguler. Dalam
pendidikan inklusif, anak-anak berkebutuhan khusus diberikan dukungan dan layanan
yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan mereka.
3. Penyelenggaraan pendidikan inklusif memiliki implikasi pada sistem manajemen
sekolah, yaitu:
o Melibatkan semua komponen pendidikan dalam keseluruhan proses mulai dari
perencanaan, pengorganisasian, pengelolaan dan evaluasi.
o Orang tua dan masyarakat turut berpartisipasi dalam keseluruhan proses
pembelajaran.
o Guru diberi kesempatan dan tantangan untuk belajar berbagai metode pembelajaran
sesuai dengan kebutuhan anak.
4. Dalam praktiknya, terdapat beberapa model pendidikan inklusif yang dapat diterapkan
dalam pembelajaran di kelas. Salah satu model yang umum digunakan adalah model
pembelajaran kelas inklusi. Model ini memungkinkan siswa dengan kebutuhan khusus
untuk belajar bersama dengan siswa tanpa hambatan fisik, intelektual, atau sosial yang
signifikan.
5. Fungsi pengalih tanganan pada praktik pelaksanaan pendidikan inklusif adalah untuk
memastikan bahwa siswa dengan kebutuhan khusus mendapatkan perhatian dan
dukungan yang sesuai dari guru dan staf sekolah. Pengalih tanganan dapat berupa guru
khusus, asisten guru, atau staf sekolah lainnya yang bertanggung jawab untuk
membantu siswa dengan kebutuhan khusus dalam kelas

Evaluasi Pertemuan 2

1. Landasan religius pada sistem pendidikan inklusif dapat diartikan sebagai dasar-dasar
agama yang menjadi pedoman dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif. Hal ini
sejalan dengan tujuan pendidikan nasional Indonesia untuk mengembangkan potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan,
berakhlak mulia, kreatif, mandiri, dan mampu bertanggung jawab.
2. Pendidikan inklusif adalah sistem layanan pendidikan yang terbuka, mengakomodasi
dan memberikan kesempatan kepada semua peserta didik yang memiliki kelainan dan
membutuhkan pendidikan layanan khusus untuk mengikuti pendidikan atau
pembelajaran dalam satu lingkungan kelas yang sama tanpa diskriminatif . Sistem
pendidikan inklusif bertujuan untuk menciptakan lingkungan pendidikan yang inklusif
dan ramah bagi semua peserta didik, tanpa memandang latar belakang agama, suku, ras,
dan kondisi fisik.
3. Landasan empiris ialah klasifikasi dan penempatan peserta didik berkebutuhan khusus
di sekolah, kelas, atau tempat khusus tidak efektif dan diskriminatif, peneliti
merekomendasikan pendidikan khusus secara segregatif hanya diberikan secara
terbatas berdasarkan hasil identifikasi yang tepat (Heller, Holtzman dan Messick,
1982). Hasil metaanalisis yang dilakukan oleh Carlberg dan Kavale (1980) terhadap 50
buah penelitian, Wang dan Baker (1985/1986) terhadap 11 buah penelitian, dan Baker
(1994) terhadap 13 buah penelitian menunjukkan bahwa pendidikan inklusif
berdampak positif, baik terhadap perkembangan akademik maupun sosial anak
berkebutuhan khusus dan teman sebayanya.

Evaluasi Pertemuan 3

1. Welcoming school adalah salah satu elemen dalam pendidikan inklusif. Konsep ini
mengacu pada lingkungan sekolah yang ramah dan terbuka bagi semua siswa, termasuk
siswa dengan kebutuhan khusus.
2. Welcoming teachers adalah salah satu elemen penting dalam pendidikan inklusif.
Konsep ini mengacu pada guru-guru yang ramah dan terbuka bagi semua siswa,
termasuk siswa dengan kebutuhan khusus. Guru-guru yang ramah dan terbuka seperti
ini dapat membantu siswa merasa diterima dan dihargai, serta memungkinkan mereka
untuk belajar dan berkembang secara optimal. Selain itu, welcoming teachers juga
mencakup prinsip-prinsip seperti penghargaan terhadap keragaman, partisipasi aktif
dari semua siswa, dan dukungan yang memadai untuk siswa dengan kebutuhan khusus.
3. Implementasi pendidikan inklusif dapat membantu mewadahi kerja sama dan menekan
kompetisi dalam proses pembelajaran. Dalam pendidikan inklusif, semua siswa,
termasuk siswa dengan kebutuhan khusus, diajarkan bersama-sama dalam lingkungan
yang ramah dan terbuka. Hal ini dapat membantu siswa belajar untuk saling
menghargai dan bekerja sama, serta mengurangi persaingan yang tidak sehat. Selain itu,
pendidikan inklusif juga menekankan pada penghargaan terhadap keragaman dan
partisipasi aktif dari semua siswa.
4. Konsep kurikulum yang fleksibel pada proses pembelajaran di kelas inklusif mengacu
pada kurikulum yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan karakteristik masing-
masing siswa. Kurikulum ini dirancang untuk memastikan bahwa semua siswa,
termasuk siswa dengan kebutuhan khusus, dapat belajar dan berkembang secara
optimal.
5. Layanan individual pada praktik pendidikan inklusif sangat penting karena dapat
membantu siswa dengan kebutuhan khusus untuk belajar dan berkembang secara
optimal. Layanan individual ini mencakup berbagai jenis dukungan, seperti dukungan
akademik, dukungan sosial, dukungan kesehatan, dan dukungan lainnya yang
disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing siswa.
Evaluasi Pertemuan 4

1. Mengakomodir perbedaan dalam proses pembelajaran di kelas inklusif dapat dilakukan


dengan beberapa cara.Pengenalan individualitas siswa menjadi langkah pertama untuk
mengakomodir perbedaan dalam pembelajaran. Melalui pengamatan, observasi, dan
komunikasi yang baik dengan siswa, pendidik dapat memahami kebutuhan belajar
masing-masing individu lalu penyusunan rencana pembelajaran individual menjadi
langkah selanjutnya.
2. Melakukan kerja sama dengan berbagai pihak pada praktik pendidikan inklusif sangat
penting untuk menciptakan lingkungan belajar yang inklusif dan mendukung bagi
semua siswa contohnya kerja sama antara pihak sekolah, guru, dan orang tua dapat
membantu memastikan bahwa semua siswa, termasuk siswa dengan kebutuhan khusus,
mendapatkan dukungan dan perhatian yang memadai dalam proses pembelajaran.
3. Bekerja tim dalam pendidikan inklusif sangat penting untuk menciptakan lingkungan
belajar yang inklusif dan mendukung bagi semua siswa. Tim yang terdiri dari guru,
siswa, orang tua, dan masyarakat dapat bekerja sama untuk menciptakan lingkungan
belajar yang ramah dan terbuka bagi semua siswa, termasuk siswa dengan kebutuhan
khusus. Dalam tim, setiap anggota dapat berkontribusi sesuai dengan keahlian dan
kemampuannya, sehingga dapat menciptakan lingkungan belajar yang inklusif dan
mendukung bagi semua siswa.
4. Kelas inklusif membutuhkan guru pendamping khusus untuk membantu siswa dengan
kebutuhan khusus dalam proses pembelajaran. Guru pendamping khusus dapat
membantu siswa dengan kebutuhan khusus untuk belajar dan berkembang secara
optimal, serta membantu mereka untuk berpartisipasi secara aktif dalam proses
pembelajaran.
5. Berikut adalah tiga tugas guru pendamping khusus pada praktik pendidikan inklusif:
Menyusun program pendidikan individu (PPI) untuk siswa dengan kebutuhan khusus.
Melakukan asesmen berkala dan menyusun rencana pembelajaran individual untuk
siswa dengan kebutuhan khusus.
Memberikan bantuan layanan khusus bagi siswa dengan kebutuhan khusus yang
mengalami hambatan dalam mengikuti kegiatan pembelajaran di kelas umum, berupa
remidi ataupun pengayaan.

Evaluasi Pertemuan 5

1. Pendidikan inklusif sebagai sebuah proses adalah sistem penyelenggaraan pendidikan


bagi anak-anak yang memiliki keterbatasan tertentu dan anak-anak lainnya yang
disatukan dengan tanpa mempertimbangkan keterbatasan masing-masing .Artinya,
kelas reguler akan menampung anak-anak yang berkebutuhan khusus tanpa terkecuali.
2. Pendidikan inklusif sebagai identifikasi dan penghilangan hambatan adalah suatu
sistem layanan pendidikan yang mengatur agar siswa dapat dilayani di sekolah terdekat,
di kelas reguler bersama-sama teman seusianya.
3. Pendidikan inklusif sebagai pendidikan sebagai kehadiran, partisipasi, dan pencapaian
semua siswa adalah suatu sistem penyelenggaraan pendidikan yang memberikan
kesempatan kepada semua peserta didik yang memiliki kelainan dan memiliki potensi
kecerdasan dan/atau bakat istimewa untuk mengikuti pendidikan atau pembelajaran
dalam satu lingkungan pendidikan secara bersama-sama dengan peserta didik pada
umumnya
4. Pendidikan inklusif sebagai pemberian perhatian khusus pada kelompok anak yang
rentan marginalisasi/diskriminasi adalah suatu sistem layanan pendidikan yang terbuka,
mengakomodasi, dan mempersyaratkan peserta didik yang memiliki kelainan dan
membutuhkan pendidikan khusus untuk mengikuti pendidikan atau pembelajaran dalam
satu lingkungan kelas yang sama tanpa diskriminatif.

Evaluasi Pertemuan 6

1. Konsep dinamika pendidikan inklusif sebagai implementasi sekolah terdekat dan


belajar dengan teman sebaya adalah suatu sistem layanan pendidikan yang mengatur
agar siswa dapat dilayani di sekolah terdekat, di kelas reguler bersama-sama teman
seusianya. Tanpa harus dikhususkan kelasnya, siswa dapat belajar bersama dengan
aksesibilitas yang mendukung untuk semua siswa tanpa terkecuali difabel
2. Konsep dinamika pendidikan inklusif sebagai upaya memprofesionalkan guru adalah
suatu sistem layanan pendidikan yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas
pendidikan dengan cara meningkatkan kualitas guru. Guru yang profesional akan
mampu memberikan layanan pendidikan yang lebih baik dan sesuai dengan kebutuhan
siswa
3. Konsep dinamika pendidikan inklusif sebagai upaya mengembalikan sekolah
umum/reguler sesuai jalurnya adalah suatu sistem layanan pendidikan yang mengatur
agar siswa dapat dilayani di sekolah terdekat, di kelas reguler bersama-sama teman
seusianya. Tanpa harus dikhususkan kelasnya, siswa dapat belajar bersama dengan
aksesibilitas yang mendukung untuk semua siswa tanpa terkecuali difabel
4. Konsep dinamika pendidikan inklusi sebagai sebuah paradigma layanan pendidikan,
bukan sebuah label adalah suatu sistem layanan pendidikan yang mengatur agar siswa
dapat dilayani di sekolah terdekat, di kelas reguler bersama-sama teman
seusianya. Tanpa harus dikhususkan kelasnya, siswa dapat belajar bersama dengan
aksesibilitas yang mendukung untuk semua siswa tanpa terkecuali difabel
5. Konsep dinamika pendidikan inklusif sebagai bagian dari “inclusive society” adalah
suatu sistem layanan pendidikan yang bertujuan untuk menciptakan masyarakat yang
inklusif, yaitu masyarakat yang menghargai keberagaman dan memperjuangkan hak-
hak semua orang tanpa terkecuali. Pendidikan inklusif merupakan salah satu upaya
untuk menciptakan masyarakat yang inklusif, di mana semua orang memiliki
kesempatan yang sama untuk memperoleh pendidikan yang berkualitas
Evaluasi Pertemuan 7

1. Kurikulum dalam sistem pelaksanaan pendidikan inklusif harus diimplementasikan


dengan memperhatikan kebutuhan dan kondisi masing-masing anak . Kurikulum yang
digunakan adalah kurikulum modifikasi dan sebagai perwujudan sekolah ramah
anak . Kurikulum pada kelas inklusif dikembangkan dengan mengikuti kebutuhan dan
kondisi masing-masing anak .
2. Pembelajaran yang ramah di sekolah dengan sistem pendidikan inklusif diterapkan
dengan memberikan kesempatan yang sama kepada semua peserta didik tidak
terkecuali anak dengan kebutuhan khusus .Selain itu, pembelajaran yang ramah juga
harus menghargai keanekaragaman dan keunikan individu, tidak diskriminatif,
mengajarkan empati, dan meminimalisir hambatan pada anak berkebutuhan khusus .
3. Komponen pendukung sistem pembelajaran yang ramah pada sekolah yang telah
mengimplementasikan pendidikan inklusif antara lain: sekolah dan guru ramah, pusat
sumber dan sarana prasarana, perluasan peran dan tugas sekolah luar biasa, kemitraan
dengan lembaga terkait, dukungan orang tua, dan kebijakan pemerintah pusat, provinsi,
dan kabupaten/kota
4. Peserta didik di tempatkan dalam sistem pembelajaran ramah pada pendidikan inklusif
dengan menempatkan peserta didik sebagai pusat pembelajaran . Guru berperan agar
semua peserta didik dapat terfasilitasi kebutuhan belajarnya dengan memberikan
layanan pendidikan yang terbaik.

Evaluasi Pertemuan 8

1. Berikut adalah lima model pembelajaran yang relevan digunakan di kelas inklusif:
 Kelas reguler (inklusi penuh): Anak berkebutuhan khusus belajar bersama anak
normal sepanjang hari di kelas reguler dengan menggunakan kurikulum yang sama.
 Kelas reguler dengan kluster: Anak berkebutuhan khusus belajar bersama anak
normal sepanjang hari di kelas reguler dengan menggunakan kurikulum yang sama,
tetapi dengan bantuan guru pendamping khusus.
 Kelas reguler dengan pull out: Anak berkebutuhan khusus belajar di kelas reguler
sepanjang hari, tetapi ditarik keluar untuk belajar dengan guru pendamping khusus.
 Kelas reguler dengan cluster dan pull out: Anak berkebutuhan khusus belajar di
kelas reguler sepanjang hari, tetapi ditarik keluar untuk belajar dengan guru
pendamping khusus dan teman sebaya lainnya yang membutuhkan layanan
pendidikan khusus.
 Kelas khusus dengan berbagai pengintegrasian: Anak berkebutuhan khusus belajar
di kelas khusus, tetapi terlibat dalam kegiatan sosial dan akademik dengan anak
normal.
2. Berikut adalah tiga metode pembelajaran yang relevan digunakan di kelas inklusif:
 Pembelajaran kooperatif: Metode ini melibatkan siswa dalam kelompok kecil
untuk memecahkan masalah atau menyelesaikan tugas. Setiap anggota
kelompok memiliki peran dan tanggung jawab yang berbeda-beda, sehingga
setiap siswa dapat berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran.
 Pembelajaran berbasis proyek: Metode ini melibatkan siswa dalam proyek atau
tugas yang menuntut mereka untuk mengembangkan keterampilan tertentu.
Siswa belajar dengan cara melakukan riset, berdiskusi, dan berkolaborasi
dengan teman sekelas.
 Pembelajaran berbasis masalah: Metode ini melibatkan siswa dalam pemecahan
masalah yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari.
3. Pendekatan pembelajaran konstruktivisme menekankan pada peran aktif siswa dalam
proses pembelajaran. Siswa tidak hanya menerima informasi dari guru, tetapi juga
harus membangun pengetahuannya sendiri melalui pengalaman dan refleksi.Dalam
pembelajaran konstruktivisme melibatkan siswa dalam diskusi dan kolaborasi dengan
teman sekelas sehingga ini dapat membantu peserta didik yang ada di kelas inklusif
untuk mengembangkan keterampilan sosial dan kemampuan berinteraksi.

Evaluasi Pertemuan 9

1. Ada beberapa strategi yang dapat digunakan oleh guru dalam mengajar ABK sesuai
dengan karakteristiknya:
 Observasi: Guru perlu melakukan observasi terhadap perilaku ABK untuk
memahami cara mereka berkomunikasi.
 Pola interaksi: Guru perlu menetapkan pola interaksi yang tepat dengan ABK
sejak awal mengajar.
 Fleksibel: Guru perlu fleksibel dalam mengajar ABK dan memperhatikan
kebutuhan individu anak.
 Lingkungan belajar: Guru perlu menciptakan lingkungan belajar yang aman dan
nyaman bagi ABK.
 Konsisten dengan aturan: Guru perlu konsisten dalam menerapkan aturan dan
disiplin di kelas.
 Berpikiran positif: Guru perlu berpikiran positif dan memberikan dukungan
yang positif kepada ABK.
2. Program Pembelajaran Individual (PPI) adalah program yang dibuat oleh guru SLB
atau Guru Pendamping Khusus (GPK) yang berisi target atau capaian apa saja yang
harus dipenuhi oleh ABK dalam satu semester. Pihak yang terlibat dalam penyusunan
PPI meliputi Kepala Sekolah, Koordinator PPABK, guru kelas, guru pembimbing
khusus, tenaga ahli, dan orang tua peserta didik sesuai dengan kebutuhan anak dan
memperhatikan aspek akademik dan aspek non-akademik.
3. Persiapan yang harus dilakukan untuk menyusun PPI meliputi:
a. Mengidentifikasi kebutuhan dan memahami karakteristik peserta didik.
b. Menetapkan tujuan pembelajaran yang spesifik dan realistis.
c. Menentukan strategi pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik.
d. Menentukan metode evaluasi pembelajaran yang sesuai dengan tujuan
pembelajaran.
e. Menyusun rencana tindak lanjut untuk memperbaiki kekurangan dalam
pembelajaran.
4. Komponen baku yang memuat dalam PPI meliputi:
a. Identitas peserta didik.
b. Riwayat perkembangan peserta didik.
c. Kebutuhan pendidikan khusus peserta didik.
d. Tujuan pembelajaran.
e. Strategi pembelajaran.
f. Metode evaluasi pembelajaran.
g. Rencana tindak lanjut.

Evaluasi Pertemuan 10

1. Fase-fase sejarah penanganan anak berkebutuhan khusus adalah:


o Fase Pertama: Era Asuhan Kasih Sayang (Abad ke-18 hingga awal abad ke-19).
Pada fase ini, penanganan anak berkebutuhan khusus dilakukan oleh keluarga
dan lingkungan sekitar yang memberikan asuhan kasih sayang kepada anak-
anak tersebut.
o Fase Kedua: Era Pendidikan Khusus (Awal abad ke-19 hingga awal abad ke-
20). Pada fase ini, muncul lembaga-lembaga pendidikan khusus yang
memberikan pendidikan khusus bagi anak-anak berkebutuhan khusus.
o Fase Ketiga: Era Integrasi (Awal abad ke-20 hingga sekarang). Pada fase ini,
anak-anak berkebutuhan khusus diintegrasikan ke dalam sistem pendidikan
umum dan diberikan layanan pendidikan yang disesuaikan dengan kebutuhan
khususnya.
2. Landasan pelaksanaan pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus meliputi:
o Landasan Pedagogis: Tujuan pendidikan nasional adalah berkembangnya
potensi peserta didik agar menjadi manusia beriman dan bertakwa Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi
warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab.
o Landasan Yuridis: Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional, Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang
Perlindungan Anak, dan Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1997 tentang
Penyandang Cacat.
o Landasan Spiritual: Manusia pada hakikatnya dilahirkan dalam keadaan fitrah
(berpotensi).
3. Hak-hak anak berkebutuhan khusus yang terkait dengan akses untuk mendapatkan
pendidikan meliputi:
o Hak untuk mendapatkan pendidikan yang layak dan sesuai dengan kebutuhan
khususnya.
o Hak untuk mendapatkan layanan pendidikan yang disesuaikan dengan bakat,
minat, kemampuan, kecerdasan, dan kebutuhan khususnya.
o Hak untuk memperoleh bantuan fasilitas belajar, beasiswa, atau bantuan lain
sesuai dengan persyaratan dan ketentuan yang berlaku.
o Hak untuk diterima di sekolah umum atau kejuruan.
o Hak untuk pindah ke jalur, jenjang, atau satuan pendidikan lain yang sederajat
atau melanjutkan ke jalur, jenjang, atau satuan pendidikan yang lebih tinggi.
o Hak untuk mendapatkan layanan pembelajaran dan penilaian hasil belajar yang
disesuaikan dengan kemampuannya.
o Hak untuk memperoleh jaminan hukum yang sama seperti anak pada umumnya.
4. Impairment adalah kehilangan atau ketidaknormalan yang terjadi secara psikologis atau
pada struktur dan fungsi anatomi, biasanya digunakan pada tingkat organ. Disability
adalah keterbatasan atau ketidakmampuan seseorang saat melakukan suatu aktivitas,
biasanya digunakan pada tingkat individu. Handicap adalah ketidakberuntungan
seseorang yang disebabkan oleh disabilitas atau impairment yang membatasi atau
menghambat aktivitas secara normal.
5. Perkembangan paradigma pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus meliputi
pergeseran dari pemahaman yang didasarkan pada pengelompokkan anak menurut
identitas atau lebel kecacatan tertentu menuju ke arah pemahaman anak secara holistik
dan melihat anak sebagai individu yang unik. Pendidikan inklusif merupakan layanan
pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus agar dapat mengikuti program pendidikan
pada sekolah reguler terdekat bersama dengan anak normal seusianya.
6. Perbedaan interindividual adalah perbedaan antara individu yang satu dengan individu
yang lain. Contohnya, perbedaan antara tinggi badan, berat badan, warna kulit, dan
sebagainya. Perbedaan intraindividual adalah perbedaan yang terjadi pada diri individu
itu sendiri. Contohnya, perbedaan kemampuan belajar pada waktu yang berbeda.
7. Faktor penyebab terjadinya hambatan pada anak berkebutuhan khusus meliputi faktor
biologis, faktor lingkungan, dan faktor sosial. Faktor biologis meliputi kelainan genetik,
kelainan kromosom, kelainan metabolik, dan kelainan neurology

Evaluasi Pertemuan 11

1. Anak dengan hambatan penglihatan adalah seseorang yang tidak dapat mempergunakan
penglihatannya untuk pendidikan, sehingga untuk mengikuti pendidikan ia memerlukan
pendekatan dan metode khusus serta alat bantu yang dimodifikasi ataupun alat bantu
khusus yang tidak digunakan oleh anak -anak awas. Hambatan penglihatan dapat
mempengaruhi prestasi akademik para penyandangnya
2. Anak dengan hambatan pendengaran adalah seseorang yang mengalami kekurangan
atau kehilangan kemampuan mendengar baik sebagian atau seluruhnya karena tidak
berfungsinya sebagian atau seluruh alat pendengaran yang membawa dampak dalam
kehidupan secara kompleks. Anak dengan hambatan pendengaran dapat mengalami
kesulitan belajar, karena tidak bisa mendengar materi yang diberikan oleh guru. Anak
dengan hambatan pendengaran juga akan memiliki hambatan dalam berbicara sehingga
mereka sering disebut tunawicara
3. Anak dengan hambatan alat gerak adalah anak yang memiliki anggota tubuh tidak
sempurna, sedangkan istilah cacat fisik dan cacat tubuh dimaksudkan untuk menyebut
meraka yang memiliki cacat pada anggota tubuhnya, bukan cacat pada inderanya. Anak
Dengan Hambatan Motorik merupakan bentuk kelainan atau gangguan pada sistem
otot, tulang dan persendian yang dapat mengakibatkan gangguan koordinasi,
komunikasi, adaptasi, mobilisasi, dan gangguan perkembangan keutuhan pribadi. Anak
Dengan Hambatan Motorik mengalami hambatan atau kesulitan dalam melakukan
aktivitas sehari - hari yang berkaitan dengan gerak seperti makan, minum, bermain,
berpakain , dan lainnya.
4. Karakteristik anak dengan hambatan penglihatan meliputi:
o Kesulitan dalam melihat benda dari kejauhan atau dekat.
o Kesulitan dalam mengenali warna.
o Kesulitan dalam membaca dan menulis.
o Kesulitan dalam mengikuti arah mata pelajaran yang disampaikan oleh guru.
o Kesulitan dalam berinteraksi dengan lingkungan sekitar.
o Kesulitan dalam bergerak dan bermain.
5. Karakteristik anak dengan hambatan pendengaran meliputi:
o Kesulitan dalam berbicara dan memahami bahasa.
o Kesulitan dalam memahami instruksi yang diberikan oleh guru.
o Kesulitan dalam berkomunikasi dengan orang lain.
o Kesulitan dalam memahami percakapan yang terjadi di sekitarnya.
6. Karakteristik anak dengan hambatan alat gerak meliputi:
o Kesulitan dalam melakukan aktivitas sehari-hari yang berkaitan dengan gerak
seperti makan, minum, bermain, berpakain, dan lainnya.
o Kesulitan dalam bergerak dan berjalan.
o Kesulitan dalam mengendalikan otot dan persendian.
o Kesulitan dalam berinteraksi dengan lingkungan sekitar.
o Kesulitan dalam mengenali bentuk benda.
o Kesulitan dalam mengenali jarak antara benda.
o Kesulitan dalam mengenali warna
7. Layanan pendidikan serta pembelajaran yang relevan untuk anak dengan hambatan
penglihatan dapat meliputi:
o Penggunaan media pembelajaran yang bersifat auditory dan taktil.
o Penggunaan alat bantu seperti kaca pembesar, braille, dan sebagainya.
o Penggunaan teknologi seperti perangkat lunak pembaca layar, perangkat lunak
pembaca dokumen, dan sebagainya.
o Penggunaan metode pembelajaran yang kreatif dan inovatif seperti storytelling,
role-playing, dan sebagainya
8. Layanan pendidikan serta pembelajaran yang relevan untuk anak dengan hambatan
pendengaran dapat meliputi:
o Kemampuan membaca gerak bibir orang lain.
o Kemampuan berbicara dengan lancar tanpa harus benar-benar mampu
mendengarkan apa yang ia ucapkan.
o Penggunaan alat bantu seperti alat bantu dengar, cochlear implant, dan sebagainya.
o Penggunaan teknologi seperti perangkat lunak pembaca layar, perangkat lunak
pembaca dokumen, dan sebagainya
9. Layanan pendidikan serta pembelajaran yang relevan untuk anak dengan hambatan alat
gerak dapat meliputi:
o Kemampuan membaca gerak tubuh orang lain.
o Kemampuan bergerak dengan alat bantu seperti kursi roda, tongkat, dan
sebagainya.
o Penggunaan teknologi seperti perangkat lunak pembaca layar, perangkat lunak
pembaca dokumen, dan sebagainya.

Evaluasi Pertemuan 12

1. Anak dengan hambatan intelektual (HI) mengalami kesulitan dalam proses berpikir dan
belajar. HI dapat disebabkan oleh faktor genetik, lingkungan, atau kombinasi keduanya.
2. Anak diseleksi atau disleksia mengalami kesulitan dalam membaca, menulis, atau
mengeja. Disleksia dapat disebabkan oleh faktor genetik, lingkungan, atau kombinasi
keduanya.
3. Anak disgrafia mengalami kesulitan dalam menulis. Disgrafia dapat disebabkan oleh
faktor genetik, lingkungan, atau kombinasi keduanya.
4. Anak diskalkulia mengalami kesulitan dalam memahami konsep matematika dasar,
seperti berhitung dan memahami bilangan. Diskalkulia dapat disebabkan oleh faktor
genetik, lingkungan, atau kombinasi keduanya.
5. Karakteristik anak dengan hambatan intelektual meliputi keterbatasan dalam fungsi
intelektual, keterbatasan dalam tingkah laku, dan keterbatasan dalam kemampuan
adaptif.
6. Karakteristik anak diseleksi meliputi kesulitan dalam membaca, menulis, atau mengeja,
kesulitan dalam memahami pola, kesulitan dalam membedakan huruf tertentu, dan
kesulitan dalam memahami simbol-simbol matematika .
7. Karakteristik anak disgrafia meliputi kesulitan dalam menyalin tulisan, kesulitan dalam
menulis huruf besar dan kecil yang benar, kesulitan dalam memahami simbol-simbol
matematika, dan kesulitan dalam memahami konsep kuantitas .
8. Karakteristik anak diskalkulia meliputi kesulitan dalam memahami konsep matematika,
kesulitan dalam memahami simbol-simbol matematika, kesulitan dalam memahami
konsep kuantitas, dan kesulitan dalam memecahkan soal matematika dasar .
9. Apabila anak mengalami hambatan intelektual, maka layanan pendidikan serta
pembelajaran yang relevan meliputi pendekatan individual, penggunaan teknologi, dan
penggunaan metode pengajaran yang berbeda.
10. Apabila anak diseleksi, maka layanan pendidikan serta pembelajaran yang relevan
meliputi penggunaan metode pengajaran yang berbeda, penggunaan teknologi, dan
penggunaan bahan bacaan yang sesuai.
11. Apabila anak diskalkulia, maka layanan pendidikan serta pembelajaran yang relevan
meliputi penggunaan metode pengajaran yang berbeda, penggunaan teknologi, dan
penggunaan bahan ajar yang sesuai.
Evaluasi Pertemuan 13

1. Anak tunalaras atau anak dengan kelainan perilaku sosial (tunasosial) adalah sebutan
untuk individu yang terindikasi memiliki gangguan, hambatan atau berkelainan dalam
hal mengontrol emosi dan perilaku sehingga kurang mampu dalam mematuhi sikap,
norma, atau nilai sosial yang berlaku di lingkungan masyarakat pada umumnya.
2. Anak dengan autisme atau autism spectrum disorder (ASD) adalah gangguan fungsi
otak dan saraf serius dan kompleks yang memengaruhi perilaku dan proses berpikir
manusia. Gangguan ini memengaruhi kemampuan seseorang dalam berkomunikasi,
bersoliasisasi, berperilaku, dan belajar. Anak dengan autisme cenderung kesulitan
untuk menuangkan pikiran dan mengekspresikan diri, baik dengan kata-kata, gerak
tubuh, ekspresi wajah, dan sentuhan.
3. ADHD atau attention deficit hyperactivity disorder adalah gangguan mental yang
menyebabkan anak sulit memusatkan perhatian, serta memiliki perilaku impulsif dan
hiperaktif. Gangguan ini memengaruhi kemampuan seseorang dalam berkomunikasi,
bersoliasisasi, berperilaku, dan belajar.
4. Karakteristik anak tunalaras meliputi:
o Kesulitan dalam mengontrol emosi dan perilaku.
o Kesulitan dalam berinteraksi dengan lingkungan sekitar.
o Kesulitan dalam mematuhi sikap, norma, atau nilai sosial yang berlaku di
lingkungan masyarakat pada umumnya.
o Kesulitan dalam mengendalikan diri dan menyesuaikan diri dengan lingkungan
keluarga, sekolah, dan masyarakat.
o Kesulitan dalam mengenali wajah orang lain.
o Kesulitan dalam mengenali bentuk benda.
o Kesulitan dalam mengenali jarak antara benda.
5. Karakteristik anak dengan autisme meliputi:
o Kesulitan dalam berbicara dan memahami bahasa.
o Kesulitan dalam memahami instruksi yang diberikan oleh guru.
o Kesulitan dalam berkomunikasi dengan orang lain.
o Kesulitan dalam memahami percakapan yang terjadi di sekitarnya.
o Kesulitan dalam memahami suara yang dihasilkan oleh alat elektronik seperti
televisi, radio, dan sebagainya.
o Kesulitan dalam memahami suara yang dihasilkan oleh alam seperti suara burung,
angin, dan sebagainya.
o Kesulitan dalam menunjukkan atau menyampaikan perasaannya.
6. Karakteristik anak dengan ADHD meliputi:
o Sulit memusatkan perhatian.
o Sulit berkonsentrasi.
o Sulit mengendalikan impuls.
o Sulit mengikuti instruksi.
o Sulit menyelesaikan tugas.
o Sulit memahami perasaan orang lain.
o Sulit memahami percakapan yang terjadi di sekitarnya.
o Sulit memahami suara yang dihasilkan oleh alat elektronik seperti televisi, radio,
dan sebagainya.
7. Anak tunalaras atau anak dengan kelainan perilaku sosial memerlukan layanan
pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan mereka. Layanan pendidikan yang relevan
meliputi pendekatan individual, penggunaan teknologi, dan penggunaan metode
pengajaran yang berbeda. Selain itu, layanan pendidikan juga harus memperhatikan
kebutuhan khusus anak tunalaras, seperti bimbingan dan konseling, terapi perilaku, dan
terapi bicara
8. Anak dengan autisme memerlukan layanan pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan
mereka. Layanan pendidikan yang relevan meliputi sekolah luar biasa, pusat layanan
autis, dan sekolah reguler yang menyelenggarakan pendidikan inklusi. Selain itu,
layanan pendidikan juga harus memperhatikan kebutuhan khusus anak dengan autisme,
seperti terapi bicara, terapi perilaku, dan terapi okupasi.
9. Anak dengan ADHD memerlukan layanan pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan
mereka. Layanan pendidikan yang relevan meliputi penggunaan metode pengajaran
yang berbeda, penggunaan teknologi, dan penggunaan bahan ajar yang sesuai. Selain
itu, layanan pendidikan juga harus memperhatikan kebutuhan khusus anak dengan
ADHD, seperti terapi perilaku, terapi bicara, dan terapi okupasi.

Evaluasi Pertemuan 14

1. Anak berbakat adalah anak yang memiliki kemampuan luar biasa, baik dalam
kemampuan intelektual maupun non-intelektual, yang berbeda jauh dengan anak-anak
lainnya. Anak berbakat memiliki keunikan yang khusus dalam bidang intelektual,
kreativitas, dan komitmen yang tinggi sesuai dengan hasil tes
2. Karakteristik anak berbakat meliputi:
o Memiliki IQ lebih tinggi dari teman sebayanya.
o Menyukai tantangan karena rasa ingin tahu yang tinggi.
o Memiliki kemampuan untuk memimpin.
o Memiliki kreativitas yang tinggi dalam berfikir dan selalu memiliki ide-ide
cemerlang.
o Memiliki kemampuan untuk memecahkan masalah yang kompleks.
o Memiliki kemampuan untuk berpikir kritis dan analitis.
o Memiliki kemampuan untuk berkomunikasi dengan baik.
o Memiliki kemampuan untuk bekerja sama dengan orang lain.
o Memiliki kemampuan untuk mengambil risiko dan menghadapi kegagalan
3. Layanan pendidikan serta pembelajaran yang dibutuhkan oleh anak berbakat meliputi:
o Program pengayaan: Memperluas dan memperdalam pengetahuan dan
keterampilan melalui kegiatan di luar kelas, projek penelitian, field trips,
coaching oleh ahli2.
o Program akselerasi: Memberikan kesempatan untuk eksplorasi, skill building,
dan research into real problem
o Kurikulum berdeferenisasi: Kurikulum yang mengacu kehidupan mental
melalui program yang akan menumbuhkan kreativitas dan belajar
4. Tujuan pendidikan anak berbakat adalah agar mereka menguasai sistem konseptual
yang penting sesuai dengan kemampuannya, memiliki keterampilan yang
menjadikannya mandiri dan kreatif, serta mengembangkan kesenangan dan kegairahan
belajar untuk berprestasi
5. Tantangan layanan pendidikan untuk anak berbakat di masa depan antara lain:
o Kurangnya guru yang berkualitas dalam hal pengetahuan dan keterampilan
mengajar.
o Kurikulum yang belum sepenuhnya sesuai dengan perkembangan zaman dan
kebutuhan dunia kerja.
o Kesenjangan antara pendidikan di perkotaan dan pedesaan.
o Kurangnya perhatian dari guru dan orangtua terhadap anak berbakat

Anda mungkin juga menyukai