Anda di halaman 1dari 18

Disusun:

Kelompok IX Kelas MIPA 1A (R.1.4.4)

Ratih Komala No Absen: 2 NPM: 20177279013


Sanji Rafhallasha No Absen: 2 NPM: 20177279036
Monika S. Rahayu No Absen: 28 NPM: 20177279066
Deborah Ratnasari No Absen: 31 NPM: 20177279074
Istilah pendidikan inklusif atau inklusi, mulai mengemuka sejak tahun 1990,
ketika konferensi dunia tentang pendidikan untuk semua, yang diteruskan
dengan pernyataan tentang pendidikan inklusif pada tahun 1994. Pendidikan
khusus merupakan pendidikan yang diperuntukan bagi peserta didik yang
memiliki tingkat kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran.

Ruang lingkup media pendidikan inklusif sebaiknya mencakup semua jenis


media pendidikan untuk semua peserta didik termasuk didalamnya anak
berkebutuhan khusus, seperti: Tunanetra, Tunarungu, Tunagrahita,
Tunadaksa dan lain-lain.

Khusus untuk pembelajaran MIPA, memang tidaklah mudah mengajarkan dan


mengaplikasikan konsep-konsep materi pada anak yang berkebutuhan khusus
atau memiliki bakat istimewa. Tetapi hal itu bukan berarti mata pelajaran MIPA
tidak dapat diberikan kepada mereka
Pengertian Pendidikan Inklusif

Jika pendidikan inklusif ingin tetap menjadi jawaban yang nyata dan berharga untuk mengatasi tentang pendidikan

dan hak asasi manusia. Akhirnya definisi pendidikan inklusif hanya berupa versi lain dari pendidikan luar biasa

untuk anak berkebutuhan khusus. Beberapa definisi pendidikan inklusif yaitu sebagai berikut:

• Pendidikan inklusif adalah penggabungan pendidikan regular dan pendidikan khusus kedalam satu sistem

persekolahan yang dipersatukan untuk mempertemukan perbedaan kebutuhan semua siswa.

• Pendidikan inklusif adalah sistem layanan pendidikan yang mensyaratkan anak berkebutuhan khusus belajar di

sekolah-sekolah terdekat di kelas biasa bersama teman-teman seusianya (Sapon-Shevin dalam O’Neil 1994).
Landasan Pendidikan Inklusif

Landasan Landasan Landasan


filosofis Religius Yuridis

Landasan Landasan
Pedagogis Empiris
• Memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada
semua anak untuk mendapatkan pendidikan yang layak
sesuai dengan kebutuhannya
• Membantu mempercepat program penuntasan wajib
belajar pendidikan dasar 9 tahun
• Membantu meningkatkan mutu pendidikan dasar dan
menengah dengan menekan angka tinggal kelas dan
putus sekolah
• Menciptakan system pendidikan yang menghargai
keberagaman, tidak diskriminatif serta ramah terhadap
pembelajaran
Prinsip-Prinsip Pendidikan Inklusif
Pendidikan inklusif diselenggarakan secara berkelanjutan
Prinsip Pemerataan dan Peningkatan Mutu pada semua jenjang pendidikan

Setiap anak memiliki kemampuan dan kebutuhan yang


Prinsip Kebutuhan Individual berbeda-beda, oleh karena itu pendidikan harus
diusahakan untuk menyesuaikan dengan kondisi anak

Pendidikan inklusif harus menciptakan dan menjaga


Prinsip Kebermaknaan komunitas kelas yang ramah, menerima keanekaragaman,
dan mengahargai perbedaan.

Pemerintah mempunyai tanggung jawab untuk


Prinsip Keberlanjutan menyusun strategi upaya pemertaan kesempatan
memperoleh layanan pendidikan dan peningkatan mutu.

Penyelenggaraan pendidikan inklusi harus melibatkan


Prinsip Keterlibatan
seluruh komponen pendidikan terkait
Manfaat Pendidikan
Inklusif

Pelaksaan pendidikan inklusi


Secara Umum
Bagi siswa
 Memiliki pemahamayang baik terhadap perbedaan
• Membangun kesadaran dan konsensus  Munculnya sikap empati pada siswa secara alamiah
pentingnya pendidikan inklusif sekaligus Bagi guru
menghilangkan sikap dan nilai yang diskriminatif.  Lebih tertantang untuk mengembangkan berbagai
• Melibatkan dan memberdayakan masyarakat metode pembelajaran
untuk melakukan analisis situasi pendidikan
lokal, mengumpulkan informasi semua anak  Terjalinnya komunikasi dan kerja sama dalam kemitraan
pada setiap distrik dan mengidentifikasi alasan antar guru dan guru ahli bidang lain
mengapa mereka tidak sekolah Bagi sekolah
• Mengidentifikasi hambatan berkaitan dengan Memberikan kontribusi yang sangat besar bagi program
kelainan fisik, sosial dan masalah lainnya wajib belajar
terhadap akses dan pembelajaran.
 Meningkatkan kualitas layanan pendidikan
• Melibatkan masyarakat dalam melakukan
perencanaan dan monitoring mutu pendidikan  Memberikan peluang terjadinya pemerataan pendidikan
bagi semua anak bagi semua kelompok masyarakat
Model kurikulum pada pendidikan inklusi
• Model kurikulum regular penuh
kurikulum yang mengikutsertakan peserta didik berkebutuhan khusus untuk mengikuti kurikulum reguler sama
seperti kawan-kawan lainnya di dalam kelas yang sama.
• Model kurikulum regular dengan modifikasi
kurikulum yang dimodifikasi oleh guru pada strategi pembelajaran, jenis penilaian, maupun pada program
tambahan lainnya dengan tetap mengacu pada kebutuhan peserta didik berkebutuhan khusus
• Model kurikulum PPI (Program Pembelajaran Individual)
kurikulum yang dipersiapkan guru program PPI yang dikembangkan bersama tim pengembang yang melibatkan
guru kelas, guru pendidikan khusus, kepala sekolah, orang tua, dan tenaga ahli lain yang terkait
Komponen yang terkait dengan media Unsur pelaksana media pendidikan
pendidikan
1. Guru di sekolah biasa
1. Sumber Daya Manusia 2. Guru Pendidkan Khusus
2. Bahan 3. Dokter
4. Psikolog
3. Peralatan
5. Ahli pendidikan luar biasa
4. Lingkungan 6. Ahli olah raga
5. Teknik 7. Konselor
8. Sosial Worker
6. Pesan 9. Speechtherapi
10. Fisiotherapi
11. Ahli Teknologi Komunikasi / ICT dan lain-lain
Evaluasi Pembelajaran pendidikan inklusif

• Sekolah harus menyediakan kondisi kondisi kelas yang hangat, ramah,


menerima keanekaragaman dan menghargai perbedaan dengan
menerapkan kurikulum dan pembelajaran yang interaktif.
• Guru dituntut melibatkan orang tua secara bermakna dalam proses
pendidikan.
• Kepala sekolah dan guru yang nanti akan jadi Guru Pembimbing Khusus
(GPK), harus mendapatkan pelatihan bagaimana menjalankan sekolah
inklusi.
• GPK harus mendapatkan pelatihan teknis memfasilitasi anak ABK.
• Mengidentifikasi hambatan berkait dengan kelainan fisik, social, dan
maslah lainnya terhadap akses dan pembelajaran.
• Asesmen di sekolah dilakukan untuk mengetahui ABK dan tindakan yang
diperlukan.
Model Media pembelajaran pada pendidikan inklusif

Media Dua Media dua dimensi meliputi media grafis, media bentuk
Dimensi papan, dan media cetak

Media tiga dimensi dapat berwujud sebagai benda asli


Media Tiga baik hidup atau mati, dan dapat pula berwujud sebagai
Dimensi tiruan yang mewakili aslinya.

contoh media pembelajaran secara khusus berdasarkan karakteristik peserta


didik

Tunanetra
Tunarungu

Tunagrahita
Tunadaksa

Disleksia
Tunalaras

Autis
Pendidikan Inklusif MIPA

Media
pembelajaran
MIPA pada
sekolah
penyelenggara
pendidikan
inklusif
MODEL MODIFIKASI BAHAN AJAR UNTUK PEMBELAJARAN IPA

Anda mungkin juga menyukai