Anda di halaman 1dari 24

KONSEP PENDIDIKAN INKLUSIF

SUB MATERI-1
HAKIKAT PENDIDIKAN INKLUSIF

2
Pengertian Pendidikan Inklusif

Semua anak, terlepas dari kemampuan maupun


ketidakmampuan mereka, jenis kelamin, status sosial-
ekonomi, suku, latar belakang budaya atau bahasa dan
agama menyatu dalam komunitas sekolah yang sama
(Kemdikbud, 2011)

3
Landasan Pendidikan Inklusif

Filosofis

Landasan Yuridis

Empiris

4
Landasasan Pendidikan Inklusif
• Landasan filosofis: Pancasila yang merupakan lima pilar
sekaligus cita–cita yang didirikan atas fondasi yang lebih
mendasar lagi, yakni Bhineka Tunggal Ika.
• Filsafat Bhineka Tunggal Ika wujud pengakuan kebinekaan
manusia, baik kebinekaan vertikal maupun horizontal
• Kebhinekaan vertikal ditandai dengan perbedaan
kecerdasan, kekuatan fisik, kemampuan finansial,
kepangkatan, kemampuan pengendalian diri, dan
sebagainya
• Kebinekaan horizontal diwarnai dengan perbedaan suku
bangsa, ras, bahasa, budaya, agama, tempat tinggal,
daerah, afiliasi politik, dan sebagainya.
5
Landasasan Pendidikan Inklusif
Landasan yuridis:
• Undang-Undang Dasar 1945, Pasal 31 ayat (1) menyatakan
bahwa “Setiap warga negara berhak mendapat
pendidikan”, ayat (2) “Setiap warga negara wajib mengikuti
pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayainya”.
• Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional Pasal 5 ayat (1) “Setiap warga negara
mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan
yang bermutu”. Ayat (2): “Warga negara yang memiliki
kelainan fisik, emosional, mental, intelektual dan/atau
sosial berhak memperoleh pendidikan khusus”.
6
Landasasan Pendidikan Inklusif
Landasan Empiris:
• Hasil penelitian menunjukkan bahwa klasifikasi dan penempatan
peserta didik berkebutuhan khusus di sekolah, kelas, atau tempat
khusus tidak efektif dan diskriminatif,
• Ahli merekomendasikan pendidikan khusus secara segregatif
hanya diberikan secara terbatas berdasarkan hasil identifikasi
yang tepat (Heller, Holtzman dan Messick, 1982).
• Hasil metaanalisis yang dilakukan oleh Carlberg dan Kavale (1980)
terhadap 50 buah penelitian, Wang dan Baker (1985/1986)
terhadap 11 buah penelitian, dan Baker (1994) terhadap 13 buah
penelitian menunjukkan bahwa pendidikan inklusif berdampak
positif, baik terhadap perkembangan akademik maupun sosial
anak berkebutuhan khusus dan teman sebayanya.

7
Tujuan Pendidikan Inklusif
Pendidikan inklusif bertujuan sebagai sistem layanan
pendidikan yang mengikutsertakan anak berkebutuhan
khusus belajar bersama dengan anak sebayanya di
sekolah reguler yang terdekat dengan tempat tinggalnya.
Semangat penyelenggaraan pendidikan inklusif adalah
memberikan kesempatan atau akses yang seluas-luasnya
kepada semua anak untuk memperoleh pendidikan yang
bermutu dan sesuai dengan kebutuhan individu peserta
didik tanpa diskriminasi (Kemdikbud, 2012)

11
Urgensi Pendidikan Inklusif
Beberapa alasan mengapa pendidikan inklusif penting untuk
diimplementasikan:
• Semua anak mempunyai hak yang sama untuk memperoleh
pendidikan yang bermutu dan tidak didiskriminasikan.
• Semua anak mempunyai kemampuan untuk mengikuti pelajaran
tanpa melihat kelainan dan kecacatannya.
• Perbedaan merupakan penguat dalam meningkatkan mutu
pembelajaran bagi semua anak.
• Sekolah dan guru mempunyai kemampuan untuk belajar
merespon dari kebutuhan pembelajaran yang berbeda.

(Kemdikbud, 2012)

12
AKTIVITAS 1
• Diskusi dilakukan di dalam kelas oleh peserta diklat tentang
sekolah penyelenggara pendidikan inklusif
• Masing-masing peserta untuk mencatat mengenai keberagaman
yang ada di sekolah penyelenggara pendidikan inklusif
• Peserta bekerja dan berdiskusi dalam kelompok yang ada dan
menjawab pertanyaan sebagai berikut:
a) Keberagaman apa saja yang ada di sekolah inklusif?
b) Menurut Anda, apa dampak dari keberagaman disabilitas
peserta didik terhadap pembelajaran?
• Peserta diklat mencatat hasil diskusi pada kertas plano yang telah
diberikan dan dipresentasikan (bisa menggunakan);

CATATAN: Sekolah inklusif yang dibahas adalah sekolah dimana guru


mengajar atau bisa dengan menggunakan video 2.
13
SUB MATERI-2
PRINSIP-PRINSIP PENDIDIKAN INKLUSIF

14
PRINSIP-PRINSIP PENDIDIKAN INKLUSIF
Prinsip-prinsip penyelenggaraan pendidikan inklusif:
• Prinsip pemerataan dan peningkatan mutu
• Prinsip kebutuhan individual
• Prinsip kebermaknaan
• Prinsip keberlanjutan
• Prinsip Keterlibatan

15
PRINSIP-PRINSIP PENDIDIKAN INKLUSIF
Prinsip-prinsip pembelajaran di sekolah inklusif:
• Prinsip motivasi
• Prinsip latar atau konteks
• Prinsip hubungan sosial
• Prinsip individualisasi

16
PRINSIP-PRINSIP PENDIDIKAN INKLUSIF
Prinsip-prinsip Universal Primary Education:
1. Perkembangan Kebijakan, Kerangka Hukum dan Sistem
Kelembagaan
2. Komitmen pada Filsafat Pendidikan yang Berpusat Pada
Anak (Child- Centered)
3. Penekanan pada Keberhasilan dan Peningkatan Kualitas
4. Memperkuat Hubungan Antara Sistem Reguler dan
Sistem Khusus
5. Komitmen untuk Berbagi Tanggung Jawab dalam
Masyarakat
6. Pengakuan oleh Para Profesional Tentang Keragaman
yang Lebih Besar
7. Komitmen terhadap pendekatan yang holistik
17
AKTIVITAS 2
• Kegiatan diskusi dilakukan di dalam kelas oleh peserta
diklat tentang prinsip pendidikan inklusif, dengan
melihat video 3;
• Masing-masing peserta untuk mencatat prinsip-prinsip
pendidikan inklusif dari video, lalu dikaji dengan materi
modul maupun sumber lain;
• Peserta diklat bekerja dan berdiskusi dalam kelompok;
• Peserta mencatat hasil diskusi pada kertas plano yang
telah diberikan lalu dipresentasikan;

18
SUB MATERI-3
SISTEM DUKUNGAN DALAM PENDIDIKAN INKLUSIF

19
AKTIVITAS 3
• Peserta melakukan brainstorming tentang pengertian sistem
dukungan sesuai dengan pemahaman masing-masing.
• Peserta membaca uraian materi tentang Sistem Dukungan dalam
Pendidikan Inklusif.
• Peserta membentuk lima kelompok.
• Masing-masing kelompok bekerjasama mendiskusikan tentang
hal-hal berikut:
1. Setelah membaca materi tentang konsep sistem dukungan,
dan mendapat input materi tentang pengertian dan prinsip
pendidikan inklusif pada kegiatan pembelajaran sebelumnya,
buatlah kesimpulan mengenai definisi sistem dukungan dalam
penyelenggaraan pendidikan inklusif.
2. Silahkan menggunakan sumber belajar yang ada (internet)
untuk mencari pasal pada Permendiknas No 70 tahun 2009
yang mengatur tentang dukungan bagi satuan pendidikan
penyelenggara pendidikan inklusif.
20
SISTEM DUKUNGAN DALAM PENDIDIKAN INKLUSIF
• Istilah layanan dukungan dalam pendidikan inklusif
merujuk pada berbagai ragam kalangan profesional
yang memberikan saran dan keahlian mereka untuk
membantu pendidikan umum dan inklusivitas peserta
didik dengan hambatan untuk belajar dan
berkembang.
• Sistem dukungan pendidikan inklusif dapat berupa
kebijakan-kebijakan atau regulasi-regulasi tentang
pendidikan inklusif baik dari pemerintah maupun dari
pemda. Sistem dukungan lainnya dapat berupa
dukungan sarana prasarana, pembiayaan, dukungan
tenaga pendidik dan kependidikan baik dari lembaga
pemerintah maupun non pemerintah. 21
SISTEM DUKUNGAN DALAM PENDIDIKAN INKLUSIF
• Penyelenggaraan pendidikan inklusif, dalam praktiknya
memerlukan kerjasama tim, antara guru kelas, guru
mata pelajaran, dan Guru Pembimbing Khusus (GPK).
• Guru Pembimbing Khusus (GPK), dapat dikatakan
sebagai pendukung utama (core supporting system)
dalam mendukung kelancaran proses pembelajaran di
sekolah inklusif.

22
SISTEM DUKUNGAN DALAM PENDIDIKAN INKLUSIF
Peran GPK di sekolah inklusif:
• Menyusun instrumen asesmen pendidikan bersama-sama dengan
guru kelas dan guru mata pelajaran
• Membangun sistem koordinasi antara guru, pihak sekolah dan
orang tua peserta didik.
• Melaksanakan pendampingan anak berkebutuhan khusus pada
kegiatan pembelajaran bersama-sama dengan guru kelas/guru
mata pelajaran/guru bidang studi.
• Memberikan bantuan layanan khusus bagi anak-anak
berkebutuhan khusus yang mengalami hambatan dalam
mengikuti kegiatan pembelajaran di kelas umum, misalnya
berupa remedial.
• Memberikan bimbingan secara berkesinambungan dan membuat
catatan khusus kepada anak-anak berkebutuhan khusus selama
mengikuti kegiatan pembelajaran, yang dapat dipahami jika
terjadi pergantian guru.
23
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai