PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sadar atau tidak. dalam kehidupan sehari-hari baik dalam bisnis, teman
sejawat, saudara, maupun keluarga, kita telah menggunakan sarana negosiasi. Hanya
saja istilah yang digunakan tidak secara langsung merujuk hal itu. Negosiasi dapat
dilakukan kapan saja, di mana saja, dan oleh siapa saja. Seperti yang sering
ditemukan di pasar, kerjasama bisnis atau pun dalam penyelesasian sengketa.
Negosiasi sering dipilih sebagai alternatif penyelesaian sengketa karena bentuknya
yang sederhana (tidak memerlukan pihak ketiga) dan efisien dalam hal waktu, biaya,
dan pelestarian hubungan.
Namun dewasa ini sering ditemukan negosiasi yang tidak baik. Sebagai
contoh bentuk negosiasi di Pasar yaitu penjual cenderung menaikkan harga yang
setinggi-tingginya dan pembeli memberi penawaran yang serendah-rendahnya yang
akhirnya tidak terjadi kesepakatan. Atau apabila terjadi kesepatakan bisa jadi
konsumen terkecoh dengan barang yang sama dijual lebih murah ditempat lain atau
dengan harga yang lebih mahal namun memiliki kualitas yang rendah. Bentuk seperti
ini dinilai bahwa para pihak tidak mementingkan hubungan ke depan. mereka
menggunakan prinsip “biarlah aku menang dan dia kalah”. Padahal fungsi utama
negosiasi yaitu agar hubungan tetap baik. Oleh karena itu makalah akan membahas
mengenai negosiasi sebagai alternatif penyelesaian sengketa.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Keuntungan Negosiasi?
2. Bagaimana Hambatan-Hambatan dalam Negosiasi ?
3. Bagaimana Langkah-langkah dalam Bernegosiasi?
BAB II
PEMBAHASAN
2. Kelemahan Negosiasi :
a. Tidak dapat berjalan tanpa adanya kesepakatan dari keduabelah pihak.
b. Tidak efektif jika dilakukan oleh pihak yang tidak berwenang mengambil
kesepakatan.
1
Sardjono, T. 2009. 8 Langkah Sukses Negosiasi. Depok: Raih Asa Sukses. Hal. 34.
2
Lili Adi Wibowo, Disampaikan pada pendidikan dan pelatihan guru (PLPG) bidang keahlian
menejemen bisnis,(Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung, 15 maret 2008)
b. Kesiapan (Preparedness) melakukan negosiasi.
j. Tanpa prasangka dan segala komunikasiatau diskusi yang terjadi tidak dapat
digunakan sebagai alat bukti.
3 Margono, Suyud, 2000. ADR (Alternative Dispute Resolution) dan Arbitrase: Proses Pelembagaan
3. Menjadi emosional
Adalah hal yang wajar menjadi emosional pada saat melakukan negosiasi
yang penting. Namun, semakin kita emosional, semakin kita kurang membangun
negosiasi yang konstruktif. Sangat penting untuk menjaga kendali.
4 Sardjono, Tony. 2009. 8 Langkah Sukses Negosiasi. Jakarta : Raih Asa Sukses
5
Ido Priyono Hadi, (2001), Teknik Negosiasi, Program Studi Manajemen Perhotelan UK Petra
5. Fokus pada kepribadian, bukan isu
Biasanya, dengan orang yang tidak begitu kita sukai, kita cenderung
menganggap betapa sulitnya orang tersebut. Ketika hal tersebut terjadi, negosiasi
yang efektif tidak mungkin dilakukan. Maka penting untuk berpegang pada isu,
dan menyingkirkan rasa suka atau tidak suka pada individu.
Tawar
Persiapan Klarifikasi menawar Penutupan
Penentuan
dan dan dan dan
Aturan Dasar
Perencanaan Justifikasi Pemecahan Implementas
Masalah
6 Prijosaksono, Aribowo Roy Sembel. Negosiasi. The Indonesia Learning Institute, Indonesia.1999, hal 51.
lebih siap menangkis argumennya dengan mengemukakan fakta dan angka-angka
yang mendukung posisi kita.
7
Lili Adi Wibowo, Disampaikan pada pendidikan dan pelatihan guru (PLPG) bidang keahlian
menejemen bisnis,(Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung, 15 maret 2008)
ini bisa dilaklukan sebelum terjadinya proses negosiasi oleh masing-maing kedua
belah pihak atau bersama-sama secara berbarengan dengan kedua belah pihak, jika
negosiasi yang sudah terjadi dapat direncanakan
2. Tawar menawar
3. Legalisasi
1. Susunan pendahuluan
a. Ucapan salam, selamat atau sapaan hormat lainnya.
b. Perkenalan identitas diri masing-masing negosiator.
c. Mempersiapkan perlengkapan perlatan yang digunakan masing-masing kedua
belah pihak, seperti ATK (Alat tulis kantor), dokumen perjanjian, laptop,
handycam, infocus, atau perlengkapan lainnya sesuai kebutuhan.
2. Susunan negosiasi
a. Negosiasi dibuka dengan kata awalan yang resmi.
b. Diawali dengan mengungkapkan tema maksud negosiasi.
c. Pada permulaan hendaknya masing-masing negosiator menyodorkan inti
permasalahan yang mendasar.
8
Ibid.
d. Susunan inti negosiasi.
e. Sampaikan gagasan secara bergiliran antara penjual dan calon pembeli.
f. Bila terjadi debat yang tiada berpangkal, cepat cari jalan tengah agar
negosiasi tidak berlarut.
g. Untuk melengkapi kejelasan dalam negosiasi, guanakanlah data akurat yang
diperlukan.
h. Pada pelaksanaan negosiasi, perhatian dipusatkan pada aspek negosiasi yang
diharpkan akan terus berulang kembali.
3. Susunan penutupan
a. Bacakan hasil kesepakatan sekali lagi sebelum negosiasi diakhiri.
b. Bila negosiasi telah tuntas, segera buat legalitas dan bila belum tuntas, buat
kesepakatan untuk pertemuan berikutnya.
c. Minta maaf bila selama diskusi terjadi kekeliruan dan emosiaonal.
d. Ucapkan salam terakhir
DAFTAR PUSTAKA
Margono, Suyud, 2000. ADR (Alternative Dispute Resolution) dan Arbitrase: Proses
Pelembagaan dan Aspek Hukum. Ghalia Indonesia; Jakarta.
Sardjono, Tony. 2009. 8 Langkah Sukses Negosiasi. Jakarta : Raih Asa Sukses
Lili Adi Wibowo, Disampaikan pada pendidikan dan pelatihan guru (PLPG) bidang
keahlian menejemen bisnis,(Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung, 15
maret 2008)
Ido Priyono Hadi, (2001), Teknik Negosiasi, Program Studi Manajemen Perhotelan
UK Petra