Anda di halaman 1dari 12

1. Apa Itu Administrasi Publik?

Administrasi publik ialah salah satu dari ilmu sosial yang mengkaji sistem pengelolaan
negara yang mengaitkan dengan kebijakan, organisasi, manajemen, dan pelayanan. Administrasi
publik selalu berhubungan dengan Legislatif, Yudikatif, dan Eksekutif. Selain itu, administrasi
publik erat kaitannya dengan berbagai peraturan dan kebijakan yang berhubungan dengan
publik, tujuan negara, administrasi pembangunan, dan etika yang mengatur penyelenggaraan
negara dengan baik.
Jika ditinjau secara tata bahasa, administrasi publik mempunyai dua kata penyusun, yaitu
administrasi dan publik. Dengan demikian, administrasi bisa diartikan sebagai suatu kegiatan
atau kerja sama sekelompok orang yang bertujuan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.
Sedangkan kata publik diartikan sebagai negara dan warga negara atau Masyarakat. Dengan
begitu, administrasi publik bisa kita artikan sebagai sebuah proses menjalankan keputusan atau
kebijakan untuk kepentingan negara, warga negara, atau masyarakat. Perlu kita ketahui bersama
bahwa administrasi publik seperti halnya dengan administrasi lainnya yang dilakukan
dengan tujuan untuk kepentingan umum.
Marx mendefinisikan administrasi sebagai administrasi ditentukan dengan tindakan yang
diambil dalam mencapai tujuan yang telah disadari. Ini merupakan penataan urusan yang
sistematis dan penggunaan sumber daya yang diperhitungkan dengan tujuan untuk
mewujudkannya yang diinginkan oleh seseorang/organisasi. Pendapat selanjutnya datang dari
Frederic Lane yang mengartikan administrasi sebagai pengorganisasian dan pemeliharaan
sumber daya manusia serta fiskal untuk mencapai tujuan suatu kelompok. Definisi yang lengkap
untuk administrasi publik bagaimana pun susah untuk dicapai karena banyaknya tugas yang
termasuk dalam administrasi publik ini.
Sementara itu, menurut L D White, administrasi publik terdiri atas semua operasi yang
bertujuan guna memenuhi atau menegakkan kebijakan publik. Di sisi lain, menurut Woodrow
Wilson, administrasi publik merupakan penerapan hukum secara terperinci dan sistematis. Bisa
juga dikatakan bahwa administrasi publik tidak lain merupakan kebijakan, praktik, aturan dan
regulasi, serta lain sebagainya.
Saat ini, apakah administrasi publik dapat dipisahkan dari sistem sosial dan politik?
Jawabannya, tentu tidak dan oleh karena itu muncul definisi lain yang diberikan oleh F A Nigro,
yang berpendapat bahwa administrasi publik pada intinya merupakan upaya kelompok
kooperatif dalam suatu pengaturan publik. Kedua, ini mencakup ketiga cabang pada tiga pokok
pemerintah, yaitu eksekutif, legislatif dan yudikatif. Lebih lanjut, dijelaskan bahwa karena
administrasi publik memainkan peran penting dalam perumusan kebijakan, oleh karena itu
menjadi bagian dari proses politik juga, contohnya Rancangan Undang-Undang dan Undang-
Undang.
Selain itu, Nigro juga mengungkapkan bahwa administrasi publik berbeda dengan
administrasi swasta dalam banyak hal. Lebih lanjut, administrasi publik berinteraksi dengan
berbagai kelompok swasta dan individu dalam memberikan layanan ke masyarakat.
A. Bagaimana Sifat Administrasi Publik?

Tentu saja, pada sifat administrasi publik ada dua pandangan yang populer kita kenal, satu
pandangan integral dan yang satunya lagi ialah pandangan manajerial. Pandangan integral
meliputi semua dan terdiri dari jumlah total semua kegiatan pada manajerial, administrasi,
teknis, dan manual serta karyawan dari segala tingkatan. Pandangan ini kemudian didukung oleh
L. D. White dan Dimock. Ini bisa jadi berbeda dengan satu lembaga ke lembaga lainnya
tergantung pada bidang pekerjaan yang digeluti. Di sisi lain, menurut pandangan manajerial,
sesuai namanya, administrasi publik hanya melibatkan kegiatan manajerial saja. Pandangan ini
lalu didukung oleh sejumlah tokoh, di antaranya Simon, Smithburg, Thompson dan Luther
Gulick. Selain itu kata administrasi itu sendiri sangat kontekstual dan bisa bervariasi dalam arti
dan definisi dari satu organisasi ke organisasi lainnya secara terbuka.
Dengan demikian, jika ingin memahaminya dari konteks dan setting pada sebuah
organisasi, bisa dijelaskan secara kasar bahwa pimpinan puncak atau dewan memutuskan visi,
misi, tujuan baik jangka pendek dan jangka panjang, dan kepala unit bisnis selanjutnya membuat
rencana tindakan dan membuat atau mereformasi proses, membagikan tanggung jawab,
mengarahkan perencanaan, mengajak orang-orang untuk bergabung, serta mulai bekerja untuk
mencapai tujuan yang sudah ditetapkan dan sesuai dengan pedoman yang ditentukan. Intinya,
pengurus bisa jadi pimpinan pemerintah dan unit bisnis beserta timnya dapat menjadi
administrator publik yang menjadi pelaksana dan sebenarnya orang yang menjalankan
pertunjukan juga.

B. Bagaimana Sifat dan Ruang Lingkup Administrasi Publik?

Administrasi publik merupakan aspek terpenting dari birokrasi di seluruh dunia; baik itu
negara dengan karakteristik demokrasi, sosialis, atau bahkan kapitalis. Apalagi, dalam negara
sosialis, karena semua aspek kehidupan warga dipengaruhi dan ditentukan oleh pemerintah,
peran pemerintah amat sangat kuat. Namun, ada perubahan besar dalam cara administrasi publik
diimplementasikan dari zaman kuno dan abad pertengahan saat inisiatif tidak lebih dari fungsi
administratif sporadis seperti menjaga hukum dan ketertiban serta mengumpulkan pendapatan
dengan sedikit atau tanpa aktivitas untuk mencapai kesejahteraan.
Orang-orang yang melakukan kegiatan administrasi publik ini dipilih oleh raja-raja dan
tidak lebih baik dari pelayan pribadi mereka saja. Seiring dengan perkembangan zaman, tujuan
administrasi publik juga berubah dan di abad kesembilan belas; pendekatan terorganisir untuk
melayani sipil dan administrasi publik diadopsi. Pendekatan ini didasarkan pada kerangka
hukum yang lengkap menggantikan fungsi patriarki dan turun-temurun dengan birokrasi yang
telah mengakar dengan kuat. Adanya pendekatan baru bagi administrasi publik terjadi
disebabkan sejumlah alasan. Salah satu alasan utama dan terpenting yaitu revolusi industri.
Dengan adanya revolusi industri, pemerintah di suatu negara memasuki perdagangan, yang
kemudian diikuti oleh paham isme-isme, yaitu imperialisme, nasionalisme, dan
internasionalisme yang menambah perluasan tugas dan tanggung jawab suatu pemerintahan. Di
zaman sekarang ini, sekali lagi jauh berbeda dengan yang terjadi seabad yang lalu. Selain itu,
ruang lingkup administrasi publik juga telah mengalami pergeseran, termasuk susah untuk
memutuskan apakah itu paradigma atau bukan. Akan tetapi, seiring dengan meningkatnya
kesadaran di kalangan masyarakat terutama di negara yang berkembang dan memperoleh ilmu
pengetahuan tentang hak, hak istimewa, dan hukum di antara orang-orang di negara maju
(misalnya saja perdebatan tentang Undang-Undang Rekonsiliasi Perawatan Kesehatan dan
Pendidikan tahun 2010) telah memunculkan tantangan baru bagi para administrator publik dan
pembuat/pemangku kebijakan dalam suatu pemerintahan.
Permintaan untuk layanan nasional yang bersatu, konflik kepentingan antara berbagai
bagian ekonomi dalam suatu masyarakat dan dengan migrasi global serta kemudian globalisasi;
perlindungan kepentingan kelompok multi-etnis masyarakat telah menyebabkan administrator
publik sibuk. Administrasi ini sangat penting karena tidak cukup untuk membuat kebijakan dan
undang-undang di atas kertas putih saja. Penafsiran, penerjemahan kebijakan, dan undang-
undang tersebut menjadi tindakan dan pelaksanaannya merupakan bagian yang tidak mudah.
Oleh karena itu, penyelenggara publik wajib memainkan peran penting dalam menjalankan
pemerintahan sebagai mesin yang berjalan. Adanya birokrasi mungkin sering diejek oleh
kalangan masyarakat, akan tetapi apabila pekerjaan administratif dihentikan, tidak ada yang
benar-benar terjadi. Di hampir seluruh negara di dunia, jumlah orang yang dipekerjakan dalam
pekerjaan administrasi publik tergolong sangat banyak, contohnya negara adidaya Amerika
Serikat, angkanya kira-kira mencapai 2.036.000 warga sipil, tidak termasuk pegawai Kongres
dan pengadilan Federal. Selain di Amerika Serikat, di Inggris angkanya mencapai beberapa ribu
dan di India juga ada ujian untuk menjadi pegawai negeri. Dari berbagai peran penting yang
dimainkan administrasi negara, yang paling penting yaitu melaksanakan hukum dan kebijakan
dengan baik, optimal, dan patuh, serta bertindak sebagai adjudicator.

C. Apa Fungsi Administrasi Publik?

Ada beberapa fungsi administrasi publik, di antaranya:

 Fungsi Tradisional

Fungsi tradisional adalah fungsi yang utama dalam suatu administrasi publik. Fungsi ini
mencakup kesejahteraan umum, perpajakan, hubungan luar negeri, ketertiban dalam
negeri, pertahanan dan keamanan, pekerjaan umum, dan lain sebagainya.

 Fungsi Pembangunan Bangsa

Fungsi kedua, yaitu pembangunan bangsa yang bertujuan menumbuhkan rasa cinta
tanah air dan bangsa Indonesia di tengah masyarakat Indonesia yang sangat heterogen dan
globalisasi yang tak terbendung.

 Fungsi Manajemen Ekonomi

Fungsi yang lainnya, administrasi publik sebagai pembuat regulasi untuk manajemen
ekonomi.

 Fungsi Kesejahteraan Sosial

Fungsi keempat yaitu fungsi kesejahteraan sosial yang langsung berhubungan dengan
sistem pelayanan kesejahteraan bagi warga negara. Pemerintah wajib ikut campur tangan
dalam meningkatkan kesejahteraan sosial dengan cara memberikan pelayanan kepada
warga negara atau masyarakat, seperti perumahan umum, pelayanan kesehatan dan
jaminan sosial kesejahteraan sosial yang sesuai dengan amanat konstitusi.

 Fungsi Kontrol Terhadap Lingkungan

Fungsi kontrol lingkungan bertujuan untuk mencegah terjadinya kerusakan pada


lingkungan akibat ulah serakah manusia dalam mengeksploitasi alam. Oleh karena itu,
dilakukan kontrol terhadap lingkungan seperti dengan riset dan pengembangan,
konservasi, tata kota, dan lain sebagainya yang bertujuan menjaga lingkungan.

 Fungsi Hak Asasi Manusia (HAM)

Fungsi terakhir yaitu fungsi hak manusia yang memberikan jaminan demokrasi bagi
warga negara, sehingga pemerintah dapat melayani dan melindungi publik dengan baik.
Sebagai salah satu fungsi dari hak tersebut yaitu perlindungan terhadap Hak Asasi
Manusia (HAM).

D. Apa Sih Tujuan Administrasi Publik?

Jika dilihat secara umum, administrasi publik mempunyai beberapa tujuan, yaitu:

 Memastikan keamanan publik dengan baik


 Memastikan kesejahteraan publik secara merata
 Memastikan keadilan bagi seluruh warga negara tanpa memandang apapun
Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, dibutuhkan kerja sama yang baik antara lembaga
pemerintahan dan tentu saja warga negara atau masyarakat. Tidak dipungkiri, tujuan utama dari
administrasi publik yaitu agar bisa mencapai tujuan negara sesuai dengan keinginan publik.
Adapun beberapa keinginan publik tersebut seperti di bawah ini: keamanan, kesejahteraan,
keadilan. Untuk bisa mencapai tujuan administrasi publik tersebut, maka diperlukan beberapa
hal seperti berikut ini:

 Partisipasi sosial

Partisipasi sosial merupakan keikutsertaan masyarakat dalam pelaksanaan administrasi


publik agar terlaksana dengan baik

 Tanggung jawab sosial

Tanggung jawab sosial adalah pertanggungjawaban yang dilakukan oleh pelaksana


administrasi publik kepada masyarakat atau warga negara.

 Dukungan sosial

Dukungan sosial ini merupakan dukungan yang diberikan oleh publik terhadap
pelaksanaan administrasi public

 Kontrol sosial

Kontrol sosial ini yaitu kontrol atau pengawasan yang dilakukan oleh publik terhadap
kegiatan administrasi publik yang dilakukan oleh pemerintah.

Dari sini kita paham bahwa administrasi publik bisa ikut menentukan apa saja tujuan
pembangunan dan menentukan bagaimana cara untuk mencapai tujuan tersebut. Terlebih, yang
berhubungan dengan pelayanan umum atau publik bagi semua warga negara Indonesia.
Administrasi publik dapat berkembang sesuai dengan kebutuhan suatu negara dan kondisinya.
Dengan semakin kompleks masalah di suatu negara tersebut, maka akan muncul cara-cara baru
sebagai solusi terhadap masalah tersebut juga. Itu sebabnya ilmu administrasi publik
berkembang secara dinamis sesuai dengan perkembangan zaman, manusia, dan suatu negara.
E. Apa Saja Teori Administrasi Publik?

Teori Administrasi Publik merupakan penggabungan sejarah, teori organisasi, teori sosial,
teori politik, dan studi yang berkaitan dengan fokus pada makna, struktur dan fungsi pelayanan
publik dalam seluruh bentuknya.

Teori administrasi publik sering menjelaskan dasar-dasar sejarah utama untuk studi
birokrasi dan masalah epistemologis yang erat kaitannya dengan pelayanan publik sebagai
profesi dan sebagai bidang akademik sekaligus. Terdapat beberapa kelompok teori mengenai
administrasi publik, di antaranya:

 Teori deskriptif eksplanatif

Teori deskriptif ialah teori yang mempunyai sifat memberi penjelasan dengan abstrak
realitas administrasi negara. Contohnya yaitu teori yang menjelaskan tentang
ketidakmampuan administratif.

 Teori Normatif

Teori normatif merupakan teori yang bertujuan untuk menjelaskan situasi dengan masa
mendatang, idealnya adalah dari suatu kondisi. Contohnya yaitu teori tentang
kepemimpinan ideal tentang masa depan.

 Teori Asumtif

Teori asumtif menjadi teori yang menekankan pada prakondisi, anggapan terhadap
adanya suatu realitas sosial di balik teori atau suatu proposisi. Contohnya yaitu teori X dan
Y dari McGregor yang menyatakan bahwa manusia mempunyai kemampuan baik (Y) dan
kurang baik (X).

 Teori Instrumental

Teori instrumental adalah teori-teori yang fokus pada “bagaimana dan kapan”, lebih
pada penerapan atau aplikasi dari teori tersebut. Sebagai contohnya yaitu teori tentang
kebijakan, bagaimana kebijakan dijalankan dan kapan waktunya kebijakan tersebut
dilaksanakan.

2. Manajemen kepemilikan

Manajemen kepemilikan, atau sering disebut juga dengan "asset management" dalam
bahasa Inggris, merujuk pada proses perencanaan, pengelolaan, dan pengawasan aset atau
properti yang dimiliki oleh suatu entitas, seperti perusahaan, organisasi, atau individu. Aset
dalam konteks ini dapat mencakup berbagai jenis, termasuk properti fisik, investasi finansial,
kepemilikan intelektual, dan lain sebagainya.
Manajemen kepemilikan adalah istilah yang merujuk pada proses dan praktik yang
digunakan untuk mengelola dan mengoptimalkan kepemilikan suatu bisnis atau aset. Ini
melibatkan berbagai aspek, termasuk pengelolaan kepemilikan saham, aset fisik, dan aset
intelektual dalam suatu perusahaan atau entitas bisnis. Manajemen kepemilikan dapat menjadi
penting dalam konteks perusahaan keluarga, perusahaan yang dimiliki oleh berbagai pemegang
saham, perusahaan yang beralih kepemilikan, atau perusahaan yang memiliki banyak aset yang
harus diatur.
Manajemen kepemilikan melibatkan serangkaian keputusan dan tindakan yang bertujuan
untuk mengoptimalkan nilai dan kinerja aset. Tujuannya dapat bervariasi tergantung pada entitas
yang melakukan manajemen kepemilikan, namun beberapa tujuan umumnya mencakup:

 Pertumbuhan Nilai: Meningkatkan nilai aset melalui investasi yang bijak, perawatan,
dan perbaikan.
 Pengurangan Risiko: Mengelola risiko yang terkait dengan kepemilikan aset, seperti
risiko perubahan nilai, kerusakan, atau kehilangan.
 Pemeliharaan dan Perawatan: Memastikan aset dalam kondisi baik dan beroperasi
dengan efisien.
 Pemenuhan Kewajiban: Memastikan bahwa kewajiban terkait dengan aset (seperti
pajak properti) terpenuhi tepat waktu.
 Likuiditas: Mengelola likuiditas aset, termasuk kemampuan untuk mengonversi aset
menjadi uang tunai jika diperlukan.
 Diversifikasi: Mencapai diversifikasi portofolio aset untuk mengurangi risiko.

Manajemen kepemilikan dapat melibatkan berbagai jenis aset, termasuk saham dan
obligasi, properti komersial atau residensial, tanah, peralatan, serta aset intelektual seperti paten
dan merek dagang. Proses ini melibatkan analisis, perencanaan, pemantauan, dan pengambilan
keputusan yang strategis agar entitas tersebut dapat mengelola asetnya dengan efektif dan
mengoptimalkan pengembalian investasi.
Manajemen kepemilikan dapat dilakukan oleh individu untuk mengelola portofolio
investasinya, oleh perusahaan untuk mengelola aset bisnisnya, atau oleh manajer aset
profesional untuk mengelola dana investasi atas nama investor. beberapa aspek penting
manajemen kepemilikan, yaitu :

 Perencanaan Keuangan: Manajemen kepemilikan juga terkait dengan perencanaan


keuangan yang mencakup alokasi aset, penentuan tujuan keuangan, dan perencanaan
pensiun. Ini membantu individu atau entitas dalam merencanakan bagaimana mereka
akan mencapai tujuan keuangan mereka dengan memanfaatkan aset yang dimiliki.

 Evaluasi Kinerja: Dalam manajemen kepemilikan, penting untuk secara teratur


mengevaluasi kinerja aset. Ini melibatkan pemantauan nilai aset, pendapatan yang
dihasilkan, biaya yang terkait dengan aset, dan sebagainya. Hasil evaluasi ini dapat
digunakan untuk mengambil keputusan strategis seperti apakah aset perlu
dipertahankan, ditingkatkan, atau dijual.

 Pajak dan Peraturan: Manajemen kepemilikan harus mempertimbangkan implikasi


pajak dan peraturan terkait dengan aset. Ini termasuk perhitungan pajak yang harus
dibayar, manfaat potensial dari insentif pajak, dan kepatuhan terhadap peraturan
pemerintah terkait kepemilikan aset.

 Pengelolaan Portofolio: Bagi mereka yang memiliki portofolio investasi yang beragam,
seperti saham, obligasi, dan properti, manajemen kepemilikan melibatkan keputusan
tentang sejauh mana portofolio ini harus diperbarui, direstrukturisasi, atau disesuaikan
dengan tujuan investasi.

 Perencanaan Suksesi: Untuk entitas bisnis atau keluarga yang memiliki aset yang
signifikan, perencanaan suksesi menjadi aspek penting dalam manajemen kepemilikan.
Ini melibatkan perencanaan tentang bagaimana aset akan dialihkan kepada generasi
berikutnya atau entitas lain dalam hal kepemilikan bisnis atau harta warisan.

Manajemen kepemilikan adalah pendekatan holistik yang mempertimbangkan semua


aspek kepemilikan aset, dari perencanaan hingga pelaksanaan dan pengawasan. Ini penting
untuk mengoptimalkan nilai aset, meminimalkan risiko, dan mencapai tujuan finansial yang
telah ditetapkan. Apakah dalam konteks bisnis atau keuangan pribadi, manajemen kepemilikan
adalah proses yang kritis untuk mencapai keberhasilan jangka Panjang, seperti :

 Analisis Risiko: Manajemen kepemilikan juga melibatkan analisis risiko yang cermat.
Ini mencakup identifikasi potensial risiko yang dapat memengaruhi nilai aset, seperti
risiko pasar, risiko kredit, risiko operasional, dan lain sebagainya. Manajer aset atau
pemilik aset harus mengambil tindakan untuk mengurangi, mentransfer, atau mengelola
risiko ini sesuai dengan tujuan kepemilikan mereka.

 Perencanaan Perawatan dan Pemeliharaan: Untuk aset fisik, seperti properti atau
peralatan, manajemen kepemilikan melibatkan perencanaan perawatan dan
pemeliharaan yang berkala. Ini penting untuk memastikan aset tetap dalam kondisi
optimal dan tidak mengalami penurunan nilai yang tidak perlu.

 Pemantauan Pasar dan Kondisi Ekonomi: Manajemen kepemilikan memerlukan


pemantauan pasar dan kondisi ekonomi yang terus-menerus. Ini membantu dalam
pengambilan keputusan yang tepat waktu dan relevan, seperti kapan membeli, menjual,
atau merestrukturisasi aset berdasarkan perubahan dalam lingkungan bisnis atau
investasi.

 Kepatuhan Hukum dan Etika: Dalam manajemen kepemilikan, penting untuk


beroperasi sesuai dengan peraturan hukum dan etika yang berlaku. Hal ini termasuk
peraturan terkait dengan kepemilikan aset, perpajakan, serta kewajiban kepada
pemegang saham atau pemilik aset lainnya.

 Penggunaan Teknologi: Manajemen kepemilikan juga semakin mengadopsi teknologi


seperti perangkat lunak manajemen aset, analisis data, dan platform perencanaan
keuangan untuk membantu dalam pengambilan keputusan dan pemantauan aset.

Manajemen kepemilikan, baik dalam konteks bisnis maupun keuangan pribadi, merupakan
disiplin yang kompleks dan penting untuk mencapai tujuan finansial dan bisnis yang sukses. Hal
ini melibatkan berbagai disiplin ilmu, termasuk keuangan, perencanaan, analisis risiko, hukum,
dan ekonomi, serta memerlukan pemahaman yang mendalam tentang jenis aset yang dikelola
dan tujuan kepemilikan yang ditetapkan.

Organisasi adalah sebuah entitas atau struktur yang dibentuk untuk mencapai tujuan tertentu atau
untuk menjalankan aktivitas tertentu. Organisasi dapat memiliki berbagai bentuk, ukuran, dan
tujuan yang berbeda, dan mereka dapat beroperasi dalam berbagai sektor, termasuk sektor
bisnis, pemerintahan, nirlaba, pendidikan, dan lain sebagainya.

Berikut beberapa karakteristik umum dari organisasi:


1. **Tujuan dan Misi**: Organisasi memiliki tujuan yang ditetapkan atau misi yang menjadi
landasan keberadaannya. Tujuan ini dapat bersifat ekonomi (seperti mencari laba), sosial (seperti
menyediakan pelayanan masyarakat), atau tujuan lainnya.

2. **Struktur**: Organisasi memiliki struktur yang menentukan bagaimana kekuasaan,


tanggung jawab, dan komunikasi diatur di dalamnya. Struktur ini bisa hierarkis, matriks, atau
memiliki bentuk lainnya.

3. **Anggota atau Karyawan**: Organisasi biasanya terdiri dari anggota atau karyawan yang
memiliki peran dan tanggung jawab tertentu dalam mencapai tujuan organisasi.

4. **Kultur Organisasi**: Organisasi memiliki budaya atau norma yang mengatur perilaku
anggota dan mempengaruhi cara kerja organisasi. Kultur ini mencerminkan nilai-nilai, etika, dan
cara berinteraksi dalam organisasi.

5. **Manajemen dan Pengambilan Keputusan**: Organisasi memiliki sistem manajemen yang


bertanggung jawab atas pengambilan keputusan, perencanaan, pengorganisasian, pengawasan,
dan pengendalian aktivitas organisasi.

6. **Sumber Daya**: Organisasi memerlukan sumber daya seperti keuangan, tenaga kerja,
teknologi, dan fasilitas untuk menjalankan operasinya.

7. **Pengendalian dan Evaluasi**: Organisasi melakukan pengendalian dan evaluasi terhadap


kinerjanya untuk memastikan bahwa tujuan dan misi tercapai dengan baik. Hal ini melibatkan
pengukuran, pelaporan, dan perbaikan berkelanjutan.

8. **Kehidupan Siklus**: Organisasi bisa memiliki berbagai tahapan dalam kehidupan


siklusnya, termasuk pembentukan, pertumbuhan, matang, dan mungkin juga penurunan atau
perubahan struktural.

9. **Ketergantungan Eksternal**: Organisasi sering kali bergantung pada lingkungan eksternal,


termasuk pasar, pemerintah, persaingan, dan faktor-faktor lain yang dapat memengaruhi
operasinya.
10. **Hukum dan Peraturan**: Organisasi tunduk pada hukum dan peraturan yang berlaku di
wilayah atau negara di mana mereka beroperasi. Mereka harus mematuhi regulasi tersebut dalam
menjalankan aktivitasnya.

Organisasi dapat berkembang dan berubah seiring waktu sesuai dengan dinamika eksternal dan
internal yang memengaruhi mereka. Manajemen organisasi bertanggung jawab atas pengelolaan
dan pengembangan organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Pengambilan keputusan adalah proses memilih tindakan atau opsi dari beberapa alternatif yang
tersedia. Ini adalah bagian penting dari kehidupan sehari-hari kita dan memainkan peran kunci
dalam berbagai konteks, termasuk bisnis, pemerintahan, kehidupan pribadi, dan banyak lagi.
Proses pengambilan keputusan dapat sangat sederhana atau sangat kompleks, tergantung pada
situasi dan jumlah variabel yang terlibat. Berikut adalah beberapa konsep penting dalam
pengambilan keputusan:

1. **Identifikasi Masalah atau Tujuan**: Langkah pertama dalam pengambilan keputusan


adalah mengidentifikasi masalah yang perlu dipecahkan atau tujuan yang ingin dicapai. Semakin
jelas masalah atau tujuan ini, semakin mudah bagi seseorang atau organisasi untuk mengambil
keputusan yang tepat.

2. **Kumpulkan Informasi**: Setelah masalah atau tujuan diidentifikasi, langkah berikutnya


adalah mengumpulkan informasi yang relevan. Ini dapat melibatkan penelitian, pengumpulan
data, analisis pasar, dan sumber informasi lainnya yang relevan dengan keputusan yang harus
diambil.

3. **Identifikasi Alternatif**: Selanjutnya, identifikasikan berbagai alternatif atau pilihan yang


dapat diambil untuk mengatasi masalah atau mencapai tujuan. Ini seringkali melibatkan berpikir
kreatif untuk menghasilkan berbagai solusi yang mungkin.

4. **Evaluasi Alternatif**: Setelah alternatif-alternatif tersebut diidentifikasi, langkah


selanjutnya adalah mengevaluasi setiap alternatif. Ini melibatkan penilaian terhadap setiap opsi
berdasarkan kriteria tertentu, seperti biaya, manfaat, risiko, dan dampak.

5. **Pilih Alternatif**: Setelah evaluasi, pilihlah alternatif yang dianggap paling sesuai dengan
tujuan atau yang paling memadai berdasarkan penilaian yang telah dilakukan.
6. **Implementasi Keputusan**: Implementasikan keputusan yang telah diambil. Ini melibatkan
mengambil langkah-langkah konkret untuk menjalankan rencana atau tindakan yang telah
dipilih.

7. **Pantau dan Evaluasi**: Setelah implementasi, penting untuk terus memantau dan
mengevaluasi hasil dari keputusan yang telah diambil. Jika hasilnya tidak sesuai dengan yang
diharapkan, mungkin perlu dilakukan perubahan atau koreksi.

8. **Belajar dari Pengalaman**: Pengambilan keputusan adalah proses yang dapat memberikan
pelajaran berharga. Setelah pengalaman berjalan, penting untuk menggali pelajaran dari
keputusan yang telah diambil untuk meningkatkan kemampuan pengambilan keputusan di masa
depan.

9. **Risiko dan Unsikum**: Pengambilan keputusan seringkali melibatkan elemen risiko.


Penting untuk mempertimbangkan risiko yang terkait dengan setiap alternatif dan bagaimana
risiko tersebut dapat dielakkan atau dikelola.

10. **Komunikasi dan Konsultasi**: Dalam beberapa keputusan, konsultasi dengan orang lain
atau berkomunikasi dengan pihak terkait dapat membantu dalam mengumpulkan wawasan dan
perspektif yang berbeda.

Pengambilan keputusan bisa menjadi proses yang rumit, terutama dalam lingkungan bisnis atau
organisasi yang kompleks. Banyak model dan alat yang dapat digunakan untuk membantu dalam
pengambilan keputusan, termasuk analisis SWOT, analisis cost-benefit, dan metode lainnya.
Selain itu, keterampilan kepemimpinan, pemikiran kritis, dan intuisi juga dapat sangat
bermanfaat dalam proses pengambilan keputusan.

Hidup antara manusia merujuk pada kehidupan sosial dan interaksi manusia dengan sesama
manusia dalam masyarakat. Ini adalah aspek fundamental dari pengalaman manusia, karena
manusia adalah makhluk sosial yang secara alami mencari koneksi dan interaksi dengan orang
lain. Berikut beberapa aspek penting dari hidup antara manusia:

1. **Komunikasi**: Manusia berkomunikasi dengan satu sama lain melalui berbagai cara,
termasuk bahasa lisan dan tulisan, ekspresi wajah, gerakan tubuh, dan bahkan komunikasi
nonverbal. Komunikasi adalah sarana utama untuk berbagi ide, perasaan, dan informasi
antarindividu.
2. **Hubungan Antarindividu**: Manusia membentuk berbagai jenis hubungan antarindividu,
termasuk hubungan keluarga, persahabatan, hubungan romantis, dan hubungan kerja. Hubungan
ini bisa sangat beragam dan mendalam.

3. **Kerjasama**: Hidup antara manusia sering melibatkan kerjasama untuk mencapai tujuan
bersama. Manusia bekerja sama dalam berbagai konteks, mulai dari proyek tim di tempat kerja
hingga usaha bersama dalam keluarga atau komunitas.

4. **Konflik dan Penyelesaian Konflik**: Interaksi manusia juga dapat menyebabkan konflik.
Konflik adalah bagian alami dari kehidupan antara manusia, dan penting untuk memiliki
keterampilan dalam penyelesaian konflik yang sehat dan konstruktif.

5. **Budaya dan Nilai**: Manusia hidup dalam masyarakat yang memiliki budaya, nilai, norma,
dan aturan yang berbeda. Ini memengaruhi cara manusia berperilaku, berpikir, dan berinteraksi
satu sama lain.

6. **Keberagaman**: Hidup antara manusia juga mencakup beragamnya manusia dalam hal ras,
agama, etnisitas, gender, orientasi seksual, dan latar belakang lainnya. Menghargai dan
menghormati keberagaman ini adalah bagian penting dari interaksi sosial yang sehat.

7. **Pendidikan dan Pertumbuhan Pribadi**: Interaksi dengan orang lain dapat menjadi sumber
pembelajaran dan pertumbuhan pribadi. Manusia dapat memperoleh pengetahuan, keterampilan,
dan pengalaman baru melalui interaksi dengan orang lain.

8. **Dukungan Sosial**: Hidup antara manusia juga melibatkan dukungan sosial. Dalam situasi
kesulitan atau perubahan hidup, orang sering mencari dukungan dari teman, keluarga, atau
komunitas mereka.

9. **Pengaruh Sosial**: Orang sering dipengaruhi oleh orang lain dalam pengambilan
keputusan, sikap, dan perilaku mereka. Pengaruh sosial dapat berdampak positif atau negatif
tergantung pada konteksnya.

Hidup antara manusia adalah bagian integral dari pengalaman manusia dan berperan penting
dalam membentuk individu dan masyarakat. Interaksi sosial ini memungkinkan manusia untuk
bekerja sama, membangun hubungan, dan memahami diri mereka sendiri dalam konteks sosial
yang lebih luas.

Anda mungkin juga menyukai