Anda di halaman 1dari 30

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masa neonatal masa sejak lahir sampai dengan 4 minggu (28 hari) sesudah kelahiran.
Bayi adalah anak yang belum lama lahir. Bayi baru lahir adalah bayi yang lahir dari
kehamilan 37 minggu sampai 42 minggu dan berat badan lahir 2.500-4000 gram. Perawatan
bayi baru lahir merupakan hal penting yang harus di perhatikan oleh seorang ibu karena masa
ini merupakan “ GOLDEN PERIOD” yang akan sangat berpengaruh pada perkembangan
selanjutnya. Selama ini masih banyak kaum ibu yang kurang memahami akan pentingnya
perawatan bayi baru lahir yang baik dan benar. Para ibu memberikan perawatan pada bayi
mereka hanya berdasarkan pengetahuan mereka saja dan kurang mewaspadai resiko-resiko
yang akan terjadi , bahkan masih banyak masyarakat yang menganut atau mempertahankan
adat istiadat – tradisi yang keyakinan tersebut bertentangan dengan kesehatan. Sehingga
merugikan dan berpengaruh buruk pada kesehatan dan perkembangan bayi.

Untuk mengantisipasi masalah tersebut , maka tugas tenaga kesehatan khususnya


bidan adalah memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang perawatan bayi baru lahir
yang baik dan benar. Salah satunya yaitu dengan memberikan penyuluhan secara langsung.
Dengan hal tersebut diharapkan para Ibu mampu merawat bayi mereka secara mandiri dengan
tepat sehingga kesehatan dan kesejahteraan bayi baru lahir dapat terpenuhi.Kesehatan
merupakan kebutuhan dengan hak setiap insan agar dapat kemampuan yang melekat dalam
diri setiap insan. Hal ini hanya dapat dicapai bila masyarakat, baik secara individu maupun
kelompok, berperan serta untuk meningkatkan kemampuan hidup sehatnya. Kemandirian
masyarakat diperlukan untuk mengatasi masalah kesehatannya dan menjalankan upaya
peecahannya sendiri adalah kelangsungan pembangunan. GBHN mengamanatkan agar dapat
dikembangkan suatu sistem kesehatan nasional yang semakin mendorong peningkatan peran
serta masyarakat.

Kemampuan masyarakat perlu ditingkatkan terus menerus untuk menolong dirinya


sendiri dalam mengatasi masalah kesehatan. Kegiatan pembinaan yang di lakukan oleh bidan
sendiri antara lain mempromosikan kesehatan dalam pelayanan agar peran serta ibu, remaja,
wanita, keluarga dan kelompok masyarakat di dalam upaya kesehatan ibu, anak dan keluarga
berencana meningkat.

1
Kesehatan itu terkait dengan masalah kesehatan wanita. Wanita dengan
perkembangan dan pertumbuhannya melalui masa bayi, anak, remaja, ibu (hamil, melahirkan,
menyusui) dan usia lanjut. Berbagai peran yang dilakukan tenaga kesehatan lainnya. Bidan
dapat berperan sebagai pelaksana, pengelola, peneliti dan pendidik. Sebagai pengelola, bidan
memimpin kelompok atau masyarakat (peran pemimpin). Di samping mendidik, bidan dapat
berperan sebagai penyuluh dan penasehat (konselor).

Sebagai promoter kesehatan yang merupakan salah peran bidan adalah memberikan
penerangan dan pendidikan sesuai sasaran untuk meningkatkan kesehatan. Sasaran akan
dapat menerima pelayanan kesehatan yang diberikan bila mereka memahaminya dengan baik
serta menguntungkan bagi diri dan lingkungan mereka. Upaya untuk meyakinkan sasaran
agar dapat menerima pelayanan kesehatan yang memberi manfaat bagi mereka tidak lain
adalah melalui promosi kesehatan. Adapun sasaran promosi kesehatan dalam praktik
kebidanan adalah : neonatus, bayi, anak balita, remaja, ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, ibu
menyusui, PUS/WUS, klimakterium/menopause.

B. Tujuan

Mahasiswa mengetahui apa saja Promosi kesehatan dan peran bidan dalam
pemantauan kesejahteraan neonatus dan mampu mengapresiasikan di dalam kehidupan
sehari-hari saat berada ditengah-tengah masyarakat.

C. Manfaat
1. Bagi mahasiswa
Mahasiswa mengerti mengenai Promosi kesehatan dan peran bidan dalam
pemantauan kesejahteraan neonatus dan dapat mengamalkannya dalam kehidupan
sehari-hari.
2. Bagi Pendidikan
Sebagai sumber referensi , sumber bacaan dan bahan pengajaran terutama yang
berkaitan dengan Promosi kesehatan dan peran bidan dalam pemantauan
kesejahteraan neonatus

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. PEMANTAUAN KESEJAHTERAAN NEONATUS

Memantau kesejahteraan janin dapat dilakukan tenaga kesehatan maupun ibu hamil


sendiri. Bidan sangat penting untuk mengajarkan kepada ibu bagaimana caranya memantau
kesejahteraan janinnya karena bidan atau tenaga kesehatan tidak dapat selalu memantau
kesejahteraan janin setiap saat. Supaya janin segera diketahui jika ada tanda – tanda bahaya
maka ibu hamil harus melakukan pemantauan janinnya setiap hari.

1. Memantau kesejahteraan janin oleh tenaga kesehatan.

a. USG dilakukan oleh dokter untuk menentukan usia gestasi, pemantauan keadaan
janin, pemeriksaan panjang kepala – bokong janin (CRL : Crown – Rumplength).
b. Menghitung denyut jantung janin (djj) dengan menggunakan stetoscope monocular
atau stetoscope leanec , bisa juga dengan Dopller biasanya dilakukan oleh bidan
dengan cara : tempelkan stetoscope / dopller pada perut ibu bagian punctum
maximum, bedakan djj dengan denyut nadi ibu dengan cara meraba nadi pada
pergelangan tangan ibu, kemudian hitung denyut jantung janin satu menit penuh.
c. Non Stres Test (NST) / Uji NonStres . Indikasi NST :
1. Diduga terdapat IUGR
2. Riwayat IUGR pada kehamilan terdahulu
3. DM
4. Hipertensi
5. Gestasi multiple
6. Ologohidramnion
7. Melewati HPL
8. PROM (Premature rupture of membranes) / ketuban pecah dini
9. Penurunan gerakan janin
10. Riwayat lahir mati
d. Prosedur Uji Nonstres (NST).
1. Tempatkan pasien pada posisi miring ( kiri atau kanan)

3
2. Awali pemantauan janin elektronik eksternal (FHR dan kontraksi)
3. Identifikasi batas FHR (Fetal Heart Rate) minimal 3 menit.
4. Lanjutkan pemantauan sampai minimal 20 menit

2. Memantau kesejahteraan janin oleh ibu hamil.

Dengan menghitung gerakan janin (FMC: Fetal Movement Counting). Metode sederhana
FMC:

1. Minta ibu untuk meletakkan 10 uang logam dalam mangkok


2. Ambil satu uang logam setiap kali janin bergerak
3. Apabila tidak seluruh uang logam ibu ambil dalam waktu dua jam, maka ibu hamil
supaya segera periksa ke bidan atau dokter.

FMC yang dilakukan ibu hamil sehari-hari bisa berbeda-beda. Tanyakan pada ibu
hamil untuk menentukan satu waktu dalam sehari ketika janin biasanya aktif dan ibu hamil
mempunyai waktu untuk fokus pada pergerakan janin. Misalnya pada jam 8 pagi ketika ibu
setelah makan pagi maka biasanya gerakan janin aktif dan ibu bisa istirahat sambil membaca
koran sehingga bisa fokus memperhatikan gerakan janin. Setiap hari pada saat yang sama
yaitu jam 8 pagi, mulai hitunglah gerakan janin dan catat pada buku kecil berapa lama waktu
yang dibutuhkan untuk mengidentifikasi 10 gerakan janin. Jika suatu saat untuk mencapai 10
gerakan janin memerlukan waktu yang lebih lama dari biasanya atau tidak terjadi gerakan
maka ibu hamil segra periksa ke bidan atau dokter.

KUNJUNGAN RUTIN

Selama kehamilan waktu yang tersisa setelah pemeriksaan pertama, ibu hamil
diharapkan datang periksa ke klinik atau fasilitas kesehatan. Jadwal pemeriksaan kehamilan
diatur seperti; pada saat usia kehamilan 28 minggu, pemeriksaan dilakukan 4 minggu sekali;
setelah memasuki usia kehamilan 28 minggu sampai 36 minggu, pemeriksaan 2 minggu
sekali; dan setelah usia kehamilan 36 minggu sampai melahirkan pemeriksaan semakin
intensif yaitu satu minggu sekali. Apabila terdapat komplikasi, kelainan maka diharapkan
segera datang periksa dan tidak menunggu jadual pemeriksaan berikutnya.

4
Tabel Jadwal kunjungan ibu hamil

(Sumber: WHO, 2013).

Hal – hal yang perlu dilakukan pada kunjungan ulang adalah :

1. Riwayat kehamilan sekarang meliputi :

a. Menanyakan bagaimana perasaan klien sejak kunjungan terakhirnya


b. Menanyakan apakah klien mempunyai pertanyaan atau kekhawatiran sejak kunjungan
terakhirnya
c. Menanyakan tentang gerakan janin dalam 24 jam terakhir
d. Menanyakan apakah ada masalah atau tanda – tanda bahaya yangmungkin dialami
klien sejak kunjungan terakhir
e. Menanyakan apakah ada keluhan yang biasa dialami sejak hamil
f. Menanyakan kepada ibu mengenai status nutrisi, suplemen zat besi dan immunisasi
Tetanus Toxoid (TT).

2. Pendekatan umum untuk pemeriksaan meliputi:

a. Mengamati penampilan klien, suasana emosi dan sikap tubuh selama pemeriksaan
b. Menjelaskan semua prosedur pemeriksaan
c. Melanjutkan pertanyaan yang perlu diklarifikasi sambil melakukan pemeriksaan

3. Tes laboratorium dan tanda bahaya meliputi :

a. Meminta klien BAK untuk pemeriksaan proteinuria dan Urine Glukose kalau perlu
b. Mengukur tekanan darah

4. Pemeriksaan fisik meliputi :

5
a. Mengukur tinggi fundus uteri dengan tangan kalau usia kehamilan > 12 minggu, atau
dengan pita ukuran kalau usia kehamilan > 22 minggu
b. Melakukan palpasi abdomen untuk mendeteksi adanya kehamilan ganda kalau usia
kehamilan > 28 minggu
c. Melakukan palpasi abdomen untuk mengetahui letak, presentasi, posisi dan
penurunan kepala janin kalau usia kehamilan > 36 minggu
d. Menghitung djj dengan fetoscope kalau usia kehamilan > 18 minggu

Penyuluhan dan persiapan persalinan / kesiagaan komplikasi meliputi :

1. Menjelaskan kepada ibu mengenai ketidaknyamanan normal yang dialami.


2. Sesuai dengan usia kehamilan, ajarkan kepada ibu mengenai pemberian ASI, KB,
latihan (exercise) olah raga ringan, istirahat, nutrisi dan pertumbuhan janin
3. Mendiskusikan tentang rencana persiapan kelahiran/kegawat daruratan.
4. Mengajari ibu mengenai tanda – tanda bahaya, pastikan ibu memahami apa yang
dilakukan jika menemukan tanda – tanda bahaya.
5. Jadwalkan kunjungan ulang berikutnya
6. Mendokumentasikan hasil kunjungan pada catatan SOAP
B. ASI EKSLUSIF DAN MANAJEMEN LAKTASI
Bidan mempunyai peranan yang sangat istimewa dalam menunjang pemberian ASI. Peran
bidan dapat membantu ibu untuk memberikan ASI dengan baik dan mencegah masalah-
masalah umum terjadi.

Peranan awal bidan dalam mendukung pemberian ASI adalah :

1. Meyakinkan bahwa bayi memperoleh makanan yang mencukupi dari payudara


ibunya.
2. Membantu ibu sedemikian rupa sehingga ia mampu menyusui bayinya sendiri.
Bidan dapat memberikan dukungan dalam pemberian ASI, dengan :

1. Membiarkan bayi bersama ibunya segera sesudah lahir selama beberapa jam pertama.
2. Mengajarkan cara merawat payudara yang sehat pada ibu untuk mencegah masalah
umum yang timbul.
3. Membantu ibu pada waktu pertama kali memberi ASI.
4. Menempatkan bayi didekat ibu pada kamar yang sama (rawat gabung).

6
5. Memberikan ASI pada bayi sesering mungkin.
6. Memberikan kolustrum dan ASI saja.
7. Menghindari susu botol dan “dot empeng”.
1. Membiarkan bayi bersama ibunya segera sesudah lahir selama beberapa jam pertama.
Bayi mulai meyusu sendiri segera setelah lahir sering disebut dengan inisiasi menyusu
dini (early initiation) atau permulaan menyusu dini. Hal ini merupakan peristiwa penting,
dimana bayi dapat melakukan kontak kulit langsung dengan ibunya dengan tujuan dapat
memberikan kehangatan. Selain itu, dapat membangkitkan hubungan/ ikatan antara ibu dan
bayi. Pemberian ASI seawal mungkin lebih baik, jika memungkinkan paling sedikit 30 menit
setelah lahir.
1. Mengajarkan cara merawat payudara yang sehat pada ibu untuk mencegah masalah
umum yang timbul.
Tujuan dari perawatan payudara untuk melancarkan sirkulasi darah dan mencegah
tersumbatnya saluran susu, sehingga pengeluaran ASI lancar. Perawatan payudara dilakukan
sedini mungkin, bahkan tidak menutup kemungkinan perawatan payudara sebelum hamil
sudah mulai dilakukan. Sebelum menyentuh puting susu, pastikan tangan ibu selalu bersih
dan cuci tangan sebelum menyusui. Kebersihan payudara paling tidak dilakukan minimal satu
kali dalam sehari, dan tidak diperkenankan mengoleskan krim, minyak, alkohol ataupun
sabun pada puting susunya.

1. Membantu ibu pada waktu pertama kali memberi ASI.


Membantu ibu segera untuk menyusui bayinya setelah lahir sangatlah penting. Semakin
sering bayi menghisap puting susu ibu, maka pengeluaran ASI juga semakin lancar. Hal ini
disebabkan, isapan bayi akan memberikan rangsangan pada hipofisis untuk segera
mengeluarkan hormon oksitosin yang bekerja merangsang otot polos untuk memeras ASI.
Pemberian ASI tidak terlepas dengan teknik atau posisi ibu dalam menyusui.

Posisi menyusui dapat dilakukan dengan :

1.   Posisi berbaring miring

2.   Posisi duduk

3.   Posisi ibu tidur telentang

7
Posisi berbaring miring
Posisi ini baik dilakukan pada saat pertama kali atau ibu dalam keadaan lelah atau nyeri.

Posisi duduk
Pada saat pemberian ASI dengan posisi duduk dimaksudkan untuk memberikan topangan
pada/ sandaran pada punggung ibu dalam posisi tegak lurus (90 derajat) terhadap
pangkuannya. Posisi ini dapat dilakukan dengan bersila di atas tempat tidur atau lantai,
ataupun duduk di kursi.

Tidur telentang
Seperti halnya pada saat dilakukan inisiasi menyusu dini, maka posisi ini juga dapat
dilakukan oleh ibu. Posisi bayi berada di atas dada ibu diantara payudara ibu.

Tanda-tanda bayi bahwa telah berada pada posisi yang baik pada payudara antara lain:

a) Seluruh tubuhnya berdekatan dan terarah pada ibu;

b) Mulut dan dagu bayi berdekatan dengan payudara;

c) Areola tidak akan tampak jelas;

d) Bayi akan melakukan hisapan lamban dan dalam, dan menelan ASInya;

e) Bayi terlihat senang dan tenang;

f) Ibu tidak akan merasa nyeri pada daerah payudaranya.

1. Menempatkan bayi didekat ibu pada kamar yang sama (rawat gabung).
Rawat gabung adalah merupakan salah satu cara perawatan dimana ibu dan bayi yang baru
dilahirkan tidak dipisahkan, melainkan ditempatkan bersama dalam ruangan selama 24 jam
penuh. Manfaat rawat gabung dalam proses laktasi dapat dilihat dari aspek fisik, fisiologis,
psikologis, edukatif, ekonomi maupun medis.

a) Aspek fisik

8
Kedekatan ibu dengan bayinya dapat mempermudah bayi menyusu setiap saat, tanpa
terjadwal (nir-jadwal). Dengan demikian, semakin sering bayi menyusu maka ASI segera
keluar.

b) Aspek fisiologis

Bila ibu selalu dekat dengan bayinya, maka bayi lebih sering disusui. Sehingga bayi
mendapat nutrisi alami dan kecukupan ASI. Refleks oksitosin yang ditimbulkan dari proses
menyusui akan membantu involusio uteri dan produksi ASI akan dipacu oleh refleks
prolaktin. Selain itu, berbagai penelitian menyatakan bahwa dengan ASI eksklusif dapat
menjarangkan kehamilan atau dapat digunakan sebagai KB alami.

c) Aspek psikologis

Rawat gabung dapat menjalin hubungan batin antara ibu dan bayi atau proses lekat
(early infant mother bounding). Hal ini disebabkan oleh adanya sentuhan badaniah ibu dan
bayi. Kehangatan tubuh ibu memberikan stimulasi mental yang diperlukan bayi, sehingga
mempengaruhi kelanjutan perkembangan psikologis bayi. Ibu yang dapat memberikan ASI
secara eksklusif, merupakan kepuasan tersendiri.

d) Aspek edukatif

Rawat gabung memberikan pengalaman bagi ibu dalam hal cara merawat bayi dan
merawat dirinya sendiri pasca melahirkan. Pada saat inilah, dorongan suami dan keluarga
sangat dibutuhkan oleh ibu.

e) Aspek ekonomi

Rawat gabung tidak hanya memberikan manfaat pada ibu maupun keluarga, tetapi
juga untuk rumah sakit maupun pemerintah. Hal ini merupakan suatu penghematan dalam
pembelian susu buatan dan peralatan lain yang dibutuhkan.

f) Aspek medis

9
Pelaksanaan rawat gabung dapat mencegah terjadinya infeksi nosokomial. Selain itu,
ibu dapat melihat perubahan fisik atau perilaku bayinya yang menyimpang dengan cepat.
Sehingga dapat segera menanyakan kepada petugas kesehatan sekiranya ada hal-hal yang
dianggap tidak wajar.

1. Memberikan ASI pada bayi sesering mungkin.


Pemberian ASI sebaiknya sesering mungkin tidak perlu dijadwal, bayi disusui sesuai
dengan keinginannya (on demand). Bayi dapat menentukan sendiri kebutuhannya. Bayi yang
sehat dapat mengosongkan satu payudara sekitar 5-7 menit dan ASI dalam lambung akan
kosong dalam 2 jam. Menyusui yang dijadwalkan akan berakibat kurang baik, karena isapan
bayi sangat berpengaruh pada rangsangan produksi berikutnya.

1. Memberikan kolustrum dan ASI saja.


ASI dan kolustrum merupakan makanan yang terbaik untuk bayi. Kandungan dan
komposisi ASI sangat sesuai dengan kebutuhan bayi pada keadaan masing-masing. ASI dari
ibu yang melahirkan prematur sesuai dengan kebutuhan prematur dan juga sebaliknya ASI
dari ibu yang melahirkan bayi cukup bulan maka sesuai dengan kebutuhan bayi cukup bulan
juga.

2. Menghindari susu botol dan “dot empeng”.


Pemberian susu dengan botol dan kempengan dapat membuat bayi bingung puting
dan menolak menyusu atau hisapan bayi kurang baik. Hal ini disebabkan, mekanisme
menghisap dari puting susu ibu dengan botol jauh berbeda.

Pengertian ASI Eksklusif


“ASI Eksklusif adalah pemberian air susu ibu / ASI SAJA pada bayi hingga usia 6
bulan, TANPA tambahan cairan lain seperti susu formula, air teh, air putih, air jeruk,
serta TANPA tambahan makanan padat seperti pisang, bubur susu, biskuit dan bubur
nasi.”

Manfaat ASI bagi Bayi


a. Sebagai makanan terbaik yang mudah dicerna dan sesuai dengan pencernaan
bayi
b. Memberikan kekebalan tubuh alami bagi bayi dan mencegah infeksi

10
c. Mencegah terjadinya alergi pada bayi
d. Menunjang perkembangan rahang, gigi dan gusi bayi dikemudian hari
e. Pertumbuhan dan perkembangan lebih optimal dan mencerdaskan otak bayi

Manfaat ASI bagi Ibu


a. Memperkuat ikatan batin dan kasih sayang antara ibu dan bayi
b. Mempercepat berhentinya pendarahan setelah melahirkan
c. Mempercepat pengembalian bentuk dan ukuran rahim
d. Menjarangkan kehamilan atau sebagai alat KB alami
e. Mengurangi kemungkinan terjadinya kanker payudara
f. Menghemat pengeluaran uang karena ASI GRATIS

Perawatan Payudara saat Hamil

Merawat payudara penting dilakukan saat hamil. Dengan begitu, air susu bisa
diproduksi dengan lancar. Berikut teknik memijat payudara yang tepat

Inisiasi Menyusui Dini (IMD)

Inisiasi Menyusui Dini (IMD) adalah proses membiarkan bayi menyusu sendiri segera
setelah lahir hingga 1 jam pertama setelah lahir sehingga terjadi kontak kulit antara ibu dan
bayi.

Manfaat IMD:

Dapat mensukseskan ASI Eksklusif

a. Menambah kekebalan tubuh bayi karena terjadi perpindahan bakteri baik ibu
pada bayi
b. Ikatan kasih sayang ibu dan bayi semakin kuat
c. Bayi mendapatkan kolostrum (ASI yang pertama kali keluar)

Kolostrum merupakan ASI yang keluar pertama kali dan berwarna kuning kental.
Cairan ini sangat istemewa bagi bayi karena kaya akan zat kekebalan tubuh, penting untuk
mencegah infeksi, dapat mematangkan usus bayi, dan sangat baik untuk kelangsungan hidup
bayi.

11
Tanda posisi yang tepat saat menyusui adalah sebagai berikut:

a. Kepala ibu dan bayi dalam satu garis lurus


b. Seluruh badan bayi ditopang
c. Bayi dipegang dekat dengan badan ibu
d. Bayi mendekat pada payudara ibu
e. posisi menyusui

Tanda perlekatan yang benar adalah:

a. Mulut bayi terbuka lebar


b. Bayi menyusu pada bagian areola payudara (bagian yang berwarna gelap), BUKAN
hanya pada puting
c. Dagu bayi menempel pada payudara ibu, hidung mengahadap ke atas
Suara bayi terdengar pelan. Bila terdengar keras, maka posisi belum benar.

Cara Memerah ASI yang Benar :

Memerah ASI diperlukan untuk merangsang pengeluaran ASI pada keadaan payudara
sangat bengkak, puting sangan lecet, dan pada bayi yang tidak dapat diberikan minum ASI
karena alasan tertentu. Memerah ASI yang dilakukan dengan rutin dapat meningkatkan
produksi ASI

Cara Memerah ASI dengan Tangan:


a. Cuci tangan terlebih dahulu dan duduk santai dengan mencondongkan badan
sedikit kedepan
b. Payudara dipijat dengan lembut dari dasar payudara ke arah puting susu
c. Letakkan ibu jari di bagian atas areola dan jari telunjuk serta jari tengah di
bagian bawah areola
d. Tekan jari kea rah dada, kemudian pencet dan tekan payudara diantara jari-
jari, lalu lepaskan, dorong ke puting seperti mengikuti gerakan mengisap bayi
e. Ulangi hal ini berulang-ulang sampai payudara menjadi lembek dan kosong.
f. perah susu

Teknologi untuk Memerah ASI

12
Selain menggunakan tangan, memerah ASI dapat dilakukan menggunakan pompa
ASI. Memerah ASI menggunakan pompa dapat dilakukan dengan pompa manual
ataupun menggunakan pompa elektrik

teknologi memerah asi

Penyimpanan ASI Perah

Tempat penyimpanan

Suhu

Lama penyimpanan

Keterangan

Dalam ruangan

19-25˚C

6-8 jam

Wadah harus di tutupi dan dijaga sedingin mungkin, bila perlu dibalut dengan handuk
dingin
Dalam Tas Pendingin

-15-4˚C

24 jam

Pastikan es batu menyentuh wadah ASI sepanjang waktu, hindari membuka tutup tas
Lemari Es

< 4˚C

13
5 hari

Simpan di bagian paling dalam lemari es


Freezer 1 pintu dengan lemari es

-15˚C

2 minggu

Simpan di bagian paling dalam freezer agar suhu tetap stabil


Freezer 2 pintu dengan lemari es

-18˚C

3-6 bulan

Simpan di bagian paling dalam freezer agar suhu tetap stabil


Freezer Box (Freezer Ice Cream)

-20˚C

6-12 bulan

Hindari membuka tutup freezer.


Catatan: Beri tanggal penyimpanan pada ASI Perah dan gunakan ASI sesuai urutan
tanggal pemerahan.

Cara menggunakan ASI perah yang telah dibekukan

ASI beku dapat dicairkan pada udara terbuka yang cukup hangat atau di dalam wadah
berisi air hangat, selanjutnya ASI dapat bertahan 4 jam dan tidak dapat dibekukan kembali.

14
ASI beku dapat dicairkan di lemari pendingin, dan dapat bertahan maksimal 4 jam,
selanjutnya ASI dapat disimpan di lemari pendingin kembali selama 24 jam tetapi tidak dapat
dibekukan lagi (tidak disimpan di freezer lagi).

Masalah dalam Menyusui dan Cara Mengatasinya


1. Puting lecet dan nyeri
Penyebab: Kesalahan teknik melepaskan puting dari mulut bayi.
Cara mengatasinya: lepaskan puting dengan cara memasukkan jari kelingking ibu ke
mulut bayi atau menekan dagu bayi kebawah.

2. Payudara mengalami bengkak


Penyebab: Bayi tidak terlalu sering emnyusu sehingga ASI tertumpuk di payudara
Cara Mengatasinya: Lakukan pemijatan pada payudara dengan kedua tangan
menggunakan minyak/baby oil dari arah pangkal payudara menuju puting. Kemudian
kompres payudara menggunakan lap handuk yang telah direndam dalam air hangat
dan air dingin secara bergantian.

3. Bentuk puting melesak kedalam (puting tidak keluar)


Penyebab: Biasanya keadaan bawaan dari lahir
Cara Mengatasinya: Melakukan tarikan pada puting secara terus menerus, dengan
memutar kekiri dan kekanan kemudian tarik keluar. Akan lebih baik jika penarikan
putting dilakukan pada usia kehamilam diatas 5 bulan.
4. Saluran ASI tersumbat
Penyebab: Kurangnya rangasangan untuk mengeluarkan ASI

Cara Mengatasinya: Susukan semua ASI hingga kosong, Kalau bayi sudah tidak mau
menyusu, pompa ASI agar keluar kemudian simpan ASI untuk digunakan saat bayi
membutuhkan. Selain itu bisa juga dengan mengkompres payudara dengan air hangat dan air
dingin bergantian.

C. TANDA BAHAYA BBL


Tanda – Tanda Bahaya pada Bayi Baru Lahir
Berikut berapa tanda yang perlu anda perhatikan dalam mengenali kegawatan pada
bayi baru (neonatus):
1. Bayi tidak mau menyusu

15
Anda harus merasa curiga jika bayi anda tidak mau menyusu. Seperti yang kita
ketahui bersama, ASI adalah makanan pokok bagi bayi, jika bayi tidak mau menyusu
maka asupan nutrisinya kan berkyrang dan ini akan berefek pada kondisi tubuhnya.
Biasanya bayi tidak mau menyusu ketika sudah dalam kondisi lemah, dan mungkin
justru dalam kondisi dehidrasi berat.
2. Kejang

Kejang pada bayi memang terkadang terjadi. Yang perlu anda perhatikan adalah
bagaimana kondisi pemicu kejang. Apakah kejang terjadi saat bayi demam. Jika ya
kemungkinan kejang dipicu dari demamnya, selalu sediakan obat penurun panas sesuai
dengan dosis anjuran dokter. Jika bayi anda kejang namun tidak dalam kondisi demam, maka
curigai ada masalah lain. Perhatikan freksuensi dan lamanya kejang, konsultasikan pada
dokter.

3. Lemah

Jika bayi anda terlihat tidak seaktif biasanya, maka waspadalah. Jangan biarkan
kondisi ini berlanjut. Kondisi lemah bisa dipicu dari diare, muntah yang berlebihan ataupun
infeksi berat.

4. Sesak Nafas

Frekuensi nafas bayi pada umumnya lebih cepat dari manusia dewasa yaitu sekitar 30-
60 kali per menit. Jika bayi bernafas kurang dari 30 kali per menit atau lebih dari 60 kali per
menit maka anda wajib waspada. Lihat dinding dadanya, ada tarikan atau tidak.

5. Merintih

Bayi belum dapat mengungkapkan apa yang dirasakannya. Ketika bayi kita merintih
terus menerus kendati sudah diberi ASI atau sudah dihapuk-hapuk, maka konsultasikan hal
ini pada dokter. Bisa jadi ada ketidaknyamanan lain yang bayi rasakan.

6. Pusar Kemerahan

Tali pusat yang berwarna kemerahan menunjukkan adanya tanda infeksi. Yang harus
anda perhatikan saat merawat tali pusat adalah jaga tali pusat bayi tetap kering dan bersih.
Bersihkan dengan air hangat dan biarkan kering. Betadin dan alcohol boleh diberikan tapi

16
tidak untuk dikompreskan. Artinya hanya dioleskan saja saat sudah kering baru anda tutup
dengan kassa steril yang bisa anda beli di apotik.

7. Demam atau Tubuh Merasa Dingin

Suhu normal bayi berkisar antara 36,50C – 37,50C. Jika kurang atau lebih perhatikan
kondisi sekitar bayi. Apakah kondisi di sekitar membuat bayi anda kehilangan panas tubuh
seperti ruangan yang dingin atau pakaian yang basah.

8. Mata Bernanah Banyak

Nanah yang berlebihan pada mata bayi menunjukkan adanya infeksi yang berasal dari
proses persalinan. Bersihkan mata bayi dengan kapas dan air hangat lalu konsultasikan pada
dokter atau bidan.

9. Kulit Terlihat Kuning

Kuning pada bayi biasanya terjadi karena bayi kurang ASI. Namun jika kuning pada
bayi terjadi pada waktu ≤ 24 jam setelah lahir atau ≥ 14 hari setelah lahir, kuning menjalar
hingga telapak tangan dan kaki bahkan tinja bayi berwarna kuning maka anda harus
mengkonsultasikan hal tersebut pada dokter.

Tindakan yang harus dilakukan bila ada salah satu saja tanda bahaya : Merujuk segera
ke rumah sakit atau puskesmas.Masalah atau kondisi akut perlu tindakan segera dalam satu
jam kelahiran (oleh tenaga di kamar bersalin) :

* Tidak bernafas
* Sesak nafas
* Sianosis sentral ( kulit biru)
* Bayi berat lahir rendah (BBLR ) < 2500 gram
* Letargis
* Hipotermi atau stress dingin (suhu aksila <36.5°c)
* Kejang
Kondisi perlu tindakan awal
* Potensial infeksi bakteri (pada ketuban pecah din atau pecah lama)
* Potensial sifilis (ibu dengan gejala atauserologis positif)
* Kondisi malformasi atau masalah lain yang tidak perlu tindakan segera (oleh
tenaga di kamarbersalin):

17
* Lakukan asuhan segera bayi baru lahir dalam jam pertama setelah kelahiran bayi.
* Rujuk ke kamar bayi atau tempat pelayanan yang sesuai

E. Komplikasi Pada Bayi Baru Lahir

Komplikasi pada bayi baru lahir dan neonatus, antara lain:

o Prematuritas dan BBLR


o Asfiksia
o Infeksi bakteri
o Kejang
o Ikterus
o Diare
o Hipotermi
o Tetanus neonatorum
o Trauma lahir
o Sindroma gangguan pernafasan
7. Kelainan congenital

D. PEMERIKSAAN FISIK BAYI

Pemeriksaan Fisik pada saat Bayi Lahir

Pemeriksaan pertama pada bayi baru lahir harus dilakukan di kamar bersalin. Perlu
mengetahui riwayat keluarga, riwayat kehamilan sekarang dan sebelumnya dan riwayat
persalinan. Pemeriksaan dilakukan bayi dalam keadaan telanjang dan dibawah lampu yang
terang. Tangan serta alat yang digunakan harus bersih dan hangat.

Tujuan pemeriksaan ini adalah :


1. Menilai gangguan adaptasi bayi baru lahir dari kehidupan dalam uterus ke luar
uterus yang memerlukan resusitasi.
2. Untuk menemukan kelainan seperti cacat bawaan yang perlu tindakan segera.
3. Menentukan apakah bayi baru lahir dapat dirawat bersama ibu (rawat gabung)
atau tempat perawatan khusus.

Pemeriksaan yang dilakukan antara lain :

18
1. Menilai APGAR
Nilai APGAR merupakan suatu metode penilaian cepat untuk menilai keadaan klinis
bayi baru lahir pada usia 1 menit dan 5 menit. Pada tahun 1952 dr.Virginia Apgar
mendesain sebuah metode penilaian cepat untuk menilai keadaan klinis bayi baru
lahir. Nilai Apgar dapat digunakan untuk mengetahui keadaan bayi baru lahir dan
respon terhadap resusitasi. Perlu kita ketahui nilai Apgar suatu ekspresi keadaan
fisiologis bayi baru lahir dan dibatasi oleh waktu. Banyak faktor yang dapat
mempengaruhi nilai Apgar, antara lain pengaruh obat-obatan, trauma lahir, kelainan
bawaan, infeksi, hipoksia, hipovolemia dan kelahiran prematur. Nilai Apgar dapat
juga digunakan untuk menilai respon resusitasi.
Cara menentukan nilai APGAR :
Tanda
0
1
2
Warna kulit

Denyut jantung
Upaya bernafas

Tonus otot

Reflek
(kateter di lubang hidung)
Biru , pucat

Tidak ada
Tidak ada

Lemah

Tidak beraksi
Kemerahan ekstremitas biru <100
Tidak teratur

19
Fleksi pada ekstremitas
Meringis

Semua kemerahan
>100
Baik (menangis kuat)
Gerakan aktif

Batuk , bersin
2. Mencari Kelainan Kongenital
Pemeriksaan di kamar bersalin juga menentukan adanya kelainan kongenital pada
bayi terutama yang memerlukan penanganan segera pada anamnesis perlu ditanyakan
apakah ibu menggunakan obat-obat teratogenik, terkena radiasi atau infeksi virus
pada trimester pertama. Juga ditanyakan adakah kelainan bawaan keluarga
disamping itu perlu diketahui apakah ibu menderita penyakit yang dapat menggangu
pertumbuhan janin seperti diabetes mellitus, asma broinkial dan sebagainya.
3. Memeriksa cairan amnion
Pada pemeriksaan cairan amnion perlu diukur volume. Hidramnion ( volume > 2000
ml ) sering dihubungkan dengan obstruksi traktus intestinal bagian atas, ibu dengan
diabetes atau eklamsi. Sedangkan oligohidramnion (volume < 500 ml) dihubungkan
dengan agenesis ginjal bilateral. Selain itu perlu diperhatikan adanya konsekuensi
oligohidramnion seperti kontraktur sendi dan hipoplasi paru.
4. Memeriksa tali pusat
Pada pemeriksaan tali pusat perlu diperhatikan kesegaranya, ada tidaknya simpul dan
apakah terdapat dua arteri dan satu vena. Kurang lebih 1 % dari bayi baru lahir hanya
mempunyai satu arteri umbilikalis dan 15 % dari pada mempunyai satu atau lebih
kelainan konginetal terutama pada sistem pencernaan, urogenital, respiratorik atau
kardiovaskuler.

5. Memeriksa plasenta
Pada pemeriksaan plasenta, plasenta perlu ditimbang dan perhatikan apakah ada
perkapuran, nekrosis dan sebagainya. Pada bayi kembar harus diteliti apakah terdapat
satu atau dua korion (untuk menentukan kembar identik atau tidak). Juga perlu

20
diperhatikan adanya anastomosis vascular antara kedua amnion, bila ada perlu
dipikirkan kemungkinan terjadi tranfusi feto-fetal.

6. Pemeriksaaan bayi secara cepat dan menyeluruh.

7. Menimbang berat badan dan membandingkan dengan masa gestasi.


Kejadian kelainan congenital pada bayi kurang bulan 2 kali lebih banyak dibanding
bayi cukup bulan, sedangkan pada bayi kecil untuk masa kehamilan kejadian tersebut
sampai 10 kali lebih besar.

8. Pemeriksaan mulut
Pada pemeriksaan mulut perhatikan apakah terdapat labio-palatoskisis harus
diperhatikan juga apakah terdapat hipersalivasi yang mungkin disebabkan oleh
adanya atresia esofagus. Pemeriksaan patensi esophagus dilakukan dengan cara
memasukkan kateter ke dalam lambung, setelah kateter di dalam lambung, masukkan
5 - 10 ml udara dan dengan stetoskop akan terdengar bunyi udara masuk ke dalam
lambung. Dengan demikian akan tersingkir atresia esophagus, kemudian cairan
amnion di dalam lambung diaspirasi. Bila terdapat cairan melebihi 30 ml pikirkan
kemungkinan atresia usus bagian atas. Pemeriksaan patensi esophagus dianjurkan
pada setiap bayi yang kecil untuk masa kehamilan, ateri umbulikalis hanya satu,
polihidramnion atau hipersalivasi.
Pada pemeriksaan mulut perhatikan juga terdapatnya hipoplasia otot depresor aguli
oris. Pada keadaan ini terlihat asimetri wajah apabila bayi menangis, sudut mulut dan
mandibula akan tertarik ke bawah dan garis nasolabialis akan kurang tampak pada
daerah yang sehat (sebaliknya pada paresis N.fasiali). Pada 20 % keadaan seperti ini
dapat ditemukan kelainan congenital berupa kelainan kardiovaskular dan dislokasi
panggul kongenital.

9. Pemeriksaan anus
Perhatikan adanya adanya anus imperforatus dengan memasukkan thermometer ke
dalam anus. Walaupun seringkali atresia yang tinggi tidak dapat dideteksi dengan cara
ini. Bila ada atresia perhatikan apakah ada fistula rekto-vaginal.

10. Pemeriksaan garis tengah tubuh

21
Perlu dicari kelainan pada garis tengah berupa spina bidifa, meningomielokel dan
lain-lain.

11. Pemeriksaan jenis kelamin


Biasanya orang tua ingin segera mengetahui jenis kelamin anaknya. Bila terdapat
keraguan misalnya pembesaran klitoris pada bayi perempuan atau terdapat hipospadia
atau epispadia pada bayi lelaki, sebaiknya pemberitahuan jenis kelamin ditunda
sampai dilakukan pemeriksaan lain seperti pemeriksaan kromosom.

B. Pemeriksaan Fisik Bayi Baru Lahir


Pemeriksaan ini harus dilakukan dalam 24 jam dan dilakukan setelah bayi berada di
ruang perawatan. Tujuan pemeriksaan untuk mendeteksi kelainan yang mungkin
terabaikan pada pemeriksaan di kamar bersalin.
Pemeriksaan ini meliputi :
1. Aktifitas fisik
Inspeksi
Ekstremitas dalam keadaan fleksi, dengan gerakan tungkai serta lengan aktif dan
simetris.
2. Pemeriksaan suhu
Suhu diukur di aksila dengan nilai normal 36,5 0C– 37 0C.
3. Kulit
Inspeksi
Warna tubuh kemerahan dan tidak ikterus.
Palpasi
Lembab, hangat dan tidak ada pengelupasan.
4. Kepala
Inspeksi
Distribusi rambut di puncak kepala.
Palpasi
Tidak ada massa atau area lunak di tulang tengkorak.
Fontanel anterior dengan ukuran 5 x 4 cm sepanjang sutura korona dan sutura segital.
Fortanel posterior dengan ukuran 1 x 1 cm sepanjang sutura lambdoidalis dan
sagitalis.

22
5. Wajah
Inspeksi
Mata segaris dengan telinga, hidung di garis tengah, mulut garis tengah wajah dan
simetris.
6. Mata
Inspeksi
Kelompak mata tanpa petosis atau udem.
Skelera tidak ikterik, cunjungtiva tidak merah muda, iris berwarna merata dan
bilateral. Pupil beraksi bila ada cahaya, reflek mengedip ada.
7. Telinga
Inspeksi
Posisi telinga berada garis lurus dengan mata, kulit tidak kendur, pembentukkan
tulang rawan yaitu pinna terbentuk dengan baik kokoh.
8. Hidung
Inspeksi
Posisi di garis tengah, nares utuh dan bilateral, bernafas melalui hidung.
9. Mulut
Inspeksi
Bentuk dan ukuran proporsional dengan wajah, bibir berbentuk penuh berwarna
merah muda dan lembab, membran mekosa lembab dan berwarna merah muda,
palatom utuh, lidah dan uvula di garis tengah, reflek gag dan reflek menghisap serta
reflek rooting ada.
10. Leher
Inspeksi
Rentang pergerakan sendi bebas, bentuk simestris dan pendek.
Palpasi
Triorid di garis tengah, nodus limfe dan massa tidak ada.
11. Dada
Inspeksi
Bentuk seperti tong, gerakan dinding dada semetris.
Frekuensi nafas 40 – 60 x permenit, pola nafas normal.
Palpasi
Nadi di apeks teraba di ruang interkosa keempat atau kelima tanpa kardiomegali.
Auskultasi

23
Suara nafas jernih sama kedua sisi.
frekuensi jantung 100- 160 x permenit teratur tanpa mumur.
Perkusi
Tidak ada peningkatan timpani pada lapang paru.
12. Payudara
Inspeksi
Jarak antar puting pada garis sejajar tanpa ada puting tambahan.
13. Abdomen
Inspeksi
Abdomen bundar dan simetris pada tali pusat terdapat dua arteri dan satu vena
berwarna putih kebiruan.
Palpasi
Abdomen Lunak tidak nyeri tekan dan tanpa massa hati teraba 2 - 3 cm, di bawah
arkus kosta kanan limfa teraba 1 cm di bawah arkus kosta kiri. Ginjal dapat di raba
dengan posisi bayi terlentang dan tungkai bayi terlipat teraba sekitar 2 - 3 cm, setinggi
umbilicus di antara garis tengah dan tepi perut.
Perkusi
Timpanni kecuali redup pada hati, limfa dan ginjal.
Auskultasi
Bising usus ada.
14. Genitalia eksterna
Inspeksi (wanita)
Labia minora ada dan mengikuti labia minora, klitoris ada, meatus uretra ada
di depan orivisium vagina.
Inspeksi (laki-laki)
Penis lurus, meatus urinarius di tengah di ujung glans tetis dan skrotum penuh.
15. Anus
Inspeksi
Posisi di tengah dan paten (uji dengan menginsersi jari kelingking) pengeluaran
mekonium terjadi dalam 24 jam.
16. Tulang belakang
Bayi di letakkan dalam posisi terkurap, tangan pemeriksa sepanjang tulang belakang
untuk mencari terdapat skoliosis meningokel atau spina bifilda.
Inspeksi

24
Kolumna spinalis lurus tidak ada defek atau penyimpang yang terlihat.
Palpasi
Tulang belakang ada tanpa pembesaran atau nyeri.
17. Ekstremitas
Ekstremitas atas
Inspeksi
Rentang pergerakan sendi bahu, klavikula, siku normal pada tangan reflek genggam
ada, kuat bilateral, terdapat sepuluh jari dan tanpa berselaput, jarak antar jari sama
karpal dan metacarpal ada dan sama di kedua sisi dan kuku panjang melebihi bantalan
kuku.
Palpasi
Humerus radius dan ulna ada, klavikula tanpa fraktur tanpa nyeri simetris bantalan
kuku merah muda sama kedua sisi.
Ekstremitas bawah
Panjang sama kedua sisi dan sepuluh jari kaki tanpa selaput, jarak antar jari sama
bantalan kuku merah muda, panjang kuku melewati bantalan kuku rentang pergerakan
sendi penuh : tungkai, lutut, pergelangan, kaki, tumit dan jari kaki tarsal dan
metatarsal ada dan sama kedua sisi reflek plantar ada dan sismetris.
18. Pemeriksaan reflek
a. Berkedip
cara : sorotkan cahaya ke mata bayi.
normal : dijumpai pada tahun pertama.
b. Tonic neck
cara : menolehkan kepala bayi dengan cepat ke satu sisi.
normal : bayi melakukan perubahan posisi jika kepala di tolehkan ke satu sisi,
lengan dan tungkai ekstensi kearah sisi putaran kepala dan fleksi pada sisi
berlawanan, normalnya reflex ini tidak terjadi setiap kali kepala di tolehkan tampak
kira–kira pada usia 2 bulan dan menghilangkan pada usia 6 bulan.
c. Moro
cara : ubah posisi dengan tiba-tiba atau pukul meja /tempat tidur.
normal : lengan ekstensi, jari–ari mengembang, kepala mendongak ke belakang,
tungkai sedikit ekstensi lengan kembali ke tengah dengan tangan mengenggam tulang
belakang dan ekstremitas bawah eksteremitas bawah ekstensi lebih kuat selama 2
bulan dan menghilang pada usia 3 - 4 bulan.

25
d. Mengenggam
cara : letakan jari di telapak tangan bayi dari sisi ulnar, jika reflek lemah atau tidak
ada beri bayi botol atau dot karena menghisap akan menstimulasi reflek.
normal : jari–jari bayi melengkung melingkari jari yang di letakkan di telapak tangan
bayi dari sisi ulnar reflek ini menghilangkan pada usia 3 - 4 bulan.
e. Rooting
cara : gores sudut mulut bayi melewati garis tengah bibir.
Normal : bayi memutar kearah pipi yang diusap, reflek ini menghilangkan pada usia
3 - 4 bulan tetapi bisa menetap sampai usia 12 bulan terutama selama tidur
f. Menghisap
cara : beri bayi botol dan dot.
normal : bayi menghisap dengan kuat dalam berepons terhadap stimulasi reflek ini
menetap selama masa bayi dan mungkin terjadi selama tidur tanpa stimulasi.
g. Menari / melangkah
cara : pegang bayi sehingga kakinya sedikit menyentuh permukaan yang keras.
normal : kaki akan bergerak ke atas dan ke bawah jika sedikit di sentuh ke
permukaan keras di jumpai pada 4 - 8 minggu pertama.
19. Pengukuran atropometrik
a. Penimbang berat badan
Alat timbangan yang telah diterakan serta di beri alas kain di atasnya, tangan bidan
menjaga di atas bayi sebagai tindakan keselamatan .
BBL 2500 - 4000gram.
b. Panjang badan
Letakkan bayi datar dengan posisi lurus se bisa mungkin. Pegang kepala agar tetap
pada ujung atas kita ukur dan dengan lembut renggangkan kaki ke bawah menuju
bawah kita.
PB : 48/52cm.
c. Lingkar kepala
Letakakan pita melewati bagian oksiput yang paling menonjol dan tarik pita
mengelilingi bagian atas alis LK : 32 - 37 cm.
d. Lingkar dada
Letakan pita ukur pada tepi terrendah scapula dan tarik pita mengelilingi kearah depan
dan garis putih.
LD : 32 – 35 cm.

26
C. Pemeriksaan Fisik pada Bayi waktu Pulang
Pada waktu memulangkan dilakukan lagi pemeriksaan untuk menyakinkan bahwa
tidak ada kelainan kongenital atau kelainan akibat trauma yang terlewati perlu di
perhatikan :
1. Susunan saraf pusat : aktifitas bayi, ketegangan, ubun-ubun.
2. Kulit : adanya ikterus, piodermia.
3. Jantung : adanya bising yang baru timbul kemudian.
4. Abdomen : adanya tumor yang tidak terdektesi sebelumnya.
5. Tali pusat : adanya infeksi.
di samping itu perlu di perhatikan apakah bayi sudah pandai menyusu dan ibu sudah
mengerti cara pemberian ASI yang benar.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Promosi kesehatan pranikah merupakan suatu proses untuk
meningkatkan kemampuan masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan
kesehatannya yang ditujukan pada masyarakat reproduktip pranikah.
Pelayanan kebidanan diawali dengan pemeliharaan kesehatan para calon ibu.
Remaja wanita yang akan memasuki jenjang perkawinan perlu dijaga kondisi
kesehatannya. Kepada para remaja di beri pengertian tentang hubungan
seksual yang sehat, kesiapan mental dalam menghadapi kehamilan dan

27
pengetahuan tentang proses kehamilan dan persalinan, pemeliharaan kesehatan
dalam masa pra dan pasca kehamilan.
Promosi Kesehatan Saat Hamil Salah satu unsur yang penting untuk
menurunkan angka kematian ibu dan bayi adalah memelihara kesehatan ibu
hamil. Bidan harus memiliki data ibu hamil yang berada diwilayah kerjanya.
Data ini dapat diperoleh dari pencatatan yang dilakukan sendiri atua dari
kantor desa/ kelurahan. Dari data tersebut dapat diatur strategi pemeliharaan
kesehatan ibu hamil.Semua ibu hamil dianjurkan agar memeriksakan
kesehatan dirinya sedini mungkin. Anjuran tersebut disampaikan kepada
masyarakat melalui kelompok ibu-ibu atau pemimpn desa. Pemeriksaan
kehamilan dilakukan minimal 4 kali, yaitu pada Trimester pertama 1 kali,
Trimester dua 1 kali dan pada Trimester tiga 2 kali.
Pada ibu hamil dengan resiko tinggi pemeriksaan dilakukan lebih sering dan
intensif. Untuk itu bidan harus mengadakan pendekatan langsung kepada ibu
hamil atau pendekatan dapat dilakukan melalui dukun terlatih, kader
posyandu, atau peminat KIA.
Melalui pemeriksaan teratur dapat diketahui perkembangan kesehatan ibu.
Bila ditemukan adanya gangguan kesehatan, tindakan dapat dilakukan
sesegera mungkin.
Pemeriksaan kesehatan ibu dilakukan dengan menggunnakan pendekatan
menajemen kebidaanan. Didalam menajemen kebidanan pemeriksaan
kesehatan mencakup langkah identifikasi dan analisa masalah serta penentuan
diagnosa.
Promosi Kesehatan Persalinan Persalinan adalah suatu hal yang
dihayati. Walaupun demikian ibu dalam masa persalinan memerlukan bantuan
bidan. Kehadiran bidan sewaktu ibu dalam masa persalinan adalah untuk
menyelamatkan ibu dan bayinya melalui bimbingan dan bantuan agar
persalinan terjadi secara fisiologis didalam kondisi lingkungan yang sehat.
Promosi kesehatan nifas dapat diberikan kepada ibu pasca persalinan
dan keluarganya. Ini diberikan untuk menambah pengetahuan ibu dan keluarga
dalam menghadapi masa nifas ini ibu, sehingga dalam masa nifas ini ibu dan
keluarga siap dan tahu apa yang harus dilakukan dan tidak boleh di lakukan.
Tujuan promosi kesehatan nifas adalah :

28
1. Menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik maupun
psikologis
2. Mendukung dan memperkuat keyakinan diri ibu dan
memungkinkan ia melaksanakan peran ibu dalam situasi
keluarga dan budaya yang khusus
3. Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan
diri, nutrisi, keluarga berencana, menyusui, pemberian imunisasi,
kepada bayinya dan perawatan bayi sehat.

Promosi kesehatan menyusui merupakan suatu proses untuk


meningkatkan kemampuan masyarakat dalam pengetahuannya mengenai
manfaat menyusui, khususnya ibu-ibu pasca persalinan tahu dan mau
menyusui anak-anaknya segera setelah lahir.

Dalam promosi kesehatan menyusui dini, bidan antara lain memberi


dukungan dalam pemberian ASI, memberitahu manfaat pemberian ASI,
komposisi gizi dalam ASI, hal-hal yang mempengaruhi produksi ASI,
tanda-tanda bayi cukup ASI, ASI eksklusif, IMD (Inisiasi menyusui dini ),
cara menyusui yang benar, dan masalah dalam menyusui beserta cara
mengatasinya. Peningkatan kesehatan dapat ditempu melalui preventif,
promotif, kuratif dan rehabilitative.

B. Saran
Penulis mengaharapkan semoga makalah ini dapat dijadikan sebagai
salah atau sumber referensi untuk menuju hidup sehat yang lebih baik ,
sehingga menciptakan anak bangsa yang sehat secara jasmani dan rohani ,
sehingga dapat bersaing dengan negara-negara lainnya.

29
DAFTAR PUSTAKA

Pelatihan Pelayanan Obstetri Neonatus Emergensi Dasar.2017 Jakarta: Depkes RI.


Pelayanan Kesehatan Neonatal Esensial, Direktorak Jendral Bina Gizi Dan
Anak. 2012 Jakarta: Kemenkes. RI.
Marmi, Rahardjo K. 2012, Asuhan neonatus, bayi balita dan anak prasekolah. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar
Maryani Dwi,dkk.2011.Buku Ajar Neonatus, Bayi & Balita.Trans Info Media,Jakarta
American Academy of Pediatric and American Heart Association Guidelines fo Neonatal
Resuscitation, 2015, NRP Pocket Card -7th Edition
WHO, 2014, Comprehensive Implementation Plan on Maternal, Infant, and Young Child
Nutrition, Geneva, Switzerland

30

Anda mungkin juga menyukai