PEMERINTAH
AH KA
AB
BUPA
AT
TEN MA
AJ
JA
AL
LENGKA
RUM AH SAKIT UMUM DAERAH M AJALENGKA
Jalan Kesehatan No. 77 Telp. (0233) 281043, 281189 Fax. (0233) 281189
Majalengka 45411
KATA PENGANTAR
(UU-PBN 2004) dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor: 23 Tahun 2005
Tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (PPK-BLU), serta Peraturan Menteri
Dalam Negeri Nomor 61 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Pola Pengelolaan Keuangan
Badan Layanan Umum Daerah, maka RSUD Majalengka menyusun Rencana Strategi Bisnis (
RSB ).
Rencana Strategi
Strategi Bisnis (RSB) RSUD Majalengka Tahun 2014
2014 - 2018 merupakan
merupakan
rencana kegiatan pengembangan Rumah Sakit yang bersifat strategis untuk lima tahun
kedepan, Rencana Strategis Bisnis dibuat sebagai salah satu syarat administratif dalam
usulan penetapan Rumah Sakit Umum Daerah Majalengka menjadi Rumah Sakit Umum
Daerah dengan
dengan Pola Pengelolaan
Pengelolaan Keuangan
Keuangan Badan Layanan Umum Daerah (PPK-BLUD)
Kabupaten Majalengka.
Rencana Strategi Bisnis ini merupakan langkah awal untuk menyusun Rencana Kerja
dan Anggaran Tahunan atau Rencana Bisnis Anggaran (RBA). RBA disusun berbasis kegiatan,
Kami sampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga
iii
DAFTAR ISI
BAB I
EKSEKUTIF SUMMARY
Dengan Visi : “ Menjadi Rumah Sakit Terpercaya dan Pilihan Utama di Kabupaten
Majalengka Tahun 2018” dalam 5 tahun ke depan RSUD Majalengka menerapkan Strategi
rawat jalan meningkat dari 41% di tahun 2014 menjadi 70% di tahun 2018, seiring
seiring dengan
pengembangan produk baru poli spesialis dan penambahan jumlah dokter spesialis dasar
dan spesialis lainnya sesuai persyaratan RS kelas B. Kunjungan rawat inap meningkat 25%
per tahun, dengan adanya pengembangan fasilitas kamar VIP. Sedangkan kinerja keuangan
meningkat rata–rata 12,79 % sehingga pada tahun 2018 diproyeksikan pendapatan
dokter spesialis.
spesialis. Pembiayaanpun men
meningkat
ingkat 16,4
16,4 % per tahun sehingga di tahun 20
2018
18
mencapai Rp 98.301.639.994,-
kelas B di tahun 2018. Demikian pula dana APBN untuk mendukung ketersediaan peralatan
akan berhasil
berhasil dicapai dengan syarat adanya perubahan
perubahan mindset dan komitmen penuh dari
BAB II
RENCANA ORGANISASI
bagaimana proses dan siapa pendirinya belum ada penelitian tentang hal ini
Namun yang jelas pada tahun 1962 seorang berkebangsaan Jerman, dr. Heinz
Kemudian pada tahun 1965 dr. Heinz Time Germal kembali ke negerinya dan
untuk sementara pimpinan Rumah Sakit Majalengka dipegang oleh Kepala Dinas
Kesehatan Dati II Majalengka, yaitu dr. le Tiong Bie atau dr. Iwan Satibi. Pada saat
itu, Rumah Sakit Umum Daerah Majalengka merupakan Rumah Sakit Kelas D.
Layanan Umum Daerah status BLUD Penuh dengan Keputusan Bupati nomor 48
sempit.
Saat ini RSUD Kabupaten Majalengka telah berkembang menjadi 205 Tempat
KIA/Obstetri Ginekologi
Ginekologi dan pelayanan pengobatan
pengobatan infeksi, direncanakan pada
tahun 2018 akan meningkat menjadi klas B agar dapat memenuhi kebutuhan
Majalengka ditetapkan sebagai Rumah Sakit kelas C dan pada tahun 2009,
nomor YM.01.10/III/2099/09;
penuh.
pemulihan yang dilakukan secara serasi, terpadu dengan upaya peningkatan dan
VISI :
MAKNA VISI :
kepada RSUD Majalengka, dan pada akhirnya akan menjadi pilihan utama dari
MISI :
Sejalan dengan visi RSUD Majalengka, maka dirumuskan misi yang pada
prinsipnya lebih bersifat tujuan jangka panjang dari suatu organisasi dan berfungsi
“ M elaksanakan upaya kesehatan secara berdaya guna dan berhasil guna dengan
FALSAFAH
MOTO
mengutamakan keramahan,
keramahan, dan efektif serta mudah, aman dan terjangkau.
terjangkau.
NILAI (VALUE)
LOGO
Arti Logo :
2.1.5 TUJUAN :
1. Direktur
b. Seksi Keperawatan
a. Seksi Perbendaharaan
a. Komite Medik
d. Komite Keperawatan
e. Instalasi
DIREKTUR
dr. H. ASEP SUANDI M.Epid
KELOMPOK
KEPALA BAGIAN TATAUSAHA
JABATAN FUNGSIONAL
BAB III
(threats) dari para pesaing serta peluang-peluang (opportunities) yang ada di pasar.
Tujuan analisa
analisa lingkungan
lingkungan bisnis
bisnis adalah
adalah menetapkan
menetapkan posisi
posisi RSUD Kab.Majale
Kab.Majalengka.
ngka. sebagai
entitas usaha serta menetapkan strategi untuk mencapai visi dan misi RSUD Kab.Majalengka.
sakit adalah :
eksternal sebagai dasar dalam menetapkan strategi pengembangan rumah sakit Analisis
aspek pasar dan pemasaran dilakukan dengan mengevaluasi intensitas persaingan saat ini
dengan gambaran faktor yang mempengaruhi yaitu aspek pembeli, pesaing baru, pemasok
dan produk pengganti. Hasil analisis memberikan gambaran posisi rumah sakit dalam
konstelasi persaingan jasa pelayanan kesehatan dan perkembangan ke depan yang menjadi
pertimbangan penting dalam strategi pengembangan dan pemasaran rumah sakit. Analisis
pasar menunjukkan potensi pasar yang menjadi syarat dalam pengembangan suatu rumah
pengembangan atau perluasan. Sebaliknya potensi pasar yang tidak didukung kemampuan
internal menuntut strategi penguatan produk. Sebagai pelengkap juga disajikan analisis
Demografi
2
Kabupaten Majalengka memiliki luas wilayah 1.204,24 km atau 3,25% luas wilayah
Provinsi Jawa Barat. Secara geografis berbatasan dengan wilayah – wilayah sebagai berikut :
Gambar 3.1
Peta Administrasi Kabupaten Majalengka
9
Jumlah penduduk Kabupaten Majalengka pada tahun 2012 adalah 1.176.117 jiwa
terdiri dari 587.711 laki-laki dan 588.406 perempuan, dengan demikian didapat sex ratio
99,88%. Berdasarkan Sensus Pe Penduduk
nduduk tahun 2010
2010 rata-rata tingkat k
kepadatan
epadatan penduduk
2
Kabupaten Majalengka mencapai 969 jiwa/km , pada tahun 2012 tingkat kepadatan
2
mencapai 977 jiwa/km . Dilihat dari penyebarannya sebagian besar penduduk bermukim di
TABEL 3.1
Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan dan Jenis Kelamin
di Kabupaten Majalengka Tahun 2012
10
penduduk sejak tahun 2008 sampai dengan 2012 dibawah ini , juga tingkat kepadatannya.
Untuk lebih jelasnya jumlah penduduk, LPP, dan Kepadatan penduduk dapat dilihat pada
Tabel 3.2
1. Jumlah Penduduk
1.160.070 1.163.533 1.166.473 1.171.478 1.176.117
(Jiwa)
3. Kepadatan Penduduk
2 963 966 969 973 977
(jiwa/km )
Sumber : BPS Kabupaten Majalengka, Tahun 2013.
Jika dikelompokkan menurut umur maka penduduk di Kabupaten Majalengka akan terlihat
sebagaimana tabel dibawah ini.
Tabel 3.3
JUMLAH PENDUDUK MENURUT KELOMPOK UMUR
KABUPATEN MAJALENGKA 2012-2013
% %
NO UMUR 2012 2013
2012 2013
1 <1 - 4 94.149 102.781 8% 8,71%
2 5 - 14 216.326 217.687 18,39% 18,43%
3 15 - 44 501.916 536.406 42,67 45,46%
4
5 45
65 -–>64
65 263.158
100.568 238.662
84.305 22,37%
8,55% 20,22%
7,1%
JUMLAH 1.176.117 1.179.841
11
Dilihat dari komposisi penduduk tersebut rata-rata menurut kelompok umur terbesar
- 18,43% ) dan kelompok pra lansia dan lansia ( 22,37%- 20,22%). Sedangkan kelompok balita
adalah 8 %, hampir sama angkanya dengan kelompok 65 tahun keatas yaitu sekitar 8 %. Hal
ini menandakan tingginya angka PUS ( Pasangan Usia Subur ) serta pra lansia – lansia. Profil
pasar menurut kelompok usia ini dapat digunakan untuk pilihan pengembangan produk
Sosio Ekonomi
pengembangan dan fokus pelayanan. Segmentasi pasar dikaji dengan melihat tingkat
pendapatan pelanggan, dan lapangan pekerjaan. Dilihat dari persentase menurut lapangan
usaha di Kabupaten Majalengka dari penduduk usia 15 tahun keatas , lapangan usaha
16,06% , Jasa-jasa lainnya 13,59%, dan seterusnya sebagaimana tertera dalam tabel berikut
ini.
Tabel 3.4
Tahun 2009-2012
Tahun
No. Kegiatan Sektor Usaha
2008 2009 2010 2011 2012
1. Pertanian 37,53 33,85 33,85 33,85 33,85
2. Pertambangan dan Penggalian 0,42 0,39 0,39 0,39 0,39
3. Industri Pengolahan 13,90 14,73 14,73 14,73 14,73
4. Listrik, Gas dan Air Minum 0,24 0,31 0,31 0,31 0,31
5. Konstruksi 5,50 5,79 5,79 5,79 5,79
6. Perdagangan 26,65 25,16 25,16 25,16 25,16
7. Angkutan dan Komunikasi 5,51 6,33 4,57 4,92 3,80
12
Pertumbuhan
Pertumbuhan PDRB
PDRB atas dasar harga konstan tahun 2000, selama lima tahun terakhir selalu
mengalami peningkatan, yaitu dari Rp 4,042 triliun pada tahun 2008 menjadi Rp 4,854 triliun
pada tahun 2012, atau mengalami peningkatan rata-rata 4,66% per tahun.
Tabel 3.5
PDRB Kabupaten Majalengka
Tahun 2008-2012
Tahun
No. Uraian
2008 2009 2010 2011 2012
1. PDRB (milyar
4.042 4.042 4.042 4.042 4.042
rupiah)
2. Laju PDRB (%) 4,57 4,57 4,57 4,57 4,57
Sumber : BPS Kabupaten Majalengka, Tahun 2013.
*) Data sementara
Dengan asumsi bahwa, pendapatan faktor produksi dan transfer yang mengalir ke luar
sama dengan pendapatan faktor produksi dan transfer yang masuk, maka nilai pendapatan
regional diasumsikan sama besar dengan nilai PDRB. Angka pendapatan per kapita diperoleh
dengan cara membagi PDRB dengan jumlah penduduk pertengahan tahun. Untuk lebih jelas
dapat dilihat pada tabel berikut ini :
13
Tabel 3.6
No. Tahun PDRB Per Kapita Atas Dasar Harga Konstan (Rp)
1. 2008 3.484.480
2. 2009 3.638.438
3. 2010 3.795.960
4. 2011 3.903.266
5. 2012 4.082.914
Sumber : BPS Kabupaten Majalengka, Tahun 2013.
Dari tabel di atas, terlihat pendapatan per kapita atas dasar harga konstan selama
periode tahun 2009-2012 selalu mengalami peningkatan, yaitu pada tahun 2008 pendapatan
per kapitanya sebesar Rp 3.484.480 naik menjadi Rp 4.082.914 pada tahun 2012 atau
meningkat sebesar 17,16% selama 4 tahun atau sebesar 4,29% per tahun. Dari sisi
pendapatan per kapita tersebut terlihat bahwa tingkat pendapatan masyarakat Kabupaten
Kemiskinan.
menurun yaitu 225.720 jiwa atau 18,79 % pada tahun 2008 menjadi 169.800 jiwa atau 14,14
% pada tahun 2012. Angka ini telah melampaui target/proyeksi yang tertuang dalam RPJPD
Kabupaten Majalengka Tahun 2008-2025, yaitu pada akhir tahap ke 2 (tahun 2009-2013),
penanggulangan kemiskinan masih perlu terus dilanjutkan untuk dapat mengurangi angka
kemiskinan dalam rangka meningkatkan kesejateraan masyarakat.
14
Tabel 3.7
Angka Kemiskinan Kabupaten Majalengka
Tahun 2008-2012
TAHUN Rata-rata
Uraian partum-
2008 2009 2010 2011 2012 buhan
Jumlah Penduduk
225.720 207.154 181.061 178.600 169.800 11.184
Miskin (Jiwa)
Jumlah Penduduk
1.160.070 1.163.533 1.166.473 1.171.478 1.176.117 3.209
(Jiwa)
Persentase
18,79 17,12 15,52 14,98 14,44 0,87
Penduduk Miskin (%)
Sumber : Dinsosnakertrans Kabupaten Majalengka, 2013
Derajat Kesehatan
Angka Harapan Hidup, Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi .
Pada tahun 2008-2012 secara umum
u mum Angka Harapan Hidup penduduk Kabupaten Majalengka
menunjukkan dalam 5 tahun terjadi peningkatan AHH sebanyak 0,86 tahun. Peningkatan
menunjukkan bahwa, peningkatan derajat kesehatan masyarakat khususnya ibu dan anak
masih belum berjalan secara optimal dalam implementasinya dan harus mendapat perhatian
Tabel 3.8
Angka Harapan Hidup (AHH)
Kabupaten Majalengka Tahun 2008-2012
1. 2008 65,82
2. 2009 66,09
3. 2010 66,35
4. 2011 66,62
5. 2012 66,68
Sumber : BPS Kabupaten Majalengka, Tahun 2012.
Adapun Angka Kematian Ibu di Kabupaten Majalengka pada tahun 2012 masih cukup
tinggi yaitu 209,2/ 100.000 Kelahiran Hidup, target MDG’s 2015 adalah 102/ 100.000 KH.
15
Sedangkan Angka Kematian Bayi 14,60 / 1.000 Kelahiran Hidup ( data dari Profil Kesehatan
Adapun pasar yang telah diraih selama 2 tahun terakhir berdasarkan klasifikasi
Tabel 3.9
Segmen Pasar Berdasarkan Kepesertaan di IGD
RSUD Majalengka Tahun 2012- 2013
SEGMEN PASAR 2012 2013 2012 (%) 2013 (%)
Umum 7.921 8.316 53,23 52,82
Askes 2.439 2.233
16,52 14,31
Askes In Health 19 20
Kartu Sehat 28 15
Dari tabel diatas terlihat bahwa segmen pasar terbesar pada tahun 2013 di IGD adalah pasien
umum ( 52,82%), berikutnya pasien miskin ( 31,11%) dan menyusul pasien Askes 14,18%.
Tabel 3.10
Segmen Pasar Berdasarkan Kepesertaan ( Rawat jalan)
2012 2013
SEGMEN PASAR 2012 2013
(%) (%)
UMUM 17.135 21.286 31,20 34,02
ASKES 22.474 22.211 35,50
Askes In Health 13 40,94
JAMKESDA 174 260
JAMKESMAS 11.778 15.570
26,43 29,16
JAMPERSAL 2.464 2.200
JAMPERTAL 104 216
16
jika di perhitungkan sesuai ketentuan WHO, bahwa Angka Kesakitan adalah 15% dari jumlah
orang pada tahun 2013, maka diperoleh angka market share sebesar 12% . Jumlah ini
dikaji dengan standart WHO yaitu 1 TT untuk 1.000 penduduk, maka jumlah TT di Majalengka
masih kurang dari standar seharusnya 1.179 TT. Sementara Puskesmas ada 34, dengan 73
Tabel 3.11
Sarana Pelayanan Kesehatan di Kabupaten Majalengka
Tahun 2013
yang ada di Kabupaten Majalengka dibagi Angka Kesakitan, sedangkan Angka Kesakitan
menurut teori WHO adalah sebesar 15 % dari Jumlah Penduduk. Untuk tahun 2012 dan 2013
Tabel 3.12
MARKET MARKET
NO SARYANKES
SARYANKES 2012 2013 SHARE SHARE
2012 2013
1 RSUD Majalengka 60.652 62.569 34,38% 35,47%
yaitu RSUD Cideres. Pada tahun 2012 market share RSUD Majalengka masih diatas RSUD
perkembangan nya RSUD Majalengka hanya naik 1 % dari tahun 2012 ke 2013, sementara
RSUD Cideres naik cukup signifikan yaitu 15 %. Hal ini patut di analisa apakah yang menjadi
kelebihan di RSUD Cideres, dan apakah yang menjadi kekurangan di RSUD Majalengka.
a) PUSAT
- Undang-Undang
dan Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit dirasakan sangat
18
pasal 7 s/d pasal 16 tentang persyaratan RS, pasal 40 tentang tentang kewajiban
- Undang-Undang 4
40
0 / 2004 tentang Sistem Jaminan
Jaminan Sosial N
Nasional
asional
- Undang- Undang 24
24 / 2011 tentang Badan
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
Sosial
di Rumah Sakit :
Rumah Sakit
Pasien
YanKes Perorangan
n) Peraturan Menteri Kesehatan 755/2011 tentang Penyelenggaraan Komite
Komite Medik di
RS
19
Umum Daerah
Keuangan Badan
Badan Layanan
Layanan Umum Daerah
- Subsidi APBN
invenstasi, maka bantuan Dana APBN Bidang Kesehatan yang telah diterima RSUD
Majalengka dalam kurun waktu 3 tahun terakhir dirasakan sangat membantu
pelayanan kesehatan.
b) DAERAH
- Peraturan Daerah
Saat ini besaran tarip pelayanan kesehatan masih diatur dengan Peraturan Daerah.
yang cukup lama, sehingga besaran tarip sulit untuk dapat dirubah sewaktu-waktu
- Jamkesmasda
Untuk meningkatkan aksesibilitas pelayanan kesehatan di Kabupaten Majalengka,
miskin berupa Jamkesmasda. Pada tahun 2011 jumlah penduduk miskin yang
20
invenstasi, maka bantuan Dana APBD selain gaji juga sangat di butuhkan untuk
kesehatan rujukan.
3.1.4. TEKNOLOGI
a) TEKNOLOGI PERALATAN KESEHATAN
Mengingat pelayanan kesehatan sangat sarat dengan ilmu pengetahuan dan tehnologi,
maka mutu dalam memberikan pelayanan kesehatan haruslah memenuhi kaidah ilmu
terintegrasi dalam satu sistem yang terkomputerisasi sehingga bisa mendapatkan data
yang akurat dan akuntable yang sangat diperlukan dalam proses pengambilan
trend yang meningkat dari tahun 2009 sampai 2013. Khusus untuk RSUD Kabupaten
Majale
Ma jalengk
ngkaa trend anggaran yang diberikan
diberikan oleh pemer
pemerintah
intah kabupaten juga
juga meningkat
meningkat
rata-rata 19% per tahun. Akan tetapi jika dibandingkan dengan jumlah penduduk miskin
Tabel 3.13
Dukungan APBD untuk RSUD Majalengka
21
Peningkatan per tahun dukungan APBD dapat terlihat dari grafik berikut ini.
Grafik 3.1
Kedepan, direncanakan tahun 2018 RSUD Majalengka akan meningkatkan kelas RS menjadi
22
10 Teknis Medis
- Analisis Laboratorium 11 21 2
- Tem & P. Rontg 2 2 0
- P. Anastesi 0 13 0
11 Fisioterapis 0 2 0
Jumlah 1098 504 5
Sumber : Sub Bag. UP Dinkes Kab. Majalengka Tahun 2013
Analisa lingkungan Internal akan mencari seberapa besarkah kekuatan yang dimiliki
RSUD Majalengka sekaligus seberapa parahkah kelemahan yang masih ada. Agar dapat
Secara umum sebagian besar pasien yang datang ke RSUD Majalengka adalah pasien
umum, Askes dan pasien BPJS. Secara lebih detil, komposisi pasien ditunjukkan
ditunjukkan melalui tabel
Tabel 3.15
Umum 21.286 34 %
Askes 22.211 35%
Lain-lain 826
JUMLAH 62.569
Komposisi pasien umum adalah 34 %, pasien Askes 35 % dan pasien Jamkesmas-
Jamkesda, Kartu Sehat 29%. Dari komposisi ini maka pada tahun 2014 dengan dimulainya
Jaminan Kesehatan Nasional dengan cara bayar paket INA CBG’s maka komposisinya adalah
23
Grafik 3.2
Berikut ini gambaran kinerja yang telah dicapai RSUD Majalengka meliputi kinerja pelayanan,
3.2.1. PENCAPAIAN
PENCAPAIAN KINERJA PELAYANAN
PELAYANAN
Pencapaian Kinerja (Volume Kegiatan) Menurut Indikator Utama:
Tabel 3.16
Pencapaian Kinerja Menurut Indikator Utama
TAHUN TAHUN
NO URAIAN
2012 2013
1 Jumlah Tempat Tidur 186 205
2 Tingkat Hunian (BOR) 54,4 76,8
24
Tabel 3.17
Kunjungan Rawat Jalan di prognosakan mencapai 71.678 mengingat data kunjungan rawat
jalan sampai dengan Mei 2014 adalah 29.866. Dengan demikian terjadi kenaikan yang cukup
cukup
masyarakat untuk
untuk berobat ke RSUD Majalengka me
meningkat.
ningkat. Dalam tabel
tabel dibawah ini
didapat kesimpulan
kesimpulan bahwa kunjungan baru meningkat
meningkat 6 % dari 29%
29% ditahun 2012 menjadi
25
Tabel 3.17a
KUNJUNGAN RAWAT JALAN BARU
TAHUN 2012-2013
3.2.2. PENCAPAIAN
PENCAPAIAN KINERJA KEUANGAN
Tabel 3.18
26
Perlengkapan
3.2.3. PENCAPAIAN
PENCAPAIAN KINERJA MANFAAT
Dapat dilihat dari besarnya pembiayaan bagi masyarakat miskin, jumlah fasilitas yang
Pelayanan Rawat Jalan Tahun 2013 bagi pasien Jamkesmas, Jamkesda, Kartu Sehat adalah
18.246 sejumlah 29% dari total kunjungan. Adapun fasilitas di Rawat Inap adalah 89 Tempat
ANALISIS INTERNAL
Tabel 3.19
KONDISI LINGKUNGAN INTERNAL
WEAKNESS/KELEMAHAN
1. Jumlah piutang pasien umum meningkat 0,043478 2 0,086956522
2. Jumlah dan Jenis
Jenis SDM belum sesuai dengan standar 0,043478 2 0,086956522
3. Kurang memadainya Sarana prasarana sesuai kebutuhan 0,043478 3 0,130434783
4 Kalibrasi alat belum terlaksana sesuai dengan 0,043478 2 0,086956522
5 Akreditasi 5 Pelayanan sudah habis/expired
h abis/expired 0,050000 4 0,2
6 Tata letak ruangan rawat inap kurang baik 0,043478 2 0,086956522
Tenaga Medis ,paramedis, non medis belum semua terlatih
7 sesuai standar SPM 0,050000 4 0,2
8 Belum maksimalnya SIM RS 0,043478 3 0,130434783
9 Masih ada komplain dari masyarakat mengenai pelayanan
rumah sakit 0,050000 4 0,2
10 Standar waktu pengisian rekam medik belum tercapai 0,043478 2 0,086956522
Jumlah 0,454348 28 1,295652174
28
1 66 2,93847687
ANALISIS EKSTERNAL
Tabel 3.20
KONDISI LINGKUNGAN EKTERNAL
ANCAMAN
1 Rumah sakit swasta di wilayah perbatasan sebagai pesaing
dengan pelayanan yang lebih baik dan terjangkau oleh
masyarakat
0,166666667 4 0,666666667
2 Tuntutan masyarakat akan mutu pelayanan rumah sakit
yang semakin tinggi
0,166666667 4 0,666666667
3 Meningkatnya jumlah Puskesmas DTP dan adanya RS/Klinik
Swasta di Majalengka 0,166666667 4 0,666666667
0,5 12 2
1 23 3,833333333
29
Keterangan:
Bobot adalah tingkat kepentingan tiap-tiap faktor: sangat penting = 1,00 sangat tidak
Rating menunjukkan tingkat respons organisasi terhadap faktor tersebut 4: respons sangat
Tabel 3.21
ANALISIS PILIHAN STRATEGIK DENGAN MATRIKS SWOT
Internal
Kekuatan (S) Kelemahan (W)
1. Pendapatan pertahun yang selalu meningkat 1. Jumlah dan Jenis SDM belum sesuai dengan
2. Bangunan fisik rumah sakit yang terus standar
berkembang 2. Kurang memadainya Sarana prasarana
3. Bertambahnya jenis pelayanan (HD, Poli 3. Kalibrasi alat belum terlaksana sesuai dengan
Jiwa, ICU) kebutuhan
4. Pusat rujukan pelayanan kesehatan di 4. Akreditasi 5 Pelayanan sudah habis/expired
Kabupaten Majalengka 5. Tarif menggunakan Perda
5. Jumlah kunjungan pasien yang selalu
meningkat baik rawat jalan maupun rawat
inap
31
32
Total skor:
33
Tabel 3.22
Total Skor Faktor Strategi
Strategi Internal
Internal
1
4 3 2 1
Dari analisis SWOT diketahui bahwa posisi RSUD Majalengka berada dalam posisi
pertumbuhan/stabilitasi.
adalah sebagai
sebagai berikut :
1. RSUD Majalengka sedang dalam persiapan bangunan fisik Rumah Sakit menuju kelas B,
yang perlu dibarengi dengan persiapan sarana dan prasarana khususnya peralatan medis
baik, perlu segera dilaksanakan penataan karena bila dibiarkan akan berpotensi
upaya promosi dan kerjasama dengan pihak luar. Kondisi ini akan sangat mendukung
4. Mindset masyarakat pengguna semakin matang dan dewasa dalam hal pelayanan
kesehatan, pada sisi lain mindset karyawan dengan orientasi terhadap pelanggan belum
34
maksimal. Hal ini merupakan potensi munculnya ketidak puasan pelanggan yang
disebabkan oleh gap persepsi tentang service antara pelanggan dan petugas;
Majalengka, tidak selalu dapat menjamin perkembangan Rumah Sakit. Hal ini
disebabkan oleh upaya pesaing untuk memenangkan persaingan pasar tidak pernah
NO ASUMSI
Kondisi Makro
1 Tingkat inflasi Prop. Jawa Barat 2012 3,86
2 Tingkat Pertumbuhan ekonomi 6,0%
3 Kurs rupiah terhadap dolar tahun 2014 sekitar Rp 11.765,00
4 Tingkat SBI 7,50%
5 Tingkat suku bunga pinjaman 17%
Kondisi Mikro
1 Subsidi yang diterima Pemerintah
a. Pemerintah Pusat Masih menerima
b. Pemerintah Daerah Masih menerima
2 Tarif layanan Masih bisa dirubah sesuai kenaikan
harga
3 Peningkatan Volume Pelayanan
a. Pasien Rawat Jalan meningkat sekitar 12% tiap th
b. Pasien UGD meningkat sekitar 10% tiap th
c. Pasien Rawat Inap meningkat sekitar 25% tiap th
d. Pasien Operasi meningkat sekitar 10% tiap th
e. Pemeriksaan Radiologi meningkat sekitar 10% tiap th
f. Pemeriksaan Laboratorium meningkat sekitar 10% tiap th
g. Jumlah resep farmasi meningkat sekitar 10% tiap th
4 Pengembangan produk baru -Urologi, Cathlab, HD, Home Care
5 Pengembangan fasilitas rawat inap Penambahan jumlah kamar dan TT
6 Pengembangan Layanan Gizi Katering Gizi
35
Berdasarkan publikasi dari BPS selama kurun waktu tahun 2007-2012, rata-rata inflasi
2009 dan inflasi tertinggi adalah 11,11% pada tahun 2008. Terkendalinya inflasi yang
mencapai angka di bawah dua digit, kecuali tahun 2008 tidak lepas dari peran kolaborasi
otoritas moneter dengan pemerintah daerah melalui forum pengendalian inflasi daerah. Data
Tabel 3.23
Laju Inflasi Jawa Barat Tahun 2007-2012
Tahun
Uraian
2007 2008 2009 2010 2011 2012
Inflasi 5,10 11,11 3,09 6,46 3,10 3,86
Sumber : BPS Jawa Barat, Tahun 2013.
3.2.6. STRATEGI
bersaing.
Meningkatkan komitmen
komitmen pegawai serta peningkatan kompete
kompetensi
nsi pelayanan prima
36
b. Strategi Pemasaran :
PPK-BLUD.
Meningkatkan kemampuan
kemampuan manajemen
manajemen dengan pelatihan-pelatihan.
Alternatif strategi
strategi yang akan dilakukan
dilakukan :
1. Market penetration, yaitu pengembangan pasar dengan cara menyentuh seluruh
komponen / lapisan masyarakat yang meliputi pasien umum dan pasien peserta
pe serta asuransi
3. Product development yaitu pengembangan produk / jasa baru yang sesuai kebutuhan
konsumen, diantaranya pengembangan Klinik Jantung , Klinik Paru, Klinik Bedah Syaraf,
Klinik Bedah Tulang, Kilinik Gigi Spesialis, Klinik Spesialis Urologi, Pelayanan Obstetri
Neonatal emergency Komprehensif, Unit Hemodialisa, USG 4 dimensi, Rawat Inap VVIP,
VVIP,
37
BAB IV
RENCANA PEMASARAN
4.1.1. Sasaran, indikator dan Target Volume Kegiatan Tahun 2014 – 2018