Anda di halaman 1dari 86

KATA PENGANTAR

Puji Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa

dengan telah terselesaikannya penyusunan kembali Review Rencana

Strategis Puskesmas Bululawang Kabupaten Malang Tahun 2016-2021.

Dengan adanya Peraturan Bupati Malang Nomor 28 Tahun 2013

tentang Indikator Kinerja Utama di Lingkungan Pemerintah Kabupaten

Malang; serta Peraturan Bupati Malang Nomor: 5 Tahun 2014 tentang

Review Tengah Periode RPJMD 2016 – 2021 Kabupaten Malang. Oleh

karenanya dipandang perlu untuk mengadakan penyusunan

perencanaan yang strategis dengan menyusun dokumen Review

Rencana Strategis (Renstra) Puskesmas Bululawang Kabupaten Malang

Tahun 2016 – 2021.

Penyusunan Review Renstra Puskesmas Bululawang Kabupaten

Malang 2016 -2021 ini dilakukan melalui Rapat Kerja Puskesmas

Bululawang Kabupaten Malang , lintas sektor terkait. Melalui

kesempatan ini, saya ingin menyampaikan penghargaan yang setinggi-

tingginya dan terimakasih kepada para pihak atas kontribusinya dalam

penyusunan Renstra Puskesmas Bululawang Kabupaten Malang ini.

Akhirnya, semoga upaya kita bersama dalam meningkatkan

derajat kesehatan masyarakat mendapatkan rakhmat, hidayah, dan

ridho dari Allah SWT, Amin.

Malang, 25 April 2018

KEPALA PUSKESMAS BULULAWANG

drg. Bambang Pujaswendro

NIP.19601211 198703 1009.

i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar .......................................................................i
Daftar Isi ...............................................................................ii
SK Kepala Puskesmas ............................................................v

BAB I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang ............................................................1
1.2 Landasan Hukum ........................................................2
1.3 Maksud dan Tujuan ....................................................4
1.4 Sistematika Penulisan .................................................5
BAB II Gambaran Pelayanan
2.1 Tugas, Fungsi, Struktur Organisasi Puskesmas Bululawang
...........................................................................................7
2.2 Sumberdaya Puskesmas Bululawang ........................26
2.3 Kinerja Pelayanan Puskesmas Bululawang ................30
2.4 Tantangan dan Peluang .............................................37
BAB III ISU ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN
FUNGSI
3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tupoksi .......41
3.2 Telaah Visi Misi RPJMD Kabupaten Malang tahun 2016-
2021 ................................................................................44
3.3 Telaah Renstra Kementerian Kesehatan .....................45
3.4 Telaah Renstra Dinas Kesehatan ...............................46
3.5 Penentuan Isu-Isu Strategis........................................46
BAB IV TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN
4.1 Tujuan dan Sasaran ..................................................48
4.2 Strategi dan Kebijakan ...............................................57
BAB V RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA
DAN PENDANAAN INDIKATIF
5.1 Program dan Kegiatan ...............................................60
5.2 Indikator Kinerja dan Pendanaan Indikatif ................69
BAB VI INDIKATOR KINERJA PUSKESMAS BULULAWANG YANG
MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD
KABUPATEN MALANG.....................................................98
BAB VII PENUTUP ....................................................................111

ii
DAFTAR GAMBAR
Struktur Organisasi Puskesmas Bululawang ..............................10
Denah Puskesmas Bululawang ...................................................35

iii
DAFTAR TABEL
Komposisi Sumber Daya Manusia Puskesmas Bululawang .........26
Tabel 2.1 Capaian Kinerja Pelayanan Puskesmas Bululawang
tahun 2011-2015 .......................................................31
Tabel 2.2 Capaian Kinerja keuangan Puskesmas Bululawang
tahun 2011-2015 .......................................................36
Indikator Kinerja Utama Puskesmas Bululawang....................
52
Tabel 4.1 Tujuan dan Sasaran Perubahan Renstra Puskesmas
Bululawang Tahun 2016-2021 ...................................62
Tabel 5.1 Rencana Kinerja dan Pendanaan Indikatif ...................80
Tabel 6.1 Indikator Kinerja Sasaran pada Perubahan Renstra
Pusksmas Bululawang tahun 2016-2021 .................112

7
LAMPIRAN
KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS
BULULAWANG
NOMOR :
188.4/36/KEP/35.07.103.118/2018
TENTANG
PENETAPAN PERUBAHAN RENCANA
STRATEGIS PUSKESMAS BULULAWANG
TAHUN 2016-2021

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut
Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya
kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih
mengutamakan upaya promotif dan preventif untuk mencapai
derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Puskesmas
mempunyai tugas melaksanakan kebijakan kesehatan untuk
mencapai tujuan pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya
dalam rangka mendukung terwujudnya kecamatan sehat.
Dalam menyelenggarakan fungsi sebagi penyelenggara Upaya
Kesehatan Masyarakat dan Upaya Kesehatan Perorangan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf a Peraturan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia No 75 Tahun 2014, salah satu
kewenangan Puskesmas adalah melaksanakan perencanaan
berdasarkan analisis masalah kesehatan masyarakat dan analisis
kebutuhan pelayanan yang diperlukan. Dalam penyusunan
perencanaan stategis Puskesmas sebagai pelaksana teknis Dinas
Kesehatan, harus berpedoman dan memperhatikan perencanaan
strategis yang telah ditetapkan oleh Dinas Kesehatan kabupaten/
Povinsi/Kementerian Kesehatan.
Dokumen perencanaan lima tahunan ini memuat visi, misi,
tujuan, sasaran, strategi, kebijakan, program, dan kegiatan sesuai

8
pembagian urusan dan tugas dan fungsi masing-masing Perangkat
Daerah. Yang kesemuanya itu merujuk pada dokumen Rencana
Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD). Sebagi dokumen
perencanaan, dalam Renstra ditetapkan target indikator kinerja
beserta pendanaannya yang bersifat indikatif. Selanjutnya dokumen
Renstra perangkat daerah ini kemudian dijadikan pedoman dalam
penyusunan Rencana Kerja perangkat daearah (Renja) sebagaimana
pasal 273 (UU No 23/2014).
Renstra Puskesmas Bululawang ini merupakan dokumen
perencanaan yang bersifat indikatif memuat program-program
pembangunan kesehatan yang akan dilaksanakan oleh Puskesmas
Bululawang dan menjadi acuan dalam penyusunan perencanaan
tahunan. Penyusunan Renstra ini berpedoman pada Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten
Malang tahun 2014 – 2019, dengan menggunakan 4 pendekatan
yaitu teknokratik, politik, partisipatif, atas-bawah (top-down), dan
bawah-atas (bottom-up). Selain itu, penyusunan Renstra ini juga
berpedoman pada Renstra Kementerian Kesehatan, Renstra Dinas
Kesehatan Propinsi Jawa Timur, serta Renstra Dinas Kesehatan
Kabupaten Malang utamanya menyangkut program-program
prioritas yang harus dilaksanakan dan target yang harus dicapai
dalam rangka pencapaian tujuan pembangunan kesehatan secara
nasional.
Renstra ini merupakan acuan bagi seluruh upaya yang
dilakukan oleh pelaksana kesehatan serta perwujudan komitmen
dari seluruh pelaksana tugas di Puskesmas Bululawang untuk
berusaha mencapai sasaran strategis dan indikator kinerja yang
telah disepakati.

1.2. Landasan Hukum


Sedangkan yang menjadi landasan hukum penyusunan
Rencana Strategis Puskesmas Bululawang Tahun 2016-2021
sebagai berikut :
1. Undang – Undang Nomor 17 tahun 2003 ttg Keuangan
Negara;
2. Undang – Undang Nomor 25 tahun 2004 ttg Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional ;

9
3. Undang – Undang Nomor 33 tahun 2004 tentang
Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan
Pemerintah Daerah;
4. Undang – Undang Nomor 5 Tahun 2014, tentang
Aparatur Sipil Negara (ASN);
5. Undang – Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah;
6. Peraturan Pemerintah Nomor 58 tahun2005 tentang
Pengelolaan Keuangan Daerah;
7. Peraturan Pemerintah Nomor 65 tahun 2005 tentang
Pedoman Penyusunan dan Penerapan SPM;
8. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang
Perangkat Daerah;
9. Instruksi Presiden RI Nomor 7 tahun 1999 : tentang
AKIP;
10. Peraturan Presiden nomor 29 tahun 2014 tentang
Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah;
11. Permendagri Nomor 6 tahun 2007 tentang Petunjuk
Teknis Penyusunan dan Penetapan Standar Pelayanan
Minimal;
12. Permendagri Nomor 54 Tahun 2010 tentang
Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 tahun 2008
tentang tahapan. Tatacara penyusunan, pengendalian, dan
evaluasi pelaksanaan rencana pembangunan daerah;
13. Permen PAN nomor 53 tahun 2014 tentang Petunjuk
Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja, dan Tata Cara
Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (membatalkan
PermenPAN no.29/2010 tentang Pedoman Penyusunan
Penetapan Kinerja dan Pelaporan AKIP);
14. Permenkes Nomor 64 Tahun 2015, tentang Organisasi
dan Tatakerja Kementrian Kesehatan;
15. Permenkes Nomor 43 Tahun 2016 Tentang Standar
Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Kesehatan;
16. Permenkes Nomor 49 Tahun 2016, tentang Pedoman
Teknis Pengorganisasian Dinas Kesehatan Provinsi dan
Kabupaten / Kota;
17. Peraturan Daerah Kabupaten Malang Nomor 3 Tahun
2015 tentang Sistem Kesehatan Daerah Kabupaten Malang;
18. Peraturan Daerah Kabupaten Malang Nomor 6 Tahun
2016 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah (RPJMD) Kabupaten Malang Tahun 2016 – 202;
19. Peraturan Daerah Kabupaten Malang Nomor 9 Tahun
2016 tentang Organisasi Perangkat Daerah;
20. Peraturan Bupati Nomor 30 Tahun 2015 tentang
Indikator Kinerja Utama di Lingkungan Pemerintah Kabupaten
Malang;
21. Peraturan Bupati Malang Nomor 32 Tahun 2016
Tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas Dan Fungsi,
Serta Tata Kerja Dinas Kesehatan Kabupaten Malang;
22. Peraturan Bupati Nomor 34 Tahun 2016 Tentang
Mekanisme Tahunan Penyelenggaraan Pemerintahan
Kabupaten Malang;

10
23. Peraturan Bupati Malang Nomor 44 Tahun 2017
Tentang Reviu Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah Kabupaten Malang Tahun 2016–2021 Atas
Penyesuaian Nomenklatur Program Prioritas Perangkat
Daerah;
24. Keputusan Bupati Malang Nomor
188.45/569/KEP/35.07.013/2016 Tentang Pengesahan
Rancangan Akhir Rencana Strategis Dinas Kesehatan
Kabupaten Malang Tahun 2016-2021;
25. Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Malang
Nomor 188.4/ 137/KEP/35.07.103/2016 Tentang Penetapan
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kabupaten Malang.

1.3. Maksud dan Tujuan


Penyusunan Renstra ini dimaksudkan agar seluruh
program dan kegiatan yang dilaksanakan oleh Puskesmas
Bululawang selama kurun waktu lima tahun ke depan berjalan
secara berkesinambungan dan terarah. Adapun tujuan dari
Renstra ini adalah :
1. Sebagai pedoman/acuan resmi bagi Puskesmas
Bululawang dalam perencanaan program dan kegiatan
pembangunan;
2. Menyediakan tolok ukur kinerja untuk mengevaluasi
kinerja pembangunan kesehatan di wilayah kerja
Puskesmas Bululawang.

1.4. Sitematika Penulisan


Proses penyusunan Renstra Puskesmas Bululawang ini
dilakukan oleh tim penyusun dengan melibatkan seluruh
penanggungjawab program dan pelaksana program. Keterlibatan
berbagai pihak ini dimaksudkan untuk memberikan masukan-
masukan yang konstruktif. Adapun sistematika penulisan
dokumen Renstra Puskesmas Bululawang tahun 2016-2021
adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Landasan Hukum
1.3 Maksud dan Tujuan

11
1.4 Sistematika Penulisan
BAB II GAMBARAN PELAYANAN PUSKESMAS
BULULAWANG
2.1 Tugas, Fungsi, dan Struktur Organisasi
Puskesmas Bululawang
2.2 Sumber Daya Puskesmas Bululawang
2.3 Kinerja Pelayanan Puskesmas Bululawang
periode 5 tahun sebelumnya
2.4 Tantangan dan Peluang Pengembangan
Pelayanan Puskesmas Bululawang
BAB III ISU–ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN
FUNGSI
3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas
dan Fungsi Pelayanan Puskesmas Bululawang
3.2 Telaahan Visi, Misi, dan Program Kepala daerah
dan wakil kepala daerah Terpilih 2016-2021
3.3 Telaahan Renstra Kementerian Kesehatan dan
Dinas Kesehatan Provinsi
3.4 Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan
Kajian Lingkungan Hidup Strategis
3.5 Penentuan Isu-isu Strategis

BAB IV VISI MISI, TUJUAN, SASARAN STRATEGI DAN


KEBIJAKAN
4.1 Visi dan Misi Puskesmas Bululawang
4.2 Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah
Puskesmas Bululawang
4.3 Strategi dan Kebijakan Puskesmas Bululawang
BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR
KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN
INDIKATIF
5.1 Program dan Kegiatan
5.2 Indikator Kinerja dan Pendanaan Indikatif

BAB VI INDIKATOR KINERJA PUSKESMAS BULULAWANG

12
YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN
RPJMD
BAB VII PENUTUP

BAB II

13
GAMBARAN PELAYANAN

2.1 Tugas, Fungsi, Struktur Organisasi Puskesmas Bululawang


Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 75 Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan
Masyarakat, pada pasal 4 dijelaskan bahwa Puskesmas
mempunyai tugas melaksanakan kebijakan kesehatan untuk
mencapai tujuan pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya
dalam rangka mendukung terwujudnya kecamatan sehat.
Dalam melaksanakan tugasnya maka Puskesmas
menyelenggarakan fungsi untuk:
a. penyelenggaraan UKM tingkat pertama di wilayah
kerjanya; dan
b. penyelenggaraan UKP tingkat pertama di wilayah
kerjanya.
Dalam menyelenggarakan fungsi UKM tingkat pertama
di wilayah kerjanya, Puskesmas berwenang untuk:
a. melaksanakan perencanaan berdasarkan analisis
masalah kesehatan masyarakat dan analisis
kebutuhan pelayanan yang diperlukan;
b. melaksanakan advokasi dan sosialisasi kebijakan
kesehatan;
c. melaksanakan komunikasi, informasi, edukasi, dan
pemberdayaan masyarakat dalam bidang kesehatan;
d. menggerakkan masyarakat untuk mengidentifikasi
dan menyelesaikan masalah kesehatan pada setiap
tingkat perkembangan masyarakat yang bekerjasama
dengan sektor lain terkait;
e. melaksanakan pembinaan teknis terhadap jaringan
pelayanan dan upaya kesehatan berbasis
masyarakat;
f. melaksanakan peningkatan kompetensi sumber daya
manusia Puskesmas;
g. memantau pelaksanaan pembangunan agar
berwawasan kesehatan;
h. melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan
evaluasi terhadap akses, mutu, dan cakupan
Pelayanan Kesehatan; dan
i. memberikan rekomendasi terkait masalah kesehatan
masyarakat, termasuk dukungan terhadap sistem
kewaspadaan dini dan respon penanggulangan
penyakit.
Dalam menyelenggarakan fungsi UKP tingkat pertama di
wilayah kerjanya, Puskesmas berwenang untuk:
a. menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan dasar
secara komprehensif, berkesinambungan dan

14
bermutu;
b. menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang
mengutamakan upaya promotif dan preventif;
c. menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang
berorientasi pada individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat;
d. menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang
mengutamakan keamanan dan keselamatan pasien,
petugas dan pengunjung;
e. menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan dengan
prinsip koordinatif dan kerja sama inter dan antar
profesi;
f. melaksanakan rekam medis;
g. melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi
terhadap mutu dan akses Pelayanan Kesehatan;
h. melaksanakan peningkatan kompetensi Tenaga
Kesehatan;
i. mengoordinasikan dan melaksanakan pembinaan
fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama di
wilayan kerjanya; dan
j. melaksanakan penapisan rujukan dengan indikasi
medis dan sistem rujukan
Selain menyelenggarakan fungsi tersebut, Puskesmas
dapat berfungsi sebagai wahana pendidikan Tenaga
Kesehatan. Ketentuan mengenai wahana pendidikanTenaga
Kesehatan tersebut dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Malang
Nomor 19 Tahun 2008 tentang Rincian Tugas Pokok dan
Fungsi Dinas Kesehatan Kabupaten Malang, tugas dan fungsi
Puskesmas adalah sebagai berikut :
1) Tugas Pusat Kesehatan Masyarakat yang merupakan
UPTD Kesehatan adalah melaksanakan pelayanan,
pembinaan dan pengembangan upaya kesehatan
secara paripurna kepada masyarakat di wilayah
kerjanya.
2) Untuk menyelenggarakan tugas dimaksud,
Puskesmas mempunyai fungsi:
a) Pelayanan upaya kesehatan kesejahteraan ibu dan
anak, KB, perbaikan gizi, perawatan kesehatan
masyarakat, pencegahan, pemberantasan penyakit,
imunisasi, pembinaan kesehatan lingkungan,
pendidikan kesehatan masyarakat, UKS, olah raga,
pengobatan termasuk pelayanan darurat karena
kecelakaan, kesehatan gigi dan mulut, laboratorium
sederhana, upaya kesehatan kerja serta usia lanjut,
upaya kesehatan jiwa, khusus dan lain-lainnya serta
pencatatan dan pelaporan ;
b) Pembinaan upaya kesehatan, peran serta

15
masyarakat, koordinasi semua upaya kesehatan,
sarana pelayanan kesehatan, pelaksanaan rujukan
medik, pemantauan sarana dan pembinaan teknis
kepada Puskesmas Pembantu, unit pelayanan
kesehatan swasta dan kader pembantu kesehatan;
c) Pengembangan upaya kesehatan dalam hal
pengembangan kader pembantu bidang kesehatan di
wilayah dan pengembangan kegiatan swadaya
masyarakat.
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 tahun
2014 tentang Puskesmas, susunan organisasi Puskesmas dapat
dilihat pada gambar berikut.

16
STRUKTUR ORGANISASI UPTD PUSKESMAS BULULAWANG
TAHUN 2016

17
Berikut ini adalah Uraian Tugas Struktur Organisasi Puskesmas Bululawang:
1. Kepala Puskesmas:
1. Mengkoordinir penyusunan Perencanaan Tingkat
Puskesmas berdasarkan data program Dinas Kesehatan.
2. Merumuskan kebijakan operasional dalam bidang
pelayanan kesehatan masyarakat.
3. Memberikan tugas pada staf dan unit-unit,
Puskesmas Pembantu, dan Ponkesdes.
4. Memimpin urusan Tata Usaha, unit-unit pelayanan,
Puskesmas pembantu, Ponkesdes dan staf dalam
menyelenggarakan pelayanan kesehatan masyarakat agar
pelaksanaan tugas berjalan sesuai dengan rencana kerja
yang telah ditetapkan.
5. Menilai prestasi kerja staf sebagai bahan
pertimbangan dalam peningkatan karier.
6. Melakukan evaluasi pelaksanaan kegiatan Puskesmas
berdasarkan realisasi program kerja dan ketentuan
perundang-undangan yang berlaku sebagai bahan dalam
menyusun program kerja berikutnya.
7. Mempunyai tugas pokok dan fungsi memimpin,
mengawasi dan mengkoordinir.
8. Kegiatan Puskesmas yang dapat dilakukan dalam
jabatan struktural dan jabatan fungsional.
9. Menyusun rencana kerja dan kebijakan teknis
Puskesmas.
10. Melaksanakan pengawasan, pengendalian dan evaluasi
program/kegiatan Puskesmas.
11. Memimpin pelaksanaan kegiatan di Puskesmas
penyelenggaraan pertemuan berkala (Mini Lokakarya
bulanan dan tribulanan).
12. Bertanggung jawab atas penyusunan Rencana Usulan
Kegiatan (RUK) melalui analisis dan perumusan masalah
berdasarkan prioritas.
13. Bertanggung jawab atas Rencana Pelaksanaan Kegiatan
(RPK) secara terinci dan lengkap.
14. Mendelegasikan wewenang apabila meninggalkan tugas.
15. Membina petugas Puskesmas.
16. Bertanggung jawab mengenai pendidikan berkelanjutan,
orientasi dan program pelatihan staf untuk menjaga
kemampuan dan meningkatkan pelayanan sesuai
kebutuhan.
17. Membangun kerjasama dengan berbagai pihak terkait di
kecamatan, Lintas Sektor, penyedia pelayanan kesehatan
tingkat pertama swasta, perorangan serta masyarakat
dalam pengembangan UKBM.
18. Bertanggung jawab atas penyelenggaraan pelaksanaan
program-program di Puskesmas.
19. Memberikan umpan balik hasil kegiatan kepada semua staf
Puskesmas.
20. Melakukan pemeriksaan keuangan secara berkala.
21. Membuat laporan pelaksanaan kegiatan sebagai bahan
informasi dan pertanggung jawaban kepada Kepala Dinas

18
Kesehatan.
22. Mengolah dan menganalisa data, untuk selanjutnya
diinformasikan atau dilaporkan ke Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota, serta pihak yang berkepentingan
lainnya.
23. Membuat Surat Keputusan tentang pengelola keuangan,
penanggung jawab barang inventaris, tim manajemen
mutu Puskesmas, dll
24. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota.
2. Kepala Urusan Tata Usaha
1. Menyusun rencana kegiatan urusan Tata Usaha
berdasarkan data program Puskesmas.
2. Membagi tugas kepada staf agar pelaksanaan tugas
dapat dilaksanakan.
3. Mengkoordinasikan para staf dalam menyusun
program kerja Puskesmas agar terjalin kerjasama yang
baik.
4. Memberi petunjuk kepada staf dengan petunjuk kerja
yang diberikan agar tercapai keserasian dan kebenaran
kerja.
5. Mengkoordinasikan berbagai kegiatan administratif
dan manajemen di Puskesmas. Untuk mendukung Kepala
Puskesmas menjalan tugas dan fungsinya mengelola
Puskesmas.
6. Mengarsipkan surat masuk dan surat keluar.
7. Bertanggung jawab atas administrasi, membantu
pengelolaan keuangan, dan pengelolaan sumberdaya
lainnya.
a. Menyiapkan SK bendahara barang, SK
penanggung jawab pengelola barang, SK penanggung
jawab kendaraan.
b. Membuat perencanaan kebutuhan dan Pemeliharaan
Barang Unit.
c. Membuat data stok barang.
d. Menjaga kelengkapan alat-alat yang diperlukan.
e. Membuat data asset di masing-masing ruangan.
f. Melaksanakan up dating daftar inventaris sebagai
bahan laporan.
g. Melakukan evaluasi perawatan alat kesehatan.
h. Melaporkan fungsi dan kondisi alat kesehatan.
i. Melaporkan seluruh inventarisasi alat kesehatan.
8. Melakukan evaluasi hasil kegiatan urusan Tata
Usaha secara keseluruhan.
9. Menyediakan dan menyimpan data umum Puskesmas
serta data kesehatan yang diperlukan untuk kepentingan
semua pihak yang membutuhkan:
a. Data pencapaian cakupan kegiatan pokok tahun
lalu dan visualisasi datanya.
b. Data 10 penyakit terbanyak.
c. Data RKBU (Rencana Kebutuhan Barang Unit) dan
RPTBU (Rencana Pengadaan Triwulan Barang Unit).
d. Data lain.

19
10. Membuat laporan kegiatan di bidang tugasnya
sebagai bahan informasi dan pertanggung jawaban kepada
Kepala Puskesmas.
11. Melaksanakan pengelolaan urusan kepegawaian,
keuangan, perlengkapan, surat menyurat, hubungan
masyarakat dan urusan umum, perencanaan serta
pencatatan dan pelaporan.
12. Mempunyai tugas pokok di bidang kepegawaian:
a. Membuat struktur organisasi UPTD.
b. Membuat daftar/catatan kepegawaian petugas.
c. Membuat uraian tugas dan tanggung jawab setiap
petugas.
d. Membuat rencana kerja bulanan bagi setiap petugas
sesuai dengan tugas, wewenang dan tanggung jawab.
e. Membuat penilaian DP3 tepat waktu berdasarkan
konsultasi dengan Kepala Puskesmas.
f. Melakukan file kepegawaian.
13. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala
Puskesmas.
A Manajemen Mutu:
1. Melakukan penilaian dan pemantauan/Evaluasi mutu
Puskesmas dengan:
a. Survey Indek Kepuasan Masyarakat dan
menetapkan Indek Kepuasan Masyarakat.
b. Mengelola pengaduan pengguna layanan
Puskesmas, mulai dari pencatatan, pelaporan,
rencana tindak lanjut dan penanganan
pengaduan.
c. Pemantauan Pencegahan Dan Pengendalian
Infeksi.
d. Melakukan pemantauan dan penilaian terhadap
Standar Puskesmas dan Kinerja Puskesmas
minimal setahun 2 (dua) kali dan melaporkan
kepada Kepala Puskesmas serta melakukan
upaya perbaikan apabila hasil penilaian tidak
mencapai target yang diharapkan.
e. Mendokumentasikan kegiatan perbaikan
standar dan kinerja program mulai dari
monitoring, penilaian, analisis, penyusunan
rencana perbaikan, pelaksanaan perbaikan dan
evaluasinya.
Menggerakkan dan memanfaatkan sumber daya yang ada
untuk terwujudnya perencanaan mutu.
Melakukan supervisi, dukungan dancoaching dalam
memberdayakan Puskesmas dalam pemecahan masalah
mutu dengan pendekatan tim.

2.

20
3.
B Koordinator Jejaring dan jaringan
1. Mengkoordinasi kegiatan jaringan Puskesmas wilayah
kerjanya meliputi Pustu dan Poskesdes.
2. Mengkoordinasi kegiatan jejaring Puskesmas di wilayah
kerjanya meliputi Rumah Sakit, Rumah Bersalin, Klinik,
Dokter Praktik Mandiri, Bidan Praktik Mandiri, dan Perawat
Praktik Mandiri.
C Bendahara
1. Bendahara penerimaan:
a. Membuat laporan harian penerimaan (DPD II 62).
b. Membuat catatan harian uang masuk dalam buku
kas umum.
c. Memeriksa dan melaporkan kas sebagai
bahan informasi dan
pertanggungjawaban kepada Kepala
Puskesmas.
d. Melaksanakan tugas lain yang diberikan
oleh Kepala Puskesmas
Bendahara Pengeluaran:
a. Menyusun rencana kegiatan bendahara
berdasarkan data program Puskesmas.
b. Membuat laporan harian pengeluaran.
2. c. Membuat catatan bulanan uang masuk
dan uang keluar dalam buku kas umum.
d. Melakukan evaluasi hasil kegiatan
keuangan.
e. Memeriksa dan melaporkan kas sebagai
bahan informasi dan pertanggungjawaban
kepada Kepala Puskesmas.
f. Melaksanakan tugas lain yang diberikan
oleh Kepala Puskesmas.
D Petugas Pendaftaran
1. Menyusun rencana kegiatan pelayanan di loket berdasarkan
data program Puskesmas.
2. Melaksanakan kegiatan pelayanan di loket dan koordinasi
dengan lintas program terkait sesuai dengan prosedur dan
ketentuan.
3. Melakukan evaluasi hasil kegiatan pelayanan di loket secara
keseluruhan.
4. Membuat pencatatan dan pelaporan serta visualisasi data
kegiatan pelayanan sebagai bahan informasi dan
pertanggungjawaban kepada Kepala Puskesmas.
5. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala
Puskesmas.
E Petugas Medis dan Paramedis UGD

21
1. Menyusun rencana pelayanan Gawat Darurat;
2. Melaksanakan kegiatan pelayanan Gawat Darurat;
3. Melaksanakan pelayaan medis dan keperawatan sesuai
standar prosedur operasional, SPM, Standar Pelayanan Publik
(SPP) tata kerja dan kebijakan yang telah ditetapkan oleh
Kepala Puskesmas;
4. Melakukan pencatatan pada rekam medik dengan baik,
lengkap serta dapat dipertanggungjawabkan, termasuk
memberi kode diagnosa menurut ICD X;
5. Membuat pelaporan dan visualisasi data pelayanan Gawat
Darurat;
6. Melaksanakan evaluasi kegiatan pelayanan UGD;
7. Meningkatkan mutu pelayanan UGD Puskesmas;
8. Melaporkan pelaksanaan Gadar secara berkala kepada
penanggung jawab;
9. Melakukan rujukan kasus yang tidak dapat ditangani di
Puskesmas;
10. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala
Puskesmas.
F Petugas Promosi Kesehatan
1. Menyusun rencana kegiatan promosi kesehatan berdasarkan
data program Puskesmas;
2. Melakukan penyuluhan kesehatan, pengembangan UKBM,
pengembangan desa siaga aktif dan pemberdayaan
masyarakat dalam PHBS sesuai SOP serta mengkoordinasikan
dengan lintas program terkait;
3. Membuat pencatatan dan pelaporan serta visualisasi data
promosi kesehatan sebagai bahan informasi dan
penanggungjawab kepada Kepala Puskesmas;
4. Melakukan evaluasi hasil kegiatan promosi kesehatan secara
keseluruhan;
5. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala
Puskesmas.
G Petugas Kesehatan Lingkungan
1. Dalam Gedung
a. Menyusun rencana kegiatan Kesehatan
Lingkungan berdasarkan data program Puskesmas;
b. Melakukan kegiatan pembinaan
kesehatan lingkungan yang meliputi pengawasan dan
pembinaan SAB, pengawasan dan pembinaan JAGA,
pegawasan dan pembinaan TTU (Tempat Tempat
Umum)/TPM (Tempat Pengelolaan Makanan) Pestisida,
pelayanan klinik sanitasi, penyuluhan kesehatan
lingkungan dan koordinasi lintas program terkait sesuai
dengan prosedur/SOP;
c. membuat pencatatan dan pelaporan
serta visualisasi data kegiatan kesehatan lingkungan
sebagai bahan informasi dan pertanggungjawaban
kepada Kepala Puskesmas;
d. melakukan evaluasi hasil kegiatan

22
kesehatan lingkungan secara keseluruhan;
e. melaksanakan tugas lain yang diberikan
oleh Kepala Puskesmas;
f. menerima kartu rujukan status dari
petugas poliklinik;
g. mempelajari kartu status/rujukan
tentang diagnosis oleh petugas poliklinik;
h. menyalin dan mencatat nama penderita
atau keluarganya, karakteristik penderita yang meliputi
umur, jenis kelamin, pekerjaan dan alamat serta
diagnosis penyakitnya ke dalam buku register;
i. melakukan wawancara atau konseling
dengan penderita/keluarga penderita tentang kejadian
penyakit, keadaan lingkungan, dan perilaku yang diduga
berkaitan dengan kejadian penyakit;
j. membantu menyimpulkan
permasalahan lingkungan atau perilaku yang berkaitan
dengan kejadian penyakit yang diderita;
k. memberikan saran tindak lanjut sesuai
permasalahan;
l. bila diperlukan, membuat kesepakatan
dengan penderita atau keluarganya tentang jadwal
kunjungan lapangan.
Luar Gedung
a. Mempelajari hasil wawancara atau konseling di
dalam gedung (Puskesmas).
b. Menyiapkan dan membawa berbagai peralatan
dan kelengkapan lapangan yang diperlukan seperti
formulir kunjungan lapangan, media penyuluhan, dan
alat sesuai dengan jenis penyakitnya.
c. Memberitahu atau menginformasikan
kedatangan kepada perangkat desa/kelurahan (kepala
desa/lurah, sekretaris, kepala dusun atau ketua
RW/RT) dan petugas kesehatan/ bidan di desa.
d. Melakukan pemeriksaan/pengamatan
lingkungan, pengamatan perilaku, serta konseling
sesuai dengan penyakit/masalah yang ada.
2. e. Membantu menyimpulkan hasil kunjungan
lapangan
f. Memberikan saran tindak lanjut kepada sasaran
(keluarga penderita dan keluarga sekitar).
g. Apabila permasalahan yang ditemukan
menyangkut sekelompok keluarga atau kampung,
informasikan hasilnya kepada petugas kesehatan di
desa/ kelurahan, perangkat desa/kelurahan (kepala
desa/lurah, sekretaris, kepala dusun atau ketua
RT/RW) , kader kesehatan lingkungan serta lintas
sektor terkait di tingkat Kecamatan untuk dapat
ditindaklanjuti secara bersama.
H Petugas KIA-KB
1. Menyusun rencana kerja pelayanan KIA-KB berdasarkan
data program.

23
Melaksanakan ANC (Ante Natal Care), INC ( Intra Natal
2. Care), PNC (Post Natal Care), perawatan neonatus,
pelayanan KB, penyuluhan KIA-KB dan koordinasi lintas
program sesuai dengan prosedur/SOP:
a. Melaksanakan asuhan kebidanan.
b. Melaksanakan pelayanan kebidanan sesuai
standar prosedur operasional, SPM, Standar Pelayanan
Publik (SPP) tata kerja dan kebijakan yang telah
ditetapkan oleh kepala Puskesmas.
c. Melakukan pencatatan pada rekam medik
dengan baik, lengkap serta dapat
dipertanggungjawabkan termasuk memberi kode
diagnosa menurut ICD X.
d. Melakukan pencatatan dan pelaporan serta
visualisasi data kegiatan KIA-KB sebagai bahan
informasi dan pertanggungjawaban kepada Kepala
Puskesmas.
e. Melaksanakan evaluasi kegiatan kebidanan dan
melaporkan pelaksanaan kegiatan kebidanan secara
berkala kepada penanggung jawab.
f. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh
Kepala Puskesmas
I Petugas Imunisasi
1. Menyusun rencana kegiatan Imunisasi berdasarkan data
program Puskesmas
2. Melakukan pemberian imunisasi, sweeping imunisasi,
penyuluhan imunisasi, penanganan KIPI dan koordinasi lintas
program terkait sesuai prosedur dan ketentuan.
3. Membuat pencatatan dan pelaporan kegiatan imunisasi serta
visualisasi data sebagai bahan informasi dan
pertanggungjawaban kepada Kepala Puskesmas.
4. Melakukan evaluasi hasil kinerja kegiatan imunisasi.
5. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala
Puskesmas.
J Petugas Surveilans
1. Menyusun rencana kegiatan surveilans berdasarkan data
program Puskesmas
2. Melakukan, pengamatan penyakit yang berkesinambungan,
meliputi pengumpulan data, pengolahan, analisis dan
visualisasi data serta melakukan penyelidikan epidemiologi,
penanggulangan KLB dan melakukan koordinasi lintas
program terkait sesuai prosedur dan ketentuan.
3. Membuat pencatatan dan pelaporan kegiatan serta visualisasi
data sebagai bahan informasi dan pertanggungjawaban
kepada Kepala Puskesmas.
4. Melakukan evaluasi hasil kinerja kegiatan surveilans.
5. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala
Puskesmas
K Petugas Gizi

24
1. Menyusun rencana kegiatan peningkatan gizi masyarakat
berdasarkan data program Puskesmas.
2. Melaksanakan pembinaan posyandu, PSG (Pemantauan
Status Gizi), pemantauan konsumsi gizi (PKG), pemantauan
penggunaan garam beryodium, ASI eksklusif, pemberian
kapsul vitamin A, pemberian tablet Fe, penyuluhan gizi dan
koordinasi lintas program sesuai dengan prosedur/SOP.
3. Membuat pencatatan dan pelaporan kegiatan serta visualisasi
data sebagai bahan informasi dan pertanggungjawaban
kepada Kepala Puskesmas.
4. Melakukan evaluasi hasil kinerja kegiatan surveilans.
5. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala
Puskesmas.
L Petugas P2M
1. Menyusun rencana kegiatan P2M (Pencegahan dan
Pemberantasan Penyakit Menular) berdasarkan data program
Puskesmas.
2. Melaksanakan P2TB, P2 Kusta, P2 malaria, P2 DBD, P2 ISPA,
P2 Diare, P2 HIV-AIDS, P2 filariasis, Imunisasi dan surveilans
dan koordinasi lintas program sesuai dengan prosedur/SOP.
3. Membuat pencatatan dan pelaporan kegiatan serta visualisasi
data sebagai bahan informasi dan pertanggungjawaban
kepada Kepala Puskesmas.
4. Melakukan evaluasi hasil kinerja kegiatan surveilans.
5. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala
Puskesmas.
M Petugas Medis Dan Atau Paramedis Pengobatan Dasar
2. Melaksanakan dan memberikan upaya pengobatan dasar
dengan penuh tanggung jawab sesuai keahlian dan
kewenangannya serta sesuai standar profesi dan peraturan
perundangan yang berlaku.
3. Melaksanakan dan meningkatkan mutu pengobatan dasar di
Puskesmas.
4. Melaksanakan pelayanan medik/asuhan keperawatan sesuai
SOP, Standar Pelayanan Minimal (SPM), Standar Pelayanan
Publik (SPP) tata kerja dan kebijakan yang telah ditetapkan
oleh kepala Puskesmas.
5. Memberikan penyuluhan kesehatan dengan pendekatan
promotif dan edukatif.
6. Melakukan pencatatan pada rekam medik dengan baik,
lengkap serta dapat dipertanggungjawabka n termasuk
memberi kode diagnosa penyakit menurut ICD X.
7. melakukan pencatatan dan menyusun pelaporan serta
visualisasi data kegiatan pengobatan dasar sebagai bahan
informasi dan pertanggungjawaban kepada Kepala
Puskesmas.
8. mengidentifikasi, merencanakan, memecahkan masalah dan
melakukan evaluasi kinerja program pengobatan dasar.
9. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala
Puskesmas.
N Petugas Medis Dan Atau Paramedis Gigi Dan Mulut

25
1. Menyusun rencana kerja dan kebijaksanaan tehnis pelayanan
kesehatan gigi.
2. Menentukan pola pelayanan dan tata kerja.
3. Memimpin pelaksanaan kegiatan pelayanan kesehatan gigi.
4. Melaksanakan pengawasan, pengendalian dan evaluasi
kegiatan pelayanan kesehatan gigi.
5. Merencanakan, melaksanakan dan mengawasi kegiatan mutu
pelayanan kesehatan gigi.
6. Melaksanakan dan memberikan upaya pelayanan medik
dengan penuh tanggung jawab sesuai keahlian dan
kewenangannya serta sesuai standar profesi dan peraturan
perundangan yang berlaku.
7. Memberikan penyuluhan kesehatan dengan pendekatan
promotif dan preventif.
8. Melakukan pencatatan pada rekam medik dengan baik,
lengkap serta dapat dipertanggungjawabkan termasuk
memberi kode diagnosa menurut ICD X.
O Petugas Paramedis Gigi
1. Melaksanakan pelayanan medik/asuhan keperawatan gigi
dan mulut sesuai SOP, Standar Pelayanan Minimal (SPM),
Standar Pelayanan Publik (SPP) tata kerja dan kebijakan yang
telah ditetapkan oleh kepala Puskesmas.
2. Melakukan pencatatan dan menyusun pelaporan serta
visualisasi data kegiatan gigi dan mulut sebagai bahan
informasi dan pertanggungjawaban kepada Kepala
Puskesmas.
3. Mengidentifikasi, merencanakan, memecahkan masalah,
mengevaluasi kinerja program kesehatan/gigi dan mulut.
4. Melaksanakan dan menjaga keselamatan klinik pelayanan
kesehatan gigi meliputi keamanan dan kebersihan alat,
ruangan serta pencegahan pencemaran lingkungan.
5. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala
Puskesmas
P Petugas Kefarmasian Kamar Obat
1. Beserta Kepala Puskesmas menyusun perencanaan upaya
pengelolaan dan pelayanan kefarmasian.
2. Menyusun rencana kegiatan pelayanan obat di kamar obat
berdasarkan data program Pelayanan Kesehatan Dasar
Puskesmas.
3. Melaksanakan upaya pelayanan kefarmasian dengan penuh
tanggung jawab sesuai keahlian dan kewenangannya.
4. Melaksanakan upaya pelayanan kefarmasian sesuai SOP,
SPM, tata kerja dan kebijakan yang telah ditetapkan oleh
Apoteker dan Kepala Puskesmas.
5. Menyerahkan obat sesuai resep ke pasien.
6. Memberikan informasi tentang pemakaian dan penyimpanan
obat kepada pasien.
7. Menyimpan, memelihara dan mencatat mutasi obat dan
perbekalan kesehatan yang dikeluarkan maupun yang
diterima oleh kamar obat dalam bentuk buku catatan mutasi
obat.

26
8. Melaksanakan pengelolaan obat termasuk pencatatan dan
pelaporan secara baik, lengkap serta dapat
dipertanggungjawabkan.
9. Membuat pencatatan dan pelaporan pemakaian dan
permintaan obat serta perbekalan kesehatan sebagai bahan
informasi dan pertanggungjawaban kepada Kepala
Puskesmas, pencatatan dan pelaporan penggunaan obat
secara rasional serta penggunaan obat generik.
10. Melakukan evaluasi hasil kegiatan pelayanan obat di kamar
obat.
11. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala
Puskesmas
Q Petugas Gudang obat
1. Penerimaan, penyimpanan, pendistribusian obat dan
perbekalan kesehatan dari Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
ke unit pelayanan dan berkoordinasi dengan lintas program
terkait.
2. Pengendalian penggunaan persediaan dan pencatatan
pelaporan.
3. Menjaga mutu dan keamanan obat serta perbekalan
kesehatan dan kebersihan ruangan.
4. Menyusun rencana kebutuhan obat dan kegiatan distribusi
obat berdasarkan data program Puskesmas.
5. Membuat pencatatan dan pelaporan kegiatan di bidang
tugasnya sebagai bahan informasi dan pertanggungjawaban
kepada Kepala Puskesmas.
6. Melaksanakan stok opname obat minimal satu tahun sekali.
7. Melakukan evaluasi hasil kegiatan gudang obat secara
keseluruhan.
8. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala
Puskesmas
R Petugas Laboratorium
1. Melaksanakan pelayanan laboratorium sesuai SOP, SPM, tata
kerja dan kebijakan yang telah ditetapkan dan kepala
Puskesmas.
2. Meningkatkan mutu pelayanan di Puskesmas dengan
melaksanakan upaya pelayanan Laboratorium dengan penuh
tanggung jawab sesuai keahlian/standar profesi dan
kewenangannya.
3. membuat pencatatan dan pelaporan kegiatan di bidang
tugasnya sebagai bahan informasi dan pertanggungjawaban
kepada Kepala Puskesmas.
4. melakukan evaluasi hasil kinerja kegiatan beserta Kepala
Puskesmas menyusun perencanaan upaya pelayanan
laboratorium.
5. Melaksanakan upaya Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3
Laboratorium).
6. Menyiapkan bahan rujukan spesimen.
7. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala
Puskesmas.
S Petugas kebersihan Puskesmas

27
1. Mempunyai program kerja kebersihan lingkungan Puskesmas.
2. Melaksanakan kebersihan lingkungan sesuai program kerja.
T Petugas Pengelola Barang/Penanggungjawab Barang
Inventaris
1. Mempunyai arsip daftar inventaris sarana dan peralatan
Puskesmas yang digunakan untuk pelayanan maupun untuk
penyelenggaraan program.
2. Menerima, menyimpan, memelihara barang/asset Puskesmas.
3. Melakukan pencatatan dan pelaporan barang inventaris.
4. Membuat perencanaan penyimpanan barang baru dan lama.
5. Perencana kebutuhan dan pemeliharaan barang unit.
6. Membuat program kerja pemeliharaan sarana dan peralatan
Puskesmas.
7. Melakukan pemeriksaan standar jumlah, jenis dan kondisi
alat
8. Melakukan pemeliharaan sarana dan peralatan sesuai
program kerja.
9. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala
Puskesmas
U Petugas Penanggungjawab Kendaraan
1. Mempunyai program kerja perawatan/pemeliharaan
kendaraan, baik roda empat maupun roda dua.
2. Melaksanakan pemeliharaan kendaraan sesuai program kerja
V Petugas UKS
1. Menyusun rencana kegiatan UKS berdasarkan data program
Puskesmas.
2. Melaksanakan kegiatan UKS dan berkoordinasi dengan lintas
program terkait sesuai dengan prosedur.
3. Melakukan evaluasi hasil kegiatan UKS.
4. Membuat pencatatan, pelaporan dan visualisasi data sebagai
bahan informasi dan pertanggungjawaban kepada Kepala
Puskesmas.
5. Melakukan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Puskesmas
W Koordinator Rawat Inap
1. Menyusun rencana kegiatan Unit perawatan berdasarkan data
program.
2. Membagi tugas kepada petugas rawat inap agar pelaksanaan
tugas data dilaksanakan dengan baik.
3. Melaksanakan kegiatan perawatan, rawat inap dan perawatan
kesehatan masyarakat.
4. Melakukan evaluasi hasil kegiatan unit rawat inap.
5. Membuat pencatatan dan pelaporan serta visualisasi data
sebagai bahan informasi dan pertanggungjawaban kepada
Kepala Puskesmas
6. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala
Puskesmas.
X Tenaga Lainnya (Tenaga Teknis UKP Dan UKM)
1. Melaksanakan dan memberikan upaya pelayanan untuk
menunjang kegiatan pelayanan Puskesmas dengan penuh
tanggung jawab sesuai tugas dan fungsinya

28
2. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala
Puskesmas

2.2. Sumberdaya Puskesmas Bululawang


Dalam menjalankan tugas dan fungsinya Puskesmas
Bululawang didukung oleh keberadaan sumberdaya, yaitu
sumberdaya manusia/aparatur dan sumberdaya sarana-prasarana
yang memadai.
2.2.1 Sumber Daya Manusia
Kegiatan pelayanan kesehatan di Puskesmas Bululawang
diselenggarakan oleh tenaga-tenaga sumber daya manusia dengan
berbagai latar belakang pendidikan baik tenaga medis, paramedis,
teknis medis maupun tenaga administrasi. Sumbedaya manusia
keseluruhan sampai 2017 berjumlah 63 orang dengan komposisi
sebagai berikut:
Tabel Komposisi Sumber Daya Manusia Puskesmas Bululawang
sampai tahun 2017
STATUS
NO JENIS KETENAGAAN NON JUMLAH
PNS
PNS
1. Kepala Puskesmas 1 - 1
2. Kepala Tata Usaha - - -
3. Bendahara Penerimaan - - -
4. Bendahara Pengeluaran - - -
5. Dokter Umum 1 2 2
6. Dokter Gigi - 1 1
7. Perawat 4 18 22
8. Bidan 15 6 21
9. Perawat Gigi 1 - 1
10. Nutrisionis 1 - 1
11. Sanitarian 1 - 1
12. Apoteker - - -
13. Analis 1 - 1
14. Asisten Apoteker 1 - 1
15. Admistrasi Umum - 6 6
16. Tenaga IT - 1 1

29
17. Supir - 1 1
18. Juru masak - 1 1
19. Cleaning Servis - 1 1
20. Satpam - - -
21. Rekam Medik - - -
22. Tenaga Promosi Kesehatan - - -
23. Akuntan - - -
JUMLAH KESELURUHAN 26 37 83

2.2.2 Sumberdaya Keuangan


Puskesmas Bululawang beroperasi sebagai Puskesmas
Rawat Inap . Sumber dana yang diperoleh Puskesmas Bululawang
yaitu:
1. Dana Alokasi Khusus (Bantuan Operasional Kesehatan)
2. Jaminan Kesehatan Nasional Fasilitas Kesehatan Tingkat
Pertama Puskesmas
Dana alokasi khusus Bantuan Operasional Kesehatan (DAK-BOK)
merupakan dana yang dialokasikan dalam APBN kepada daerah
dengan tujuan untuk membantu mendanai kegiatan yang
merupakan urusan daerah sesuai dengan prioritas nasional.
Penggunaan dana BOK diarahkan untuk meningkatkan kinerja
puskesmas dalam upaya kesehatan promotif dan preventif dalam
mendukung pelayanan kesehatan di luar gedung. Dana BOK di
Puskesmas Bululawang digunakan selurihnya untuk kegiatan
Upaya Kesehatan Masyarakat.
Selain dana DAK-BOK, puskesmas Bululawang juga memiliki
sumber dana lain yaitu dana Kapitasi Jaminan Kesehatan Nasional
FKTP. Jaminan Kesehatan Nasional yang diselenggarakan sejak
tahun 2014 memiliki dampak yang cukup baik bagi pelayanan
Puskesmas Bululawang. Dana Jaminan Kesehatan Nasional
Puskesmas Bululawang digunakan untuk jasa pelayanan dan jasa
sarana.
Sebagai Puskesmas Rawat Inap Puskesmas Bululawang
memiliki masukan dari klaim Jaminan Kesehatan Nasional dan
Retribusi dari Rawat Inap, Tindakan Medis dan Perawatan dan
pemeriksaan laboratorium.

30
2.2.3 Sarana dan Prasarana
Puskesmas Bululawang memiliki 1 buah gedung Puskesmas
Induk. Selain gedung Puskesmas induk, pelayanan kesehatan
dilakukan oleh jaringan Puskesmas Bululawang yaitu ponkesdes
yang tersebar di 14 desa se kecamatan Bululawang. Berikut ini
adalah gambaran denah Puskesmas Bululawang:

31
Denah Puskesmas Bululawang
Gedung Puskesmas Induk Puskesmas Bululawang terdiri
dari 2 lantai. Lantai 1 digunakan sebagai tempat pelayanan rawat
jalan, rawat inap, UGD, Kamar Bersalin, Laboratorium, Kamar Obat,
Gudang Obat, Dapur dan Ruang Laktasi. Sedangkan lantai 2
digunakan untuk ruang administrasi yang terdiri dari Ruang
Pertemuan, Ruang Kepala Puskesmas, Ruang Tata Usaha dan
Ruang Keuangan. Di dalam area Puskesmas Bululawang juga
terdapat IPAL dan Ruang penyimpanan sementara limbah Bahan
Berbahaya dan Beracun.
Pelayanan di bidang kesehatan selain diselenggarakan oleh
Puskesmas Bululawang di dalam Puskesmas Induk, Puskesmas
Bululawang juga melakukan sinergi dengan jejaring dan jaringan
pelayanan kesehatan lain meliputi:
- Puskesmas Pembantu : 4 buah
- Pondok Kesehatan Desa : 10 buah
- Rumah Sakit : 1 buah
- Klinik Pratama : 6 buah
- Dokter/ dokter gigi praktik : 8 orang
- Bidan prakiti mandiri : 2 orang
- Apotek : 6 buah
- Toko Obat : 2 buah
- Posyandu : 77 buah
- Posyandu Lansia : 64 buah

32
Puskesmas sebagai institusi pemberi pelayanan publik
mengemban tugas untuk memberikan pelayanan yang bermutu
yang memuaskan harapan dan kebutuhan masyarakat pengguna
layanan Puskesmas Bululawang. Kelengkapan alat kesehatan yang
menunjang peyelenggaraan pelayanan kesehatan yang dimiliki
Puskesmas Bululawang sangat dibutuhkan. Puskesmas Bululawang
sampai saat ini telah memiliki berbagai peralatan yang menunjang
kebutuhan pelayanan terhadap masyarakat, namun demikian jika
ditilik dari segi kuantitas maupun kualitas masih memerlukan
perbaikan dan penambahan sehingga pelayanan yang diberikan
Puskesmas dapat memenuhi harapan dan kebutuhan masyarakat.

2.3. Kinerja Pelayanan Puskesmas Bululawang


Keberhasilan kegiatan Puskesmas dapat dinilai dari
kinerja pelayanan maupun manajemen. Kinerja Pelayanan
2.3.1 Kinerja Pelayanan
Kinerja Pelayanan Puskesmas Bululawang dinilai dengan
indikator Standar Pelayanan Minimal Puskesmas. Program dan
kegiatan yang telah diselenggarakan Puskesmas Bululawang
dalam kurun waktu 5 (lima) tahun menunjukan peningkatan
pencapaian kinerja yang cukup baik. Adapun capaian Kinerja
Puskesmas Bululawang ditampilkan dalam tabel 2.1.

33
TABEL : 2. 1
PENCAPAIAN KINERJA PUSKESMAS BULULAWANG DINAS KESEHATAN KABUPATEN MALANG
TAHUN 2011 - 2015

TARGE
T TARGET RENSTRA 2011-2015 REALISASI CAPAIAN 2011-2015 RASIO CAPAIAN TAHUN 2011-2015
TAR TAR
INDIKA
NO INDIKATOR KINERJA GET GET
TOR
SPM IKK
LAINN 2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015
YA
Indek kepuasan
masyarakat terhadap
1 - - - - - - - 70 - - - - 75.62 - - - - 108.03%
pelayanan kesehatan di
Puskesmas.

Menurunnya Angka 20,1 17600 15100 13600 indikator


2 228     200 175 150 135 118 0.00 0.13 0.00 0.07 0.00 11900%
kematian ibu % % % % negatif

Menurunnya Angka 3298 3097 2898 2695 indikator


3 34     32 30 28 26 24 0.74 0.89 0.65 1.31 0.39 2498%
Kematian Bayi % % % % negatif

Cakupan kunjungan 95.0 100.00 101.1 97.83 100.0 106.3


4     91% 92% 93% 94% 95% 92.00% 90.00% 93.00% 99.00% 104.21%
Bumil K4 0% % 0% % 0% 8%

Cakupan komplikasi 90.1 104.00 104.00 104.00 119.5 118.1 116.8 122.5
5 80%   87% 88% 89% 80% 80% 98.00% 95.00% 118.75%
kebidanan yg ditangani 6% % % % 4% 8% 5% 0%

Cakupan pertolongan
persalinan oleh nakes yg 84.0 102.00 100.00 104.3 105.3 96.84 106.2
6 97%   93% 94% 95% 96% 97% 97.00% 99.00% 92.00% 103.09%
memiliki kompetensi 1% % % 0% 2% % 5%
kebidanan

95.0 100.00 95.79 103.1 104.2 105.2


7 Cakupan pelayanan nifas     95% 95% 95% 95% 95% 91.00% 98.00% 99.00% 99.00% 104.21%
0% % % 6% 1% 6%

34
Cakupan neonatal dg 80.0 127.00 129.00 145.00 125.00 110.00 147.6 148.2 181.2 156.2
8     86% 87% 80% 80% 80% 137.50%
komplikasi yg ditangani 0% % % % % % 7% 8% 5% 5%

91.5 109.00 100.00 112.00 138.00 113.00 121.1 111.1 124.4 153.3
9 Cakupan kunjungan bayi 90%   90% 90% 90% 90% 90% 125.56%
2% % % % % % 1% 1% 4% 3%

Cakupan pelayanan anak 81.0 116.0 90.12 96.30 102.4


10     81% 81% 81% 81% 81% 94.00% 73.00% 78.00% 83.00% 84.00% 103.70%
balita 0% 5% % % 7%

Cakupan peserta KB 70.0 122.6 107.0 109.0 124.2


11     75% 76% 77% 70% 70% 92.00% 81.37% 84.00% 87.00% 80.00% 114.29%
aktif 0% 7% 7% 9% 9%

Cakupan penjaringan 100 100 100 100 100.0 100.0 100.0 100.0
12     100% 100% 95% 87% 93% 103% 100% 100.00%
siswa SD setingkat % % % % 0% 0% 0% 0%

Cakupan pelayanan
gawat darurat level 1 yg
100. 100 100 100 100.0 100.0 100.0 100.0
13 harus diberikan sarana     100% 100% 100% 0% 0% 0% 0% 100.00%
00% % % % 0% 0% 0% 0%
kesehatan di RS
Kabupaten

Angka balita BGM 0,40 0,30 0,20 100.0 100.0 100.0 100.0
14 <5%     <5% <5% 0,70% 0,50% 0,40% 0,30% 0,20% 100.00%
kurang dari 5% % % % 0% 0% 0% 0%

Cakupan Balita Gizi


100 100 100 100 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 149.3 100.0 161.0 157.4 indikator
15 Buruk mendapat     100% 100% 163.23%
% % % % % % % % % 3% 0% 0% 0% negatif
perawatan

Cakupan penemuan
100 425.0 80.00 41.67 36.25
16 penderita Pneumonia 20%     20% 40% 60% 80% 85.00% 32.00% 25.00% 29.00% 17.00% 17.00%
% 0% % % %
balita

35
Cakupan penemuan
105.0 90.00 90.00 85.00
17 pasien baru TB BTA 40% 36%   40% 40% 40% 40% 40% 42.00% 36.00% 36.00% 34.00% 37.00% 92.50%
0% % % %
positif

Cakupan penanganan 100 100 100.00 166.6 108.5 115.0 100.0


18     60% 70% 80% 90% 76.00% 92.00% 90.00% 75.00% 75.00%
penderita diare % % % 7% 7% 0% 0%

Pengendalian kasus <


< < < < 100.5 100.5 100.5 100.5 indikator
19 penderita HIV/AIDS     < 0,5% 0,5 0.000% 0.000% 0.000% 0.000% 0.000% 100.50%
0,5% 0,5% 0,5% 0,5% 0% 0% 0% 0% negatif
dibawah 0,5% %

Cakupan penderita DBD 100


20 60% 55%   60% 70% 80% 90% 100% 3% 24% 91% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
yang ditangani %

Cakupan penemuan 100 1,75 1,50 100 100


21   1,75 %o 100% 0 0 0% 0% 0% 100% 100% 100% 100% 100%
kasus Malaria % %o %o % %

Cakupan 100 100 100.00 100.00 100.00 100.00 78.05 119.0 116.2 113.6
22 82%   82% 84% 86% 88% 64% 100.00%
Desa/Kelurahan UCI % % % % % % % 5% 8% 4%

Pengendalian kematian
kasus Acud Flacceid
23 >1   0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 100% 100% 100% 100% 100%
Paralise (AFP) karena
polio
Cakupan penemuan
0.00 indikator
24 kasus AFP per 100 ribu >2     >2 >2 >2 >2 >2 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00% 0.00% 0.00% 0.00%
% negatif
anak balita

Penanganan Kejadian
100 100 100 100
25 Luar Biasa ( KLB)     100% 100% 0% 0% 0% 0% 0% 100% 100% 100% 100% 100%
% % % %
desa/kelurahan < 24 jam
Meningkatnya pelayanan
kesehatan bagi 100 739.9 246.6 185.0 132.0
26   10% 10% 15% 20% 25% 30% 73.99% 37.00% 37.00% 33.00% 29.00% 96.67%
masyarakat miskin % 0% 7% 0% 0%
(Maskin)

36
Cakupan pelayanan
100 100 100 100 21.95 19.83 52.33 12.50
27 kesehatan rujukan pasien     100% 100% 18.00% 16.66% 45.00% 11.00% 42.00% 42.00%
% % % % % % % %
masyarakat miskin

Cakupan penggunaan 100 100.0 65.65 60.96 74.13


28   55% 60% 65% 70% 75% 80% 60% 43% 43% 56% 70% 87.60%
obat rasional % 0% % % %

Cakupan Desa Siaga


29 85%   35% 40% 50% 60% 70% 80% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
Aktif

37
Hasil capaian kinerja Puskesmas dari tahun ke tahun beberapa
indikator telah mengalami perbaikan. Keadaan ini menunjukkan
keberhasilan Puskesmas Bululawang sebagai pemberi layanan
primer. Namun di beberapa indikator masih memerlukan
perbaikan.
Program Puskesmas yang belum mencapai target sampai
akhir tahun kegiatan 2015 yaitu promosi kesehatan, pelayanan
pencegahan dan pengendalian penyakit menular dan tidak
menular, upaya kesehatan jiwa, upaya kesehatan gigi
masyarakat, upaya kesehatan tradisional komplementer, upaya
kesehatan indera, dan upaya kesehatan usia lanjut.
Program yang belum terlaporkan yaitu upaya kesehatan
kerja, upaya kesehatan matra, pelayanan gawat darurat,
pelayanan kefarmasian, pelayanan laboratorium, dan pelayanan
satu hari.
2.3.2 Kinerja Keuangan
Program dan kegiatan di Puskesmas Bululawang dapat
terselenggara dengan baik dengan tersedianya sarana-prasarana.
Dalam memenuhi kebutuhan sarana dan prasarana yang baik
maka diperlukan pembiayaan yang memadai. Gambaran kinerja
keuangan atau pembiayaan untuk operasional penyelenggaraan
program dan kegiatan Puskesmas Bululawang digambarkan
dalam table 2.2.

35
36
TABEL : 2.2
ANGGARAN DAN REALISASI PENDANAAN DINAS KESEHATAN KABUPATEN MALANG
TAHUN 2011 - 2015

RASIO ANTARA REALISASI RATA RATA


ANGGARAN PADA TAHUN KE REALISASI ANGGARAN PADA TAHUN KE DAN ANGGARAN PADA PERTUMBUH
N TAHUN KE AN
URAIAN
O
ANG REA
201 201 201 201 201
2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015 GA LISA
1 2 3 4 5
RAN SI
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19

BELANJ
4 1 6 136
A 44,4 59,28 106,
1 5,332,350 78,957,46 60,608,005, 122,821,45 48,792,71 9,971,035, ,940,867,8 98.0 88.6 97.8 87.0 92.0 14,36 96,75
LANGSU 25,703,252 0,228,726 891,368,359
,257 2,855 237 0,871 8,145 147 05 0 2 1 3 3
NG

BELANJ
4 4 53
A TIDAK 51,636,749 42,9 47,79
2 43,406,21 48,149,63 8,332,059,6 54,704,44 7,540,219, 49,865,728,6 ,249,046,0 98.8 98.7 98.8 96.5 97.3 14,04 96,91
LANGSU ,612 20,065,392 0,759,985
5,000 2,150 30 1,914 781 66 80 8 3 8 7 4
NG

8 10 17 20 1 19
87,3 107,0 156,7
  JUMLAH 8,738,565 127,107,0 8,940,064,8 4,458,200, 3,497,160, 17,511,25 0,189,913, 98.4 92.4 98.2 89.8 93.4 14,2 96,8
45,768,644 70,988,711 57,097,025
,257 95,005 67 483 059 4,928 885 3 5 8 5 6

36
37
Anggaran keuangan Puskesmas Bululawang semakin hari
semakin meningkat. Perubahan anggaran tahun 2014 dimana
terjadi kenaikan cukup besar dibandingkan tahun 2013.
Keadaan ini disebabkan oleh adanya penambahan dana dari
Jaminan Kesehatan Nasional Fasilitas Kesehatan Tingkat
Pertama.
2.4. Tantangan dan Peluang
2.4.1 Peluang
Peluang merupakan kesempatan yang sangat berarti
dalam upaya melakukan suatu perbaikan dan peningkatan
pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Dalam RPJMN 2015-
2020 misi ke 4 menyatakakan bahwa Pemerintah berkeinginan
mewujudkan kualitas hidup manusia Indonesia yang tinggi,
maju dan sejahtera. Dalam RPJMD Propini Jawa Timur misi 1
ditetapkan upaya meningkatkan kesehjahteraan rakyat yang
berkeadilan. Hal ini juga tertuang dalam misi ke 3 RPJMD
kabupaten Malang 2017-2021 yang menegaskan bahwa
Pemerintah Kabupaten Malang akan melakukan percepatan
pembangunan di bidang pendidikan, kesehatan dan ekonomi
guna meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia.
Dengan adanya kebijakan mulai dari Pemerintah Pusat,
Propinsi dan pemerintah daerah kabupaten tersebut di atas, bagi
Puskesmas Bululawang merupakan peluang yang cukup besar
untuk melakukan terobosan dan inovasi maupun strategi dalam
meningkatakan kualitas pelayanan kepada masyarakat
kecamatan Bululawang. Kesempatan untuk memberdayakan
semua potensi yang ada di kecamatan Bululawang dalam upaya
mengatasi permasalahan kesehatan yang terjadi baik
permaslahan yang berdampak langsung maupun tidak
langsung.
Komitmen dan kebijakan stakeholder memegang peran
penting dalam upaya pengentasan permasalahan yang terjadi di
tengah-tengah masyarakat.
Selain kebijakan dan komitmen pemerintahan, Puskesmas
Bululawang sering dijadikan wahana pilot Project program dan
kegiatan yang bersentuhan dengan permasalahan kesehatan.

37
Hal ini juga merupaka kesemapatan adalah peluang yang dapat
dimanfaatkan Puskesmas Bululawang untuk mengembangkan
diri. Pengembangan dapat berupa peningkatan kompetensi
sumberdaya Puskesmas, pemberdayaan masyarakat maupun
peningkatan sara penunjang pelayanan kesehatan.
Dalam 1 (satu) tahun terakhir, peran masyarakat
desa/kelurahan khususnya stakeholder tingkat desa/kelurahan
sudah menunjukan peningkatan yang cukup berarti dengan
adanya dukungan pembiayaan pembangunan di bidang
kesehatan. Dalam penyusunan rencana pelaksanaan kegiatan
bersumber dana Anggran dana desa, sudah dialokasikan untuk
bidang kesehatan dengan jumlah yang bervariasi tiap
desa/kelurahan.
Dengan adanya peran serta dan partisipasi aktif dari
masyarakat, baik berupa materi maupun non materi
memungkinkan mempercepat mengatasi permasalahan
kesehatan yang terjadi di masyarakat.
Penetapan Puskesmas Bululawang sebagai salah satu
Puskesmas di Kabupaten Malang yang menerapkan pola
penatausahaan keuangan dengan BLUD dengan Keputusan
Bupati Malang Nomor 188.45/228/KEP/421.013/2015 tanggal
16 Maret 2015 merupakan kesempatan Puskesmas untuk dapat
mengelola majemenen khususnya manajemen keuangan secara
feksibel tetapi tetap transparan dan akuntabilitasnya dapat
dipertanggungjawabkan. Dengan fleksibilitas penatausahaan
keuangan, memungkinkan Puskesmas mengupayakan
pemenuhan sesuai dengan kebutuhan guna mendukung
operasional penyelenggaraan Puskesmas dengan manajemen
terkendali, terpadu dan berkesinambungan

2.4.2 Tantangan
Era penerapan Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN)
yang telah dicangangkan sejak Januari 2014 dan menjadi wajib
bagi semua warga negara Indonesia pada tahun 2019
merupakan tantangan tersendri bagi pelaku pemberi pelayanan

38
kesehatan termasuk Puskesmas Bululawang. SJSN yang
didalamnya meliputi Jaminan Kesehatan Nasional (JKN),
tentunya berdampak juga pada Puskesmas Bululawang.
Kebijakan dan peraturan-peraturan yang mendasari
pelaksanaan JKN akan menimbulkan berbagai persoalan baru
yang berdampak pada penyelenggaraan pelayanan
kesehatankepada masyarakat.
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan
menetapkan kebijakan yang pada hakekatnya adalah
menerapkan efektititas dan efisiensi biaya dengan tidak
menguarangi kualitas pelayanan. Penerapan kendali mutu dan
kendali biaya menjadikan Puskesmas sebagai provider pelayanan
kesehatan harus selalu berupaya memberikan pelayanan yang
terbaik.(biaya efisien tetapi kulitas tetap terjaga).
Provider pelayanan kesehatan khususnya pelayanan
kesehatan primer di wilayah kerja kecamatan Bululawang, tidak
hanya diselenggarakan oleh Puskesmas Bululawang, tetapi juga
diselenggarakan oleh fasilitas kesehatan tingkat pertama lainnya
yang ada sehingga merupakan tantangan untuk bersaing secara
sehat dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada
masyarakat.
Pelayanan kesehatan harus diberikan dengan
mengedepankan kualitas pelayanan untuk menjamin mutu dan
keselamatan pengguna layanan.Pelayanan berdasarkan
kompetensi, pedoman dan standar opersional prosedur menjadi
syarat mutlak.
Selain tuntutan kualitas pelayanan, yang menjadi
tantangan dalam pembangunan kesehatan di wilayah kecamatan
Bululawang adalah pola perkembangan penyakit. Angka
kesakitan yang digambarkan dalam pola 15 penyakit terbanyak,
ditemukan kasus penyakit yang menjadikan Bululawang sebagai
endemik Demam Berdarah Dengue (DBD), kasus penyakit
menular, penyakit kronis ataupun penyakit degenaratif masih
memerlukan perhatian tersendiri.
Pola hidup bersih dan sehat berdasarkan hasil survey pola
perilaku hidup bersih dan sehat yang telah dilakukan oleh

39
Puskesmas juga masih memerlukan intervensi dan penguatan
pola pikir di masyarakat. Perubahan pola pikir/ paradigma sakit
menjadi pola pikir paradigm sehat menjadi tatantanga tersendiri
bagi Puskesmas Bululawang sejalan dengan revitalisasi
Puskesmas untuk mengedepankan program promotif dan
preventif tanpa mengesampingkan program kuratif dan
rehabilitative.
Pemenuhan kualitas dan kuantitas sumberdaya juga
merupakan hal yang perlu mendapat perhatian Puskesmas
karena kuantitas dan kualitas sumberdaya Puskesmas menjadi
salah satu faktor pencapaian pelayanan kesehatan yang
bermutu dan memastikan keselamatan penggguna layanan
terjaga. Ketidaksesuaian kuantitas dan kualitas dibanding beban
kerja yang harus ditanggung oleh Puskesmas.

40
BAB III
ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

3.1. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tupoksi


Penyelenggaraan pembangunan kesehatan di wilayah kerja
Puskesmas Bululawang tidak terlepas dari upaya mengeliminasi dan
mengatasi permasalahan yang terjadi yang merupakan isu-isu strategis
baik yang bersifat lokal maupun bersifart nasional. Program dan
kegiatan yang dilakukan tentu tidak keluar dari tugas pokok dan fungsi
Puskesmas sebagai penyelenggara upaya kesehatan baik upaya
kesehatan masyarakat maupun upaya kesehatan perseorangan
sebagaimana tertuang dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 75 Tahun 2014.
Faktor-faktor yang merupakan permasalahan dalam
melaksanakan program kesehatan di Puskesmas Bululawang antara
lain:
1.Cakupan balita gizi buruk yang mendapat perawatan masih rendah
2.cakupan peserta KB aktif masih rendah
3.Penemuan penderita pneumonia balita masih rendah
4.Penemuan pasien baru BTA positif masih rendah
5.Penemuan penderita diare masih rendah
6.Cakupan pelayanan kesehatan dasar bagi masyarakat miskin masih
rendah
7.Cakupan desa/kelurahan mengalami KLB yang dilakukan penyelidikan
epidemiologi <24 jam masih rendah
8.Pengembangan desa siaga aktif sampai tahun 2016 masih berstrata
pratama dan madya. Belum ada desa siaga aktif yang terbentuk
dengan kategori Puri (Purnama mandiri).
9.Pengkajian perilaku hidup bersih dan sehat pada tatanan Rumah
Tangga masih sangat rendah yang masuk kategori sehat dengan 10
indikator.
10.intervensi dan penyuluhan perilaku hidup bersih dan sehat pada
kelompok rumah tangga, institusi sarana kesehatan, institusi tempat-
tempat umum dan institusi tempat kerja masih kurang.
11.pengembangan upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat (UKBM)
yaitu posyandu yang terbentuk sebagian besar masih berstrata
madya.
12.penyuluhan Napza yang dilakukan masih sangat sedikit.
13.sanitasi total berbasis masyarakat (STBM) masih belum mencapai
target karena belum adanya desa yang ODF (Open Defecation Free).
14.pemberian tablet besi (90 tablet) pada ibu hamil belum mencapai
target.
15.pelayanan gizi pada bumil KEK masih rendah.
16.pemberian MP_ASI pada anak usia 6-24 bulan masih belum mencapai
target.

48
17.cakupan rumah tangga yang mengkonsumsi garam beryodium masih
belum mencapai target.
18.pemantauan status gizi balita yang berat badannya naik (N/D) sudah
cukup baik namun belum mencapai target.
19.persentase Balita yang ditimbang berat badannya masih rendah.
20.pelayanan kesehatan bagi bumil sesuai standard untuk kunjungan
lengkap (K4) sudah cukup baik namun belum memenuhi target.
21.drop out K1-K4 masih cukup tinggi.
22.jumlah kader yang dilatih tentang kesehatan dalam upaya kesehatan
anak usia sekolah dan remaja masih rendah.
23.penemuan kasus diare yang diobati di Puskesmas masih rendah.
24.penggunaan RL pada kasus diare masih tinggi.
25.cakupan penemuan penderita pneumonia balita masih sangat rendah.
26.penemuan suspect penderita TB masih sangat rendah.
27.proporsi pasien TB paru BTA positif diantara suspect TB sudah baik
namun belum mencapai target.
28.angka keberhasilan pengobatan pasien TB baru BTA positif sudah
baik namun belum memenuhi target.
29.jumlah anak SMA sederajat yang dilakukan kegiatan penyuluhan
HIV/AIDS di Puskesmas masih sangat rendah.
30.angka bebas jentik masih rendah.
31.masih ada desa yang mengalami KLB DBD
32.angka contact rate masih tinggi.
33.pemeriksaan Hb pada ibu hamil, pemeriksaan tes kehamilan, dan
pemeriksaan protein urin pada ibu hamil masih rendah.
34.jumlah lansia dan pralansia baru yang dilayani di Puskesmas masih
rendah.
35.penemuan kasus di masyarakat dan Puskesmas melalui pemeriksaan
visus/refraksi masih rendah.
36.penemuan kasus sulit dan rujukan spesialis di Puskesmas melalui
pemeriksaan fungsi pendengaran masih rendah.
37.pemberdayaan kelompok masyarakat khusus dalam upaya penemuan
dini dan rujukan kasus gangguan jiwa masih rendah.
38.penemuan dan penanganan kasus gangguan perilaku, masalah
Napza, dll dari rujukan kader dan masyarakat masih rendah.
39.penanganan kasus kesehatan jiwa, melalui rujukan ke RS/spesialis
masih belum memenuhi target.
40.pemeriksaan kesegaran jasmani pada anak sekolah masih belum
dilakukan.
41.pembinaan kesehatan gigi di Posyandu Balita dan TK masih belum
dilakukan.
42.rasio gigi tetap yang ditambal terhadap gigi yang dicabut masih
rendah.
43.bumil yang mendapat perawatan kesehatan gigi masih sangat rendah.
44.kegiatan asuhan keperawatan pada keluarga rawan masih belum
memenuhi target.
45.bina kesehatan tradisional masih belum dilaksanakan.
46.bina kesehatan kerja masih belum dilaksanakan.
47.pemberdayaan masyarakat dalam PHBS pada institusi pendidikan,
tatanan tempat-tempat umum, tatanan tempat kerja, dan tatanan
pondok pesantren yang dikaji masih rendah.
48.pengembangan UKBM dalam program bina Poskesdes, Polindes, UKK
dan Poskestren masih rendah.
49.kunjungan pojok gizi masih sangat rendah.

49
50.Puskesmas Bululawang belum optimal dalam membuat peta daerah
rawan bencana.
51.perawatan alat kesehatan dan laporan fungsi dan kondisi alat
kesehatan dilakukan setiap 3 bulan sekali.
52.kelengkapan administrasi di apotik masih belum lengkap terutama
penilaian administrasi resep, buku catatan harian pemakaian obat,
buku catatan penerimaan dan pemakaian sisa obat apotik dan LPLPO
apotik.
53.persyaratan tempat penyimpanan obat di apotik belum lengkap.
54.pelayanan obat di apotik belum lengkap.
55.kelengkapan administrasi kartu stok obat di gudang obat belum
lengkap terutama administrasi kartu stok dan kerapian dan
kebersihan kartu stok.
56.pembuatan administrasi buku bantu belum lengkap.
57.penataan obat yang baik di gudang obat masih belum baik karena
persyaratan gudang belum memenuhi.
58.kelengkapan sarana di gudang obat belum lengkap.
59.rencana distribusi obat ke setiap unit pelayanan belum dibuat dengan
lengkap.
60.manajemen keuangan di Puskesmas belum lengkap.
61.manajemen ketenagaan belum lengkap.
62.manajemen pembiayaan belum lengkap.
63.manajemen pengolahan barang/aset belum lengkap.
64.Drop out pelayanan ANC (K1-K4) cukup tinggi.

3.2. Telaah Visi Misi RPJMD Kabupaten Malang Tahun 2017-2021.


Visi misi dan program Puskesmas Bululawang merupakan
turunan dan implementasi dari visi misi kementerian kesehatan RI,
dinas kesehatan propinsi Jawa Timur, dinas kesehatan kabupaten
Malang.
Visi Kabupaten Malang periode 2017-2021 adalah ”MADEP
MANTEB MANETEB”. Dilihat dari Visi Kabupaten Malang tersebut, dari
bidang kesehatan yang berkaitan erat dengan tupoksi Bidang
Kesehatan yaitu ”MANETEB” yang dimaknai dengan semakin
meningkatnya kualitas sumber daya manusia dan hasil-hasil
pembangunan yang ditandai dengan semakin meningkatnya
indeks pembangunan manusia strategi diarahkan pada penguatan
lembaga pelayanan kesehatan untuk kemudahan masyarakat
mendapatkan fasilitas pelayanan kesehatan yang mudah dijangkau.
P embangunan manusia mempunyai empat elemen yaitu produktifitas,
pemerataan, berkelanjutan dan pemberdayaan. Dengan peningkatan
kemampuan, kreatifitas dan produktifitas manusia akan meningkat
sehingga mereka akan menjadi agen pertumbuhan yang efektif.

50
Kemudian Misi 3 RPJMD Kabupaten Malang yang mempunyai
kaitan erat dan juga menjadi tupoksi Dinas Kesehatan adalah
Melakukan percepatan pembangunan di bidang pendidikan,
kesehatan, dan ekonomi guna meningkatan Indeks Pembangunan
Manusia dengan salah satu indikatornya adalah Indeks Pembangunan
Manusia (IPM) khususnya di bidang kesehatan. Semakin
meningkatnya indeks kesehatan masyarakat dapat menggambarkan
juga semakin produktif dan semakin masyarakat mempunyai tingkat
daya saing yang tinggi.

3.3. Telaah Renstra Kementerian Kesehatan.


Dalam Rencana Strategis Kementerian Kesehatan 2015- 2019
tidak ada visi dan misi, namun mengikuti visi dan misi Presiden
Republik Indonesia yaitu “Terwujudnya Indonesia yang Berdaulat,
Mandiri dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong- royong”
Kementerian Kesehatan mempunyai peran dan berkonstribusi
dalam tercapainya seluruh Nawa Cita terutama terutama dalam
meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia.
Terdapat dua Tujuan pada Renstra Kementerian Kesehatan tahun
2015-2019, yaitu: 1) Meningkatnya status kesehatan masyarakat dan;
2) Meningkatnya daya tanggap (responsiveness) dan perlindungan
masyarakat terhadap risiko sosial dan finansial di bidang kesehatan.

3.4. Telaah Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan


Hidup Strategis
Program pembangunan kesehatan yang diselenggarakan
diharapkan dapat memberikan kontribusi yang positif terhadap
terbentuknya lingkungan dan perilaku sehat . Secara mikro, semua
kebijakan pembangunan kesehatan yang sedang dan atau akan
diselenggarakan harus dapat makin mendorong meningkatnya derajat
kesehatan seluruh anggota masyarakat. Didalam kerangka ini perlu
dilakukan kegiatan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat dan Keningkatan
Kesehatan Lingkungan Khususnya lingkungan pemukiman penduduk.
Sebagai pendorong dalam hal ini adalah terlibatnya semua sektor yang
lain dalam mendukung peningkatan kesehatan lingkungan dan perilaku
hidup bersih dan sehat dengan program-programnya. Sedangkan
kendala yang mungkin terjadi adalah penebangan, pembabatan hutan

51
atau penjarahan yang tidak teratur dan terarah akan mengakibatkan
ekosistem makhluk hidup berubah yang mempengaruhi kehidupan dan
lingkungan manusia sehingga dapat mengganggu kesehatan manusia
dan dapat menimbulkan penyakit yang dulunya sudah berkurang atau
tidak ada menjadi meningkat atau muncul kembali.
3.5 Penentuan Isu-Isu Strategis
Dari uraian tersebut diatas, maka isu-isu strategis yang dihadapi
oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Malang untuk lima tahun mendatang
adalah:
1. Adanya 9 Agenda Prioritas (NAWA CITA), Agenda ke 5 :
Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia melalui peningkatan
kualitas pendidikan dan pelatihan dengan program "Indonesia Pintar";
serta peningkatan kesejahteraan masyarakat dengan program
"Indonesia Kerja" dan "Indonesia Sejahtera" dengan mendorong land
reform dan program kepemilikan tanah seluas 9 hektar, program
rumah kampung deret atau rumah susun murah yang disubsidi serta
jaminan sosial untuk rakyat di tahun 2019.

2. PEMERATAAN PELAYANAN
Keterjangkauan akses pelayanan kesehatan ke masyarakat dan
masyarakat ke pelayanan kesehatan yang berkualitas dalam
kemudahan masyarakat untuk memperoleh pelayanan kesehatan
yang berkeadilan
2. KUALITAS PELAYANAN
Keterjangkauan Kualitas pelayanan kesehatan pada semua jenjang
pelayanan baik pemerintah atau swasta dalam mendukung
pencapaian program-program kesehatan.
3. PEMBIAYAAN KESEHATAN
Dukungan Peraturan Perundangan bidang kesehatan khususnya
dalam meningkatkan pembiayaan kesehatan khususnya masyarakat
miskin
4. PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
Promosi dan Pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan dalam
mendukung kemandirian masyarakat untuk hidup sehat dan
produktif.
5. SANITASI LINGKUNGAN

52
Kualitas Lingkungan Perumahan dan Tempat-Tempat Umum yang
berpotensi terhadap timbulnya kasus penyakit menular.
6. INFORMASI KESEHATAN
Sistem Informasi Kesehatan dan surveilans epidemiologi penyakit
berbasis masyarakat.
7. KUALITAS SUMBER DAYA
Peningkatan Sumber Daya Kesehatan yang merata dan berkeadilan
di masyarakat.

BAB IV

TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

4.1 Tujuan dan Sasaran


4.1.1. Tujuan
Tujuan organisasi merupakan penjabaran atau implementasi dari pernyataan misi , tujuan dan
sasaran RPJMD Kabupaten Malang yang mempunyai makna :
1) Merupakan hasil akhir yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu
sampai tahun berakhir renstra.
2) Menggambarkan arah strategis organisasi dan perbaikan-perbaikan yang ingin
diciptakan sesuai tugas pokok dan fungsi organisasi.
3) Meletakkan kerangka prioritas untuk memfokuskan arah sasaran dan strategi
organisasi berupa kebijakan, program operasional dan kegiatan pokok organisasi
selama kurun waktu renstra.
Adapun Tujuan Rencana Strategis (Renstra) Dinas Kesehatan Kabupaten Malang ialah untuk
mendukung Misi Nomor 3 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Kabupaten Malang dengan Tujuan Nomor 1 yaitu “ Meningkatkan daya saing daerah “
dengan Sasaran Nomor 1 Yaitu “ Meningkatnya kualitas pendidikan, kesehatan, daya
beli serta pemerataan pendapatan “ dengan Indikator Sasaran Nomor 1 Yaitu : “ Indeks
pembangunan manusia “
Berdasarkan arahan arti dan makna penetapan tujuan organisasi tersebut maka Dinas
Kesehatan dalam mewujudkan Misi Kabupaten Malang menetapkan tujuan guna
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Kabupaten Malang sampai dengan tahun 2021,
sebagai berikut:
4.1.1.1. Meningkatkan kualitas manajeman dan kualitas pelayanan kesehatan
Masyarakat
4.1.1.2. Meningkatkan kualitas Industri Rumah Tangga Pangan (IRTP)

53
4.1.1.3. Meningkatkan Kesehatan Ibu dan Anak serta meningkatkan kemampuan
Puskesmas dalam tanggap darurat penanggulangan bencana
4.1.1.4. Meningkatkan Gizi Masyarakat khususnya ibu dan anak.
4.1.1.5. Menurunkan angka kesakitan dan kematian penyakit menular sesuai
dengan target kasus masing-masing.
4.1.1.6. Meningkatnya pencegahan penyakit menular akibat lingkungan
4.1.1.7. Meningkatkan akses pelayanan kesehatan masyarakat miskin (maskin)
4.1.1.8. Pemenuhan ketersediaan obat indikator di sarana pelayanan kesehatan
dasar
4.1.1.9. Meningkatkan kemandirian masyarakat dalam mengatasi permasalahan
kesehatan di desa
4.1.1.10. Meningkatnya pengawasan obat dan makanan minuman dari bahan
berbahaya.
Untuk terselenggaranya pembangunan kesehatan di Kabupaten Malang secara berhasil guna
dan berdaya guna dalam rangka mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tinggi
tersebut melalui :
1) Meningkatkan Jangkauan pelayanan kesehatan ke masyarakat dan masyarakat
ke pelayanan kesehatan.
2) Meningkatkan upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit menular.
3) Meningkatkan pelayanan kesehatan rujukan
4) Meningkatkan Sistem Kewaspadaan Dini Bidang Kesehatan
5) Meningkatkan upaya promotif dan preventif untuk meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat.
6) Meningkatkan pengembangan sumber daya kesehatan
7) Meningkatkan manajemen dan sistem informasi kesehatan.
Pembangunan kesehatan yang berhasil-guna dan berdaya-guna dapat dicapai melalui
pembinaan, pengembangan, dan pelaksanaan, serta pemantapan fungsi-fungsi administrasi
kesehatan yang didukung oleh sistem informasi kesehatan, ilmu pengetahuan dan teknologi
kesehatan, serta hukum kesehatan.
Fungsi-fungsi administrasi kesehatan tersebut, terdiri dari perencanaan, pelaksanaan dan
pengendalian, serta pertanggungjawaban penyelenggaraan pembangunan kesehatan.

4.1.2. Sasaran
Sasaran adalah merupakan penjabaran dari tujuan organisasi dan menggambarkan hal-hal
yang ingin dicapai melalui tindakan tindakan yang akan dilakukan secara operasional. Oleh
karenanya rumusan sasaran yang ditetapkan diharapkan dapat memberikan fokus pada
penyusunan program operasional dan kegiatan pokok organisasi yang bersifat spesifik, terinci,
dapat diukur dan dapat dicapai.
Sasaran organisasi yang ditetapkan pada dasarnya merupakan bagian dari proses perencanaan
strategis dengan focus utama berupa tindakan pengalokasian sumberdaya organisasi kedalam
strategi organisasi. Oleh karenanya penetapan sasaran harus memenuhi criteria specific,
measurable, agresive but attainable, result oriented dan time bond. Guna memenuhi kriteria
tersebut maka penetapan sasaran harus disertai dengan penetapan indikator sasaran, yakni
keterangan, gejala atau penanda yang dapat digunakan untuk mengetahui tingkat keberhasilan

54
upaya pencapaian sasaran atau dengan kata lain disebut sebagai tolok ukur keberhasilan
pencapaian sasaran.
Untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dan berdasar makna sasaran diatas maka Dinas
Kesehatan menetapkan sasaran sejumlah sepuluh sasaran dengan indicator sasaran sebanyak
29 (Dua puluh Sembilan ) sebagai berikut :

4.1.3. Tujuan 1 yaitu Meningkatkan kualitas manajeman dan kualitas pelayanan kesehatan
Masyarakat dengan Sasaran Meningkatnya manajemen dan kualitas pelayanan
kesehatan, yang terdiri dari dua indicator sasaran :
1.1. Indek kepuasan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan di Puskesmas.
1.2. % Dokumen perencanaan dan pelaporan yang benar
2. Tujuan 2 yaitu Meningkatkan kualitas Industri Rumah Tangga Pangan (IRTP)
dengan Sasaran Meningkatnya Industri Rumah Tangga Pangan (IRTP) yang
bermutu (bersetifikat) yang terdiri dari satu indicator sasaran .
2.1. Persentase IRTP yang bersertifikat
3. Tujuan 3 yaitu Meningkatkan Kesehatan Ibu dan Anak serta meningkatkan
kemampuan Puskesmas dalam tanggap darurat penanggulangan bencana dengan
Sasaran Menurunnya angka kematian ibu per 100.000 KH dan bayi per 1000 KH
dan Meningkatnya kemampuan Puskesmas dalam tanggap darurat penanggulangan
bencana, yang terdiri dari empat indicator sasaran :
3.1. Angka kematian ibu (AKI) perv100.000 KH
3.2. Angka Kematian Bayi (AKB) per 1000 KH
3.3. Cakupan pelayanan kesehatan rujukan
4. Tujuan 4 yaitu Meningkatkan Gizi Masyarakat khususnya ibu dan anak dengan
Sasaran Menurunkan angka Balita Gizi Kurang dan Gizi Buruk yang terdiri dari
tiga indicator sasaran :
4.1. Prvalensi Balita Gizi Kurang
4.2. Prevalensi Balita Gizi Buruk
4.3. Prevalensi Balita Stunting
5. Tujuan 5 yaitu Menurunkan angka kesakitan dan kematian penyakit menular dan
tidak menular sesuai dengan target kasus masing-masing. dengan Sasaran
Menurunnya kesakitan dan kematian akibat penyakit menukar, yang terdiri dari lima
indicator sasaran :
5.1. Pengendalian kematian kasus diare akibat kolera.
5.2. Pengendalian kasus penderita HIV/AIDS
5.3. Pengendalian kematian kasus Demam Berdarah (DBD) dibawah CFR
5.4. Pengendalian kematian kasus Acud Flacceid Paralise (AFP) karena polio
5.5. Penanganan Kejadian Luar Biasa ( KLB) desa/kelurahan < 24 jam
5.6. Rumus Jumlah kematian TB karena sebab apapun di bagi jumlah penduduk kali 100.000
penduduk
5.7. Jumlah Puskesmas yang melaksanakan pengendalian Penyakit Tidak Menular (PTM)
secara terpadu di bagi jumlah Puskesmas kali 100%

55
6. Tujuan 6 yaitu Meningkatkan pencegahan penyakit menular akibat lingkungan
dengan Sasaran Meningkatnya kesehatan lingkungan pemukiman, yang terdiri dari
dua indicator sasaran.
6.1. Cakupan Lokasi ODF
6.2. Cakupan masyarakat pedesaan memakai air bersih memenuhi syarat
7. Tujuan 7 yaitu Meningkatkan akses pelayanan kesehatan masyarakat miskin
(maskin) dengan Sasaran Meningkatnya pelayanan kesehatan bagi masyarakat
miskin (Maskin), yang terdiri dari dua indicator sasaran.
7.1. Cakupan pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin (Maskin)
7.2. Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin
8. Tujuan 8 yaitu Pemenuhan ketersediaan obat indikator di sarana pelayanan kesehatan
dasar 90% . dengan Sasaran Tersedianya Obat Pelayanan Kesehatan dasar minimal
90 %, yang terdiri dari dua indicator sasaran:
8.1. Persentase stok obat minimal
8.2. Cakupan pelayanan kefarmasian di puskesmas perawatan.
9. Tujuan 9 yaitu Meningkatkan kemandirian masyarakat dalam mengatasi
permasalahan kesehatan di desa dengan Sasaran Meningkatnya desa yang mandiri
dalam mengatasi permasalahan kesehatan, yang terdiri dari satu indicator sasaran:
9.1. Persentase desa siaga aktif Puri
10. Tujuan 10 yaitu Meningkatkan pengawasan obat dan makanan minuman dari bahan
berbahaya dengan Sasaran Meningkatnya pengawasan obat , makanan minuman
dan obat tradisional, yang terdiri dari dua indicator sasaran:
10.1. Persentase penurunan obat dan maknan yang berbahaya
10.2. Meningkatnya penggunaan obat tradisional di Puskesmas

Berdasarkan Peraturan Bupati Malang Nomor 30 Tahun 2015 tentang Indikator Kinerja Utama di
Lingkungan Pemerintah Kabupaten Malang, maka telah ditetapkan pula Indikator Kinerja Utama
(IKU) Dinas Kesehatan Kabupaten Malang yang mana IKU tersebut merupakan Indikator
yang dianggap Utama dari indicator – indicator yang ada. Adapun IKU Puskesmas tahun 2015
terdiri dari 7 Kinerja Utama dengan indicator kinerja utama sebanyak 12 indikator, untuk
lebih jelasnya dapat digambarkan sebagai berikut :

56
INDIKATOR KINERJA UTAMA
(IKU)
PUSKESMAS BULULAWANG

Tujuan 1 : Meningkatkan kualitas manajeman dan kualitas pelayanan kesehatan Masyarakat

INDIKATOR KINERJA PENANGGUNG


KINERJA UTAMA FORMULA / PENJELASAN SUMBER DATA
UTAMA JAWAB
1 2 3 4 5 6

1 Meningkatnya kualitas Indeks kepuasan masyarakat Total nilai persepsi per unsur Hasil survey Sekretaris Mutu
manajemen dan terhadap pelayanan kesehatan x nilai penimbang x 25 indeks kepuasan
kualitas pelayanan di puskesmas Total unsur yang terisi masyarakat
kesehatan. terhadap
pelayanan
kesehatan di
puskesmas dan
jaringannya

Tujuan 2 : Meningkatkan kualitas Industri Rumah Tangga Pangan (IRTP).

57
INDIKATOR KINERJA PENANGGUNG
KINERJA UTAMA FORMULA / PENJELASAN SUMBER DATA
UTAMA JAWAB

1 Meningkatnya Prosentase Industri Rumah Jumlah sertifikat IRTP yang dikeluarkan Laporan tahunan Program
Industri Rumah Tangga Pangan (IRTP) yang program kesling kesehatan
X 100%
Tangga Pangan (IRTP) bersertifikat Jumlah IRTP yang mendaftar dalam 1 Lingkungan
yang bermutu tahun
(bersetifikat)

Tujuan 3. Meningkatkan Kesehatan Ibu dan Anak serta meningkatkan kemampuan Puskesmas dalam tanggap darurat penanggulangan bencana

INDIKATOR KINERJA PENANGGUNG


KINERJA UTAMA FORMULA / PENJELASAN SUMBER DATA
UTAMA JAWAB
1 2 3 4 5 6
1 Angka kematian ibu 1. Angka Kematian Ibu Jumlah kematian ibu hamil, melahirkan dan X 100.000 KH Laporan Program Program KIA
(AKI)
per 100.000 KH dan nifas KIA
bayi per 1000 KH

58
Jumlah kelahiran hidup

2. Angka Kematian Bayi Jumlah kematian bayi sda Sda


(AKB)
X 1000 KH
kelahiran hidup

Tujuan 4. : Meningkatkan Gizi Masyarakat khususnya ibu dan anak.

INDIKATOR KINERJA PENANGGUNG


KINERJA UTAMA FORMULA / PENJELASAN SUMBER DATA
UTAMA JAWAB

2. Menurunnya Prevalensi Angka balita gizi buruk Jumlah balita gizi buruk yang Laporan Program Program Gizi
Balita Gizi Kurang dan ditemukan Gizi
Gizi Buruk turun X 100%
menjadi kurang dari Jumlah balita
15%.

59
Tujuan 5 : Menurunkan angka kesakitan dan kematian penyakit menular dan tidak menular sesuai dengan target kasus masing-masing.

INDIKATOR KINERJA PENANGGUNG


KINERJA UTAMA FORMULA / PENJELASAN SUMBER DATA
UTAMA JAWAB

3 Menurunnya kesakitan 1. Pengendalian kematian Jumlah kematian kasus AFP pada anak usia Laporan P2M Penanguung
kasus Acud Flacceid
dan kematian akibat <15 tahun karena Polio dalam satu tahun Jawab Program
Paralise (AFP) karena polio
penyakit menular dan P2
tidak menular . Jumlah penderita AFP yang ditemukan usia X100 %
< 15 tahun dalam satu tahun .
Penjelasan :
Penderita AFP : adalah setiap kelemahan atau kelumpuhan yang
bersifat flacceid yang terjadi secara acut pada anak usia kurang
dari 15 tahun dan bukan karena ruda paksa

60
2. Pengendalian kematian Jumlah kematian kasus diare karena kolera
kasus diare akibat kolera
dalam satu tahun sda Sda

Jumlah kasus diare dalam satu tahun


X 100%.
.

3. Pengendalian kematian Jumlah Kematian kasus DBD dalam satu tahun Program
kasus Demam Berdarah
X 100% Pencegahan dan
(DBD) dibawah CFR
( < 2,54 ) Jumlah penderita DBD yang ditemukan dalam waktu sda Pengendalian
satu tahun Penyakit

Penjelasan :
CFR ( Case Fatality Rate ) adalah Incident rate
(angka kejadian ) yaitu Kematian DBD dibagi jumlah
kasus DBD dengan target < 2,54

4. Pengendalian kasus Jumlah kasus HIV yang X100%


penderita HIV/AIDS
ditemukan yang masih hidup
dibawah 0,5%

61
sda Sda
Jumlah penduduk

5. Penanganan Kejadian Luar Penanganan KLB di desa/kelurahan <24 jam dalam


Biasa ( KLB)
periode tertentu
desa/kelurahan < 24 jam
X 100% sda Sda
Jumlah KLB di desa/kelurahan pada periode yang
sama

Tujuan 7 : Meningkatkan akses pelayanan kesehatan masyarakat miskin (maskin)

INDIKATOR KINERJA PENANGGUNG


KINERJA UTAMA FORMULA / PENJELASAN SUMBER DATA
UTAMA JAWAB

Meningkatnya Meningkatnya pelayanan Prosentase Maskin yang terlayani pada tahun Laporan Penanggung
4 Pelayanan kesehatan kesehatan masyarakat miskin berjalan di kurangi prosentase Maskin yang pelanyanan Jawab Program
bagi masyarakat miskin (Maskin) terlayani tahun lalu Maskin Maskin
(Maskin)
Penjelasan :

62
Prosentase Maskin terlayani : adalah Jumlah
Maskin yang dilayani dibagi jumlah Maskin
kali 100%.
Makin yang dilayani adalah Maskin sehat
maupun sakit pada layanan Upaya Kesehatan
Perorangan (UKP) maupun pada Upaya
Kesehatan Masyarakat (UKM)

63
Tujuan 9 : Meningkatkan kemandirian masyarakat dalam mengatasi permasalahan kesehatan di desa.

INDIKATOR KINERJA SUMBER PENANGGUNG


KINERJA UTAMA FORMULA / PENJELASAN
UTAMA DATA JAWAB
1 2 3 4 5 6

64
1 Meningkatnya Desa Cakupan desa siaga aktif Jumlah Desa Siaga yang Aktif Laporan SP2TP Program Promkes
yang mandiri dalam Purnama Mandiri Purnama Mandiri (Sistem
X 100%
mengatasi pencatatan dan
permasalahan Jumlah desa siaga yang ada pelaporan
kesehatan terpaduProgram
Desa Siaga adalah desa yang penduduknya memiliki kesiapan Promkes
sumber daya dan kemampuan untuk mencegah dan mengatasi
masalah-masalah kesehatan, bencana dan kegawatdaruratan
kesehatan, secara mandiri.

Desa Siaga Aktif adalah desa yang mempunyai Pos Kesehatan


Desa (Poskesdes) yang telah berfungsi dan berada pada tahap
tumbuh, kembang dan paripurna.

65
Indikator Kinerja Utama (IKU) Puskesmas Bululawang tersebut terdiri dari tujuh sasaran
yang dapat dijelaskan sebagai berikut :
Sasaran 1. : Peningkatan Kualitas pelayanan kesehatan dasar terdiri dari satu indikator, yaitu
Indek kepuasan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan di Puskesmas.. Pada IKU sasaran
ini untuk mendukung tercapainya Tujuan yaitu Meningkatkan kuantitas pelayanan
kesehatan. Serta untuk mencapai misi “Meningkatkan kualitas manajemen dan Sumber Daya
Kesehatan yang merata dan berkeadilan di masyarakat Kabupaten Malang
Sasaran 2. : Meningkatnya Industri Rumah Tangga Pangan (IRTP) yang bermutu
(bersetifikat) terdiri dari satu indikator, yaitu Prosentase IRTP yang bersertifikat. Pada IKU
sasaran ini untuk mendukung tercapainya Tujuan yaitu Meningkatkan kuantitas pelayanan
kesehatan. Serta untuk mencapai misi “Meningkatkan kualitas manajemen dan Sumber Daya
Kesehatan yang merata dan berkeadilan di masyarakat Kabupaten Malang
Sasaran 3 : Meningkatnya kesehatan ibu dan anak, terdiri dari dua indikator yaitu : 1)
Menurunnya angka kematian ibu dan 2) Menurunya angka kematian bayi. Pada IKU sasaran
kedua ini untuk mendukung tercapainya Tujuan yaitu : Meningkatkan Indeks Pembangunan
Kesehatan Masyarakat (IPKM). Serta untuk mencapai Misi kedua yaitu ” Meningkatkan
keterjangkauan akses pelayanan kesehatan di Puskesmas yang berkualitas dan berkeadilan
Sasaran 5 : Meningkatnya gizi masyarakat khususnya ibu dan anak, terdiri dari satu indikator
yaitu Menurunnya angka balita gizi buruk. Pada IKU ke tiga ini untuk mendukung tercapinya
Tujuan yaitu : Menurunkan angka Balita Gizi Kurang dari 0,88% menjadi 0,2% dan Gizi
Buruk turun menjadi kurang dari 0%. Serta untuk mencapai Misi kedua yaitu” Meningkatkan
keterjangkauan akses pelayanan kesehatan di Puskesmas yang berkualitas dan berkeadilan
Sasaran 6 : Pengendalian dan penurunan kasus penyakit menular, terdiri dari lima indikator
yaitu 1) Pengendalian kematian kasus Acud Flacceid Paralise (AFP) karena polio. 2)
Pengendalian kematian kasus diare akibat kolera.3) Pengendalian kematian kasus Demam
Berdarah (DBD) dibawah CFR ( < 2,54 ), 4). Pengendalian kasus penderita HIV/AIDS
0,%, 5). Penanganan Kejadian Luar Biasa ( KLB) desa/kelurahan < 24 jam. Pada IKU ini
untuk mendukung tercapainya Tujuan nomor enam yaitu Menurunkan angka kesakitan dan
kematian penyakit menular sesuai dengan target kasus masing-masing. Serta untuk mencapai
Misi kedua yaitu ” Meningkatkan keterjangkauan akses pelayanan kesehatan di Kabupaten
Malang yang berkualitas dan berkeadilan.

Sasaran 7 : Meningkatnya Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat, terdiri dari


satu indikator yaitu Cakupan desa siaga aktif. Pada IKU keempat ini untuk mendukung
tercapainya Tujuan nomor Sembilan yaitu Meningkatkan kemandirian masyarakat dalam
mengatasi permasalahan kesehatan di desa, Serta untuk mencapai Misi ketiga yaitu ”

60
Meningkatkan kemandirian masyarakat Kabupaten Malang dibidang Kesehatan melalui
pemberdayaan masyarakat, swasta dan kerjasama lintas sector.

61
TABEL : 4.1.
TUJUAN DAN SASARAN JANGKA MENENGAH PUSKESMAS BULULAWANG
TAHUN 2017 - 2021

Target Kinerja Pada Tahun Ke. Akhir


No Tujuan Sasaran Indikator Sasaran Formula periode
2016 2017 2018 2019 2020 2021
Renstra
1. Meningkatnya
Meningkatkan
kualitas
kwalitas Jumlah capaian dari
Pelayanan Upaya Cakupan
pelayanan dan indikator pelayanan
1 Kesehatan 1 Pelayanan Promosi 65% 65% 65% 65% 65% 65% 65%
kualitas promkes di bagi jumlah
Bersumberdaya Kesehatan
manegemen indikator kali 100%
Masyarakat
Puskesmas
(UKM)
Jumlah capaian dari
Cakupan
indikator pelayanan
Pelayanan
      2 kesehatan lingkungan 63% 63% 63% 63% 63% 63% 63%
Kesehatan
di bagi jumlah indikator
Lingkungan
kali 100%
      3 Cakupan Jumlah capaian dari
Pelayanan indikator pelayanan
Kesehatan Ibu, kesehatan ibu, anak, 79% 79% 79% 79% 79% 79% 79%
Anak dan Keluarga dan KB di bagi jumlah

62
Berencana indikator kali 100%
Jumlah capaian dari
indikator pelayanan
Cakupan
      4 kesehatan gizi di bagi 64% 64% 64% 64% 64% 64% 64%
Pelayanan Gizi
jumlah indikator kali
100%
Cakupan Jumlah capaian dari
Pelayanan indikator pelayanan
Pencegahan dan pencegahan dan
      5 86.64% 86.64% 86.64% 86.64% 86.64% 86.64% 86.64%
Pengendalian pengendalian penyakit
Penyakit Menular di bagi jumlah indikator
dan Tidak Menular kali 100%
Jumlah capaian dari
Cakupan
indikator Pelayanan
Pelayanan
Keperawatan Kesehatan 8,3 dan 8,3 dan 8,3 dan 8,3 dan 8,3 dan 8,3 dan 8,3 dan
      6 Keperawatan
Masyarakat di bagi 45%. 45%. 45%. 45%. 45%. 45%. 45%.
Kesehatan
jumlah indikator kali
Masyarakat
100%
Jumlah capaian dari
indikator Upaya
Cakupan Upaya
      7 Kesehatan Jiwa di bagi 49% 49% 49% 49% 49% 49% 49%
Kesehatan Jiwa
jumlah indikator kali
100%

      8 Cakupan Upaya Jumlah capaian dari 49% 49% 49% 49% 49% 49% 49%

63
indikator Upaya
Kesehatan Gigi
Kesehatan Gigi
Masyarakat di bagi
Masyarakat
jumlah indikator kali
100%
Jumlah capaian dari
Cakupan Upaya indikator Upaya
Kesehatan Kesehatan Tradisional
      9 54% 54% 54% 54% 54% 54% 54%
Tradisional dan dan Komplementer di
Komplementer bagi jumlah indikator
kali 100%
Jumlah capaian dari
Cakupan Upaya indikator Upaya
      10 Kesehatan Olah Kesehatan Olah Raga di 38% 38% 38% 38% 38% 38% 38%
Raga bagi jumlah indikator
kali 100%
Jumlah capaian dari
indikator Upaya
Cakupan Upaya
      11 Kesehatan Indra di bagi #REF! 58% 58% 58% 58% 58% 58%
Kesehatan Indra
jumlah indikator kali
100%
      12 Cakupan Upaya Jumlah capaian dari 34% 34% 34% 34% 34% 34% 34%
Kesehatan Telinga indikator Upaya
Kesehatan Telinga di

64
bagi jumlah indikator
kali 100%
Jumlah capaian dari
Cakupan Upaya indikator Upaya
      13 Kesehatan Usia Kesehatan Usia Lanjut 56% 56% 56% 56% 56% 56% 56%
Lanjut di bagi jumlah indikator
kali 100%
Jumlah capaian dari
indikator Upaya
Cakupan Upaya
      14 Kesehatan Kerja di bagi 60% 60% 60% 60% 60% 60% 60%
Kesehatan Kerja
jumlah indikator kali
100%
Jumlah capaian dari
indikator Upaya
Cakupan Upaya
      15 Kesehatan Matra di 85% 85% 85% 85% 85% 85% 85%
Kesehatan Matra
bagi jumlah indikator
kali 100%
2. Meningkatnya Jumlah capaian dari
kualitas Cakupan indikator Pelayanan
    Pelayanan Upaya 16 Pelayanan Rawat Rawat Jalan di bagi 81% 81% 81% 81% 81% 81% 81%
Kesehatan Jalan jumlah indikator kali
Perorangan (UKP) 100%

Cakupan Jumlah capaian dari


      17 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
Pelayanan Gawat indikator Pelayanan

65
Gawat Darurat di bagi
Darurat jumlah indikator kali
100%
Jumlah capaian dari
Cakupan indikator Pelayanan
      18 Pelayanan Kefarmasian di bagi 80% 80% 80% 80% 80% 80% 80%
Kefarmasian jumlah indikator kali
100%
Jumlah capaian dari
Cakupan indikator Pelayanan
      19 Pelayanan Laboratorium di bagi 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
Laboratorium jumlah indikator kali
100%
Jumlah capaian dari
Cakupan
indikator Pelayanan
      20 Pelayanan Satu 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
satu hari di bagi jumlah
Hari
indikator kali 100%
Jumlah capaian dari
Cakupan Rawat indikator Rawat Inap di
      21 84% 84% 84% 84% 84% 84% 84%
Inap bagi jumlah indikator
kali 100%
    3. Meningkatnya 22 Cakupan Jumlah capaian dari 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
kualitas operasional / indikator operasional
managemen management perkantoran di bagi

66
jumlah indikator kali
organisasi Puskesmas
100%

67
4.2 Strategi dan Kebijakan
Kebijakan pembangunan kesehatan di Kecamatan Bululawang Kabupaten Malang diarahkan
untuk meningkatkan jangkauan akses kemudahan dan kualitas pelayanan kesehatan pada
masyarakat yang berkeadilan dan mandiri dimaksudkan untuk mengurangi kesenjangan
pelayanan kesehatan, status kesehatan dan gizi masyarakat antar wilayah, ras, gender dan
status sosial/ekonomi.
Strategi pencapaian tujuan dan sasaran adalah merupakan strategi organisasi yang berisi
rencana menyeluruh dan terpadu mengenai upaya-upaya yang akan dilaksanakan secara
operasional dengan memperhatikan ketersediaan sumberdaya organisasi. Sebagai satu cara
untuk mewujudkan tujuan dan sasaran organisasi, maka strategi yang ditetapkan oleh
Puskesmas Bululawang Dinas Kesehatan Kabupaten Malang adalah sebagai berikut :
a. Peningkatan Jangkauan dan Mutu Upaya Pelayanan Kesehatan.
Peningkatan Mutu Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) yang dipadukan secara serasi dan
seimbang dengan peningkatan Mutu Upaya Kesehatan Perorangan (UKP). Di samping itu
upaya kesehatan bagi penduduk miskin, penanggulangan bencana dan kejadian luar biasa
(KLB) Penyakit, penanggulangan masalah gizi pada balita dan ibu, serta pencegahan dan
pemberantasan penyakit menular yang mempunyai komitmen regional dan global mendapat
pengutamaan, dan penanganan secara kewilayahan, tanpa mengabaikan kerjasama yang
sinergis dengan pemerintah di tingkat kecamatan dan desa melalui kerjasama lintas sektor,
dan masyarakat termasuk swasta. Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan (UPTD) khususnya
Puskesmas, harus mampu memberikan pelayanan dasar yang bermutu yang diperlukan oleh
masyarakat.
b.Penggalangan Kemitraan Lintas Sektor
Untuk mengoptimalkan pencapaian tujuan pembangunan kesehatan di Kabupaten Malang,
diperlukan kerja sama lintas sektor yang mantap. Demikian pula optimalisasi pembangunan
berwawasan kesehatan yang mendukung tercapainya tujuan pembangunan kesehatan,
menuntut adanya penggalangan kemitraan lintas sektor dan segenap potensi daerah.
Kebijakan dan pelaksanaan pembangunan sektor lain perlu memperhatikan dampak dan
mendukung keberhasilan pembangunan kesehatan.
Untuk itu upaya sosialisasi masalah-masalah dan upaya pembangunan kesehatan kepada
sektor lain perlu dilakukan secara intensif dan berkesinambungan. Kerja sama lintas sektor
harus dilakukan sejak perencanaan dan penganggaran, pelaksanaan dan pengendalian, sampai
pada pengawasan dan penilaiannya.

c. Peningkatan Pemberdayaan Masyarakat dan Swasta


Dalam era reformasi, masyarakat dan swasta harus didorong agar dapat berperan aktif dalam
pembangunan kesehatan, dimulai sejak penyusunan berbagai kebijakan pembangunan

67
kesehatan. Pemberdayaan masyarakat dilakukan dengan mendorong masyarakat dan swasta
agar mampu secara mandiri menjamin terpenuhinya kebutuhan kesehatan dan
kesinambungan pelayanan kesehatan.
Dalam pemberdayaan masyarakat perlu terus dikembangkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS) serta Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM), dalam rangka mewujudkan
”Desa Siaga” menuju Desa Sehat. Pengembangan Desa Siaga harus melibatkan Lembaga
Swadaya Masyarakat (LSM) utamanya PKK, organisasi keagamaan, dan sektor swasta.
Keberhasilan Desa Siaga ditandai oleh antara lain berkembangnya perilaku hidup bersih dan
sehat, serta dikembangkan dan beroperasinya UKBM yang mampu memberikan pelayanan
promotif, preventif, kuratif, keluarga berencana, perawatan kehamilan dan pertolongan
persalinan, gizi, dan penanganan kedaruratan kesehatan.
d. Peningkatan Pengembangan Sumberdaya Kesehatan
Agar pembangunan kesehatan di Kabupaten Malang dapat terselenggara secara berhasil-guna
dan berdaya-guna, diperlukan sumberdaya manusia kesehatan yang bermutu serta berakhlak
baik. Dalam pengembangan sumberdaya manusia kesehatan, Dinas Kesehatan melaksanakan
perencanaan kebutuhan sumberdaya manusia kesehatan dalam lingkup Kabupaten Malang,
dan dilakukan melalui perencanaan kebutuhan tenaga kesehatan yang mendasarkan pada
pendekatan beban fungsi dan standar kebutuhan minimal kebutuhan tenaga kesehatan
menurut jenisnya di tiap unit pelayanan secara terintegrasi, dan terpadu, serta
pendayagunaannya yang adil dan merata.
Pengembangan sumberdaya manusia kesehatan dilakukan melalui pemantapan kerja sama
lintas sektor dan peran aktif masyarakat dan swasta. Pengembangan sumberdaya manusia
kesehatan juga diarahkan agar mempunyai daya saing yang kuat dalam menghadapi
globalisasi yang merupakan tantangan sekaligus peluang pembangunan kesehatan di
Kabupaten Malang.
e. Pengembangan Upaya dan Pembiayaan Kesehatan
Khususnya Masyarakat Miskin
Di bidang penganggaran dan pembiayaan pembangunan kesehatan, maka guna menjamin
ketersediaan sumberdaya pembiayaan kesehatan, Dinas Kesehatan Kabupaten Malang akan
melakukan advokasi dan sosialisasi kepada para penyandang dana, baik pemerintah maupun
masyarakat termasuk swasta, dalam upaya menggalang sumber-sumber pembiayaan
kesehatan, sehingga dapat tersedia pembiayaan kesehatan dalam jumlah yang mencukupi dan
teralokasikan secara adil serta dapat dimanfaatkan secara efektif, efisien, dan akuntabel.
Anggaran Dinas Kesehatan Kabupaten Malang bersumber APBD (DAU), APBD I, APBN,
dan Bantuan Luar Negeri (BLN). Anggaran ini di samping dipergunakan untuk pembinaan
dan pengembangan pembangunan kesehatan, juga diarahkan untuk pelayanan kesehatan bagi

68
penduduk miskin, membantu dalam penanggulangan bencana dan kejadian luar biasa (KLB)
penyakit, peningkatan surveilans dan penanggulangan penyakit menular dan gangguan gizi.
Di bidang logistik kesehatan, untuk menjamin sumberdaya obat dan perbekalan kesehatan,
dilaksanakan perencanaan dan pengadaan dalam penyediaan dan distribusi obat dan
perbekalan kesehatan, sehingga akan tersedia obat dan perbekalan kesehatan yang aman,
bermutu dan bermanfaat, serta terjangkau oleh segenap lapisan masyarakat. Dinas Kesehatan
mengupayakan pula menjamin tersedianya “buffer stock” obat sangat essensial, dan
kebutuhan obat untuk penanggulangan bencana, serta obat program pemberantasan penyakit
menular dan perbaikan gizi.

69
BAB V
RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA DAN
PENDANAAN INDIKATIF

5.1 Program dan Kegiatan


Dalam rangka mewujudkan sasaran organisasi dengan indikator sasaran
sebagai tolok ukur keberhasilannya, maka Puskesmas Bululawang
Kabupaten Malang menetapkan program operasional yang mengacu pada
Peraturan Bupati Malang Nomor 44 Tahun 2017 tentang Reviu Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Malang Tahun 2016-
2021 Atas Penyesuaian Nomenklatur Program Prioritas Perangkat Daerah;
Dan Perubahan Renstra Dinas Kesehatan Kabupaten Malang Tahun 2016 -
2021, adapun program dan kegiatan sebagai berikut :
1. Program Penunjang Operasional dan Kinerja UPT / UPTD
dengan kode rekening program 1.02.1.02.03.26, yang di dukung dengan
Kegiatan :
1.1.
Penyelenggaraan Biaya Operasional Kesehatan (BOK), kode
rekening kegiatan 1.02.1.02.01.16.17
1.2. Program Pelayanan JKN kapitasi FKTP Puskesmas, kode
rekening kegiatan 1.02.1.02.03.26.08
1.3. Program penunjang operasional dengan kode rekening kegiatan
1.02.1.02.03.26.50
Dalam mewujudkan program penunjang operasional dan kinerja UPT
bersumber dana Biaya Operasional Kesehatan (BOK-DAK) dilakukan
dengan kegiatan:
A Upaya kesehatan masyarakat esensial
1. Upaya promosi kesehatan dengan indikator:
- Pengkajian PHBS (pola hidup bersih dan sehat)
1. Rumah tangga yang dikaji
2. Institusi pendidikan yang dikaji
3. Institusi kesehatan yang dikaji
4. Tempat-tempat umum (TTU) yang dikaji
5. Tempat kerja yang dkaji
6. Pondok pesantren yang dikaji
- Tatanan sehat
1. Rumah tangga sehat yang memenuhi 10 indikator PHBS
2. Institusi pendidikan yang memenuhi 7-8 indikator PHBS
(klasifikasi IV)
3. Institusi kesehatan yang memenuhi 6 indikator PHBS
(klasifikasi IV)
4. Tempat-tempat umum yang memenuhi 6 indikator PHBS
(klasifikasi IV)
5. Tempat kerja yang memenuhi 8-9/7-8 indikator PHBS
tempat-tempat kerja (klasifikasi IV)

70
6. Pondok pesantren yang memenuhi 16-18 indikator PHBS
pondok pesantren (klasifikasi IV)
- Intervensi/penyuluhan
1. Kegiatan intervensi pada kelompok rumah tangga
2. Kegiatan intervensi pada institusi pendidikan
3. Kegiatan intervensi pada instansi kesehatan
4. Kegiatan intervensi pada TTU
5. Kegiatan intervensi pada tempat kerja
6. Kegiatan intervensi pada pondok pesantren
- Pengembangan UKBM
1. Pembinaan posyandu
2. Pengukuran tingkat perkembangan posyandu
3. Posyandu PURI (purnama mandiri)
4. Pengukuran tingkat perkembangan poskesdes
- Penyuluhan NAPZA (narkotika psikotropika dan zat aditif)
1. Penyuluhan NAPZA
- Pengembangan desa siaga aktif
1. Desa siaga aktif
2. Desa siaga aktif PURI (purnama mandiri)
3. Pembinaan desa siaga aktif
- Promosi kesehatan
1. Sekoalah pendidikan dasar yang mendapat promosi
kesehatan
2. Promosi kesehatan di dalam gedung puskesmas dan
jaringannya (sasaran masyarakat)
3. Promosi kesehatan untuk pemberdayaan masyarakat di
bidang kesehatan (kegiatan di luar gedung puskesmas)
- Pengembangan
1. Poskesdes beroperasi dengan strata madya, purnama dan
mandiri
2. Pembinaan tingkat perkembangan poskestren
3. Pembinaan tingkat perkembangan pos UKK
4. Poskestren purnama dan mandiri
5. Pembinaan tingkat perkembangan posbindu PTM
2. Upaya kesehatan lingkungan dengan indikator:
- Penyehatan air
1. Pengawasan sarana air bersih (SAB)
2. Sab yang memenuhi syarat kesehatan
3. Rumah tangga yang memiliki akses terhadap SAB
- Penyehatan makanan dan minuman
1. Pembinaan tempat pengelolaan makanan (TPM)
2. Tpm yang memenuhi syarat kesehatan
- Penyehatan perumahan dan sanitasi dasar
1. Pembinaan sanitasi perumahan dan sanitasi dasar
2. Rumah yang memenuhi syarat kesehatan
- Pembinaan tempat-tempat umum
1. Pembinaan sarana TTU
2. Ttu yang memenuhi syarat kesehatan
- Yankesling (klinik sanitasi)
1. Konseling sanitasi
2. Inspeksi sanitasi PBL
3. Intervensi terhadap pasien PBL yang di IS

71
- Sanitasi total berbasis masyarakat (STBM)
1. Rumah tangga memiliki akses terhadap jamban sehat
2. Desa/kelurahan yang sudah ODF
3. Jamban sehat
4. Pelaksanaan kegiatan STBM di puskesmas
3. Upaya pelayanan KIA-KB dengan indikator:
- Kesehatan ibu
1. Pelayanan kesehatan untuk ibu hamil (K4)
2. Pelayanan persalinan oleh tenaga kesehatan (PN)
3. Pelayanan persalinan oleh tenaga kesehatan di fasilitas
kesehatan
4. Pelayanan nifas oleh tenaga kesehatan (KF)
5. Penanganan komplikasi kebidanan (PK)
- Kesehatan bayi
1. Pelayanan kesehatan neonatus pertama (KN1)
2. Pelayanan kesehatan neonatus 0-28 hari (KN lengkap)
3. Penanganan komplikasi neonatus
4. Pelayanan kesehatan bayi 29 hari – 11 bulan
- Kesehatan anak balita dan anak prasekolah
1. Pelayanan kesehatan anak balita (12-59 bulan)
2. Pelayanan kesehtan anak pra sekolah (60-72 bulan)
- Kesehatan anak usia sekolah dan remaja
1. Sekolah setingkat SD/MI/SDLB yang melaksanakan
pemeriksaan penjaringan kesehatan
2. Sekolah setingkat SMP/MTS/SMPLB yang melaksanakan
pemeriksaan penjaringan kesehatan
3. Sekolah setingkat SMA/MA/SMK/SMALB yang
melaksanakan pemeriksaan penjaringan kesehatan
4. Murid kelas I setingkat SD/MI/SDLB yang diperiksa
penjaringan kesehatan
5. Murid kelas VII setingkat SMP/MTS/SMPLB yang
diperiksa penjaringan kesehatan
6. Murid kelas X setingkat SMA/MA/SMK/SMALB yang
diperiksa penjaringan kesehatan
7. Pelayanan kesehatan remaja

- Pelayanan keluarga berencana (KB)


1. Kb aktif (contraceptive prevalence rate/CPR)
2. Peserta KB baru
3. Akseptor KB drop out
4. Peserta KB mengalami komplikasi
5. Peserta KB mengalami efek samping
6. Pus dengan 4T ber KB
7. KB pasca persalinan
8. Ibu hamil yang diperiksa HIV
4. Upaya pelayanan gizi dengan indikator:
- Pelayanan gizi masyarakat
1. Pemberian kapsul vitamin A dosis tinggi pada bayi umur
6-11 bulan
2. Pemberian kapsul vitamin A dosis tinggi pada balita
umur 12-59 bulan 2 (dua) kali setahun
3. Pemberian 90 tablet besi pada ibu hamil

72
4. Ibu hamil kurang energi kronis (KEK)
- Penanggulangan gangguan gizi
1. Pemberian tablet tambah darah pada remaja putri
2. Pemberian PMT-P pada balita kurus
3. Ibu hamil KEK yang mendapat PMT_PEMULIHAN
- Pemantauan status gizi
1. Cakupan balita gizi buruk mendapat perawatan sesuai
standar tatalaksana gizi buruk
2. Cakupan penimbangan balita D/S
3. Balita naik berat badannya N/D
4. Balita bawah garis merah (BGM)
5. Rumah tangga mengkonsumsi garam beryodium
5. Upaya pencegahan dan pengendalian penyakit menular dan
tidak menular dengan indikator:
- Diare
1. Cakupan pelayanan diare balita
2. Angka penggunaan oralit
3. Angka penderita diare balita yang diberi tablet zinc
- Ispa (infeksi saluran pernapasan atas)
1. Cakupan penemuan penderita pneumonia balita
- Kusta
1. Cakupan pemeriksaan kontak dari kasus kusta baru
2. Kasus kusta yang dilakukan PFS secara rutin
3. RFT penderita kusta
4. Penderita baru pasca pengobatan dengan score
kecacatannya tidak bertambah atau tetap
5. Proporsi kasus defaulter kusta
6. Proporsi tenaga kesehatan di desa endemis kusta
tersosialisasi
7. Proporsi kader kesehatan di desa endemis kusta
tersosialisasi
8. Proporsi SD/MI di desa endemis kusta dilakukan
screning kusta
- Tuberculosis Bacillus (TB) paru
1. Penemuan suspect penderita TB
2. Penderita TB paru bta positif yang dilakukan
pemeriksaan kontak
3. Angka keberhasilan pengobatan pasien baru BTA positif
- Pencegahan dan penanggulangan PMS dan HIV/AIDS
1. Anak sekolah (SMP DAN SMA / sederajat) yang sudah
dijangkau penyuluhan HIV/AIDS
- Demam berdarah dengue (DBD)
1. Angka bebas jentik
2. Penderita DBD yang ditangani
3. Cakupan PE kasus DBD
- Malaria
1. Penderita malaria yang dilakukan pemeriksaan SD
2. Penderita positif malaria yang diobati sesuai standar
(ACT)
3. Penderita positif malaria yang di follow up
- Pencegahan dan penanggulangan rabies
1. Cuci luka terhadap kasus gigitan HPR
2. Vaksinasi terhadap kasus gigitan HPR yang terindikasi

73
- Pelayanan imunisasi
1. IDL (imunisasi dasar lengkap)
2. UCI desa
3. Imunisasi DT pada anak kelas 1 SD
4. Imunisasi campak pada anak kelas 1 SD
5. Imunisasi TT pada anak kelas 2 dan 3 SD
6. Imunisasi TT5 pada WUS (15-49 tahun)
7. Imunisasi TT2 plus Bumil (15-49 tahun)
8. Pemantauan suhu lemari es vaksin
9. Ketersediaan catatan stok vaksin
10. Laporan KIPI zero repoting/KIPI nn serious
- Pengamatan penyakit (surveillance epidemiology)
1. Laporan STP yang tepat waktu
2. Kelengkapan laporan STP
3. Laporan CI tepat waktu
4. Kelengkapan laporan CI
5. Laporan W2 (mingguan) yang tepat waktu
6. Kelengkapan laporan W2 (mingguan)
7. Grafik trend mingguan penyakit potensial wabah
8. Desa/kelurahan yang mengalami KLB ditanggulangi
dalam waktu kurang dari 24 jam
- Pencegahan dan pengendalian penyakit tidak menular
1. Desa/kelurahan yang melaksanakan kegiatan posbindu
PTM
2. Perempuan usia 30-50 tahun yang diperiksa dini anker
cervix dan payudara
3. Sekolah yang ada di wilayah puskesmas melaksanakan
KTR
4. Penduduk usia lebih dari 15 tahun yang melakukan
pemerksaan tekanan darah
5. Penduduk usia lebih dari 18 tahun yang melakukan
pemeriksaan gula darah
6. Obesitas/IMT pada penduduk usia lebih dari 15 tahun
yang melakukan pemeriksaan IMT
B Upaya kesehatan masyarakat pengembangan
1. Upaya keperawatan kesehatan masyarakat dengan indikator:
- Rasio kunjungan rumah
- Individu dan keluarganya dari keluarga rawan yang
mendapat keperawatan kesehatan masyarakat (home care)
- Kenaikan tingkat kemandirin keluarga setelah pembinaan
2. Upaya kesehatan sekolah (UKS) dengan indikator:
3. Upaya kesehatan jiwa dengan indikator:
- Pemberdayaan kelompok masyarakat terkait program
kesehatan jiwa
- Penanganan kasus jiwa (gangguan perilaku, gangguan jiwa,
gangguan psikosomatik, masalah NAPZA dll) yang datang
berobat ke puskesmas)
- Penanganan kasus kesehatan jiwa melalui rujukan ke
RS/spesialis
- Kunjungan rumah pasien jiwa
4. Upaya kesehatan gigi masyarakat dengan indikator:
- UKGS

74
1. Murid kelas 1 yang dilakukan penjaringan
2. Murid kelas 1-6 yang mendapat perawatan
3. Sd/mi dengan UKGS tahap II
- UKGM
1. Apras yang dilakukan penjaringan di UKBM (posyandu
dan PAUD)
2. UKBM yang melaksanakan UKGS
5. Upaya kesehatan tradisional komplementer dengan indikator:
- Penyehat tradisional ramuan yang memiliki STPT
- Hatra dengan ketrampilan yang memiliki STPT
- Fasilitas yankestrad yang berijin
- Pembinaan ke penyehat tradisional
6. Upaya kesehatan olahraga dengan indikator:
- Kelompok/klub olahraga yang dibina
- Pengukuran kebugaran calon jamaah haji
- Pengukuran kebugaran jasmani pada anak sekolah
7. Upaya kesehatan kerja dengan indikator:
- Pekerja formal yang mendapat konseling
- Pekerja informal yang mendapat konseling
- Promotif dan preventif yang dilakukan pada kelompok
kesehatn kerja
8. Upaya kesehatan indera dengan indikator:
- Mata
1. Penemuan adn penangaan kasus refraksi
2. Penemuan kasus penyakit mata di puskesmas
3. Penemuan kasus buta katarak pada usia di atas 45
tahun
4. Penyuluhan kesehatan mata
5. Pelayanan rujukan mata
- Telinga
1. Penemuan kasus yang rujukan ke spesialis di
puskesmas melalui pemeriksaan fungsi pendengaran
2. Penemuan kasus penyakit telinga di puskesmas
3. Penemuan kasus serumen prop
9. Upaya kesehatan lanjut usia dengan indikator:
- Pelayanan kesehatan lanjut usia
10. Upaya kesehatan matra dengan indikator:
- Hasil pemeriksaan kesehatan jamaah haji 3 bulan sebelum
operasioal terdata
- Terbentuknya tim TRC (tim reaksi cepat)
Dalam mewujudkan program penunjang operasional dan kinerja UPT
bersumber dana JKN kapitasi FKTP puskesmas dan dilakukan dengan
kegiatan:
A Upaya kesehatan perseorangan
1. Playanan rawat jalan dengan indikator:
- Angka kontak
- Rasio rujukan rawat jalan non spesialistik
- Rasio peserta prolanis rutin berkunjung ke FKTP (RPPB)
- Penyediaan rekam medik rawat jalan kurang dari 10 menit
- Kelengkapan pengisian rekam medik

75
- Rasio gigi tetap yang ditambal terhadap gigi yang dicabut
- Bumil yang mendapat perawatan kesehatan gigi
2. Pelayanan gawat darurat dengan indikator:
- Kompetensi sdm memenuhi standar
- Ketersediaan peralatan, sarana prasarana, dan obat
memenuhi standar
- Kelengkapan pengisian informed consent dalam 24 jam
setelah selesai pelayanan
3. Pelayanan kefarmasian dengan indikator:
- Kesesuaian item obat yang tersedia dengan fornas
- Kesesuaian ketersediaan obat dengan pola penyakit
4. Pelayanan laboratorium dengan indikator:
- Kesesuaian jenis pelayanan laboratorium dengan standar
- Ketepatan waktu tunggu penyerahan hasil pelayanan
laboratorium ≤120 menit
5. One day care dengan indikator:
- Pelayanan satu hari (one day care) dilakukan oleh tenaga
yang kompeten
6. Pelayanan rawat inap dengan indikator:
- BOR
- Visite pasien rawat inap dilakukan oleh dokter
- Kelengkapan pengisian rekam medik dalam 24 jam
- Pertolongan persalinan normal oleh nakes terlatih
- Pelayanan konseling gizi

B Manajemen
1. Manajemen umun:
2. Manajemen pemberdayaan masyarakat:
3. Manajemen peralatan:
4. Manajemen sarana prasarana:
5. Manajemen keuangan:
6. Manajemen sumber daya manusia:
7. Manajemen pelayanan kefaramasian
8. Manajemen data dan informasi:
9. Manajemen program UKM esensial:
10. Manajemen program UKM pengembangan:
11. Manajemen UKP:
12. Manajemen mutu:
C Mutu
1. Survei kesehatan masyarakat
2. Survei kepuasan pasien
3. Penanganan pengaduan pasien

76
4. Sasaran keselamatan pasien
5. Pencegahan dan pengendalian infeksi.

5.2 Indikator Kinerja dan Pendanaan Indikatif


Rencana indikator kinerja dan pendanaan indikatif selama 5 (lima) Tahun
mendatang diharapkan dapat mampu meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat di Puskesmas Bululawang tahun 2017 - 2021, adapun rencana
kinerja dan pendanaan indikatif dapat dilihat pada tabel 5.1.

Halaman Excel 80

77
BAB VI
INDIKATOR KINERJA PUSKESMAS BULULAWANG YANG MENGACU
PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD KABUPATEN MALANG

Dalam pelaksanaan program pembangunan Puskesmas Bululawang


mengacu pada RPJMD Kabupaten Malang pada Misi 3 : Melakukan
percepatan pembangunan di bidang pendidikan, kesehatan, dan
ekonomi guna meningkatan Indeks Pembangunan Manusia, dengan
Tujuan 1 (satu) : Meningkatkan daya saing dan Sasaran adalah sasaran
1(satu) yaitu : Meningkatnya kualitas pendidikan, kesehatan, daya
beli serta pemerataan pendapatan dengan Indikator sasaran nomor 1
(satu) yaitu : Indek Pembangunan Manusia, Untuk mendukung
tercapaianya tujuan dan sasaran bidang kesehatan pada RPJMD
Kabupaten Malang tersebut, telah ditetapkan Indikator Kinerja Tujuan dan
Indikator Kinerja Sasaran pada Perubahan Renstra Puskesmas Bululawang
tahun 2016 - 2021, sebagaimana terlampir pada tabel 6.1.

111
TABEL : 6.1.
MATRIK INDIKATOR KINERJA UPTD PUSKESMAS BULULAWANG DINAS KESEHATAN KABUPATEN MALANG
YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD KABUPATEN MALANG

Target Capaian Setiap Tahun Kondisi


Kondisi
Kinerja
Kinerja
No Indikator Kinerja Sasaran pada akhir
pada Tahun 2016 2017 218 2019 2020 2021
pereode
Awal
Renstra
1 Indek kepuasan masyarakat terhadap pelayanan 75% 75 75 75.5 76 76.5 77 76.5
kesehatan di Puskesmas.

3 Puskesmas Terakreditasi 0%   Akreditasi       akreditasi akreditasi


Utama Paripurna Utama

5 Puskesmas BLUD 0%              

6 Persentase IRTP yang bersertifikat 80% 80% 81% 82% 83% 84% 85% 85%

7 Angka kematian ibu (AKI) 72.22% 118 / 118 / 118 / 118 / 118 / 118 / 118 /
100.000 KH 100.000 KH 100.000 KH 100.000 KH 100.000 KH 100.000 KH 100.000 KH

8 Angka Kematian Bayi (AKB) 5.95% 24 / 1.000 24 / 1.000 24 / 1.000 24 / 1.000 24 / 1.000 24 / 1.000 24 / 1.000
KH KH KH KH KH KH KH

112
9 Cakupan pelayanan kesehatan di Puskesmas, 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
rujukan dan bencana

10 Angka Balita Gizi Kurang <12.5% <12.5% <12.5% <12.5% <12.5% <12.5% <12.5% <12.5%

11 Angka Balita BGM < 5% < 2.0% < 1.9% < 1.9% < 1.7% < 1.7% < 1.7% < 1.7%

12 Prevalensi Balita Stunting < 28,2 % <27,2 < 26,2 % < 25,2 % < 25,0 % < 25,0 % < 25,0 < 25,0 %

13 Pengendalian kematian kasus diare akibat kolera. 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0%

14 Pengendalian kasus penderita HIV/AIDS dibawah 0,052% < 0,5% < 0,5% < 0,5% < 0,5% < 0,5% < 0,5% < 0,5%
0,5%

15 Pengendalian kematian kasus Demam Berdarah 0.83 < 2,54 < 2,54 < 2,54 < 2,54 < 2,54 < 2,54 < 2,54
(DBD) dibawah CFR (< 2,54)

16 Pengendalian kematian kasus Acud Flacceid 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0%


Paralise (AFP) karena polio

17 Penanganan Kejadian Luar Biasa ( KLB) 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
desa/kelurahan < 24 jam

18 Prevalensi kematian penderita TB 3.13 / 3.13 / 3.11 / 3.09 / 3.08 / 2.85 / 2.85 / 2.85 /
100.000 100.000 100.000 100.000 100.000 100.000 100.000 100.000
penduduk penduduk penduduk penduduk penduduk penduduk penduduk penduduk

113
19 Prosentase puskesmas yang melaksanakan 10% ( 4 10% ( 4 10% ( 4 20% (8 30% ( 12 40% ( 16 50% ( 20 50% ( 20
pengendalian Penyakit Tidak Menular (PTM) secara Pusk.) Pusk.) Pusk.) Pusk.) Pusk. ) Pusk. ) Pusk.) Pusk.)
terpadu
20 Cakupan Lokasi ODF 11 % ( 44 11 % ( 44 11 % ( 44 11 % ( 44 11 % ( 44 11 % ( 44 11 % ( 44 55 % ( 240
desa) desa) desa) desa) desa) desa) desa) desa)

21 Cakupan masyarakat pedesaan memakai iar bersih 14% ( 28 24% (45 31% (62 40% (79 48% (96 57% (113 57% (113 57% (113
memenuhi syarat HIPAM ) HIPAM) HIPAM) HIPAM) HIPAM) HIPAM) HIPAM) HIPAM)

22 Cakupan masyarakat perkotaan memakai iar bersih 95% (PDAM) 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
memenuhi syarat

23 Cakupan pelayanan kesehatan bagi masyarakat 91% 91.50% 91.75% 92.00% 92.25% 92.5% 92.75% 92.75%
miskin (Maskin)

24 Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien 8.17% 9% 9% 10% 11% 12% 12% 12%
masyarakat miskin

25 % stok obat indikator 144 item 90% 90% 91% 92% 93% 94% 95% 95%

26 Cakupan pelayanan kefarmasian di puskesmas 10% 10% 20% 30% 50% 100% 100% 100%
perawatan

27 % desa siaga aktif Puri ( Purnama , Mandiri) 10% (14 11% 12% 13% 14% 14% 14% 14%
Desa)

28 % penurunan obat dan maknan yang berbahaya 50% 50% 45% 40% 35% 30% 30% 30%

114
29 Meningkatnya penggunaan obat tradisional di 5% 5% 6% 7% 8% 9% 9% 9%
Puskesmas

115
PENUTUP

Perubahan Rencana Strategis Puskesmas Bululawang Tahun 2016-


2021 ini didasarkan pada hasil diskusi pada Rapat Kerja Puskesmas
Bululawang Tahun 2017 dengan melakukan analisis bersama yang
merupakan upaya stratejik dalam menghadapi situasi yang cepat
berubah untuk menyesuaikan manajemen Puskesmas yang
acceptable.
Setiap program dan kegiatan disusun sesuai dengan hasil analisis
lingkungan dengan mempertimbangkan keterlibatan unsur
masyarakat, swasta, dan pemerintah sehingga secara bersama-sama
dapat merumuskan, merencanakan, melaksanakan dan
mensukseskan tujuan pembangunan kesehatan di Kecamatan
Bululawang yaitu meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
Program dan kegiatan dilaksanakan secara rutin dan terus menerus,
dengan memprioritaskan pelayanan yang dibutuhkan masyarakat
melalui standar pelayanan minimal dengan pengembangan inovasi-
inovasi unggulan dari masing-masing program ataupun pelaksana
program dan kegiatan itu sendiri.
Pelaksanaan evaluasi dilaksanakan secara berkala bulanan,
tribulanan, semester dan tahunan atau tergantung situasi keadaan
saat itu. Hasil evaluasi dipakai sebagai dasar untuk menentukan
kebijakan dan langkah-langkah selanjutnya.
Demikianlah Perubahan Rencana Strategis Puskesmas Bululawang
ini disusun sebagai arah dan pedoman bagi petugas kesehatan
dalam merencanakan, melaksanakan pengembangan program yang
tertuang dalam Rencana Kerja Tahunan, sehingga setiap program
dan kegiatan disetiap unit kegiatan dapat dipertanggung jawabkan
dalam pelaksanaannya.
Demikian untuk dilaksanakan.
Malang,25 April 2018
KEPALA UPT PUSKESMAS
BULULAWANG

cxvi
drg. Bambang Pujaswendro
NIP.19601211 198703 1 009

cxvii

Anda mungkin juga menyukai