Disusun oleh:
Kelompok 1
01. Desak Gede Listya Dewi (1807521009)
02. Ni Wayan Shanti Dwi Nurani (1807521012)
03. Adinda Putri Wijayanti (1807521014)
04. Hilfina (1807521016)
05. Natalia Yulleni Orvilla (1807521039)
i
KATA PENGANTAR
Pertama kami panjatkan puja dan puji syukur kehadapan Tuhan Yang Maha Esa karena
atas berkat rahmat beliau sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul Metode
Identifikasi dan Pengukuran Resiko.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini, untuk itu kami menyampaikan
terimakasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari
segi susunan kalimat maupun tata bahasanya.
Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari
pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini. Akhir kata kami berharap semoga makalah
tentang Manajemen Resiko dengan materi Metode Identifikasi dan Pengukuran Resiko dapat
bermanfaat di lingkungan masyarakat.
Hormat kami
penyusun
ii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................................ 1
3.2. Saran......................................................................................................................... 17
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.3 Tujuan penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini:
1) Untuk mengetahui apa itu pengukuran resiko.
2) Untuk mengetahui bagaimana cara mengukur resiko.
3) Apa manfaat resiko.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
relevan ( misal, mempunyai dampak paling besar dan probabilitas yang besar) bagi
perusahaanLangkah selanjutnya adalah mengelola risiko.
1) Analisis Sekuen Risiko
Risiko mempunyai sekuen dari sumber risiko sampai kemudian munculnya kerugian
karena risiko tersebut. Bagan berikut ini menggambarkan sekuen semacam itu disertai
dengan ilustrasi analisi sekuen risiko untuk risiko kebakaran.
Bagan di atas menunjukan, pertama ada sumber risko yaitu api. Api bisa menyebabkan
kebakaran dan kerugian bagi organisai. Kemudia ada risk factors (faktor risiko) yang
menjadi katalis (catalyst, yaitu yang mempercepat atau memperbesar kemungkinan
munculnya kejadia yang tidak diinginkan. Dalam contoh di atas, risk factor tersebut
adalah minyak tanah yang ditaruh di dekat kompor. Situasi tersebut akan meningkatkan
kemungkinan terjadinya kebakaran. Jika terjadi kebakaran maka gedung yang ditempati
kompor tersebut akan terbakar. Dengan kata lain, gedung tersebut menghadapi eksposur
terhadap risiko kebakaran. Kemudia terjadi kejadi yang tidak kita inginkan (peril , yaitu
kebakaran. Kebakaran tersebut mengakibatkan kerugian.
4
2.2 Teknik Identifikasi Risiko
Teknik lain adalah dengan memperluas pengamatan terhadap sumber-sumber risiko. Setelah
sumber-sumber risiko tadi di identifikasi, kita mencoba melihat risko-risiko apa saja yang bisa
muncul dari sumber-sumber risiko tersebut. Berikut ini sumber-sumber risiko dari lingkungan
sekitar kita.
Lingkungan Fisik
Bangunan yang dimakan usia sehingga menjadi rapuh, sungai yang bisa menyebabkan
banjir, gempa bumi, badai, topan,vandalism (pengerusakan)
Lingkungan Sosial
Kerusahan sosial, demonstrasi, konflik dengan masyarakat lokal, pemogokan pegawai,
pencurian, perampokan
Lingkungan Politik
Perubahan perundangan, perubahan peraturan, konflik antar negara yang mendorong
boikot produk perusahaan
Lingkungan Legal
Gugatan karena gagal mematuhi peraturan dan perundangan berlaku
Lingkungan Operasional
Kecelakaan kerja, kerusakan mesin, kegagalan sistem komputer, serangan virus terhadap
komputer.
Lingkungan Ekonomi
Kelesuan ekonomi (resesi), inflasi yang tidak terkendali
Dengan mengamati sumber-sumber risiko semacam itu, kita bisa memperoleh gambarn
risiko-risiko apa saja yang mungkin muncul dan membahayakan organisasi. Alternatif kategori
sumber risiko adalah sebagai berikut:
Konsumen
Keluhan dari konsumen yang mengakibatkan kekecewaan dan tidak mau lagi membeli
produk perusahaan, konsumen merasa dirugikan kemudia menuntu perusahaan.
Supplier
Pasokan dari supplier tidak datang ssesuai dengan yang diharapkan (terlambat atau
spesifikasinya berbeda).
Pesaing
5
Pesaing meluncrukan produk baru yang lebih baik, pesaing menurunkan harga yang bisa
mengakibatkan persaingan harga yang menurunkan tingkat keuntungan perusahaan
Regulator
Perusahaan gagal mematuhi peraturan atau perundangan yang berlaku, perubahan
perundangan yang berlaku yang mengakibatkan perusahaan merugi ( misal upah
minimum naik, aturan pesangon dan sebagainya)
Kita juga bisa menggabungkan sumber di atas dengan sumber risiko sebelumnya. Nampak
bahwa dengan mengamati sumber-sumber risiko tersebut, risiko yang dihadapi oleh perusahaan
menjadi tidak terbatas. Daftar risiko tersebut sangat banyak, di luar kendali perusahaan. Tahap
berikutnya adalah melakukan prioritisasi, yaitu menetapkan risiko mana saja yang paling relevan
terhadap organisasi.
2.2.1 Teknik Pendukung Lainnya
Di samping teknik identifikasi risiko yang telah dijelaskan di atas, berikut ini teknik
pendukung lainnya untuk mengidetifikasi risiko
a. Metode Laporan Keuangan
Metode tersebut dimulai dengan melihat rekening-rekening dalam laporan keuangan.
Dari rekening tersebut, kemudia dianalisis risiko-risiko apa saja yang bisa muncul dari
rekening atau transaksi yang melibatkan rekening tersebut. Dengan melihat rekening
laporan keuangan satu per satu dan melihat risiko yang bisa muncul dari rekening
tersebut, kita bisa memperoleh gambaran risiko apa saja yang mungkin dihadapi oleh
perusahaan.
b. Menganalisis Flow Chart kegiatan dan Operasi Perusahaan
Metode ini berusah amelihat sumber-sumber risiko dari flow-chart kegiatan dan operasi
perusahaan. Metode ini terutama sangat sesuai untuk risiko tertentu, seperti risiko dari
proses produksi. Proses produksi dimulai dari masuknya input tertentu, pengerjaan input
tersebut, sampai menjadi output tertentu. Dalam rangkaian kegiatan produksi tersebut,
ada kemungkinan munculnya kejadi yang tidak diinginkan, misal kecelakaan kerja,
kerusakan mesin, dan sebagainya, dengan mengamati rangkain prosesnya, kita akan bisa
melihat atau melokalisir terjadinya kejadian tersebut, kemudia bisa mengidentifikasi
sumber risiko yang menyebabkan kejadian negatif tersebut.
c. Analisis Kontrak
6
Analisi kontrak bertujuan melihat risiko yang bisa muncul karena kontrak tertentu. Risiko
ini lebih berkaitan dengan risiko tuntutan hukum. Spesifikasi kontrak yang tidak
menyeluruh bisa menimbulkan celah-celah yang bisa dimanfaatkan oleh pihak yang tidak
bertanggung jawab. Karena itu sedapat mungkin kontrak dituliskan dengan bahsa yang
jelas (hitam putih), menyeluruh, untuk meminimalkan risiko seperti risiko tuntutan
hukum atau ganti rugi. Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah dengan meminta
departemen hukum atau kepatuhan untuk memeriksa poin-poin dalam kontrak,
menganalisis kemungkinan-kemungkinan konsekuensi hukum jka suatu kontrak
dituliskan dengan redaksi yang tertentu.
d. Catatan Statistik Kerugian dan Laporan Kerugian Perusahaan
Jika perusahaan mempunyai database yang baik, perusahaan bisa mencatat kerugian-
kerugian yang dialami oleh perusahaan. Perusahaan bisa menetapkan standar kenormalan
yang tertentu untuk setiap kejadi. Jika suatu kejadian muncul dengan catatan yang tidak
normal, maka manajer risiko bisa memeriksa lebih lanjut penyebabnya. Ketidak normalan
tersebut bisa terjadi karena frekuensi yang terlalu sering (lebih sering dibandingkan
dengan frekuensi normal) atau nilai kerugian yang terlalu tinggi (lebih tinggi
dibandingkan dengan nilai kerugian yang normal). Analisis terhadap penyimpangan bisa
membantu menegidentifikasi sumber-sumber risiko.
e. Survey atau Wawancara Terhadap Manajer
Manajer merupakan pihak paling tahu operasi perusahaan, termasuk risiko-risiko yang
dihadapi perusahaan. Karena itu mereka bisa diminta bantuannya untuk mengidentifikasi
risiko-risiko yang dihadapi oleh organisasi. Yang diperlukan adalah metodologi yang
sistematis yang bisa memfasilitasi sesi diskusi tersebut.
Sebagai ilustrasi United Grain Griwers yang merupakan perusahaan yang bergerak di
bidang pertanian di Kanada melakukan sesi „brainstorming’ antara manajernya dengan
konsultan manajemen risiko, untuk mengidentifikasi risiko-risiko yang palin g penting yang
dihadapi oleh perusahaan. Hasil diskusi tersebut menunjukkan ada enam tipe risiko yang palin
gpenting, dengan urutan sebagai berikut:
a. Risiko Komoditas
Harga komoditas yang jatuh padahal perusahaan memegang komoditas tersebut. Risiko
komoditas merupakan risiko yang dianggap paling penting oleh manajer UGG
7
b. Risiko Cuaca
Cuaca yang tidak menguntungkan sehingga mengacaukan panen. Dan kemudian
menurunkan volume pertanian yang dikirimkan oleh perusahaan (penjualan menurun)
c. Risiko counterparty
Yaitu counterparty perusahaan gagal memenuhi kontraknya terhadap perusahaan
d. Risiko Lingkungan
Yaitu perusahaan menghadapu tuntutan hukum karena perusahaan dituduh merusak
lingkungan ( seperti mencemarkan lingkungan )
e. Risiko Persediaan
Yaitu persediaan yang dipegang mengalami kerusakan ( misal membusuk ).
8
system yang gagal , serangan operasional
teroris .
Risiko kematian Manusia mengalami kematian ( Probabilitas kematian
lebih cepat dari usia kematian ) dengan table mortalitas
Risiko kesehatan Manusia terkena penyakit Probabilitas terkena
tertentu . penyakit dengan
menggunakan table
morbiditas
Risiko teknologi Perubahan teknologi mempunyai Analisis skenario
konsekuensi negative terhadap
perusahaan .
Tabel di atas menunjukan tipe risiko yang berbeda menghadirkan teknik pengukuran yang
berbeda juga , teknik pengukuran berbeda tingkat kecanggihan nya ( tingkat kuantifikasi nya )
mulai dari yang paling sederhana yaitu matriks frekuensi dan signikfikan kerugian , sampai pada
stress testing yang lebih rumit .
9
Tabel berikut ini menyajikan daftar risiko yang bisa dibagikan kepada manajer untuk
dievaluasi. Misalkan manajer diminta untuk mengevaluasi risiko peraturan dan
lingkungan(regulatory and environmental risk). Misalkan ada 50 manajer yang
berpatisipasi dalam sesi tersebut. Masing-masing manajer akan memberikan skor untuk
dimensi signifikansi dan kemungkinan untuk risiko peraturan dan lingkungan tersebut.
Misalkan saja rata-rata dari skor tersebut adalah 2 untuk kemungkinan (likelihood) dan 6
orang untuk signifikansi. Dengan kata lain, nampaknya risiko tersebut mempunyai
kemungkinan terjadi jarang (frekuensi yang rendah), dan mempunyai dampak yang serius
(signifikasi tinggi). Dampak yang serius tersebut barangkali disebabkan karena
munculnya tuntunan ganti rugi dengan nila i yan signifikan. Bagan berikut ini
meringkaskan hasil analisis tersebut. Terlihat bahwa risiko regulator dan lingkungan
berada pada kuadran signifikansi tinggi dan frekuensi rendah.
Matriks frekuensi dan signifikansi merupakan salah satu contoh bagaimana kita
berusaha mengkuantifisir risiko. Setelah kita bisa mengetahui posisi dari risiko yang kita
evaluasi, kita bisa merancang tindakan yang lebih tepat untuk menghadapi risiko tersebut
(menentukan prioritas risiko). Sebagai contoh, jika suatu risiko berada dalam kuadran
frekuensi rendah dan signifikansi rendah, maka monitoring secara berkala barangkali
cukup. Jika suatu risiko berada dalam kuadran frekuensi tinggi dan signifikasi tinggi,
maka risiko terebut sangat serius. Organisasi harus cepat-cepat mengatasi permasalahan
10
tersebut. Jika tidak risiko seperti itu bisa mengakibatkan kehancuran perusahaan dengan
cepat.
11
2.3.2. Teknik Kuantifikasi Risiko Lainnya
Selain matriks frekuensi dan signifikansi, masih banyak teknik pengukuran atas
kuantifikasi risiko lainnya. Penggunaan teknik tersebut akan tergantung dari karakteristik
risiko yang kita evaluasi.. Konsep dan teknik statistik sangat relevan dan banyak
digunakan untuk mengukur risiko-risiko tersebut.
12
kemudian mencoba melakukann analisis yang mendalam m,engenai bisnis PT Unggul Airlines.
Hasil dari analisis tersebut adalah:
1. PT Unggul Airlines menggunakna pesawat yang lebih tua dibandingkan dengan pesaing-
pesaingnya. Pesawat tua tersebut digunakan karena biaya sewa dan biaya pembelian lebih
murah. Namun, pesawat tua lebih boros bahan bakar. Diperkirakan bahan bakar mencapai
sekitar 30% dari komponen, sementara persentase untuk pesaing adalah sekitar 15-20%.
Dengan struktur biaya yang semacam itu, PT Unggul menjadi lebih rentan terhadap
kenaikan harga bahan bakar pesawat. Untuk melihat seberapa besar pengaruh bahan
bakar tersebut, Joko memplot pengaruh perubahan harga bahan bakar terhadap EKS
(Earning Per Share) PT Unggul Airlines, seperti berikut:
Terlihat bahwa jika harga bahan bakar meningkat, maka EPS perusahaan mengaalami
penurunan dan sebaliknya. Untuk emlihat seberapa besar pengaruh tersebut, Joko
kemudian mencoba membandingkan pengaruh harga bahan bakar terhadap EPS untuk PT
Unggula Airlines dan perushaan penerbangan lainnya. perbandingan tersebut dapat
dilihat pada bagan tersebut:
13
Bagan diatas menunjukkan EPS Unggul Airlines lebih sensitive terhadap perubahan
harga bahan bakar, maka EPS Unggul Airlines cenderung lebih tinggi perushaaan
penerbangan lainnya. tetapi jika harga bahan bakar bergerak naik, maka EPS Unggul
Airlines akan jatuh cukup signifikan. Analisis tersebut menunjukkan bahwa Unggul
Airlines mempunyai eksposur terhadap perubahan harga bahan bakar yang lebih besar
dibandingkan pesaingnya.
14
Panel A tabel diatas menunjukkan efek perubahan kurs terhadpa epnumpang domestic.
Misalkan harga tiket ditetapkan $100. Jika kurs adalah Rp10.000/$, maka harga tiket
dalam rupiah adalah Rp1 juta, jika rupiah terdepresiasi terhadap dolar, menjadi
Rp20.000/$, maka harga tiket menjadi Rp 2 juta. Peningkatan harga tersebut akan
menurunkan minat penumpang domestic untuk bepergian ke luar negeri.
Panel B menunjukkan efek prubahan kurs terhadap biaya operasional rute luar negeri.
Misalkan biqaya operasional adalah $100. Sebelum perubahan kurs, biaya tersebut dalam
rupiah adalah Rp 1 juta. Jika rupiah melemah terhadap dolar mka biaya operasional akan
meningkat menjadi Rp 2 juta. Rute penerbagnag luat negeri dengan demikiaan rentan
terhadap perubahan kurs. PT Unggul Airlines mempunyai elsposur terhadap perubahan
kurs yang signifikan.
3. PT Unggul Airlines saat ini menggunkna utang yang cukup signifikan. Utang tersebut
terdiri dari dua tipe yaitu membayar bungqa secara tetap, dan membayar bunga
mengambang. Joko Muryanto kemudian mencoba menganalisis efek perubahan tingkat
bunga terhadap EPS PT Unggul Airlines. Bagan berikut menyajikan efek tersebut:
15
Dari kedua bagan tersebut dapat dilihat bahwa jika tingkat bunga naik, EPS Unggul
Airlines juga mengalami kenaikan. Analisis selanjutnya menunjukkan bahwa tingkat
bunga meningkat pada kondisi perekonomian baik, dimaan lebih banyak penumpang
yang memanfaatkan jasa penerbangan. Karena itu meskipun biaya bunga naik, efek
bersih yang etrjadi adalah kenaikan EPS. Analisis selanjutnya menunjukkan bahwa
pengaruh utang dengan bunga tetap terhadap EPS lebih besar dibandingkan pengaruh
utang dnegan bunga mengambang. Sekilas Nampak hasil tersebut tidk masuk akal,
karena buanga tetap membayarkan bunga yang tetap, sementara bunga mengambang
membayarkan bunga yang berubah. Dengan bunga mengambang, biaya bunga bsia
meningkat pada saat tingkat bunga meningkat. Namun dapat terjadinyab hedging dari
utang mengambang. Pada saat kondisi ekonomi membaik, lebih banyak penumpang yang
memanfaatkan jasa penerbangan. Penjualan perusahaan akan meningkat dalam situasi
tersebut. jika perekonomian meningkat, ancaman inflasi menjadi lebih besar. Bank
sentral biasanya tidak suka dengan peningkatan inflasi, akrena di khawatirkan
mengganggu pertumbuhan ekonomi. Bank sentral cenderung menaikkan tingkat bunga
untuk mengendalikan inflasi. Dengan demikian pada saat tingkat bunga meningkat,
perusahaan sudah puny akas yang lebih banyak, yang bisa digunkan untuk membayar
utang.
Pada akhirnya Joko Muryanto menyimpulkan bahwa PT Unggul Airlines
menghadapi tiga jenis risiko strategis, yaitu risiko kenaikan harga bahan bakar, risiko
perubahan kurs, dan risiko perubahan tingkat bunga.
16
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
a. Pengukuran resiko adalah usaha untuk mengetahui besar/kecilnya resiko yang akan
terjadi. Hal ini dilakukan untuk melihat tinggi rendahnya resiko yang dihadapi
perusahaan, kemudian bisa melihat dampak dari resiko terhadap kinerja perusahaan
sekaligus bisa melakukan prioritisasi resiko, resiko yang mana yang paling relevan.
b. Tekhnik pengukuran resiko:
a) Pengukuran probabilitas.,
b) Notional resiko.,
c) Sensitivitas resiko.,
d) Vilatilitas resiko.,
e) Pendekatan VAR.,
f) Matriks frekuensi dan signifikansi resiko.,
g) Analisis skenario.
h) Adapun manfaat pengukuran resiko yaitu:
Untuk menentukan kepentingan relatif dari suatu risiko yang dihadapi.
Untuk mendapatkan informasi yang sangat diperlukan oleh Manajer Risiko dalam
upaya menentukan cara dan kombinasi cara-cara yang paling dapat diterima/paling
baik dalam penggunaan sarana penanggulangan risiko.
3.2. Saran
Kepada pembaca :
1. Mudah-mudahan dengan adanya makalah ini, semoga bermanfaat.
2. Kami akui bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan, maka dari itu kami harap kritikan
yang sifatnya membangun.
3. Terkhusus antum yang ENTERPRENEUR pintar-pintarlah mengatur resiko, sekecil
apapun itu, karena ini menyangkut kesuksesan usaha antum.
17
DAFTAR PUSTAKA
18