Anda di halaman 1dari 8

RMK

Pentingnya Komunikasi Bisnis Lintas Budaya Dan Cara Mengatasi


Hambatan Budaya Dalam Komunikasi

Oleh Kelompok 4

Bintang Wiryantari Dewi (1807521143)


Putu Ratya Sandria Dewi (1807521144)
Wayan Dede Arya Pramana P (1807521145)
Clarissa Amalia Tahir (1807521148)

Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Udayana

Tahun ajaran 2020/2021


PEMBAHASAN

4.1 Pentingnya Komunikasi Bisnis Lintas Budaya

Komunikasi bisnis lintas budaya adalah komunikasi yang digunakan dalam dunia bisnis
baik komunikasi verbal maupun non verbal dengan memperhatikan faktor-faktor budaya di suatu
daerah, wilayah, atau negara. Pengertian lintas budaya dalam hal ini bukanlah semata-mata
budaya asing (internasional), tetapi juga budaya yang tumbuh dan berkembang diberbagai daerah
dalam wilayah suatu negara.

Bagi para pelaku bisnis, pemahaman yang baik terhadap budaya di suatu daerah, wilayah,
atau negara menjadi sangat penting artinya bagi pencapaian tujuan organisasi bisnis. Secara
sederhana,

Sudah saatnya para pengambil keputusan, khusunya manajemen puncak, mengantisipasi


era perdagangan bebas dan globalisasi sejak dini. Era yang ditandai semakin meluasnya berbagai
produk dan jasa termasuk tehnologi dan komunikasi ini, menyebabkan pertukaran informasi dari
suatu Negara ke Negara lain semakin leluasa, sehingga seolah dunia ini tidak lagi terikat dengan
sekat-sekat yang membatasi wilayah suatu Negara. Tanpa mengamati secara jeli, orang awam
pun mengetahui bahwa sudah lama Indonesia memasuki era globalisasi. Contoh sederhanya
adalah masuknya sejumlah produk dan jasa dari luar negeri yang dapat dikonsumsi oleh
konsumen di tanah air, seperti makanan cepat saji, minuman ringan, mainan anak-anak, pakaian,
perlengkapan komunikasi, computer personal, priduk elektronik (audio visual), dan pekerja asing
dalam berbagai bidang keahliannya.

Dalam menyikapi era perdagangan bebas dan globalisasi, perusahaan-perusahaan besar


mencoba melaukan bisnis secara global. Pada umumnya, perusahaan-perusahaan besar yang
beroperasi di tanah air baik dibidang manufaktur, eksplorasi, maupun jasa, menggunakan
beberapa konsultan asing untuk mengembangkan perusahaan mereka. Begitu pula sebaliknya,
perusahaan-perusahaan besar di tanah air juga ada yang mengembangkan bisnisnya ke berbagai
Negara. Dengan melihat perkembangan atau tren saat ini, komunikasi bisnis lintas budaya
menjadi sangat penting artinya bagi terjalinnya harmonisasi bisnis di antara mereka.
Bagaimanapun diperlukan suatu pemahaman bersama antara dua orang atau lebih dalam
melakukan lintas budaya, baik melalui tulisan (termasuk komunikasi lewat internet) maupun
lisan (bertatap muka langsung).

Semakin banyaknya pola kerjasama maupun kesepakatan ekonomi di berbagai kawasan


dunia saat ini akan menjadikan komunoikasi bisnis lintas budaya sangat penting. Saat ini ada
beberapa pola kerjasama ekonomi di berbagai kawasan dunia, seperti kawasan ASEAN, kawasan
Asia Pacific, kawasan Amerika Utara, kawasan Kanada, kawasan Eropa Tengah, kawasan Eropa,
dan kawasan Amerika Latin.

Operasi global akan meningkatkan kebutuhan untuk berkomunikasi dengan budaya asing.
Baik berada di Negara sendiri maupun di Negara asing, tetap ada kemungkinan untuk
berkomunikasi dengan seseorang dengan berbagai latar belakang budaya dan bahasa. Interaksi
lintas budaya terjadi dalam komunikasi internal maupun eksternal perusahaan. Dalam
komunikasi internal akan terjadi interaksi antarpekerja yang berasal dari berbagai bangsa dan
suku bangsa. Sementara dalam komunikasi eksternal, perusahaan akan berhadapan dengan
pelanggan, pemasok, investor, dan pesaing dari berbagai Negara. Untuk mempermudah
komunikasi, pekerja tidak hanya dituntut mampu menggunakan bahasa yang berlaku secara
internasional, tetapi juga meningkatkan pemahaman terhadap budaya asing. Dengan semakin
terbukanya peluang perusaahaan multinasional masuk ke wilayah suatu Negara dan didorong
dengan semakin pesatnya perkembangan teknologi komunikasi dan informasi, maka pada saat
itulah kebutuhan akan komunikasi bisnis lintas budaya menjadi semakin penting artinya.

4.2 Memahami Budaya dan Perbedaan Budaya,Hambatan Bahasa


 Pengertian Budaya

Masing-masing negara tentu memiliki budaya yang berbeda-beda, Budaya adalah simbol,
keyakinan, sikap, nilai, harapan, dan norma tingkah laku yang dimiliki bersama juga diartikan
sebagai konvensi-konvensi kebiasaan, sikap, dan perilaku sekelompok orang. Semua anggota
dari suatu budaya memiliki asumsi serupa mengenai bagaimana seharusnya berpikir, bertingkah
laku, dan berkomunikasi.Di dalam suatu budaya terdapat subab budaya didalamnya misalnya di
negara Indonesia terdiri atas berbagai subbudaya etnik Jawa, Sunda, Bali, Betawi, Batak, Dayak,
Sasak, dan lain sebagainya. Selain itu, terdapat kelompok-kelompok masyarakat yang tidak
memenuhi kriteria sebagai subbudaya, Misalnya, kaum homoseks, waria, pecandu obat bius, dan
penganut sekte agama yang dilarang.
 Perbedaan Budaya

Besarnya perbedaan antara budaya yang satu dengan budaya yang lain tergantung pada
tingkat keunikan masing-masing.Sehingga penting dalam melakukan bisnis untuk mengetahui
dan paham terkait budaya yang dianut dilingkungan bisnisnya dimana disini terdapat
penyesuaian yang erbeda anatara dua budaya untuk melakukan komunikasi lintas budaya.Ada
beberapa hal yang penting dilakukan untuk melakukan komunikasi lintas budaya yaitu:

 Mengenali Perbedaan Budaya Perbedaan budaya muncul dalam nilai-nilai sosial, gagasan
mengenai status, kebiasaan membuat keputusan, sikap terhadap waktu, penggunaan
ruang, konteks budaya, bahasa tubuh, sopan santun, dan tingkah laku etis
a) Nilai-Nilai Sosial
ini penting untuk diketahui karena dimasing-masing budaya satu dengan yang
lainya beda terkait nilai-nilai sosial yang dianut seperti apa yang baik dan buruk
yang dipegang oleh masing-masing orang dan nilai-nilai sosial dapat
memengaruhi tindakan seseorang misalnya penduduk Amerika Serikat
menjunjung tinggi kerja keras dan menyelesaikan tugas-tugas secara efisien.
Penggunaan dua pekerja dengan metode kerja modern dianggap lebih baik
daripada dengan menggunakan empat pekerja.
b) Peran dan Status
dibeberapa negara misalnya peran wanita dalam berbisnis masih sedikit
dibandingkan dengan peran laki-laki karena dinilai peran wanita lebih
mendominasi mengurus rumah tangga tetapi ada juga di beberapa negara peran
wanita sudah mendominasi.Sedangkan status juga bisa-berbeda-beda terkait
budyanya misalnya seseorang yang memiliki status sebagai manajer puncak
dinegara yang berbeda kataknlah amerika dan afrika pada di amrika missal
rungkerjanya dikantoran tetapi di afrika bisa saja ruang kerja nya memiliki konsep
alam dan terbuka
c) Adat pembuatan keputusan
dimasing-masing budaya tentu beda hal tekait pemberian solusi yang dapat
dilakukan karena berdaarkan kaidah dan nilai-nilai budaya yang dianut misalnya
Di Amerika Serikat dan Kanada, pelaku bisnis berusaha mencapai keputusan
secepat dan seefisien mungkin sedangkan di Cina dan Jepang, pengambilan
keputusan dilakukan secara konsensus melalui proses yang rumit dan waktu yang
panjang. Persetujuan harus lengkap dan tidak ada aturan mayoritas.
d) Konsep Mengenai waktu
perbedaan waktu antar budaya juga bereda beda bagi eksekutif Amerika Serikat
dan Jerman, waktu menjadi penentu rencana agar bisa efisien dan fokus pada satu
kegiatan pada periode tertentu karena orang amerikat dan jerman mengatakan
waktu adalah uang sedngkan bagi ekskekutif di Asia, membangun fondasi
hubungan bisnis jauh lebih penting daripada menepati batas waktu atau jadwal
yang ketat disini waktu yang dipakai lama karena berisi pengenalan terlebih
dahulu
e) Konsep ruang pribadi
tingkah laku secara individu juga akan mempengaruhi budaya dimana
bagaiamana cara individu itu bersikap missal Orang Kanada dan Amerika Serikat
biasanya berdiri terpisah sekitar 5 kaki ketika berbicara mengenai bisnis namun
jarak tersebut terlalu dekat bagi orang Jerman dan Jepang.
f) Konteks budaya
merupakan petunjuk fidik dalam berkomunikasi biasanya terdapata konteks
budaya konteks tinggi (misalnya Korea dan Taiwan) cenderung lebih
memperhatikan petunjuk yang bersifat nonverbal (ekspresi muka, bahasa tubuh)
daripada verbal dan budaya konteks rendah (misalnya, Amerika dan Eropa) lebih
memperhatikan pesan yang diungkapkan secara verbal.
g) Bahasa Tubuh
Bahasa tubuh bisa dipergunakan untuk membantu menjelaskan pesan yang
membingungkan. Namun, bahasa tubuh juga bisa menjadi penyebab adanya salah
pengertian antarbudaya. Menguasai bahasa suatu budaya tidak berarti juga
menguasai bahasa tubuhnya missal untuk menyatakan „tidak‟ orang Amerika
Serikat dan Kanada akan menggeleng, orang Bulgaria mengangguk, orang Jepang
mengangkat tangan kanan, dan orang Sisilia mengangkat dagunya.
h) Tingkah Laku Sosial Dan Sopan Santun
Tingkat laku dan sopan santun disuatu negara tentu berbeda di budya laian hal
yang bisa saja dinilai sopan di budaya tersebut bisa jadi bertolak belakang dengan
budya lainnya memberi hadiah kepada istri orang lain dianggap tidak sopan oleh
orang Arab. Menaikkan kaki ke atas meja dan memberikan sesuatu dengan tangan
kiri dianggap biasa oleh orang Amerika Serikat,
i) Tingkah Laku Legal Dan Etis
di beberapa negara, perusahaan sering memberi bayaran ekstra kepada pejabat
pemerintah untuk mendapat kontrak pemerintah. Hal itu sudah menjadi kebiasaan
yang rutin dan tidak dianggap ilegal. Namun, di Amerika Serikat hal ini dianggap
sebagai suap, ilegal, dan tidak etis. Perusahaan yang berdiri di Amerika Serikat
dilarang membayar ekstra kepada pegawai negeri di mana pun.
j) Budaya Perusahaan
Budaya perusahaan adalah cara perusahaan melakukan sesuatu. Budaya
membentuk perasaan orang mengenai perusahaan dan pekerjaan yang dilakukan,
cara menginterpretasikan dan mengartikan tindakan yang dilakukan orang lain,
harapan yang menyangkut perubahan dalam bisnis, dan bagaimana cara pandang
terhadap perubahan tersebut
 Hambatan Bahasa

Bahasa bersifat idiomatik, yang artinya disusun dengan ungkapan dan pengelompokkan
kata yang dapat bertentangan dengan pola umum dari kerangka bahasa itu dan dapat memiliki
arti yang jauh berbeda dari komponen individual apabila diterjemahkan secara harfiah.misalnya
jika seseorang dari Inggris berbicara dengan rekan bisnisnya dari Indonesia dengan Bahasa
Inggris, mungkin akan terjadi kesulitan karena perbedaan pengucapan dan aksen. Sekelompok
karyawan Toyota Jepang yang dipindahkan ke AS mengikuti kelas khusus untuk belajar
mengatakan “jet yet?” yang berarti “did you eat yet?” dan “cannahepya” yang berarti ”can i
help you?”. Perbedaan dalam lafal, perubahan vokal, dan kosakata dapat menimbulkan masalah
dalam komunikasi lintas budaya

Apabila berhubungan dengan orang yang sama sekali tidak mengerti bahasa kita, ada tiga
pilihan yang dapat dilakukan, yaitu mempelajari bahasa orang itu, menggunakan perantara atau
penerjemah, atau mengajarkan mereka bahasa kita. Jika memiliki hubungan bisnis jangka
panjang dengan orang dari budaya lain, mempelajari bahasa dan budaya mereka akan lebih
bermanfaat.

4.3 Mengembangkan Keterampilan Komunikasi Antar Budaya

Mempelajari apa yang dilakukan oleh seseorang tentang budaya tertentu sebenarnya
merupakan suatu cara yang baik untuk menemukan bagaimana mengirim dan menerima pesan
lintas buadaya secara efektif. Namun, perlu diingat kembali dua hal penting, yaitu pertama,
jangan terlalu yakin bahwa seseorang akan dapat memahami budaya orang lain secara utuh atau
sempurna. Kedua, jangan mudah terbawa pada pola generalisasi terhadap perilaku seseorang dari
budaya yang berbeda.

Berikut ini adalah beberapa petunjuk atau tips yang diperlukan seseorang ketika berhubungan
dengan orang lain yang memiliki budaya berbeda.

a. sumsikan berbeda sehingga suatu persamaan telah terbukti.


b. Berani mengambil tanggung jawab saat berkomunikasi.
c. Tidak memberi pendapat.
d. Tunjukkan suatu penghargaan.
e. Empati
f. Menanam sikap ambiguitas atau mendua.
g. Jangan melihat sesuatu yang supervisial.
h. Sabar dan tekun.
i. Mengenal bias budaya anda sendiri.
j. Fleksibel/lues.
k. Tekankan hal-hal yang biasa.
l. Mengirim pesan yang jelas.
m. Tingkatkan kepekaan budaya Anda.
n. Bersifat individual.
o. Belajar secara langsung.
p. Memperlakukan tafsiran anda sebagai hipotesis kerja.
DAFTAR PUSTAKA

Dewi, Sutrisna. 2007. Komunikasi Bisnis. Penerbit Andi.

Bovee, L. Courtland and John V. Thill. 2008. Business Communication Today, Ninth edition.
Prentice Hall.

Anda mungkin juga menyukai