0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
40 tayangan4 halaman
Tugas ini membahas tentang evaluasi program pengembangan SDM, termasuk definisi evaluasi, manfaat evaluasi pengembangan SDM, faktor penghambat evaluasi, dan beberapa model evaluasi seperti model CIPP, model customer oriented, dan model Krikpatrick.
Tugas ini membahas tentang evaluasi program pengembangan SDM, termasuk definisi evaluasi, manfaat evaluasi pengembangan SDM, faktor penghambat evaluasi, dan beberapa model evaluasi seperti model CIPP, model customer oriented, dan model Krikpatrick.
Tugas ini membahas tentang evaluasi program pengembangan SDM, termasuk definisi evaluasi, manfaat evaluasi pengembangan SDM, faktor penghambat evaluasi, dan beberapa model evaluasi seperti model CIPP, model customer oriented, dan model Krikpatrick.
Kode/Nama Mata Kuliah : EKMA4366 / PENGEMBANGAN SDM
Kode/Nama UPBJJ : 21 / UPBJJ-UT JAKARTA
Masa Ujian : 2022/23.1 (2022.2)
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS TERBUKA Jawaban No. 1
Menurut Djaali dan Muljono (2004) membedakan antara evaluasi,
penilaian dan pengukuran. Evaluasi (Evaluation) adalah suatu proses yang sistematis untuk menentukan atau pengambilan keputusan. Evaluasi sebagai pross menilai sesuatu berdasarkan kriteria atau tujuan yang telah ditetapkan yang selanjutnya diikuti dengan pengambilan keputusan atas objek yang dievaluasi. Evaluasi juga mengahasilkan manfaat bagi perusahaan. Berikut ini merupakan beberapa manfaat yang akan diperoleh dari evaluasi pengembangan SDM dan pembelajaran, yaitu:
➢ Meningkatkan akuntabilitas dan efektivitas biaya inisiatif pembelajaran
➢ Meningkatkan efektivitas ➢ Meningkatkan efisiensi ➢ Meningkatkan kredibilitas profesional SDM dengan menyajikan informasi tentang bagaimana melakukan pekerjaan dengan baik ➢ Meningkatkan komitmen yang lebih kuat untuk memahami SDM ➢ Memperoleh umpan balik ➢ Pimpinan lebih mampu memperediksi potensi karyawan ➢ Meningkatkan visibilitas dan pengaruh dari inisiatif pembelajaran ➢ Meningkatkan pengetahuan dan keahlian dalam mengembangkandan mengimplementasikan inisiatif pembelajaran
Sumber: BMP Pengembangan SDM Modul 9 Hal.9.3&9.7
Jawaban No. 2
Hal yang paling sulit dipahami mengapa evaluasi terhadap intervensi
pengembengan SDM tidak berjalan sesuai dengan yang diharapkan perusahaan. Sims (2006) mengemukakakn beberapa faktor penghambat dalam evaluasi pengembangan SDM sebagai berikut. 1) Penilaina terhadap insiatif pengembangan SDM memiliki makna berbeda pada setiap orang. Tidak ada batasan yang konsisten tentang penilaian pengembangan SDM di antara para profesional 2) Manajemen yang baik tak selalu membutuhkan evaluasi. Sering kali manajemen yang baik siap memberika kepercayaan bahwa setiap inisiatif pengembangan SDM telah tersedia 3) Tidak ada rasa kebutuhan untuk pengembangan SDM. Hal ini mudah bagi para profesional pengembangan SDM, bahwa mereka membuang banyak waktu dan usaha dalam merancang kegunaan belajar. Jadi, jelas bahwa pembelajaran mendukung pekerjaan. Mereka tidak merasa bahwa evaluasi perlu dilakukan. Masalahnya adalah evaluasi tidak disadari secara jelas atau eksplisit 4) Kebanyakan eksekutif pengembangan SDM, senior dan staf lainnnya tidak mengetahui bagaimana melaksanakan evaluasi. Evaluasi pengembangan SDM adalah suatu prosedur yang kompleks 5) Manajer senior pengembangan SDM tidak tahu apa yang akan dievaluasi. Apakah evaluasi berfokus pada jumlah orang yang ingin mengikuti program pelatihan? Biaya per peserta? Minat peserta? Atau perubahan dalam pekerjaan? 6) Evaluasi yang tepat pada pelatihan dan pengembangan SDM dalam organisasi merupakan tugas yang sulit, membutuhkan biaya besar dan risiko. Ada dua hal yang berperan mengapa para ahli pengembangan SDM menolak evaluasi, yakni karena alasan biaya dan pengambilan risiko 7) Para ahli pengembangan SDM tidak memiliki sumber daya, waktu, biaya, personil, dan lain-lain karena kegagalan memasukkan aspek evaluasi ke dalam anggaran 8) Para ahli pengembangan SDM tidak ingin mengetahui hasil dari suatu program pelatihan karena merasa terancam dengan tujuan evaluasi itu sendiri 9) Evaluasi berfokus pada desain pembelajaran, dimana desain pengembangan dan penerapan pembelajaran tidak selalu diikuti langkah-langkah logis sehingga hasil dari evaluasi menjadi kurang meyakinkan 10) Kurangnya standar untuk menilai keberhasilan upaya belajar. Standar evaluasi yang umumnya diterima tidak dikembangkan pada bidang manajemen SDM khususnya bidan pengembangan SDM 11) Pembelajaran membawa perubahan, dimana tim desain pembelajaran mendorong perusahaan untuk melakukan evaluasi
Sumber: BMP Pengembangan SDM Modul 9 Hal. 9.7-9.8
Jawaban No. 3
Beberapa model evaluasi yang populer diantaranya (Yusuf&Suwarno, 2011):
a. Model Evaluasi CIPP (Context, Input, Process, Product). Model ini dikemukakan oleh Stufflebam & Shinkfield pada 1985 yang merupakan sebuah pendekatan evaluasi yang berorientasi pada pengambil keputusan (a decision oriented evaluation approach sturctured) untuk memberika bantuan kepada administrator atau pengambil keputusan. Model evaluasi CIPP ini terdiri dari 4 komponen yaitu: 1) Evaluasi konteks, yang mencakup analisis masalah yang berkaitan dengan lingkungan program atau kondisi objektif yang akan dilaksanakan; 2) Input evaluasi, yang membantu mengatur keputusan, menentukan sumber-sumber yang ada, alternatif apa yang diambol, rencana apa dan strategi apa untuk mencapai tujuan, dan bagaimana prosedur untuk mencapainya; 3) Evaluasi proses, meliputi koleksi data penilaian yang telah ditentukan dan diterapkan dalam praktik pelaksanaan program. Pada dasarnya evaluasi proses untuk mengetahui sampai sejauh mana rencana telah diterapkan dan komponen apa yang perlu diperbaiki; dan 4) Evaluasi output, yaitu merupakan penilaian yang dilakukan guna melihta ketercapaian atau keberhasilan suatu program dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. b. Model Evaluasi Abruzzese’s. model ini dikembangkan oleh Abruzzese’s pada tahun 1996, dalam bukunya “Nursing staff develpoment; Strategies for succes”. Model ini berbasis pada evaluasi proses, evaluasi konten, evaluasi hasil, evaluasi dampak dan evaluasi prorgram keseluruhan c. Model Evaluasi orientasi Customer, model ini dikembangkan oleh Scriven, M. Pada tahun 1967 dalam bukunya “The methodology of evolution” dan R. Tyler dalam “Prespective of curriculum Evaluation”. Model ini melakukan evaluasi formatif dan summatif: 1) Formatif, untuk membantu mengembangkan program dan untuk meningkatkan pengembangan; 2) Summatif, untuk mengukur program yang telah dibuat dan digunakan d. Model Evaluasi Alspach’s, model ini dikembangkan oleh Alspach’s pada tahun 1995. model ini mengevaluasi: 1) Kepuasan peserta pada reaksi konten, metode penyampaian, instruktur, materi pengembangan dan lain- lain; 2) Proses pembelajaran, dimana proses ini harus dapat dukur oleh perubahan kognitif, afektif, dan kebiasaan psikomotor; 3) Aplikasi, merupakan implementasi hasil belajar di lingkungan kerja seperti adanya peningkatan kompetisi dalam prakit; 4) Dampak, merupakan pengaruh yang diakibatkan kemudian e. Evaluasi Model Krikpatrick, yang lebih dikenal dengan Krikpatrick Four Levels Evaluation Model yang dikembangkan oleh Donal Krikpatrik pada tahun 1959. Evaluasi terhadap efektivitas program pelatihan menurut Krikpatrick mencakup empat level evaluasi: 1) Reaksi (reaction); 2) Pembelajaran (learning); 3) Perilaku (behavior); dan 4) Hasil (result).