Anda di halaman 1dari 34

ASUHAN KEPERAWATAN

AGREGAT KOMUNITAS
DENGAN
DEMAM TIFOID
Kelompok 4
1. Alien Marlina
2. Berlianah
3. Citra Dewi Yana
4. Deassy Ari Sandi
5. Dona Dayanti
6. Bagus Triagung
7. Neneng Sa’adah
8. Endah Kartikawati
9. Dwita Dahlia
10.Juniati
11.Nenden Naziah
12.Siti Rukmana
13.Sucie Renggogeni
14.Anhar Akbar
15.Novitasari
Latar Belakang
• Keperawatan komunitas adalah pelayanan
keperawatan professional yang ditujukan pada
masyarakat dengan penekanan kelompok risiko tinggi
dalam upaya pencapaian derajat kesehatan yang
optimal melalui peningkatan kesehatan, pencegahan
penyakit, pemeliharaan rehabilitasi dengan
menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan yang
dibutuhkan dan melibatkan klien sebagai mitra dalam
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pelayanan
keperawatan
TINJAUAN PUSTAKA /DEFINISI
• Nama Lain: Tifus, Typhus abdominalis, Typhoid fever,
enteric fever.
• Penyakit infeksi akut yang biasanya mengenai
saluran cerna, disebabkan oleh bakteri Salmonella
Thyphi, dengan gejala demam selama satu minggu
atau lebih dengan disertai gangguan pada saluran
pencernaan dan dengan atau tanpa gangguan
kesadaran.
ETIOLOGI

S. Typhi, S. Paratyphi (A,B,& C), S. Schottmuelleri, dan S.


Hirschfeldii
PENULARAN
PATOFISIOLOGI
• Salmonella Typhi yang masuk ke saluran
gastrointestinal akan ditelan oleh sel-sel fagosit ketika
masuk melewati mukosa. Sebagian dari Salmonella
Typhi ada yang dapat masuk melalui usus halus
mengadakan invaginasi ke jaringan limfoid usus halus.
Kemudian Salmonella Typhi, masuk melalui folikel limpa ke
saluran limpatik dan sirkulasi darah sistemik sehingga
terjadi bakterimia. Bakterimia pertama-tama menyerang
system retikulo endothelial (RES) selanjutnya akan di
kolonisasi melalui saluran limfe.
Patofisiologi
• Limfe yang mengalir duktus torasikus menghantarkan
organisme masuk melalui aliran darah, dari sini terjadi
desminasi ke seluruh organ jauh. Sel retikulo di
sumsum tulang, hati, dan limpa meamakan bakteri
yang menyebar secara hematogen, yang kadang
menimbulkan fokus infeksi. Organisme yang
menyebar melalui darah kemudian selanjutnya
mengenai seluruh organ didalam tubuh seperti di
sitem saraf pusat, ginjal, dan jaringan limpa.
Patofisiologi
• .
MANIFESTASI KLINIS
• demam,
• nyeri kepala,
• pusing, nyeri otot,
• anoreksia, mual, muntah,
• obstipasi atau diare,
• perasaan tidak enak diperut,
• batuk dan epistaksis.
• Pada pemeriksaan fisik hanya didapatkan suhu tubuh
meningkat.Sifat demam adalah meningkat perlahan-lahan
dan terutama pada sore hingga malam hari. ( Widodo Djoko,
2009 )
• Lidah kotor

Manifestasi Klinis
• Kelemahan
• Denyut jantung lemah (bradikardi)
• Sakit kepala
• Nyeri otot
• Penurunan kesadaran (delirium, apatis, somnolen,
sopor bahkan koma)
• Pada kasus tertentu muncul penyebaran flek
merah muda (“rose spots”)
PENCEGAHAN
Pencegahan
KOMPLIKASI
• Komplikasi intestinal
– Perdarahan usus
– Perforasi usus
– Ileus paralitik
• Komplikasi ekstraintetstinal
– Komplikasi kardiovaskular: kegagalan sirkulasi
perifer (renjatan/sepsis), miokarditis, trombosis dan
tromboflebitis.
– Komplikasi darah: anemia hemolitik,
trombositopenia dan atau koagulasi intravaskular
diseminata dan sindrom uremia hemoltilik.
Komplikasi
– Komplikasi paru: penuomonia, empiema dan peluritis.
– Komplikasi hepar dan kandung kemih: hepatitis dan
kolelitiasis.
– Komplikasi ginjal: glomerulonefritis, pielonefritis dan
perinefritis.
– Komplikasi tulang: osteomielitis, periostitis, spondilitis dan
artritis.
– Komplikasi neuropsikiatrik: delirium, mengingismus,
meningitis, polineuritis perifer, sindrim Guillain-Barre,
psikosis dan sindrom katatonia.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
• Hitung sel darah tepi: ditemukan leukopenia,
limfositosis relatif dan aneosinofilia pada
permulaan sakit. Mungkin terdapat anemia dan
trimbositopenia pada tifoid berat.
• Uji serologis: berupa uji Widal; tes TUBEX®; metode
enzyme immunoassay (EIA), metode enzyme-linked
immunosorbent assay (ELISA),dan pemeriksaan
dipstik.
PENANGANAN
• Istirahat bertujuan untuk mencegah
komplikasi dan mempercepat penyembuhan.
Pasien harus tirah baring absolut sampai
minimal 7 hari bebas demam atau kurang
lebih selama 14 hari. Mobilisasi dilakukan
bertahap, sesuai dengan pulihnya kekuatan
pasien.
• Diet dan terapi penunjang dilakukan dengan
pertama memberikan bubur saring, kemudian
bubur kasar dan akhirnya nasi sesuai dengan
tingkat kesembuhan pasien. Pemberian
makanan tingkat dini yaitu nasi dengan lauk
pauk rendah selulosa (pantang sayuran
dengan serat kasar) dapat diberikan dengan
aman. Juga perlu diberikan vitamin dan
mineral untuk mendukung keadaan umum
pasien.
• Antibiotika, seperti ampicillin, kloramfenikol,
trimethoprim-sulfamethoxazole, dan
ciproloxacin sering digunakan untuk merawat
demam tipoid. Obat-obat pilihan pertama
adalah kloramfenikol, ampisilin/amoksisilin
dan kotrimoksasol. Obat pilihan kedua adalah
sefalosporin generasi III. Obat-obat pilihan
ketiga adalah meropenem, azithromisin dan
fluorokuinolon.
• Kloramfenikol diberikan dengan dosis 50 mg/kg
BB/hari, terbagi dalam 3-4 kali pemberian, oral atau
intravena, selama 14 hari. Bilamana terdapat indikasi
kontra pemberian kloramfenikol , diberi ampisilin
dengan dosis 200 mg/kgBB/hari, terbagi dalam 3-4
kali. Pemberian, intravena saat belum dapat minum
obat, selama 21 hari, atau amoksisilin dengan dosis
100 mg/kgBB/hari, terbagi dalam 3-4 kali. Pemberian,
oral/intravena selama 21 hari kotrimoksasol dengan
dosis (tmp) 8 mg/kbBB/hari terbagi dalam 2-3 kali
pemberian, oral, selama 14 hari.
• Untuk kasus berat dan dengan manifestasi
nerologik menonjol, diberi Deksametason
dosis tinggi dengan dosis awal 3 mg/kg BB,
intravena perlahan (selama 30 menit).
Kemudian disusul pemberian dengan dosis 1
mg/kg BB dengan tenggang waktu 6 jam
sampai 7 kali pemberian.
• Pembedahan biasanya dilakukan dalam kasus
perforasi usus. Kebanyakan ahli bedah lebih
suka sederhana penutupan perforasi dengan
drainase peritoneum. Reseksi usus
diindikasikan untuk pasien dengan perforasi
ganda.
Proses Asuhan Keperawatan Komunitas
– . Pengkajian
• Pengkajian pada asuhan keperawatan komunitas ini
menggunakan dengan pendekatan Betty Neuman
yaitu yang terdiri dari data inti dan data sub system
komunitas.
• Data Inti Komunitas
• Data inti komunitas terdiri dari:
– Sejarah
– Demografi
– Ethnic
– Nilai dan kepercayaan
Proses Asuhan Keperawatan Komunitas

• Data sub system komunitas


• Data sub system komunitas terdiri dari:
– Pelayanan kesehatan
– Lingkungan fisik
– Ekonomi
– Transportasi dan keamanan
– Politik dan pemerintahan
– Komunikasi
– Pendidikan
– Rekreasi
DIAGNOSA KEPERAWATAN
• . Nyeri akut berhubungan dengan terinfeksi virus thypoid
(salmonella thypi)
• Ketidakefektifan Pemeliharaan kesehatan berhubungan
dengan kurangnya peranan kader dalam memberdayakan
masyarakat untuk melakukan kebersihan lingkungan
• Perilaku kesehatan berisiko berhubugan dengan
kurangnya pengetahuan cara perawatan rumah agar
terhindar dari terinfeksi virus thypoid (salmonella thypi)
• Kurangnya pengetahuan berhubungan dengan penyakit
thypoid
Hipertemia
• Berikan cairan intravena
• Kompres pasien pada lipat
paha dan aksila
• Tingkatkan sirkulasi udara
• Tingkatkan intake cairan dan
nutrisi
• Monitor TD, nadi, suhu, & RR
• Catat adanya fluktuasi
tekanan darah
• Monitor hidrasi seperti
turgor kulit, kelembaban
(membrane mukosa)
Defisit Volume cairan
MIND YOUR FOOD

Anda mungkin juga menyukai