Anda di halaman 1dari 18

NOTULENSI TUGAS EBP IRIGASI/TOPIKAL TERAPI MATA

Disusun Oleh :

Kelompok Tutorial M

1. Nathasa Handayani 220210190013 7. Wiwit Nurhabibah 220210190019


2. Ranti Mardiyanti N 220210190014 8. Hesti Heryani 220210190020
3. Juwita Yogiswara 220210190015 9. Euis Irna N 220210190021
4. Muna Az Zahra 220210190016 10. Sulis Nur Apni 220210190022
5. Fitri Eka Rahmawati 220210190017 11. Yulia Agnia N 220210190023
6. Atiq Rizka Azjunia 220210190018 12. Nisa Nizhan N 220210190024

Dosen Tutor :

Bambang Aditya NS.Kep, Ners, M.Kep

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS PADJADJARAN

PROGRAM STUDI DI LUAR KAMPUS UTAMA

PANGANDARAN

2021
Daftar Isi

Daftar Isi………………………………………………………………………………………………………….1

I. Pendahuluan……………………………………………………………………………………………...2
II. Tinjauan Artikel………………………………………………………………………………………….3
1. Nama dan Definisi…………………………………………………………………………………3
2. Tujuan Prosedur…………………………………………………………………………………....3
3. Indikasi………………………………………………………………………………………….….4
4. Kontraindikasi……………………………………………………………………………………...4
5. Pembaharuan Alat atau Invovasi Terbaru dari Prosedurnya……………………………………….4
6. Hal-Hal yang Diperlukan…………………………………………………………………………..4
7. SOP……………………………………………………………………………………….………...5
III. Pembahasan……………………………………………………………………………………….……….7
IV. Kesimpulan………………………………………………………………………………………………..16

Daftar Pustaka………………………………………………………………………………………………………..……17

1
I. PENDAHULUAN

Topikal adalah Jenis obat yang cara pakainya dioleskan langsung pada permukaan kulit. Obat topikal ini merupakan salah satu
bentuk obat yang sering dipakai dalam terapi dermatologi. Obat ini terdiri dari vehikulum (bahan pembawa) dan zat aktif, kecermatan
memilih bentuk sediaan obat topikal yang sesuai dengan kondisi kelainan kulit merupakan salah satu faktor yang berperan dalam
keberhasilan terapi topikal, disamping faktor lain seperti : Konsentrasi zat aktif obat.
Topikal dapat terbuat dari berbagai macam jenis bahan, salah satunya yang sering digunakan adalah Vitamin C. Vitamin C
18merupakan antioksidan kuat di dalam dermatologi yang dapat digunakan secara topikal, berfungsi untuk mengobati dan juga
mencegah terjadinya hiperpigmentasi kulit di sekitar area mata.
Mata merupakan bagian dari organ tubuh bagian kepala yang berfungsi sebagai indera penglihatan, mata ini dibentuk untuk
menerima rangsangan berkas-berkas cahaya pada retina. Selain itu mata juga sangat sensitif terhadap rangsangan terutama
rangsangan-rangsangan nyeri pada mata dan juga rentan terhadap infeksi bakteri atau virus pada permukaan kulit, karena benda-benda
asing yang berupa butiran-butiran kecil debu dan asap.
Nyeri adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat dari kerusakan jaringan aktual. Nyeri dapat
mengenai semua orang tanpa memandang jenis kelamin, ras status sosial, nyeri akut mengidentifikasi kerusakan atau cedera telah
terjadi, Keluhan yang dirasakan pada pasien dengan konjungtivitis berupa nyeri rasa bergerigi (seperti ada pasir dalam mata). Gatal
panas dan kemerahan di sekitar mata, edema kelopak mata ,banyak keluar secret terutama pada konjungtivitis ,sifat keluhan berupa
terus menerus. Hal yang dapat memperberat keluhan nyeri daerah yang meradang menjalar ke daerah mata. Salah satu tindakan yang
diberikan untuk mengatasi nyeri mata pada pasien nyeri mata diberikan irigasi mata dengan tujuan untuk mengeluarkan sekret atau
kotoran dan zat kimia dari mata.
Penyakit mata kering (DED) adalah penyakit permukaan mata multifaktorial dan kompleks, dengan prevalensi tinggi pada
permukaan mata yang melibatkan hilangnya homeostasis film air mata dan menyebabkan gejala mata yang bervariasi. Dry eye
ditandai dengan berkurangnya kualitas dan atau kuantitas air mata, sehingga terjadi kerusakan pada permukaan bola mata. Air mata
memiliki fungsi yang sangat penting. Fungsi lapisan air mata adalah sebagai penunjang imunitas, melapisi dan melindungi kornea dari
friksi pada saat berkedip, melindungi permukaan bola mata dari gangguan kimia dan biologis, mempertahankan kekuatan refraksi
kornea, dan memberi oksigen dan nutrien pada kornea yang avaskuler. Dry eye dapat menimbulkan gejala-gejala lain seperti iritasi,
kekeringan, lelah, dan gangguan pada tajam penglihatan.

2
II. TINJAUAN ARTIKEL
1. Nama dan Definisi
- Nama Tindakan

Irigasi/Topikal Terapi Mata

- Definisi Prosedur

Irigasi mata adalah suatu tindakan keperawatan yang dilakukan dengan pencucian kantung konjungtiva mata untuk
mengeluarkan benda asing dari mata. Jika terjadi kerusakan serius pada konjungtiva, akan mengakibatkan hilangnya
penglihatan jangka panjang. Semakin cepat benda asing dapat dihilangkan, semakin kecil kemungkinan terjadinya kerusakan
pada permukaan mata (Stevens, 2016).

2. Tujuan Prosedur

1. Mengeluarkan sekret atau kotoran, benda asing, zat kimia dari dalam mata
2. Untuk membersihkan atau mengeluarkan sekret dari selaput konjungtiva
3. Untuk pemberian antiseptik
4. Untuk mengurangi edema atau rasa tidak nyaman dengan menggunakan cairan hangat atau dingin
5. Untuk melembabkan permukaan mata pasien tidak sadar

3. Indikasi

1. Cedera kimiawi pada mata


2. Implamasi mata

3
4. Kontraindikasi

1. Luka karena tusukan pada mata


2. Penderita hipersensitif terhadap salah satu komponen sediaan; infeksi herpes simpleks akut dan penyakit virus lainnya
pada kornea dan konjungtiva, tuberkulosis pada mata, penyakit jamur pada mata, trakoma, infeksi purulen akut pada
mata; otitis eksterna disertai perforasi membran pada telinga.

5. Pembaharuan alat atau inovasi terbaru dari prosedurnya

Keterbaharuan inovasi dari obat jenis topikal salah satunya adalah penggunaan vitamin C. Penggunaan vitamin C
diindikasikan karena vitamin C memiliki asam L-askorbat dan asam L-askorbat yang mana kedua zat tersebut merupakan zat aktif.
Asam L-askorbat dapat mengangkat radikal bebas dalam kompartemen berair sehingga dapat memicu melanogenesis. Pengaruh
vitamin C dapat meningkatkan produksi kolagen sehingga dapat menyembunyikan warna stasis darah, kemudian dapat meningkatkan
tampilan lingkaran hitam di bawah kelopak mata.

6. Hal-hal yang perlu diperhatikan

➢ Usia klien, karena masalah yang berhubungan dengan usia termasuk penglihatan yang buruk, tremor tangan dan kesulitan
dalam memegang atau menggunakan botol obat dapat mempengaruhi pada usia lansia pada saat menggunakan obat mata
secara mandiri
➢ Jenis obat sesuaikan dengan resep dokter sesuai kondisi mata klien
➢ Perawat dianjurkan untuk memperlihatkan kepada klien setiap langkah prosedur dalam pemberian obat tipikal atau irigasi pada
matanya untuk meningkatkan kepatuhan klien
➢ Perawat memberikan penjelasan kepada klien dan anggota keluarga tentang teknik yang digunakan dalam pemberian obat mata
➢ Selalu pantau setiap perkembangan kondisi mata pasien.
➢ Golongan obat mata, karena obat mata dapat digolongkan menjadi 3 yang memiliki fungsi dan manfaat yang berbeda
disesuaikan dengan kebutuhan mata klien, yaitu
1) Obat mata golongan antiseptik dan antiinfeksi
2) Obat mata golongan kortikosteroid
3) Obat mata lainnya

4
➢ Prinsip pemberian obat mata sebagai berikut :
1) Kornea mata banyak disuplai serabut nyeri sehingga menjadi sangat sensitif terhadap apapun yang diberikan ke kornea.
Oleh karena itu, perawat harus menghindari obat mata apapun secara langsung ke kornea
2) Resiko penularan infeksi dari satu mata ke mata lain sangatlah tinggi. Perawat perlu menghindari menyentuh kelopak
mata atau struktur mata yang lain dengan alat tetes mata atau tube salep
3) Perawat menggunakan obat mata hanya untuk mata yang terinfeksi.

7. SOP

Prosedur Kegiatan

Persiapan Alat 1. Cairan irigasi


2. Retractor/Alat pengait
3. Plester
4. Kasa
5. Bengkok
6. Handuk/laken untuk menutupi pakaian pasien

Persiapan Pasien 1. Menjelaskan pada pasien mengenai tujuan dari tindakan keperawatan yang akan
diberikan kepada pasien
2. Kaji kembali keluhan pasien dan disesuaikan dengan indikasi, serta rencana tindakan
yang akan diberikan kepada pasien
3. Meminta persetujuan dari pasien dan keluarga mengenai tindakan yang akan
diberikan (informed consent)
4. Kontrak waktu dengan klien : kapan pelaksanaan dan berapa lama pelaksanaan
tindakan keperawatan

Pelaksanaan Tahap Orientasi

5
1. Mengucapkan salam kepada pasien
2. Mengidentifikasi pasien : nama, tanggal lahir, nomor rekam medis pasien
3. Memvalidasi kontrak waktu yang telah ditentukan

Tahap Kerja
1. Mendekatkan alat-alat ke dekat pasien
2. Menutup sampiran/gorden
3. Mencuci tangan
4. Tutup pasien dengan handuk/laken
5. Anestesi lokal
6. Gunakan retractor desmares untuk membuka kelopak mata, harus ditahan dengan
kasa
7. Untuk menahan agar kelopak mata tetap terbuka berikan tekanan pada tulang promin
pada alis dan pipi, tidak pada bola mata
8. Arahkan jatuhnya irigasi langsung pada bagian yang bulat serta bagian atas dan
bawah vornikes (dari kantus dalam ke kantus arah luar)
9. Cairan dirigasikan langsung ke konjungtiva dari kantus dalam ke kantus luar
(biasanya digunakan 1 liter air cairan dengan cepat untuk cedera karena asap
biasanya digunakan 2 liter cairan untuk cedera asam alkali bersifat basa
10. Tempatkan pasien terlentang miring ke arah yang di irigasi untuk mencegah cairan
mengalir ke arah mata yang lain
11. Tempatkan bengkok di samping wajah untuk menampung cairan irigasi
12. Hindari penekanan terlalu kuat pada mata
13. Hindari menyentuh mata dengan alat-alat irigasi
14. Bersihkan kelopak mata bila kotoran banyak dengan membungkus kasa pada
telunjuk
15. Keringkan bagian luar air dan daerah sekitarnya setelah melakukan irigasi
16. Merapikan alat-alat
17. Mencuci tangan

6
Tahap Terminasi
1. Mengevaluasi perasaan pasien setelah dilakukannya tindakan keperawatan
2. Mengevaluasi secara subjektif adanya perubahan saat atau setelah dilakukan
tindakan keperawatan
3. Kontrak waktu dan tindak lanjut tindakan keperawatan selanjutnya
4. Mengucapkan salam kepada pasien
5. Mendokumentasikan tindakan keperawatan yang telah diberikan kepada pasien

III. PEMBAHASAN

No Judul Peneliti Kota/ Keterbaruan Tindakan Keterbaruan Prosedur Keterbaruan Alat


Penelitian Negara

1. Sjögren's 1. Laura Harvard Dalam studi ini khasiat Prosedur ini memiliki Keterbaruan alat yang
syndrome Contreras- Medical dari topikal integrin kesamaan dengan digunakan pada studi
associated Ruiz School, antagonis α4 (GW559090) penelitian terkait ini yaitu model mouse
dry eye in a 2.Fayaz A. Boston, dalam memperbaiki pengobatan deksametason yang digunakan dalam
mouse Mir USA peradangan mata kering pada tikus TSP-1null penelitian, hanya saja
model is 3.Bruce terkait sindrom Sjogren menghasilkan hasil yang terdapat perbedaan
ameliorate Turpie ogren autoimun yang signifikan tidak dapat dengan model hewan
d by 4. Achim H. dievaluasi dengan meningkatkan jumlah sel yang digunakan
topical Krauss menggunakan model tikus piala konjungtiva. sebelumnya yang
application praklinis Sedangkan pada mengembangkan fitur
of integrin pengobatan topikal tikus klinis secara konsisten
α4 TSP-1null dengan dengan pasien Sjögren
antagonist GW559090 menyebabkan dalam perjalanan klinis
GW559090 peningkatan jumlah sel kronis perkembangan

7
(2016) piala konjungtiva juga. penyakit pada tikus
Akan tetapi memiliki juga sangat mirip
pembaharuan yaitu dengan yang terlihat
menyarankan pencegahan pada Pasien Sjögren.
yang berhasil dari Apalagi polimorfisme
ekstravasasi dan aktivasi dalam pengkodean
efektor inflamasi di TSP-1 gen yang
jaringan permukaan mata menghasilkan
selama sindrom Sjögren penurunan ekspresi
ogren autoimun. Ini, pada TSP-1 di permukaan
gilirannya, mengarah ke mata sel epitel
yang lebih kuat ditemukan berkorelasi
peningkatan fungsi dengan perkembangan
penghalang kornea peradangan permukaan
dengan GW559090 mata kronis dimanusia.
dibandingkan dengan Maka dari itu, temuan
pengobatan ini sangat mendukung
deksametason. potensi untuk upaya
yang sebanding dengan
Ficacy dari GW559090
pada model mouse
yang digunakan dalam
penelitian ini dan
manusia subjek.

2. Kegunaan Tri Novita Lampung, Dengan menggunakan Penggunaan topikal Cincin 5-hidrokarbon
Topikal Sari dan Indonesia agen topikal vitamin C vitamin C dengan rutin yang menyerupai
Vitamin C Nurul Utami salah satu tindakan yang dan dalam waktu yang glukosa dengan
untuk bisa dilakukan adalah panjang dapat membantu keterikatan ion

8
Menghilan depigmentasi. menghilangkan hidrogen digunakan
gkan hiperpigmentasi dalam praktek
Hiperpigm periorbital. dermatologi.
entasi
Periorbital

3. The Ocular 1. Edward J. University - - Obat farmakologis


Surface Holland of oftalmik yang secara
2.Mahhad Waterloo, potensial lebih efektif
Darvish Waterloo, menargetkan berbagai
3. Kelly K. Canada jalur patofisiologis
Nichols yang berbeda dari DED
4. Lyndon telah diteliti dalam dua
Jones dekade terakhir, tetapi
5. Paul M. upaya ini telah
Karpekci menghasilkan
persetujuan dari sangat
sedikit obat baru.
Perawatan utama yang
disetujui adalah
emulsi oftalmik
siklosporin (CsA)
0,05% (Restasis ®;
Allergan, Irvine, CA,
USA) dan larutan mata
cair
kontras 5,0% (Xiidra
®; Shire, Selain itu
penggunaan obat

9
nanoemuisions /
nanosuspensions yang
disetujui (steroid dan
CsA) misalnya CsA
0,09 % yang disetujui
di AS.
Terdapat pula pelumas
yang berbahan lubricin
yang dapat mengurangi
gesekan antara kornea
mata dengan
konjungtiva,
pengobatan tersebut
dikatakan. Lexington,
USA) di Amerika
Utara, CsA cationic
emulsion (CE; Ikervis
®; Santen
Pharma- ceutical,
Osaka, Jepang) di
Eropa, dan diquafosol
ophthalmic solution
3% (Diquas ®; Santen
Pharmaceutical, Osaka,
Jepang) dan
rebamipide
memberikan perbaikan
statistik yang baik pada

10
tanda dan gejala DED.

4. Lotepredn 1.Jihan - Dalam sebuah penelitian Persetujuan FDA atas Efek pada gejala
ol 2.Restiana dijelaskan bahwa EYSUVIS sebagai terapi penyakit mata kering
Etabonate, 3.Fauji a EYESUVIS dengan resep lini pertama untuk diamati dengan
Obat Baru sediaan yang memiliki zat pengobatan jangka mengukur Ocular
untuk aktif berupa suspensi pendek dimana Discomfort Severity
Penyakit opthalmic loteprednol EYESUVIS disetujui (ODS) pada pasien
Mata etabonate 0,25% yang untuk pengobatan hingga setiap harinya dan
Kering merupakan kortikosteroid dua minggu bagi terlihat pada hari ke-1
mata yang digunakan penderita penyakit mata memberikan penurunan
untuk pengobatan jangka kering adalah pencapaian gejala yang cukup
pendek pada penyakit mata besar bagi Kala besar. Sedangkan untuk
kering (Optomettrytimes, Pharmaceuticals. melihat efek pada tanda
2020). penyakit mata kering
Persetujuan yang dilakukan dengan
Studi klinis EYSUVIS diberikan oleh FDA pada mengamati
sudah dilakukan terhadap Oktober 2020 didasarkan konjungtival hiperemia
2.900 pasien yang oleh hasil dari empat uji yang diukur
mengalami penyakit mata klinis, termasuk tiga uji menggunakan skala
kering. Setiap pasien akan fase 3 dan satu uji fase 2, Cornea and Contact
mendapatkan EYSUVIS yang menunjukkan Lens Research Unit
atau plasebo 4 kali sehari perbaikan signifikan pada (CCLRU). Penurunan
selama 2 minggu dalam 4 tanda dan gejala penyakit konjungtival hiperemia
percobaan multi-centre, mata kering. diamati setelah 15 hari
acak, double-masked, dan dan menunjukkan
kontrol-plasebo. Studi Dalam sebuah studi penurunan yang
dilakukan dengan melihat dilakukan sebuah signifikan (Kala
efek pada tanda dan gejala penelitian dengan tujuan Pharmaceuticals, Inc,

11
mata kering. mengetahui efikasi dan 2020).
keamanan suspensi
opthalmic KPI-121 Efek samping dari
0,25% yang dibandingkan penggunaan EYSUVIS
dengan plasebo pada (loteprednol etabonate)
subjek yang memiliki adalah nyeri secara
diagnosis penyakit mata berangsur-angsur dan
kering. Produk tersebut peningkatan tekanan
diberikan selama 14 hari intraokular yang
1-2 tetes pada kedua mata berhubungan dengan
4x sehari. Jenis studi ini kerusakan saraf optik,
dilakukan dengan metode adanya masalah
intervensional pada fase 3 terhadap ketajaman
yang dimulai pada 10 Juli penglihatan,
2018 dan berakhir pada 5 pembentukan katarak,
Februari 2020. penyembuhan luka
yang tertunda, perforasi
Mekanisme kerja pada kornea serta
EYSUVIS yang luas, infeksi mata sekunder.
onset cepat dari tanda dan
gejala serta profil Penggunaan
tolerabilitas dan kortikosteroid secara
keamanan yang topikal diketahui dapat
menguntungkan dapat memperlambat
bergabung untuk profil penyembuhan dan
yang kuat dalam menyebabkan
mengobati penyakit mata penipisan kornea serta
sklera. Apabila

12
kering. kortikosteroid topikal
digunakan pada pasien
Edward Holland, Direktur dengan kornea tipis
Layanan Kornea di dapat menyebabkan
Cincinnati Eye Institute perforasi kornea. Selain
dan Profesor Oftalmologi itu, penggunaan
di Universitas Cincinnati, kortikosteroid yang
mengatakan bahwa berkepanjangan dapat
EYSUVIS yang telah menyebabkan
disetujui mengantarkan glaukoma dengan
era baru dalam kerusakan saraf optik
pengobatan penyakit serta gangguan
mata kering untuk pasien ketajaman visual pada
mata kering yang penglihatan. Oleh
mengalami eksaserbasi karena itu, penggunaan
akut, atau flare yang kortikosteroid secara
merupakan penyakit topikal harus dilakukan
mereka setiap tahun yang sesuai resep dokter
disebabkan oleh berbagai berdasarkan
pemicu (Business Wire, pemeriksaan pasien.
2020). Apabila muncul gejala
efek samping tersebut,
segera periksakan diri
ke dokter agar dapat
ditangani dengan cepat
dan tepat.

13
5. Efektifitas 1.Ibnu Pontianak, 1. Pasien yang
Terapi Rahman Indonesia Pada kelompok kasus menunjukkan perbaikan Penambahan terapi
Vitamin A diberikan intervensi berupa ferning pada minggu vitamin A
Topikal pemberian terapi keempat setelah terapi mempercepat proses
Terhadap konvensional berupa hampir 2 kali lebih besar perbaikan sel-sel
Lapisan doksisiklin dan artificial pada kelompok yang sekretori konjungtiva
Musin Air tears dan tambahan terapi diterapi dengan vitamin A dan sel-sel goblet pada
Mata vitamin A, sedangkan pada topikal dibandingkan permukaan bola mata
Pasien Dry kelompok kontrol hanya dengan kelompok yang yang rusak akibat
Eye Akibat diberikan terapi tidak proses inflamasi. Inilah
Disfungsi konvensional yakni yang menjadi penyebab
Kelenjar doksisiklin dan artificial 2. Hasil statistik perbedaan yang sangat
Meibom tears. menunjukkan perbedaan mencolok antara
yang bermakna pada kejadian perbaikan
kelompok yang nilai ferning antara
kelompok kasus
diterapi vitamin A topikal dengan kelompok
dan yang tidak dalam hal kontrol pada penelitian
perbaikan hasil ferning ini. Vitamin A akan
setelah 1 bulan berikatan dengan dua
reseptor retinoid
3. Vitamin A topikal
nuklear, yakni retinoic
efektif digunakan untuk
acid receptors (RARs)
memperbaiki lapisan
dan retinoid-X
musin air mata pasien dry
receptors (RXRs).
eye akibat disfungsi
Reseptor-reseptor
kelenjar meibom.
tersebut berfungsi
sebagai ligand-

14
activated transcription
factors yang
memodulsi transkripsi
gen. Kurangnya
vitamin A yang terikat
pada reseptor tersebut
akan menghambat
proses diferensiasi dan
pertumbuhan sel epitel
konjungtiva.
Sebaliknya jika vitamin
A yang terikat cukup,
maka proses
diferensiasi dan
pertumbuhan sel
normal akan tetap
terjaga sehingga proses
pergantian sel-sel
goblet dan epitel
sekretori konjungtiva
yang rusak dapat
terjadi lebih cepat

15
IV. KESIMPULAN

Topikal merupakan jenis obat yang cara pakainya dioleskan langsung pada permukaan kulit dan banyak digunakan dalam
terapi dermatologi. Mata merupakan organ yang sensitif terhadap rangsangan terutama rangsangan-rangsangan nyeri dan mata rentan
terhadap infeksi bakteri atau virus pada permukaan kulit, karena benda-benda asing yang berupa butiran-butiran kecil debu dan asap.
Salah satu tindakan yang diberikan untuk mengatasi nyeri mata adalah dengan diberikan irigasi mata dengan tujuan untuk
mengeluarkan sekret atau kotoran dan zat kimia dari mata. Penyakit mata kering (DED) adalah penyakit permukaan mata
multifaktorial dan kompleks, dengan prevalensi tinggi pada permukaan mata yang melibatkan hilangnya homeostasis dalam air mata
dan menyebabkan gejala mata yang bervariasi.
Berdasarkan tinjauan artikel, tindakan yang dapat dilakukan merupakan prosedur irigasi atau topikal terapi mata . Irigasi mata
adalah suatu tindakan keperawatan yang dilakukan dengan pencucian kantung konjungtiva mata untuk mengeluarkan benda asing dari
mata. Prosedur ini bertujuan untuk mengeluarkan sekret atau benda asing dari mata, membersihkan secret, pemberian antiseptic,
mengurangi edema, dan melembabkan permukaan mata pada pasien yang tidak sadar. Diindikasikan apabila terjadi cedera kimiawi
pada mata dan adanya inflamasi mata. Prosedur ini tidak dapat dilakukan apabila terdapat luka tusukan pada mata.
Berdasarkan pembahasan artikel penelitian pertama terdapat keterbaruan prosedur yaitu menyarankan pencegahan yang
berhasil dari ekstranasasi dan aktivasi efektor inflamasi di jaringan permukaan mata, sedangkan keterbaruan alatnya yaitu model
mouse yang digunakan dalam penelitian. Berdasarkan pembahasan artikel penelitian kedua terdapat keterbaruan prosedur yaitu
penggunaan topikal vitamin C dengan rutin, sedangkan keterbaruan alatnya yaitu cincin 5-hidrokarbon yang menyerupai glukosa
dengan keterikatan ion hidrogen yang digunakan dalam praktek dermatologi. Berdasarkan pembahasan artikel penelitian ketiga
terdapat keterbaruan alat yaitu penggunaan obat farmakologis oftalmik. Berdasarkan pembahasan artikel penelitian keempat terdapat
keterbaruan prosedur yaitu terapi EYESUVIS, sedangkan keterbaruan alatnya yaitu penggunaan loteprednol etabonate. Berdasarkan
pembahasan artikel penelitian pertama terdapat keterbaruan prosedur dan keterbaruan alat yaitu penggunaan terapi vitamin A.

16
DAFTAR PUSTAKA

Holland, E. J., Darvish, M., Nichols, K. K., Jones, L., & Karpecki, P. M. (2019). Efficacy of topical ophthalmic drugs in the
treatment of dry eye disease: A systematic literature review. Ocular Surface, 17(3), 412–423.
https://doi.org/10.1016/j.jtos.2019.02.012

Utami, N., & Sari, T. N. (2016). Kegunaan Topikal Vitamin C untuk Menghilangkan Hiperpigmentasi Periorbital. Jurnal
Majority, 5(3), 178-182.

Faujia, Jihan Restiana. (2020). Loteprednol Etabonate, Obat Baru untuk Penyakit Mata Kering.
https://farmasetika.com/2020/11/19/loteprednol-etabonate-obat-baru-untuk-penyakit-mata-kering/. Diakses pada Jumat, 19 Januari
2021

Rahman, I. Efektifitas Terapi Vitamin a Topikal Terhadap Lapisan Musin Air Mata Pasien Dry Eye Akibat Disfungsi Kelenjar
Meibom. Jurnal Mahasiswa PSPD FK Universitas Tanjungpura, 3(1)

Laura Contreras-Ruiz, F. A. (2016). Sjogren's Syndrome Associated Dry Eye in a Mouse Model is Ameliorated by Topical
Application of Integrin α4 Antagonist. Experimental Eye Research 143, 1-8.

17

Anda mungkin juga menyukai