Anda di halaman 1dari 8

Program Studi Sarjana Keperawatan

Fakultas Ilmu Kesehatan


Universitas Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan
Juli, 2019

ABSTRAK

Aniqa Nadhima1, Rita Dwi Hartanti2


Pengaruh Flexibility Exercise Terhadap Tingkat Keletihan Pasien Hemodialisa di
RSUD Kraton Pekalongan.
xiii + 56 halaman + 7 tabel + 1 skema + 11 lampiran

Pasien dengan penyakit gagal ginjal kronis yang menjalani hemodialisa mengalami banyak
komplikasi, karena efek multisistem dari gagal ginjal dan perawatannya. Salah satu
komplikasi yang dialami adalah keletihan. Upaya dalam mengatasi komplikasi tersebut
meliputi manajemen aktifitas (latihan fisik), relaksasi otot dan masase. Latihan yang
digunakan dalam meningkatkan fungsi fisik pada pasien hemodialisa, salah satunya yaitu
flexibility exercise. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh flexibility exercise
terhadap tingkat keletihan pasien hemodialisa. Alat ukur yang digunakan untuk mengukur
tingkat keletihan adalah FACIT (Functional Assessment Chronic Illness Therapy) Fatigue
Scale. Desain penelitian menggunakan quasi experiment dengan rancangan pretest-posttest
with control group dan metode pengambilan sampel dengan purposive sampling. Sampel
pada penelitian ini adalah 15 orang kelompok intervensi dan 15 orang kelompok kontrol. Uji
statsitik menggunakan Mann Whitney test. Hasil penelitian menunjukkan penurunan tingkat
keletihan pada kelompok intervensi setelah dilakukan flexibility exercise, sehingga ada
pengaruh flexibility exercise terhadap tingkat keletihan pasien hemodialisa (nila p value =
0,020). Hasil penelitian ini dapat menjadi alternatif intervensi bagi profesi keperawatan
berdasarkan EBPN (Evidence Based Practice in Nursing) untuk mengatasi keletihan pada
pasien Hemodialisa.

Kata kunci : flexibility exercise, gagal ginjal kronik, keletihan


Daftar pustaka : 16 buku (2009-2016), 14 jurnal, 1 artikel
Bachelor of Science in Nursing Program
Faculty of Health Sciences
Muhammadiyah University Pekajangan Pekalongan
July, 2019

ABSTRACT

Aniqa Nahima, Rita Dwi Hartanti


The Effect of Flexibility Exercise on the Fatigue Level of Hemodialysis Patients at
Kraton Hospital of Pekalongan Regency
xiii + 56 Page + 7 tables + 1 scheme + 11 appendices

Chronic kidney disease patients undergoing hemodialysis experience many complications,


due to the multisystem effect of kidney failure and the treatment. One of the complications
experienced is fatigue. Efforts to overcome these complications are activity management
(physical exercise), muscle relaxation and massage. Exercises used to improving physical
function in hemodialysis patients, one of them is flexibility exercise. This study aims to
determine the effect of exercise flexibility on the fatigue level of hemodialysis patients. The
measuring instrument used to measure the level of fatigue is FACIT (Functional Assessment
Chronic Illness Therapy) Fatigue Scale. The research design used quasi experiment with
pretest-posttest design with control group and sampling method with purposive sampling.
The sample in this study were 15 intervention groups and 15 control groups. The statistic test
uses the Mann Whitney test. The results showed a decrease in fatigue levels in the
intervention group after exercise flexibility, so that there was an effect of exercise flexibility
on the fatigue level of hemodialysis patients (the value of p value = 0.020). The results of this
study can be an alternative intervention for the nursing profession based on EBPN (Evidence
Based Practice in Nursing) to overcome fatigue in Hemodialysis patients.

Keywords : flexibility exercise, chronic kidney failure, fatigue


Bibliography : 16 books (2009-2017), 14 jurnal , 1 article
A. PENDAHULUAN uremia, hyperparathyroid, inflamasi)
yang muncul akibat proses dari
Gagal ginjal merupakan suatu penyakit gagal ginjal kronis. Faktor
gangguan atau patologis pada ginjal psikologis diantaranya stres, depresi,
yang tidak mampu menjalankan ansietas dapat memicu terjadinya
fungsinya kembali. Perubahan fungsi keletihan (Sakitri, 2017).
ginjal ini sering disebut dengan gagal
ginjal kronis, merupakan perubahan Ada beberapa latihan yang
fungsi yang progresif dan kerusakan digunakan dalam meningkatkan fungsi
permanen (ireversible). Sehingga pada fisik pada pasien hemodialisa,
kasus ini pasien dengan gagal ginjal diantaranya yaitu flexibility exercise,
kronis harus menjalani proses dialisis resistance exercise dan strengthening
karena telah mengalami penyakit exercise. Latihan berefek pada
ginjal stadium akhir. Gagal ginjal peningkatan lipoprotein densitas
kronis disebabkan oleh semua faktor tinggi dan relaksaksi dengan
dan proses yang terjadi pada gagal menurunkan aktifitas saraf simpatis
ginjal akut, tetapi pasien yang lebih dan meningkatkan aktifitas
beresiko adalah pasien yang parasimpatis sehinga terjadi
sebelumnya menderita penyakit lain vasodilatasi diameter arteriol
(Terry & Weaver 2013, h. 452). (Astuti,2017).

Data Global Burden of Disease B. METODE


tahun 2010 menunjukkan penyakit
gagal ginjal kronis merupakan Penelitian ini
penyebab kematian ke-18. Lebih dari menggunakan desain penelitian
2 juta penduduk di dunia mendapatkan quasi experiment dengan
perawatan dengan dialisis atau menggunakan rancangan
transpantasi ginjal dan sekitar 10% penelitian pretest-posttest with
yang benar-benar mengalami control group. Teknik yang
perawatan tersebut (Kemenkes RI, digunakan dalam menentukan
2018). sampel pada penelitian ini adalah
dengan menggunakan purposive
Menurut penelitian Maniam samplin. Jumlah sampel dalam
(2014), pasien dengan penyakit gagal penelitian ini sebanyak 30
ginjal kronis mengalami banyak responden dengan pembagian 15
komplikasi, karena efek multisistem responden sebagai kelompok
dari gagal ginjal dan perawatannya. intervensi dan 15 responden
Salah satu komplikasi yang dialami sebagai kelompok kontrol.
adalah keletihan, hal ini sering Penelitian ini dilakukan pada
dianggap oleh pasien sebagai gejala tanggal 15 Mei 2019 sampai 4
yang menyusahkan dan dapat Juni 2019.
mempengaruhi kehidupan sehari-hari.
Keletihan dan kualitas tidur adalah C. HASIL DAN PEMBAHASAN
faktor utama yang mempengaruhi 1. Hasil
buruknya kualitas hidup pasien a) Karakteristik
hemodialisa jangka panjang.
Penelitian ini
Keletihan muncul akibat dari menunjukkan bahwa usia
beberapa faktor, diantaranya adalah responden dengan kategori
faktor fisiologis (anemia, malnutrisi, remaja akhir (17-25 tahun) dan
kategori dewasa awal (26-35 penurunan, karena semakin
tahun) masing-masing tinggi presentase atau tingkat
berjumlah 1 orang. Responden keletihan yang dialami oleh
pada kategori dewasa akhir (36- pasien menandakan keletihan
45 tahun) berjumlah 10 orang, pasien semakin rendah.
lansia awal (46-55 tahun)
berjumlah 8 orang dan manula c) Tingkat keletihan pada
(>65 tahun) berjumlah 2 orang. kelompok kontrol sebelum
Penelitian ini menunjukkan dan sesudah dilakukan
responden terbanyak dengan flexibility exercise
jenis kelamin laki-laki 19
responden (63,3%), Rata-rata tingkat keletihan
berpendidikan terakhir tidak sebelum dilakukan
sekolah sebanyak 1 orang intervensi adalah 36,93,
(3,3%), SD 7 orang (23,3%), dengan standard deviasi
SMP 2 orang (6,7%), SMA 7 5,325, nilai min-maks 30-51
orang(23,3%) dan terbanyak dan tingkat kepercayaan
adalah pada jenjang perguruan 95% adalah 33,98;39,88.
tinggi (PT) sebanyak 13 orang Sedangkan untuk nilai rata-
(43,3%). ini sebagian masih rata tingkat keletihan
bekerja dan tidak bekerja, yang sesudah dilakukan intervensi
bekerja sebagai PNS sebanyak 7 adalah 33,20 standard
orang (23,3%), buruh 4 orang deviasi 3,468, nilai min-
(13,3%), wiraswasta 10 orang maks 28-40 dan tingkat
(33,3%) dam tidak bekerja 9 kepercayaan 95% adalah
orang (30%). 31,28;35,12. Sehingga dapat
disimpulkan tingkat
b) Tingkat keletihan pada keletihan pada kelompok
kelompok intervensi kontrol mengalami
sebelum dan sesudah peningkatan.
dilakukan flexibility
exercise d) Perbedaan Tingkat
keletihan sesudah
Rata-rata tingkat intervensi pada kelompok
keletihan sebelum dilakukan eksperimen dan kontrol
intervensi adalah 38,33,
dengan standard deviasi Rata-rata tingkat keletihan
6,137, nilai min-maks 25-48 pasien sesudah intervensi
dan tingkat kepercayaan 95% pada kelompok eksperimen
adalah 34,93;41,73. 22,33 dan kelompok kontrol
Sedangkan untuk nilai rata- sebesar 8,67, dapat
rata tingkat keletihan sesudah disimpulkan bahwa
dilakukan intervensi adalah kelompok intervensi
43,53 standard deviasi 4,257, memiliki tingkat keletihan
nilai min-maks 32-47 dan yang rendah dibandingkan
tingkat kepercayaan 95% dengan kelompok control.
adalah 41,18;45,89. Sehingga
dapat disimpulkan tingkat
keletihan kelompok
intervensi mengalami
Tingkat Median Mean p
Keletihan (Min- Rank value exercise 38,33. Setelah diberikan
Maks) intervensi diukur kembali tingkat
Kelompok 45(32-47) 22,33
Intervensi
keletihan responden menunjukkan
0,001 responden mengalami penurunan
Kelompok 32(28-40) 8,67
Kontrol tingkat keletihan dari 38,33
menjadi 43,53 yang menandakan
Berdasarkan hasil analisa tingkat keletihan semakin rendah.
statistik dengan Melalui uji Mann Whitney
menggunakan uji Mann diperoleh p value = 0,020. Karena
Whitney didapatkan nila p nilai signifikan p value =0,05 maka
value sebesar 0,001 (<0,05) H0 ditolak, sehingga dapat
sehingga H0 ditolak, berarti disimpulkan bahwa ada pengaruh
ada perbedaan tingkat pemberian latihan fleksibilitas
keletihan yang signifikan (flexibility exercise) terhadap
sesudah flexibility exercise tingkat keletihan pasien
pada kelompok intervensi hemodialisa.
dengan kontrol. Gerakan flexibility exercise
yang diaplikasikan pada pasien
e) Pengaruh Flexibility hemodialisa merupakan gerakan
Exercise Terhadap Tingkat yang berfokus pada leher, tangan
Keltihan dan kaki, yaitu berfungsi untuk
melenturkan otot-otot bagian yang
Tingkat Median Mean p difokuskan. Fleksibilitas pada otot-
Keletihan (Min- Rank value otot yang dilakukan dalam 8
Kelompok Maks) gerakan secara bertahap. Setiap
Intervensi gerakan dilakukan penahanan
Sebelum 38(25-48) 11,77
0,020 selama 10 detik untuk merasakan
Sesudah 45(32-47) 19.23
adanya tarikan pada otot-otot yang
difokuskan. Melakukan
Berdasarkan hasil analisa
pengulangan tiga kali untuk setiap
statistik dengan
gerakan. Seperti yang diungkapkan
menggunakan uji Mann
oleh National Health Service
Whitney didapatkan nila p
(2010), melakukan fleksibility
value sebesar 0,020 (<0,05)
exercise secara bertahap dapat
sehingga H0 ditolak, berarti
meningkatkan kebugaran tubuh.
ada pengaruh tingkat
Fleksibilitas adalah
keletihan yang signifikan
kemampuan untuk menggerakkan
sebelum dan sesudah
sendi tunggal atau rangkaian sendi
flexibility exercise pada
dengan halus dan mudah.
kelompok intervensi.
Fleksibilitas dapat meliputi,
panjang otot dan integritas sendi
2. Pembahasan
serta pemanjangan otot
(ekstensibilitas) jaringan lunak
Berdasarkan hasil penelitian
partikular yang menentukan
mengenai tingkat keletihan pada
fleksibilitas. Fleksibilitas ini
pasien hemodialisa menunjukkan
berkaitan dengan kemampuan sendi
bahwa responden yang melakukan
untuk bergeser maupun bergerak
flexibility exerise mengalami
serta kemampuan jaringan ikat
penurunan tingkat keletihan.
partikular (Kisner & Colby, 2016,
Pengukuran tingkat keletihan
h.76). Dengan melakukan latihan
sebelum dilakukan flesxibility
fleksibilitas terjadi respon otot 1. Rata-rata tingkat keletihan
terhadap peregangan, yaitu ketika kelompok intervensi sebelum
otot diregangkan atau dan sesudah intervensi adalah
dipanjangkan. Hal ini dapat 38,33-43,53.
meningkatkan fleksibilitas otot, 2. Rata-rata tingkat keletihan
sehingga responden mengalami kelompok kontrol sebelum dan
penurunan tingkat keletihan. sesudah intervensi adalah
Latihan yang dilakukan 36,93-33,20.
merangsang pertumbuhan 3. Rata-rata tingkat keletihan
pembuluh darah yang kecil sesudah intervensi pada
(kapiler) dalam otot. Hal ini akan kelompok intervensi dan
membantu tubuh untuk efisien kontrol adalah 22,33-8,67.
menghantarkan oksigen ke otot, 4. Berdasarkan hasil penelitian
dapat memperbaiki sirkulasi secara menjelaskan mengenai
menyeluruh dan menurunkan perbedaan rata-rata tingkat
tekanan darah serta mengeluarkan keletihan antara pasien
hasil sampah metabolik yang eksperimen 22,33 dan kontrol
mengiritasi seperti asam laktat dari 8,67, dengan nilai p value
dalam otot yang dikeluarkan saat 0,000 < 0,05. Maka H0 ditolak,
dilakukan hemodialisis sehingga artinya terdapat perbedaan
pengeluaran yang dihasilkan saat antara kelompok eksperimen
menjalani hemodialisis bertambah dengan kontrol.
dengan hasil dari latihan fisik yang 5. Ada pengaruh pemberian
dilakuakan sebelumnya. Berbeda flexibility exercise terhadap
dengan pasien yang menjalani tingkat keletihan pasien
hemodialis tanpa latihan fisik intra hemodialisa ditunjukkan
dialisis. Hasil penelitian ini sesuai dengan adanya penurunan
dengan teori Parson(2006) dalam tingkat keletihan dari 38,33
penelitian Sulistyaningsih (2014) menjadi 43,53 yang
yang menyatakan latihan fisik yang menandakan tingkat keletihan
dilakukan selama dialisis dapat semakin rendah dengan p value
meningkatkan aliran darah pada = 0,020.
otot dan memperbesar jumlah
kapiler serta memperbesar luas 2. Saran
permukaan kapiler sehingga
meningkatkan perpindahan urea Berdasarkan hasil penelitian
dan toksin dari jaringan ke vaskuler yang didukung oleh hasil
kemudian dialirkan ke dializer atau pengolahan data, peneliti
mesin hemodialisis. mmberikan saran antara lain :

D. SIMPULAN DAN SARAN a) Bagi responden

1. Simpulan Melihat hasil penelitian ini


disarankan kepada pasien
Berdasarkan hasil penelitian hemodialisa agar
dan pembahasan yang telah mengupayakan melakukan
diuraikan sebelumnya maka flexibility exercise secara
simpulan yang dapat diambil mandiri. Baik pada saat
dari penelitian ini adalah hemodialisis maupun di rumah
sebagai berikut: secara rutin.
b) Bagi Unit Hemodialisa
RSUD Kraton Pekalongan Dharma, KK. (2011). Metode Penelitian
Menjadi standar Keperawatan. CV. Trans Info
operasional prosedur (SOP) Media : Jakarta.
dalam manajemen keletihan
pasien gagal ginjal kronik IRR. (2016). Program Indonesian Renal
selama hemdialisa. Registry. Indonesian Renal
Registry : Jakarta.
c) Bagi profesi keperawatan
Hasil ini dapat menjadi Jhamb, M. (2008). Fatigue in Patients
alternatif intervensi Receiving Maintenance Dialysis: A
keperawatan berdasarkan Review of Definitions, Measures,
EBPN (Evidence Based and Contributing Factors.Am J
Practice in Nursing) untuk Kidney Dis. vol. 52, no. 2, hh.
mengatasi keletihan pada 353-365.
pasien hemodialisa.
(2009). Correlates and Outcomes
d) Bagi peneliti selanjutnya of Fatigue among Incident Dialysis
Ada berbagai alat Patients. Clinical Journal of the
(instrumen) dan terapi American Society of
modalitas lain yang bisa Nephrology.vol. 4, hh. 1779-1786.
digunakan dalam
mengurangi tingkat Joni, Y. N., Nur, M. B. & Rayasari, F. (
keletihan. Misalnya, masase 2019). Efektivitas Exercise
untuk mengurangi keletihan Intradialisis Menggunakan Barbell
dengan menggunakan dan Range Of Motion (ROM)
instrumen FSS (Fatigue Terhadap Adekuasi Hemodialisa
Severity Scale). Pada Pasien Penyakit Gagal
Ginjal Kronik. Jurnal Keperawatan
Silampari, Vol.2 (2).
E. DAFTAR PUSTAKA
Kisner, C & Colby, LA. (2016). Terapi
Latihan Dasar dan Teknik. EGC : Jakarta.
Arikunto, S. (2010) . Manajemen
Penelitian. Rineka Cipta : Jakarta. Kemenkes RI .(2018). Cegah dan
kendalikan penyakit ginjal dengan
Arovah, N. I. (2016). Fisioterapi cerdik dan patuh. Kementrian
Olahraga.EGC : Jakarta. Kesehatan RI : Jakarta.
Astuti, N.M. (2014). Efektivitas stretcing Leutholtz, B.C & Rippol, I. (2011).
exercise dan pernafasan yoga Exercise and Disease Management.
terhadap regulasi tekanan darah CRC Press : USA.
dan kualitas hidup klien ESRD
yang menjalani hemodialisa di Muhammad, As’adi. (2012). Serba Serbi
RUMKITAL dr. Ramelan Gagal Ginjal. DIVA Press : Jogjakarta.
Surabaya. Jurnal Ilmiah
Kesehatan, vol.10, No, 2, h.227. Musavian, A.S., & Alavi,N. M. (2015).
Comapring the Effects of Acvtive
Dahlan, M.S. (2014). Statistik Untuk and Passive Intradialityc Exercise
Kedokteran dan Kesehatan. on Dialysis Efficacy, Electrolytes,
Epidemiologi Indonesia : Jakarta.
Hemoglobin, Hematocrit, Blood Otot Pasien Penyakt Ginjal Kronik Di
Plessure and Health-Related Rumah sakit Umum Daerah Kota
Quality of Life. Nurs Midwifery Semarang, Prosiding Konferensi
Stud vol. 4(1). Nasional II PPNI Jawa Tengah.
Maniam, R. (2014). Preliminary study of Sjamsuhidajat, de Jong. (2017). Buku Ajar
an exercise programme for Ilmu Bedah. Ed-4. EGC : Jakarta.
reducing fatigue and
improving sleep among long-term Suharti. (2016). Perkembangan Gerak :
haemodialysis patients, Med J Kelentukan (Flexibility).Jurnal
Singapore, vol. 55, no. 9, hh. 476- Pendidikan Olahraga dan
480 Kesehatan “GELORA”, vol. 3, no.2, hh.
502- 505.
Margareth, T.H. (2015). Asuhan
Keperawatan Medikal Bedah dan
Sulistini, R, Yetti, K & Hariyati, TS.
Penyakit Dalam. Nuha Medika :
(2012). Faktor Faktor Yang
Yogyakarta.
Mempengaruhi Fatigue Pada Pasien
Milam, R. H. (2016). Exercise Guidelines Yang Menjalani Hemodialisa, Jurnal
For Chronic Kidney Disease Patients, Keperawatan Indonesia, vol.15, no. 2,
Journal of Renal Nutrition, vol.26, no. 4, h.76.
h. 23.
Rhee, S.Y,. Song, J.K,, & Hong, S.C.
Notoatmojo, S. (2010). Metodologi 2019. Intradialytic Exercise
Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta Improves Physical Function and
: Jakarta Reduces Intradialytic Hypotension
and Depression in Hemodialysis
Nursalam. (2017). Metodologi Penelitian patients. Korean J Intern Med
Ilmu Keperawatan. Ed-4. (KJIM); 34: 588-598).
Salemba Medika : Jakarta.
Tao, L & Kendall, K. (2014). Sinopsis
O’Challaghan, C. (2009). At a Glance Organ System Ginjal. KARISMA
SISTEM GINJAL. Ed-2. Penerbit Publishing Group : Tangerang
Erlangga : Jakarta Selatan

Sakitri, G., Makiya, N. & Khoiriyati, A. Terry, CL & Weaver, A. (2013).


(2017). Pengaruh Intradialytic Keperawatan Kritis. Yogyakarta : Rapha
Exercise Terhadap Fatigue Pasien Publishing.
Hemodialisa di RSUP dr. Soeradji
Tirtonegoro Klaten. Media Thejaswi, V.R. (2016). Effectiveness of
Publikasi Penelitian, Vol.15 (1). Leg Stretch Exercises on Fatigue
among Patients Undergoing
Septiwi, C. (2013). Pengaruh Breathing Haemodialysis. International
Exercise Terhadap Level Fatigue Jurnal of Applied Research, vol. 2,
Pada Pasien Hemodialisis di no. 6, h. 7.
RSPAD Gatoto Subroto Jakarta.
Jurnal Keperawatan Soedirman, Wahyuni, D.S. (2014). Fisioterapi umum.
vol.6 (1). Graha Ilmu : Yogyakarta.
Sulistyaningsih, DR. (2014). Efektifitas
Latihan Fisik Selama Hemodialisa
Terhadap Peningkatan Kekuatan

Anda mungkin juga menyukai