Anda di halaman 1dari 48

LAPORAN PENDAHULUAN

A. Konsep Keluarga
1. Definisi Keluarga
Keluarga merupakan perkumpulan dua atau lebih
individu yang diikat oleh hubungan darah, perkawinan atau
adopsi, dan tiap-tiap anggota keluarga selalu berinteraksi satu
dengan yang lain (Mubarak, 2011).
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang
terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang
berkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap
dalam keadaan saling ketergantungan (Setiadi, 2012).
Sedangkan menurut Friedman keluarga adalah unit dari
masyarakat dan merupakan lembaga yang mempengaruhi
kehidupan masyarakat. Dalam masyarakat, hubungan yang
erat antara anggotanya dengan keluarga sangat menonjol
sehingga keluarga sebagai lembaga atau unit layanan perlu di
perhitungkan.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa
keluarga yaitu sebuah ikatan (perkawinan atau kesepakatan),
hubungan (darah ataupun adopsi), tinggal dalam satu atap yang
selalu berinteraksi serta saling ketergantungan.

2. Fungsi Keluarga
Keluarga mempunyai 5 fungsi yaitu :
a. Fungsi Afektif
Fungsi afektif berhubungan erat dengan fungsi internal
keluarga yang merupakan basis kekuatan keluarga. Fungsi
afektif berguna untuk pemenuhan kebutuhan psikososial.
Keberhasilan fungsi afektif tampak pada kebahagiaan dan
kegembiraan dari seluruh anggota keluarga. Komponen
yang perlu dipenuhi oleh keluarga dalam melaksanakan
fungsi afektif adalah (Friedman, M.M et al., 2010) :
1) Saling mengasuh yaitu memberikan cinta kasih,
kehangatan, saling menerima, saling mendukung antar
anggota keluarga.
2) Saling menghargai, bila anggota keluarga saling
menghargai dan mengakui keberadaan dan hak setiap
anggota keluarga serta selalu mempertahankan iklim
positif maka fungsi afektif akan tercapai.
3) Ikatan dan identifikasi ikatan keluarga di mulai sejak
pasangan sepakat memulai hidup baru.
b. Fungsi Sosialisasi
Sosialisasi di mulai sejak manusia lahir. Keluarga
merupakan tempat individu untuk belajar bersosialisasi,
misalnya anak yang baru lahir dia akan menatap ayah, ibu
dan orang-orang yang ada disekitarnya. Dalam hal ini
keluarga dapat Membina hubungan sosial pada anak,
Membentuk norma-norma tingkah laku sesuai dengan tingkat
perkembangan anak, dan Menaruh nilai-nilai budaya
keluarga.
c. Fungsi Reproduksi
Fungsi reproduksi untuk meneruskan keturunan dan
menambah sumber daya manusia. Maka dengan ikatan
suatu perkawinan yang sah, selain untuk memenuhi
kebutuhan biologis pada pasangan tujuan untuk
membentuk keluarga adalah meneruskan keturunan.
d. Fungsi Ekonomi
Merupakan fungsi keluarga untuk memenuhi kebutuhan
seluruh anggota keluarga seperti memenuhi kebutuhan
makan, pakaian, dan tempat tinggal.
e. Fungsi Perawatan Kesehatan
Keluarga juga berperan untuk melaksanakan praktik asuhan
keperawatan, yaitu untuk mencegah gangguan kesehatan atau
merawat anggota keluarga yang sakit. Keluarga yang dapat
melaksanakan tugas kesehatan berarti sanggup
menyelesaikan masalah kesehatan.

3. Tahap-Tahap Perkembangan Keluarga


Berdasarkan konsep Duvall dan Miller, tahapan
perkembangan keluarga dibagi menjadi 8 :
a. Keluarga Baru (Berganning Family)
Pasangan baru nikah yang belum mempunyai anak. Tugas
perkembangan keluarga dalam tahap ini antara lain yaitu
membina hubungan intim yang memuaskan, menetapkan
tujuan bersama, membina hubungan dengan keluarga lain,
mendiskusikan rencana memiliki anak atau KB, persiapan
menjadi orangtua dan memahami prenatal care
(pengertian kehamilan, persalinan dan menjadi orangtua).
b. Keluarga dengan anak pertama < 30bln (child bearing)
Masa ini merupakan transisi menjadi orangtua yang akan
menimbulkan krisis keluarga. Tugas perkembangan
keluarga pada tahap ini antara lain yaitu adaptasi
perubahan anggota keluarga, mempertahankan hubungan
yang memuaskan dengan pasangan, membagi peran dan
tanggung jawab, bimbingan orangtua tentang pertumbuhan
dan perkembangan anak, serta konseling KB post partum 6
minggu.
c. Keluarga dengan anak pra sekolah
Tugas perkembangan dalam tahap ini adalah
menyesuaikan kebutuhan pada anak pra sekolah (sesuai
dengan tumbuh kembang)
d. Keluarga dengan anak sekolah (6-13 tahun)
Keluarga dengan anak sekolah mempunyai tugas
perkembangan keluarga seperti membantu sosialisasi anak
terhadap lingkungan luar rumah, mendorong anak untuk
mencapai pengembangan daya intelektual, dan
menyediakan aktifitas anak.
e. Keluarga dengan anak remaja (13-20 tahun)
Tugas perkembangan keluarga pada saat ini adalah
pengembangan terhadap remaja, memelihara komunikasi
terbuka, mempersiapkan perubahan sistem peran dan
peraturan anggota keluarga untuk memenuhi kebutuhan
tumbuh kembang anggota keluarga.
f. Keluarga dengan anak dewasa
Tugas perkembangan keluarga mempersiapkan anak untuk
hidup mandiri dan menerima kepergian anaknya, menata
kembali fasilitas dan sumber yang ada dalam keluarganya.
g. Keluarga usia pertengahan (middle age family)
Tugas perkembangan keluarga pada saat ini yaitu
mempunyai lebih banyak waktu dan kebebasan dalam
mengolah minat sosial, dan waktu santai, memulihkan
hubungan antara generasi muda-tua, serta persiapan masa
tua.

h. Keluarga lanjut usia


Dalam perkembangan ini keluarga memiliki tugas seperti
penyesuaian tahap masa pensiun dengan cara merubah
cara hidup, menerima kematian pasangan, dan
mempersiapkan kematian, serta melakukan life review
masa lalu.
4. Tugas keluarga dalam bidang kesehatan adalah sebagai berikut :
a. Keluarga mampu mengenal masalah kesehatan
b. Keluarga mampu mengambil keputusan untuk melakukan
tindakan
c. Keluarga mampu melakukan perawatan terhadap anggota
keluarga yang sakit
d. Keluarga mampu menciptakan lingkungan yang
dapat meningkatkan kesehatan
e. Keluarga mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan yang
terdapat di lingkungan setempat.

B. Hipertensi
1. Definisi Hipertensi
Hipertensi merupakan suatu keadaan yang
menyebabkan tekanan darah tinggi secara terus-menerus
dimana tekanan sistolik lebih dari 140 mmHg, tekanan
diastolik 90 mmHg atau lebih. Hipertensi atau penyakit darah
tinggi merupakan suatu keadaan peredaran darah meningkat
secara kronis. Hal ini terjadi karena jantung bekerja lebih
cepat memompa darah untuk memenuhi kebutuhan oksigen
dan nutrisi di dalam tubuh (Koes Irianto, 2014).
Hipertensi juga merupakan faktor utama terjadinya
gangguan kardiovaskular. Apabila tidak ditangani dengan baik
dapat mengakibatkan gagal ginjal, stroke, dimensia, gagal
jantung, infark miokard, gangguan penglihatan dan hipertensi
(Andrian Patica N E- journal keperawatan volume 4 nomor 1,
Mei 2016).

2. Jenis Hipertensi
Hipertensi dapat didiagnosa sebagai penyakit yang
berdiri sendiri tetapi sering dijumpai dengan penyakit lain,
misalnya arterioskeloris, obesitas, dan diabetes militus.
Berdasarkan penyebabnya, hipertensi dapat dikelompokkan
menjadi dua golongan yaitu (WHO, 2014) :
a. Hipertensi esensial atau hipertensi primer
Sebanyak 90-95 persen kasus hipertensi yang terjadi tidak
diketahui dengan pasti apa penyebabnya. Para pakar
menemukan hubungan antara riwayat keluarga penderita
hipertensi (genetik) dengan resiko menderita penyakit ini.
Selain itu juga para pakar menunjukan stres sebagai
tertuduh utama, dan faktor lain yang mempengaruhinya.
Faktor-faktor lain yang dapat dimasukkan dalam penyebab
hipertensi jenis ini adalah lingkungan, kelainan
metabolisme, intra seluler, dan faktor-faktor ynag
meningkatkan resikonya seperti obesitas, merokok,
konsumsi alkohol, dan kelainan darah.

b. Hipertensi renal atau hipertensi sekunder


Pada 5-10 persen kasus sisanya, penyebab khususnya
sudah diketahui, yaitu gangguan hormonal, penyakit
diabetes, jantung, ginjal, penyakit pembuluh darah atau
berhubungan dengan kehamilan. Kasus yang sering terjadi
adalah karena tumor kelenjar adrenal. Garam dapur akan
memperburuk resiko hipertensi tetapi bukan faktor
penyebab.
Tabel 1. Klasifikasi Tekanan Darah Pada Orang Dewasa

Kategori Sistolik Diastolik


mmHg mmHg
Normal < 130 < 85
mmHg mmHg
Normal Tinggi 130-139 85-89
mmHg mmHg
Stadium 1 140-159 90-99
(HipertensiRingan) mmHg mmHg
Stadium 2 160-179 100-109
(HipertensiSedang) mmHg mmHg
Stadium 3 180-209 110-119
(HipertensiBerat) mmHg mmHg
Stadium 4 201 120
(HipertensiSangatBeratatauMaligna) mmHg mmHg
ataulebih ataulebih
Sumber : Heniwati, 2008
3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hipertensi
a. Faktor resiko yang tidak dapat dikontrol :
1) Jenis kelamin

Prevalensi terjadinya hipertensi pada pria dengan


wanita. Wanita diketahui mempunyai tekanan darah
lebih rendah dibandingkan pria ketika berusia 20-30
tahun. Tetapi akan mudah menyerang pada wanita
ketika berumur 55 tahun sekitar 60% menderita
hipertensi berpengaruh pada wanita. Hal ini dikaitkan
dengan perubahan hormon pada wanita setelah
menopause (Endang Triyanto, 2014).
2) Umur
Perubahan tekanan darah pada seseorang secara stabil
akan berubah di usia 20-40 tahun. Setelah itu akan
cenderung lebih meningkat secara cepat. Sehingga,
semakin bertambah usia seseorang maka tekanan darah
semakin meningkat. Jadi seorang lansia cenderung
mempunyai tekanan darah lebih tinggi dibandingkan
diusia muda (Endang Triyanto, 2014).
3) Keturunan (genetik)
Adanya faktor genetik tentu akan berpengaruh
terhadap keluarga yang telah menderita hipertensi
sebelumnya. Hal ini terjadi adanya peningkatan kadar
sodium intraseluler dan rendahnya rasio antara
potasium terhadap sodium individu sehingga pada
orang tua cenderung beresiko lebih tinggi menderita
hipertensi dua kali lebih besar dibandingan dengan
orang yang tidak mempunyai riwayat keluarga dengan
hipertensi (Buckman, 2010).
4) Pendidikan

Tingkat pendidikan secara tidak langsung


mempengaruhi tekanan darah. Tingginya resiko
hipertensi pada pendidikan yang rendah,
kemungkinan kurangnya pengetahuan dalam
menerima informasi oleh petugas kesehatan sehingga
berdampak pada perilaku atau pola hidup sehat
(Armilawaty, Amalia H, Amirudin R., 2007).
b. Faktor resiko hipertensi yang dapat dikonrol
1) Obesitas
Pada usia pertengahan dan usia lanjut, cenderung
kurangnya melakukan aktivitas sehingga asupan kalori
mengimbangi kebutuhan energi, sehingga akan terjadi
peningkatan berat badan atau obesitas dan akan
memperburuk kondisi (Anggara, F.H.D., & N.
Prayitno, 2013).
2) Kurang olahraga
Jika melakukan olahraga dengan teratur akan mudah
untuk mengurangi peningkatan tekanan darah tinggi
yang akan menurunkan tahanan perifer, sehigga
melatih otot jantung untuk terbiasa melakuakn
pekerjaan yang lebih berat karena adanya kondisi
tertentu.
3) Kebiasaan merokok
Merokok dapat meningkatkan tekanan darah. Hal ini
dikarenakan di dalam kandungan nikotik yang dapat
menyebabkan penyempitan pembuluh darah.
4) Konsumsi garam berlebihan
WHO merekomendasikan konsumsi garam yang dapat
mengurangi peningkatan hipertensi. Kadar sodium yang
direkomendasikan adalah tidak lebih dari 100 mmol
(sekitar 2,4 gram sodium atau 6 gram) (H. Hadi Martono
Kris Pranaka, 2014-2015).
5) Minum alkohol
Ketika mengonsumsi alkohol secara berlebihan akan
menyebabkan peningkatan tekanan darah yang
tergolong parah karena dapat menyebabkan darah di
otak tersumbat dan menyebabkan stroke.
6) Minum kopi
Satu cangkir kopi mengandung kafein 75-200 mg,
dimana dalam satu cangkir kopi dapat meningkatakan
tekanan darah 5- 10 mmHg.
7) Kecemasan
Kecemasan akan menimbulkan stimulus simpatis yang
akan meningkatkan frekuensi jantung, curah jantung
dan resistensi vaskuler, efek samping ini akan
meningkatkan tekanan darah. Kecemasan atau stress
meningkatkan tekanan darah sebesar 30 mmHg. Jika
individu meras cemas pada masalah yang di hadapinya
maka hipertensi akan terjadi pada dirinya. Hal ini
dikarenakan kecemasan yang berulang-ulang akan
mempengaruhi detak jantung semakin cepat sehingga
jantung memompa darah keseluruh tubuh akan
semakin cepat.
C. Asuhan Keperawatan Keluarga Dengan Hipertensi
Asuhan keperawatan keluarga merupakan suatu rangkaian
kegiatan dalam praktek keperawatan yang diberikan pada klien
sebagai anggota keluarga pada tatanan komunitas dengan
menggunakan proses keperawatan, berpedoman pada standar
keperawatan dalam lingkup wewenang serta tanggung jawab
keperawatan (WHO, 2014).
Asuhan keperawatan keluarga adalah suatu rangkaian yang
diberikan melalui praktik keperawatan dengan sasaran keluarga.
Asuhan ini bertujuan untuk menyelesaikan masalah kesehatan
yang dialami keluarga dengan menggunakan pendekatan proses
keperawatan, yaitu sebagai berikut (Heniwati, 2008) :

1. Pengkajian
Pengkajian merupakan langkah awal pelaksanaan asuhan
keperawatan, agar diperoleh data pengkajian yang akurat dan
sesuai dengan keadaan keluarga. Sumber informasi dari
tahapan pengkaajian dapat menggunakan metode wawancara
keluarga, observasi fasilitas rumah, pemeriksaan fisik pada
anggota keluarga dan data sekunder.
Hal-hal yang perlu dikaji dalam keluarga adalah :
a. Data Umum
Pengkajian terhadap data umum keluarga
meliputi :
1. Nama kepala keluarga
2. Alamat dan telepon
3. Pekerjaan kepala keluarga
4. Pendidikan kepala keluarga
5. Komposisi keluarga dan genogram
6. Tipe keluarga
7. Suku bangsa
8. Agama
9. Status sosial ekonomi keluarga
10. Aktifitas rekreasi keluarga
b. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga meliputi :
1) Tahap perkembangan keluarga saat ini ditentukan
dengan anak tertua dari keluarga inti.
2) Tahap keluarga yang belum terpenuhi yaitu
menjelaskan mengenai tugas perkembangan yang belum
terpenuhi oleh keluarga serta kendala mengapa tugas
perkembangan tersebut belum terpenuhi.
3) Riwayat keluarga inti yaitu menjelaskan mengenai
riwayat kesehatan pada keluarga inti yang meliputi
riwayat penyakit keturunan, riwayat kesehatan masing-
masing anggota keluarga, perhatian terhadap
pencegahan penyakit, sumber pelayanan kesehatan yang
biasa digunakan keluarga serta pengalaman-
pengalaman terhadap pelayanan kesehatan.
4) Riwayat keluarga sebelumnya yaitu dijelaskan
mengenai riwayat kesehatan pada keluarga dari pihak
suami dan istri.
c. Data Lingkungan
1) Karakteristik rumah
2) Karakteristik tetangga dan komunitas RW
3) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
4) Sistem pendukung keluarga
d. Struktur keluarga
1) Pola komunikasi keluarga yaitu menjelaskan mengenai
cara berkomunikasi antar anggota keluarga.
2) Struktur kekuatan keluarga yaitu kemampuan anggota
keluarga mengendalikan dan mempengaruhi orang lain
untuk merubah perilaku.
3) Struktur peran yaitu menjelaskan peran dari masing-
masing anggota keluarga baik secara formal maupun
informal.
4) Nilai atau norma keluarga yaitu menjelaskan mengenai
nilai dan norma yang dianut oleh keluarga yang
berhubungan dengaan kesehatan.
5) Fungsi keluarga :
a) Fungsi afèktif, yaitu perlu dikaji gambaran diri
anggota keluarga, perasaan memiliki dan dimiliki
dalam keluarga, dukungan keluarga terhadap anggota
keluarga lain, bagaimana kehangatan tercipta pada
anggota keluarga dan bagaimana keluarga
mengembangkan sikap saling menghargai.
b) Fungsi sosialisai, yaitu perlu mengkaji bagaimana
berinteraksi atau hubungan dalam keluarga, sejauh
mana anggota keluarga belajar disiplin, norma,
budaya dan perilaku.
c) Fungsi perawatan kesehatan, yaitu meenjelaskan
sejauh mana keluarga menyediakan makanan,
pakaian, perlu dukungan serta merawat anggota
keluarga yang sakit. Sejauh mana pengetahuan
keluarga mengenal sehat sakit. Kesanggupan
keluarga dalam melaksanakan perawatan kesehatan
dapat dilihat dari kemampuan keluarga dalam
melaksanakan tugas kesehatan keluarga, yaitu
mampu mengenal masalah kesehatan, mengambil
keputusan untuk melakukan tindakan, melakukan
perawatan kesehatan pada anggota keluarga yang
sakit, menciptakan lingkungan yang dapat
meningkatan kesehatan dan keluarga mampu
memanfaatkan fasilitas kesehatan yang terdapat di
lingkungan setempat.
d) Pemenuhan tugas keluarga. Hal yang perlu dikaji
adalah sejauh mana kemampuan keluarga dalam
mengenal, mengambil keputusan dalam tindakan,
merawat anggota keluarga yang sakit, menciptakan
lingkungan yang mendukung kesehatan dan
memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan yang
ada.
6) Stres dan koping keluarga
a) Stressor jaangka pendek dan panjang
(1) Stressor jangka pendek yaitu stressor yang
dialami keluarga yang memerlukan penyelesaian
dalam waktu kurang dari 5 bulan.
(2) Stressorr jangka panjang yaitu stressor yang
dialami keluarga yang memerlukan penyelesaian
dalam waktu lebih dari 6 bulan.
b) Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi/
stressor
c) Strategi koping yang digunakan keluarga bila
menghadapi permasalahan.
d) Strategi adaptasi fungsional yang divunakan bila
menghadapi permasalah
e) Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan terhadap semua
anggotaa keluarga. Metode yang digunakan pada
pemeriksaan fisik tidak berbeda dengan pemeriksaan
fisik di klinik. Harapan keluarga yang dilakukan
pada akhir pengkajian, menanyakan harapan
keluarga terhadap petugas kesehatan yang ada.
2. Diagnosa keperawatan
Dari pengkajian asuhan keperawatan keluarga di atas
maka diagnosa keperawatan keluarga yang mungkin muncul
adalah :
a. Manajemen kesehatan keluarga tidak efektif, yaitu pola
penanganan masalah kesehatan dalam keluarga tidak
memuaskan untuk memulihkan kondisi kesehatan anggota
keluarga.
b. Manajemen kesehatan tidak efektif, yaitu pola pengaturan
dan pengintegrasian penanganan masalah kesehatan ke
dalam kebiasaan hidup sehari-hari tidak memuaskan untuk
mencapai status kesehatan yang diharapkan.
c. Pemeliharaan kesehatan tidak efektif, yaitu
ketidakmampuan mengidentifikasi, mengelola dan atau
menemukan bantuan untuk mempertahankan kesehatan.
d. Kesiapan peningkatan koping keluarga yaitu pola adaptasi
anggota keluarga dalam mengatasi situasi yang dialami klien
secara efektif dan menunjukkan keinginan serta kesiapan
untuk meningkatkan kesehatan keluarga dan klien.
e. Penurunan koping keluarga yaitu ketidakefektifan
dukungan, rasa nyaman, bantuan dan motivasi orang
terdekat (anggota keluarga atau orang berarti) yang
dibutuhkan klien untuk mengelola atau mengatasi masalah
kesehatan.
3. Intervensi
N SDKI SLKI SIKI
O
1. Manajemen kesehatan Manajemen kesehatan Dukungan koping
keluarga tidak efektif keluarga keluarga
b.d kompleksitas Ekspektasi : Meningkat
program Kriteria hasil Tindakan
perawatan/pengobatan - Kemampuan Observasi :
d.d mengungkapkan menjelaskan masalah - Identifikasi respons
tidak memahami kesehatan yang emosional terhadap
masalah kesehatan dialami meningkat kondisi saat ini
yang di derita - Aktivitas keluarga - Identifikasi beban
mengatasi masalah prognosis secara
kesehatan tepat psikologis
meningkat - Identifikasi
- Tindakan untuk pemahaman
mengurangi faktor tentang keputusan
resiko meningkat perawatan setelah
- Verbalisasi kesulitan pulang
menjalankan - Identifikasi
perawatan yang kesesuaian antara
ditetapkan menurun harapan pasien,
- Gejala penyakit keluarga dan
anggota keluarga tentang kesehatan
menurun
Terapeutik :
- Dengarkan
masalah,perasaan
dan pertanyyan
keluarga
- Terima nilai-nilai
keluarga dengan
cara tidak
menghakimi
- Diskusikan rencana
medis dan
perawatan

Edukasi :
- Informasikan
kemajuan klien
secara berkala
- Informasikan
fasilitas perawatan
kesehatan yang
tersedia
Koordinasi diskusi
keluarga

Tindakan
Observasi :
- Identifikasi
gangguan
kesehatan setiap
anggota keluarga
Terapeutik :
- Ciptakan suasana
rumah yang sehat dan
mendukung
perkembangan
kepribadian anggota
keluarga
- Fasilitasi keluarga
mendiskusikan
masalah kesehatan
yang sedang di alami
- :ertahankan hubungan
timbal balik antara
keluarga dengan
fasilitas kesehatan
- Libatkan keluarga
dala mengambil
keputusan untuk
melakukan tindakan
yang tepat
- Berikan perawatan
kepada keluarga yang
sakit
2. Manajemen kesehatan Manajemen kesehatan Dukungan
tidak efektif b.d Ekspektasi :Meningkat pengambilan
kompleksitas program Kriteria hasil keputusan
perawatan/pengobatan - Melakukan tindakan Tindakan
d.d aktivitas tidur untuk mengurangi Observasi :
sehari-hari tidak faktor resiko - Identifikasi
efektif untuk meningkat responsi mengenai
memenuhi tujuan - Menegakkan masalah dan
kesehatan program pengobatan informmasi saat
meningkat pembuatan
- Aktivitas hidup keputusan
sehari-hari efektif kesehatan
memenuhi tujuan Terapeutik :
kesehatan meningkat - Fasilitasi
- Verbalisasi kesulitan mengklasifikasi
dalam menjalani nilai dan harapan
program yang membantu
perawatan/pengobata membuat pilihan
n - Diskusikan
kelebihan dan
kekurangan dari
setiap solusi
- Fasilitasi melihat
situasi sesuai
realistik
- Motivasi
mengungkapkan
tujuan perawatan
yang diterapkan
Edukasi :
- Informasikan
alternatif solusi
secara jelas
- Brikan informasi
yang diberikan
pasien

Edukasi kesehatan
Tindakan
Observasi :
- Identifikasi
kesiapan dan
kemampuan
menerima
informasi
- Identifikasi faktor-
faktor yang
meningkatkan dan
menurunkan
motivasi perilaku
hidup bersih dan
sehat
Terapeutik :
- Sediakan materi
dan media
pendidikan
kesehatan
- Berikan
kesempatan untuk
bertanya
Edukasi :
- Jelaskan faktor
resiko yang dapat
mempengaruhi
faktor kesehatan
- Anjurkan perilaku
hidup bersih dan
sehat
3.

ASUHAN KEPERAWATAN
A. IDENTITAS UMUM KELUARGA
1. Identitas Kepala Keluarga
Nama : Tn. F
Umur : 49 Tahun
Agama : Kristen
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Karyawan Swasta
Alamat : Afd

2. Komposisi Keluarga
N Nama L/P Umur Hub. Pekerjaa Pendidikan
O Keluarga n
1. Tn. F L 49 Suami K. Swasta SD
2. Ny. O P Tahun Istri - SD
3. An. H L 44 Anak
4. An. Y L Tahun Anak SMK
5. An. A P 26 Anak - Kuliah
6. An. T L Tahun Anak - SMA
24
Tahun
22
Tahun
20
Tahun

3. Genogram

X X
X X
X X

Gambar 1. Genogram
Keterangan

: Laki-laki
: Perempuan
: Kepala Keluarga Tn. F
: Tinggal serumah
X : Meninggal

4. Type Keluarga
a. Jenis type keluarga
Type keluarga Tn. F adalah type keluarga inti yang terdiri dari suami,
istri dan anak
b. Masalah yang terjadi dengan type tersebut
Tn. F mengatakan tidak ada masalah dengan type keluarganha tersebut

5. Suku Bangsa
a. Asal suku bangsa
Tn. F mengatakan suku yang dianut yaitu Nias atau suku Bangsa
Indonesia.
b. Budaya yang berhubungan dengan kesehatan
Tn. F mengatakan kebudayaan yang dianut tidak bertentangan dengan
masalah kesehatan, Tn. F mengatakan bahasa yang di gunakan sehari-
hari adalah bahasa Indonesia jika sedang bersama anaknya, Tn .F
mengatakan jika bersama tetangga menggunakan bahasa Nias.

6. Agama dan kepercayaan yang mempengaruhi kesehatan


Tn. F mengatakan beragama Kristen serta istri dan anaknya, setiap hari
minggu Tn. F ke Gereja. Tn. F mengatakan agama atau kepercayaan tidak
ada masalah atau mempengaruhi kesehatan.

7. Status Sosial dan Ekonomi Keluarga


a. Anggota kekuarga yang mencari nafkah
Tn. F mengatakan yang mencari nafkah adalah dirinya serta anak yang
pertama dan kedua.
b. Penghasilan
Tn. F : 1.700.000
Anak 1:
Anak 2:
c. Upaya lain
d. Harta benda
Tn. F mengatakan jika keluarganya memiliki kulkas, lemari 3 buah,
kipas angin
e. Kebutuhan yang dikeluarkan tiap bulan
 Biaya makan :
 Biaya listrik :
 Biaya sekolah :
 Lainnya :
8. Aktivitas Rekreasi Keluarga
Tn. F mengatakan rekreasi yang digunakan keluarga untuk mengisi
kekosongan waktu yaitu dengan menonton televisi bersama dirumah,
rekreasi di luar rumah kadang-kadang.
B. RIWAYAT DAN TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA
1. Tahap perkembangan keluarga saat ini (ditentukan dengan anak tertua)
Tahap perkembagan keluarga Tn. F merupakan tahapan ke VI keluarga
yang melepas anak usia dewasa muda ( mencakup anak pertama sampai
anak yterakhir yang meninggalkan rumah).

2. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi dan kendalanya


Tahap perkembangan keluarga Tn. F adalah tahapan VI, Tn. F
mengiginkan anaknya berumah tangga tetapi anaknya sedang fokus dengan
karir dan sekolah.

3. Riwayat kesehatan keluarga inti


a. Riwayat ksesehatan keluarga saat ini
Tn. F sebagai kepala keluarga mengeluh jarang sakit, Tn. F mengatakan
punya riwayat hipertensi sejak 5 tahun yang lalu. Tn. F mengatakan
rutin ke RS setiap bulan untuk cek rutin dan mengambil obat. Tn. F
mengatakan tidak ada masalah dengan istirahat, makan maupun
kenbutuhan dasar lainnya.
Saat pengakajian di dapatkan :
TD : 140/85mmHg S : 37oC BB :70
N : 85x/m R : 22x/m TB : 170
b. Riwayat penyakit keturunan
Tn. F mengatakan orang tuanya tidak ada ada memiliki penyakit yang
sama dengan dirinya.
c. Riwayat kesehatan masing-masing anggota keluarga
No Nama Umur BB Keadaan Imuniasasi Masalah Tindakan
Kesehatan (BCG/Polio/ Kesehatan yang telah
DPT/HB/Campak dilakukan
)
1. Tn. F 49 th 70 kg Tn. F mengatakan
tidak ingat

2. Ny. O 44 th 55 kg Ny.O mengatakan


tidak ingat
3. An. H 26 th 65 kg Lengkap

4. An. Y 24 th 55 kg Lengkap

5. An. A 22 th 43 kg Lengkap

6. An. T 20 th 47 kg Lengkap

d. Sumber pelayanan kesehatan yang dimanfaatkan


Tn. F mengatakan bahwa sumber pelayanan kesehatan yang digunakan
kadang-kadan Rumah Sakit dan terkadang juga di Praktik Bidan.
e. Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya
Tn. F menderita hipertensi tapi keluarganya Tn.F dari pihak
Bapak/ Ibu tidak ada yang menderita hipertensi.

C. PENGKAJIAN LINGKUNGAN
1. Karateristik Rumah
a. Luas rumah
Tn. F mengatakan luas rumah sekitar >10m, dengan berlantaikan
semen.
b. Type rumah
Tn. F mengatakan bahwa type rumahnya adalah type setangah beton.
c. Kepemilikan
Tn. F mengatakan bahwa rumah yang ditempati sekarang adalah rumah
yang ditempati hanya sementara karena Tn. F kerja di temppat dia
tinggal
d. Jumlah dan ratio kamar/ruangan
Tn. F mengatakan ada 3 buah kamar, 1 ruang tamu dan 1 untuk dapur.
e. Ventilasi/jendela
Tn. F mengatakan rumahnya memiliki ventilasi atau jendela

f. Pemanfaatan ruangan
Tn. F mengatakan
g. Septic tank/
Tn. F mengatakan bahwa tidak memiliki septic tank
h. Sumber air minum
Tn. F menagatkan bahwa sumber air minum Tn. F adalah sumur, karna
rata-rata warga di sekitar tempat tinggal Tn. F menggunakan sumur.
i. Kamar mandi/WC
Tn. F mengatakan bahwa rumah yang ditempati saat ini memiliki
kamar mandi atau WC yang terletak di dalam rumah.
j. Sampah
Tn. F mengatakan bahwa sampah yang berserakan di sekitar rumah
kadang di bakar ataupun di timbun.
k. Kebersihan lingkungan
Tn. F mengatakan bahwa lingkungannya bersih kerena setiap pagi
istrinya memberihkan halaman rumah dan setiap hari kamis warga
setempat melakukan gontong royong.
l. Denah rumah

Dapur Kamar
mandi

U
Kamar

Ruang tamu Kamar

Kamar
Gambar 2. Denah rumah

2. Karateristik Tetangga dan Komunitas RW


a. Kebiasaan
Tn. F mengatakan Hubungan antar tetangga saling membantu, bila ada
tetangga yang membangun rumah dikerjakan saling gotong royong.
b. Aturan//kesepakatan
Tn. F mengatakan masyarakat sekitar memiliki aturan atau kesepakatan
jika ada anggota masyarakat yang melanggar maka ada di beri sanksi.
c. Kebersihan lingkungan
Tn. F mengatakan lingkungan sekitar rumahnya bersih karena warga
sekitar rumahnya menjaga kebersihan lingkungan yang dilaksanakan
pada setiap hari kamis.
d. Budaya
Tn. F mengatakan kebudayaan masyarakat setempat
3. Mobilitas Geografis Keluarga
Tn. F mengatakan tidak pernah transmigrasi maupun imigrasi.
4. Perkumpulan Keluarga dan interakasi dengan masyarakat
Tn. F mengatakan mulai bekerja dari jam 07.30-14.00 WIB
5. System Pendukung Keluarga
Jumlah anggota keluarga 6 orang, ke rumah sakit datang sendiri.

D. STRUKTUR KELUARGA
1. Pola/cara Komunikasi Keluarga
Tn. F mengatakan cara komunikasi anggota keluarga menggunakan bahasa
indonesia dalam komunikasi sehari-hari dan mendapat informasi kesehatan
dari petugas kesehatan atau televisi.
2. Struktur Kekuatan Keluarga
Tn. F mengatakan menderita penyakit hipertensi , anggota keluarganya
dalam keadaan sehat.
3. Struktur Peran (peran masing-masing anggota keluarga)
Formal :
Tn. F seebagai kepala keluarga, Ny. O sebagai istri, An. H, An. Y, An. A
dan An. T sebagai anak.
Informal :
Tn. F dibantu anaknya jaga dalam mencari nafkah
4. Nilai dan Norma Kleuarga
Keluarga percaya bahwa hidup sudah ada yang mengatur, demikian pula
dengan sehat dan sakit. Keluarga juga percaya setiap sakit ada obatnya, bila
ada anggota keluarga yang sakit di bawa ke RS atau petugas kesehatan.

E. FUNGSI KELUARGA
1. Fungsi Afektif
Hubungan dengan anggota keluarga baik, mendukung bila ada keluarga ya
g sakit dibawa ke RS atau petugas kesehatan terdekat. Keluarga saling
mensuport satu sama yang lain.
2. Fungsi Sosialisasi
a. Kerukunan hidup dalam keluarga
Setiap hari keluarga hidup dengan rukun, anak selalu patuh dengan
perintah orang tua taua larangan orang tua.
b. Interaksi dan hubungan dalam keluarga
Interaksi dalam keluarga sangan baik, hubungan anak, ayah dan ibu
berjalan dengan baik.
c. Anggota keluarga yang dominan dalam pengambilan keputusan
Tn. F sebagai kepala keluarga yang dominan mengambil keputusan
dalam keluarga, dan setiap keputusan Tn. F anak dan istrinya selalu
mendukung.
d. Kegiatan keluarga waktu senggang
Keluarga memanfaatkan waktu senggang dengan menonton televisi
atau kadang-kadang keluarga bercerita tentang hari-hari yang telah
mereka lalui
e. Partisipasi dalam kegiatan social
Anggota keluarga selalu berpatisipasi dalam kegiatan social di
lingkungan masyarakat.
3. Fungsi Perawatan Kesehatan
Penyediaan makanan selalu di masak terdiri dari nasi lauk pauk dan
sayuran dengan frekuensi 3 kali sehari dan bila ada naggota keluarga yang
sakit kelaurga merawat dan mengantar ke RS atau petugas kesehatan
terdekat. Dalam merawat Tn. F masih memberikan makanan yang sama
dengan anggota keluarga yang lainnya.
4. Fungsi Reproduksi
a. Perencanaan jumlah anak
Tn. F menagatkan tidak akan menambah anak kerena anak-anaknya
sudah besar dan dia merasa susdah tua, Tn. F hanya menunggu cucu
dari anaknya saja.
b. Aseptor
Tn. F mengatakan bahwa istrinya menggunakan KB yang berupa pil.
5. Funsi Ekonomi
a. Upaya pemenuhan sandang pangan
Keluarga dapat memenuhi kebutuhan makan yang cukup
b. Pemanfaatan sumber di masyarakat
Tn. F menagakan memanfaat suber daya yang ada di masyarakat
berupa sayuran yang ditanam.

F. STRES DAN KOPING KELUARGA


1. Stressor jangka pendek
Tn. F mengatakan sering sakit kepala atau mengeluh pusing
2. Stressor jangka panjang
Tn. F khawatir karena tekanan darahnya tinggi.
3. Respon keluarga terhadap stessor
Keluarga selalu memeriksa bila ada anggota keluarga yang sakit ke RS atau
petugas kesehatan terdekat.
4. Strategi koping
Anggota keluarga selalu bermusyawarah untuk menyelesaikan masalah
yang ada.
5. Strategi adaptasi difungsi
Tn. F bila sedang sakit atau pusing maka dibuat untuk tidur atau istirahat.

G. KEADAAN GIZI KELUARGA


1. Pemenuhan Gizi
Pemenuhan gizi anggota keluarga cukup

H. HARAPAN ANGGOTA KELUARGA


1. Terdapat masalah kesehatannya
2. Sressor jangka panjang

I. PEMERIKSAAN FISIK
Tekanan Darah : 140/85
mmHg Nadi : 85 x/m
Suhu : 370C
Respirasi : 20 x/m
Berat badan : 55 kg
Tinggi badan : 160 cm
Hasil pemeriksaan laboratorium(cholesterol) : 200 mg/dl

Kepala :
simetris, berambut bersih berwarna putih, muka tidak pucat
Mata :
konjungtivitis merah muda, sklera putih terdapat gambaran tipis pembuluh
darah.
Hidung :
lubang hidung normal simetris, pernafasan vesikuler.
Mulut: bibir tidak kering, tidak ada stomatitis

Telinga: pendengaran masih normal tidak ada keluar cairan dari telinga
Leher: tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, limfe dan vena jugularis
Dada: simetris, tidak ada tarikan intercostae vokal feminus dada kanan dan
kiri sama, terdengar suara sonor pada semua lapanag paru, suara jantung
pekak, suara nafas vesikuler
Perut: simetris, tidak tampak adanya benjolan, terdengar suara tympani,
tidak ada nyeri tekan.
Extremitas: tidak ada oedema, masih dapat gerak aktif.
Eliminasi: BAB biasanya 1 kali sehari, BAK 4-5 kali sehari.
J. ANALISA DATA
No Data Subyektif Masalah Penyebab
1. DS : Manajemen Ketidakmampuan
- Keluarga mengatakan kesehatan keluarga merawat
kurang memahami cara keluarga dalam mengenal
merawat. tidak efektif masalah anggota
- Keluarga mengatakan keluarga dengan
makanan Tn”R” sama hipertensi
dengan keluarga yang lain
- Pola tidur Tn”R” tidak
sesuai dan kurang dari
kebutuhan
- Tn “R” mengatakan
khawatir tensinya semakin
tinggi dan stroke semakin
parah
- Keluarga kurang memahami
cara mengenal masalah Tn
“R” yang khawatir tensinya
akan bertambah tinggi

DO :
Keluarga tampak bingung
dengan penyakit yang diderita
Tn.R
TD : 140/85 mmHg
N : 85 x/mnt
RR : 20 x/mnt

K. SKORSING
1. Diagnosis Keperawatan
Manajemen kesehatan keluarga tidak efektif berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga merawat dalam mengenal masalah anggota
keluarga dengan hipertensi.
a. Diagnosis Keperawatan
Manajemen kesehatan keluarga tidak efektif berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga merawat dalam mengenal masalah anggota
keluarga dengan hipertensi.

Skoring data :
Tabel 4. Skoring data

No Kriteria Score Bo Nilai Pembenaran

bot
1 Sifat masalah Rasa takut menyebabkan
keadaan 3 1 3/3 x1= peningkatan TD yang dapat
masalah 1 memperburuk keadaan
2 Kemungkinan Pemberian penjelasan yang
masalah dapat 1 2 1/2 x2=1 tepat dapat membantu
diubah sebagian menurunkan rasa takut
3 Potensial Penjelasan dapat membantu
masalah untuk 2 1 2/3x1=0. mengurangi rasa takut
dicegah cukup 6
4 Menonjolnya Keluarga menyadari
masalah- 1 1 1/2x1=0. dengan mematuhi diet yang
masalah tidak 5 dianjurkan dapat
perlu ditangani mengrangi rasa khawatir
Tn”R”
Jumlah 3.1
L. PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN
Prioritas Masalah
Manajemen kesehatan keluarga tidak efektif berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga merawat dalam mengenal masalah anggota keluarga
dengan hipertensi.
M. INTERVENSI KEPERAWATAN
N. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
No Dx Keperawatan Implementasi Catatan Perkembangan
1 Manajemen kesehatan Senin, 2 Juli 2018
keluarga tidak efektif Pukul 08.00 WIB
berhubungan dengan
S : Keluarga mengatakan sudah memahami tentang cara
ketidakmampuan 1. Menganjurkan pada keluarga
merawat keluarga dengan hipertensi dengan
keluarga merawat dalam memerikasakan Tn. R setiap minggu dan
memperhatikan diet, pola tidur dan kontrol secara
mengenal masalah minum obat secara teratur.
teratur
anggota keluarga dengan 2. Memberikan penjelasan pada keluarga
O : Keluarga dapat mengungkapkan kembali cara
hipertensi tentang diet yang sesuai dengan
merawat keluarga hipertensi dengan memperhatikan
hipertensi pada makanan yang diberikan
diet, pola tidur dan kontrol teratur
Tn. R harus benar-benar rendah garam,
Makanan yang disajikan untuk Tn. R sama dengan
mengurangi makanan berlemak
anggota keluarga yang lain
3. Menganjurkan pada keluarga untuk
A : Tujuan tercapai sebagian
mengatur pola tidur pada siang hari
P : Lanjutkan Intervensi
sebaiknya digunakan untuk istirahat
Ni Nyoman P.
Ni Nyoman P.
Sambungan Tabel 6. Catatan Perkembangan

No Dx Keperawatan Implementasi Catatan Perkembangan


2. Manajemen kesehatan Selasa, 3 Juli 2018
keluarga tidak efektif Pukul 10.00 WIB
berhubungan dengan
S : Keluarga mengatakan sudah menyendirikan
ketidakmampuan 1. Menganjurkan pada keluarga
makanan Tn. R dengan anggota keluarga
keluarga merawat dalam memerikasakan Tn. R setiap minggu dan
O : Tn. R mengatakan sudah tidak takut lagi dengan
mengenal masalah minum obat secara teratur.
tensinya
anggota keluarga dengan 2. Memberikan penjelasan pada keluarga
Makanan yangdisajikan untuk Tn. R nasi, sayur asam,
hipertensi tentang diet yang sesuai dengan
lauk tahu, tempe garing
hipertensi pada makanan yang diberikan
Makanan untuk Tn. R dan anggota keluarga yang lain
Tn. R harus benar-benar rendah garam,
tersendiri
mengurangi makanan berlemak
Wajah Tn. R tampak lebih relaks
3. Menganjurkan pada keluarga untuk
A : Tujuan tercapai sebagian
mengatur pola tidur pada siang hari
P : Lanjutkan Intervensi
sebaiknya digunakan untuk istirahat
Ni Nyoman P. Ni Nyoman P.
Sambungan Tabel 6. Catatan Perkembangan
No Dx Keperawatan Implementasi Catatan Perkembangan
3. Manajemen kesehatan Rabu, 4 Juli 2018
keluarga tidak efektif Pukul 08.00 WIB
berhubungan dengan
S : Keluarga mengatakan sudah menyendirikan
ketidakmampuan 1. Menganjurkan pada keluarga
makanan Tn. R dengan anggota keluarga
keluarga merawat dalam memerikasakan Tn. R setiap minggu dan
O : Tn. R mengatakan sudah tidak takut lagi dengan
mengenal masalah minum obat secara teratur.
tensinya
anggota keluarga dengan 2. Memberikan penjelasan pada keluarga
Makanan yangdisajikan untuk Tn. R nasi, sayur asam,
hipertensi tentang diet yang sesuai dengan
lauk tahu, tempe garing
hipertensi pada makanan yang diberikan
Makanan untuk Tn. R dan anggota keluarga yang lain
Tn. R harus benar-benar rendah garam,
tersendiri
mengurangi makanan berlemak
Wajah Tn. R tampak lebih relaks
3. Menganjurkan pada keluarga untuk
A : Tujuan tercapai
mengatur pola tidur pada siang hari
P : Lanjutkan intervensi
sebaiknya digunakan untuk istirahat
4. Melatih dan mengajarkan senam
hipertensi.
Ni Nyoman P.

Ni Nyoman P.

Anda mungkin juga menyukai