Anda di halaman 1dari 9

RESUME ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.

K DENGAN DIAGNOSA
ANEMIA DI RUANG IGD RSUP DR. KARIADI SEMARANG

Disusun oleh:
Dita Rosita
G3A018085

PROGRAM STUDI NERS


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
2019
RESUME ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.K DENGAN DIAGNOSA
ANEMIA DI RUANG IGD RSUP DR. KARIADI SEMARANG

A. IDENTITAS KLIEN
Nama : Tn. K
Umur : 32 Tahun
Pekerjaan : Pegawai swasta
Status : Menikah
Alamat : Karangbendo RT 02/02 Karangrejo Semarang
No Register : C460726
Tanggal pengkajian : 05 Desember 2019
Diagnosa Medis : Anemia Berat

B. PENGKAJIAN PRIMER
1. Airway
Pada jalan nafas paten, tidak ada benda asing atau secret
2. Breathing
Menggunakan otot bantu nafas, RR 26x/menit, irama teratur, SpO2
98%.
3. Circulation
TD: 100/70 mmHg, HR: 88x/menit, suhu 360 C, akral teraba dingin,
CRT >3 detik.
4. Disability
Tingkat kesadaran composmetis GCS 15  E:4 V:5 M:6.

C. PENGKAJIAN PRIMER
1. Riwayat kesehatan
a. Keluahan utama:
Lemas
b. Riwayat penyakit sekarang:
Pasien mengatakan lemas sudah 2 minggu terasa di seluruh tubuh,
semakin lama semakin berat dan tidak bisa beraktivitas seperti
biasanya kadang sesak dan sudah 2 minggu kadang BAB
bercampur darah hitam dan BAB lunak.
c. Riwayat penyakit dahulu
Keluarga pasien mengatakan tidak mempunyai riwayat penyakit
d. Riwayat penyakit keluarga
Keluarga pasien mengatakan tidak ada riwayat penyakit keluarga
pada pasien.
e. Riwayat alergi
Keluarga pasien mengatakan pasien tidak memiliki alergi obat
maupun makanan.

2. Pemeriksaan Fisik
Kepala : Bentuk mesochepal, rambut lurus, rambut berwarna hitam
Mata : Konjungtiva anemis, sclera tak ikterik, pupil isokor,
diameter kurang lebih 2 mm, reflek cahaya mata kanan dan
kiri positif
Hidung : Tidak terdapat sekret, tidak ada cuping hidung
Telinga : Tidak ada serumen
Mulut : Mukosa bibir kering dan pucat, gigi lengkap
Leher : Tak ada pembesaran kelenjar limpha maupun tiroid, tidak
ada lesi, peningkatan JVP
Dada dan Thoraks
a) Paru – paru
I: Bentuk simetris, pengembangan dada simetris kanan = kiri,
tidak tampak penggunaan otot pernafasan tambahan
P: Steam fremitus kanan = kiri
P: Sonor
A: Vesikuler
b) Jantung
I : Ictus cordis tidak terlihat
P : Ictus cordis tidak teraba
P : pekak
A : S1 (+) S2 (+) regular
c) Abdomen
I : Tidak tampak acites
A : Bising usus (+), 18 x/menit
P : Hepar dan lien sulit teraba
P : Timpani
d) Ekstrimitas :
Atas: akral teraba dingin, terpasang infus 2 jalur Dextrose 5%
dan NaCL post tranfusi
Bawah : akral teraba dingin

3. Terapi
Oksigen nasal kanul 3 liter/menit
Infus 2 jalur : NaCl 0,9% 20 tetes/menit dan Dextrose 5% 20
tetes/menit
Injeksi:
 Asam tranex 500 mg/ 8 jam
 Ranitidine 50 mg/ 12 jam
 Diphenhidramin 1 ampul premedikasi tranfusi PRC

4. Pemeriksaan penunjang
EKG: Sinus normal rytme
Laboratorium

Nama test Hasil Satuan Nilai normal


HEMATOLOGI
Hemoglobin 3.2 g/dl 13.2-17.3 L
Hematokrit 11.4 % 32-62 L
Leukosit 8.7 10^3/uL 3.8-10.6
Trombosit 470 10^3/uL 150-400 H
Eritrosit 1.75 10^6/uL 4.4-5.9 L
RDW 18.8 % 11.6-14.8 H
MCH 18.3 pg 27-32 L
MCV 65.1 fL 76-96 L
MCHC 28.1 g/dL 29-36 L
MPV 10.5 fL 4.00-11.00

Nama test Hasil Satuan Nilai normal


KIMIA KLINIK
Glukosa sewaktu 60 mg/dL 80 – 160 L
SGOT 19 U/L 15 – 34
SGPT 17 U/L 15 – 60
Albumin 3.9 g/dL 3.4 - 5.0
Ureum 19 mg/dL 15 – 39
Kreatinin 0.8 mg/dL 0.60 – 1.30
Elektrolit
Natrium 137 mmol/L 136 – 145
Kalium 3.7 mmol/L 3.5 – 5.1
Klorida 106 mmol/L 98 – 107 H
KOAGULASI
Plasma
prothrombin time
(PPT)
Waktu 15.0 detik 11.0-14.5 H
prothrombin
PPT kontrol 15.0 detik
Partial
thromboplastin
time (PPTK)
Waktu 31.2 detik 24.0-36.0
tromboplastin
APTT Kontrol 31.7 detik

D. ANALISA DATA

No Data Fokus Etiologi Masalah


1 DS: pasien mengatakan Penurunan Perfusi jaringan
sangat lemah dan terasa konsentrasi Hb tidak efektif
berat di seluruh tubuh dalam darah
DO:
- Konjungtiva anemis
- Mukosa bibir erring
dan pucat
- Akral dingin
- Hb: 3.2 L, Ht: 11,4
L, eritrosit 1,74 L,
hematrokit 407 H
2 DS: pasien mengatakan Hipoglikemia Risiko
sangat lemah dan terasa ketidakstabilan
berat di seluruh tubuh kadar glukosa
DO: darah
- TD: 100/70 mmHg,
N: 88 x/menit, S:
36,3°C, RR: 24
x/menit
- SPO2: 98%, CRT >3
detik
- Glukosa sewaktu 60
mg/dL L

E. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Perfusi jaringan tidak efektif berhubungan dengan penurunan
konsentrasi Hb dalam darah
2. Risiko ketidakstabilan kadar glukosa darah berhubungan dengan
hipoglikemia

F. RENCANA KEPERAWATAN

No. Tujuan Intervensi Paraf


Dx

1. Setelah dilakukan tindakan Peripheral sensation Dita


keperawatan selama 7 jam management
masalah ketidakefektifan
perpusi jaringan dapat teratasi 1. Monitor adanya peka
dengan kriteria hasil: panas/ dngin
2. Monitor adanya
 Membrane mukosa merah
paretese
 Konjungtiva tidak pucat
3. Batasi gerakan
 Akral teraba hangat
4. Monitor kemampuan
 Tanda-tanda vital dalam BAB
rentang normal 5. Kolaborasi pemberian
Tekanan darah: systole: analgetik
110-120 mmHg, diastole: 6. Monitor adanya
80-90 mmHg tromboplebitis
Respirasi: 16-20 x/menit
Suhu : 36,5°C-37,5°C
Nadi : 60-100 x/menit

2. Setelah dilakukan tindakan Management hipoglikemia Dita


keperawatan selama 7 jam
masalah risiko ketidakstabilan 1. Identifikasi klien yang
kadar glukosa darah dapat beresiko mengalami
teratasi dengan kriteria hasil: hipoglikemia
2. Kenali tanda dan gejala
 Kadar glukosa darah
hipoglikemia
dipertahankan pada 1
3. Monitor kadar gula
ditingkatkan ke 4: glukosa
darah sesuai indikasi
darah tidak ada deviasi
4. Monitor tanda dan
dari kisaran normal dan
gejala sesuai indikasi
urin glukosa tidak ada
5. Berikan glukosa
devisiasi dari kisaran
intravena sesuai
normal
indikasi
 Genetar tidak ada
6. Pertahankan akses
 Berkeringat tidak ada
intravena
 Kelemahan tidak ada
7. Pertahankan kepatenan
 Kejang tidka ada jalan nafas jika
 Koma tidak ada diperlukan
 Penurunan kadar glukosa 8. Lindungi dari trauma
tidak ada
G. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

Hari/tgl/ No. Implementasi Paraf


jam Dx
Kamis, 1,2 1. Memberikan terapi oksigen Dita
05/12/201 menggunakan nasal kanul 3 liter/menit
9 1,2 2. Memposisikan fowler
07.00 1,2 3. Memonitor respirasi dan status O2
1,2 4. Melakukan perekaman jantung EKG
1,2 5. Kolaborasi dalam pemberian terapi
medik
 Terapi cairan infus NaCl 0,9%
post tranfusi, loading 200 ml dan
lanjut 20 TPM
 Asam tranex 500 mg/ 8 jam
 Ranitidine 50 mg/ 8 jam
 Tranfusi PRC 1 kolf lanjut 1 kolf

H. RESPON PASIEN
S : Pasien mengatakan masih lemas dan sedikit sesak
O:
 Terpasang O2 nasak kanul 3 liter/menit
 Terpasang infus 2 jalur NaCl 0,9% 20 tpm post tranfusi PRC dan
D5% 20 tpm
 TTV
TD: 100/60 mmHg
Nadi: 85 x/menit
RR: 30 x/menit
Suhu: 36,4°C
SpO2: 100% dengan O2 3 liter/menit
 Akral teraba dingin
 Mukosa bibir lembab dan pucat
 CRT < 3 detik
A : Masalah gangguan perfusi jaringan tidak efektif belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
 Kaji keadaan umum dan TTV
 Observasi hasil labolatorium dan usaha PRC.

S : Pasien mengatakan masih lemas dan gemetar


O:
 Terpasang O2 nasal kanul 3 liter/menit
 Terpasang infus NaCl 0,9% 20 tpm post tranfusi PRC dan D5%
20 tpm
 TTV
TD: 100/60 mmHg
Nadi: 85 x/menit
RR: 30 x/menit
Suhu: 36,4°C
SpO2: 100% dengan O2 3 liter/menit
 Akral teraba dingin
 Mukosa bibir lembab dan pucat
 Laboratorium gula darah sewaktu: 75 mg/dL
A : Masalah risiko ketidakstabilan kadar glukosa darah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
 Kaji keadaan umum dan TTV
 Terapi glukosa intravena sesuai indikasi
 Observasi hasil labolatorium.

I. KESIMPULAN
Pasien menunggu sampai mendapatkan ruang rawat inap untuk
penanganan lebih lanjut.

Anda mungkin juga menyukai