Anda di halaman 1dari 15

STUDI LITERATUR : KOMPRES HANGAT REBUSAN

JAHE MENURUNKAN NYERI PADA PASIEN


GOUT ARTHRITIS

OLEH :
MOH FIRMAN
P00220217025
POLIKEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN PALU
J U R U S A N K E P E R A W A T A N
PRODI D-III KEPERAWATAN POSO
TAHUN 2020
LATAR BELAKANG
Gout arthritis merupakan suatu Berdasarkan data Worid Health Organization (WHO,
2018), Prevalensi gout didunia mengalami kenaikan
penyakit yang diakibatkan karena dengan jumlah 1370 juta jiwa (33,3%). Prevalensi gout juga
penimbunan kristal monosodium meningkat pada kalangan orang dewasa di Inggris sebesar
urat didalam tubuh. Asam urat 3,2% dan Amerika Serikat sebesar 3,9%. Di Korea
merupakan hasil metabolis akhir prevalensi asam urat meningkat dari 3,49% per 100 orang
pada Tahun 2007 menjadi 7,58% per 100 orang pada
dari purin yaitu salah satu Tahun 2015. Prevalensi gout di Indonesia mengalami
komponen asam nukleat yang penurunan. Pada tahun 2013 kejadian Gout Artritis di
terdapat dalam inti sel tubuh. Indonesia sebesar 11,9% (Riskesdas, 2013) sedangkan pada
tahun 2018 prevalensi kejadian Gout Artritis di Indonesia
Penyebab penumpukan kristal di sebesar 7,3% (Riskesdas, 2018). Hasil data Riskesdas tahun
daerah persendian diakibatkan 2018 mengatakan bahwa prevalensi penyakit sendi pada
kandungan purinnya dapat lansia di Sulawesi Tengah sebanyak 7,72%. Menurut hasil
data Rikesdas tahun 2018 prevalensi penyakit sendi
meningkatkan kadar asam urat
berdasarkan wawancara yang di diagnosis dokter
dalam darah antara 0,5 –0,75 g/ml meningkat seiring dengan bertambah nya umur, demikian
purin yang dikonsumsi (Jaliana, juga yang didiagnosis dokter atau gejala. Prevalensi
2017). tertinggi pada umur ≥75 tahun (33% dan 54,8%).
Prevalensi yang didiagnosis tenaga kesehatan lebih tinggi
pada perempuan (13,4%) di banding laki-laki (10,3%)
namun jika dibandingkan dengan hasil rikesdas pada
tahun 2013 justru pernyakit sendi cenderung menurun
dibeberapa kota besar di Indonesia.
Kompres hangat rebusan jahe
merupakan tindakan yang sering
kali digunakan sebagai penurun
nyeri sendi karena kandungan
gingerol dan rasa hangat yang Secara alamiah kompres hangat
ditimbulkannya membuat rebusan jahe mempunyai dampak
pembuluh darah terbuka dan fisiologis. Kompres hangat rebusan
memperlancar sirkulasi darah, jahe adalah yang berhubungan dengan
sehingga suplai makanan dan komposisi terkandung dalam jahe
oksigen lebih baik dan nyeri senyawa-senyawa gingerol, shogaol,
sendi berkurang (Utami P, 2015). zingeroled diary (heptanoid dan
derivatnya) terutama paradol
diketahui dapat menghambat
siklooksigenase sehingga terjadi
penurunan pembentukan atau
biosintesis dari prostaglandin yang
menyebabkan berkurangnya rasa nyeri
(Heriana, A 2016).
RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang tersebut,
peneliti mencoba melakukan studi
literatur pada beberapa jurnal
penelitian untuk mengetahui lebih
mendalam yang berhubungan
dengan Kompres Hangat Rebusan
Jahe Menurunkan Nyeri Pada Pasien
Gout Arthritis.

TUJUAN PENULISAN
1. Tujuan Umum
Dapat mengidentifikasi studi literature yang
berhubungan dengan masalah penelitian
2. Tujuan Khusus
Dapat mengidentifikasi Kompres Hangat Rebusan
Jahe Menurunkan Nyeri Pada Pasien Gout Arthritis
METODE PENULISAN

METODE PENULUSURAN
Penelusuran studi literatur ini ALASAN PEMILIHAN JURNAL
dilakukan melalui website google Jurnal ini dipilih karena intervensi
scholar dengan menggunakan kata yang digunakan dalam penelitian
kunci Kompres Hangat Rebusan Jahe memuat tentang intervensi
keperawatan mandiri dalam
memenuhi masalah keperawatan
pada pasien Gout Arthritis. Selain itu,
jurnal ini merupakan jurnal publikasi
terbaru (2015-2020) untuk jenis
intervensi yang di lakukan adalah
non-farmakologi.
SUBJEK PENELITIAN
1. Enny Virda Yuniarti, Emyk Windartik, Amar Akbar (2017) Effect Of
Red Ginger Compress To Decrease Scale Of Pain Gout Arthiris
Patients
2. Khoiroh Umah & Ursula Fitria Anggreini (2018) Kompres Hangat
Rebusan Jahe Berpengaruh Pada Nyeri Sendi Lansia Penderita Asam
Urat
3. Sunarti & Alhuda (2018) “ Pengaruh Kompres Hangat Jahe Merah
(Zingiber Offi cinale Roscoe) Terhadap Penurunan Skala Nyeri Artritis
Reumatoid Pada Lansia di UPT. Pelayanan Sosial Lanjut Usia dan
Anak Balita Wilayah Binjai dan Medan.
4. Lexy Oktora Wilda & Bentar Panorama (2020) “Kompres Hangat Jahe
Terhadap Perubahan Nyeri Pada Lansia Dengan Artritis Gout”.
5. Rita Merliana, Novita Elisabeth Daeli & Morlina Sitanggang (2019)
Perbedaan Kompres Air Hangat Dan Jahe Merah Terhadap Tingkat
Nyeri Gout Lansia.
6. Selawati, Lestari Eko Darwati & Santoso Tri Nugraha (2016) Kompres
Hangat Jahe Atau tanpa jahe Menurunkan Nyeri Sendi Lutut Lansia.
PEMBAHASAN
Peningkatan kadar asam urat dalam darah sering di sebut dengan
Hiperurisemia yang mengakibatkan terjadinya endapan kristal
monosodium urat dan terjadi penumpukan di dalam sendi yang
menyebabkan terjadinya gout (Noor, 2016). Peningkatan asam urat
dalam darah merupakan salah satu manifestasi klinik dari penyakit
gout. Gout dapat menyerang siapa saja walaupun dalam keadaan
normal sekalipun, wanita lebih sering mengalami gout pada masa
menopouse (Mumpuni Y, 2016). Menurut Black dan Hawks (2015),
manifestasi klinis gout dapat menyebabkan penurunan fungsi ginjal
hingga terjadinya kecacatan, peradangan, pembengkakan, kemerahan,
dan rasa nyeri.
Nyeri adalah sensasi ketidaknyamanan yang di manifestasikan sebagai
penderitaan yang diakibatkan oleh persepsi jiwa yang nyata, ancaman, dan
fantasi luka mengacu kepada teori dari asosiasi nyeri internasional,
pemahaman tentang nyeri lebih menitik beratkan bahwa nyeri adalah kejadian
fisik, yang tentu saja untuk penatalaksanaan nyeri menitik beratkan pada
manipulasi fisik. Nyeri diperkenalkan sebagai suatu pengalaman emosional
yang penatalaksanaannya tidak hanya pengelolaan fisik semata, namun
penting juga untuk melakukan manipulasi (tindakan) psikologis untuk
mengatasi nyeri (Tamsuri, 2014).
Berdasarkan hasil penelitian Umah & Anggreini (2018) menunjukan bahwa
terdapat responden sesudah diberikan intervensi kompres hangat rebusan jahe
mengalami penurunan tingkat nyeri ringan dengan diberikan kompres hangat
rebusan jahe dapat menurunkan nyeri sendi pada lansia penderita asam urat
karena efek analgesik kompres hangat jahe berhubungan dengan unsur-unsur yang
terkandung dalam jahe. Senyawa-senyawa gingerol, shogaol, zhingerole, diary
(heptanoids dan derivatnya) terutama paradol diketahui dapat menghambat
sikooksigenase sehingga terjadi penurunan pembentukan atau biosintesis dari
prostaglandin yang menyebabkan berkurangnya rasa nyeri
Berdasarkan hasil penelitian Sunarti & Alhuda (2018) menyatakan bahwa
pengaruh pemberian kompres hangat jahe merah terhadap penurunan
skala nyeri artritis reumatoid, dengan jumlah responden 20 orang
responden di peroleh rata-rata 3,60 dengan standar deviasi 940 sebelum
dilakukan kompres hangat jahe merah (pre-test) dan terjadi penurunan
skala nyeri setelah kompres hangat jahe merah yaitu 2,60 dengan standar
deviasi 940. Hal ini sesuai dengan salah satu intervensi non farmakologi
yang dapat dilakukan perawat secara mandiri dalam menurunkan skala
nyeri stimulasi kutaneus, yaitu dengan melakukan kompres hangat jahe
merah pada lansia yang menderita artritis reumatoid untuk menurunkan
skala nyeri yang di alami oleh responden .
Sesuai dengan hasil penelitian yang didapatkan Wilda & Panorama
(2020) menunjukkan bahwa dari 15 responden lansia sebagian kecil
memiliki nyeri prestest level 5 dengan nilai rata-rata sebesar 7,4
kemudian setelah diterpakannya kompres hangat rebusan jahe pada
15 responden mengalami perubahan nyeri posttest sebagian kecil
menjadi level 2 dengan nilai rata-rata 2,2. Ditunjukkan pula
sebagian kecil responden memiliki nyeri prestest 7 kemudian
mengalami perubahan nyeri posttest menjadi 2 yaitu sebanyak 3
responden (20,0%).Kompres hangat yang digunakan berfungsi
untuk melebarkan pembuluh darah, menstimulasi sirkulasi darah,
mengurangi kekakuan, dan menghilangkan sensasi rasa sakit.
Untuk mendapatkan hasil yang terbaik, terapi kompres hangat
dilakukan selama 20 menit dengan 1 kali pemberian dan
pengukuran intensitas nyeri dilakukan dari menit ke 15-20 selama
tindakan.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Merliana, Daeli & Sitanggang (2019)
menunjukan bahwa tingkat nyeri sebelum diberikan intervensi kompres air hangat
yakni (4 - 6) atau nyeri sedang berjumlah 8 (38,1%) dan (7 - 9) atau nyeri berat
terkontrol berjumlah 13 responden (61,9%). Sebelum diberikan kompres jahe
merah didapatkan hasil bahwa (4 - 6) atau nyeri sedang berjumlah 9 (42,9%) dan
(7 - 9) atau nyeri berat terkontrol berjumlah 12 responden (57,1%). Tingkat nyeri
sesudah diberikan intervensi kompres air hangat yakni (1 - 3) atau nyeri ringan
berjumlah 15 responden (71,4%) dan (0) atau tidak nyeri berjumlah 6 responden
(28,6%). Setelah diberikan kompres jahe merah didapatkan hasil sebanyak (1 - 3)
atau nyeri ringan berjumlah 13 responden (61,9%) dan (0) atau tidak nyeri
berjumlah 8 responden (38,1%). Peneliti mendapatkan hasil bahwa kompres
hangat tanpa tambahan jahe dievaluasi dan tingkat nyeri yang dihasilkan
mengalami penurunan, sebelum dilakukan tindakan tingkat nyeri (4-7) setelah
diberikan tindakan menurun pada tingkat (3) sehingga menunjukan penurunan
tingkat nyeri gout setelah dilakukan tindakan kompres hangat tanpa jahe.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan Selawati,
Darwati & Nugraha (2016) menunjukan bahwa pemberian
kompres hangat tanpa tambahan bahan dapat menurunkan
nyeri sendi lutut pada lansia, karena pada proses pemberian
kompres air hangat pada lutut atau bagian kaki dapat
mempercepat proses vasodilasi pada aliran darah sehingga
rasa nyeri atau kram pada bagian tubuh khususnya pada kaki
(lutut) akan berkurang. Untuk itu, pemberian kompres lebih
efektif menggunakan air hangat dibanding air biasa (dingin).
Maka dari itu, dalam penelitian ini dilihat dari nilai rata-rata
penurunan skala nyeri rentang skala nyeri sebelum dan
setelah diberikan kompres hangat tambahan bahan dari skala
nyeri 4,90 menjadi 3,15 dan pemberian kompres hangat
rebusan jahe dari skala nyeri 5,15 menjadi 3,25.
Berdasarkan beberapa hasil penelitian tersebut,
maka peneliti menyimpulkan bahwa kompres
hangat rebusan jahe dapat menurunkan nyeri
sendi, meskipun dilakukan dengan metode
penelitian yang berbeda-beda. Hal ini dikarenakan
rebusan jahe bersifat analgetik sehingga mampu
untuk menurunkan tingkat nyeri. Selain itu,
pemberian kompres hangat rebusan jahe dapat
mempercepat proses vasidilasi pada aliran darah
sehingga rasa nyeri atau kram pada bagian tubuh
khususnya pada kaki (lutut) akan berkurang.
HAMBATAN

Hambatan yang dialami oleh peneliti


dalam menyusun studi literatur ini
yaitu sulitnya proses pencarian jurnal
yang berhubungan dengan judul studi
literatur nasional maupun
internasional. Selain itu, jaringan
internet yang kurang memadai juga
menjadi hambatan dalam penyusunan
studi literatur ini.
 
KESIMPULAN

Berdasarkan 6 jurnal penelitian yang


sudah direview oleh penulis, maka
dapat menyimpulkan bahwa kompres
hangat rebusan jahe efektif
menurunkan nyeri pada pasien gout
arthtritis.

SARAN

Berdasarkan hasil studi literatur


peneliti mengharapkan peran perawat
dan peneliti selanjutnya agar dapat
menerapkan intervensi pemberian
kompres hangat rebusan jahe untuk
menurunkan nyeri pasien gout
arthtritis.

Anda mungkin juga menyukai