Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH KONSEP DASAR KEPERAWATAN

Analisis Kasus Posisi Perawat dalam Keputusan Etik di Pelayanan

Dosen pembimbing
Candra Panji Asmoro.,S.Kep.Ns.M.Kep (CP)

Disusun Oleh :
1. Novia Tri Handika (131611133042)
2. Kusnul Oktania (131611133043)
3. Novalia Puspitasary (131611133044)
4. Annisa Fiqih Ilmafiani (131611133045)
5. Septin Srimentari Lely D (131611133046)
6. Fitrianti Umayroh M (131611133047)
7. Gita Shella Madjid (131611133049)
8. Mudrika Novita Sari (131611133050)

S-1 Pendidikan Ners


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS AIRLANGGA
2016

0
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya yang senantiasa tercurah sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah Konsep Dasar Keperawatan dengan judul
“Analisis Kasus Posisi Perawat dalam Keputusan Etik di Pelayanan” tanpa adanya
halangan dan hambatan. Sholawat serta salam tidak lupa kami panjatkan kepada
junjungan Nabi Muhammad SAW.
Kami berharap dalam makalah ini dapat dijadikan sebagai bahan referensi
dan menjadi gambaran bagi pembaca mengenai analisis kasus posisi perawat
dalam keputusan etik di pelayanan.

Dalam proses penyusunan makalah ini, kami banyak menemui hambatan


dan juga kesulitan. Namun, berkat bimbingan dan arahan serta bantuan dari salah
satu dosen Konsep Dasar Keperawatan, Candra Panji Asmoro.,S.Kep.Ns.M.Kep
(CP). Akhirnya makalah ini dapat terselesaikan dengan lancar dan tanpa melampaui
batas waktu yang telah ditentukan.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kami mengharap kritik dan saran untuk memberikan
masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan hasil makalah
ini. Akhir kata, kami berharap agar hasil makalah ini dapat berguna bagi semua
pihak.

Surabaya, 26 November 2016

Penulis

1
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ................................................................................. 1


Daftar Isi .......................................................................................... 2

Bab I Pendahuluan

1.1 Latar Belakang ........................................................................ 3


1.2 Rumusan Masalah ................................................................... 4
1.3 Tujuan Penulisan ..................................................................... 4

Bab II Tinjauan Pustaka

2.1 Pengertian Etika.................................................................... 5


2.2 Etik Keperawatan.................................................................. 6
2.3 Asas/Prinsip Etis.................................................................... 6
2.4 Dilema Etik........................................................................... 7
2.5 Kasus Posisi Perawat dalam Keputusan Etik............................... 8
2.6 Analisis Kasus ...................................................................... 8

Bab III Penutup

3.1 Kesimpulan ......................................................................... 15

3.2 Saran .................................................................................. 15

Daftar Pustaka ................................................................................. 16

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Keperawatan merupakan salah satu profesi yang mempunyai bidang
khusus pada kesejahteraan manusia yaitu dengan memberikan bantuan
kepada individu yang sehat maupun yang sakit untuk dapat menjalankan
fungsi hidup sehari-harinya, selain itu keperawatan merupakan jenis tenaga
kesehatan terbesar yang dalam kesehariannya selalu berhubungan langsung
dengan pasien dan tenaga kesehatan lainnya. Namun di dalam menjalankan
tugasnya tidak jarang perawat bersinggungan dengan masalah etika dan
hukum. (Wulan, kencana dan Hastuti.2011)
Salah satu yang mengatur hubungan antara perawat pasien adalah
etika. Etika diperlukan oleh semua profesi termasuk juga keperawatan yang
mendasari prinsip-prinsip suatu profesi dan tercermin dalam standar praktek
profesional. Etika adalah peraturan atau norma yang dapat digunakan
sebagai acuan bagi perlaku seseorang yang berkaitan dengan tindakan yang
baik dan buruk yang dilakukan seseorang dan merupakan suatu kewajiban
dan tanggungjawanb moral (Nila Ismani, 2001).
Etika keperawatan sebagai tuntutan bagi profesi perawat. Menurut
Cooper, etika keperawatan dikaitkan dengan hubungan antar masyarakat
dengan karakter serta sikap perawat terhadap orang lain. Etika
berhubungan dengan bagaimana seseorang harus bertindak dan bagaimana
cara untuk melakukan hubungan yang baik dan sopan dengan orang lain.
Etika tidak hanya menggambarkan sesuatu, tetapi lebih kepada perhatian
dengan penetapan norma atau standar kehidupan seseorang dan yang
seharusnya dilakukan.
Etika profesi keperawatan merupakan practice discipline dan sebagai
implimentasinya diwujudkan dalam asuhan praktek keperawatan. Perawat
harus membiasakan diri untuk sepenuhnya menerapkan kode etik yang ada
sebagai gambaran tanggung jawabnya dalam praktik keperawatan.(Wulan,
kencana dan Hastuti.2011).

3
Hukum adalah keseluruhan kumpulan peraturan-peraturan atau
kaidah-kaidah dalam suatu kehidupan bersama; atau keseluruhan peraturan
tingkah laku yang berlaku dalam suatu kehidupan bersama, yang dapat
dipaksakan pelaksanaannya dengan suatu sanksi. Berkembang di dalam
masyarakat dalam kehendak, merupakan sistem peraturan, sistem asas-
asas, mengandung pesan kultural karena tumbuh dan berkembang bersama
masyarakat (Mertkusumo S).
Tujuan adanya etika dan hukum keperawatan adalah untuk
memberikan gambaran tentang etika dan hukum keperawatan dan cara
penanganannya menurut konsep ilmu. Dengan etika dan hukum
keperawatan, seorang perawat mampu mengambil sikap dan keputusan
yang tepat dalam mengatasi masalah-masalah yang berhubungan dengan
etika, hukum dan perundang-undangan dalam bidang keperawatan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan etika keperawatan?
2. Apa tujuan dari etika keperawatan?
3. Apa saja prinsip-prinsip etika keperawatan?
4. Bagaimana penerapan etik dalam keperawatan?
5. Bagaimana posisi perawat dalam keputusan etik?
1.3 Tujuan
Tujuan dari penyusunan makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui pengertian dari etika keperawatan
2. Untuk mengetahui tujuan dari etika keperawatan
3. Untuk mengetahui prinsip-prinsip etika keperawatan
4. Untuk menjelaskan penerapan etik dalam keperawatan
5. Untuk menjelaskan posisi perawat dalam keputusan etik

4
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Etika

“Etik (Yunani: ethos) berarti norma, nilai, dan kaidah moral yaitu ukuran
bagi tingkah laku yang baik”(Tjokronegoro, 1989). Sebagai suatu subjek, etika
berhubungan dengan tingkah laku yang dilakukan dan dapat dinilai mengenai
baik dan buruknya oleh orang disekitar. Etika merupakan refleksi dari self
control, karena perilaku yang dilakukan dari diri berdampak kepada orang lain
dan diri sendiri. Manusia sering merefleksikan sesuatu secara spontan
menggunakan unsur etis sehingga menjaadi permulaan adanya etika. Kebutuhan
refleksi dapat dirasakan karena adanya pendapat etis yang berbeda pada tiap
orang. Prinsip etika ini diatur untuk mencapai dua tujuan yaitu memastikan
ketepatan atau keutuhan ilmu pengetahuan dan melindungi hak kekayaan
intelektual (APA, 2001).
Kamus besar Bahasa Indonesia (1988) terdapat rumusan mengenai
pengertian etika dala tiga arti , yaitu :

a. Ilmu tentang baik dan buruk, tentang hak dan kewajiban moral dalam
kehidupan sehari-hari maupun dalam bermasyarakat bahkan dalam
berprofesi sekalipun.
b. Kumpulan azas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak, atau pribadi
seseorang.
c. Nilai yang mengenal benar dan salah yang dianut masyarakat.

Etika termasuk ke dalam filsafat karena dalam mempelajari etika tidak akan
lepas dengan filsafat. Dalam unsur etika mengandung dua sifat etika yaitu :
1. Non-empiris
Ilmu empiris merupakan ilmu yang didasarkan fakta dan nyata/kongkret.
Dalam filsafat terdapat usaha untuk melampaui hal yang nyata dan
memasalahjkan dibalik gejala tersebut. Jadi, etika tidak berhenti pada yang

5
kongkret secara faktual, tetapi bertanya tentang apa yang seharusnya
dilakukan atau tidak boleh dilakukan.
2. Praktis
Imu filsafat berbicara mengenai sesuatu yang ada, tetapi pada etika
bertanya tentang sesuatu yang harus dilakukan. Etika sebgai cabang
filsafat bersifat praktis karea langsung berhubungna dengan hal yang
boleh dan tidak boleh dilakukan manusia. Etika bersifat reflektif bukan
teknis.

2.2 Etik Keperawatan


Etik keperawatan adalah kesadaran dan pedoman yang mengatur nilai-
nilai moral di dalam melaksanakan kegiatan profesi keperawatan, sehingga
mutu dan kulaitas profesi keperawatan terjaga dengan cara yang terhormat.
Dalam etika keperawatan mengatur unsur pengobatan, dedikasi, pengabdian,
dan hubungan yang terjalin antara perawat dan klien, dokter, sejawat
perawat, maupun diri sendiri.
Dalam perilaku etik terbagi menjadi dua kelompok yaitu etik yang
berorientasi kepada kewajiban dan etik yang berorientasi kepada larangan.
Perilaku etik yang berorientasi kepada kewajiban berpedoman pada hal yang
wajib dilakukan oleh perawat untuk mencapau kebaikan. Perilaku etik yang
berorientasi kepada larangan berpedoman kepada hal yang tidak boleh
dilakukan dan dilarang untuk mencapai suatu kebaikan.

2.3 Asas/Prinsip Etis


Pada kode etik keperawatan tercantum enam asas etis dalam suatu
keputusan umum. Enam asas etik keperawatan dalam melakukan asuhan
keperawatan antara lain asas autonomy, beneficience, non-maleficence,
veracity, confidentiality, justice.
a. Autonomy
Setelah klien mendapatkan informasi tentang kondisi kesehatannya, klien
bebas dan berhak untuk memutuskan tindakan apa yang dilakukan
terhadapnya. Pendapat klien berhak untuk dihormati dan didengarkan
sehingga untuk melakukan tindakan medik perawat perlu ada persetujuan
kepada klien. Perawat tidak boleh memaksakan tindakan pengobatan.

6
b. Beneficience
Segala tindakan pengobatan harus bermanfaat untuk menolong klien.
Perawat harus menyadari tindakan yang akan dilakukan benar-benar
bermanfaat bagi kesehatan dan kesembuhan klien. Risiko yang mungkin
timbul dikurangi sampai seminimal mungkin dan memaksimalkan manfaat
bagi klien.
c. Non-maleficence
Tindakan yang dilakuakan perawat harus berpedoman pada prinsip Primum
Non Nocere (yang paling utama, jangan merugikan). Risiko fisik, psikologis,
sosial yang mungkin terjadi hendaknya dikurangi seminimal mungkin.
d. Veracity
Kejujuran merupakan tindakan yang diperlukan untuk kepentingan klien.
Perawat perlu mengatakan secara jujur dan jelas tentang tindakan yang akan
dilakuakan. Dalam menyampaikan informasi perawat hendaknya
menyesuaikan dengan tingkat pendidikan klien.
e. Confidentiality
Dalam melaksanakan asuhan keperawatan kepada klien setiap harinya tidak
jarang perawat mengetahui kehidupan maupun rahasia klien. Rahasia yang
diketahui perawat harus dijaga dan tidak sebar luaskan kepada semua orang.
Perawat harus menghormati privasi dan kerahasiaan klien, meskipun klien
telah meninggal.
f. Justice
Perawat harus berlaku adil dan tidak berat kepada klien. Tindakan asuhan
keperawatan yang diberikan kepada klien tidak memandang status, ras,
agama, suku klien dan adil kepada semua klien.

2.4 Dilema Etik


Perawat berada di berbagai kondisi dimana harus memberikan keputusan
atas tindakan yang dilakukan kepada klien secara profesional. Ketika perawat
memberikan keputusan etik yang berhubungan dengan klien, setiap orang
harus menghormati dan menghargai sudut pandang orang lain. Keputusan etik
yang diambil bukanlah keputusan yang benar tetapi keputusan yang paling

7
baik kerena pada dilema etik tidak ada yang benar maupun yang salah. Dalam
menyelesaikan dilema etik menggunakan prinsi DECIDE yaitu D untuk define
the problem(s), E untuk ethical review, C untuk consider the options, I untuk
investigate outcomes, D untuk decide on action, E untuk evaluate result.
Define the problem(s) yang berarti mengidentifikasi masalah yang ada yang
dilihat dari nilai dan konflik hati nurani. Perawat harus mengkaji tentang
keterlibatannnya dalam masalah etik dan parameter waktu proses pembuatan
keputusan. Ethical review, dari masalah yang telah tampak perawat harus
mengumpulkan informasi yang berhubungan dengan klien yang terlibat dalam
membuat keputusan etik. Consider the options, perawat harus mengidentifikasi
semua pilihan atau alternatif kepada secara terbuka pada pembuat keputusan.
Semua kemungkinan tindakan yang terjadi, hasil yang diperoleh, dan dampak
yang ditimbulkan dari keputusan yang diambil. Investigate outcomes, perawat
memilih tindakan menurut keputusan yang telah diambil oleh pengambil
keputusan. Evaluate result, perawat mengkaji dan memberikan penilaian atas
keputusan yang telah diambil. Evaluasi yang dilakukan untuk memperbaiki
kualias pelayanan kesehatan kepada klien.

2.5 Kasus Posisi Perawat dalam Keputusan Etik

Sdr. Hangky , umur 20 tahun, mahasiswa semester IV perguruan


tinggi negeri di Malang. Karena kecelakaan ia menderita kelumpuhan
total (quadriplegia) dan harus bed rest dalam waktu lama. Akibat dari
bed rest, ia menderita pneuomia dan ulkus decubitus yang luas. Dokter
menetapkan untuk pemasangan infus dan pemberian antibiotik dosis
tinggi. Pada waktu akan dilakukan tindakan pemasangan infus dan injeksi
antibiotik oleh perawat, klien meminta untuk tidak memberikan obat atau
melakukan tindakan apapun kepadanya. Klien menyatakan ingin
meninggal dengan damai dan bermartabat.

Masalah / konflik terjadinya terkait dengan hak klien untuk menentukan


hal yang terbaik untuk dirinya sendiri.

2.6 Analisis Kasus

8
Berdasarkan pendekatan model Megan, maka kasus dilema etik perawat
yang merawat ini dapat dibentuk kerangka penyelesaian sebagai berikut :

1. Mengkaji situasi
Dalam hal ini perawat harus bisa melihat situasi, mengidentifikasi
masalah/situasi dan menganalisa situasi. Dari kasus diatas dapat ditemukan
permasalahan atau situasi sebagai berikut:

a. Saudara hangky menggunakan haknya sebagai pasien untuk


memberikan informasi mengenai hasil pemeriksaanya dan untuk
menentukan tindakan yang terbaik untuknya sesuai dengan prinsip
etika kebebasan pasien (Autonomy) dan Deontology Theory.
b. Saudara hangky tidak mau menerima tindakan dari perawat yang
berupa pemasangan infus dan injeksi antibiotic. Ia juga menolak untuk
diberikan obat dan tidak mau menerima tindakan pengobatan apapun.
Ia berniat untuk meninggal dalam damai dan bermartabat.
c. Perawat merasa bingung dan dilema karena dihadapkan terhadap dua
pilihan dimana ia harus menghargai permintaan pasien karena itu
merupakan haknya namun disisi lain ia juga harus segera melakukan
injeksi antibiotic dan pemasangan infuse.

2.    Mendiagnosa Masalah Etik Moral

Berdasarkan analisa situasi terhadap kasus seperti diatas maka


dilema tersebut bisa menimbulkan permasalahan etik dan moral apabila
perawat tersebut tidak segera memberikan tindakan medis kepada saudara
hangky terkait dengan penyakit yang ia derita karena itu merupakan
kewajiban perawat untuk menyelamatkan hidup pasien dalam kondisi
apapun dan bagaimanapun penyakitnya.

3.    Membuat Tujuan dan Rencana Pemecahan

Alternatif rencana harus segera dipikirkan dan direncanakan oleh


perawat dengan bekerjasama dengan tim medis yang lain untuk mengatasi

9
permasalahan dilema etik seperti ini. Adapun alternatif rencana yang bisa
dilakukan antara lain :
a. Perawat akan melakukan tanggung jawabnya sebagai perawat dalam
memenuhi hak-hak pasien terutama hak saudara hangky untuk menolak
segala tindakan medis, sehingga tidak melakukan tindakan sama sekali
terhadap klien. Klien dibiarkan dan tidak dilakukan pendekatan.
b. Perawat akan melakukan kegiatan seperti biasa karena menghargai
haknya untuk memilih, namun memilih waktu yang tepat ketika kondisi
pasien sudah stabil dan situasinya mendukung.Hal ini bertujuan agar
saudara hangky tidak merasa panik dan stress yang berlebihan ketika
perawat melakukan injeksi dan pemasangan infuse karena sebelum
dilakukan tindakan medis, telah dilakukan pendekatan-pendekatan oleh
perawat. Selain itu untuk diperlukan motivasi dan dukungan yang kuat
dari keluarga. Keluarga saudara hangky harus tetap menemaninya dan
memberi dukungan penuh kepada saudara hangky untuk tetap menjalani
hidup. Dengan demikian diharapkan saudara hangky akan merasa
nyaman dengan support yang ia dapat dari keluarga sehingga perawat
dan tim medis akan lebih mudah melakukan tindakan medis.
c. Perawat memaksa saudara hangky untuk menerima segala tindakan
medis berupa injeksi antibiotik dan pemasangan infus karena hal
tersebut merupakan kewajiban perawat untuk menyelamatkan nyawa
pasiennya.

Kendala-kendala yang mungkin timbul :


1) Pasien tetap tidak setuju terhadap segala pendekatan yang dilakukan oleh
perawat kepadanya. Maksud dari perawat tersebut adalah benar karena
tidak ingin saudara hangky frustasi dan agar supaya kondisinya semakin
membaik. Tetapi pendekatan yang terlalu mengulur waktu akan berdampak
pada penyakit saudara hangky dan apabila tidak segera dilakukan injeksi
dan pemasangan infus maka klien bisa meninggal. Perawat harus mampu
mendekati saudara hangky dan menjelaskan tentang dampak-dampaknya
apabila tidak segera dilakukan tindakan medis. Selain itu sesuai dengan
Kepmenkes 1239/2001 yang mengatakan bahwa perawat berhak menolak

10
pihak lain yang memberikan permintaan yang bertentangan dengan kode
etik dan profesi keperawatan.
2) Penolakan keras oleh pasien. Denial atau penolakan adalah sesuatu yang
wajar ketika seseorang sedang mendapatkan permasalahan yang membuat
dia frustasi. Perawat harus tetap melakukan pendekatan-pendekatan secara
psikis untuk memotivasi saudara hangky. Perawat juga dapat meminta
keluarga untuk tetap memberikan support sistemnya dan tidak
menunjukkan perilaku yang membuat saudara hangky merasa tidak
nyaman. Hal ini diperlukan proses adaptasi sehingga diharapkan saudara
hangky dapat menerima kondisinya dan mempunyai semangat untuk
sembuh.

4.    Melaksanakan Rencana


Alternatif-alternatif rencana tersebut harus dipertimbangkan dengan teliti dan
cermat serta didiskusikan dengan tim medis yang terlibat supaya tidak melanggar
kode etik keperawatan. Sehingga bisa diputuskan mana alternatif yang paling
efektif dan tepat yang akan digunakan kepada saudara hangky. Dalam mengambil
keputusan pada pasien dengan dilema etik harus berdasar pada prinsip-prinsip
moral yang berfungsi untuk membuat secara spesifik apakah suatu tindakan
dilarang, diperlukan atau diizinkan dalam situasi tertentu ( John Stone, 1989 ),
yang meliputi :

a. Autonomy / Otonomi

Pada prinsip ini perawat harus menghargai apa yang menjadi keputusan
pasien akan tetapi ketika pasien menuntut haknya maka perawat harus
mengutamakan hak saudara hangky tersebut untuk tidak memberikan tindakan
medis terhadap kondisinya.

b. Benefesience / Kemurahan Hati

Prinsip ini mendorong perawat untuk melakukan sesuatu hal atau tindakan
yang baik dan tidak merugikan saudara hangky. Sehingga perawat dapat
menentukan pilihan diantara 3 alternatif diatas mana yang paling baik dan tepat
untuk saudara hangky.

11
c.Justice / Keadilan

Perawat harus menerapkan prinsip moral adil dalam melayani klien. Adil
berarti saudara hangky mendapatkan haknya sebagaimana pasien yang lain juga
mendapatkan hak mereka tersebut yaitu memperoleh pengobatan dalam
penyembuhan penyakitnya secara jelas sesuai dengan konteksnya/kondisinya.

d.  Nonmaleficience / Tidak merugikan

Keputusan yang dibuat perawat tersebut nantinya tidak menimbulkan kerugian


pada saudara hangky baik secara fisik ataupun kerugian yang dapat menimbulkan
kerugian atau dampak psikis yang akan memperburuk kondisi klien nantinya.

e. Veracity / Kejujuran

Perawat harus bertindak jujur jangan menutup-nutupi atau membohongi


saudara hangky mengenai kondisinya dan dampak yang akan saudara hangky
tanggung karena tidak adanya tindakan medis. Karena hal ini merupakan
kewajiban dan tanggung jawab perawat untuk memberikan informasi yang
dibutuhkan saudara hangky secara benar dan jujur sehingga saudara hangky akan
merasa dihargai dan dipenuhi haknya oleh perawat.

f. Fedelity / Menepati Janji

Perawat harus menepati janji yang sudah disepakati dengan saudara hangky
sebelum dilakukan injeksi dan pemasangan infuse yang mengatakan bahwa
perawat bersdia akan merawat klien dengan baik dan maksimal sampai klien pulih
dan diperbolehkan untuk keluar dari rumah sakit jika hasil pemeriksaannya sudah
selesai. Janji tersebut harus tetap dipenuhi walaupun hasil dari injeksi antibiotic
tersebut tidak sesuai dengan yang diharapkan karena ini mempengaruhi tingkat
kepercayaan saudara hangky terhadap perawat tersebut nantinya.

g. Confidentiality / Kerahasiaan

Perawat akan berpegang teguh dalam prinsip moral etik keperawatan yaitu
menghargai apa yang menjadi keputusan pasien dengan menjamin kerahasiaan
segala sesuatu yang telah dipercayakan pasien kepadanya kecuali seijin pasien.
Prinsip ini harus selalu dipegang teguh oleh perawat dalam keadaan apapun.

12
Berdasarkan pertimbangan prinsip-prinsip moral tersebut keputusan yang
bisa diambil dari dua alternatif diatas lebih mendukung untuk alternatif ke-2 yaitu
memberikan informasi tentang kondisi pasien setelah hasil pemeriksaan selesai
serta memberikan tentang akibat yang akan diterima pasien apabila tidak dilakukan
tindakan medis dan kebaikan yang akan diperoleh apabila segera dilakukan
tindakan medis. Hal ini harus selalu didiskusikan dengan semua tenaga medis yang
terlibat. Mengingat alternatif ini akan membuat klien lebih dihargai dan dipenuhi
haknya. Hasil keputusan tersebut kemudian dilaksanakan sesuai rencana dengan
pendekatan-pendekatan dan caring serta komunikasi terapeutik.

5.    Mengevaluasi Hasil


Alternatif yang dilaksanakan harus selalu diawasi dan dipantau
perkembangannya oleh perawat serta dievaluasi sejauh mana saudara hangky
beradaptasi tentang segala injeksi antibiotik dan pemasangan infus yang sudah
diberikan. Apabila klien masih menunjukkan sikap atau reaksi penolakan maka
pendekatan-pendekatan tetap terus dilakukan dan dukungan dari keluarga serta
tenaga medis terutama perawat tetap diberikan dengan tujuan untuk membuat
pasien merasa dihargai dan disayangi.

13
BAB III

Penutup

3.1 Kesimpulan

Keperawatan adalah suatu profesi dalam bidang kesehatan dengan


memberikan bantuan kepada individu yang sehat maupun yang sakit untuk
dapat menjalankan fungsi hidup sehari-hari, keperawatan merupakan tenaga
kesehatan terbesar yang dibutuhkan dan dalam kesehariannya selalu
berhubungan langsung dengan pasien. Dalam hubungan pasien dan perawat
dibutuhkannya etika untuk standar praktik keperawatan. Etika merupakan
refleksi dari self control, karena perilaku yang dilakukan dari diri berdampak
kepada orang lain dan diri sendiri. Dalam unsur etika mengandung dua sifat
etika yaitu Non-empiris dan praktis. Etik keperawatan adalah kesadaran dan
pedoman yang mengatur nilai-nilai moral di dalam melaksanakan kegiatan
profesi keperawatan, sehingga mutu dan kualitas profesi keperawatan terjaga
dengan cara yang terhormat. Pada kode etik keperawatan tercantum enam asas
etis dalam suatu keputusan umum. Enam asas etik keperawatan dalam
melakukan asuhan keperawatan antara lain asas autonomy, beneficiency, non-
maleficence, veracity, confidentiality, dan justice. Keputusan etik yang diambil
bukanlah keputusan yang benar tetapi keputusan yang paling baik kerena pada
dilema etik tidak ada yang benar maupun yang salah. Berdasarkan pendekatan
model Megan dalam menyelesaikan dilema etik menggunakan prinsi DECIDE
yaitu D untuk define the problem(s), E untuk ethical review, C untuk consider
the options, I untuk investigate outcomes, D untuk decide on action, E untuk
evaluate result. Dalam kasus posisi perawat dalam keputusan etik saudara
Hangky yang berumur 20 tahun yang menderita kelumpuhan total
(quadriplegia) dan harus bed rest akibat kecelakaan. Dokter menetapkan untuk
pemasangan infuse dan pemberian antibiotic dengan dosis tinggi. Namun
saudara Hangky tidak mau menerima tindakan dari perawat yang berupa
pemasangan infus dan injeksi antibiotik. Dalam mengambil keputusan pada
pasien dengan dilema etik harus berdasar pada prinsip-prinsip moral yang
berfungsi untuk membuat secara spesifik antara lain yang pertama adalah

14
Autonomy yang merupakan tindakan perawat harus menghargai keputusan
pasien. Kemudian yang kedua adalah Benefesience atau kemurahan hati yang
mendorong seorang perawat untuk melakukan sesuatu hal atau tindakan yang
baik dan tidak merugikan pasien. Lalu yang ketiga yaitu Justice atau keadilan,
setiap perawat harus menerapkan prinsip moral adil dalam pelayanan
keperawatan kepada pasien dalam memperoleh pengobatan dalam
penyembuhan penyakit sesuai dengan kondisi pasien. Yang keempat yaitu
Nonmaleficience atau tidak merugikan, dalam kepetusan yang dibuat perawat
tidak menimbulkan kerugian secara fisik ataupun kerugian berdampak psikis
yang dapat memperburuk kondisi pasien. Kemudian yang kelima adalah
Veracity atau kejujuran, yang dimaksud disini yaitu setiap perawat harus
bertindak jujur dan tidak berbohong tentang kondisi dan dampak yang akan
ditanggung pasien. Yag keenam adalah Fedelity atau menepati janji, artinya
setiap perawat harus menepati janji yang sudah disepakati, janji tersebut harus
tetap dipenuhi walaupun hasil dari injeksi antibiotic tidak sesuai dengan
harapan karena hal tersebut mempengaruhi tingkat kepercayaan pasien
terhadap perawat. Dan yang terakhir adalah Confidentiality atau kerahasiaan.

3.2 Saran

Tindakan seorang perawat kepada pasien yaitu dengan menerapkan etik


yang baik dalam menjalankan profesi tersebut. Meskipun terdapat pasien yang
sudah tidak mempunyai keinginan untuk melanjutkan kehidupannya, sebagai
seorang perawat harus tetap memberikan tindakan asuhan keperawatan yang
berdasarkan prinsip etik keperawatan yang baik dan benar.

15
DAFTAR PUSTAKA

Adhani, Rosihan. 2014. Etika dan Komunikasi Dokter-Pasien-Mahasiswa.


Banjarmasin: PT. GRAFIKA WANGI KALIMANTAN

Handiyani, Hanny. 2003. Etika Penulisan Karya Ilmiah Keperawatan. Jurnal


Keperawatan Indonesia. Vol. 7. No. 1.
http://www.jki.ui.ac.id/index.php/jki/article/view/131/pdf_130

Nursalam. 2009. Keperawatan Kesehatan Komunitas Teori dan Praktik dalam


Keperwatan. Jakarta:Salemba Medika

Suhaerni, Mimin Emi. 2002. Etika keperawatan Aplikasi pada Praktik. Jakarta:Buku
Kedokteran EGC

16

Anda mungkin juga menyukai