Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PENDAHULUAN DAN SATUAN ACARA PENYULUHAN

KEPERAWATAN KOMUNITAS
(PENYULUHAN ISPA RW.04 KELURAHAN PORIS PLAWAD
KECAMATAN CIPONDOH KOTA TANGERANG

Disusun Oleh :

SINDY AMALIA (2214901076)

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TANGERANG
TA. 2022/202
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Hari/Tanggal : Rabu, 16 November 2022

Waktu : 15.30 s/d Selesai

Tempat : Posyandu Merak RT 01/04 Poris Plawad

Topik Kegiatan : Penyuluhan ISPA

A. Tujuan Umum

Setelah diberikan penyuluhan tentang ISPA, diharapkan masyarakat di


RW 02 memahami tentang penyakit ISPA dalam upaya meningkatkan derajat
kesehatan di daerah RW 04 kelurahan Poris Plawad.

B. Tujuan Khusus
a. Setelah diberikan penyuluhan tentang ISPA, warga diharapkan mampu:
b. Menyebutkan pengertian ISPA
c. Meyebutkan penyebab ISPA
d. Menyebutkan tanda dan gejala ISPA
e. Menyebutkan cara pencegahan ISPA

C. Sasaran

Warga RW 04 Kelurahan Poris Plawad Kecamatan Cipondoh

D. Metode
1. Ceramah
2. Evaluasi pre-post test
E. Alat dan Bahan
1. Infocus
2. Layar Infokus 3. Meja
4. Sound sistem
5. Mic
6. Banner
F. Media
1. Power Point
2. Leaflet
G. Setting Tempat

Keterangan:

: Penyaji

: Mahasiswa

: Warga

: Power Point

H. Materi
1. Pengertian ISPA
2. Pravalalensi ISPA
3. Faktor Penyebab ISPA
4. Tanda dan gejala ISPA
5. Pengobatan ISPA
I. Kegiatan
a. Persiapan
Melaksanakan kegiatan Penyuluhan ISPA di RW. 04 agar berjalan
dengan baik, maka panitia yang akan melaksanakan harus terdiri dari leader,
sekertaris/notulen, bendahara/observer, divisi acara/MC, divisi peralatan,
divisi fasilitator, divisi humas/dokumentasi, divisi konsumsi dan notulen.

1. Leader : Sindy AmaliaTugas :

1) Membuat dan menyusun proposal pre planning musyawarah


masyarakat
2) Membentuk kepanitiaan dan mengarahkan panitia Musyawarah
Masyarakat dengan cara memberikan motivasi kepada anggota yang
terlibat dalam kegiatan Musyawarah Masyarakat agar pelaksanaan
Musyawarah Masyarakat berjalan sesuai dengan tujuan.
3) Melakukan komunikasi serta koordinasi antar panitia dengan
masyarakat RW 04 terkait pelaksanaan kegiatan Musyawarah
Masyarakat.
4) Memfasilitasi setiap sikap anggota kelompok untuk mengekspresikan
perasaannya, mengajukan pendapat dan memberikan umpan balik.
5) Sebagai role model.

2. Observer : Candra Rini Diastuti

Tugas :

1) Mengobservasi setiap respon peserta.

2) Menghimpun dan mengelola keuangan terkait kegiatan Musyawarah


Masyarakat.
3) Mengamati dan mencatat semua proses yang terjadi dan semua
perubahan perilaku peserta (jumlah peserta yang hadir, daftar hadir,
peserta yang memberikan ide dan pendapat, topik, dan diskusi respon
verbal dan non verbal)
4) Memberikan umpan balik kepada kelompok.

5) Mengobservasi respon anggota kelompok.

6) Mengidentifikasikan strategi yang akan digunakan leader.

Mencatat modifikasi strategi untuk kegiatan kelompok

berikutnya

3. Divisi Acara/MC : Okta Viyan Dila dan Tiara Evsya

Tugas :

1) Membuka dan menutup kegiatan dari awal sampai akhir.

2) Membantu leader dalam mengorganisir kemampuan anggota


kelompok.
3) Mengingatkan leader jika kegiatan menyimpang.
4) Mengingatkan leader tentang waktu (time keeper)

5) Divisi Fasilitator : Lia Qorariah, Nita Trianingsih

Tugas :

1) Memimpin dan mengarahkan jalannya


Penyuluhan
Hipertensi
2) Memfasilitasi audiens selama berlangsungnya acara

4. Divisi Dokumentasi : Agus Rusliana

Tugas :

1) Melakukan pemotretan atau pendokumentasian setiap kegiatan dari


awal sampai selesai.
2) Menyediakan dan mempersiapkan peralatan dan perlengkapan
dalam memenuhi kesiapan jalannya acara.

5. Divisi Konsumsi : Nurfadilah, St. May Munah

Tugas :

1) Menyediakan hidangan makanan maupun minuman dalam acara


kegiatan dari awal sampai selesai

6. Devisi Peralatan : Sarah Rahmania, Renty Nurhayati Sihotang

Tugas :

1) Menyediakan dan mempersiapkan peralatan dan perlengkapan


dalam memenuhi kesiapan jalannya acara.
7. Sekretaris: Fani Nanda Irana

Tugas :

1) Membuat surat untuk disebarkan kepada tokoh

masyarakat dan tokoh agama

2) Membuat surat untuk peminjaman alat serta tempat

8. Notulen: Sri Sundari


Tugas :

1) Mencatat kesimpulan
2) Mencatat pertanyaan dari masyarakat yang diajukan
3) Mencatat jumlah peserta yang hadir.

Evaluasi dari hasil Penyuluhan

No WAKTU KEGIATAN PENYULUHAN KEGIATAN PESERTA


1. 5 menit Orientasi: Respon peserta
- Mengucapkan salam - Menjawab salam
- Mengingatkan kontrak waktu - Menyepakati
- Menjelaskan tujuan dan pokok Kontrak
bahasan yang akan disampaikan - Mendengarkan
- prolog mendekati target penyuluhan
- Pengadaan pre test

2. 15 menit Pelaksanaan:
- Menjelaskan pengertian tentang - Mendengarkan dan
ISPA memahami
- Menjelaskan penyebab ISPA - Mendengarkan dan
- Menjelaskan tanda dan gejala ISPA memahami
- Menjelaskan pencegahan penyakit - Mendengarkan dan
ISPA memahami
- Mendengarkan dan
memahami

3. 10 menit Evaluasi: - Menjawab pertanyaan


- Melakukan Post-Test post- tes dengan benar

4. 5 menit Terminasi : - Menjawab salam


- Menutup acara mengucap sala

J. Lampiran Materi

1. Pengertian

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (World Health


Organization/WHO), ISPA merupakan penyakit saluran pernapasan akut
yang disebabkan oleh agen infeksius yang menimbulkan gejala dalam
waktu beberapa jam sampai beberapa hari. ISPA adalah penyebab utama
morbiditas dan mortalitas penyakit menular di dunia (Widianti, 2020).

Infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) adalah penyakit saluran


pernapasan atas atau bawah, yang dapat menimbulkan berbagai penyakit.
ISPA berlangsung sampai 14 hari yang dapat ditularkan melalui air ludah,
darah, bersin maupun udara pernafasan yang mengandung kuman. ISPA
didefinisikan juga sebagai saluran pernapasan akut yang disebabkan oleh
agen infeksius yang ditularkan dari manusia ke manusia (Burhan, 2020).

Notoatmodjo (2013) mengatakan ISPA merupakan diadaptasi dari


istilah dalam bahasa Inggris Acute Respiratory Infections (ARI). Istilah
ISPA meliputi tiga unsur yakni infeksi, saluran pernafasan dan akut.
Infeksi adalah masuknya kuman atau mikroorganisme ke dalam tubuh
manusia dan berkembang biak sehingga menimbulkan gejala penyakit
(Syamsi, 2018).

2. Prevalensi ISPA

World Health Organization (WHO) menyebutkan insiden infeksi


saluran pernapasan akut (ISPA) dengan angka kematian balita diatas 40 per
1000 kelahiran hidup atau 15% - 20 % pertahun pada balita. Di Indonesia
kasus ISPA masih menempati urutan pertama penyebab kematian pada
kelompok bayi dan balita dengan prevalensi 25%
(Sulastini, 2018).

Prevalensi ISPA di Indonesia masih tinggi, berdasarkan data Riskesdas


2018 menunjukkan di Indonesia terdapat 1.017.290 kasus. Menurut
kementerian Kesehatan (Kemenkes) tahun 2018 Provinsi Banten berada
diperingkat ke empat dengan penderita ISPA sebesar 11,8%.

3. Faktor Penyebab ISPA

a. Mikroorganisme

ISPA dapat disebabkan oleh mikroorganisme patogen seperti virus,


bakteri, jamur dan lainnya yang dapat ditularkan melalui bersin dan
udara pernapasan yang mengandung mikroorganisme patogen yang
terhirup oleh orang sehat ke saluran pernapasannya. Mikroorganisme
patogen penyebab ISPA yang paling banyak ditemukan adalah bakteri
Streptococcus pneumoniae dan virus influenza dan mekanisme
transmisi yang paling banyak adalah secara tidak langsung, yaitu
melalui udara (air borne) (Putri, Mulyanti, Ulfa, 2022).

b. Lingkungan fisik

Lingkungan fisik rumah merupakan salah satu faktor yang


berhubungan dengan kejadian ISPA. Pada umumnya, tingkat kepadatan
dengan tipe semi permanen dan tidak permanen kondisi fisiknya masih
kurang memenuhi syarat kesehatan.

Dengan hunian yang padat beresiko meningkatkan suhu ruangan dan


kelembaban ruangan akibat panas dari pernapasan penghuninya. Rumah
yang padat penghuni menyebebkan sirkulasi udara dalam rumah
menjadi tidak sehat, karena dengan penghuni yang banyak dapat
mempengaruhi kadar oksigen dalam rumah. Sehingga menyebebkan
peningkatan jumlah mikroorganisme penyebeb penyakit terutama yang
menular melalui saluran pernapasan sehingga rentang bagi keluarga
maupun anak (Hardiyanti dan Wahyuni, 2021).

Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Wulandhari dan Purnamasari


(2019) didapatkan hasil rumah dengan penghuni yang padat mempunyai
risiko 2,030 kali untuk menderita ISPA dibanding dengan rumah
dengan penghuni yang tidak padat. Hal ini menunjukkan bahwa
kepadatan hunian merupakan faktor risiko kejadian ISPA. Jumlah orang
yang tinggal dalam satu rumah dapat mempengaruhi penyebaran
penyakit menular dalam kecepatan transmisi mikroorganisme.

c. Asap Rokok atau Merokok

Penyebab umum infeksi saluran napas atas adalah virus dan


bakteri.Meskipun begitu ada beberapa faktor presdisposisi yang dapat
menyebabkan terjadinya penyakitfaringitis, antara lain debu, polusi,
paparan asap rokok, merokok. Kebiasaan masyarakat dalam berperilaku
merokok dapat menjadikan orang lain menjadi perokok pasif
merupakan yang menghirup asap rokok dari perokok aktif. Dampak dari
perokok pasif dapat terkena risiko penyakityang sama dengan perokok
aktif, termasuk penyakit pernapasan, kandungan tar dalam rokok
memicu terjadinya iritasi paru-paru (Kurniawan, Wahyudi, Zainaro,
2021).

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Naja, Kasim dan
Suhartatik (2021) dengan jumlah 45 responden, didapatkan responden
yang terpapar asap rokok berjumlah 39 dan yang tidak 15. Sedangkan
yang terkena ISPA 25 responden dan yang tidak terkena ISPA 20
responden. Dengan hasil persentase yang dapat disimpulkan 55,6%
terjadi ISPA dan 44,4% tidak terjadi ISPA. Sehingga >50% responden
yang mengalami ISPA diakibatkan terpapar asap rokok.

4. Tanda dan Gejala ISPA

ISPA dapat menyerang apabila ketahanan tubuh (immunologi) menurun.


Biasanya menyerang anak di bawah lima tahun dan kelompok yang
memiliki sistem kekebalan tubuh yang masih rentan terhadap berbagai
penyakit. Penyakit ini di awali dengan suhu badan panas sekitar 38 0 C
disertai salah satu atau lebih gejala : a. tenggorokan sakit atau nyeri
menelan
b. keluar cairan melalui hidung,
c. disertai batuk kering atau berdahak.
Adapun komplikasi dari ISPA adalah :
a. Sinusitis
b. Faringitis
c. pneumonia
d. meninggal dunia karena sesak nafas.
Selain itu, bisa pula terjadi laryngitis (peradangan pada daerah laring
atau dekat pita suara) yang menimbulkan croup dengan gejala sesak saat
menarik napas dan batuk menggonggong (barking cough)
(Padila et.all, 2019).
5. Macam – Macam ISPA
Penyakit ISPA dibagi berdasarkan tanda dan gejala yang di alami, dan
terbagi menjadi 2 jenis ringan dan berat (Simanjuntak et.al, 2021) a. Infeksi
Saluran Pernapasan Akut (ISPA) Ringan :
Gejala umum yang terdapat pada ISPA ringan umumnya seperti
flu ringan, batuk kering tidak berdahak, sakit kepala ringan, yang bisa
ditangani di rumah dengan segera minum obat dan istirahat yang
teratur.
b. Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) Berat :
Infeksi ini merupakan tingkat yang lebih parah dari ISPA ringan
dengan gejala seperti demam tinggi, menggigil, sesak napas, dan lain
sebagainya, yang harus segera cepat diatasi dengan periksa ke dokter.
6. Pencegahan ISPA
a. Pencegahan dapat dilakukan dengan memperhatikan status Gizi :
Menurut (Supariasa, 2019) gizi merupakan suatu proses organisme
menggunakan makanan yang dikonsumsi secara normal melalui proses
pencernaan, absorbsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme dan
pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk mempertahankan
kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal organ-organ serta
menghasilkan energi. Makanan yang bergizi akan menghasilkan energi
yang cukup dan akan membuat daya tahan anak tahan terhadap penyakit
(Aslina & Suryani, 2018).
b. Immunisasi.
Pemberian immunisasi sangat diperlukan baik pada anak-anak maupun
orang dewasa. Immunisasi dilakukan untuk menjaga kekebalan tubuh
kita supaya tidak mudah terserang berbagai macam penyakit yang
disebabkan oleh virus / bakteri

c. Kebersihan perorangan dan lingkungan.


Membuat ventilasi udara serta pencahayaan udara yang baik akan
mengurangi polusi asap dapur / asap rokok yang ada di dalam rumah,
sehingga dapat mencegah seseorang menghirup asap tersebut yang bisa
menyebabkan terkena penyakit ISPA. Ventilasi yang baik dapat
memelihara kondisi sirkulasi udara (atmosfer) agar tetap segar dan sehat
bagi manusia
d. Anak berhubungan dengan penderita ISPA.
Infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) ini disebabkan oleh virus/
bakteri yang ditularkan oleh seseorang yang telah terjangkit penyakit ini
melalui udara yang tercemar dan masuk ke dalam tubuh. Bibit penyakit
ini biasanya berupa virus / bakteri di udara yang umumnya berbentuk
aerosol (anatu suspensi yang melayang di udara). Adapun bentuk
aerosol yakni Droplet, Nuclei (sisa dari sekresi saluran pernafasan yang
dikeluarkan dari tubuh secara droplet dan melayang di udara), yang
kedua duet (campuran antara bibit penyakit.
7. Pengobatan ISPA
Penanganan terhadap ISPA secara umum dapat digolongkan menjadi
4 kategori yaitu dengan pemberian imunisasi untuk melawan patogen
spesifik penyakit, perbaikan nutrisi, lingkungan yang lebih baik serta
pemberian antibiotik (Simoes et.al, 2018).
Selain itu, pengobatan tradisional juga dapat digunakan untuk
menangani batuk pada ISPA. WHO merekomendasikan penggunaan obat
tradisional termasuk herbal dalam pemeliharaan kesehatan masyarakat,
Pencegahan, dan pengobatan penyakit.
Pengobatan tradisional terhadap ISPA dapat menggunakan minuman
jahe madu karena sangat efektif dan lebih aman untuk digunakan. Madu
mengandung pinobanksine dan vitamin C sebagai antioksidan dan
antibiotik. Kandungan tersebut berfungsi untuk menurunkan tingkat
keparahan batuk tanpa menimbulkan efek samping yang dapat
mengganggu kesehatan (Arianti et.al, 2021).

K. Evaluasi penyuluhan yang telah dilakukan

No Hari/tangg Implementasi Evaluasi Analisis


al

Rabu/16- Melakukan Evaluasi Struktur -MC : dilakukan


11-22 penyuluhan a. SAP telah dengan baik, karena
dikonsultasikan kepada
mengenai ISPA
pembimbing sebelum
pelaksanaan
b. Tersedianya media sebelumnya telah
c. Kegiatan telah melakukan latihan
dipersiapkan 2 hari sebelum
acara dimulai -Sekretaris : Dalam
d. Kegiatan di informasikan pembuatan surat
ke masyarakat melalui surat
undangan yang diberikan telah dilakukan dua
kepada tokoh masyarakat hari sebelum
Evaluasi Proses pelaksanaan
a. Pelaksanaan sesuai dilakukan
rencana
b. Masyarakat berperan -Notulen :telah
aktif dalam diskusi dan mencatat semua
tanya jawab
pertanyaan peserta
c. Masyarakat mengikuti
kegiatan dari awal hingga dengan lengkap
selesai
-Observer : selalu
d. Masyarakat yang hadir
berjumlah 19 orang berada di dalam
e. Saat diberi kesempatan ruangan ketika acara
bertanya, masyarakat tanpa penyuluhan, dengan
aktif bertanya mengenai
ISPA catatan
Evaluasi Hasil 1. Acara dimulai
a. masyarakat yang hadir
pukul 16:05
mampu menyebutkan apa
itu ISPA 2. dilanjut dengan
b. masyarakat yang hadir
demonstrasi air
mampu menyebutkan
penyebab ISPA rebusan jahe dan
c. masyarakat yang hadir madu
mampu menyebutkan tanda
dan gejala tentang ISPA 3. Dilanjut proses
d.proses pre-post test dapat tanya jawab
dilaksanakan dengan baik
4. Dilanjut dengan
e. Penyaji mengajukan
pertanyaan sebelum dan pos rest kemudian
sesudah acara secara
penutup
langsung kepada masyarakat
-Humas :
dilaksanakan dengan
baik, surat
disebarkan satu hari
sebelum acara
dimulai

-fasilitator : selalu
berada di dalam
ruangan, untuk
memastikan
ketersediaan yang
dibutuhkan selama
berlangsungnya
acara penyuluhan

-Peralatan :
dilaksanakan
dengan baik,
peralatan sudah
disiapkan satu hari
sebelum acara
penyuluhan
dilaksanakan

- konsumsi :
konsumsi yang
disediakan cukup
beraneka, dan
seluruh peserta
mendapatkan nya

-Dokumentasi:
dilaksanakan
dengan baik, dengan
selalu menangkap
setiap momen
penting selama
berlangsungnya
acara penyuluhan
- Notulen :
telah mencatat
seluruh
pertanyaan yang
diajukan oleh
masyarakat dan
mencatat waktu
selama proses
penyuluhan:
- Acara di
mulai pukul
16:05
- Penyampaian
materi 16:10
- Selesai
penyampaian
materi 16:25
- Mengkaji
ulang materi
yang
disampaikan
pukul 16:40
- Penutup
16:55

Anda mungkin juga menyukai