Anda di halaman 1dari 8

0

PRE PLANNING ISPA

Disusun Oleh : Kelompok 5


1. Azam Wahada Purnomo, S.Kep (P1605308)
2. Maulidyati, S.Kep (P1605285)
3. Supriyanto, S.Kep (P1605293)
4. Trina Yudi Widianti, S.Kep (P1605296)
5. Yerry Sandhy, S.Kep (P1605297)

PROGRAM STUDI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIYATA
HUSADA
SAMARINDA
2017
1

SATUAN ACARA PENYULUHAN


ISPA

Kegiatan : Pendidikan Kesehatan


Hari/tanggal : Selasa / 10 Oktober 2017
Waktu : 16.00
Tempat : Rumah Warga Ny. Prapti

1. Latar Belakang
World Health Organization (WHO) memperkirakan insidens Infeksi
Saluran Pernapasan Akut (ISPA) di negara berkembang dengan angka kematian
balita di atas 40 per 1000 kelahiran hidup adalah 15%-20% pertahun pada
golongan usia balita. Menurut WHO 13 juta anak balita di dunia meninggal setiap
tahun dan sebagian besar kematian tersebut terdapat di Negara berkembang
Di Indonesia, ISPA selalu menempati urutan pertama penyebab kematian
pada kelompok bayi dan balita, selain itu ISPA juga sering berada pada daftar 10
penyakit terbanyak di rumah sakit, Survei mortalitas yang dilakukan oleh Subdit
ISPA tahun 2005 menempatkan ISPA/Pneumonia sebagai penyebab kematian
bayi terbesar di Indonesia dengan persentase 22,30% dari seluruh kematian balita
(Anonim, 2008).
Hingga saat ini angka mortalitas ISPA yang berat masih sangat tinggi.
Kematian seringkali disebabkan karena penderita datang untuk berobat dalam
keadaan berat Rasmaliah, 2004, penyebab kematian bayi dan balita yang cukup
tinggi yaitu kira-kira1 dari 4 kematian yang terjadi. Setiap anak diperkirakan
mengalami 3-6 episode ISPA berulang setiap tahunnya
Dari pola 10 penyakit terbanyak di rumah sakit umum Di Indonesia
maupun data survei ( SDKI, Surkesnas ) juga menunjukan tingginya kasus ISPA
Prevalensi ISPA dalam beberapa tahun menurut hasil SDKI yaitu pada tahun
1991 terjadi prevalensi 9,8% dengan kelompok umur 1223 bulan,tahun 1994
terjadi prevalensi 10% dengan kelompok umur 635 bulan, tahun1997 terjadi
prevalensi 9% dengan kelompok umur 611 bulan, tahun 2002-2003 terjadi
prevalensi 8% dengan kelompok umur 623 bulan, dan pada tahun 2007terjadi
prevalensi 11% dengan kelompok umur 1223 bulan(Depkes RI, 2007) Kondisi
ISPA sendiri di daerah Kalimantan timur paling signifikan pada kota samarinda
2

dengan peningkatan dalam sepekan 10 ribu lebih kunjungan ISPA yang di dapat
dari data rumah sakit, klinik dan puskesmas.( Tempo.Interaktif ). Data tahun
2015 menunjukkan bahwa 10 penyakit terbanyak di Puskesmas Kariangau adalah
Infeksi Saluran Pernafasan Akut (common cold) yang masih mendominasi.
Dari hasil uraian Di atas dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa ISPA
merupakan masalah kesehatan utama yang ada di tengah masyarakat baik
ditingkat nasional maupun tingkat kabupaten/kota, khususnya di wilayah kerja
puskesmas rawat Inap sungai mariam sehingga peneliti tertarik untuk mengetahui
faktor-faktoryang mempengaruhi kejadian ISPA pada Balita.
Derajat kesehatan masyarakat dipengaruhi oleh 4 faktor utama yaitu
lingkungan, prilaku, pelayanan kesehatan dan keturunan karena itu untuk
memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat harus ditunjukkan
kepada 4 faktor utama tersebut secara bersama-sama.
Pendidikan kesehatan pada hakikatnya adalah upaya intervevsi yang
ditujukan kepada faktor prilaku. Namun pada hakikatnya 3 faktor yang lain yang
perlu intervensi berupa pendidikan kesehatan juga agar perilaku masyarakat
sesuai nilai-nilai kesehatan atau prilaku sehat,maka diperlukan pendidikan
penyuluhan kesehatan masyarakat.
2. TujuanUmum
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan diharapkan peserta dapat memahami
tentang ISPA.
3. TujuanKhusus
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan selama 1 x 60 menit warga dapat
memahami:
a. Pengertian ISPA
b. Tanda dan Gejala ISPA
c. Penyebab terjadinya ISPA
d. Cara cara penularan ISPA
e. Cara pencegahanISPA
4. Metode
Ceramah dan diskusi
5. Media
Leaflet, LCD
3

6. Materi
Terlampir
7. PembagianKegiatan
Kegiatan
No. Waktu
Penyuluh Peserta
1. 5 menit Pembukaan :
1. Mengucapkan salam - Menjawab salam
2. Perkenalan - Memperhatikan
3. Apersepsi - Berpartisipasi aktif
4. Menyampaikan tujuan
2. Kegiatan inti penyuluhan : - Memperhatikan penjelasan
10 menit a. Menjelaskan dan menguraikan - Menanyakan hal hal yang
materi tentang ISPA: belum jelas
Pengertian ISPA
Tanda dan Gejala ISPA
Penyebab ISPA
Cara penularan ISPA
Cara pencegahan ISPA
b. Memberikan peserta
15 menit kesempatan untuk bertanya
c. Menjawab pertanyaan dari
peserta
3. 5 menit Penutup : - Memperhatikan keterangan
a. Menyimpulkan materi yang kesimpulan
disampaikan - Menjawab pertanyaan
b. Melakukan evaluasi dengan yang telah diajukan oleh
memberi pertanyaan secara penyuluh
lisan - Menjawab salam
c. Mengakhiri kegiatan
penyuluhan
4

8. Setting Tempat

2
4 1 Keterangan:
4
1. moderator
4
4
2. penyaji
3
3. fasilitator
3
5 4 4 4 4. Peserta
5 5. Notulen

9. Pengorganisasian
- Penyaji : Azam Wahada, S.Kep
- Moderator : Supriyanto, S. Kep
- Fasilitator : Maulidyati, S.Kep
Yerry Sandhy, S.Kep,
- Notulen : Trina Yudi Widianti S. Kep
10. Evaluasi
- Evaluasi Penyaji
- Evaluasi Proses
- Evaluasi Hasil
5

Lampiran Materi Penyuluhan ISPA :

ISPA

Pengertian:
ISPA adalah suatu infeksi saluran pernapasan yang berlangsung 14 hari, yang sering
di derita anak-anak di bawah umur 15 tahun, tetapi tidak menutup kemungkinan orang
dewasa juga terkena, dimana ditandai dengan batuk, pilek dan demam.
Apa Penyebabnya?
1. Anak tertular dari penderita ISPA
2. Anak atau bayi yang belum diimunisasi
3. Kurang gizi
4. Tinggal di lingkungan yang kurang sehat
Gejala-gejala:
1. Tanda-tanda ISPA Ringan :
Batuk, pilek
Suara serak
Badan panas atau demam
2. Tanda-tanda ISPA Sedang :
Sama dengan ISPA Ringan
Nafas cepat
Suhu tubuh 390 C
Tenggorokan berwarna merah
Timbul bercak-bercak pada kulit seperti campak
Telinga sakit atau keluar nanah
Telinga berbunyi
3. Tanda-tanda ISPA Berat :
Bibir dan kulit membiru (cyanosis)
Hidung kembang kempis
Kesadaran menurun atau tidak sadar pada anak-anak
Sela iga tertarik kedalam waktu bernafas
Nadi cepat lebih dari 160 x/menit
6

Cara PenularanPenyakit ISPA


1. Melalui air ludah, dahak dan bersin.
2. Udara pernafasan yang mengandung kuman terhirup oleh orang yang sehat
kemudian masuk melalui saluran pernafasan.

Cara Mengatasi Dan Mencegah Terjadinya ISPA


1. Mengusahakan gizi anak dengan baik
2. Imunisasi bayi
3. Menjaga kebersiahan, pererangan dan lingkungan
4. Mencegah anak yang menderita ISPA
5. Melakukan pengobatan segera

Perawatan Dini ISPA :


1. ISPA Ringan dan Sedang:
Bila demam, beri kompres pada daerah kepala, dahi dan lipat paha anak. Bila pilek,
bersih kan cairan yang keluar dari hidung dengan bahan yang lembut dan bersih.
2. ISPA Berat
Segera rujuk ke RS untuk penanganan khusus.

Akibat-Akibat Bila Ispa Tidak Tertangani


1. Bila menjalar ke ginjal dapat menyebabkan Sindrom Nefrotik dan GNA.
2. Bila ke jantung dapat menyebabkan miocarditis
3. Bila ke otak menyebabkan enchepalitis dan meningitis.
4. Bila mengenai telinga bisa menyebabkan otitis media.
7

DaftarPustaka

Suparman, 1996, IlmuPenyakitDalam, FKUI, Jakarta


Arif, dkk. 1999, KapitaSelektaKedokteran, Media Aeskulapius, FKUI, Jakarta

Anda mungkin juga menyukai