BAB 1
SATUAN ACARA PENYULUHAN
1
2
2
3
berulang, sesak nafas, rasa dada tertekan dan batuk, terutama pada malam atau
dini hari.
Maka sebagian perawat harus mampu memberikan asuhan keperawatan secara
langsung kepada individu dan keluarga tentang asma agar mampu meningkatkan
pengetahuan, kemampuan serta kemauan dalam melaksanakan 5 tugas kesehatan
keluarga. Lima tugas tersebut yaitu, mengenal masalah asma, memutuskan
pengobatan yang baik, merawat penderita asma, memodifikasi lingkungan, serta
memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan seperti puskesmas, rumah sakit, dan
dokter klinik.
1.2 Tujuan Instruksional Umum
Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan diharapkan agar masyarakat tahu
akan bahaya penyakit asma
1.3 Tujuan Instruksional Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan ini, sasaran diharapkan mampu:
1. Menjelaskan Pengertian Asma
2. Menyebutkan Jenis Penyakit Asma
3. Menyebutkan Gejala Penyakit Asma
4. Menyebutkan Penyebab Terjadinya Asma
5. Menyebutkan Bagaimana Cara Atau Proses Penyembuhan
1.4 Sasaran
Seluruh Masyarakat Komunikas Puskesmas Kota Palangka Raya
1.5 Metode
Adapun metode yang digunakan dalam kegiatan penyuluhan kesehatan
dalam Pengabdian Pada Masyarakat STIKes Eka Harap Palangka Raya meliputi :
1. Ceramah
2. Diskusi
3. Demonstrasi
4. Praktek
1.6 Media
Adapun media yang digunakan dalam kegiatan penyuluhan pengabdian
masyarakat ini yaitu meliputi:
1. Leaflet
3
4
2. Alat peraga
3. Warles
4. LCD
1.7 Pelaksanaan Tugas
Adapun rangkaian kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang dilakukan
oleh Dosen dan Mahasiswa STIKes Eka Harap Palangka Raya.
Topik : Asma
Media dan Alat : Leaflet, alat peraga, LCD, Warles,
Tempat :
Hari dan Tanggal : Sabtu, 20 Januari 2018
Jam : 09:00 WIB s/d selesai
1) Seting Tempat :
Keterangan :
: Moderator
: Peserta
: Fasilitator
: Penyaji
: Observer
4
5
2. Penyaji :
Uraian tugas :
Menjelaskan materi penyuluhan dengan jelas dan dengan bahasa yang
mudah dipahami oleh peserta.
Memotivasi peserta untuk tetap aktif dan memperhatikan proses
penyuluhan
Memotivasi peserta untuk bertanya.
3. Fasilitator :
Uraian tugas :
Ikut bergabung dan duduk bersama di antara peserta.
Mengevaluasi peserta tentang kejelasan materi penyuluhan.
Memotivasi peserta untuk bertanya materi yang belum jelas.
Menginterupsi penyuluh tentang istilah /hal hal yang dirasa kurang jelas
bagi peserta.
4. Observer :
Uraian tugas :
Mencatat nama dan jumlah peserta, serta menempatkan diri sehingga
memungkinkan dapat mengamankan jalannya proses penyuluhan.
Mencatat pertanyaan yang diajukan peserta.
Mengamati perilaku verbal dan nonverbal
peserta selama proses penyuluhan.
Mengevaluasi hasil penyuluhan dengan rencana penyuluhan.
Menyampaikan evaluasi langsung kepada penyuluh yang dirasa tidak
sesuai dengan rencana penyuluhan.
5. Dokumentasi : Meyie
Uraian tugas :
Mengambil gambar saat kegiatan penyuluhan.
5
6
1.10 Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a. Tempat dan alat sesuai rencana
b. Peran dan tugas sesuai rencana.
c. Setting tempat sesuai dengan rencana.
2. Evaluasi Proses
a. Selama kegiatan semua peserta dapat mengikuti seluruh kegiatan.
b. Selama kegiatan semua peserta aktif.
6
7
3. Evaluasi Hasil
a. Peserta Dapat Mengerti Penyakit Asma
b. Peserta Dapat Mengerti Jenis Penyakit Asma
c. Peserta Dapat Mengerti Gejala Penyakit Asma
d. Peserta Dapat Mengerti Penyebab Terjadinya Asma
e. Peserta Dapat Mengerti Bagaimana Cara Atau Proses Penyembuhan
7
8
BAB 2
MATERI PENYULUHAN
8
9
tampil dalam bentuk: mulai dari serbuk bunga, tanaman, pohon, debu luar/dalam
rumah, jamur, hingga zat/bahan makanan. Ketika alergen memasuki tubuh
pengidap alergi, sistem imunitasnya memproduksi antibodi khusus yang disebut
IgE. Antibodi ini mencari dan menempelkan dirinya pada sel-sel batang. Peristiwa
ini terjadi dalam jumlah besar di paru-paru dan saluran pernafasan lalu
membangkitkan suatu reaksi. Batang-batang sel melepaskan zat kimia yang
disebut mediator. Salah satu unsur mediator ini adalah histamin.
Akibat pelepasan histamin terhadap paru-paru adalah reaksi penegangan/
pengerutan saluran pernafasan dan meningkatnya produksi lendir yang
dikeluarkan jaringan lapisan sebelah dalam saluran tersebut.
2.2.2 Asma Intrinsik
Asma intrinsik tidak responsif terhadap pemicu yang berasal dari alergen.
Asma jenis ini disebabkan oleh stres, infeksi, dan kondisi lingkungan seperti
cuaca, kelembaban dan suhu udara, polusi udara, dan juga oleh aktivitas olahraga
yang berlebihan. Asma intrinsik biasanya berhubungan dengan menurunnya
kondisi ketahanan tubuh, terutama pada mereka yang memiliki riwayat kesehatan
paru-paru yang kurang baik, misalnya karena bronkitis dan radang paru-paru
(pneumonia). Penderita diabetes mellitus golongan lansia juga mudah terkena
asma intrinsik. Tujuan dari pemisahan golongan asma seperti yang disebut di atas
adalah untuk mempermudah usaha penyusunan dan pelaksanaan program
pengendalian asma yang akan dilakukan oleh dokter maupun penderita itu sendiri.
Namun dalam prakteknya, asma adalah penyakit yang kompleks, sehingga tidak
selalu dimungkinkan untuk menentukan secara tegas, golongan asma yang
diderita seseorang. Sering indikasi asma ekstrinsik dan intrinsik bersama-sama
dideteksi ada pada satu orang.
2.3 Gejala Penyakit Asma
Frekuensi dan beratnya serangan asma bervariasi. Beberapa penderita lebih
sering terbebas dari gejala dan hanya mengalami serangan serangan sesak napas
yang singkat dan ringan, yang terjadi sewaktu-waktu. Penderita lainnya hampir
selalu mengalami batuk dan mengi (bengek) serta mengalami serangan hebat
setelah menderita suatu infeksivirus, olah raga atau setelah terpapar
oleh alergen maupun iritan. Menangis atau tertawa keras juga bisa menyebabkan
9
10
timbulnya gejala dan juga sering batuk berkepanjangan terutama di waktu malam
hari atau cuaca dingin. Suatu serangan asma dapat terjadi secara tiba-tiba ditandai
dengan napas yang berbunyi (mengi, bengek), batuk dan sesak
napas. Bunyi mengi terutama terdengar ketika penderita menghembuskan
napasnya. Di lain waktu, suatu serangan asma terjadi secara perlahan dengan
gejala yang secara bertahap semakin memburuk. Pada kedua keadaan tersebut,
yang pertama kali dirasakan oleh seorang penderita asma adalah sesak
napas, batuk atau rasa sesak di dada. Serangan bisa berlangsung dalam beberapa
menit atau bisa berlangsung sampai beberapa jam, bahkan selama beberapa hari.
Gejala awal pada anak-anak bisa berupa rasa gatal di dada atau di leher. Batuk
kering di malam hari atau ketika melakukan olah raga juga bisa merupakan satu-
satunya gejala. Selama serangan asma, sesak napas bisa menjadi semakin berat,
sehingga timbul rasa cemas. Sebagai reaksi terhadap kecemasan, penderita juga
akan mengeluarkan banyak keringat. Pada serangan yang sangat berat, penderita
menjadi sulit untuk berbicara karena sesaknya sangat hebat.
Kebingungan,letargi (keadaan kesadaran yang menurun, dimana penderita
seperti tidur lelap, tetapi dapat dibangunkan sebentar kemudian segera tertidur
kembali) dan sianosis (kulit tampak kebiruan) merupakan pertanda bahwa
persediaan oksigen penderita sangat terbatas dan perlu segera dilakukan
pengobatan. Meskipun telah mengalami serangan yang berat, biasanya penderita
akan sembuh sempurna, Kadang beberapa alveoli (kantong udara di paru-paru)
bisa pecah dan menyebabkan udara terkumpul di dalam ronggapleura atau
menyebabkan udara terkumpul di sekitar organ dada. Hal ini akan memperburuk
sesak yang dirasakan oleh penderita.
2.3.1 Terapi Penanganan Terhadap Gejala
Terapi ini dilakukan tergantung kepada pasien. Terapi ini dianjurkan kepada
pasien yang mempunyai pengalaman buruk terhadap gejala asma, dan dalam
kondisi yang darurat. Penatalaksanaan terapi ini dilakukan di rumah penderita
asma dengan menggunakan obat bronkodilator seperti: β2 -agonist inhalasi dan
glukokortikosteroid oral (GINA, 2005).
10
11
11
12
Sekilas perihal penyakit asma yang disebut juga penyakit bengek, asma
merupakan masalah pernafasan yang berbentuk alergis atau sensitif pada suatu hal
yang masuk ke dalam tubuh apakah debu atau hawa dingin. Pasien penyakit asma
dapat mengalami kesulitan bernafas dan merasa sesak di dada. Biasanynya disertai
batuk saat bernafas dan bunyi tinggi tapi terdengar menyempit.Orang yang hidup
dengan asma bisa merasakan bahwa kualitas hidup akan terpengaruh asma apalagi
sampai mengancam jiwa oleh karena itu harus diketahui hal-hal yang dibutuhkan
untuk menanganinya. Asma sesungguhnya dapat dikelola.
2.5.1 Berikut Cara Mengatasi dan Mengobati Penyakit Asma :
2.5.1.1 Alpukat
Alpukat telah diketahui memiliki kandungan konsentrasi paling tinggi l-
glutathione ialah makanan anti-asma yang mampu membuat perlindungan sel,
melawan rusak disebabkan radikal bebas, dan detoksifikasi tubuh dari polutan
serta zat beresiko lain. l-glutathione dalam alpukat juga bisa menolong
peradangan quells sistemik dan melakukan perbaikan kesehatan usus yang rusak.
Suatu sistem yang pada gilirannya menolong menghindari penyebab asma.
2.5.1.2 Kubis
Kubis adalah sumber alami vitamin c yang mempunyai kekuatan unik
memblokir radikal bebas dan bertanggung jawab pada kontraksi otot polos saluran
napas sisi didalam. Kubis juga adalah sumber fitokimia beta-karoten sebagai
antioksidan kuat mengurangi tanda-tanda asma atau mencegahnya.
2.5.1.3 Bayam
Suatu penelitian yang melibatkan 68.535 partisipan wanita menunjukkan
bahwa konsumsi tinggi bayam terkait segera dengan menyusutnya resiko asma.
Hasil riset ini barangkali didukung oleh fakta bahwa bayam tinggi kandungan vit.
c, beta-karoten, vit. e, dan magnesium.
2.5.1.3 Pisang
Menurut studi yang dilakukan pada tahun 2011 oleh beberapa peneliti dari
imperial college london, makan pisang tiap-tiap hari bisa menghindari asma.
penelitian tersebut mendapatkan bahwa anak-anak yang makan satu buah pisang 1
hari, alami penurunan risiko tanda-tanda asma layaknya mengi sampai lebih
kurang 34 %.
12
13
2.5.1.5 Air
Umumnya orang yang didiagnosis dengan asma, biasanya situasinya
dikarenakan dikarenakan dehidrasi. menurut beberapa pakar, tanda-tanda asma itu
awalannya bermula sebagai peringatan bahwa tubuh memerlukan air. hingga anda
butuh memenuhi keperluan air tiap-tiap hari untuk menghindar berkembangnya
tanda-tanda asma.
2.5.1.6 Jahe
Jahe yaitu ramuan anti-asma yang kuat, apalagi sebagian orang
menyebutkan bahwa manfaatnya tambah baik dibanding obat antihistamin
layaknya benadryl saat membersihkan saluran hawa serta menghentikan
peradangan. serat serta karakter antioksidannya bikin jahe bisa jadi obat yang
ampuh tanpa menyebabkan dampak samping yang beresiko, yang bermakna safe
untuk anda untuk menambahkannya ke didalam makanan sehari-hari serta
minuman untuk kesehatan yang baik.
2.5.1.7 Kunyit
Bahan aktif anti-inflamasi didalam kunyit juga bisa menangani
peradangan yang bertanggung jawab pada pembengkakan paru-paru serta
konstriksi saluran pernapasan sepanjang serangan asma. dikarenakan menolong
melebarkan pembuluh darah serta mengendurkan otot, kunyit adalah senjata
ampuh saat mencegah kambuhnya tanda-tanda asma.
2.5.1.8 Apel
Apel memiliki kandungan quersetin yang sudah dapat dibuktikan berikan
perlindungan yang kuat pada asma. sesuatu studi dari eropa mendapatkan bahwa
wanita hamil yang konsumsi sekurang-kurangnya empat apel per minggu, 53 %
lebih rendah pada risiko melahirkan anak dengan asma.
2.5.2 Langkah Lain Cara Menyembuhkan Penyakit Asma :
2.5.2.1 Konsumsi Kopi
Seseorang yang konsumsi kopi hangat waktu asma kambuh, bisa
menolong seseorang meredakan rasa sesaknya. perihal ini dikarenakan kopi telah
banyak diketahui, serta efisien untuk buka saluran hawa yang terhimpit di dada.
13
14
14
15
yakinkan kamar mandi bersih, tidak lembab, atau ditumbuhi jamur. yakinkan juga
semua ruangan rumah memperoleh ventilasi yang cukup.
2.5.2.9 Jauhi Semprotan Insektisida.
Seorang pasien asma mesti hindari semprotan insektisida serta pestisida
yang bisa mengganggu saluran pernapasan. bila pingin membasmi serangga di
rumah, pakai langkah lain tak hanya memakai racun serangga. semprotan racun
serangga cuma dapat menyebabkan serangan asma
2.5.2.10 Imbuhkan Penyaring Hawa Pada Ac.
Debu dapat jadi penyebab asma. debu yang beterbangan waktu ac
dihidupkan dapat jadi problem tersendiri untuk pasien asma. yakinkan untuk
menempatkan filter hawa pada ac untuk memperoleh hawa yang bersih dari debu.
2.5.2.11 Kerjakan Latihan Pernapasan.
Studi bagaimana bernapas dalam-dalam juga bisa menolong menangani
masalah asma.
kesusahan bernapas adalah di antara efek serangan asma serta studi bagaimana
mengelola problem ini dapat sangat menolong.
2.5.2.12 Menambah mengonsumsi makanan yang kaya vit. a, b6, b12, vit. c, e,
serta omega-3. membangun sistem kekebalan tubuh dengan makanan kaya nutrisi
layaknya dijelaskan diatas dapat menolong kurangi derita serta tingkat
kekambuhan asma.
2.5.2.13 Berhenti Merokok Serta Jauhi Asap Rokok.
Asap rokok dapat jadi penyebab asma. lantas, berhentilah merokok serta
jauhi asap rokok.
2.5.2.14 Hewan Peliharaan.
Bila menderita asma, seseorang barangkali pingin mengambil keputusan
untuk tidak memelihara hewan peliharaan di rumah. namun bila telah terlanjur
memilikinya, yakinkan melindungi rumah bersih terlebih dari bulu hewan
peliharaan yang bisa menyebabkan asma
15
16
DAFTAR PUSTAKA
Adeniyi BO., Awopeju OF., Erhabor GE., 2009. Acute Severe Asthma. African
Journal of Respiratory Medicine. Arif M., 2010. Pengantar Metodologi Penelitian
Untuk Ilmu Kesehatan. Surakarta: UNS Press hal. 71-131. Atmoko W., Khairina
H., Faisal O., Bobian E. F., 2011. Prevalens Asma Tidak Terkontrol dan Faktor-
Faktor yang Berhubungan dengan Tingkat Kontrol Asma di Poliklinik Asma
Rumah Sakit Persahabatan, Jakarta. J Respir Indo. 31 (2):53-60 (April, 2011)
Bachtiar D., Wiyono W. H., Yunus F., 2011. Proporsi Asma Terkontrol di Klinik
Asma RS Persahabatan Jakarta 2009. J Respir Indo. 31(2):90-100 (April, 2011)
Cicak B., Verona E., Stefanovic M., 2008. An Individualized Approach in The
Education of Asthmatic Children. Acta Clinica Croatica. 47(4):231-8 (Desember,
2008) Departemen Kesehatan RI., 2007. Pharmaceutical Care Untuk Penyakit
Asma. Departemen Kesehatan RI., 2008. Riset Kesehatan Dasar 2007, Laporan
Provinsi Jawa Tengah. Departemen Kesehatan RI., 2009. Pedoman Pengendalian
Penyakit Asma. Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah., 2009. Profil Kesehatan
Provinsi Jawa Tengah Tahun 2009.
http://www.dinkesjatengprov.go.id/dokumen/profil/2009/Profil_2009br.pdf (14
Mei 2013) Djojodibroto D., 2009. Respirologi (Respiratory Medicine). Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC hal. 105-15. Gan WQ., Man P., Sin DD., 2005.
The Interactions Between Cigarette Smoking and Reduced Lung Function on
Systemic Inflamation. CHEST. 127: 558-564 42 Global Initiative for Asthma
(GINA)., 2006. Global Strategy for Asthma Management and Prevention
16