SISTEM INFORMASI Kelompok 7 PENDEKATAN SISTEM A. Tahap dan langkah pendekatan sistem Usaha Persiapan
Mempersiapkan manajer untuk memecahkan
masalah = menyediakan orientasi sistem. Langkah : Memandang perusahaan sebagai suatu sistem = menggunakan model sistem umum perusahaan. Mengenali sistem lingkungan = menempatkan perusahaan sebagai suatu sistem dalam lingkungannya. Mengidentifikasi subsistem perusahaan = subsistem sebagai bentuk area-area fungsional, tingkat-tingkat manajemen sebagai subsitem, arus sumber daya sebagai dasar membagi perusahaan menjadi subsistem. B. Usaha defenisi Identifikasi masalah : Suatu masalah ada atau akan ada. Pemahaman masalah : mempelajari untuk mencari solusi. Langkah : Bergerak dari tingkat sistem ke subsistem : Tiap tingkatan manajemen adalah suatu subsistem. Yang dilakukan oleh seorang manajer : mempelajari posisi sistem dihubungkan dengan lingkungan, menganalisis sistem menurut subsistem-subsistem. ü Menganalisis bagian sistem dalam urutan tertentu. Pada saat mempelajari tiap tingkat system, elemen- elemen sistem dianalisis secara berurutan : 1. Mengevalusai standar : Standar harus sah, realistic, dimengerti, terukur. 2. Membandingkan output sistem dengan standar 3. Mengevaluasi Manajemen 4. Mengevaluasi pemrosesan Informasi 5. Mengevaluasi input dan sumber daya input 6. Mengevaluasi proses tranformasi 7. Mengevaluasi sumber daya output C. Usaha definisi Mengidentifikasi solusi alternative Manajer harus mengidentifikasi bermacam-macam cara untuk memecahkan permasalahan yang sama. Contoh : computer tidak dapat menangani volume aktifitas kegiatan perusahaan, alternatifnya : menambah computer, mengganti computer, mengganti dengan jarinagan computer. Mengevaluasi solusi alternative : mempertimbangkan kerugian dan keuntungan dari setiap alternative Memilih solusi terbaik : mengambil satu alternative Menerapkan solusi terbaik Membuat tindak lanjut untuk memastikan bahwa solusi itu efektif : Manajer harus memastikan solusi mencapai kinerja yang direncanakan. Jenis-jenis masalah : Masalah terstruktur; apabila terdiri dari elemen dan hubungan antar elemen yang semuanya dipahami oleh pemecah masalah. Masalah tak terstruktur; berisi elemen-elemen atau hubungan antar elemen yang tidak dipahami oleh pemecah masalah. Masalah semi terstruktur, masalah yang berisi sebagian elemen-elemen atau hubungannya yang dimengerti oleh pemecah masalah. Elemen-elemen pemecahan masalah dapat digambarkan seperti di bawah ini. Standar menggambarkan keadaan yang diharapkan apa yang harus dicapai oleh sistem. Informasi menggambarkan keadaan saat ini atau apa yang sedang dicapai oleh sistem. Pemecahan masalah Masalah merupakan suatu kondisi yang memiliki potensi untuk menimbulkan kerugian luar biasa atau menghasilkan keuntungan luar biasa. Jadi pemecahan masalah berarti tindakan memberikan respon terhadap masalah untuk menekan akibat buruknya atau memanfaatkan peluang keuntungannya. Oleh karena itu masalah penting untuk dipecahkan. Perbedaan antara masalah dan gejala dimana gejala adalah kondisi yang dihasilkan oleh masalah. Untuk memberikan ilustrasi ini, kita ambil contoh, seorang manajer dihadapkan pada suatu gejala seperti laba yang rendah. Dalam hal ini ada masalah penyebab laba rendah. Jadi dalam kaitan ini, masalah adalah penyebab dari suatu persoalan, atau penyebab dari suatu peluang. SISTEM INFORMASI DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN A. Pengertian pengambilan keputusan pengambilan keputusan adalah suatu proses pemikiran Dalam pemecahan masalah untuk memperoleh hasil yang akan di Laksanakan.dalam manajemen pengambilan keputusan (decision Making) memegang peranan penting karena keputusan yang di Ambil oleh manajer merupakan hasil pemikiran akhir yang harus Dilaksanakan oleh bawahannya atau organisasi yang ia pimpin. B. Jenis – jenis pengambilan keputusan 1. Pengambilan Keputusan Berdasarkan Intuisi
Keputusan yang diambil berdasarkan intuisi atau perasaan
lebih bersifat subjektif yaitu mudah terkena sugesti, pengaruh luar, dan faktor kejiwaan lain. Sifat subjektif dari keputusuan intuitif ini terdapat beberapa keuntungan 2. Pengambilan Keputusan Rasional
Keputusan yang bersifat rasional berkaitan dengan daya
guna. Masalah – masalah yang dihadapi merupakan masalah yang memerlukan pemecahan rasional. Keputusan yang dibuat berdasarkan pertimbangan rasional lebih bersifat objektif. Dalam masyarakat, keputusan yang rasional dapat diukur apabila kepuasan optimal masyarakat dapat terlaksana dalam batas-batas nilai masyarakat yang di akui saat itu. 3. Pengambilan Keputusan Berdasarkan Fakta Ada yang berpendapat bahwa sebaiknya pengambilan keputusan didukung oleh sejumlah fakta yang memadai. Sebenarnya istilah fakta perlu dikaitkan dengan istilah data dan informasi. Kumpulan fakta yang telah dikelompokkan secara sistematis dinamakan data. Sedangkan informasi adalah hasil pengolahan dari data. Dengan demikinan, data harus diolah lebih dulu menjadi informasi yang kemudian dijadikan dasar pengambilan keputusan. 4. Pengambilan Keputusan Berdasarkan Pengalaman Sering kali terjadi bahwa sebelum mengambil keputusan, pimpinan mengingat-ingat apakah kasus seperti ini sebelumnya pernah terjadi. Pengingatan semacam itu biasanya ditelusuri melalui arsip-arsip penhambilan keputusan yang berupa dokumentasi pengalaman-pengalaman masa lampau. Jika ternyata permasalahan tersebut pernah terjadi sebelumnya, maka pimpinan tinggal melihat apakah permasalahan tersebut sama atau tidak dengan situasi dan kondisi saat ini. 5. Pengambilan Keputusan Berdasarkan Wewenang Banyak sekali keputusan yang diambil karena wewenang(authority) yang dimiliki. Setiap orang yang menjadi pimpinan organisasi mempunyai tugas dan wewenang untuk mengambil keputusan dalam rangka menjalankan kegiatan demi tercapainya tujuan organisasi yang efektif dan efisien. C. Tingkat – tingkat pengambilan keputusan Dalam pengambilan keputusan dikenal ada tiga tingkatan: 1. pengambilan keputusan otomatis. Keputusan otomatis merupakan keputusan yang bersifat biologis atau fisis. Sebuah keputusan yang didasarkan semata oleh gerak refleks atau insting. Keputusan yang demikian biasanya tidak berubah dan dilakukan secara mendadak dan cepat. Pengambilan keputusan otomatis merupakan tingkatan pengambilan keputusan yang paling rendah aatau sederhana. Penerapan pengambilan keputusan otomatis sering kali dijumpai pada penanganan peralatan yang bersifat mekanistik dengan menggunakan bantuan komputer. Misalnya pemrosesan produk dengan menggunakan perlatan yang terotomatisasi. 2. pengambilan keputusan memoris. Pengambilan keputusan memoris adalah pengambilan keputusan tingkat kedua. keputusan ini diambil berdasarkan kemampuan seseorang mengingat wewenang an tugas yang diberikan. Keputusan memoris dapat dilatihkan, seperti halnya melatih binatang. Penerapan pengambilan keputusan memoris dalam organisasi adalah menyangkut keputusan terkait tugas wewenang. Artinya seseroang diberi kebebasan dalam batas- batas kewenangan yang dimiliki. 3. pengambilan keputuan kognitif. Pengambilan keputusan tingkat ketiga atau tingkat tertinggi adalah pengambilan keputusan kognitif. Pengambilan keputusan kognitif merupakan pengambilan keuputsan yang dilakukan berdasarkan ilmu pengetahuan dan keberhasilannya bergantung pada sejauhmana faktor lingkungan, pengetahuan dan pengalaman menjadi perhatian saat pengambilan keputusan dilakukan. Yag perlu diingat adalah bahwa pengetahuan dan pengalaman tidak selalu menjamin diperolehnya pengambilan keputusan yang tepat. Bagaimanapun, bila berdasarkan pertimbangan pengetahuan, misalnya pengetahuan ekonomi, maka segala keputusan dalam perusahaan harus diorientasikan pada pertimbangan keuntungan. Namun fakta di lapangan menunjukkan bahwa sering kali keputusan bisnis tidak semata didasarkan pada pertimbangan terebut melainkan berdasarkan pertimbangan politik atau hal-hal lain diluar pertimbangan ekonomi. D. Peran sistem informasi dalam pengambilan keputusan Peran sistem informasi merupakan alat bantu untuk mempermudah menajemen dalam menentukan pengambilan suatu keutusan,namun tidak menggantikannya. Karna menajemen perusahaanlah yang menentukan hasil akhir dari sebuah keputusan. Decision support system(DSS)adalah untuk membantu manajer dalam meningkatkan kinerjanya dalam pengambilan keputusan. Sebuah perusahaan/organisasi tetaplah harus memilih orang- orang yang terbaik untuk duduk di perusahaanya guna memutuskan yang terbaik bagi setiap penentuan kebijakannya. TERIMA KASIH