Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Patologi Anatomi berasal dari kata “ Pato “ yang artinya kelainan,
“Logi” artinya ilmu dan “Anatomi” artinya susunan atau bagian dari organ- organ
tubuh. Sehingga Patologi Anatomi dapat di artikan ilmu yang mempelajari tentang
kelainan pada susunan atau bagian organ-organ tubuh. Patologi Anatomi
merupakan ilmu kedokteran dimana bidang ini sangat membantu dalam
menegakkan diagnosis ( termasuk stadium ) dan penentuan pengobatan yang tepat
bagi kanker.
Dalam bidang Patologi Anatomi, tumor atau kanker dapat diketahui
dengan melihat penampakan suatu sel jaringan dibawah mikroskop. Kanker
adalah pertumbuhan sel-sel abnormal yang cenderung menginvasi jaringan
disekitarnya dan menyebar ke tempat-tempat yang jauh.
Histopatologi adalah cabang biologi yang mempelajari kondisi dan fungsi
jaringan dalam hubungannya dengan penyakit dan merupakan salah satu
pertimbangan dalam penegakan diagnosis adalah melalui hasil pengamatan
terhadap jaringan yang diduga terganggu. Histopatologi dapat dilakukan dengan
mengambil sampel jaringan (misalnya seperti dalam penentuan kanker payudara)
atau dengan mengamati jaringan setelah kematian terjadi. Dengan
membandingkan kondisi jaringan sehat terhadap jaringan sampel dapat diketahui
apakah suatu penyakit yang diduga benar-benar menyerang atau tidak. Ilmu ini
dipelajari dalam semua bidang patologi, baik manusia, hewan, maupun tumbuhan.
Biologi sel atau disebut sitologi adalah ilmu yang mempelajari sel. Sitologi
berasal dari bahasa Yunani yaitu cytos dan logos. Cytos berarti sel dan logos
berarti ilmu. Hal yang dipelajari dalam biologi sel mencakup sifat-sifat fisiologis
sel seperti struktur dan organel yang terdapat di dalam sel, lingkungan dan
antaraksi sel, daur hidup sel, pembelahan sel dan fungsi sel (fisiologi), hingga
kematian sel.
Hal-hal tersebut dipelajari baik pada skala mikroskopik maupun skala
molekular, dan sel biologi meneliti baik organisme bersel tunggal seperti bakteri

1
maupun sel-sel terspesialisasi di dalam organisme multisel seperti manusia.
Dengan demikian, sitologi merupakan ilmu biologi yang mempelajari seluk beluk
susunan serta fungsi bagian-bagian yang ada pada sel makhluk hidup.
Histologi adalah ilmu biologi yang mempelajari seluk beluk susunan serta
fungsi bagian-bagian yang ada pada jaringan makhluk hidup. Histologi adalah
bidang biologi yang mempelajari tentang struktur jaringan secara detail
menggunakan mikroskop pada sediaan jaringan yang dipotong tipis. Histologi
dapat juga disebut sebagai ilmu anatomi mikroskopis. Bidang biologi ini amat
berguna dalam keakuratan diagnosis tumor dan berbagai penyakit lain yang
sampelnya memerlukan pemeriksaan histologis.
Dalam penunjang menentukan membebaskan masyarakat dari penyakit yang
membahayakan maka perlu adanya ahli Patologi Anatomi yang membantu proses
pengobatan bagi pasien yang terponis kanker atau tumor. Yang menentukan ganas
tidaknya adalah dokter patologi dan yang mengerjakan prosessing adalah
analisnya.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam makalah ini adalah
bagaimana tahapan pemeriksaan dari histopatologi.

1.3 Tujuan Penulisan


1. Memenuhi salah satu tugas mata kuliah Sitohistoteknologi.
2. Mengetahui pengertian histologi serta tahapan pemeriksaannya.

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Patologi Anatomi

Patologi Anatomi ialah spesialis medis yang berurusan dengan


diagnosis penyakit berdasarkan paada pemeriksaan makroskopik, mikroskopik,
dan molekuler atas organ, jaringan, dan sel. Di berbagai negeri,dokter yang
berpraktik patologi dilatih dalam patologi anatomi dan patologi klinik,diagnosis
penyakit melalui analisis laboratorium pada cairan tubuh.
Patologi Anatomi mendiagnosis penyakit dan memperoleh informasi yang
berguna secara klinis melalui pemeriksaan makroskopis dan mikroskopis
pada jaringan, dengan pengecatan khusus dan imunohistokimia yang
dimanfaatkan untuk memvisualisasikan protein khusus dan zat lain pada
sekeliling sel. Kini, Patologi Anatomi mulai menggunakan biologi molekuler
untuk memperoleh informasi klinis tambahan dari spesimen yang sama.
Secara garis besar ada 2 macam pemeriksaan dasar yang dilakukan
yaitu pemeriksaan Histopatologi dan Sitopatologi. Pemeriksaan Histopatologi
adalah pemeriksaan dari jaringan tubuh manusia, dimana jaringan dilakukan
pemeriksaan dan pemotongan makroskopis, diproses sampai siap menjadi slide
atau preparat yang kemudian dilakukan pembacaan secara mikroskopis untuk
penentuan diagnosis.
Pemeriksaan Sitopatologi adalah pemeriksaan cairan tubuh manusia yang
kemudian diproses, yaitu dilakukan fiksasi dan pemberian pigmen kemudian
dilakukan pembacaan dengan mikroskop. Perbedaan utama antara pemeriksaan
Histopatologi dan Sitopatologi adalah dimana pemeriksaan Histopatologi akan
tampak struktur jaringan, sedangkan pada pemeriksaan Sitopatologi hanya tampak
gambaran sel-selnya tanpa terlihat struktur jaringannya.

3
2.2 Pemeriksaan Histologi
Teknik pemeriksaan histopatologi berguna untuk mendeteksi adanya
komponen patogen yang bersifat infektif melalui pengamatan secara
mikroanatomi. Histopatologi sangat penting dalam kaitan dengan diagnosis
penyakit karena salah satu pertimbangan dalam penegakan diagnosis adalah
melalui hasil pengamatan terhadap jaringan yang di duga terganggu. Oleh
karena itu, dengan proses diagnosis yang benar akan dapat ditentukan jenis
penyakitnya sehingga dapat dipilih tindakan perventif dan kuratif.
Pemeriksaan histopatologi dilakukan melalui pemeriksaan terhadap
perubahan-perubahan abnormal pada tingkat jaringan. Histopaltologi dapat
dilakukan dengan mengambil sampel jaringan (misalnya seperti dalam
penentuan kanker payudara) atau dengan mengamati jaringan setelah kematian
terjadi. Pemeriksaan histopatologi bertujuan untuk memeriksa penyakit
berdasarkan pada reaksi perubahan jaringan. Pemeriksaan ini hendaknya
disertai dengan pengetahuan tentang gambaran histologi normal jaringan
sehingga dapat dilakukan perbandingan antara kondisi jaringan normal terhadap
jaringan sampel (abnormal). Dengan membandingkan kondisi jaringan tersebut
maka dapat diketahui apakah suatu penyakit yang diduga benar-benar menyerang
atau tidak.
Benjolan atau tumor yang terletak dipermukaan tubuh seperti di leher atau
payudara atau tempat lainnya dan dapat diraba oleh penderita sendiri dapat
merupakan salah satu gejala kanker. Pada tumor yang secara klinis jinak, maka
tumor dapat langsung diangkat. Untuk yang ukuran kecil, tumor dapat diangkat
seluruhnya, sedangkan untuk ukuran besar maka tumor hanya diambil sebagian
untuk contoh pemeriksaan. Tumor yang sudah diangkat, baik secara klinis, jinak,
maupun ganas harus diperiksakan ke dokter patologi anatomi dan demi
keakuratan diagnosis tumor dan berbagai penyakit lain, memerlukan pemeriksaan
histologis, untuk dapat dipastikan jenisnya. Hasil pemeriksaan patologi anatomi
(PA) dengan cara seperti inilah yang dijadikan golden standart atau diagnosis pasti
suatu tumor.

4
Perlengkapan yang digunakan dalam teknik histopatologi :
1. Alas dari bahan kayu / plastik untuk memotong jaring
2. Scalpel untuk memotong jaringan menjadi ukuran yang lebih kecil.
3. Pensil dan kertas untuk memberi tanda/kode jaringan
4. Cassate berukuran kurang lebih 3 x 4 x 1 cm untuk menaruh
jaringan setelah di potong kecil-kecil
5. Tabung gelas berukuran 500-1000 cc sebanyak kurang lebih 10 buah
untuk proses dehidrasi, clearing dan bloking dengan paraffin
6. Microtom untuk memotong jaringan setebal 4-7
7. Waterbath untuk mengambangkan hasil potongan jaringan yang di
taruh di objek glass
8. Mesin pemanas (Incubator temp 56 C – 60 C) untuk mencairkan
parafin selama proses blocking
9. Gelas objek dan gelas penutup (cover)

Prosedur mendapatkan jaringan dalam histologi adalah sebagai berikut :


1. Jaringan harus di duga tumor atau kelainan
2. Jaringan harus sudah di fiksasi sebelum 6 jam setelah kemudian, bisa
terjadi maserasi

3. Pemotongan menggunakan pisau tajam biasanya ( 1,5 x 1 x 0,5 ) m3


4. Mendapatkan jaringan harus segera di masukkan kedalam larutan
fiksasi (Volume 40x) selama 1 malam
5. Tidak boleh di cuci dengan air (terjadi perubahan tekanan osmotik)
6. Tidak boleh di simpan dalam NaCl 0,9 %
7. Tidak boleh di bekukan-pembentukan kristal es dalam sitoplasma
8. Jaringan berbentuk tulang harus didekalifikasi agar lunak dengan
HCL 0,5 %

Fiksasi jaringan adalah proses melunakkan jaringan agar awet dan


kondisinya sama seperti hidup. Dilakukan dengan merendam jaringan
dilarutan fiksasi (volume minimal 20x lebih besar dari jaringan) selama 24 jam.

5
Fiksasi jaringan dilakukan dengan menggunakan formalin 10 %, manfaat
fiksasi :
1. Sel dan jaringan keadaannya seperti hidup
2. Membunuh bakteri
3. Mematikan sel secara serentak
4. Mengeraskan jaringan
5. Melindungi sel dari proses selanjutnya
6. Mempermudah pengecatan
7. Melindungi sel atau jaringan dari autolysis atau putrefaction

Tahap-tahap dalam pemeriksaan pemeriksaan histopatologi adalah sebagai


berikut :

a. Administrasi
Administrasi merupakan bagian penting dalam pemeriksaan pada
laboratorium patologi anatomi, karena pada Administrasi setiap sampel yang
datang akan di berikan nomor urut sampel, dan apabila ada kekeliruan dalam
pemberian nomor sampel maka akan berakibat fatal,. Oleh karena itu
komunikasi anatara pasien/pembawa sampel dengan bagian Administrator
harus terjalin dengan baik dan benar. Hal-hal yang perlu diperhatikan pada saat
Administrasi :
 Mencocokkan data pasien serta sampel yang di bawa dengan surat
pengantar dari dokter
 Pemberian nomor urut sampel
 Contoh : PA14106 untuk sampel dari RSUP M Djamil dan
H1412009 untuk sampel rujukan dari rumah sakit lain
 Pencatatan pada buku arsip laboratorium patologi anatomi
 Pemberian bukti pengembalian hasil, yang biasanya selesai dalam waktu
10 hari kedepan
 Setelah proses administrasi selesai, sampel dan blanko diserahkan
kepetugas laboratorium

6
b. Persiapan sampel
 Cocokkan sampel dengan blanko
 Dicek apakah sampel sudah difiksasi dengan formalin atau buffer
formalin 10 % pH netral
 Sampel di susun sesuai urutan nomor blanko
 Sampel siap dilakukan di proses selanjutnya

c. Pemotongan sampel jaringan


 Sebelum dilakukan pemotongan, tanggal pemotongan di
cantumkan
 Sampel dideskripsikan secara mikroskopis sebelum dan sesudah
pemotongan Contoh : Sampel mame
 Sebelum pemotongan : sebuah jaringan mame dengan ukuran15 cm x 12
cm x 3 cm, berkulit, berputing dan berlemak. Sesudah pemotongan :
didapat 2 buah KGB (kelenjar getah bening) 1 massa tumor. Potong
sampel pada massa yang dicurigai sesuai dengan kaset
 Diletakkan di dalam kaset dan kaset diberi nomer sesuai blanko
 Sampel di masukkan kedalam wadah atau mesin autoprocessing
 Sisa sampel dimasukkan kewadah dan di beri tanggal
pemotongan.

d. Autoprocessing (proses pematangan jaringan)


Masukkan sampel kedalam mesin autoprocessing dengan :
 Buffer formalin 10 % pH netral selama 2 jam
 Buffer formalin 10 5 pH netral 1,5 jam
 Alkohol 70 % selama 1,5 jam
 Alkohol 80 % selama 1,5 jam
 Alkohol 96 % selama 1,5 jam
 Alkohol absolute (Etanol) selama 1 jam
 Alkohol absolute (Etanol) selama 1 jam
 Alkohol absolute (Etanol) selama 1 jam
 Xylol selama 1,5 jam

7
 Xylol selama 1,5 jam
 Parafin selama 2 jam
 Parafin selama 2 jam

e. Embedding
Embedding adalah proses memasukkan jaringan kadalam parafin
cair untuk di buat blok yang padat meliputi :
 Impregnation : Proses penggantian larutan toluen dengan larutan
cair
 Blocking : Memasukkan jaringan kedalam parafin cair-
dipadatkan (menurunkan suhu parafin) dicetak
 Trimming : Meratakan atau merapikan jaringan yang telah
di block parafin dengan menggunakan pisau atau
langsung dengan microtome, sehingga pada saat
pemotongan didapatkan potongan bentuk yang
baik.

Tahap Embedding
 Setelah autoprosessing selesai, keset di keluarkan dan di
masukkan kedalam mesin embedding dan di block
 Sampel di keluarkan dari kaset
 Diletakkan kedalam disc mol yang berisi parafin, kemudian di tutup
dengan kaset yang ada nomernya tadi
 Didinginkan hingga membeku pada mesin pendingin
 Block parafin yang berisi sampel dilepaskan dari disc mol
 Sampel siap dilakukan proses selanjutnya.

f. Proses pemotongan
 Letakkan block parafin pada microtome
 Potong perlahan dengan ketebalan 2-5 mikron
 Diapungkan diatas air hangat di waterbath dengan suhu 40-60 derajat
Celsius

8
 Ditempelkan jaringan pada objek glass
 Objek glass diberi nomor sesuai dengan nomor yang ada di blok parafin
dengan menggunakan pensil 2B atau menggunakan label dan ditulis
dengan pensil 2B.
 Ditiriskan sebentar agar air dari jaringan
 Kemudian objek glass tersebut di letakkan diatas lempeng pemanas untuk
melelehkan lilinnya
 Dan siap untuk proses selanjutnya

g. Pewarnaan
Letakkan slide pada rak pewarnaan dan diwarnai dengan pewarnaan sebagai
berikut :
 Xylol 10-20 celup selama 5 menit
 Xylol 10-20 celup selama 5 menit
 Xylol 10-20 celup selama 5 menit
 Etanol 20 celup
 Alcohol 96% 20 celup
 Alcohol 80% 20 celup
 Alcohol 70% 20 celup
 Bilas dengan air mengalir sampai bersih
 Ditiriskan sebentar di masukkan kedalam harris hematoksilin 10-13 menit
 Bilas dengan air mengalir sampai bersih
 Celupkan dengan alcohol bertingkat 70% , 80% dan 96%
 Celupkan dengan eosin 1 celup
 Alcohol 70 %
 Alcohol 80%
 Alcohol 96%
 Xylol selama 10 detik

h. Finishing

9
 Sediaan dikeringkan dibagian bawah dan sisi-sisinya dilap dengan tisu
 Tetesi entelan (xylol dan ez-mounting)
 Tutup dengan deck glass
 Objek glass di beri nomor sesuai dengan nomor pada blanko pemeriksaan
 Sampel siap diserahkan pada dokter PA untuk didiagnosa

i. Administrasi
 Setelah sampel didiagnosa oleh dokter PA blanko dan hasil
diserahkan ke bagian administrasi
 Hasil diketik oleh bagian administrasi
 Kemudian ditanda tangani oleh dokter PA
 Bagian administrasi menghubungi pasien
 Hasil diambil oleh pasien , sebelumnya nomor hasil dicocokkan
dengan nomor dokumen.
 Hasil diserahkan pada pasien

2.3 Potong Beku / Press Cuve (PC)


Potong beku ialah pemeriksaan patologi anatomi pada bagian
histopatology yang mana sampel yang diperiksa dilakukan saat operasi
berlangsung dan pasien dalam keadaan tidak sadar. Sampel yang
dicurigai kanker dikirim dalam keadaan segar ke laboratorium PA atau
tim dari teknisi PC yang berada diruang operasi dan biasanya dilakukan
dalam 15-20 menit. Pemeriksaan tersebut bertujuan untuk ganas atau
tidaknyamassa kanker sehingga dapat ditentukan tindakan operasi
selanjutnya.
Cara kerja potong beku adalah sebagai berikut.
 Sampel yang datang tanpa pengawet atau fiksasi , didata di
administrasi diberi kode atau nama sampel
 Dilakukan pemotongan oleh dokter PA
 Pada bagian yang dicurigai ganas diambil dan dikenali , dibuat hapusan
buat dokter PA dan Histopatology
 Jaringan ditempelkan pada alat PC dan dibekukan kurang lebih 5 menit

10
 Dipotong dalam alat PC dengan ketebalan 3-5 mikron
 Dibuat slide dan dikeringkan dengan hair dryer atau hot plate
 Dimasukkan dalam harris hematoksilin selama 4 menit
 Bilas dengan air mengalir sampai bersih
 Bilas dengan alcohol bertingkat 70%,80% dan 90% 10-20 celup
 Dimasukkan dalam eosin 1 celup
 Dibilas dengan alcohol bertingkat 50%, 70% , 80% dan 90% 10-20
celup
 Dibersihkan dan dikeringkan bagian bawah dan sisi-sisinya diberi
label dan entelan
 Ditutup dengan deck glass
 Diserahkan kedokter PA
 Hasilnya ditelpon kedokter bedah

Catatan : waktu pewarnaan dengan harris hematoksilin waktunya pada PC


lebih cepat dibandingkan dengan pewarnaan harris hematoksilin pada
histoPA. Hal ini dikarenakan sampel yang digunakan pada PC masih
segar tanpa pengawet atau fiksasi sehingga kandungan protein pada
jaringan masih banyak maka zat warna mudah diserap oleh jaringan.

11
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pemeriksaan histology sangat penting dalam kaitan dengan diagnosis
penyakit karena salah satu pertimbangan dalam penegakan diagnosis adalah
melalui hasil pengamatan terhadap jaringan yang diduga terganggu.

3.2 Saran
Disarankan untuk lebih menyempurnakan makalah ini agar
kedepannnya memiliki manfaat yang besar untuk akademik mahasiswa dan
masyarakat yang membacanya

12

Anda mungkin juga menyukai