PENDAHULUAN
1
maupun sel-sel terspesialisasi di dalam organisme multisel seperti manusia.
Dengan demikian, sitologi merupakan ilmu biologi yang mempelajari seluk beluk
susunan serta fungsi bagian-bagian yang ada pada sel makhluk hidup.
Histologi adalah ilmu biologi yang mempelajari seluk beluk susunan serta
fungsi bagian-bagian yang ada pada jaringan makhluk hidup. Histologi adalah
bidang biologi yang mempelajari tentang struktur jaringan secara detail
menggunakan mikroskop pada sediaan jaringan yang dipotong tipis. Histologi
dapat juga disebut sebagai ilmu anatomi mikroskopis. Bidang biologi ini amat
berguna dalam keakuratan diagnosis tumor dan berbagai penyakit lain yang
sampelnya memerlukan pemeriksaan histologis.
Dalam penunjang menentukan membebaskan masyarakat dari penyakit yang
membahayakan maka perlu adanya ahli Patologi Anatomi yang membantu proses
pengobatan bagi pasien yang terponis kanker atau tumor. Yang menentukan ganas
tidaknya adalah dokter patologi dan yang mengerjakan prosessing adalah
analisnya.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
2.2 Pemeriksaan Histologi
Teknik pemeriksaan histopatologi berguna untuk mendeteksi adanya
komponen patogen yang bersifat infektif melalui pengamatan secara
mikroanatomi. Histopatologi sangat penting dalam kaitan dengan diagnosis
penyakit karena salah satu pertimbangan dalam penegakan diagnosis adalah
melalui hasil pengamatan terhadap jaringan yang di duga terganggu. Oleh
karena itu, dengan proses diagnosis yang benar akan dapat ditentukan jenis
penyakitnya sehingga dapat dipilih tindakan perventif dan kuratif.
Pemeriksaan histopatologi dilakukan melalui pemeriksaan terhadap
perubahan-perubahan abnormal pada tingkat jaringan. Histopaltologi dapat
dilakukan dengan mengambil sampel jaringan (misalnya seperti dalam
penentuan kanker payudara) atau dengan mengamati jaringan setelah kematian
terjadi. Pemeriksaan histopatologi bertujuan untuk memeriksa penyakit
berdasarkan pada reaksi perubahan jaringan. Pemeriksaan ini hendaknya
disertai dengan pengetahuan tentang gambaran histologi normal jaringan
sehingga dapat dilakukan perbandingan antara kondisi jaringan normal terhadap
jaringan sampel (abnormal). Dengan membandingkan kondisi jaringan tersebut
maka dapat diketahui apakah suatu penyakit yang diduga benar-benar menyerang
atau tidak.
Benjolan atau tumor yang terletak dipermukaan tubuh seperti di leher atau
payudara atau tempat lainnya dan dapat diraba oleh penderita sendiri dapat
merupakan salah satu gejala kanker. Pada tumor yang secara klinis jinak, maka
tumor dapat langsung diangkat. Untuk yang ukuran kecil, tumor dapat diangkat
seluruhnya, sedangkan untuk ukuran besar maka tumor hanya diambil sebagian
untuk contoh pemeriksaan. Tumor yang sudah diangkat, baik secara klinis, jinak,
maupun ganas harus diperiksakan ke dokter patologi anatomi dan demi
keakuratan diagnosis tumor dan berbagai penyakit lain, memerlukan pemeriksaan
histologis, untuk dapat dipastikan jenisnya. Hasil pemeriksaan patologi anatomi
(PA) dengan cara seperti inilah yang dijadikan golden standart atau diagnosis pasti
suatu tumor.
4
Perlengkapan yang digunakan dalam teknik histopatologi :
1. Alas dari bahan kayu / plastik untuk memotong jaring
2. Scalpel untuk memotong jaringan menjadi ukuran yang lebih kecil.
3. Pensil dan kertas untuk memberi tanda/kode jaringan
4. Cassate berukuran kurang lebih 3 x 4 x 1 cm untuk menaruh
jaringan setelah di potong kecil-kecil
5. Tabung gelas berukuran 500-1000 cc sebanyak kurang lebih 10 buah
untuk proses dehidrasi, clearing dan bloking dengan paraffin
6. Microtom untuk memotong jaringan setebal 4-7
7. Waterbath untuk mengambangkan hasil potongan jaringan yang di
taruh di objek glass
8. Mesin pemanas (Incubator temp 56 C – 60 C) untuk mencairkan
parafin selama proses blocking
9. Gelas objek dan gelas penutup (cover)
5
Fiksasi jaringan dilakukan dengan menggunakan formalin 10 %, manfaat
fiksasi :
1. Sel dan jaringan keadaannya seperti hidup
2. Membunuh bakteri
3. Mematikan sel secara serentak
4. Mengeraskan jaringan
5. Melindungi sel dari proses selanjutnya
6. Mempermudah pengecatan
7. Melindungi sel atau jaringan dari autolysis atau putrefaction
a. Administrasi
Administrasi merupakan bagian penting dalam pemeriksaan pada
laboratorium patologi anatomi, karena pada Administrasi setiap sampel yang
datang akan di berikan nomor urut sampel, dan apabila ada kekeliruan dalam
pemberian nomor sampel maka akan berakibat fatal,. Oleh karena itu
komunikasi anatara pasien/pembawa sampel dengan bagian Administrator
harus terjalin dengan baik dan benar. Hal-hal yang perlu diperhatikan pada saat
Administrasi :
Mencocokkan data pasien serta sampel yang di bawa dengan surat
pengantar dari dokter
Pemberian nomor urut sampel
Contoh : PA14106 untuk sampel dari RSUP M Djamil dan
H1412009 untuk sampel rujukan dari rumah sakit lain
Pencatatan pada buku arsip laboratorium patologi anatomi
Pemberian bukti pengembalian hasil, yang biasanya selesai dalam waktu
10 hari kedepan
Setelah proses administrasi selesai, sampel dan blanko diserahkan
kepetugas laboratorium
6
b. Persiapan sampel
Cocokkan sampel dengan blanko
Dicek apakah sampel sudah difiksasi dengan formalin atau buffer
formalin 10 % pH netral
Sampel di susun sesuai urutan nomor blanko
Sampel siap dilakukan di proses selanjutnya
7
Xylol selama 1,5 jam
Parafin selama 2 jam
Parafin selama 2 jam
e. Embedding
Embedding adalah proses memasukkan jaringan kadalam parafin
cair untuk di buat blok yang padat meliputi :
Impregnation : Proses penggantian larutan toluen dengan larutan
cair
Blocking : Memasukkan jaringan kedalam parafin cair-
dipadatkan (menurunkan suhu parafin) dicetak
Trimming : Meratakan atau merapikan jaringan yang telah
di block parafin dengan menggunakan pisau atau
langsung dengan microtome, sehingga pada saat
pemotongan didapatkan potongan bentuk yang
baik.
Tahap Embedding
Setelah autoprosessing selesai, keset di keluarkan dan di
masukkan kedalam mesin embedding dan di block
Sampel di keluarkan dari kaset
Diletakkan kedalam disc mol yang berisi parafin, kemudian di tutup
dengan kaset yang ada nomernya tadi
Didinginkan hingga membeku pada mesin pendingin
Block parafin yang berisi sampel dilepaskan dari disc mol
Sampel siap dilakukan proses selanjutnya.
f. Proses pemotongan
Letakkan block parafin pada microtome
Potong perlahan dengan ketebalan 2-5 mikron
Diapungkan diatas air hangat di waterbath dengan suhu 40-60 derajat
Celsius
8
Ditempelkan jaringan pada objek glass
Objek glass diberi nomor sesuai dengan nomor yang ada di blok parafin
dengan menggunakan pensil 2B atau menggunakan label dan ditulis
dengan pensil 2B.
Ditiriskan sebentar agar air dari jaringan
Kemudian objek glass tersebut di letakkan diatas lempeng pemanas untuk
melelehkan lilinnya
Dan siap untuk proses selanjutnya
g. Pewarnaan
Letakkan slide pada rak pewarnaan dan diwarnai dengan pewarnaan sebagai
berikut :
Xylol 10-20 celup selama 5 menit
Xylol 10-20 celup selama 5 menit
Xylol 10-20 celup selama 5 menit
Etanol 20 celup
Alcohol 96% 20 celup
Alcohol 80% 20 celup
Alcohol 70% 20 celup
Bilas dengan air mengalir sampai bersih
Ditiriskan sebentar di masukkan kedalam harris hematoksilin 10-13 menit
Bilas dengan air mengalir sampai bersih
Celupkan dengan alcohol bertingkat 70% , 80% dan 96%
Celupkan dengan eosin 1 celup
Alcohol 70 %
Alcohol 80%
Alcohol 96%
Xylol selama 10 detik
h. Finishing
9
Sediaan dikeringkan dibagian bawah dan sisi-sisinya dilap dengan tisu
Tetesi entelan (xylol dan ez-mounting)
Tutup dengan deck glass
Objek glass di beri nomor sesuai dengan nomor pada blanko pemeriksaan
Sampel siap diserahkan pada dokter PA untuk didiagnosa
i. Administrasi
Setelah sampel didiagnosa oleh dokter PA blanko dan hasil
diserahkan ke bagian administrasi
Hasil diketik oleh bagian administrasi
Kemudian ditanda tangani oleh dokter PA
Bagian administrasi menghubungi pasien
Hasil diambil oleh pasien , sebelumnya nomor hasil dicocokkan
dengan nomor dokumen.
Hasil diserahkan pada pasien
10
Dipotong dalam alat PC dengan ketebalan 3-5 mikron
Dibuat slide dan dikeringkan dengan hair dryer atau hot plate
Dimasukkan dalam harris hematoksilin selama 4 menit
Bilas dengan air mengalir sampai bersih
Bilas dengan alcohol bertingkat 70%,80% dan 90% 10-20 celup
Dimasukkan dalam eosin 1 celup
Dibilas dengan alcohol bertingkat 50%, 70% , 80% dan 90% 10-20
celup
Dibersihkan dan dikeringkan bagian bawah dan sisi-sisinya diberi
label dan entelan
Ditutup dengan deck glass
Diserahkan kedokter PA
Hasilnya ditelpon kedokter bedah
11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pemeriksaan histology sangat penting dalam kaitan dengan diagnosis
penyakit karena salah satu pertimbangan dalam penegakan diagnosis adalah
melalui hasil pengamatan terhadap jaringan yang diduga terganggu.
3.2 Saran
Disarankan untuk lebih menyempurnakan makalah ini agar
kedepannnya memiliki manfaat yang besar untuk akademik mahasiswa dan
masyarakat yang membacanya
12