Anda di halaman 1dari 11

CRITICAL JOURNAL REVIEW

“MIKROBIOLOGI”
Dosen Pengampu : Nanda Pratiwi,M.Pd

DISUSUN OLEH : KELOMPOK 1


1. Soraya Alya Br. Bangun (4191141014)

2.Kharisma Doli Sitinjak (4193341015)

3.Rena Firda Jasti (4193141010)

4.Sofira Hilva Ashita (4193341020)

PROGRAM : PENDIDIKAN BIOLOGI(S1)

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2021
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan karunia-Nya kami dapat
menyelesaikan tugas dalam pembuatan Critical Journal Review sebagai pemenuhan
tugas dalam mengikuti perkuliahan mata kuliah Mikrobiologi
Kami menyadari sepenuhnya dalam pembuatan tugas ini masih belum sempurna dan
masih banyak kekurangan, dan harus lebih belajar lagi.Untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna menyempurnakan
tugas-tugas selanjutnya.

Dalam kesempatan ini kami mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak
yang telah membimbing dan membantu kami dalam pembuatan critical journal review
ini hingga berjalan dengan sangat baik.Apabila ada kesalahan dari segi bahasa,
pembahasan, dan juga penulisan kami mohon maaf yang sebesar-besarnya kepada
pembaca. Semoga critical joural review ini dapat memberikan wawasan yang luas,
ilmu pengetahuan yang semakin meningkat, dan juga pedoman di dalam proses
belajar mengajar.

Medan,17 September 2021

KELOMPOK 1
BAB II

RINGKASAN ARTIKEL

2.1 Ringkasan Isi Artikel I

Artikel yang berjudul “Isolasi dan Karakterisasi Morfologi Koloni Bakteri Asosiasi
Alga Merah (Rhodophyta) dari Perairan Kutuh Bali” karya Aninditia Sabdaningsih
merupakan suatu bentuk penelitian yang bertujuan untuk melakukan isolasi dan karakterisasi
morfologi koloni dari bakteri yang berasosiasi dengan alga merah.

I. Pendahuluan

Hasil eksplorasi metabolit sekunder selama ini menunjukkan, bahwa bakteri laut
merupakan salah satu sumber potensial metabolit sekunder. Berdasarkan cara hidupnya,
bakteri penghasil metabolit sekunder dapat berasal dari bakteri yang hidup bebas, bakteri laut
yang terdapat pada sedimen, bakteri yang berasosiasi dengan permukaan alga, atau bakteri
yang berasosiasi dengan invertebrata.

Berdasarkan hasil penelitian terdahulu, umumnya bakteri yang hidup dengan cara
berasosiasi dengan makhluk hidup laut menunjukkan potensi besar dalam sekresi metabolit
sekunder dengan sifat anti bakteri.

Jenis alga merah yang telah banyak dipelajari adalah Gigartinales, Ceramiales,
Cryptonemiales, dan Bonnemaesoniales. Keempat jenis alga ini banyak digunakan sebagai
obat tradisional di Cina. Analisis kimia menunjukkan bahwa alga tersebut mengandung
senyawa terpenoid, asetogenik maupun senyawa aromatik. Umumnya senyawa yang
ditemukan pada alga merah bersifat antimikroba, antiinflamasi, antivirus dan bersifat
sitotoksik dan juga dapat sebagai inhibitor canine Na+/K+ ATPase, inhibitor 5-lypoxigenase
pada limfosit manusia dan degranulasi neutrofil manusia.

Penentuan karakter secara morfologi masih digunakan dalam taksonomi. Beberapa


parameter morfologi yang dapat digunakan adalah morfologi koloni yang tumbuh dalam
medium pertumbuhan dan morfologi sel yang dapat diamati menggunakan mikroskop dengan
perbesaran tertentu. Parameter morfologi koloni sel dalam medium pertumbuhan yang
diamati berupa warna, bentuk, ukuran dan letak koloni dalam medium.

Salah satu cara yang masih diperlukan dalam taksonomi bakteri menurut Campbell et
al. (2000) diantaranya adalah pewarnaan Gram, cara ini digunakan untuk memisahkan
anggota -anggota domain Bakteria ke dalam dua kelompok berdasarkan dinding selnya.
Bakteri Gram positif memiliki dinding sel yang lebih sederhana, dengan jumlah
peptidoglikan yang relatif banyak. Dinding sel bakteri gram-negatif memiliki peptidoglikan
yang lebih sedikit dan secara struktural lebih kompleks.
II. Metodologi Penelitian

Alat dan Bahan

Bahan yang digunakan dalam penelitian adalah sampel alga merah, media Yeast
Extract-Malt Extract Agar (YMA), air laut steril, aquades, alcohol 70%, larutan cat Hucker’s
Kristal violet, larutan mordan Lugol’s iodine, larutan alkohol aseton, larutan cat safranin, dan
nystatin.

Metode

a. Isolasi dan Purifikasi Bakteri

Penanaman bakteri yang berasosiasi dengan alga merah dilakukan dengan metode
sebaran. Sampel alga merah dibersihkan dengan air laut steril dan dihancurkan dengan cara
dipotong-potong kecil dan ditumbuk menggunakan mortar dan pastel, selanjutnya 1 gr
sampel yang telah cukup halus tersebut dimasukkan ke dalam 9 ml air laut steril, dengan
demikian diperoleh pengenceran sampel.

Isolasi bakteri dilakukan dengan metode pour plate. Koloni yang tumbuh diamati
warna, ukuran, dan bentuknya. Koloni-koloni bakteri dipisahkan dengan ose bulat
berdasarkan warna dan bentuk koloni pada media YMA dalam cawan petri. Isolat yang telah
murni disimpan pada YMA miring.

b. Karakterisasi Morfologi Sel

Seluruh isolat murni dilakukan pewarnaan gram. Diamati dengan mikroskop


perbesaran kuat menggunakan minyak emersi. Bakteri gram positif berwarna ungu (violet)
sedang bakteri gram negative berwarna merah.

III. Hasil dan Pembahasan

Berdasarkan hasil pengamatan morfologi koloni didapatkan bentuk bulat dan tak
beraturan. Tepi koloni ada yang rata, bergerigi, dan berombak. Ketujuh isolat memiliki
elevasi yang datar semua. Warna atau pigmentasinya bermacam-macam ada yang berwarna
putih, krem, dan oranye.

Hasil pengamatan morfologi sel yaitu dengan cara pewarnaan Gram diperoleh
hasil bahwa ketujuh isolate merupakan bakteri Gram positif. Struktur dinding sel bakteri
Gram- positif relatif lebih sederhana dibandingkan bakteri Gram-positif yang relatif
kompleks.

Bakteri Gram- positif memiliki peptidoglikan sebesar 90% serta mempunyai


komponen spesifik pada dinding selnya berupa asam teikoat dan asam lipoteikoat. Beberapa
isolat memiliki kemampuan dalam membentuk endospora, hal ini sebagai bentuk adaptasi
pada lingkungan laut yang cenderung ekstrim.
IV. Simpulan

Isolasi bakteri asosiasi alga merah dari tiga sampel alga merah yaitu
Kappaphycus alvarezii, Gelidiella acerosa, dan Eucheuma spinosum mendapatkan 7 isolat
murni. Berdasarkan karakterisasi morfologi koloni, isolat tersebut ada yang berwarna putih,
krem, dan oranye, sedangkan untuk morfologi sel diketahui bahwa ketujuh isolate tersebut
merupakan bakteri Gram positif dengan bentuk basil dan kokus.

2.2 Ringkasan Isi Artikel II

Artikel yang berjudul “Isolasi Dan Pengamatan Morfologi Koloni Bakteri Kitinolitik”
karya Lenni Fitri dan Yekki Yasmin merupakan suatu bentuk penelitian yang bertujuan untuk
mengisolasi dan melakukan pengamatan morfologi koloni bakteri kitinolitik.

I. Pendahuluan

Bakteri kitinolitik merupakan kelompok bakteri yang mampu menghasilkan enzim


kitinase untuk menguraikan zat kitin. Beberapa bakteri yang telah diketahui mampu
menghasilkan enzim kitinase adalah Bacillus papandayan, Bacillus thuringiensis , Vibrio
harveyi, dan Aeromonas sp. Upaya untuk mengisolasi bakteri kitinolitik dari berbagai sumber
telah banyak dilakukan di Indonesia. Isolat bakteri kitinolitik dapat diperoleh dari sumber air
panas, tanah dan lumpur serta dari sumber perairan lain seperti sungai dan laut.

Karakteristik dari bakteri kitinolitik dapat diketahui dengan melakukan


pengamatan morfologi koloni bakteri, dimana dengan mengetahui ciri-ciri morfologi tersebut
maka dapat mempermudah dalam melakukan identifikasi jenis bakteri kitinolitik.

II. Metodologi Penelitian

Alat dan Bahan

Peralatan yang dipakai dalam penelitian ini adalah botol sampel, cawan petri, gelas
ukur, erlenmeyer, autoclave, magnetic stirer, inkubator, oven, penggaris, mikroskop, kaca
benda dan kaca penutup, timbangan digital, tabung reaksi dan rak tabung, pipet tetes, batang
pengaduk, alumunium foil, Laminar Air Flow (LAF), lemari pendingin, bunsen, ose, alat tulis
dan kamera digital. Bahan yang dipakai adalah sampel air (air laut, air tambak, dan air
sungai), akuades, media agar kitin, alkohol 96%, lugol, safranin, kristal violet, minyak
emersi, spiritus, dan tissue.

Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimental. Lokasi
pengambilan sampel air yaitu laut, tambak dan sungai yang diambil di beberapa kawasan di
Banda Aceh dan Aceh Besar.
Prosedur Penelitian

Tahap pembuatan kitin

Sampel yang digunakan untukpembuatan kitin adalah limbah cangkang udang.


Cangkang udang yang diperoleh dicuci hingga bersih dan dikeringkan di bawah sinar
matahari selama satu hari. Cangkang kering kemudian digiling hingga menjadi serbuk halus.
Proses pembuatan kitin selanjutnya meliputi tahap deproteinase dan tahap demineralisasi.

Pembuatan media agar kitin

Bahan media agar kitin dan koloid kitin disterilisasikan dengan menggunakan
autoclave dalam wadah yang berbeda selama 15 menit pada suhu 121ºC, setelah dingin
kemudian koloid kitin dicampur dengan bahan media agar kitin lain dalam keadaan steril.
Selanjutnya media agar kitin steril dituang ke dalam cawan petri.

Isolasi bakteri kitinolitik

Bakteri kitinolitik diisolasi dari sampel air yaitu air laut, air tambak dan air sungai
yang diambil di beberapa tempat di kawasan Banda Aceh dan Aceh Besar. Masing-masing
kawasan diambil sebanyak 20 sampel. Sampel yang diperoleh diambil sebanyak 1 ml sampel
lalu dicawankan pada media agar kitin dan diinkubasi selama 48-72 jam pada suhu 30ºC.
Bakteri yang tumbuh kemudian diambil dandibiakkan kembali pada media agar kitin hingga
diperoleh biakan murni.

Teknik pewarnaan Gram

Diambil akuades diteteskan pada kaca objek ditambahkan 1 ose biakan sampel, lalu
difiksasi di atas api. Tetesi pewarnaan kristal violet dan biarkan selama 1 menit, cuci dengan
air mengalir, kemudian tetesi lugol biarkan selama satu menit dan kembali dicuci dengan air
mengalir. Selanjutnya tetesi alkohol 96% biarkan selama 10-20 detik, cuci dengan air
mengalir dan tambahkan safranin biarkan selama 20-30 detik kemudian cuci lagi dengan air
mengalir.

Tahap selanjutnya keringkan dengan menggunakan kertas serap dan tambahkan


minyak emersi dan amati di bawah mikroskop. Bila hasil pewarnaan diperoleh bakteri
berwarna merah maka bakteri tersebut adalah bakteri gram negatif, sedangkan bila diperoleh
bakteri berwarna ungu maka bakteri tersebut adalah gram positif.

Parameter Penelitian

Parameter yang diamati dalam penelitian ini adalah jumlah isolat yang ditemukan, ukuran
koloni bakteri, bentuk koloni bakteri, bentuk bagian tepian koloni, dan warna koloni bakteri.
Mengamati bakteri gram negatif dan gram positif serta pengamatan bentuk sel bakteri
kitinolitik
BAB III

Keunggulan Penelitian

A. Kegayutan antara elemen

Dari pembahasan disetiap elemen/bagian memiliki keterkaitan yang saling berkaitan


antara komponen satu dengan lainnya, keterkaitan ini terlihat dari segi penjelasannya yang
menyeluruh yang didalamnya terkandung tentang isolasi dan karakterisasi morfologi koloni
dari bakteri.

Bakteri laut mengandung senyawa kimia yang berpotensi untuk obat- obatan, suplemen
nutrisi, kosmetik, agrokimia, probe kimia dari enzim. Umumnya senyawa kimia potensial ini
berasal dari metabolit sekunder mikroba. Dimana bakteri laut merupakan salah satu sumber
potensial metabolit sekunder. Selain itu, ada bakteri yang mampu menghasilkan enzim
kitinase yang berperan dalam proses daur ulang kitin sehingga mencegah akumulasi dari sisa-
sisa cangkang udang, kepiting, dan organisme perairan lainnya.

Inti pembahasan kedua jurnal berkaitan dan hampir sama membahas isolasi dan
karakterisasi morfologi dengan memperhatikan ciri-ciri dan mengidentifikasi jenis koloni
bakteri yang menunjukkan potensi besar dalam sekresi metabolit sekunder.

B. Originalitas temuan

Berdasarkan kedua jurnal, penulis membuat kedua jurnal di tempat yang berbeda. Pada
jurnal pertama penelitian dilakukan di perairan Kutuh Bali dimana daerah tersebut ditetapkan
sebagai kawasan minapolitan alga dengan diversitas yang cukup tinggi. Dimana hal tersebut
sehubungan dengan tema penelitian yakni isolasi dan karakteristik morfologi koloni bakteri
asosiasi alga merah. Berbeda dengan jurnal kedua yang meneliti dengan metode eksperimen
terhadap bakteri kitinolitik yang akan diisolasi dan diamati ciri morfologinya di Laboratorium
Mikrobiologi Fakultas MIPA, Universitas Syah Kuala, Aceh.

C. Kemutakhiran Masalah

Kedua jurnal dinilai cukup mutakhir karena pembahasan dalam jurnal dengan jelas
membahas proses isolasi dan morfologi koloni bakteri yang memberikan banyak manfaat
seperti dalam obat-obatan, suplemen nutrisi, kosmetik, agrokimia, probe kimia dari enzim.
Jurnal pertama menggunakan beberapa tahapan metode seperti isolasi dan purifikasi bakteri
dengan mensterilkan hingga mengisolasi metode pour plate lalu kemudian di lakukan
pewarnaan gram sebagai tahapan karakterisasi morfologi sel. Hasilnya bakteri gram positif
berwarna ungu (violet) sedang bakteri gram negatif berwarna merah.
Sedangkan pada jurnal kedua membahas jelas proses isolasi dan morfologi koloni bakteri
kitinolitik yang berperan dalam proses daur ulang kitin untuk mencegah akumulasi dari sisa-
sisa cangkang organisme perairan. Melalui beberapa prosedur mulai dari tahap pembuatan
kitin, pembuatan media agar kitin, isolasi bakteri, pewarnaan gram hingga diperoleh hasil
perbedaan antara bakteri gram negatif dan positif. Hasilnya menunjukkan adanya 18 sampe
yang mampu tumbuh pada media agar kitin. Sementara hasil pengamatan morfologi koloni
bakteri menunjukkan bahwa seluruh isolat memiliki bentuk koloni bulat. Bentuk tepian
koloni yang rata berjumlah 14 isolat, dan hanya empat yang bergerigi.

D. Kohesi dan koherensi isi penelitian

Dari keterkaitan hubungan dan penjelasan gagasan yang ada juga teori yang ada pada
jurnal tersebut hampir tidak ada kekurangannya karena pada segi kohesi dan koherensi
keunggulan dalam jurnal lebih besar, maka dari itu penulis hanya menyebutkan bahwa tidak
banyak kekurangan yang ditemukan pada segi koherensi dan kohesinya.
BAB IV

IMPLIKASI

a. Teori

Laut merupakan salah satu sumber kekayaan biologi dan kimia. Bakteri laut memiliki ukuran
yang sangat kecil, akan tetapi satu sel bakteri laut mengandung senyawa kimia yang
berpotensi untuk obatobatan, suplemen nutrisi, kosmetik, agrokimia, probe kimia dari enzim.
Umumnya senyawa kimia potensial ini berasal dari metabolit sekunder mikroba (Nofianti,
2008). Menurut Burgess et al. (1999),hasil eksplorasi metabolit sekunder
selama ini menunjukkan, bahwa bakteri laut merupakan salah satu
sumber potensial metabolit sekunder. Berdasarkan cara hidupnya, bakteri
penghasil metabolit sekunder dapat berasal dari bakteri yang hidup bebas,
bakteri laut yang terdapat pada sedimen, bakteri yang berasosiasi dengan permukaan alga, atau bakteri
Yang berasosiasi dengan invertebrata.

b. Program pembangunan di Indonesia

bakteri Gram positif. Struktur dinding sel bakteri Grampositif relatif lebih sederhana
dibandingkan bakteri Gram-positif yang relatif kompleks. Menurut Barazandeh (2008)
bakteri Grampositif memiliki peptidoglikan sebesar 90% serta mempunyai komponen
spesifik pada dinding selnya berupa asam teikoat dan asam lipoteikoat. Beberapa isolat
memiliki kemampuan dalam membentuk endospora, hal ini sebagai bentuk adaptasi pada
lingkungan laut yang cenderung ekstrim.

C Pembahasan dan analisis

Kelebihan dalam setiap karya tulis pastinya tersebar di berbagai tulisannya, namun pastilah ada
beberapa kelebihan yang menonjol pada setiap karya ilmiah/tulis. Kelebihan dalam jurnal tersebut
adalah terletak pada meteri yang cukup lengkap terlihat pada sub-sub judul dalam jurnal tersebut yang
lengkap dan menyeluruh membahas tentang isolasi dan pengamatan morfologi koloni bakteri,
kemudian kelebihan dari jurnal tersebut adalah penulis dapat mengembangkan beberapa poin-point
kecil namun cukup penting untuk di kaji, dan penulis melakukannya dengan cukup baik. Kemudian
jurnal ini sangat terpercaya karena penulis mencantumkan referensi yang akurat sehingga jurnal
tersebut sangat menarik.
BAB V

KESIMPULAN
Isolasi dan Karakterisasi Morfologi Koloni Bakteri Asosiasi Alga Merah
(Rhodophyta) dari Perairan Kutuh Bali merupakan suatu bentuk penelitian yang bertujuan
untuk melakukan isolasi dan karakterisasi morfologi koloni dari bakteri yang berasosiasi
dengan alga merah.

Koloni bakteri merupakan kumpulan bakteri sejenis hasil reproduksi yang mengumpul pada
satu tempat di medium kultur atau kumpulan bakteri pada medium kultur yang berasal dari
hasil pertumbuhan atau keturunan dari satu sel bakteri. Beberapa kelompok bakteri
menunjukan ciri- ciri koloni yang saling berbeda, baik dilihat dari bentuknya, elevasi,
maupun bentuk tepi
koloni. Ukuran, bentuk, dan penataan sel merupakan ciri morfologi kasar sel bakteri

Berdasarkan hasil penelitian terdahulu, umumnya bakteri yang hidup dengan cara
berasosiasi dengan makhluk hidup laut menunjukkan potensi besar dalam sekresi metabolit
sekunder dengan sifat anti bakteri. Hasil pengamatan morfologi koloni bakteri menunjukkan
bahwa seluruh isolat memiliki bentuk koloni bulat. Bentuk tepian koloni yang rata berjumlah
14 isolat dan hanya empat yang bergerigi. Ukuran koloni diperoleh dari ukuran yang paling
kecil yaitu 1,0 mm hingga yang paling besar yaitu 3,5 mm dengan rata-rata ukuran dari
masing-masing koloni adalah 2,0 mm. Isolat berwarna putih susu berjumlah 13 isolat, 5
berwarna putih kekuningan dan sebagian besar isolat bersifat gram negatif dengan bentuk sel
basil dan kokus.
DAFTAR PUSTAKA

Sabdaningsih, Aninditia, dkk. 2013. Isolasi Dan Karakterisasi Morfologi Koloni


Bakteriasosiasi Alga Merah (Rhodophyta) Dari Perairan Kutuhbali. Jurnal Biologi.
2(2)

Fitri, Lenni, dan Yekki Yasmin. 2011. Isolasi Dan Pengamatan Morfologi Koloni Bakteri
Kitinolitik (Isolation and Observation of Morphology of Chitinolytic Bacteria
Colony). Jurnal Ilmiah Pendidikan Biologi, Biologi Edukasi. 3(2)

Anda mungkin juga menyukai