Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

FEKUNDITAS

OLEH:
HAFID NUR HOLIS
19742033

PROGRAM STUDI D3 BUDIDAYA PERIKANAN


POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG
LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2020
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah Hirobbil Alamin, Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang telah
memberi rahmat, taufik serta hidayah-Nya sehingga penulis mampu dan dapat menyelesaikan
makalah ini. Makalah ini di buat untuk memenuhi tugas mata kuliah Dasar-dasar Pembenihan
Ikan.

Penulisan makalah ini dapat selesai dengan baik berkat bantuan bimbingan dan arahan
dari berbagai pihak. Semoga budi baik mereka di terima Allah SWT sebagai amal ibadah dan
akan diberi balasan berupa pahala yang berlipat ganda. Dan penulis menyadari bahwa
penulisan makalah ini masih banyak kekurangannya. Oleh karena itu penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun dari pembaca guna penyempurnaan
makalah ini.

Penulis mengharapkan semoga makalah ini bermanfaat bagi semua pihak yang
memerlukan khususnya untuk teman-teman mahasiswa dan masyarakat pada umumnya.

Bandar Lampung,  September 2020

Penyusun

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Ikan adalah salah satu jenis hewan vertebrata yang bersifat poikilotermis, memiliki ciri khas
pada tulang belakang, insang dan siripnya serta tergantung pada air sebagai medium untuk
kehidupannya. Ikan memiliki kemampuan di dalam air untuk bergerak dengan menggunakan
sirip untuk menjaga keseimbangan tubuhnya sehingga tidak tergantung pada arus atau gerakan
air yang disebabkan oleh arah angin. Ciri-ciri umu ikan adalah mempunyai rangka bertulang
sejati dan bertulang rawan, mempunyai sirip tunggal atau berpasangan dan mempunyai
operculum, tubuh ditutupi oleh sisik dan berlendir serta mempunyai bagian tubuh yang jelas
antara kepala, badan, dan ekor.
Perbandingan jenis kelamin, tingkat perkembangan gonad, indeks gonadosomatik, ukuran
pertama kali matang gonad, fekunditas, dan sebaran diameter oosit. Perbandingan jenis
kelamin merupakan perbandingan jumlah ikan jantan, dibagi dengan jumlah ikan jantan dan
ikan betina. Perbandingan jenis kelamin bermanfaat antara lain untuk menduga keseimbangan
populasi. TKG adalah tahap tertentu perkembangan gonad sebelum dan setelah ikan memijah.
Perkembangan gonad merupakan bagian dari reproduksi ikan sebelum pemijahan. Tingkat
kematangan gonad merupakan satu tingkatan kematangan seksual pada ikan. Sebagian besar
hasil metabolisme digunakan selama fase perkembangan gonad. Dalam tahapan kematangan
gonad, perkembangan sel telur menjadi semakin besar, berisi kuning telur dan akan
diovulasikan pada ikan yang telah dewasa. Jika gonad hampir masak memiliki beberapa tanda,
di antaranya gonad mengisi setengah rongga tubuh, gonad betina berwarna kuning, bentuk
telur tampak melalui dinding ovari. Perkembangan gonad yang semakin matang merupakan
bagian dari reproduksi ikan sebelum terjadi pemijahan. Pada ikan di daerah tropik faktor suhu
secara relatif perubahannya tidak besar dan umumnya gonad dapat masak lebih cepat, dan
pengamatan gonad dapat dilakukan dengan dua cara yaitu secara histologi dan morfologi
(Patriono dkk., 2009).
Fekunditas sering dihubungkan dengan panjang total. Namun terkadang hubungan
keduanya memiliki koefisien korelasi yang kecil. Hal ini dikarenakan model – model yang
digunakan tidak sesuai untuk menyatakan hubungan fekunditas dengan panjang total, karena
terdapat variasi fekunditas dan perbedaan umur pada ikan-ikan yang mempunyai ukuran
panjang yang hampir sama (Brojo and Sari 2002).

1
Penentuan fekunditas dilakukan dengan mengambil ovari ikan betina yang matang gonad
pada TKG III, IV dan V. Fekunditas diasumsikan sebagai jumlah telur yang terdapat dalam
ovari pada ikan yang telah mencapai TKG III, IV dan V. Fekunditas total dihitung dengan
menggunakan metode sub-contoh bobot gonad atau disebut metode gravimetrik. Cara
mendapatkan telur yaitu mengambil telur ikan betina dengan mengangkat seluruh gonadnya
dari dalam perut ikan dan ditimbang. Kemudian gonad tersebut diambil sebagian untuk
ditimbang dengan menggunakan timbangan elektrik, selanjutnya butiran telur dihitung. Gonad
tersebut diawetkan dengan larutan Gilson untuk melarutkan dinding gonad sehingga butiran
telur terlepas (Harianti, 2013).

1.2 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan fekunditas
2. Untuk mengetahui metode perhitungan fekunditas pada ikan
3. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi pertumbuhan telur ikan.
4. Untuk mengetahui manfaat fekunditas bagi biologi perikanan.

2
BAB II
ISI

2.1 Reproduksi Ikan


Reproduksi Ikan adalah kemampuan ikan untuk menghasilkan keturunannya sebagai upaya
untuk melestarikan jenisnya atau kelompoknya. Tidak setiap ikan mampu menghasilkan
keturunan, tetapi setidaknya reproduksi akan berlangsung pada sebagian besar ikan yang hidup
di perairan ini. Kegiatan reproduksi pada setiap jenis ikan berbeda-beda, tergantung kondisi
lingkungan. Ada yang berlangsung setiap musim atau kondisi tertentu setiap tahun (Agung,
2012).
Biologi reproduksi ikan adalah aspek mendasar dari biologi ikan yang sangat penting untuk
keperluan pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya perikanan. Pengkajian jenis kelamin dan
tingkat kematangan gonad dalam aplikasinya dapat merupakan pengetahuan dasar dari biologi
reproduksi suatu sediaan dan potensi reproduksinya. Diketahuinya perkembangan tingkat
kematangan gonad dapat dikaitkan dengan ukuran ikan, yaitu panjang saat pertama matang
gonad.
Ikan vivipar dan ovovivipar biasanya berfekunditas kecil dan keturunannya mendapat
semacam jaminan atau keyakinan dari induk untuk dapat melangsungkan awal hidupnya
dengan aman. Sebaliknya ikan ovipar biasanya berfekunditas besar atau jumlah telur yang
dikeluarkannya banyak disebabkan untuk mengimbangi tekanan keadaan sekelilingnya dari hal
yang tidak lazim, terutama dari serangan predator. Hal ini menunjukkan bahwa ikan vivipar
dan ovovivipar lebih modern dari pada ikan ovipar dalam mempertahankan eksistensi spesies.
Dalam proses biologisnya yaitu pada waktu terjadi pemijahan, ikan ovipar lebih banyak
mengeluarkan energi daripada ikan vivipar dan ovovivipar. Semakin berkembang gonad, telur
yang terkandung di dalamnya semakin besar garis tengahnya, sebagai hasil dari pengendapan
kuning telur, hidrasi dan pembentukan butir-butir minyak. Sebaran garis telur akan semakin
besar seiring dengan perkembangan gonad. Sebaran garis tengah telur mencerminkan pola
pemijahan ikan tersebut. Masa pemijahan tiap-tiap spesies ikan berbeda, ada yang
pemijahannya berlangsung dalam waktu singkat (total spawner), tetapi banyak pula dalam
waktu yang panjang dan pemijahan sebagian demi sebagian (partial spawner/heterochro) yang
berlangsung sampai beberapa hari (Bhagawati dkk., 2013).

3
2.2 Fekunditas
Fekunditas merupakan jumlah telur yang dihasilkan dalam satu siklus reproduksi. Tingkat
fekunditas dapat menggambarkan kualitas dari induk betina. Dari hasil penelitian ini diketahui
bahwa tingkat fekunditas induk yang diberi perlakuan lebih tinggi dibandingkan kontrol,
terlihat pada perlakuan bobot gonad ikan yang paling tinggi. Peningkatan fekunditas diduga
terpengaruhi oleh kualitas induk betina dan kandungan bahan yang terdapat dalam egg
stimulant serta efisiensi pemanfaatannya. Egg stimulant diketahui mempunyai komposisi-
komposisi zat yang diperlukan seperti BMD, vitamin seperti vitamin C dan E, serta mineral
(Ambarwati, 2008).
Pengetahuan mengenai fekunditas merupakan salah satu aspek yang memegang peranan
penting dalam dunia perikanan. Fekunditas ikan merupakan aspek yang berhubungan dengan
dinamika populasi, sifatsifat rasial, produksi dan persoalan stok rekruitmen. Fekunditas
merupakan kemampuan reproduksi ikan yang ditunjukkan dengan jumlah telur yang ada dalam
ovarium ikan betina. Secara tidak langsung melalui fekunditas ini kita dapat menaksir jumlah
anak ikan yang akan dihasilkan dan akan menentukan pula jumlah ikan dalam kelas umur yang
bersangkutan. Oleh karena itu ada faktor-faktor lain yang memegang peranan penting dan
sangat erat hubungannya dengan strategi reproduksi dalam rangka mempertahankan spesies
(Wahyuningsih dan Barus, 2006).
Penentuan fekunditas dilakukan dengan mengambil ovari ikan betina yang matang gonad
pada TKG III dan IV. Fekunditas total dihitung dengan menggunakan metode sub contoh
bobot gonad atau disebut metode gravimetrik. Sub contoh bobot gonad tersebut ditimbang
beratnya (g) kemudian dilakukan pengenceran dengan air selanjutnya butiran telur dihitung
dengan bantuan lup. Penentuan tingkat kematangan gonad (TKG) ikan dilakukan menurut Tan
yaitu terlebih dahulu menghitung indeks gonadnya, kemudian dilanjutkan dengan menentukan
tingkat kematangan gonadnya berdasarkan nilai indeks gonad tersebut (Okfan, 2015).
Nilai fekunditas ditentukan setelah induk ikan uji dibedah, gonad dikeluarkan dari tubuh
ikan dan kemudian dihitung total telur yang ada di dalam gonad setiap ikan uji. apabila pakan
yang diberikan kepada induk ikan kurang bermutu akan terjadi resorbsi kuning telur yang
menyebabkan fekunditas berkurang dan kematangan telur terlambat. Faktor pakan yang
diberikan juga bisa mempengaruhi kematangan gonad dikarenakan kandungan protein yang
ada dipakan yang berbeda - beda, mungkin ini salah satu penyebab kenapa bisa kematangan
gonad ikan berbeda pula (Habibi dkk., 2013).

4
Menurut Firmantin, dkk (2015) penentuan fekunditas dilakukan dengan menghitung selisih
bobot tubuh induk betina ikan mas saat matang gonad pada TKG IV sebelum dipijahkan (pra
salin) dengan induk betina ikan mas setelah dipijahkan (pasca salin). Selisih bobot induk betina
ikan mas tersebut diasumsikan sebagai bobot gonad induk betina ikan mas. Dimana rumus
perhitungan fekunditas telur adalah :

F= (Wg/Ws) X N
F: Fekunditas
Wg: Bobot Gonad
Ws: Bobot sub sample
N: Jumlah telur sub sample

Secara total jumlah telur yang dihasilkan ini juga seirama dengan keragaman genetik dari
masing-masing induk. Jumlah telur yang diproduksi oleh induk betina sangat dipengaruhi oleh
umur induk, ukuran, kondisi ikan. Faktor penting yang berpengaruh terhadap telur (jumlah dan
ukuran) adalah ukuran dari induk yang digunakan. Semakin besar / berat ukuran induk akan
semakin meningkatkan nilai fekunditasnya. Selain itu, kualitas telur juga bisa dilihat dari Indek
Ovo Somatik (IOS). Semakin tinggi IOS maka kualitas telur yang dihasilkan juga semakin
bagus (Okfan, 2015).
Ada beberapa pengertian fekunditas antara lain fekunditas individu, fekunditas
relatif, dan fekunditas total. Fekunditas individu adalah jumlah telur dari generasi tahun itu
yang dikeluarkan pada tahun itu pula. Sedangkan Fekunditas relatif adalah jumlah telur
persatuan berat atau panjang ikan. fekunditas relatif adalah jumlah telur per unit berat,
umumnya digunakan sebagai indeks fekunditas. Fekunditas total diartikan sebagai fekunditas
ikan selama hidupnya. Ikan-ikan yang tua dan besar ukurannya mempunyai fekunditas relatif
lebih kecil. Umumnya fekunditas relatif lebih tinggi dibanding dengan fekunditas individu.
Fekunditas relatif akan menjadi maksimum pada golongan ikan yang masih muda. Penentuan
fekunditas dilakukan dengan mengambil gonad dari bagian anterior, posterior dan median
masing-masing tiap spesimen fekunditas telur T.lepturus di ekosistem utama subtropis Brazil
bagian selatan berkisar dari 3.917 untuk ikan yang memiliki panjang total 70 cm sampai
154.216 pada ikan contoh yang memiliki panjang total 141 cm namun jumlah pemijahan pada
tiap musim belum dapat ditentukan (Ambarwati, 2008).
Ikan yang umurnya relatif lebih muda yang baru pertama kali memijah, fe-
kunditasnya juga relatif lebih sedikit dibandingkan dengan ikan yang berumur relatif lebih tua

5
yang telah memijah beberapa kali. Selain itu adanya fluktuasi fekunditas juga dapat disebabkan
ikan-ikan yang didapat memiliki ukuran dan bobot tubuh yang tidak sama, sehingga ikan yang
mempunyai ukuran dan bobot lebih besar juga akan mempunyai fekunditas yang lebih besar.
Bobot tubuh lebih baik untuk menduga nilai fekunditas jika dibandingkan dengan panjang total
tubuh selain itu, fekunditas mutlak sering dihubungkan dengan bobot ikan, karena bobot ikan
lebih mendekati kondisi ikan tersebut daripada panjang tubuh. Data fekunditas dalam upaya
pengelolaan perairan umum sangat penting terutama kaitannya dengan rekruitmen ikan-ikan
perairan umum (Makmur, 2006).
Fekunditas menunjukan adanya berfluktuasi jumlah fekunditas ikan diduga
disebabkan komposisi dan variasi umur yang berbeda. Ikan muda yang baru pertama kali
memijah memiliki fekunditas lebih sedikit dibandingkan dengan ikan berumur tua yang nsudah
beberapa kali memijah. Fluktuasi fekunditas ikan diduga juga disebabkan ukuran
tertangkapnya sampel ikan yang beragam dimana ikan matang gonad yang berukuran lebih
besar memiliki fekunditas lebih besar dibanding ikan Belanak matang gonad yang berukuran
kecil. Berdasarkan hasil penelitian, fekunditas ikan diduga sangat dipengaruhi oleh ukuran
panjang dan bobot tubuh, bahwa semakin kecil panjang dan bobot tubuh ikan maka semakin
kecil nilai fekunditasnya sedangkan nilai fekunditas yang banyak didapatkan pada ikan yang
mempunyai ukuran panjang dan bobot tubuh yang besar. Nilai fekunditas spesies ikan
dipengaruhi oleh ukuran panjang dan bobot tubuh. Fekunditas dipengaruhi oleh variabel –
variabel parameter lingkungan seperti suhu, kecerahan, kedalaman, arus air, derajat keasaman
(pH) dan salinitas dimana ikan tersebut hidup. Faktor –faktor lingkungan dapat mempengaruhi
pola hidup dan adaptasi dari ikan sehingga fekunditasnyapun akan terpengaruh. Fekunditas
ikan selalu diadaptasikan dengan lingkungan. Kemudian lingkungan juga berpengaruh
terhadap pertambahan panjang dan berat tubuh ikan (Okfan, 2015).
Jumlah telur dipengaruhi oleh bobot tubuh induk. Jumlah fekunditas akan semakin
tinggi jika penurunan bobot tubuh induk setelah memijah semakin tinggi dan diameter telur
yang dihasilkan semakin kecil. Faktor lain yang mempengaruhi adalah perbedaan jumlah telur
antara masing-masing spesies yang bergantung pada kemampuan individu untuk menghasilkan
telur ikan yang memiliki diameter telur lebih kecil biasanya mempunyai fekunditas yang tinggi
dibandingkan dengan ikan yang memiliki diameter yang lebih besar (Ambarwati, 2008).
Hasil perhitungan fekunditas mutlak diperoleh jumlah telur yang bervariasi menurut
panjang total ikan, berat tubuh, dan berat gonad. Ikan dengan ukuran yang sama belum tentu
memiliki fekunditas yang sama pula. Hal ini diduga disebabkan faktor ikan dalam pegambilan
makanannya yang berbeda, juga karena faktor lain, yang mana setiap individu meskipun satu

6
spesies dan memiliki ukuran yang sama pun akan memiliki fekunditas yang berbeda serta
bervariasi jumlahnya akanan yang mengandung protein dibutuhkan dalam proses pematangan
gonad. Keberhasilan mendapatkan makanan akan menentukan pertumbuhan. Makanan akan
digunakan oleh tubuh untuk metabolisme dasar, pergerakan, produksi organ seksual, perawatan
bagian-bagian tubuh atau mengganti sel-sel yang rusak. semakin banyak makanan tersedia,
pertumbuhan ikan semakin cepat dan fekunditas semakin besar (Patriono, 2010).
Semua telur-telur yang akan dikeluarkan pada waktu pemijahan itulah yang
dimaksud dengan fekunditas. Interpretasi data fekunditas seringkali agak rumit yang
disebabkan adanya beberapa faktor antara lain hubungan antara fekunditas dan fertilitas,
fekunditas dari ikan yang memijah beberapa kali, fekunditas dari ikan vivipar dan “parental
care“ atau pengasuhan oleh induk,
hubungan antar fekunditas dan ukuran telur, hubungan antara kepadatan populasi dan
fekunditas, dan pengaruh faktor-faktor lingkungan terhadap fekunditas, tingkat kematangan
gonad yang tidak seragam dari populasi ikan termaksud, waktu pemijahan yang berbeda dan
lain-lainnya. Jumlah telur yang terdapat dalam ovarium ikan dinamakan fekunditas individu.
Dalam hal ini ia memperhitungkan telur yang ukurannya berlain-lainan (Wahyuningsih dan
Barus, 2006).
Fekunditas total dihitung dengan metode gravimetrik padaa ikan yang mempunyai
TKG IV. Setelah menimbang ovari, dua bagian ovarium diambil, ditimbang, penentuan
fekunditas dilakukan dengan menimbang sejumlah contoh gonad, kemudian jumlah telur
dihitung. Fekunditas total yang diperoleh dihubungkan dengan panjang dan bobot ikan melalui
rumus berikut :
F = a Lb
F = a + bW
Keterangan :
F : Fekunditas total ikan (butir)
L : Panjang ikan (mm)
W : Bobot ikan (g)
Untuk memperoleh nilai fekunditas ikan menggunakan rumus sebagai berikut:

7
F= G x V x v
Q

Keterangan:
F : Fekunditas
G : Berat gonad
V : Volume pengenceran (ml)
X : Jumlah telur tiap 1 cc
Q : Berat telur sampel (gram) (Rahardjo, 2007).
Fekunditas total ialah jumlah telur yang dihasilkan ikan selama hidupnya.

Fekunditas relatif adalah jumlah telur per satuan berat atau panjang. Fekunditas inipun
sebenarnya mewakili fekunditas individu kalau tidak diperhatikan berat atau panjang ikan.
Penggunaan fekunditas relatif dengan satuan berat sendiri dari pada dengan panjang.
Mencerminkan status ikan betina dan kualitas dari telur kalau berat yang dipakai tanpa berat
alat-alat pencernaan makanannya. Ikan-ikan
yang tua dan besar ukurannya mempunyai fekunditas relatif lebih kecil. Umumnya
fekunditas relatif lebih tinggi dibanding dengan fekunditas individu. Fekunditas relatif akan
menjadi maksimum pada golongan ikan yang masih muda fekunditas pada ikan Tilapia sp.
ialah jumlah anak ikan yang dihasilkan selama masa hidup individu itu. untuk ikan-ikan tropik
dan sub-tropik, definisi fekunditas yang paling cocok mengingat kondisinya ialah jumlah telur
yang dikeluarkan oleh ikan dalam rata-rata masa hidupnya (Wahyuningsih dan Barus, 2006).

2.3 Faktor Yang Mempengaruhi Fekunditas

Fekunditas pada setiap individu betina tergantung pada umur, ukuran spesies dan kondisi
lingkungan (ketersediaan pakan, suhu air dan musim) ukuran dan jumlah telur yang dihasilkan
berhubungan pula dengan kemampuan merawat telur dan anak. Ikan yang memiliki telur-telur
kecil biasanya memiliki jumlah telur yang banyak, sebagai konsekuensi dari derajat kelulusan
hidup yang rendah. Pada ikan maupun avertebrata sering dijumpai distribusi diameter telur
bimodal atau dua modus, yaitu modus pertama terdiri dari telur yang matang dan modus kedua
terdiri dari telur tidak matang. Model pemijahan ini disebut pemijahan parsial. Berikut ini
faktor yang mempengaruhi Pertumbuhan telur ikan:

8
2.3.1 Faktor Lingkungan
Faktor lingkungan yang sangat berpengaruh terhadap fekunditas ikan adalah ketersediaan
makanan yang tinggi. Tidak selamanya ikan yang mempunyai bobot tubuh maksimal
memiliki fekunditas yang banyak. Hal ini diduga karena bobot tubuh meningkat disebabkan
oleh bobot lambung yang besar, sedangkan bobot gonadnya kecil, sehingga fekunditas pada
bobot tersebut berkurang. Penyebab lainnya adalah dengan adanya persediaan makanan
tambahan. Sampai ukuran/bobot tertentu fekunditas akan bertambah kemudian menurun
lagi akibat respon terhadap perbaikan makanan melalui kematangan gonad yang terjadi
lebih awal, menambah kematangan individu yang lebih gemuk dan mengurangi jarak antara
siklus pemijahan. Faktor lingkungan juga berpengaruh terhadap fekunditas, namun hal ini
sangat sulit untuk diketahui secara pasti (Puspaningdiah dkk., 2014).

2.3.2 Jumlah Telur Yang Dihasilkan


Jumlah telur dipengaruhi oleh bobot tubuh induk. Jumlah fekunditas akan semakin tinggi
jika penurunan bobot tubuh induk setelah memijah semakin tinggi dan diameter telur yang
dihasilkan semakin kecil. Faktor lain yang mempengaruhi adalah perbedaan jumlah telur
antara masing-masing spesies yang bergantung pada kemampuan individu untuk
menghasilkan telur ikan yang memiliki diameter telur lebih kecil biasanya mempunyai
fekunditas yang tinggi dibandingkan dengan ikan yang memiliki diameter yang lebih besar
(Ambarwati, 2008).

2.3.3 Komposisi Dan Variasi Umur Ikan.

Fekunditas menunjukkan adanya berfluktuasi jumlah fekunditas ikan, diduga disebabkan


komposisi dan variasi umur yang berbeda. Ikan muda yang baru pertama kali memijah
memiliki fekunditas lebih sedikit dibandingkan dengan ikan berumur tua yang nsudah
beberapa kali memijah. Fluktuasi fekunditas ikan diduga juga disebabkan ukuran
tertangkapnya sampel ikan yang beragam dimana ikan matang gonad yang berukuran lebih
besar memiliki fekunditas lebih besar dibanding ikan matang gonad yang berukuran kecil.
Berdasarkan hasil penelitian, fekunditas ikan diduga sangat dipengaruhi oleh ukuran
panjang dan bobot tubuh, bahwa semakin kecil panjang dan bobot tubuh ikan maka semakin
kecil nilai fekunditasnya sedangkan nilai fekunditas yang banyak didapatkan pada ikan yang

9
mempunyai ukuran panjang dan bobot tubuh yang besar. Nilai fekunditas spesies ikan
dipengaruhi oleh ukuran panjang dan bobot tubuh (Okfan, 2015).

Hasil perhitungan fekunditas mutlak diperoleh jumlah telur yang bervariasi menurut
panjang total ikan, berat tubuh, dan berat gonad. Ikan dengan ukuran yang sama belum tentu
memiliki fekunditas yang sama pula. Hal ini diduga disebabkan faktor ikan dalam
pengambilan makanannya yang berbeda, juga karena faktor lain, yang mana setiap individu
meskipun satu spesies dan memiliki ukuran yang sama pun akan memiliki fekunditas yang
berbeda serta bervariasi jumlahnya akanan yang mengandung protein dibutuhkan dalam
proses pematangan gonad. Keberhasilan mendapatkan makanan akan menentukan
pertumbuhan (Patriono, 2010).

Ikan yang umurnya relatif lebih muda yang baru pertama kali memijah, fekunditasnya
juga relatif lebih sedikit dibandingkan dengan ikan yang berumur relatif lebih tua yang telah
memijah beberapa kali. Selain itu adanya fluktuasi fekunditas juga dapat disebabkan ikan-
ikan yang didapat memiliki ukuran dan bobot tubuh yang tidak sama, sehingga ikan yang
mempunyai ukuran dan bobot lebih besar juga akan mempunyai fekunditas yang lebih
besar. Bobot tubuh lebih baik untuk menduga nilai fekunditas jika dibandingkan dengan
panjang total tubuh selain itu, fekunditas mutlak sering dihubungkan dengan bobot ikan,
karena bobot ikan lebih mendekati kondisi ikan tersebut daripada panjang tubuh. Data
fekunditas dalam upaya pengelolaan perairan umum sangat penting terutama kaitannya
dengan rekruitmen ikan-ikan perairan umum (Makmur, 2002).

2.4 Tingkat Kematangan Gonad


TKG (Tingkat Kematangan Gonad) adalah tahap-tahap tertentu perkembangan gonad
sebelum dan sesudah ikan memijah. Pencatatan tahap-tahap kematangan gonad diperlukan
untuk mengetahui perbandingan ikan-ikan yang akan melakukan reproduksi dengan yang
tidak. Tahap perkembangan gonad terdiri dari dua tahap, yaitu tahap pertumbuhan gonad dan
tahap pematangan gonad. Pendugaan ukuran pertama kali matang gonad merupakan salah satu
cara untuk mengetahui perkembangan populasi dalam suatu perairan, seperti bilamana ikan
akan memijah, baru memijah atau sudah selesai memijah (Effendie 2002).
Pendugaan puncak pemijahan dapat dilakukan berdasarkan persentase jumlah ikan yang
matang gonad pada suatu waktu (Sulistiono et al. 2001). Umumnya semakin tinggi TKG suatu
ikan, maka panjang dan berat tubuh pun semakin tinggi. Hal ini disebabkan oleh lingkungan
dimana ikan tersebut hidup (Yustina and Arnentis 2002). Ikan yang pemijahannya tergolong

10
total spawner akan ditandai dengan meningkatnya persentase TKG yang tinggi pada setiap
akan mendekati musim pemijahan. Bagi ikan yang memiliki musim pemijahan sepanjang
tahun (partial spawner), Dengan diketahuinya tingkat kematangan gonad tersebut dapat
dikaitkan dengan ukuran ikan dan dapat mengarah kepada identifikasi panjang saat pertama
kali matang gonad (length of first maturity).

2.5 Diameter Telur


Telur ikan mempunyai diameter yang kisarannya sangt beragam bergantung kepada spesies.
Biasanya semakin besar diameternya, semakin kecil jum;ah telur (fekunditas) yang dihasilkan.
Selain itu, ukuran telur ikan mempunyai bentuk yang beraneka ragam macam bergantung
kepada jenis ikan, namun umumnya berbentuk bulat. Bentuk bulat ini tampaknya merupakan
bentuk dasar sebagian besar telur hewan. Telur ikan bertulang sejati umumnya bulat, tetapi
telur yang memanjang dapat ditemukan pada anchovy (sejenis ikan teri) dan ikan gobi.
Elasobranchii mempunya telur dengan berbagai bentuk dan struktur tambahan. Sama halnya
dengan kelompok Elasmobranchii, pada ikan teleostei tertentu telurnya mengembangkan satu
struktur tambahan. Telur ikan smelt mempunyai tangkai yang pendek berperekat yang
digunakan untuk menempel pada dasar berbatu tempat ikan memijah (Rahardjo dkk., 2011).
Diameter telur ada hubungannya dengan fekunditas. Makin banyak telur yang dipijahkan
(fekunditas), maka ukuran diameter telurnya makin kecil, demikian pula sebaliknya. Ikan yang
memiliki diameter telur lebih kecil biasanya mempunyai fekunditas yang lebih banyak,
sedangkan yang memiliki diameter telur yang besar cenderung memiliki fekunditas rendah.
Semakin besar ukuran diameter telur akan semakin baik, karena dalam telur tersebut tersedia
makanan cadangan sehingga larva ikan akan dapat bertahan lebih lama. Ukuran diameter telur
dapat menentukan kualitas yang berhubungan dengan kandungan kuning telur dimana telur
yang berukuran besar juga dapat menghasilkan laeva yang berukuran besar. Semakin
berkembang gonad, maka ukuran diameter telur yang ada didalamnya semakin besar sebagai
hasil pengendapan kuning telur, hidrasi, dan pembentukan butir-butir minyak (Unus dkk.,
2010).

Hubungan diameter telur dengan TKG, memperlihatkan bahwa semakin besar TKG maka
semakin besar diameter telur yang didapatkan atau penyebaran diameter telur semakin besar.
Hal ini menunjukkan bahwa semakin berkembang gonad ikan, telur yang berkembang di
dalamnya semakin besar garis tengahnya. Semakin berkembang gonad maka semakin besar
pula garis tengah telurnya sebagai hasil daripada pengendapan butir-butir minyak yang
berjalan seiring dengan perkembangan tingkat kematangan gonad (Harianti, 2013).

11
Telur dalam gonad pada tingkat kematangan gonad (TKG) IV diawetkan dengan larutan
Gilson. Jumlah telur dihitung dengan metode gravimetrik. Pengamatan diameter telur
dilakukan terhadap ikan yang memiliki TKG III, IV dan V masing-masing sebanyak 10 ekor.
Sampai telur diambil dari bagian anterior, medium dan posterior ovarium kiri dan kanan
masing-masing sebanyak 50 butir. Pengukuran diameter telur dilakukan dibawah mikroskop
binokuler yang dilengkapi dengan mikrometer pada okuler (Makmur, 2006).

Diameter telur diukur dengan cara mengambil sampel telur dengan cara pembedahan. Telur
yang diambil, difiksasi dengan larutan buffer formalin. Selanjutnya dibuat sebaran frekuensi
diameter telur. Pengukuran IGS dengan cara pembedahan selanjutnya dilakukan penimbangan
berat gonad dibandingkan dengan bobot tubuh dan IHS, membandingkan bobot hati dengan
bobot tubuh. Untuk mengeleminir stres maka ikan uji dibius dengan larutan banzocaine 100
ppm (Bijaksana, 2012).

Diameter telur diukur dari gonad yang mempunyai TGK IV. Pada setiap gonad yang
diambil masing- masing sebanyak 100 butir dari tiga bagian yang berbeda yaitu bagian lobus
anterior, median, dan pesterior. Telur kemuadia diletakkan berjajar diatas gelas objek, lalu
diamati dengan menngunakan mikroskop yang dilengkapi dengan mikrometer objektif.
Sebaran ukuran diameter digunakan untuk menentukan pola pemijahan ikan (Wahyuni dkk.,
2015).

Diameter telur diukur di bawah mikroskop binokuler dengan bantuan mikrometer okuler
berketelitian 0.1 mm yang telah ditera sebelumnya. Pengukuran ini dilakukan pada telur-telur
yang berada pada tingkat kematangan gonad III, IV dan V. Selanjutnya diameter telur
dianalisis dalam bentuk histogram. Sampel telur yang diukur diameternya dibuat frekuensi
distribusinya (Harianti, 2013).

12
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dapat diambil kesimpulan dari makalah ini bahwa:
1. Reproduksi Ikan adalah kemampuan ikan untuk menghasilkan keturunanya sebagai
upaya untuk melestarikan jenisnya atau kelompoknya.
2. Fikunditas adalah Fekunditas adalah jumlah telur yang terdapat pada ovari ikan
betina yang telah matang gonad dan siap untuk dikeluarkan pada waktu memijah.
3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Fekunditas ialah lingkungan, jumlah telur yang
dihasilkan, komposisi dan variasi umur ikan
4. Metode perhitungan fekunditas ikan dapat dihitung dengan empat cara yaitu
pengukuran volumetrik, gravimetrik, gabungan dan pengukuran total.
5. Fekunditas digunakan untuk menaksir jumlah telur ikan yang akan dihasilkan dan
menentukan jumlah ikan dalam kelas umur yang bersangkutan. Fekunditas dapat
juga digunakan dalam studi mengenai dinamika populasi dan pengkajian stock ikan.

13
DAFTAR PUSTAKA

Alamsyah, A.S., L. Sara dan A. Mustafa. 2013. Studi Biologi Reproduksi Ikan Kerapu Sunu
(Plectropomus areolatus) pada Musim Tangkap. Jurnal Mina Laut Indonesia. 1 (1). ISSN
: 2303-3959.

Ambarwati, D. V. S. 2008. Studi Biologi Reproduksi Ikan Layur (Superfamili Trichiuroidea)


di Perairan Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. [Skripsi]. Institut Pertanian
Bogor, Bogor.

Bhagawati, D., M. N. Abulias dan A. Amurwanto. 2012. Fauna Ikan Siluriformes dari Sungai
Serayu, Banjaran dan Tajum di Kabupaten Banyumas. Fakultas Biologi Universitas
Jenderal Soedirman, Semarang.

Bijaksana, U. 2012. Domestikasi Ikan Gabus Channa striata Blkr Upaya Optimalisasi Perairan
Rawa di Provinsi Kalimantan Selatan. 1(1): 92-101. ISSN: 2252-6188.

Girsang, H. S. 2008. Studi Penentuan Daerah Penangkapan Ikan Tongkol Melalui Pemetaan
Penyebaran Klorofila dan Hasil Tangkapan di Palabuhan ratu, Jawa Barat. Fakultas
Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Wikipedia.2018.pengertianFikunditas.https://id.m.wikipedia.org/wiki/Fekunditas#:~:text=Feku
nditas%20secara%20umum%20berarti%20kemampuan,%2C%20biji%2C%20ataupun
%20propagula%20aseksual. .Diakses pada tanggal 22 Oktober 2020 pada pukul 10.00
WIB. Offline.

Monika, oktavia. 2017. Makalah biologi perikanan tentang FIKUNDITAS perikanan.


http://monicaoktaviasimanjuntak.blogspot.com/2017/06/makalah-biologi-
perikanan.html?m=1 .Diakses pada tanggal 22 Oktober 2020 pada pukul 10.00 WIB

14

Anda mungkin juga menyukai