Anda di halaman 1dari 4

Nama : Dedy Aristo Situmorang

Npm : 19742014
Prodi : Budidaya Perikanan
Matkul : Teknik Budidaya Air Tawar

LAPORAN
Persiapan Wadah Budidaya Ikan Air Tawar

A. Tujuan praktikum
1. Mahasiswa tau bagaimana cara melakukan persiapan kolam sebelum melakukan
Budidaya.
2. Mahasisawa mampu melakukan pengeringan kolam,pengapuran kolam, dan
pemupukan kolam.
3. Mahasiswa mampu mengetahui tujuan melakukan persiapan kolam seperti
pengeringan,pengapuran dan pemupukan.

B. Waktu dan Tempat Praktikum

Hari/Tanggal: Kamis 1 Oktober 2020


Waktu : 13.00-15.00 WIB
Lokasi : Kobel Perikanan
Cuaca : Cerah

C. Alat dan Bahan yang di gunakan


Pada saat pengapuran alat dan bahan yang digunakan:
Pada saat pengapuran alat dan bahan yang digunakan:

a. Alat
 Wadah Ember
 Masker
 Sepatu Lahan/Sepatu ubruk
 Jas Praktikum
 Sarung Tangan
b. Bahan
 Kapur Doloit da nada juga kapur yang lainnya

Pada saat Pemupukan alat dan bahan yang digunakan


a. Alat
 Karung yang sudah di Bolongin
 Pemberat (Batu)
 Bahan
 Kotoran ayam yang sudah kering
 Kotoran Kambing yang sudah kering
 Pemberat (Batu)

b. Bahan
 Kotoran ayam yang sudah kering
 Kotoran Kambing yang sudah kering

D. Hasil
Persiapan Media Budidaya/Kolam adalah proses menyiapkan air sebagai media hidup
biota budidaya, agar nantinya didapatkan lingkungan yang ideal bagi kehidupan biota
budidaya, sehingga tujuan akhirnya didapatkan biota yang dapat hidup dan tumbuh
dengan maksimal. Persiapan kolam pada umumnya meliputi pembersihan, pengangkatan
lumpur hitam, pengolahan dasar kolam, pengeringan, perbaikan pematang dan saluran
air, pengapuran, pemupukan, serta pengisian air kolam.
Berikut adalah persiapan media Budidaya pada kolam Tanah:

1. Pengeringan kolam
Pengeringan kolam tanah harus dilakukan setiap kali budidaya ikan dimulai. Caranya
dengan mengosongkan isi kolam dan menjemur dasar kolam. Penjemuran berlangsung
selama 3-7 hari tergantung cuaca dan jenis tanah. Sebagai patokan, penjemuran sudah
selesai apabila tanah terlihat retak-retak. Penjemuran yang terlalu lama akan
menyebabkan tanah membatu. Sebaiknya jangan sampai seperti itu. Untuk mengukurnya,
injak dasar kolam. Bila telapak kaki kita hanya meninggalkan jejak sedalam kurang lebih
1 cm, pengeringan sudah dianggap cukup. Bila jejak yang ditinggalkan masih dalam,
penjemuran belum maksimal. Pengeringan dasar kolam tanah dilakukan untuk memutus
siklus hidup hama dan penyakit yang mungkin ada pada periode budidaya sebelumnya.
Sebagian besar mikroorganisme patogen akan mati dengan sinar matahari kekeringan.
Selain itu, penjemuran juga membantu menghilangkan gas-gas beracun yang
terperangkap di dasar kolam.

2. Pembajakan tanah
Dasar kolam yang telah dikeringkan dan dijemur, selanjutnya diolah dengan cara
dibajak atau dicangkul. Kedalaman pembajakan sekitar 10 cm. Pembajakan tanah
berfungsi untuk membalik tanah agar tanah menjadi gembur. Bersamaan dengan
pembajakan, angkat lumpur hitam yang biasanya tersisa di dasar kolam. Lumpur hitam
tersebut terbentuk dari sisa pakan yang tidak habis dimakan ikan. Lumpur hitam
biasanya menimbulkan aroma busuk dan mengandung gas beracun seperti hidrogen
sulfida (H2S), nitrit (NO2) dan amoniak (NH3). Disamping itu, lakukan pemeriksaan
terhadap pematang atau tanggul-tanggul. Bila ada kebocoran atau rusak segera ditambal.
Bersihkan juga dasar kolam dari kerikil dan sampah anorganik.

3. Pengapuran kolam tanah


Kolam tanah yang telah dipakai budidaya ikan biasanya keasaman tanahnya meningkat
(pH-nya turun). Oleh karena itu perlu dinetralkan dengan memberikan kapur pertanian
atau dolomit. Derajat keasaman ideal bagi perkembangan ikan biasanya berkisar pH 7-8.
Bila derajat keasaman tanah kurang dari itu perlu pengapuran.
Pengapuran merupakan persiapan kolam yang digunakan untuk mematikan hama dan
parasit ikan, stabilisator pH tanah dan air, menaikkan alkalinitas, kesadahan dan
ketersediaan unsur P. kebutuhan kapur CaCo3 pada kolam budidaya dapat dihitung
menggunakan rumus sebagai berikut :

pH akhir – pH awal X 0,16 . 0,1


Jumlah kapur yang diberikan untuk menetralkan pH sekitar 2 ton/ha. Namun jumlah
pastinya harus disesuaikan dengan pH tanah dan jenis tanah. Pada jenis tanah liat
berlumpur, takaran pengapuran untuk menetralkan pH tanah adalah sebagai berikut:
pH kurang dari 4,0 jumlah kapur 4 ton/ha
pH 4,0 – 4,4 jumlah kapur 3 ton/ha
pH 4,5 – 5,0 jumlah kapur 2,5 ton/ha
pH 5,1 – 5,5 jumlah kapur 2 ton/ha
pH 5,6 – 6,5 jumlah kapur 1 ton/ha
Dosis di atas perlu ditambah bila jenis tanahnya semakin dominan tanah liat. Sedangkan
untuk tanah yang semakin berpasir, dosis pengapurannya dikurangi.
Pengapuran diaplikasikan bersamaan dengan pengolahan tanah. Kapur diaduk dengan
tanah yang telah dibajak hingga merata. Usahakan agar kapur tercampur hingga
kedalaman 10 cm. Setelah itu, kolam didiamkan selama 2-3 hari.

4. Pemupukan kolam tanah

Setelah proses pengapuran selesai, langkah selanjutnya adalah pemupukan. Sebaiknya


gunakan pupuk organik sebagai pupuk dasar. Apabila dirasa kurang, bisa ditambahkan
pupuk kimia atau penyubur tanah lainnya. Pupuk organik mutlak diperlukan untuk
mengembalikan kesuburan tanah.
Pupuk organik akan merangsang aktivitas kehidupan dalam tanah. Tanah yang kaya
bahan organik merupakan surga bagi berbagai macam organisme untuk berkembang
biak. Organisme tersebut nantinya sangat bermanfaat sebagai pakan alami ikan.
Jenis pupuk organik yang digunakan bisa pupuk kompos atau pupuk kandang. Dosisnya
sekitar 1-2 ton per hektar. Pupuk ditebarkan secara merata di permukaan dasar kolam.
Bila dirasa kurang, bisa ditambahkan pupuk kimia. Pupuk kimia yang sering dipakai
untuk dasar kolam adalah urea dan TSP. Setelah dipupuk, kolam dibiarkan selama 1-2
minggu. Selanjutnya, kolam siap untuk diisi air.

E. Kesimpulan

Budidaya ikan sangatlah besar peluangnya,tetapi apabila kita tidak mengetahui teknik
dasarnya akan menyebabkan kerugian yang amatlah besar bagi pembudidaya. Sebagai
contoh pada saat persiapan kolam sebelum melakukan budidaya. Banyak orang yang bisa
budidaya, tetapi masih sedikit orang yang melakukan persiapan kolam dengan benar.
Apabila kita tidak mempersiapkan kolam dengan benar akan merugikan kita sendiri. Ada
beberapa tahapan pengelolahan kolam sebelum melakukan penebaran benih ikan
diantaranya melakukan Pengeringan kolam, Pengapuran kolam, Pemupukan Kolam dll.
Apabila tahapan-tahapan persiapan kolam dilakukan dengan tepat dan benar makan akan
menghalikan keuntungan bagi pembudidaya.

Anda mungkin juga menyukai