Anda di halaman 1dari 5

Peranan pH Bagi Organisme Budidaya, Pengelolaan pH dan Faktor Yang Mempengaruhi pH

Oleh:

1. Ahmad Suhendi 19742007

2. Fadris Muhammad Yamin 19742024

3. Habib Rahman 19742032

4. Hafid Nur Holis 19742033

5. I Made Agung Pranata 19742034

Organisme akuatik dapat hidup dalam suatu perairan yang mepunyai nilai PH dengan kisaran
toleransi antara asam lemah sampai asam lemah sampai basa lemah. PH yang ideal bagi kehidupan
organisme akuatik pada umumnya berkisar antara 7 sampai 8,5.Kondisi perairan yang bersifat asam
maupun basa akan membahayakan kelangsungan hidup organisme karena akan menyebabkan terjadinya
gangguan metabolisme dan respirasi.Disamping itu PH yang sangat rendah akan menyebabkan mobilitas
berbagai senyawa logam berat yang bersifat toksik semakin tinggi yang tentunya akan mengancam
kelangsungan hidup organisme akuatik.Sementara PH yang tinggi akan menyebabkan keseimbangan
antara ammonium dan ammoniak dalam air akan terganggu, dimana kenaikan PH diatas netralakan
meningkat konsentrasi ammoniak yang jga sangat toksik bagi organisme.

Batas toleransi organisme terhadap PH bervariasi tergantung pada suhu, oksigen terlarut, dan
kandngan garam-garam ionik suatu perairan.Kebanyakan perairan alami memiliki PH berkisar antara 6-
9 . sebagian besar biota perairan sensitif terhadap perubahan PH dan menyukai nilai Phsekitar 7-
8,5(Effendi, 2003 dalam).Nilai PH sangat menentukan dominasi fitoplankton. Pada umumnya alga biru
lebih menyukai PH netral sampai basa dan respon pertumbuhan negatif terhadap
asam(PH<6).Chrysophyta umumnya pada kisaran PH 4,5-8,5 dan pada umumnya diatom pada kisaran PH
yang netral akan mengandung keanekaragaman jenisnya.

Air (H2O) berikatan dengan CO2 membentuk asam karbonat. Asam karbonat termasuk golongan
asam lemah. Asam karbonat (H2CO3) akan terdisosiasi seperti yang ditunjukkan di bawah ini sehingga
Ion hidrogen (H+) yang terbentuk menurunkan nilai pH air.
CO2+ H2O → H2CO3

H2CO3 → H+ + HCO3– → 2H+ + CO32-

Konsentrasi karbonat (CO32-) dan bikarbonat (HCO3–)

Ion karbonat dan bikarbonat termasuk golongan basa. Untuk mengetahui hubungannya dengan
asam karbonat, dapat dilihat dalam reaksi kesetimbangan berikut ini.

Ion bikarbonat merupakan basa konjugat dari asam karbonat dan asam konjugat dari ion karbonat.
Bikarbonat sendiri adalah alkalis atau merupakan basa yang terdapat di perairan. Meningkatnya
konsentrasi Ion karbonat dan bikarbonat menyebabkan pH naik menjadi basa. Keberadaannya juga dapat
ditemukan dalam batu dan juga berkaitan dengan siklus karbon.

Proses dekomposisi bahan organik dan DIC (konsentrasi Dissolved Inorganic Carbon) di dasar
perairan

Proses dekomposisi atau pembusukan bahan organik yang terdapat di perairan dapat mempengaruhi
pH air. Bahan organik yang berupa kumpulan senyawa organik dari makhluk hidup mengandung unsur
karbon (C). Senyawa organik umumnya tidak stabil dan mudah teroksidasi menjadi CO2 dan H2O. Selain
menyebabkan berkurangnya kadar oksigen, juga dapat menurunkan pH air menjadi asam. Kandungan
karbon anorganik terlarut dapat meningkatkan ion hidrogen sehingga pH air juga akan rendah atau
menjadi asam. Bahan organik tersebut dapat berasal dari aliran sungai yang dipengaruhi oleh daratan di
sekitarnya.

Suhu atau temperatur

Intensitas cahaya matahari dapat meningkatkan suhu permukaan air. Penelitian tentang kondisi
keasama (pH) laut Indonesia yang dilakukan oleh Safitri dan Mutiara dari Kelompok Keahlian
Oseanografi, ITB menyatakan temperatur air laut yang relatif lebih rendah meningkatkan kelarutan CO2
yang bisa menurunkan pH air. Mereka menambahkan, kondisi temperatur rendah juga akan membuat
konsentrasi DIC (dissolved inorganic carbon) tinggi, sehingga pH air laut akan turun. Suhu atau
temperatur ini berkaitan dengan kondisi musim yang terjadi di perairan tersebut.

Jadi, nilai pH merupakan faktor penting yang mempengaruhi produktifitas perairan. Namun, pH
sendiri dapat mengalami perubahan akibat faktor-faktor yang mempengaruhi pH air seperti suhu,
konsentrasi senyawa organik dan anorganik, konsentrasi karbonat dan bikarbonat, serta konsentrasi CO2
dalam air .

pH air merupakan tingkat keasamaman atau basa air yang dapat diukur menggunakan pH meter.
Perbedaan sifat asam dan basa dapat dilihat pada skala/nilai yang dimiliki pH yaitu dari 0 – 14, yang
mana dikatakan bersifat asam jika nilai pH 1 – 6, normal pada pH 7 dan bersifat basa jika mempunyai
nilai 8 – 14.

Secara sederhana, keadaan asam basa ditentukan oleh nilai ion hidrogen [H+] dan ion hidroksida
[OH–] di dalam larutan. Konsentrasi hidrogen [H+] tinggi maka larutan akan bersifat asam sedangkan
jika konsentrasi hidroksida [OH–] tinggi maka larutan akan bersifat basa. Tidak semua nilai pH air dapat
dikonsumsi makhluk hidup, karena jika pH tidak sesuai dengan fungsi biologis mereka, maka akan terjadi
ketidakseimbangan dalam tubuhnya. Tapi beberapa nilai pH air juga dapat dimanfaatkan oleh manusia di
dalam kehidupannya. Contohnya, minuman dengan pH basa dapat menyeimbangkan kadar asam dalam
lambung manusia, detergen yang digunakan manusia mempunyai pH basa (10 – 12) fungsinya untuk
menurunkan tegangan permukaan air atau sebagai surfaktan, serta larutan asam yang digunakan dalam
berbagai reaksi kimia.

Peranan bagi organisme yaitu untuk menjaga stabilitas pH di kisaran aman adalah agar tidak
berpengaruh pada metabolisme dan kondisi fisiologi ikan atau udang. Kisaran yang disarankan nilai pH
adalah 7,8-8,5. Keberadaan karbondioksida adalah faktor utama yang mempengaruhi pH air. Beberapa
faktor yang dapat mempengaruhi nilai pH:
Tanah yang bersifat asam

Air sumber yang bersifat asam

Hujan dan air limpasan dari kanan-kiri kolam

Air yang nilai buffer (kadar alkalinitas) rendah

Kepadatan tebar

Pakan dan laju pembentukan lumpur di dasar kolam

Adanya aktivitas bakteri dan fitoplankton

Kuantitas respirasi organisme akuatik

pH tinggi biasanya terjadi saat input pakan tinggi dan kepadatan fitoplankton tinggi. Selain itu, pH
biasanya juga naik saat siang atau sore sebagai akibat dari aktivitas fotosintesis fitoplankton yang
mengambil CO2 dari air dan menghasilkan oksigen. Kemudian pH menurun saat malam hingga dini hari
karena respirasi dan produksi CO2 oleh semua organisme termasuk fitoplankton. CO2 terlarut saat malam
banyak diproduksi sebagai bagian dari proses respirasi oleh fitoplankton. CO2 dikonsumsi kembali saat
siang menyebabkan kenaikan pH dan produksi saat malam menyebabkan penurunan pH. Fluktuasi atau
naik turunnya pH relatif rendah jika kadar alkalinitas baik. Alkalinitas adalah buffer atau penyangga pH
yang berperan menjaga pH stabil dan juga membantu menyediakan CO2 untuk fotosintesis. Kapasitas
penyangga pH penting untuk menjaga fluktuasi akibat perubahan CO2 saat malam.
Istilah pH menggambarkan apapun asam atau basa suatu zat. H mengacu pada jumlah ion hidrogen
dan ion hidroksida yang ada dalam cairan, seperti air kolam ikan. Semakin rendah jumlah ion hidrogen,
semakin banyak zat yang bersifat asam. Semakin tinggi jumlah ion hidrogen, semakin banyak zat
tersebut. Skala pH adalah diagram yang menyediakan panduan visual untuk berbagai tingkat pH. Udara
murni memiliki pH netral, atau tingkat pH 7. Semakin rendah angka pada skala pH, semakin tinggi
jumlah asam yang dimiliki zat tersebut. Tingkat lebih tinggi dari tujuh lebih basa atau basa.
Asam dan basa kuat dapat larut ke dalam udara dan mengubah tingkat pH udara. Batuan, bahan
kimia, dan bahkan jika pembudidaya menambahkan atau mengeluarkan ikan dari kolam maka dapat
mengubah tingkat pH dalam udara. Hal ini mempengaruhi bahan kimia lain yang ada di dalam udara,
seperti amonia dari limbah ikan. Ketika tingkat pH udara turun dan menjadi asam, ion amonia secara
kimia bereaksi dengan udara untuk membentuk ion amonium yang tidak berbahaya dan ion hidroksil dan
karbon dioksida. Beberapa batu yang tidak khusus dijual untuk kolam ikan dapat memiliki unsur-unsur
berbahaya di dalamnya, seperti batu kapur, yang dapat meningkatkan pH dalam udara Anda dan komentar
lebih basa. Ketika tingkat pH air naik dan menjadi lebih basa, ion amonium secara kimia dapat bereaksi
dengan air untuk membentuk ion amonia beracun,

Tingkat pH yang berbahaya

Air kolam ikan dengan pH rendah sangat asam atau pun pH sangat basa dapat membekukan atau
menugaskan kulit ikan secara kimia. Ikan muda lebih sensitif terhadap air asam yang lebih tinggi dari
ikan dewasa. Air ikan yang memiliki pH 5 terlalu asam dan akan membunuh telur ikan, sehingga tidak
akan menetas.
pH Air Ikan

Spesies ikan yang memerlukan perlindungan tingkat pH yang berbeda pada air kolam. Beberapa
hewan yang dapat mentolerir kadar keasaman atau pH yang lebih tinggi dapat disesuaikan dengan yang
lain. Sebagai contoh, koi berkembang dalam udara yang memiliki pH 7,5 dan dapat mentolerir pH udara
sebesar 8,2. Ikan Oscar lebih suka air yang lebih asam dengan pH 6,5 atau 7. Cichlid Afrika lebih suka air
yang lebih basa dengan pH 8,5. Idealnya, itu adalah untuk memiliki air kolam ikan yang memiliki pH
netral 7.

Untuk budidaya ikan air tawar pH yang cocok adalah 6-9 (PP No. 82 Tahun 2001). Syarat lain
yang penting adalah fluktuasi atau perbedaan pH pagi dan siang tidak lebih dari 1. Misalnya, pagi hari pH
air pada kolam / karamba / karamba jaring apung adalah 6,5 maka pH pada siang hari tidak boleh
mencapai angka 8. Derajat keasaman oleh oleh aktifitas ikan dan organisme lain, yaitu pernafasan
(respirasi). Respirasi menghasilkan CO 2 yang mengakibatkan pH menurun. Jadi pada malam hari pH
udara cenderung lebih rendah dibanding siang hari.

Tabel 1. pH air yg sesuai untuk ikan air tawar

Jenis Ikan pH

Ikan Tawes 6,5 - 7,5

Ikan Nilem 6,5 - 7,5

Ikan Tombro / Mas 7-8

Ikan Patin 6-8

Ikan Bawal 7-8

Ikan Gurame 6,5 - 8

Ikan Nila 6,5 - 7,5

Ikan Sidat 7-8

Ikan Lele 6,5 - 8

Ikan gabus 6 - 7.5

Sedangkan untuk budidaya ikan air laut, pH> 7 (basa). Air laut mempunyai kemampuan
menyangga yang sangat besar untuk mencegah perubahan pH. Perubahan pH sedikit saja dari pH alami
akan memberikan petunjuk terganggunya sistem penyangga. Hal ini dapat menimbulkan perubahan dan
ketidakseimbangan kadar CO2 yang dapat membahayakan kehidupan biota laut. Perubahan pH dapat
mengakibatkan akibat buruk terhadap kehidupan biota laut, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Akibat langsung adalah kematian ikan, burayak, telur, dan lain-lain, serta pengurangan produktivitas
primer. Akibat tidak langsung adalah perubahan toksisitas zat-zat yang ada di dalam udara, misalnya
penurunan pH sebesar 1,5 dari nilai alami dapat memperbesar toksisitas NiCN sampai 1000 kali.
Pengontrolan pH pada Proses Budidaya Ikan

pH air kolam sangat mempengaruhi pertumbuhan ikan yang dibudidayakan sehingga pengontrolan
nilai pH dengan menggunakan alat uji pH. Jika tingkat pH air kolam ikan Anda terlalu rendah, airnya
terlalu asam. Untuk menaikkan level pH hingga 7 Anda dapat menambahkan batu atau batu yang
dihancurkan ke dalam udara, aerasi tangki udara dengan pompa udara untuk menghilangkan kelebihan
karbon dioksida yang terbentuk dalam air pH rendah, atau gunakan buffer alkali untuk menetralkan asam.
dan ini menjadi pH yang lebih netral. Jika Anda tinggal di daerah dengan udara keras, atau udara yang
memiliki pH tinggi, turunkan dengan menambahkan buffer asam, gunakan pelembut air atau saring air di
atas lumut gambut.
Untuk meningkatkan kualitas pH air kolam ikan anda, dapat digunakan kertas lakmus, test strip dan
pH meter. Seiring berkembangnya zaman dan teknologi, pengukuran menggunakan kertas lakmus dan
test strip sudah lama dipertahankan, dengan pH meter yang terdiri dari pengukur pH dan probe khusus pH
. Pengukuran menggunakan pengukur pH lebih akurat dan mudah dibaca karena displaynya digital.
Terlebih lagi sudah banyak pH meter modelnya portabel yang tahan udara sehingga memudahkan dan
aman bagi pengguna untuk dibawa ke lokasi kolam budidaya ikan.

Anda mungkin juga menyukai