PENYAKIT IKAN
IDENTIFIKASI PARASIT PADA IKAN
OLEH:
HAFID NUR HOLIS
19742033
Alhamdulillah Hirobbil Alamin, Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang telah
memberi rahmat, taufik serta hidayah-Nya sehingga penulis mampu dan dapat menyelesaikan
laporan ini. Laporan ini di buat untuk memenuhi tugas mata Hama dan Penyakit Ikan.
Penulisan laporan ini dapat selesai dengan baik berkat bantuan bimbingan dan arahan
dari berbagai pihak. Semoga budi baik mereka di terima Allah SWT sebagai amal ibadah dan
akan diberi balasan berupa pahala yang berlipat ganda. Dan penulis menyadari bahwa
penulisan makalah ini masih banyak kekurangannya. Oleh karena itu penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun dari pembaca guna penyempurnaan
laporan ini.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Kegiatan budidaya ikan baik jenis ikan konsumsi ataupun ikan hias merupakan kegiatan
yang mempunyai resiko tinggi karena ikan merupakan mahluk bernyawa yang kapan
saja mengalami kematian. Salah satu penyebab gagalnya kegiatan budidaya ikan ini adalah
karena faktor penyakit yang disebabkan parasit. Munculnya gangguan penyakit pada
budidaya ikan merupakan resiko biologis yang harus selalu diantisipasi. Munculnya
penyakit pada ikan umumnya merupakan hasil interaksi kompleks/tidak seimbang antara
tiga komponen dalam ekosistem perairan yaitu inang (ikan) yang lemah, patogen yang
ganas serta kulitas lingkungan yang memburuk.
Kewaspadaan terhadap penyakit pada budidaya perikanan perlu sekali mendapat perhatian
utama. Penyakit pada ikan dapat disebabkan oleh agen infeksi seperti parasit, bakteri, dan
virus, serta agen non infeksi seperti kualitas pakan yang jelek, maupun kondisi lingkungan
yang kurang menunjang bagi kehidupan ikan. Timbulnya serangan penyakit merupakan hasil
interaksi yang tidak serasi antara ikan, kondisi lingkungan dan organisme atau agen penyebab
penyakit (Afrianto dan Liviawaty 1992). Interaksi yang tidak serasi ini menyebabkan stress
pada ikan, sehingga mekanisme pertahanan diri yang dimilikinya menjadi lemah, akhirnya
agen penyakit mudah masuk ke dalam tubuh dan menimbulkan penyakit. Keberadaan parasit
dapat menghambat laju pertumbuhan inang dan bahkan secara langsung maupun tidak
langsung dapat membunuh inangnya.
Serangan parasit pada budidaya ikan tidak hanya bergantung pada jenis dan jumlah parasit
yang menyerangnya, namun dipengaruhi oleh kondisi lingkungan pada saat itu serta daya
tahan tubuh ikan. Jenis dan tingkat infeksi parasit antar lokasi budidaya di suatu daerah
dengan daerah yang lain akan berbeda. Hal ini sesuai dengan pendapat Bauer (1970) bahwa
kejadian infeksi parasit dapat terjadi karena adanya perbedaan kondisi perairan, pakan yang
diberikan, umur ikan, ukuran serta aktivitas budidaya. Parasit memiliki karakteristik yang
berbeda baik dari segi biologis, siklus hidup, patogenisitas maupun dari segi ketahanannya
terhadap berbagai bahan kimia. Oleh karena itu, pengetahuan tentang karakteristik parasit
terutama jenis dan tingkat infeksinya sangat penting dalam rangka melakukan pengendalian
penyakit secara terpadu.
1.2Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari perakum ini adalah:
1. Mengetahui penyakit ikan yang di sebabkan oleh parasit.
2. Mengetahui parasit apa saja yang sering menyerang ikan
3. Mengetahui pencegahan dan pengobatan pada ikan yang terserang parasit.
4. Mengetahui gejala klinis ikan yang terkena penyakit akibat parasit.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.2Parasit
Parasit adalah hewan atau tumbuh-tumbuhan yang berada pada tubuh, insang, maupun
lendir inangnya dan mengambil manfaat dari inang tersebut. Dengan kata lain parasit hidup
dari pengorbanan inangnya. Parasit dapat berupa udang renik, protozoa, cacing, bakteri,
virus, dan jamur. Manfaat yang diambil parasit terutama adalah zat makanan dari inangnya.
Dari sumber lain Parasit adalah suatu organisme lebih kecil ruang hidup dan menempel pada
tubuh organisme yang lebih besar yang disebut host. Keberadaan parasit dalam tubuh host
dapat bersifat sebagai parasit sepenuhnya dan tidak sepenuhnya sebagai parasit. Hal tersebut
tergantung dari jumlah, jenis, tingkat kesakitan yang ditimbulkan oleh parasit serta ketahanan
tubuh dan nutrisi dalam tubuh host. Hubungan host dan parasit dapat bersifat simbiosis,
mutualisme, parasitis, dan parasitosis (Bowmans, 1999).
Infeksi yang terjadi pada ikan karena serangan parasit merupakan masalah yang cukup
serius dibanding dengan gangguan yang disebabkan oleh faktor lain. Sebab parasit bisa
menjadi wabah bila diikuti oleh infeksi sekunder. Kolam yang tidak terawat merupakan
tempat yang baik bagi organisme penyebab infeksi penyakit yang mungkin telah ada pada
kolam atau juga berasal dari luar. Selama kolam terjaga dengan baik serta lingkungan yang
selalu mendapat perhatian, parasit dalam kolam maupun yang diluar tidak akan mampu
menimbulkan infeksi (Afrianto dan Liviawaty, 1992).
Berdasarkan letak penyerangannya parasit dapat dibagi menjadi dua kelompok. Kelompok
pertama disebut ektoparasit yaitu parasit yang menempel pada bagian luar tubuh ikan dan
kelompok kedua adalah endoparasit yaitu parasit yang berada dalam tubuh ikan.
BAB III
METODELOGI
5. Setelah dicatat pokok pikiran nya didalam buku, tuangkan kedalam sebuah
laporan ketik.
BAB VI
HASIL DAN PEMBAHASA
4.1HASIL
4.2.1 Trichodiniasis
Trichodiniasisatau Penyakit Gatal, Penyebab : Trichodina spp., Trichodinella spp., dan
Tripartiella spp.
Gejala Klinis :
• Warna tubuh pucat, nafsu makan menurun, kurus, gelisah dan lamban
• Menggosok-gosokkan badan pada benda di sekitarnya (gatal) Frekwensi pernapasan
meningkat dan sering meloncat loncat
• Mengakibatkan iritasi dan luka pada kulit ikan karena struktur alat penempel yang
keras (chitin)
• Iritasi sel epitel kulit, produksi lendir berlebih sehingga berwarna kecoklatan atau
kebiruan
• Sirip rusak, menguncup atau rontok Pengendalian :
• Mempertahankan kualitas air terutama stabilisasi suhu air 29o C
• Mengurangi kadar bahan organik terlarut dan/atau meningkatkan frekwensi pergantian
air
• Ikan yang terserang trichodiniasis dengan tingkat prevalensi dan intensitas yang
rendah, pengobatan dapat dilakukan dengan perendaman beberapa jenis desinfektan,
antara lain:
• Larutan garam dapur (untuk ikan air tawar) pada konsentrasi 500-10.000 ppm
(tergantung jenis dan umur ikan) selama 24 jam
• Air tawar (untuk ikan air laut) selama 60 menit, dilakukan pengulangan setiap hari
• Larutan Kalium Permanganate (PK) pada dosis 4 ppm selama 12 jam
• Larutan formalin pada dosis 200 ppm selama 30-60 menit dengan aerasi yang kuat,
atau pada dosis 25-50 ppm selama 24 jam atau lebih
• Larutan Acriflavin pada dosis 10-15 ppm selama 15 menit
• Glacial acetic acid 0,5 ml/L selama 30 detik setiap 2 hari selama 3 -- 4 kali
• Copper sulphate 0,0001 mg/L selama 24 jam atau lebih, diulang setiap 2 hari sekali
• Hidrogen peroxide (3%) 17,5 ml/L selama 10 menit, diulang setiap 2 hari
Gejala klinis :
• Pengamatan secara visual terhadap adanya bintik putih (parasit) pada kulit, sirip dan
insang ikan
Pengendalian :
• Pemindahan ikan pada air yang bebas "Ich" secara berkala yang disesuaikan dengan
siklus hidupnya
• Ikan yang terinfeksi "Ich" dengan tingkat prevalensi dan intensitas yang rendah,
pengobatan dapat dilakukan dengan perendaman menggunakan beberapa jenis
desinfektan, antara lain:
• Perendaman dalam larutan Kalium Permanganate (PK) pada dosis 4 ppm selama 12
jam, dilakukan pengulangan setiap 2 hari
• Perendaman dalam larutan Acriflavin pada dosis 10-15 ppm selama 15 menit,
dilakukan pengulangan setiap 2 hari
4.2.4 Caligus
agen kausatif : caligus epidemicus, caligus patulus. biasanya menyerang kulit, sirip
dan insang pada ikan kerapu, kakap,
ciri-ciri parasit :
1. berbentuk seperti buah pear dan transparan Gejala klinis :
2. bagaian yang terinfeksi biasanya ditandai denan sisik lepas
3. terjadi hemoragi atau ulser
efek pada inang :
1.terjadi hemorogi pada bagian yang terinfeksi 2.menyebabakan ulser pada kulit
3.menyebabkan kematian
pencegahan dan pengobatan :
1.perendaman dengan Neguvon 0,25 ppm selama 12-24 jam setiap minggu
2.pengambilan langsung dari tubuh ikan
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Salah satu gagalnya kegiatan budidaya ikan adalah karena faktor penyakit. Munculnya
gangguan penyakit pada budidaya ikan merupakan resiko biologis yang harus selalu
diantisipasi. Munculnya penyakit pada ikan umumnya merupakan hasil interaksi yang tidak
seimbang antara tiga komponen dalam ekosistem perairan yaitu inang yang lemah, pathogen
yang gans, dan kualitas yang buruk. Dan pada praktikum ini kita mengetahui salahsatu
penyebab penyakit pada ikan disebabkan karena adanya parasit yang menumpang hidup pada
hewan budidaya kita. Berikut parasit yang telah kita identifikasi pada praktikum kali ini:
1.Trichodiniasis, 2 Branchiomyc osis, 3. white spot, 4. cacing kulut, 5. Ciligus.