Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM HAMA DAN

PENYAKIT IKAN
IDENTIFIKASI PARASIT PADA IKAN

OLEH:
HAFID NUR HOLIS
19742033

PROGRAM STUDI D3 BUDIDAYA PERIKANAN


POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG
LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2020
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah Hirobbil Alamin, Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang telah
memberi rahmat, taufik serta hidayah-Nya sehingga penulis mampu dan dapat menyelesaikan
laporan ini. Laporan ini di buat untuk memenuhi tugas mata Hama dan Penyakit Ikan.

Penulisan laporan ini dapat selesai dengan baik berkat bantuan bimbingan dan arahan
dari berbagai pihak. Semoga budi baik mereka di terima Allah SWT sebagai amal ibadah dan
akan diberi balasan berupa pahala yang berlipat ganda. Dan penulis menyadari bahwa
penulisan makalah ini masih banyak kekurangannya. Oleh karena itu penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun dari pembaca guna penyempurnaan
laporan ini.

Bandar Lampung,  September 2020

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang
Kegiatan budidaya ikan baik jenis ikan konsumsi ataupun ikan hias merupakan kegiatan
yang mempunyai resiko tinggi karena ikan merupakan mahluk bernyawa yang kapan
saja mengalami kematian. Salah satu penyebab gagalnya kegiatan budidaya ikan ini adalah
karena faktor penyakit yang disebabkan parasit. Munculnya gangguan penyakit pada
budidaya ikan merupakan resiko biologis yang harus selalu diantisipasi. Munculnya
penyakit pada ikan umumnya merupakan hasil interaksi kompleks/tidak seimbang antara
tiga komponen dalam ekosistem perairan yaitu inang (ikan) yang lemah, patogen yang
ganas serta kulitas lingkungan yang memburuk.

Kewaspadaan terhadap penyakit pada budidaya perikanan perlu sekali mendapat perhatian
utama. Penyakit pada ikan dapat disebabkan oleh agen infeksi seperti parasit, bakteri, dan
virus, serta agen non infeksi seperti kualitas pakan yang jelek, maupun kondisi lingkungan
yang kurang menunjang bagi kehidupan ikan. Timbulnya serangan penyakit merupakan hasil
interaksi yang tidak serasi antara ikan, kondisi lingkungan dan organisme atau agen penyebab
penyakit (Afrianto dan Liviawaty 1992). Interaksi yang tidak serasi ini menyebabkan stress
pada ikan, sehingga mekanisme pertahanan diri yang dimilikinya menjadi lemah, akhirnya
agen penyakit mudah masuk ke dalam tubuh dan menimbulkan penyakit. Keberadaan parasit
dapat menghambat laju pertumbuhan inang dan bahkan secara langsung maupun tidak
langsung dapat membunuh inangnya.

Serangan parasit pada budidaya ikan tidak hanya bergantung pada jenis dan jumlah parasit
yang menyerangnya, namun dipengaruhi oleh kondisi lingkungan pada saat itu serta daya
tahan tubuh ikan. Jenis dan tingkat infeksi parasit antar lokasi budidaya di suatu daerah
dengan daerah yang lain akan berbeda. Hal ini sesuai dengan pendapat Bauer (1970) bahwa
kejadian infeksi parasit dapat terjadi karena adanya perbedaan kondisi perairan, pakan yang
diberikan, umur ikan, ukuran serta aktivitas budidaya. Parasit memiliki karakteristik yang
berbeda baik dari segi biologis, siklus hidup, patogenisitas maupun dari segi ketahanannya
terhadap berbagai bahan kimia. Oleh karena itu, pengetahuan tentang karakteristik parasit
terutama jenis dan tingkat infeksinya sangat penting dalam rangka melakukan pengendalian
penyakit secara terpadu.
1.2Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari perakum ini adalah:
1. Mengetahui penyakit ikan yang di sebabkan oleh parasit.
2. Mengetahui parasit apa saja yang sering menyerang ikan
3. Mengetahui pencegahan dan pengobatan pada ikan yang terserang parasit.
4. Mengetahui gejala klinis ikan yang terkena penyakit akibat parasit.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penyakit Ikan


Penyakit ikan adalah segala sesuatu yang dapat menimbulkan gangguan suatu fungsi atau
struktur dari alat tubuh, baik secara langsung maupun tidak langsung. Pada prinsipnya
penyakit yang menyerang ikan tidak datang begitu saja, melainkan melalui proses hubungan
tiga faktor, yaitu kondisi lingkungan (kondisi dalam air), kondisi inang (ikan), dan adanya
jasad patogen (jasad penyakit). Gangguan terhadap ikan dapat disebabkan oleh organisme
lain, pakan maupun kondisi lingkungan yang kurang menunjang kehidupan lain. Dengan
demikian, timbulnya serangan penyakit ikan di kolam merupakan hasil interaksi yang tidak
serasi antara ikan, kondisi lingkungan dan organisme penyakit. Interaksi yang tidak serasi ini
telah menyebabkan stres pada ikan sehingga mekanisme pertahanan diri dari yang
dimilikinya menjadi lemah dan akhirnya mudah diserang penyakit (Lukistyowati dan Morina,
2005).
Munculnya penyakit pada ikan umumnya merupakan hasil interaksi yang tidak seimbang
antara tiga komponen dalam ekosistem perairan yaitu inang (ikan) yang lemah, patogen serta
kualitas lingkungan yang memburuk. Penyakit ikan dapat disebabkan oleh mikrob penyebab
penyakit (Patogen) yang dapat berupa parasit, bakteri, virus maupun jamur (Kordi, 2004).

2.2Parasit
Parasit adalah hewan atau tumbuh-tumbuhan yang berada pada tubuh, insang, maupun
lendir inangnya dan mengambil manfaat dari inang tersebut. Dengan kata lain parasit hidup
dari pengorbanan inangnya. Parasit dapat berupa udang renik, protozoa, cacing, bakteri,
virus, dan jamur. Manfaat yang diambil parasit terutama adalah zat makanan dari inangnya.
Dari sumber lain Parasit adalah suatu organisme lebih kecil ruang hidup dan menempel pada
tubuh organisme yang lebih besar yang disebut host. Keberadaan parasit dalam tubuh host
dapat bersifat sebagai parasit sepenuhnya dan tidak sepenuhnya sebagai parasit. Hal tersebut
tergantung dari jumlah, jenis, tingkat kesakitan yang ditimbulkan oleh parasit serta ketahanan
tubuh dan nutrisi dalam tubuh host. Hubungan host dan parasit dapat bersifat simbiosis,
mutualisme, parasitis, dan parasitosis (Bowmans, 1999).
Infeksi yang terjadi pada ikan karena serangan parasit merupakan masalah yang cukup
serius dibanding dengan gangguan yang disebabkan oleh faktor lain. Sebab parasit bisa
menjadi wabah bila diikuti oleh infeksi sekunder. Kolam yang tidak terawat merupakan
tempat yang baik bagi organisme penyebab infeksi penyakit yang mungkin telah ada pada
kolam atau juga berasal dari luar. Selama kolam terjaga dengan baik serta lingkungan yang
selalu mendapat perhatian, parasit dalam kolam maupun yang diluar tidak akan mampu
menimbulkan infeksi (Afrianto dan Liviawaty, 1992).
Berdasarkan letak penyerangannya parasit dapat dibagi menjadi dua kelompok. Kelompok
pertama disebut ektoparasit yaitu parasit yang menempel pada bagian luar tubuh ikan dan
kelompok kedua adalah endoparasit yaitu parasit yang berada dalam tubuh ikan.
BAB III
METODELOGI

3.1Waktu dan Tempat Pelaksanaan


Kegiatan praktikum HAMA PENYAKIT IKAN di laksanakan di Kp. Baru, Rulung
Helok pada hari, senin 05 Oktober 2020, pukul 09:00 wib-selesai.

3.2 Alat dan Bahan


 Handphond
 Buku
 Pena
 Laptop
 Internet

3.3 Prsedur Kerja

1. Siapkan peralatan yang akan digunakan untuk mencari informasi mengenai


penyakit bacterial pada ikan

2. Hidupkan data seluler, usahakan jaringan yang digunakan adalah baik.

3. Cari literature yang digunakan sebagai penunjang laporan

4. Setelah sudah mendapatkan literature catat dibuku.

5. Setelah dicatat pokok pikiran nya didalam buku, tuangkan kedalam sebuah
laporan ketik.
BAB VI
HASIL DAN PEMBAHASA

4.1HASIL

Jenis Pencegahan dan


No Jenis parasit Nama parasit Gejala klinis Gambar
ikan Pengobatan
1 Mempertahankan: kualitas
air terutama stabilisasi
Warna tubuh suhu air 29oC Mengurangi
pucat, nafsu kadar bahan organik
makan menurun, terlarut dan/atau
kurus, gelisah dan meningkatkan frekwensi
lamban, pergantian
Ikan air Menggosok- air Ikan yang terserang
tawar, gosokkan badan trichodiniasis dengan
Ikan air pada benda di tingkat prevalensi dan
Trichodiniasis Trichodina sp
payau, sekitarnya (gatal), intensitas yang rendah.
Ikan air Frekwensi pengobatan: dilakukan
laut. pernapasan dengan perendaman
meningkat dan beberapa jenis
sering meloncat desinfektan, antara
loncat lain:Larutan garam dapur
Mengakibatkan (untuk ikan air tawar) pada
iritasi dan luka konsentrasi 500-10.000
ppm (tergantung jenis dan
umur ikan) selama 24jam
2 menunjukkan Pencegahan: pengolahan
gejala bernafas lingkungan akuarium yang
dengan baik akan menciptakan
tersengal-sengal kondisi yang tidak disukai
oleh bakteri tersebut untuk
Branchiom yces dipermukaan air
tumbuh.
Branchiomyc sanguinis and dan malas.
Ikan mas
osis Branchiom yces Insang tampak Pengobatan: lakukan
demigrans mengeras dan isolasi. Formalindan
berwarna pucat, Copper Sulfat diketahui
khususnya pada dapat mencegah kematian
daerah yang akibat infekasi
terjangkit. Branchiomycosis.
3 Untuk pencegahan
Nafsu makan penyakit ini adalah
menurun, gelisah, :Mempertahankan suhu air
Menggosok- 29 C selama 2 minggu atau
gosokkan badan lebih Meningkatkan
pada benda di frekwensi pergantian air,
sekitarnya, Pemindahan ikan pada air
Frekuensi yang bebas "Ich" secara
Ikan air
white spot Ichthyophthirius pernapasan berkala yang disesuaikan
tawar
meningkat dengan siklus hidupnya.
(megap-megap),
mendekat ke air Untuk pengobatanadalah:
masuk, Bintik- Perendaman dalam larutan
bintik putih di garam dapur Perendaman
sirip, kulit atau dalam larutan Kalium,
insang Perendaman dalam larutan
Acriflavin.
4 kehilangan Pencegahan: kepadatan
nafsu makan, tebar harus diperhatikan,
berenang pemberian pakan harus
tidak normal cukup memadai.
didasar
Pengobatan: perendaman
maupun di dengan air tawar selama 5
neo benedenia. permukaan, - 10 menit, 3 hari berturut-
Kerapu luka pada turut, perendaman dengan
Cacing Kulit Sp, Benedenia kulit,
dan kakap hydrohen peroxida 150
sp produksi ppm selama 30 menit
lendir dilakukan sebanyak 2-3
berlebihan kali dengan interval waktu
terutama pada 7 hari, perendaman dengan
kulit, dan formalin 100 ppm
sirip geripis selama 1 jam, 3 hari
berturut-turut disertai
dengan aerasi kuat
sisik lepas, Pencegahan: perendaman
terjadi hemoragi dengan Neguvon 0,25
atau ulser, terjadi ppm selama 12-24 jam
Ikan hemorogi pada setiap minggu
Celigus
kakap dan bagian yang
5 Caligus epidemigu s dan terinfeksi, Pengobatan: Pengambilan
ikan menyebabakan langsung dari tubuh ikan.
celigus patulus.
kerapu ulser pada kulit,
dan
menyebabkan
kematian
4.2 Pembahasan
Dapat diketahui bahwa hasil praktikum di atas yang diambil dari literatur internet didapatkan
hasil 5 penyakit yang disebabkan parasit pada ikan yaitu: 1. Trichodiniasis, 2 Branchiomyc
osis, 3. white spot, 4. cacing kulut, 5. Ciligus. Maka dari itu kita akan membahas parasit
tersebut yang bersumber dari tinjauan Pustaka yang ada. Semua penyakit diatas disebabkan
oleh parasit yang menyerang kesehatan ikan sehingga terjadi serangan penyakit pada ikan
yang membuat ikan terganggu nya sistem kerja tubuh.

4.2.1 Trichodiniasis
Trichodiniasisatau Penyakit Gatal, Penyebab : Trichodina spp., Trichodinella spp., dan
Tripartiella spp.
 Gejala Klinis :
• Warna tubuh pucat, nafsu makan menurun, kurus, gelisah dan lamban
• Menggosok-gosokkan badan pada benda di sekitarnya (gatal) Frekwensi pernapasan
meningkat dan sering meloncat loncat
• Mengakibatkan iritasi dan luka pada kulit ikan karena struktur alat penempel yang
keras (chitin)
• Iritasi sel epitel kulit, produksi lendir berlebih sehingga berwarna kecoklatan atau
kebiruan
• Sirip rusak, menguncup atau rontok Pengendalian :
• Mempertahankan kualitas air terutama stabilisasi suhu air 29o C
• Mengurangi kadar bahan organik terlarut dan/atau meningkatkan frekwensi pergantian
air
• Ikan yang terserang trichodiniasis dengan tingkat prevalensi dan intensitas yang
rendah, pengobatan dapat dilakukan dengan perendaman beberapa jenis desinfektan,
antara lain:
• Larutan garam dapur (untuk ikan air tawar) pada konsentrasi 500-10.000 ppm
(tergantung jenis dan umur ikan) selama 24 jam
• Air tawar (untuk ikan air laut) selama 60 menit, dilakukan pengulangan setiap hari
• Larutan Kalium Permanganate (PK) pada dosis 4 ppm selama 12 jam
• Larutan formalin pada dosis 200 ppm selama 30-60 menit dengan aerasi yang kuat,
atau pada dosis 25-50 ppm selama 24 jam atau lebih
• Larutan Acriflavin pada dosis 10-15 ppm selama 15 menit
• Glacial acetic acid 0,5 ml/L selama 30 detik setiap 2 hari selama 3 -- 4 kali
• Copper sulphate 0,0001 mg/L selama 24 jam atau lebih, diulang setiap 2 hari sekali
• Hidrogen peroxide (3%) 17,5 ml/L selama 10 menit, diulang setiap 2 hari

4.2.2 white spot

Bintik putih (white spot) atau "Ich" atau ichthyophthiriasis, Penyebab :


Ichthyophthirius multifiliis atau "Ich"

Gejala klinis :

• Nafsu makan menurun, gelisah

• Menggosok-gosokkan badan pada benda di sekitarnya

• Frekwensi pernapasan meningkat (megap-megap), mendekat ke air masuk

• Bintik-bintik putih di sirip, kulit atau insangDiagnosa :

• Pengamatan secara visual terhadap adanya bintik putih (parasit) pada kulit, sirip dan
insang ikan

Pengamatan secara mikroskopis untuk melihat morfologi parasit melalui pembuatan


preparat ulas dari organ kulit/mukus, sirip dan/atau insang.

Pengendalian :

• Mempertahankan suhu air 29 C selama 2 minggu atau lebih

• Meningkatkan frekwensi pergantian air

• Pemindahan ikan pada air yang bebas "Ich" secara berkala yang disesuaikan dengan
siklus hidupnya

• Ikan yang terinfeksi "Ich" dengan tingkat prevalensi dan intensitas yang rendah,
pengobatan dapat dilakukan dengan perendaman menggunakan beberapa jenis
desinfektan, antara lain:

• Perendaman dalam larutan garam dapur pada konsentrasi 500-10.000 ppm


(tergantung jenis dan umur ikan) selama 24 jam, dilakukan pengulangan setiap 2 hari

• Perendaman dalam larutan Kalium Permanganate (PK) pada dosis 4 ppm selama 12
jam, dilakukan pengulangan setiap 2 hari
• Perendaman dalam larutan Acriflavin pada dosis 10-15 ppm selama 15 menit,
dilakukan pengulangan setiap 2 hari

4.2.3 Cacing Kulit


kausatif agen : Benedenia sp, Neobenedenia sp, termasuk cacing trematoda dan
tergolong monogenia. Cacing ini menyerang kulit dan mata ikan budidaya seperti
kerapu, kakap.
 ciri-ciri parasit :
1.berbentuk pipih agak oval 2.panjang 1-5 mm
3.bagian anterior terdapat sepasang alat penempel, sedangkan bagian posterior
terdapat achor yang dilengkapi alat pengait.
 gejala klinis :
1. kehilangan nafsu makan
2. berenang tidak normal didasar maupun di permukaan 3.luka pada kulit
4.produksi lendir berlebihan terutama pada kulit 5.sirip geripis
 efek pada inang :
1. apabila menyerang mata dapat menimbulkan kebutaan yang disebabkan infeksi
sekunder bakteri
2. hiperplasia sel epitel kulit
 pencegahan dan pengobatan :
1.kepadatan tebar harus diperhatikan 2.pemberian pakan harus cukup memadai
3. perendaman dengan air tawar selama 5 - 10 menit, 3 hari berturut-turut
4. perendaman dengan hydrohen peroxida 150 ppm selama 30 menit dilakukan
sebanyak 2-3 kali dengan interval waktu 7 hari
5. perendaman dengan formalin 100 ppm selama 1 jam, 3 hari berturut-turut disertai
dengan aerasi kuat

4.2.4 Caligus
agen kausatif : caligus epidemicus, caligus patulus. biasanya menyerang kulit, sirip
dan insang pada ikan kerapu, kakap,
 ciri-ciri parasit :
1. berbentuk seperti buah pear dan transparan Gejala klinis :
2. bagaian yang terinfeksi biasanya ditandai denan sisik lepas
3. terjadi hemoragi atau ulser
 efek pada inang :
1.terjadi hemorogi pada bagian yang terinfeksi 2.menyebabakan ulser pada kulit
3.menyebabkan kematian
 pencegahan dan pengobatan :
1.perendaman dengan Neguvon 0,25 ppm selama 12-24 jam setiap minggu
2.pengambilan langsung dari tubuh ikan
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Salah satu gagalnya kegiatan budidaya ikan adalah karena faktor penyakit. Munculnya
gangguan penyakit pada budidaya ikan merupakan resiko biologis yang harus selalu
diantisipasi. Munculnya penyakit pada ikan umumnya merupakan hasil interaksi yang tidak
seimbang antara tiga komponen dalam ekosistem perairan yaitu inang yang lemah, pathogen
yang gans, dan kualitas yang buruk. Dan pada praktikum ini kita mengetahui salahsatu
penyebab penyakit pada ikan disebabkan karena adanya parasit yang menumpang hidup pada
hewan budidaya kita. Berikut parasit yang telah kita identifikasi pada praktikum kali ini:
1.Trichodiniasis, 2 Branchiomyc osis, 3. white spot, 4. cacing kulut, 5. Ciligus.

Anda mungkin juga menyukai