OLEH:
19742033
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan banyak kenikmatan, rahmat,
hidayah serta inayah-Nya kepada kita terutama kepada para penyusun sehingga bisa
menyelesaikan makalah yang berjudul “TEKNIK PEMBUATAN PRODUK GINOGENESIS
IKAN” ini dengan sebaik-baiknya. Sholawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada
Baginda Nabi Besar Muhammad SAW. Yang selalu menjadi suri tauladan kita dalam
berbagai aspek kehidupan. Semoga kita senantiasa bisa mencontohnya.
Makalah ini dibuat untuk menunjang dan memberikan kemudahan bagi para mahasiswa
untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar, sehingga dalam kegiatan ini dapat
dilaksanakan dengan nyaman dan efektif. Harapan selanjutnya, semoga makalah ini dapat
digunakan sebagai sarana belajar bagi mahasiwa serta bisa dijadikan referensi mengenai
pembahasan yang terkait.
Akhir kata, makalah ini pastinya jauh dari kesempurnaan, tentunya masih terdapat banyak
kekurangan sehinngga kritik dan saran dari semua pihak kami harapkan demi penyempurnaan
dan terwujudnya tujuan penyusunan makalah ini.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Salah satu kegiatan proses budidaya ikan adalah pengembangbiakan ikan. Ikan yang
akan dibudidayakan merupakan ikan yang dapat tumbuh dan berkembang biak sehingga
kontinuitas produksi budidaya dapat berkelanjutan. Banyak cara yang telah dilakukan
pembudidya untuk mendapatkan ikan yang berkualitas. Mulai dari selektif breeding metode
hibridisasi, sex reversal, hingga poliploidisasi.
Manipulasi kromosom mungkin dilakukan selama siklus nukleus dalam pembelahan
sel, dasarnya adalah penambahan atau pengurangan sel haploid atau diploid. Pada ikan dan
hewan lainnya dengan fertilisasi eksternal proses dapat dilakukan untuk salah satu gamet
sebelum fertilisasi atau telur terfertilisasi pada beberapa periode selama formasi pada zigot
(Purdom, 1993). Salah satu metode manipulasi kromosom adalah ginogenesis.
Ginogenesis adalah proses terbentuknya zigot dari gamet betina tanpa kontribusi dari gamet
jantan. Dalam ginogenesis gamet jantan hanya berfungsi untuk merangsang perkembangan
telur dan sifat-sifat genetisnya tidak diturukan. Ginogenesis dapat terjadi secara alami dan
buatan.
Ginogenesis buatan dapat dilakukan dengan mutagenesis sperma dengan sinar
ultraviolet (UV) dan kejutan panas. Radiasi yang terjadi merupakan proses penyinaran
dengan menggunakan bahan mutagen untuk menghasilkan mutan. Sinar ultraviolet (UV)
merupakan radiasi yang juga merupakan sinar tidak tampak yang mempunyai panjang
gelombang 200-380 nm.
Ginogenesis buatan dapat dilakukan dengan mutagenesis sperma dengan sinar ultraviolet
(UV) dan kejutan panas. Radiasi yang terjadi merupakan proses penyinaran dengan
menggunakan bahan mutagen untuk menghasilkan mutan. Sinar ultraviolet (UV) merupakan
radiasi yang juga merupakan sinar tidak tampak yang mempunyai panjang gelombang 200-
380 nm.
Ginogenesis buatan dilakukan melalui beberapa perlakuan pada tahapan pembuahan dan
awal perkembangan embrio. Perlakuan ini bertujuan :
1. Membuat supaya bahan genetik jantan menjadi tidak aktif
2. Mengupayakan terjadinya diploisasi agar telur dapat menjadi zigot (Nagy, et al,.
1979). Bahan genetik dalam spermatozoa dibuat tidak aktif dengan radiasi sinar gama, sinar
X dan sinar ultraviolet (Purdon, 1983). Sinar ultraviolet banyak digunakan, karena murah.
Ginogenesis buatan memungkinkan untuk dilakukan pada semua spesies ikan yang telah
dapat malakukan pembuahan buatan. Ginogenesis juga pada dasarnya mengatasi dua masalah
pada pertumbuhan ikan yaitu pertumbuhan zigot. Pertama adalah menonaktifkan materi
genetik jantan dan kemudian yang ke dua merangsang diploidisasi. Ginogenesis dibutuhkan
karena pada sebagian besar ikan baik ikan konsumsi dan ikan hias individu betina lebih
bermanfaat baik dari kendahan, harga dan pertumbuhan serta untuk memperbanyak
keturunanya.
Menurut Nagy et al. (1978) dan Sumantadinata (1997), ada dua tahap penting dalam
ginogenesis buatan. Pertama menonaktifkan bahan genetic dari gamet jantan, antara lain
dapat dilakukan dengan cara radiasi. Kedua meningkatkan jumlah zigot diploid dengan cara
pemberian kejutan panas pada fase meiosis II atau meiosis I. penggunaan sinar UV untuk
inaktivasi materi genetic lebih banyak digunakan karena selain murah, lebih mudah dan aman
digunakan dibandingkan dengan sinar gamma, sinar X dan betta ( Lou dan Purdom 1984;
Horvarth dan orban 1995). Perlakuan meradiasi sperma tidak menyebabkan berkurangnya
kemampuan sperma sebagai fungsi membuahi telur dan sebagai trigger perkembangan
embrio (Streisinger et al. 1981; Arai 2001). Menurut Chourrout (1984), keberhasilan
inaktifasi materi genetic jantan dengan cara radiasi sperma, bila membuahi betina akan
menghasilkan embrio haploid yang tidak bertahan hidup. Menurut Sumantadinata et al.
(1990), padaginogenesis ikan mas, proses radiasi sperma dapat dilakukan dengan
menggunakan dua lampu UV yang masing-masing berkekuatan 15 watt untuk meradiasi
sperma dengan jarak penyinaran 15 cm.