Anda di halaman 1dari 4

Sigma Epsilon ISSN 0853-9103

IDENTIFIKASI MIKROBA AIR LAUT DI UJUNG GRENGGENGAN


SEMENANJUNG MURIA

Oleh : Itjeu Karlina

Pusat Teknologi Reaktor dan Keselamatan Nuklir – BATAN

Latar Belakang Penelitian

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui dan memantau kualitas lingkungan air laut secara
mikrobiologi karena kemungkinan mengandung sejumlah pembawa virus, bakteri, jamur
yang sebagian besar bersifat patogen maupun pemicu korosif, seperti yang diketahui bahwa
air laut yang telah mengalami perlakuan juga dapat digunakanan sebagai sumber air yang
bisa dipergunakan. Namun daerah pantai sekarang menjadi tempat pembuangan segala
macam limbah industri, rumah tangga dan peternakan.

Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian adalah

- memperoleh data spesies bakteri / jamur


- mengetahui kandungan unsur-unsur dalam air pantai yang akan menjadi salah satu
sumber air baku yang digunakan

Metode

Kerangka kerja dalam penelitian ini yaitu pertama kali menyusun rangkaian kegiatan,
penyiapan bahan dan peralatan, penentuan lokasi sampling, isolasi mikroba, identifikasi dan
pengukuran, analisis hasil

Dalam melakukan penelitian ini, adapun alat dan bahan yang digunakan yaitu
laminair air flow, otoklaf, neraca analitik, mikroskop, inkubator, termometer, botol sampel,
coolbox, cawan petri, tabung biak, gelas piala, oven dan jarum oase. Bahan-bahan yang
dipergunakan antara lain media nutrient agar, potato dextrose agar, sulphate API agar,
akuades, etanol 70%, glukosa, sukrosa, fruktosa, maltosa, metil merah.

Langkah pertama yaitu menetapkan lokasi sampling yaitu di perairan Ujung Lemah
Abang pada jarak air sampel dari pantai 2 km dan kedalaman air sampel 4,5 m.
Pengambilan sampel dilakukan dengan botol sampel 600 ml yang telah disterilkan dan diikat
tali. Botol yang telah berisi air hasil sampling dimasukan ke dalam coolbox untuk menjaga
agar bakteri tidak mati kemudian dikirim ke laboratorium untuk dianalisis. Prosedur isolasi
bakteri mengacu kepada Cappucino dan Bergey’s manual.
sampel diinokulasikan kedalam cawan petri yang berisi medium sulphate API agar, potato
dextrose agar dan nutrient agar, lalu ditutup dan diinkubasikan dalam inkubator pada kisaran
suhu 30 - 37oC dan selama 48 jam sampai 96 jam.

Hasil inkubasi lalu diperiksa karakteristiknya berdasarkan morfologi sel (bentuk, penataan,
ukuran, spora, reaksi Gram, motilitas, kapsul, pewarnaan khusus), ciri biakan (koloni,
pigmen) dan ciri fisiologis (fermentasi glukosa, laktosa, sukrosa, manitol, uji indol, merah
metil, Voges- Proskauer, sitrat, reduksi nitrat, produksi H2S, hidrolisis pati, urease, katalase,
koagulase)

Hasil dan Pembahasan

Berdasarkan hasil pengamatan ditemukan adanya bakteri pereduksi sulfat dari spesies
Desulfomonas pigra menunjukkan kawasan perairan Ujung Grenggengan mengandung
nutrisi yang diperlukan oleh bakteri pereduksi sulfat dan pH air yang sesuai untuk
kehidupannya, kemudian juga ditemukan Staphylococcus aures dan jamur Aspergillus ustus
ini menunjukkan bukti adanya buangan limbah fecal yang berasal dari rumah tangga.

Staphylococcus aures memiliki karakteristik Koloni berbentuk circular, entire,


convex, transparent, putih. Sel berbentuk batang. Gram:negatif. Tidak menghasilkan
endospora. Uji motilitas: motil. Uji metil merah: negatif. Uji Voger-Proskauer: negatif. Uji
Simmons sitrat: negatif. Uji TSI: negatif. Hidrolisis lemak: negatif. Hidrolisis pati: negatif.
Hidrolisi gelatin: negatif. Hidrolisis casein: negatif. Fermentasi sukrosa, laktosa,glukosa:
negatif. Reduksi nitrat: positif. Produksi indol: negatif

Desulfomon aspigra memiliki karakteristik Koloni berbentuk circular, undulate, flat,


transparent, tengah menonjol, unpigmented. Sel berbentuk batang, agak bengkok (curved).
Gram negatif, tidak menghasilkan endospora. Uji motilitas: motil, hidrolisis lemak: negatif,
fermentasi glukosa ,laktosa, inositol: negatif. Reduks nitrat” positif. Katalase: negatif.
Produksi H2S: lemah, ada gas.Laktat: positif, asetat: positif, benzoat: negatif.

Aspergillus ustus memiliki karakteristik Koloni berbentuk filamen tous, abu-abu


coklat, reverse merah jingga. Hifa bersepta, konidiofor tegak, ujung konidiofor
menggembung, membentuk vesikel, pada vesikel terletak sterignata, pada ujung sterignata
menempel konidia yang tersusun membentuk rantai konidia.

Ditemukan bakteri dan jamur pada hasil penelitian, namun pada penelitian ini jumlah koloni
jamur tidak dihitung karena sasaran penelitian hanya pada bakteri yang ditemukan yaitu
Staphylococcus aures dan Desulfomon aspigra

Kesimpulan

kandungan bakteri di perairan Ujung Grenggengan masih rendah tetapi hasil ini masih
variatif sesuai dengan kondisi sampling. Adanya kandungan bakteri pereduksi sulfat dengan
kadar sulfat yang relatif tinggi perlu diwaspadai penggunaannya. kemudian telah diperoleh
spesies mikroba dalam sampel air laut Ujung Grenggengan, semenanjung Muria yaitu
bakteri pereduksi sulfat: desulfomonas pigra mengandung koloni 2.0 x 104 cfu/ml, bakteri
patogen, Staphylococcus aures dan jamur Aspergillus ustus < 106 cfu/ml Jenis- jenis
mikroba tersebut akan selalu bervariasi sesuai dengan kondisi lingkungannya berada. Oleh
karena itu perlu studi lebih lanjut tentang pemilihan bahan komponen yang tahan terhadap
korosi air laut, biokorosi dan teknologi meminimalisasi kandungan sulfat dalam pasokan air
laut. Adanya kandungan bakteri pereduksi sulfat disertai dengan kadar sulfat yang relatif
tinggi dalam sumber air baku untuk pasokan PLTN perlu diantisipasi.

DAFTAR PUSTAKA

1. CAPPUCINO, JG., SHERMAN, N., “Microbiology: Laboratory Manual”, edisi ke 2,


Benjamin / Cumming Publ. Co. Inc., USA, 1987.

2. HOLT, JG., KRIEG, NR., SNEATH, PHA., STALEY, JT., “Bergey’s Manual of
Determinative Bacteriology”, edisi ke 9, The William & Wilkins Co. Inc., USA, 1994.

3. KARLIANA, I., “Identifikasi Mikroba Dalam Air Pendingin Sekunder RSG-GAS”,


PTRKN- BATAN, 2005.

4. FELIATRA, “Identifikasi Bakteri Patogen (Vibrio sp.) di Perairan Nongsa Batam,


Propinsi Riau”, Jurnal Natur Indonesia, Vol. 2, No. 1, pp. 28-33, 1999.

5. KONNEKE, M., WIDDEL, F., “Effect of growth temperature on cellular fatty acids in
sulphate reducing bacteria”, Environmental Microbiology, Vol. 5, No. 11, pp. 1064-1070,
November 2003. 6. BUCHANAN, RE., GIBBONS, F., “Bergey’s Manual of Determinative
Bacteriology”, edisi ke 8, The William & Wilkin Co. Inc., USA, 1974.

Anda mungkin juga menyukai