Sexuality Fish
ABSTRAK
Seksualitas ikan dapat ditentukan dengan mengamati ciri-ciri seksual
skunder dan seksual primer dari ikan itu sendiri. Tujuan dari praktikum ini adalah
agar mahasiswa dapat melakukan identifikasi seksualitas ikan. Pengamatan
seksual primer harus dengan pembelahan diperut ikan. Sedangkan seksual skunder
dengan memperhatikan ciri-ciri morfologi. Praktikum Biologi Reproduksi Ikan ini
dilaksanakan di Laboratorium Dasar Perikanan Program Studi Budidaya Perairan.
Pada praktikum ini jika dengan pengamatan melalui seksual skunder belum
diketahui maka dilakukan analisa melalui jaringan gonad (histologi) dengan
menggunakan larutan asetokarmin yang berfungsi untuk mempermudah
mengamati jaringan gonad ikan.
Kata kunci : seksualitas ikan, asetokarmin
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Seksualitas ikan dapat ditentukan dengan mengamati ciri-ciri seksual
skunder dan seksual primer. Pengamatan seksual primer harus dengan
pembelahan diperut ikan. Sedangkan seksual skunder dengan memperhatikan ciri-
ciri morfologi yaitu bentuk tubuh. Organ pelengkap dan warna (Andea, 2005).
Ciri seksual ikan dapat dibagi menjadi dua, yaitu ciri seksual primer dan
ciri seksual sekunder. Ciri seksual primer adalah alat organ yang berhubungan
langsung dengan proses reproduksi. Testes dan salurannya pada ikan jantan
merupakan ciri seksual primer. Untuk melihat perbedaannya diperlukan
pembedahan. Ciri seksual sekunder berguna dalam membedakan ikan jantan
dengan ikan betina dan dapat dilihat dari luar, meskipun kadang kala tidak
memberikan hasil yang positif (nyata) (Tim Ikhtiologi, 2002).
Gonad adalah organ reproduksi yang berfungsi menghasilkan sel kelamin
(gamet). Gonad yang terdapat pada tubuh ikan jantan tersebut disebut testes yang
berfungsi menghasilkan spermatozoa, sedangkan yang terdapat pada individu ikan
betina disebut ovari berfungsi menghasilkan telur (Pulungan et. al, 2005).
Patin (Pangasius sp) merupakan jenis ikan konsumsi air tawar asli
indonesia yang tersebar disebagian wilayah Sumatera dan Kalimantan. Daging
ikan patin memiliki kandungan kalori dan protein yang cukup tinggi, rasa daging
yang khas, enak, lezat dan gurih sehingga digemari oleh masyarakat. Ikan patin
dinilai lebih aman untuk kesehatan karena kadar kolesterolnya rendah
dibandingkan dengan daging hewan ternak. Selain itu ikan patin memiliki
beberapa kelebihan lain, yaitu ukuran per individunya besar dan di alam
panjangnya bisa mencapai 120 cm (Susanto dan Amri, K 2002 dalam Buku
Budidaya Ikan Patin)
Tujuan Praktikum
Tujuan dari praktikum ini agar mahasiswa dapat melakukan identifikasi
seksualitas ikan
BAHAN DAN METODE
Metoda Praktikum
Jika seksualitas telah diketahui pasti atau terlihat dari luar
1. Amati perbedaan ikan jantan dan ikan betina berdasarkan parameter-parameter
berikut ini yaitu bentuk tubuh, sirip dada, sirip perut, bentuk kepala, ekor, sirip
punggung, warna tubuh.
2. Menuliskan data /hasil pengamatan dalam tabel/lembar kerja
Jika seksualitasnya belum diketahui, maka dilakukan analisa melalui
jaringan gonad (histologi)
1. Bedah ikan
2. Ambil gonadnya
3. Letakkan diatas gelas objek
4. Cincang dengan scalpel sampai halus
5. Letakkan diatas gelas objek, usahakan gonad tidak terlalu tebal
6. Teteskan dengan larutan acetocarmin (1 tetes), tunggu beberapa menit
7. Tutup dengan cover glass
8. Amati dibawah mikroskop
9. Menuliskan data/hasil pengamatan dalam tabel/lembar kerja
10. Perhitungan persentase jenis kelamin
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Hasil dari praktikum seksualitas ikan dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 1. Perbedaan seksual ikan jantan dan ikan betina
Ciri-ciri seksual Ikan patin jantan Ikan patin betina
Warna tubuh Cerah Agak kusam
Bentuk tubuh Ramping dan panjang Gemuk dan pendek
Bentuk kepala Agak lonjong Agak bulat
Tabel 3. Gambar gonad ikan pati dan ikan nila tampak mikroskop
Gonad jantan ikan patin Gonad betina ikan patin
Kesimpulan
Saran
Untuk praktikum kedepannya
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Gonad ikan patin yang sudah dikeluarkan penimbangan gonad ikan patin