Anda di halaman 1dari 20

PROPOSAL MAGANG

PENGOPERASIAN RENGGE (SET GILL NET)


DI DESA BANGKAU KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN

Oleh :

ROSYELIN ENDO MARIA


1810713220020

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN,


RISET DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS PERIKANAN DAN KELAUTAN
BANJARBARU
2021
PROPOSAL MAGANG
PENGOPERASIAN RENGGE (SET GILL NET)
DI DESA BANGKAU KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Melaksanakan Kegiatan Magang


pada Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Lambung Mangkurat

Oleh :

ROSYELIN ENDO MARIA


1810713220020

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN,


RISET DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS PERIKANAN DAN KELAUTAN
BANJARBARU
2021

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa berkat rahmat serta
hidayah-Nya sehingga proposal magang dengan judul “Pengoperasian Rengge (set
gill net) di Desa Bangkau Kabupaten Hulu Sungai Selatan ini dapat diselesaikan.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Eka Anto Supeni, S.Pi, M.Si.,
selaku ketua dan Bapak Aulia Azhar Wahab, S.Pi, M.Si., selaku anggota dari tim
pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan arahan dalam penulisan
proposal magang ini.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan proposal
ini dan jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan
saran yang membangun dalam penyusunan proposal magang.

Banjarbaru, Oktober 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI ..................................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... iii
BAB 1. PENDAHULUAN.................................................................................. 1
1.1. Latar Belakang .......................................................................................... 1
1.2. Tujuan ....................................................................................................... 2
1.3. Kegunaan .................................................................................................. 2
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................ 3
2.1. Nelayan ..................................................................................................... 3
2.2. Konstruksi Alat Tangkap Rengge (set gill net) ........................................... 3
2.3. Pengoperasian Alat Tangkap Rengge (set gill net) ..................................... 4
2.4. Hasil Tangkapan Alat Tangkap Rengge (set gill net).................................. 5
2.5. Penanganan Hasil Tangkapan .................................................................... 5
BAB 3. METODOLOGI MAGANG ................................................................. 6
3.1. Waktu dan Tempat .................................................................................... 6
3.2. Metode ...................................................................................................... 6
BAB 4. PENUTUP ............................................................................................. 8
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

iii
DAFTAR GAMBAR

2.2. Gambar 1 ............................................................................................... ......4

iv
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Magang merupakan salah satu mata kuliah yang harus di selesaikan


setiap mahasiswa sebagai cara mempersiapkan diri untuk menjadi SDM yang siap
kerja. Magang adalah proses belajar dari seorang ahli melalui kegiatan dunia
nyata. Selain itu magang adalah proses mempraktikkan pengetahuan dan
keterampilan untuk menyelesaikan problem nyata di sekitar.
Pengaplikasian ilmu yang telah didapat mahasiswa pada dunia kerja yang
sebenarnya, dengan tujuan untuk mengembangkan keterampilan dan etika
pekerjaan. Berkaca pada keadaan dunia kerja yang ada, dirasa perlu diadakannya
program kegiatan yang dapat dijadikan latihan bagi para mahasiswa untuk
mengaplikasikan teori yang sudah didapat ke dalam lapangan pekerjaan, dan
dijadikan salah satu syarat untuk lulus dari perguruan tinggi.
Praktik Kerja Magang merupakan kegiatan praktik di lingkungan
industri, pabrik atau suatu instansi yang bertujuan untuk menyiapkan mahasiswa
supaya lebih mengenal dunia kerja, meningkatkan keterampilan, memiliki jiwa
wirausaha dan pengetahuan yang memadai sesuai dengan bidang ilmu yang
ditekuninya. Prinsip dari magang adalah memberikan pengalaman praktik kepada
mahasiswa, dan memberikan keuntungan kepada mahasiswa dimana mahasiswa
ikut latihan praktik di tempat usaha magang tersebut.
Magang dilaksanakan di Desa Bangkau Kecamatan Kandangan
Kabupaten Hulu Sungai Selatan Provinsi Kalimantan Selatan dengan judul
pengoperasian alat tangkap rengge (set gill net). Dalam kegiatan magang tersebut
bertujuan untuk mengetahui lebih jauh mengenai pengoperasian alat tangkap
rengge yang secara langsung terjun ke lapangan dan tidak hanya mengandalkan
teori saja. Di tempat magang ini sendiri mayoritas masyarakat di desa tersebut
bekerja sebagai nelayan guna memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga.
Nelayannya sendiri ialah asli nelayan setempat.
Pada magang yang ingin ditempati berkaitan dengan potensi sumber
daya, keragaman jenis ikan yang tinggi, serta alat tangkap yang beragam sehingga
tertarik untuk mengetahui bagaimana pengoperasian alat tangkap di Desa

1
Bangkau Kecamatan Kandangan Kabupaten Hulu Sungai Selatan Provinsi
Kalimantan Selatan terkhusus alat tangkap rengge (set gill net).

1.2. Tujuan

Tujuan dari kegiatan magang adalah sebagai berikut :


1. Mengetahui konstruksi alat tangkap rengge (set gill net) di Rawa Bangkau
Kabupaten Hulu Sungai Selatan.
2. Mengetahui metode pengoperasian alat tangkap rengge (set gill net) di Rawa
Bangkau Kabupaten Hulu Sungai Selatan.
3. Mengetahui penanganan hasil tangkapan dan jenis-jenis ikan yang tertangkap
pada alat tangkap rengge (set gill net) di Rawa Bangkau Kabupaten Hulu
Sungai Selatan.
4. Meningkatkan keterampilan mahasiswa dalam pengoperasian alat tangkap
rengge (set gill net).

1.3. Kegunaan

Kegunaan dari kegiatan magang adalah sebagai berikut :


1. Mahasiswa mengetahui konstruksi alat tangkap rengge (set gill net) di Rawa
Bangkau Kabupaten Hulu Sungai Selatan.
2. Mahasiswa mengetahui metode pengoperasian alat tangkap rengge (set gill
net) di Rawa Bangkau Kabupaten Hulu Sungai Selatan.
3. Mahasiswa mengetahui penanganan hasil tangkapan dan jenis-jenis ikan yang
tertangkap pada alat tangkap rengge (set gill net) di Rawa Bangkau
Kabupaten Hulu Sungai Selatan.
4. Mahasiswa terampil mengoperasikan alat tangkap rengge (set gill net).

2
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Nelayan

Menurut Undang-undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan


nelayan adalah orang yang mata pencahariannya melakukan penangkapan ikan.
Komuditas nelayan adalah kelompok yang bermata pencaharian hasil laut dan
tinggal di desa-desa, pantai, atau pesisir (Sastrawijaya, 2002).
Nelayan adalah suatu kelompok masyarakat yang kehidupannya
tergantung langsung pada hasil laut, baik dengan cara melakukan penangkapan
ataupun budi daya. Mereka pada umumnya tinggal di pesisir pantai, sebuah
lingkungan pemukiman yang dekat dengan lokasi kegiatannya (Imron, 2003).
Menurut Kusnadi (2002), penggolongan sosial masyarakat nelayan dibagi menjadi
tiga sudut pandang yaitu: Pertama, dari segi penguasaan alat produksi atau
peralatan tangkap (perahu, jaring dan perlengkapan lain), struktur masyarakat
nelayan terbagi dalam kategori nelayan pemilik (alat-alat produksi) dan nelayan
buruh. Nelayan buruh tidak memiliki alat-alat produksi dan dalam kegiatan
sebuah unit perahu, nelayan buruh hanya menyumbangkan jasa tenaganya dengan
memperoleh hak-hak yang sangat terbatas. Kedua, ditinjau dari tingkat skala
investasi modal usahanya, struktur masyarakat nelayan terbagi ke dalam kategori
nelayan besar dan nelayan kecil. Nelayan, disebut sebagai nelayan besar karena
jumlah modal yang diinvestasikan dalam usaha perikanan relatif banyak,
sedangkan pada nelayan kecil justru sebaliknya. Ketiga, dipandang dari tingkat
teknologi peralatan tangkap yang digunakan, masyarakat nelayan terbagi ke dalam
kategori nelayan modern menggunakan teknologi penangkapan yang lebih
canggih dibandingkan dengan nelayan tradisional.

2.2. Konstruksi Alat Tangkap Rengge (set gill net)

Rengge adalah jaring insang berbentuk persegi panjang yang dipasang


menetap diperairan. Bagian-bagian dari rengge (set gill net) terdiri dari 4 bagian,
yaitu dari turus kayu, tali ris atas, badan jaring dan pemberat. Turus kayu sebagai
penegak rengge yaitu tali ris atas diikatkan ke turus tersebut. Tinggi turus
menyesuaikan dengan kedalaman perairan, namun biasanya turus lebih tinggi 2

3
kali lipat dari kedalaman perairan dan juga sebagai penanda adanya alat tangkap
rengge (Rusmilyansari, 2021).
Panjang tali ris atas rengge adalah 10 – 12 m. Tali ris atas terbuat dari
bahan polyethylene (PE) dengan diaeter 3 mm. Tali ris berfungsi untuk
membentangkan rengge, sehingga tali diikatkan ke turus kayu. Jaring terbuat dari
nilon dengan nomor benang 0,15 – 0,20. Panjang rengge 8 – 10 m dan lebar 50 –
75 cm. Ukuran mesh size rengge untuk hasil tangkapan sepat rawa adalah 2,5 –
3,25 cm dengan jumlah mata arah datar 267 – 340 mata, sedangkan jumlah mata
arah tegak 16 – 25 mata (Rusmilyansari, 2021).
Pemberat pada rengge berbentuk lingkaran dengan diameter 4 cm dan
terbuat dari besi. Jumlah pemberat pada tiap rengge 34 – 35 biji. Jumlah mata
jaring antar pemberat 10 – 25 mata. Pemasangan jaring ini dapat bervariasi
tergantung dari ikan yang ditangkap (Rusmilyansari, 2021).

Keterangan: a. Bambu/Turus, b. Jaring, c. Tali ris bawah


Gambar 1. Alat Tangkap Rengge (Set Gill Net)

2.3. Pengoperasian Alat Tangkap Rengge (set gill net)

Pengoperasian rengge yaitu dengan memasang sepanjang anak-anak


sungai atau melintang membelah anak sungai yang bagian bawahnya
ditenggelamkan mencapai 1,5 m. Alat ini termasuk alat tangkap aktif karena
menjebak ikan-ikan yang insangnya masuk ke alat ini biasa dipasang pada pagi
hari kemudian diambil hasilnya pada sore hari. Pengambilan hasil tangkapan
dilakukan dengan mengangkat rengge dan mengambil ikannya satu persatu
(Deswati, 2013).

4
Pemasangan rengge didiamkan selama 3 – 4 jam. Dalam sehari dapat
dilakukan 2 kali setting dan 2 kali hauling, yaitu pada pagi dari jam 8 – 11,
kemudian dari siang jam 1 – 4 sore, malam hari juga dapat dilakukan
pengoperasian dari jam 5 – jam 7 malam. Pada saat hauling badan rengge bisa
langsung ditarik ke atas samping jukung di dekat turus kayu sambil melepas hasil
tangkapan (Rusmilyansari, 2021).

2.4. Hasil Tangkapan Alat Tangkap Rengge (set gill net)

Menurut Deswati (2013) hasil tangkapan rengge yaitu ikan Lais


(Cyptopterus spp), Baung (Macrones nemurus), Tapah (Wallago lerii), Haruan
(Channa striatus), Biawan (Helostoma temmincki), dan Kakapar (Belontia
hasselti).

2.5. Penanganan Hasil Tangkapan

Penanganan ikan segar merupakan salah satu bagian penting dari mata
rantai industri perikanan. Penanganan ikan laut pada dasarnya terdiri dari dua
tahap, yaitu penanganan di atas kapal dan penanganan di darat. Penanganan ikan
setelah penangkapan atau pemanenan memegang peranan penting untuk
memperoleh nilai jual ikan yang maksimal. Tahap penanganan ini menentukan
nilai jual dan proses pemanfaatan selanjutnya serta mutu produk olahan ikan yang
dihasilkan (Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga
Kependidikan Pertanian, 2010).
Salah satu faktor yang menentukan nilai jual ikan dan hasil perikanan
yang lain adalah tingkat kesegarannya. Tingkat kesegaran ikan terkait dengan cara
penanganan ikan. Ikan segar adalah ikan yang masih mempunyai sifat yang sama
seperti ikan hidup baik rupa, bau, rasa maupun teksturnya (Pusat Pengembangan
dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pertanian, 2010).

5
BAB 3. METODOLOGI MAGANG

3.1. Waktu dan Tempat

Kegiatan magang ini dilaksanakan dari bulan Oktober – November 2021


yang bertempat di Rawa Bangkau Kabupaten Hulu Sungai Selatan Provinsi
Kalimantan Selatan.

3.2. Metode

Metode yang digunakan pada saat kegiatan magang adalah sebagai


berikut :
a. Metode Observasi
Metode di mana orang atau penulis melakukan pengamatan dan
pencatatan sistematis atas fenomena-fenomena yang di teliti disebut dengan
observasi atau pengamatan (Berliana, 2008). Observasi adalah bagian dalam
pengumpulan data dengan cara mengumpulkan data langsung dari lapangan.
b. Metode Wawancara
Wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan
penelitian dengan cara tanya jawab antara pewawancara dan narasumber, dengan
atau tanpa menggunakan pedoman (guide) wawancara.
Metode wawancara terbagi menjadi dua, yaitu wawancara sistematik dan
wawancara terarah. Wawancara sistematik merupakan metode yang dilakukan
dengan menggunakan pedoman berupa kuisioner, kemudian pewawancara
mengajukan pertanyaan dari awal hingga selesai sesuai dengan runtutan
pertanyaan yang sudah disiapkan terlebih dahulu. Wawancara terarah dilakukan
dengan cara tidak formal dan tidak sesuai dengan runtutan pertanyaan.
Wawancara yang dilakukan sifatnya bebas, tetapi tidak terlepas dari pokok
permasalahan yang akan ditanyakan kepada narasumber (Bungin, 2017).
c. Metode Partisipasi Aktif
Metode partisipasi aktif merupakan metode pengumpulan data yang
digunakan untuk menghimpun data penelitian melalui pengamatan dan
pengindraan dimana observer atau peneliti benar-benar terlibat dalam keseharian
responden (Bungin, 2007). Bentuk partisipasi aktif ini merupakan suatu kegiatan

6
dimana kita turut serta secara langsung dalam semua kegiatan yang berkaitan
dengan objek penelitian.
d. Metode Dokumentasi
Dokumentasi merupakan salah satu cara pencatatan dan penyalinan dari
suatu data yang dibutuhkan untuk suatu penelitian dengan sebuah media.
Dokumen bisa berbentuk gambar, tulisan, karya-karya monumental dari
seseorang. Dokumen yang berbentuk gambar, misalnya; foto, gambar hidup,
sketsa dan lain-lain (Sugiyono, 2011).

7
BAB 4. PENUTUP

Kegiatan magang bukan hanya kegiatan kuliah wajib yang harus diikuti
mahasiswa dalam menjalankan studinya, namun juga kesempatan untuk
mempraktikkan pengetahuan dan keterampilan yang telah dipelajari selama masa
kuliah. Pengalaman praktik yang dilalui akan menyiapkan mahasiswa untuk
memasuki dunia kerja dan sosial yang lebih nyata. Kegiatan magang kali ini
dilakukan di Rawa Bangkau Kabupaten Hulu Sungai Selatan Provinsi Kalimantan
Selatan bersama nelayan dalam mengoperasikan alat tangkap rengge (set gill net).

8
DAFTAR PUSTAKA

Berliana, 2008. Metode Observasi Sebagai Alat Pengambilan Data. Perencanaan


Kuliah. Institut Pertanian Bogor.
Bungin, B. 2007. Penelitian Kualitatif. Jakarta: Kencana.
Bungin, MB. 2017. Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta : Kencana.
Deswati, R. H. 2013. Identifikasi Kegiatan Penangkapan Ikan di Desa Batilap
Kecamatan Dusun Hilir Kabupaten Barito Selatan. Buletin Riset Sosek
Kelautan dan Perikanan. Vol. 8 (1): 31 – 36.
Imron, M. 2003. Kemiskinan dalam Masyarakat Nelayan dalam Jurnal masyarakat
dan budaya, PMB – LIPI.
Kusnadi. 2002. Nelayan, Strategi Adaptasi, dan Jaringan Sosial. Cetakan Kedua.
Humaniora Utama Press. Bandung.
Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Pertanian, 2010. Penanganan dan Penyimpanan Hasil Tangkap.
Rusmilyansari, Wahab. A. A. dan Cahyati R. 2021. Dinamika Perikanan Tangkap
di Perairan Rawa Kabupaten Banjar. Prosiding Seminar Nasional
Lingkungan Lahan Basah. Volume 6 Nomor 2 April 2021. Lembaga
Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat. Universitas Lambung
Mangkurat.
Sastrawidjaya dan Manadiyanto. 2002. Nelayan Nusantara. Pusat Riset
Pengelolaan Produk dan Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan.
Jakarta.
Sugiyono, 2011. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D). Bandung. Alfabeta.

9
LAMPIRAN
Lampiran 1. Peta Desa Bangkau

ROSYELIN ENDO MARIA


1810713220020
PERIKANAN TANGKAP

PETA LOKASI MAGANG


DESA DANAU BANGKAU
KECAMATAN KANDANGAN
KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN
PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
TAHUN 2021

11
Lampiran 2. Surat Keterangan Pembimbing Magang

12
13
Lampiran 3. Rencana Kegiatan Magang
No. Waktu/Minggu Keterangan
1 Minggu 1 - Melakukan diskusi tentang rengge bersama
nelayan
- Melihat, memperhatikan dan membantu
nelayan menyiapkan peralatan untuk
pengoperasian rengge
- Ikut dan membantu mengoperasikan rengge
bersama nelayan
2 Minggu 2 - Memerhatikan cara perawatan rengge
- Menanyai nelayan seputar penangkapan ikan
di Desa Bangkau menggunakan rengge
- Melihat, memperhatikan dan membantu
nelayan menyiapkan peralatan untuk
pengoperasian rengge
- Ikut dan membantu mengoperasikan rengge
bersama nelayan
3 Minggu 3 - Melihat, memperhatikan dan membantu
nelayan menyiapkan peralatan untuk
pengoperasian rengge
- Ikut dan membantu mengoperasikan rengge
bersama nelayan
- Mengumpulkan data hasil tangkapan dan
cara penanganan ikan hasil tangkapan rengge
4 Minggu 4 - Melihat, memperhatikan dan membantu
nelayan menyiapkan peralatan untuk
pengoperasian rengge
- Ikut dan membantu mengoperasikan rengge
bersama nelayan
- Memastikan kelengkapan data, melengkapi
data administrasi dan melakukan proses
administrasi untuk keperluan magang

14
PANITIA SEMINAR DAN UJIAN SARJANA
FAKULTAS PERIKANAN DAN KELAUTAN ULM
Lembar : I/II/III/IV/V/VI*

LEMBAR KENDALI KONSULTASI


USULAN PROPOSAL MAGANG
NAMA : ROSYELIN ENDO MARIA
NIM : 1810713220020
JUDUL : PENGOPERASIAN RENGGE (SET GILL NET) DI DESA BANGKAU
KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN.
TANGGAL KONSULTASI TANDA
MATERI PEMBIMBING CATATAN
Diserahkan Dikoreksi Diambil TANGAN

Banjarbaru, Oktober 2021


Mengetahui,
Ketua Program Studi
Perikanan Tangkap

Ir. IRIANSYAH, M. Si.


NIP. 19610815 198803 1 004

15

Anda mungkin juga menyukai