Anda di halaman 1dari 33

LAPORAN MAGANG

PEMIJAHAN IKAN LELE MUTIARA (Clarias gariepinus)


DENGAN METODE SEMI BUATAN DI BALAI BENIH IKAN
(BBI) LOKAL KOTA PONTIANAK

OLEH:
MUHAMMAD RIDHO
NIM. C1101181033

PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN


JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2022
LAPORAN MAGANG

PEMIJAHAN IKAN LELE MUTIARA (Clarias gariepinus) DENGAN


METODE SEMI BUATAN DI BALAI BENIH IKAN (BBI) LOKAL
KOTA PONTIANAK

MUHAMMAD RIDHO
NIM. C1101181033

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Kelulusan Mata Kuliah Magang

PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN


JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2022
LAPORAN MAGANG

PEMIJAHAN IKAN MAS (Clarias gariepinus) DENGAN


METODE SEMI BUATAN DI BALAI BENIH IKAN (BBI)
LOKAL KOTA PONTIANAK

Tanggung jawab yuridis material pada


MUHAMMAD RIDHO
NIM. C1101181033

Telah dipresentasikan dan diuji


Pada tanggal :……………….

Menyetujui
Ketua Prodi Pembimbing

Dr. FX. Widadi Padmarsari, S.Si, M.Si Dr. Ir. Mardan Adijaya, M.Sc
NIP. 197012031998022001 NIP. 196003191987031004

Laporan ini telah diterima sebagai salah satu persyaratan untuk Kelulusan Mata
Kuliah Magang
Tanggal:……………

Disahkan Oleh:
Ketua Jurusan Budidaya Pertanian
Fakultas Pertanian

Dr. Ir. Fadjar Rianto, MS


NIP: 196101261985031002
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala, karena atas
berkat dan rahmat-Nya proposal penelitian ini dapat diselesaikan. Judul dari proposal
penelitian ini adalah “Pemijahan Ikan Lele Mutiara (Clarias gariepinus) Di Balai
Benih Ikan (BBI) Lokal Pontianak” selama persiapan dan penyusunan laporan
magang ini, penulis banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak, oleh karena
itu pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada :

1. Prof. Dr. Ir. Hj. Denah Suswati, MP selaku Dekan Fakultas Pertanian yang telah
memberi izin dalam pelaksanaan proposal penelitian.
2. Dr. Ir. Fadjar Rianto, MS selaku Ketua Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas
Pertanian Universitas Tanjungpura Pontianak.
3. Dr. F.X. Widadi Padmarsari S.Si. M.Si selaku Ketua Program Studi Manajemen
Sumberdaya Perairan fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura Pontianak.
4. Bapak Nuzul Kurniawan, S.TP selakau koordinator unit pembenihan
5. Seluruh staff dan pegawai BBI lokal kota Pontianak : Bapak Khodirin, S.Pi, Ibu
Tutu Sutaba, A.Md, Bapak Idham, Suryana, Bapak Ruslan dan Bapak
Demonikus Dedy, A.Md yang telah membimbing saya selama kegiatan magang.
6. Keluarga tercinta yang dengan sabar memberikan doa dan semangat kepada saya
selama penulisan proposal penelitian ini.
7. Teman-teman angkatan 2018 Prodi Manajemen Sumberdaya Perairan Fakultas
Pertanian Universitas Tanjungpura Pontianak yang telah memberikan masukan,
dorongan dan semangatnya dalam penyelesaian laporan magang ini.
Semoga laporan magang ini dapat menjadi acuan penulis dalam
melaksanakan penelitian.

Pontianak, 13 Juli 2022

Muhammad Ridho
C1101181033

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................i

DAFTAR ISI................................................................................................................ii

DAFTAR TABEL....................................................................................................... iv

DAFTAR GAMBAR....................................................................................................v

DAFTAR LAMPIRAN............................................................................................... vi

1. PENDAHULUAN....................................................................................................1

A. Latar Belakang..................................................................................................... 1

B Tujuan....................................................................................................................2

C. Manfaat.................................................................................................................2

II. Pelaksanaan Magang................................................................................................3

A. Waktu dan Tempat Pelaksaan Magang................................................................3

B. Bahan dan Alat.....................................................................................................3

C. Gambaran Umum Lokasi Magang....................................................................... 4

C. Batasan Masalah...................................................................................................6

D. Metode Kegiatan..................................................................................................6

E. Pelaksanaan Kegiatan...........................................................................................7

III. Hasil dan Pembahasan............................................................................................8

Pemijahan Ikan Mas Secara Semi Buatan................................................................ 8

IV. PENUTUP............................................................................................................15

A. Kesimpulan...................................................................................................... 15

B. Saran................................................................................................................ 15

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................16

ii
iii
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Daftar bahan yang digunakan........................................................................3


Tabel 2. Daftar alat yang digunakan............................................................................3
Tabel 3. Ciri-ciri Indukan Ikan Mas............................................................................ 9
Tabel 4. Pengukuran kualitas air................................................................................11

iv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Balai Benih Ikan (BBI) Lokal Kota Pontianak.........................................5


Gambar 2. Pemasangan Kakaban................................................................................8
Gambar 3. Penyuntikan Hormon.............................................................................. 10
Gambar 4. Pemberian pakan larva............................................................................ 13
Gambar 5. Pendederan larva..................................................................................... 14

v
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Struktur Organisasi...............................................................................18


Lampiran 2. Dokumentasi Kegiatan Magang...........................................................19
Lampiran 3. Logbook Kegiatan Magang..................................................................20

vi
1. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Ikan Lele merupakan salah satu jenis ikan yang memiliki sifat adaptif yang
tinggi terhadap lingkungan baru. Permintaan pasar yang tinggi bukan tak beralasan
kebutuhan akan lauk pauk serta cita rasa dagingnya yang lezat, empuk dan gurih
menjadi alasan ikan ini tetap dicari para penikmatnya. Ikan lele mutiara merupakan
sumber protein, karbohidrat, dan lemak yang sangat baik serta dipercayai dapat
bermanfaat bagi kesehatan tubuh manusia. Menurut Pudjiastuti (2017), Ikan lele
merupakan salah satu komuditas unggulan yang memiliki nutrisi yang tinggi. Ikan
lele mengandung protein dengan kadar lisin 10,64% dan leusin 9,53%. ini lebih
tinggi dibandingkan kadar lisin dan leusin daging sapi yang hanya 8,7% dan 7,8%.
Lisin merupakan salah satu dari 9 asam amino yang dibutuhkan tubuh untuk
pertumbuhan dan perbaikan jaringan tubuh sedangkan leusin bermanfaat untuk
pertumbuhan anak dan menjaga keseimbangan nitrogen pada orang dewasa, serta
perombakan dan pembentukan protein otot
{{Berdasarkan hasil survey}} di pasar Kemuning Pontianak pada awal tahun
2021, harga ikan mas komsumsi berkisaran antara Rp 35.000 – 40.000 / Kg dan
untuk harga benih ikan mas sangat berfariasi tergantung ukuran benih, untuk benih
ikan mas berukuran 1-3 cm dipasarkan dengan harga 250, benih berukuran 3-5 cm
dengan harga Rp 350 per ekor, benih dengan ukuran 5-8 cm Rp 500 per ekor dan
benih dengan ukuran 8-12 cm seharga Rp 600 per ekor. Banyaknya permintaan benih
ikan mas, Sehingga teknik pemijahan merupakan bagian terpenting untuk
mendapatkan kualitas benih yang baik.
Teknik pembenihan mencakup beberapa proses yaitu persiapan kolam,
seleksi induk, pelepasan induk, pemijahan, penetasan telur, perawatan larva,
pendederan, pemanenan, packing, Pengelolaan kualitas air, pengendalian hama dan
penyakit. Umumnya, terdapat beberapa metode pemijahan pada ikan mas diantaranya
pemijahan secara alami, semi buatan (induced spawning) secara buatan (induced
breeding). Namun, dari ketiga metode tersebut pemijahan secara semi buatan dirasa
sangat cocok dan lebih efektif untuk diterapkan pada kegiatan pembenihan ikan mas.

1
Pemijahan ikan secara semi buatan merupakan salah satu cara pemijahan induk
ikan yang lazim dilakukan pembenih ikan. Pemijahan dengan cara ini dilakukan untuk
melengkapi teknik pemijahan ikan secara alami. Kegiatan pemijahan ikan secara semi
buatan merupakan salah satu usaha budidaya yang bertujuan untuk meningkatkan
pendapatan pembenih ikan. Untuk meningkatkan pendapatan petani ikan perlu dilakukan
perbaikan teknik pembenihan ikan. Setiap jenis ikan memiliki teknik pembenihan yang
berbedabeda baik cara memijah, kebiasaan memijah dan sifat telur sehingga penggunaan
alat dan bahan juga berbeda-beda. Atas dasar pertimbangan diatas maka penulis
mengambil judul “Teknik Pemijahan Ikan Lele Mutiara (Clarias gariepinus) Secara
Semi Buatan (induced spawning) di Balai Benih Ikan (BBI) Lokal Kota
Pontianak”

B. Tujuan
Tujuan dilaksanakannya kegiatan magang yaitu meningkatan pengetahuan
serta keterampilan didalam melakukan Pembenihan Ikan Lele Mutiara secara semi
buatan Di Balai Benih Ikan (BBI) Lokal Kota Pontianak Kalimantan Barat.

C. Manfaat
Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari kegiatan magang sebagai berikut
1. Menambah wawasan bagi mahasiswa tentang bagaimana teknik pemijahan ikan
Lele Mutiara secara semi buatan.
2. Dapat meningkatkan kualitas sumberdaya perikanan khususnya pada komoditi
ikan Lele Mutiara

2
II. Pelaksanaan Magang

A. Waktu dan Tempat Pelaksaan Magang


Kegiatan magang ini dilaksanakan pada tanggal 13 juni 2022 sampai dengan 13 juli
2022 di Balai Benih Ikan (BBI) Lokal Kota Pontianak. Jalan H.Rais, Parit Mayor,
kecamatan Pontianak Timur, Kota Pontianak

B. Bahan dan Alat


Bahan dan alat yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan pemijahan dapat
dilihat di tabel sebagai berikut :
Tabel 1. Daftar bahan yang digunakan

No Bahan Keterangan Jumlah


Induk Ikan Lele
Mutiara Digunakan sebagai bahan
1 Ikan betina 3
untuk kegiatan pembenihan
ekor

Ikan jantan 3
ekor
Digunakan sebagai perangsang
Pada Jantan
diberikan takaran
dan memacu hormon sebesar 0,3 ml
2
Hormon gonadthropin pada tubuh ikan
Pada Betina
deberikan takaran
sehingga dapat mempecepat sebesar 0,5 ml
proses ovulasi dan pemijahan.
Digunakan sebagai larutan
Aquabidest / murni yag biasanya di pakai 0,3 ml
3
Air Mineral sebagai pencapur obat suntik,
sebagai campuran dan larutan,
sebagai sterilasi

Tabel 2. Daftar alat yang digunakan

No Alat Keguanaan Jumlah


1 Kakaban Tempat menempelnya telur 6 buah

3
2 Skopnet halus Untuk memberi pakan larva 1 buah
3 Ember/Baskom Menampung larva 2 buah
4 Pinset Untuk menghitung larva 1 buah
5 Spuit/Jarum untuk memasukan hormon 1 buah
suntik
6 Timbangan untuk menimbang induk 1 buah
7 Blower untuk mengoptimalkan oksigen 1 buah
didalam air
8 Meteran Untuk mengukur panjang ikan 1 buah
9 Handuk Untuk menutup kepala ikan 1 buah
10 Plastik Untuk memindahkan ikan 2 buah
11 Thermometer Untuk mengukur suhu air 1 buah
12 pH meter untuk mengukur pH air 1 buah
13 DO test Untuk mengukur DO air 1 buah

C. Gambaran Umum Lokasi Magang


` Balai Benih Ikan (BBI) Lokal Kota Pontianak dibangun di atas lahan seluas
1,6 hektar dan berjarak 250 meter dari pinggiran sungai kapuas. Balai benih ikan ini
berada di jalan H. Rais Kelurahan Parit Mayor, Kecamatan Pontianak Timur yang
o o o o o o o
terletak pada posisi 00 -37 LU dan 03-00 LS serta di antara 109 -22 BT dan 25 -
o
53 BT. Sebelah utara berbatasan dengan sawah milik penduduk dan petani budidaya,
di sebelah timur berbatasan dengan rumah potong unggas milik Dinas P2K, di
sebelah selatan berbatasan dengan SDN 04 Parit Mayor dan petani budidaya

Sejarah Berdirinya BBI Parit Mayor Kota Pontianak


Balai Benih Ikan (BBI) Lokal Kota Pontianak dibangun karena adanya
permintaan dari petani pembudidaya ikan di wilayah Pemerintah Kota Pontianak
yang kesulitan memperoleh benih di daerah perkotaan, dimana benih banyak di
datangkan dari UPIS (Unit Pembenihan Ikan Sentra) Anjungan dan luar Kalimantan
Barat, sehingga Pemerintah Kota Pontianak harus menyediakan sarana dan prasarana
pembenihan seperti Balai Benih Ikan (BBI). Berikut adalah gambar Balai Benih Ikan
(BBI) Lokal Kota Pontianak, dapat dilihat pada gambar 1 berikut ini :

4
Gambar 1. Balai Benih Ikan (BBI) Lokal Kota Pontianak

Balai Benih Ikan (BBI) Lokal Kota Pontianak didirikan dari pendanaan
APBNA Departemen Kelautan dan Perikanan Pusat, bekerja sama dengan
pemerintah Kota Pontianak melalui Dinas Pangan Pertanian dan Perikanan.
Perencanaan pembangunan di usulkan sejak tahun 2006 dan disetujui, sehingga
pelaksanaan pembangunan terlaksana setahun kemudian.

Visi dan Misi Balai Benih Ikan (BBI) Lokal Kota Pontianak
Visi dan Misi Balai Benih Ikan (BBI) Lokal Kota Pontianak adalah sebagai berikut:
Visi:
“Mewujudkan Balai Benih Ikan (BBI) Lokal Kota Pontianak sebagai institusi
Pelayanan Prima dalam Pembangunan dan Pengembangan Sistem Usaha Budidaya
Air Tawar yang Bestandarisasi dan Berdaya saing serta Berkelanjutan” Misi:

1. Meningkatkan kapasitas kelembagaan


2. Mengembangkan system informasi Iptek Perikanan
3. Meningkatkan jasa pelayanan dan sertifikasi
4. Memfasilitasi upaya pelesatrian sumber data ikan dan lingkungan
5. Menghasilkan bibit unggul
6. Perberdayaan masyarakat pembudidaya
7. Meingkatkan kemampuan sumber daya manusia pengelola sarana dan
prasarana pembenihan ikan
8. Penataan Manajemen Operasional Prasarana Pembenihan

5
Struktur Organisasi Balai Benih Ikan (BBI) Lokal Kota Pontianak
Dalam melakukan kegiatan operasional produksinya diperlukan adanya organisasi
yang dapat menunjang produktivasnya. Berikut susunan organisasi Balai Benih Ikan
(BBI) Lokal Kota Pontianak dapat dilihat pada Lampiran 2:
C. Batasan Masalah
Bagaimana pemijahan induk ikan secara semi buatan di Balai Benih Ikan (BBI)
Lokal Kota Pontianak

D. Metode Kegiatan
1. Metode Pengumpulan Data
Teknik yang akan dipakai didalam pengambilan data Kegiatan Praktek Akhir
dengan mengambil dua macam data yaitu data primer dan data sekunder.
a. Data Primer
Menurut Sugiyono, (2018) Data primer yaitu sumber data yang berlangsung
memberikan data. Data dikumpulkan sendiri oleh peneliti langsung dari sumber
pertama atau objek penelitian dilakukan. Didalam pengambilan data primer,
menggunakan tiga metode yaitu observasi, wawancara, dan partisipasi. Ketiga
metode tersebut akan dijelaskan sebagai berikut :
1. Observasi
Teknik Observasi merupakan salah satu metode pengumpulan data dengan
cara mengamati atau meninjau secara cermat dan langsung di lokasi
penelitian untuk mengetahui kondisi yang terjadi atau membuktikan
kebenaran dari sebuah desain penelitian yang sedang dilakukan.
2. Wawancara
Teknik Wawancara adalah pengumpulan data dengan cara mengumpulkan
informasi berdasarkan hasil tanya jawab secara langsung dengan respondent.
3. Partisipasi
Teknik partisipasi adalah dimana pengambilan data dengan melakukan
kegiatan langsung dilapangan dengan prosuder data yang diambil.
Sugiyono(2016), metode parsitipasi merupakan proses pengumpulan data
yang melibatkan kerja sama aktif antara pengumpulan data dengan
responden.

6
b. Data Sekunder
Data sekunder merupakan data yang telah dikumpulkan oleh pihak lain,
peneliti dapat mencari sumber data ini melalui sumber data lain yang berkaitan
dengan data yang ingin dicari. Data ini digukana untuk mendukung informasi
primer yang diperoleh yaitu dari bahan pustaka, literature, penelitian terdahulu,
dan buku (Kuncoro, 2009).
E. Pelaksanaan Kegiatan
Hal-hal yang menjadi batasan didalam pelaksanaan kegiatan pembenihan
ikan mas yang menjadi faktor serta pendukung utama kegiatan sebagai berikut:
1. Persiapan Kolam
2. Seleksi Induk
3. Pelepasan Induk
4. Pemijahan Secara Semi Buatan
5. Penetasan Telur
6. Perawatan Larva
7. Pendederan

7
III. Hasil dan Pembahasan

Pemijahan Ikan Lele Mutiara Secara Semi Buatan


Pelaksanaan teknik pembenihan ikan mas mencakup beberapa proses
yaitu persiapan kolam, seleksi induk, pelepasan induk, pemijahan, penetasan
telur, perawatan larva, pendederan dan Pengamatan kualitas air. Seluruh kegiatan
tersebut dikontrol agar panen yang didapatkan optimal.
1. Persiapan Bak Pemijahan
Rangkaian dari proses pembenihan ikan mas di Balai Benih Ikan (BBI)
Lokal Kota Pontianak diawali dari persiapan bak pemijahan,bak yang digunakan di
yaitu bak beton berukuran 3×7×0,5 m dengan dasar beton. Persiapan bak berupa
pembersihan dasar bak, dinding bak dari sisa organisme yang telah mengering
menggunakan sapu sikat tujuan dari pembersihan ini agar kotoran tersebut tidak
menjadi sumber penyakit. Menurut Bambang Iswanto (2018) Penyuntikan hormon
dilakukan pada siang menjelang sore hari (sekitar pukul 15.00 WIB). Setelah
disuntikkan hormon, pemijahan dilakukan dengan memasukkan pasangan induk
terpilih ke dalam kolam/bak pemijahan yang berisi air baru yang bersih setinggi 30-
50 cm dan telah dilengkapi dengan kakaban atau lembaran hapa (warna hijau)
sebagai media penempelen telur. Pemijahan dilakukan oleh indukan lele Mutiara
pada dini hari. Setelah pemijahan selesai indukan harus dipindahkan secara terpisah
ke bak khusus. Pemasangan kakaban bisa dilihat digambar berikut:

Gambar 2. Pemasangan Kakaban

8
2. Seleksi Induk
Tabel 3. Ciri-ciri Indukan Ikan Lele Mutiara

Keterangan Jantan Betina


Warna Cerah Coklat Kemerahan
Gerakan Lincah dan gesit Lamban
Bagian anus Alat kelamin runcing dan jika dipijit keluar cairan telur
panjang
Bentuk badan Gemuk agak ramping Perut membuncit
Umur 1 Tahun 1.5 Tahun
Sumber: BBI Lokal Kota Pontianak
Proses seleksi dilakukan melalui dua tahap yaitu seleksi berdasarkan jenis
kelamin dan berdasarkan berat induk ikan. Seleksi tahap pertama berdasarkan
penentuan jenis kelamin yaitu dengan metode stripping pada bagian perut. Ikan
lele Mutiara jantan apabila dilakukan stripping akan mengeluarkan cairan
sperma berwarna putih susu kental. Menurut Bambang Iswanto (2018),
Berdasarkan pengamatan ciri-ciri secara eksternal, induk betina dipilih yang
perutnya buncit, bagian bawah/dasar perutnya tampak melebar ke samping-
belakang, lembek, alat kelamin membengkak dan berwarna kemerahan-
keunguan, sel telur matang dapat keluar jika perutnya ditekan (bukan dengan
tekanan yang sangat kuat) kearah alat kelamin. Seleksi induk di Balai Benih
Ikan (BBI) Lokal Kota Pontianak dilakukan di kolam pemeliharaan induk,

Seleksi tahap kedua yaitu berdasarkan berat induk ikan yang akan
dipijahkan. berat, indukan yang digunakan yaitu sekitar 1-4kg untuk jantan dan
betina dan indukan yang tidak cacat karena akan berpengaruh ke genetika dan
mempengaruhi benih ikan yang akan dihasilkan. Hasil seleksi ikan lele Mutiara
di BBI Lokal Pontianak didapatkan ikan lele Mutiara sebanyak 3 pasang dengan
rata-rata berat masing-masing ikan 1 kg

9
3. Pelepasan Induk
Induk ikan mas di Balai Benih Ikan (BBI) Lokal Kota Pontianak yang telah
diseleksi kemudian dilepas di kolam pemijahan pada pukul 16.00 dengan
melalui proses pengangkutan secara terbuka dari kolam induk menuju kolam
pemijahan karena jarak antara kolam pemeliharaan induk dengan kolam
pemijahan + 10 m. Induk diangkut dengan menggunakan kantong plastik
berukuran 150x50x0,5 cm ditambah dengan air sebanyak ± 5 liter. Kantong
plastik yang digunakan berupa kantong plastik rangkap dua dengan bagian
tengah plastik diikat, kemudian dibalik sehingga posisi ikatan berada di dalam
kantong dengan tujuan agar plastik tidak mudah bocor. Menurut Ismail dan
Khumaidi (2016), waktu pelepasan induk yang baik yaitu pada waktu pagi dan
sore hari karena pada waktu tersebut suhu perairan cenderung rendah.
4. Pemijahan
Pemijahan ikan mas dilakukan dengan secara semi buatan (Induced breeding)
dengan cara meletakkan induk jantan dan betina dalam satu bak kemudian diberi
perlakukan khusus dengan menyuntikan hormon ovaprim dengan dosis ovaprim
0,4 ml untuk betina dan 0,3 ml untuk jantan, kemudian dicampur aquabides
sebagai pengencer hormon sehingga hormon mudah masuk kedalam tubuh ikan.
Penyuntikan dilakukan dengan kemiringan 45° agar mudah dalam penyuntikan
dan hormon cepat menyebar di tubuh ikan. Penyuntikan hormone dapat dilihat
pada gambar 3 berikut:

Gambar 3. Penyuntikan Hormon

Pemijahan ikan lele terjadi sekitar pukul 22.00 – 24.00, proses pemijahan
ditandai dengan bunyi percikan air yang dihasilkan akibat proses pengejaran

10
pejantan kepada betina. Menurut Bambang Iswanto et al. (2018), Pasangan
induk akan memijah pada malam hari, umumnya sekitar pukul 21.00-24.00 WIB
pada pasangan induk yang diinduksi secara hormonal, atau pada dini hari untuk
pasangan induk yang tidak diinduksi secara hormonal. Induk betina akan
mengeluarkan telur menjelang tengah malam pada kakaban dan waring dan
diikuti oleh induk jantan yang mengeluarkan cairan sperma berwaran putih.
Setiap 2 jam dari jam 24.00- 06.00 dilakukan pengamatan kembali pada kolam
pemijahan, telur ikan lele terlihat menempel pada kakaban dan waring,
kemudian dilakukan pemindahan induk ikan lele dari bak pemijahan. Tujuan
dari pemisahan induk setelah memijah yaitu agar telur yang baru menempel
tidak membusuk dan tidak dimakan oleh induk ikan lele.
Perhitungan jumlah telur yang dikeluarkan (fekunditas) dapat dilakukan
secara volumetrik, dengan cara sampling yaitu mengambil telur sebanyak 1
gram kemudian dihitung jumlahnya. Kemudian bobot telur yang diketahui dari
pengurangan bobot induk sebelum dengan sesudah pemijahan dikalikan jumlah
telur sampel dan dibagi dengan berat sampel. Dari hasil Kegiatan diketahui nilai
fekunditasnya adalah 135.200 butir.
Hasil tersebut didapatkan melalui perhitungan sebagai berikut :

4. Penetasan Telur
Tabel 4. Pengukuran kualitas air
Waktu Suhu pH DO Amonia
Pagi 29,1 °C 6,5 8,0 mg/l 0 mg/l
Sore 29,3 °C 6,5 8,0 mg/l 0 mg/l
Menurut Saputra (2011), faktor yang mempengaruhi keberhasilan penetasan
telur ikan mas adalah kematangan gonad pada induk ikan dan kualitas air. Suhu
optimal pada penetasan telur ikan lele mutiara adalah 25-30 °C (Cholik et al,
1986). Penetasan telur ikan mas berlangsung selama + 48 jam. Pada saat telur
sudah menetas, kakaban diangkat dan dibersihkan. Telur yang sudah menetas
akan menjadi larva, sedangkan telur yang gagal menetas akan berwarna putih
yang menandakan telur mengalami kematian. Penyebab kematian telur dapat

11
disebabkan oleh beberapa faktor antara lain pembuahan yang tidak sempuma
dan kondisi telur yang saling menempel atau saling tindih pada saat penyebaran
di waring sehingga sirkulasi oksigen terganggu dan menyebabkan kematian
(Setyono, 2009).
Jumlah telur yang menetas dapat diketahui dengan metode volumetrik.
Sehingga didapatkan jumlah telur yang menetas berjumlah 98.200 larva. Nilai
Hatching Rate (HR) pada pembenihan ikan mas dapat dihitung menggunakan
rumus sebagai berikut :

= 100%

98.200
= 135.200 100% = 72,63 %

Sehingga didapatkan nilai Hatching Rate sebesar 72,63


6. Perawatan Larva
Perawatan larva merupakan hal yang penting dalam pembenihan ikan karena
mortalitas tinggi. Menurut Saputra (2011), larva ikan merupakan fase yang
paling kritis dalam budidaya ikan karena larva ikan mempunyai ketahanan yang
kurang baik dan rentan pada perubahan kondisi lingkungan. 48 jam setelah
menetas cadangan makanan pada larva akan habis, sehingga diperlukan asupan
gizi tambahan, pakan yang diberikan berupa kuning telur yang telah direbus
matang kemudian kuning telur di ayak diatas air menggunakan saringan sampai
merata. Pemberian kuning telur diberikan selama 3x sehari pagi hari, siang hari
dan sore hari selama 3 hari. Pemberian pakan kuning telur dapat dilihat pada
gambar 4. Perlakuan lain selama perawatan larva yaitu pemberian pupuk,
pemupukan dilakukan dengan metode Pulling, Metode Pulling adalah
pemupukan pada beberapa lokasi perairan dengan maksud mineralisasi terjadi
secara bertahap (Akbar, 2016). Pupuk yang digunakan berasal dari kotoran
kambing dengan dosis pupuk sebanyak 7 kg yang telah dikemas dalam karung
beras berukuran 35 Kg yang telah di beri lubang kecil di setiap permukaan
karung. Pemberian pupuk bertujuan menumbuhkan pakan alami yang diperlukan
larva yang telah menghabiskan cadangan kuning telur.
Menurut Akbar (2016), salah satu cara untuk penyediaan pakan ikan di kolam
selain pemberian pakan buatan, yaitu dengan cara memberi pupuk dengan tujuan

12
meningkatkan jumlah pakan alami ikan dan mampu meningkatkan produksi ikan
yang dipelihara.

Gambar 4. Pemberian pakan larva


7. Pendederan
Pendederan larva ikan mas dilakukan di kolam pendederan, kolam yang telah
diberi pupuk kendang akan memiliki warna air yang kehijauan karena terdapat
pakan alami berupa fitoplankton, larva juga diberi pakan tambahan berupa pellet
kadar protein 31-33%, menurut Masitoh et al. (2015), kebutuhan protein dalam
tubuh benih ikan mas minimal 30%. Pelet yang telah dihaluskan menggunakan
mesin slep diberikan kepada benih dengan metode blind feeding menurut Poh
(2014), blind feeding adalah panduan pemberian pakan yang dikembangkan oleh
pabrik atau petani perorangan didasarkan pada percobaan.
Dosis pakan yang digunakan pada minggu pertama sebanyak 50 gr, dengan
frekuensi pemberian 2x1 hari. Pemberian pakan tambahan dilakukan dengan
mencampurkan pelet serbuk dengan air dalam suatu wadah hingga cair
kemudian disebar merata pada kolam pendederan. Pada minggu ke-dua larva
diberi pelet serbuk sebanyak 100 gr 2x1 hari dan minggu ke 3 diberi pakan
serbuk sebanyak 200 gr 2x1, selama pendederan ketinggian air pada kolam akan
di jaga pada kisaran 30 cm dengan cara mengatur debit air yang masuk.
Pendederan larva dapat dilihat pada gambar 5 berikut:

13
Gambar 5. Pendederan larva

Lama pemeliharaan larva pada kolam pendederan sekitar 20 hari hingga


mencapai ukuran benih 2-3 cm. Perhitungan benih dilakukan menggunakan
metode volumetrik. Tingkat kelangsungan hidup benih ikan mas pada lokasi
Kegiatan dapat dihitung menggunakan rumus:
= 100%
33.200
= 98.200 100%

= 33,80 %

Sehingga didapatkan nilai tingkat kelangsungan hidup larva (SR) pada kolam
pendederan adalah 33,80%.

14
IV. PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan kegiatan magang yang telah dilaksanakan di Balai Benih Ikan (BBI)
Lokal Kota Pontianak, dapat disimpulkan:
1. Teknik pembenihan ikan Lele Mutiara di BBI Kota Pontianak dilakukan secara semi
buatan dengan menyuntikan hormon kedalam tubuh ikan, kegiatan pemijahan
meliputi: persiapan kolam, seleksi induk, pelepasan induk, pemijahan, penanganan
telur, pemeliharaan larva, pendederan, pemberian pakan dan pemanenan.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan pembenihan Ikan Lele Mutiara
diantaranya kualitas indukan, asupan pakan, kualitas air dan pemeliharaan larva.
B. Saran
Beberapa saran yang diperoleh selama melakukan kegiatan magang di Balai Benih
Ikan (BBI) Lokal Kota Pontianak adalah :
1. Untuk mendapatkan hasil produksi hendaknya memperhatikan media pemeliharaan
(terkait dengan intensitas cahaya matahari) dan penerapan system biosecurity untuk
menjaga keseimbangan lingkungan agar bak pemeliharaan tidak mudah terserang
hama dan penyakit yang bisa menurunkan tingkat kelulus hidupan larva.
2. Perlu dilakukan pengecekan Kesehatan ikan lele secara langsung oleh mahasiswa
yang sedang melakukan kegiatan magang.

15
DAFTAR PUSTAKA

Sugiyono. 2018. Metode Penelitian Kuantitatif. Bandung: Alfabeta.


Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif, R & D. Bandung:
Alfabeta.
Kuncoro Mudrajad. 2009. Metode Riset Untuk Bisnis & Ekonomi. Edisi 3 Erlangga, Jakarta.
BPPI. (2015). Petunjuk teknis budidaya ikan lele mutiara. Balai Penelitian
Pemuliaan Ikan. Sukamandi. 51 halaman

16
17
Lampiran 1. Struktur Organisasi
Pontianak dapat dilihat pada Gambar 3 di bawah ini :

Kepala Dinas Pangan, Pertanian dan Perikanan


H. Bintoro, SE, MM

Kepala Bidang Perikanan


Nur Aisyiah, S.Pi

Koordinator BBI
Nuzul Kurniawan, S.ST

Manejer Pengendali Mutu


Khodirin

Keamanan
Bangun Pribadi

Administrasi Teknis Produksi Pemasaran


Tutu Sutaba, A.Md Idham Suryana Ruslan

Tim Manajemen Produksi


1. Khodirin
2. Ruslan
3. Idham Suryana
4. Demonikus Dedy

18
Lampiran 2. Dokumentasi Kegiatan Magang

Membersihkan halaman
Memperbaiki jarring apung

Menyaring larva ikan lele Pemindahan kolam ikan gupi

Menyaring larva dari kolam penampakan masa depan kelompok

19
Lampiran 3. Logbook Kegiatan Magang

20
21
22
23
24

Anda mungkin juga menyukai