Anda di halaman 1dari 31

LAPORAN MAGANG

TEKNIK PEMBENIHAN IKAN LELE DUMBO (Clarias Gariepinus) DI BALAI BENIH


IKAN (BBI) GENTENG KABUPATEN BANYUWANGI PROVINSI JAWA TIMUR

Oleh :
Muhammad Fahmi Krisdiyanto
200301025

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


INSTITUT TEKNOLOGI DAN BISNIS MUHAMMADIYAH
BANYUWANGI
TAHUN 2023
HALAMAN PENGESAHAN

LAPORAN AKHIR MAGANG PADA BALAI BENIH IKAN (BBI) GENTENG

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat mata kuliah Magang


Jenjang Studi S-1 Program Studi Agribisnis

Muhammad Fahmi Krisdiyanto


200301025

Telah diperiksa dan disetujui sebagai laporan akhir magang pada:


20 Juli 2023

Menyetujui

Dosen Pembimbing Pembimbing Lapang

M. Khoirul Anwar
Tartila Fitri, S.P., M.P
NIDN. 0713049404

Ketua Program Studi Agribisnis

Azwar Annas, S.,E M.Sc., M.Si


NIDN. 0702029203

Mengetahui
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas limpahan rahmat dan
hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan magang tentang
Teknik Pembenihan Ikan Lele Dumbo (Clarias Gariepinus) di Balai Benih Ikan
Genteng, Kabupaten Banyuwangi, Provinsi Jawa Timur. Laporan ini disusun
berdasarkan hasil magang yang telah dilaksanakan di Balai Benih Ikan Genteng,
Bnayuwangi, Jawa Timur pada tanggal 2 Maret sampai 2 Juli 2023.

Penulis menyadari bahwa laporan magang ini jauh dari sempurna,


sehingga kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan demi perbaikan
dan kesempurnaan laporan ini. Penulis berharap semoga laporan magang ini
dapat memberikan manfaat dan informasi kepada semua pihak, khususnya bagi
mahasiswa Program Studi Agribisnis Institut Teknologi Dan Bisnis Banyuwangi
guna kemajuan serta perkembangan ilmu dan teknologi dalam perikanan.

Banyuwangi, 23 Juni 2023

Muhammad Fahmi Krisdiyanto


DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN

KATA PENGANTAR..............................................................................................................i

DAFTAR ISI.........................................................................................................................ii

DAFTAR GAMBAR.............................................................................................................iv

DAFTAR LAMPIRAN...........................................................................................................v

BAB 1. PENDAHULUAN......................................................................................................1

1.1. Latar belakang....................................................................................................1

1.2. Target.................................................................................................................2

1.3. Tujuan................................................................................................................2

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................................3

2.1. Klasifikasi lele dumbo.........................................................................................3

2.2. Morfologi Ikan Lele Dumbo................................................................................3

2.3. Jenis-Jenis Ikan Lele...........................................................................................4

2.4. Habitat................................................................................................................5

2.5. Hama Penyakit...................................................................................................5

BAB 3. HASIL DAN PEMBAHASAN.....................................................................................7

3.1. Sejarah Balai Benih Ikan (BBI) Genteng..............................................................7

3.2. Visi dan Misi Balai Benih Ikan Genteng...............................................................8

3.3. Struktur Organisasi.............................................................................................9

3.4. Sarana dan Prasarana.......................................................................................11

3.5. Teknik Pembenihan Ikan Lele...........................................................................11

BAB 4. PENUTUP..............................................................................................................18

4.1 Kesimpulan.......................................................................................................18

4.2 Rekomendasi....................................................................................................18

4.3 Refleksi Diri.......................................................................................................18


DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Lokasi Balai Benih Ikan Genteng.....................................................................7
Gambar 3.2 Struktur organisasi Balai Benih Ikan Genteng................................................9
Gambar 3.3 Pengeringan Kolam......................................................................................11
Gambar 3.4 Pembersihan Kolam.....................................................................................12
Gambar 3.5 Alat kelamin Lele Jantan...............................................................................14
Gambar 3.6 Alat Kelamin Lele Betina...............................................................................15
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Absensi Harian...............................................................................................20


Lampiran 2 Jurnal Harian.................................................................................................21
Lampiran 3 Foto Kegiatan Magang...................................................................................22
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang

Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki potensi cukup


besar untuk melakukan pengembangan budidaya ikan air tawar. Salah satu
komoditas ikan air tawar yang sangat potensial adalah ikan lele. Ikan lele
merupakan salah satu jenis ikan air tawar yang memiliki nilai ekonomi tinggi. Ikan
ini sudah dibudidayakan secara komersial oleh masyarakat Indonesia. Budidaya
ikan lele berkembang pesat dikarenakan dapat dibudidayakan di lahan dan
sumber air yang terbatas dengan padat tebar tinggi, pemasarannya relatif
mudah, dan modal yang dibutuhkan relatif rendah.
Ikan Lele adalah komoditas unggulan yang sangat menguntungkan dan
terjangkau bagi masyarakat menengah kebawah dan dapat dibudidayakan atau
dikembangkan sebagai industri perikanan kedepan. Ikan lele tidak pernah di
temukan di air payau atau air asin, Habitatnya di sungai dengan arus perlahan,
rawa, telaga, waduk, sawah yang tergenang air. Pada siang hari, Ikan Lele
berdiam diri dan berlindung di tempat-tempat gelap dan melakukan pemijahan
pada musim penghujan.
Ketersediaan benih yang terbatas menjadi salah satu kendala dalam
produksi benih ikan lele dikalangan masyarakat. Berdasarkan hal tersebut, maka
usaha pembenihan ikan lele yang dilakukan di Balai Benih Ikan (BBI) Genteng
Kabupaten Banyuwangi merupakan suatu usaha dalam menyediakan benih
secara berkesinambungan mengingat tingginya permintaan masyarakat terhadap
ikan mas yang berkualitas baik sebagai salah satu produk ikan konsumsi perairan
tawar.
Kegiatan pembenihan bertujuan untuk memperoleh benih Ikan lele yang
mempunyai karakteristik cepat tumbuh di daerah desiminasi. Manfaat kegiatan
adalah tersedianya benih lele dumbo produk BBI Genteng Banyuwangi untuk
peningkatan usaha budidaya bagi masyarakat. Meningkatnya peluang usaha dan
pendapatan pembudidaya dikarenakan menggunakan indukan ikan lele yang
berkualitas.

1.2. Target
Dapat berwirausaha budidaya Ikan Lele Dumbo (Clarias Gariepinus) serta
dapat mengetahui cara budidaya ikan lele mulai dari persiapan kolam sampai
panen.
1.3. Tujuan
1. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan serta pengalaman kerja
bagi mahasiswa mengenai kegiatan berbagai macam jenis budidaya ikan
air tawar mulai dari pembenihan sampai pemasaran di Balai Benih Ikan
(BBI)Genteng.
2. Mahasiswa dapat membedakan induk jantan dan betina yang matang
gonad secara langsung.
3. Mengembangkan Keterampilan Mahasiswa yang tidak di peroleh di dalam
Kampus.
4. Meningkatkan Pola Pikir Kritis di dalam Dunia Kerja.
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Klasifikasi lele dumbo


Klasifikasi ikan lele dumbo (Clarias gariepinus) menurut Ghufron dan
Kordi (2010)
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Pisces
Subkelas : Teleostei
Ordo : Ostariophysi
Subordo : Siluridae
Famili : Clariidae
Genus : Clarias
Spesies : Clarias gariepinus
(Trisnawati, Suminto, & Sudaryono, 2014)

2.2. Morfologi Ikan Lele Dumbo


Secara umum morfologi ikan lele dumbo tidak memiliki banyak
perbedaan dengan lele sangkuriang yang selama ini banyak di budidayakan. Hal
ini tersebut di karenakan ikan lele dumbo sendiri merupakan hasil silang dari
induk ikan lele sangkuriang. Tubuh ikan lele sangkuriang mempunyai bentuk
tubuh yang memanjang, berkulit licin, berlendir, dan bentuk kepala menggepek
atau beberbentu pipih ke bawah (deppresed), dengan mulut yang relatif lebar,
mempunyai empat pasang sungut. Lele sangkurinag memiliki tiga sirip tunggal,
yakni sirip punggung, sirip ekor, dan sirip dubur Sementara itu sirip yang
berpasangan ada dua yakni sinp dada dan sirip perut. Pada sirip dada (Pina
Thoracalis) di jumpai sepasang patin atau duri keras yang dapat di gunakan di
permukaan tanah atau pematang. Pada bagian atas ruang rongga insang
tardapat alat pemapasan tambahan (Arborescent Organ), bentuknya seperti
batang pohon yang penuh dengan kapiler - kapiler darah. (Saputri & Razak, 2018)
2.3. Jenis-Jenis Ikan Lele
1. Lele Lokal
Lele lokal, lele kampung, atau lele Jawa termasuk jenis lele yang cukup
banyak dibudidayakan. Lele ini memiliki nama ilmiah Clarias Batrachus.
Lele lokal menyebar luas mulai dari anak-benua India, Asia Tenggara,
Indonesia, dan Filipina.
2. Lele Dumbo
Lele Dumbo merupakan jenis lele yang berukuran lebih besar dibanding
lele lokal. Lele ini juga disebut dengan lele Afrika. Lele dumbo bernama
latin Clarias Gariepinus. Istilah dumbo diberikan karena ukurannya yang
jauh lebih besar dari rata-rata jenis lele di Asia Tenggara.
3. Lele Sangkuriang
Lele Sangkuriang merupakan jenis persilangan yang dikembangkan
oleh Balai Besar Budidaya Ikan Air Tawar (BBBAT) Sukabumi.
4. Lele Phyton
Lele Phyton atau lele paiton merupakan hasil perkawinan antara
induk betina lele dari Thailand F2 dengan induk jantan lele dumbo F6.
Lele ini dikembangkan oleh pembudidaya lele di Kabupaten Pandeglang,
Banten. Ciri khas jenis lele ini adalah kepalanya yang menyerupai ular
piton. Lele phyton memiliki ukuran mulut relatif kecil dan kepala pipih
memanjang dengan warna yang cerah.
5. Lele Masamo
Lele Masamo pertama diperkenalkan oleh pabrik pakan ikan PT.
Matahari Sakti di Mojokerto, Jawa Timur. Lele Masamo merupakan hasil
pengumpulan sifat berbagai plasna nutfah lele dari berbagai negara. Ciri
jenis lele ini adalah tubuh yang lonjong, patil lebih panjang, dan berwarna
kehitaman.
6. Lele Masamo
Lele Masamo pertama diperkenalkan oleh pabrik pakan ikan PT.
Matahari Sakti di Mojokerto, Jawa Timur. Lele Masamo merupakan hasil
pengumpulan sifat berbagai plasna nutfah lele dari berbagai negara. Ciri
jenis lele ini adalah tubuh yang lonjong, patil lebih panjang, dan berwarna
kehitaman.
7. Lele Albino
Lele Albino atau lele pink merupakan jenis lele yang sering
dibudidayakan sebagai ikan hias. Ikan ini memiliki ciri khas tubuh yang
berwarna putih ke merah muda dengan corak lain seperti hitam. Ada
beberapa jenis ikan lele albino menurut coraknya. Ini meliputi lele albino
tompel, lele albino belang, dan lele albino dumbo. Ikan ini juga bisa
menjadi ikan konsumsi dan bisa berkembang menjadi lele berukuran
raksasa. (Aldo, 2019)

2.4. Habitat
Habitat ikan lele adalah semua perairan air tawar, misalnya di sungai yang
airnya tidak terlalu deras atau di perairan yang tenang (danau, waduk, rawa-
rawa) dan genangan-genangan air lainnya (kolam dan air comberan). Di sungai,
ikan lele ini lebih banyak dijumpai pada tempat-tempat yang alirannya tidak
terlalu deras. (Iswanto, 2013)
2.5. Hama Penyakit
1. Hama Predator
Ikan lele merupakan makanan yang enak bagi beberapa predator, seperti
musang, ular, linsang, dan bahkan kucing. Dengan serangan para hama ini,
sudah dapat dipastikan kalau ikan lele akan mati. Sedikit saja luka yang
diakibatkan serangan dari predator ini akan membuat ikan lele mengalami
penyakit hingga akhirnya mati. Selain itu, anda juga harus mewaspadai katak
yang bisa memakan telur dan ikan lele yang masih berbentuk larva atau benih.
(Harianto, 2017)
2. Hama Pengganggu
Kolam yang bagus biasanya akan mudah bolong, terutama jika anda
menggunakan kolam tanah. Belut dan atau kepiting dapat membuat lubang
pada kolam sehingga membuatnya bocor. Hal ini akan mengganggu sirkulasi air
di dalam kolam. Jika terus dibiarkan, maka air akan terus berkurang dan
membuat masalah bagi ikan lele. (Harianto, 2017)
3. Hama Pesaing
Ada beberapa ikan yang dapat hidup pada saluran air, seperti ikan mujair
dan ikan gabus. Ketika sampai pada ikan lele, kedua jenis ikan tersebut bisa saja
memakan pakan yang anda berikan. Tidak jarang pula akan membuat anda rugi
karena mengeluarkan biaya pakan yang lebih besar. (Harianto, 2017)
BAB 3. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1. Sejarah Balai Benih Ikan (BBI) Genteng


Balai Benih Ikan Genteng merupakan salah satu Unit Pelaksana
Teknis (UPT) Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Banyuwangi dan
masih dalam naungan Pemerintah Daerah (Pemda). Sumber dana
operasional BBI Genteng berasal dari pengadaan induk (inventaris) dari
Dinas Perikanan dan Kelautan Banyuwangi. Balai Benih Ikan (BBI) Genteng
juga bekerjasama dengan UPR (Usaha Perikanan Rumahan) atau petani ikan
berbasis rumahan. Tujuan pemerintah mendirikan Balai Benih Ikan untuk
menyediakan benih ikan berkualitas yang nantinya akan didistribusikan
kepada para pembudidaya ikan. Selain menyediakan benih unggul untuk
didistribusikan pada pembudidaya ikan, BBI juga memiliki kontribusi yang
sangat penting untuk pembangunan daerah yaitu untuk menambah
pendapatan daerah. BBI diharapkan dapat membantu pembudidaya ikan
memproleh benih yang berkualitas dengan angka pertumbuhan mencapai
setidaknya 90 persen dari jumlah benih yang dibeli, karena dengan
menggunakan benih yang berkualitas, pembudidaya akan memperoleh ikan
dengan kualitas yang baik pula. Untuk lokasi atau tempat BBI bisa dilihat
pada Gambar 3.1

Gambar 3.1 Lokasi Balai Benih Ikan


Genteng
(Sumber: Dokumentasi Pribadi)
Balai Benih Ikan (BBI) Genteng terletak di Desa Genteng Wetan,
Kecamatan Genteng, Kabupaten Banyuwangi, Provinsi Jawa Timur yang berdiri
sejak tahun 1954 dan merupakan salah satu unit pelaksana teknis Dinas
Perikanan dan Kelautan Banyuwangi yang memiliki luas 1,5 Ha. BBI Genteng
pertama kali dipimpin oleh Bapak Sumadi, kemudian secara berturut-turut
digantikan oleh Bapak Sastro, Bapak Musta'im, Bapak Abas, Bapak Janullah.
Bapak Sumarno, Bapak Suryono, Bapak Sajuli, Bapak Suryono Bintang, Bapak
Slamet dan terakhir adalah Bapak Junaidi yang memimpin sampai dengan saat
ini. Tujuan dari berdirinya Balai Benih Ikan (BBI) Genteng adalah menghasilkan
benih ikan yang unggul untuk memenuhi kebutuhan konsumen dan
pembudidaya ikan air tawar khususnya di Banyuwangi selatan.
Pada tahun 2007, Balai Benih Ikan (BBI) Genteng memiliki kolam yang
terdiri dari 2 kolam tanah, dan 12 kolam beton, namun saat ini jumlah kolam
yang berada di BBI Genteng sebanyak 49 kolam yang terdiri dari 3 kolam filter, 1
kolam untuk tandon, 24 kolam pemijahan, 11 kolam pemasaran, 10 kolam
pendederan sekalligus pembesaran.
Kegiatan yang dilakukan di BBI Genteng mulai dari persiapan kolam,
seleksi induk, pemeliharaan induk, pemijahan, pemeliharaan benih, pendederan,
pembesaran, panen, pengelolaan kualitas air, packing, dan pemasaran. BBI
Genteng juga menampung benih yang berasal dari petani ikan rumahan yang
nantinya akan ditawarkan ke konsumen. Hasil akhir dari hasil budidaya akan
dijual kepada konsumen dan sebagian benih yang memiliki kualitas yang baik
dijadikan calon indukan.
3.2. Visi dan Misi Balai Benih Ikan Genteng
A. Visi
Terciptanya unit pelaksana teknis dalam bidang usaha budidaya air
tawar yang inovatif, tangguh, berwawasan ramah lingkungan,
pelatihan, dan penyuluhan terhadap masyarakat.
B. Misi
1. Meningkatkan mutu produksi benih ikan yang berkualitas baik dalam
budidaya.
2. Sebagai salah satu wadah tempat penggalangan PAD (Pendapatan
Asli Daerah).
3. Mengembangkan dan meningkatkan indukan ikan yang unggul yang
bertujuan untuk diberikan ke KPR (Kolam Pembenihan Rakyat).
4. Mewujudkan kemandirian masyarakat perikanan secara profesional
dalam usaha perikanan.
5. Wadah tempat aspirasi bertemunya para petani ikan dengan petugas
perikanan sebagai konsultan.
6. Memberdayakan sumber daya mulai dari masyarakat dan kembali ke
masyarakat sehingga menghasilkan keuntungan.
3.3. Struktur Organisasi
Struktur organisasi di balai benih ikan di Genteng sendiri terdiri dari
Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan, Kepala Bidang Budidaya, kepala UPT, staf
operasional divisi pembenihan, staf operasional divisi pakan, dan staf operasional
divisi sarana dan prasarana. Untuk struktur organisai Balai Benih Ikan di Genteng
dapat dilihat pada Gambar 3.2

Gambar 3.2 Struktur organisasi Balai Benih Ikan Genteng

(Dokumentasi Magang , 2023)


Pada tahun 2021 ini Balai Benih Ikan Genteng memiliki 4 tenaga kerja
tetap yang memiliki peran dan tanggung jawab masing- masing. Struktur
Organisasi yang ada pada Balai Benih Ikan di Genteng memiliki tanggung jawab
dan tugas masing-masing. Tugas Kepala Dinas Perikanan dan Pangan memiliki
tugas yaitu menyusun laporan pelaksanaan tugas di lingkungan dinas kelautan
dan perikanan sesuai dengan kegiatan yang telah dilaksanakan sebagai
akuntabilitas kinerja dinas, mengevaluasi pelaksanaan tugas bawahan di
lingkungan dinas kelautan dan perikanan dengan cara membandingkan rencana
dengan kegiatan yang telah dilaksanakan sebagai bahan laporan kegiatan dan
rencana yang akan datang, menetapkan Rencana Kerja, Program dan Kegiatan
Dinas Kelautan dan Perikanan jangka pendek, merumuskan program kerja di
lingkungan Dinas Kelautan dan Perikanan berdasarkan rencana strategis dinas
sebagai pedoman pelaksanaan tugas.
Tugas dari kepala bidang budidaya yaitu melaksanakan penyiapan
koordinasi, fasilitasi perumusan dan pelaksanaan kebijakan teknis di
bidang Perikanan Budidaya, pengkoordinasian kegiatan Bidang Perikanan
Budidaya yang meliputi kawasan dan usaha budidaya, pembenihan dan produksi
budidaya, dan pakan, kesehatan ikan dan lingkungan sebagai pedoman dalam
pelaksanaan tugas, pelaksanaan pembinaan, kelembagaan kelompok,
pendataan pembudidaya ikan, dan memfasilitasi kartu pembudidaya ikan.
Kepala UPT Balai Benih Ikan Genteng memiliki tugas penyusunan rencana
operasional kegiatan UPT-BBI sesuai dengan program yang telah ditetapkan oleh
Dinas, pengkoordinasian dan pembagian tugas-tugas kepada bawahan sesuai
dengan bidang tugasnya masing-masing, pengaturan dan mendistribusikan tugas
kepada bawahan sesuai dengan bidang tugasnya masing-masing, pengawasan
kegiatan kepada bawahan sesuai dengan tugasnya agar tidak terjadi
penyimpangan dan dapat diatasi dalam permasalahannya, pelaksanaan
pembinaan kepada bawahnan agar setiap tugas dan fungsi yang dilaksanakan
dapat berjalan sesuai ketentuan yang berlaku,pelaksanaan pelayanan budidaya
bagi pembudidaya ikan. Untuk ketiga struktur organisasi di bantu oleh staf
operasional yang nantinya akan mengkoordinasi sistem kerja , menyusun laporan
kegiatan yang ada pada Balai Benih Ikan di genteng.
3.4. Sarana dan Prasarana
Balai Benih Ikan (BBI) Genteng, Banyuwangi terdiri dari fasilitas produksi,
fasilitas bangunan, dan fasilitas penunjang. Fasilitas produksi terdiri dari kolam
penampungan benih, kolam pengendapan, kolam pendederan, kolam
pembesaran, kolam display, kolam karantina, kolam pemasaran, ruang
pengemasan dan pemasaran, saluran inlet ke kolam, saluran outlet dari
kolam,dan tabung oksigen.
Fasilitas bangunan pada Balai Benih Ikan (BBI) Genteng, Banyuwangi meliputi
kantor BBI Genteng, ruang pertemuan, rumah dinas, dan gudang pakan.
Sedangkan fasilitas penunjang diantaranya yaitu lahan parkir karyawan dan
pembeli, toilet dengan jumlah yang memadai, mess karyawan, mushola, dapur
dan mobil dinas sebagai sarana distribusi.
3.5. Teknik Pembenihan Ikan Lele
1. Persiapan Kolam
Persiapan kolam merupakan suatu kegiatan awal yang dilakukan dalam
teknik pembesaran ikan lele (sangkuriang). Luas kolam yang digunakan dalam
pembesaran ikan lele (sangkuriang) berukuran 5x7 meter, kedalaman 1,5 meter
dengan jenis kolam berupa beton atau semen. Persiapan kolam terdiri dari :
a. Pengeringan

Gambar 3.3 Pengeringan Kolam


(Dokumentasi Magang , 2023)
Pengeringan merupakan kegiatan yang dilakukan dengan cara menguras
air yang ada pada kolam yaitu dengan cara membuang seluruh air di kolam.
Pengeringan dilakukan kurang lebih sekitar 7-12 jam atau bisa lebih tergantung
dari cuaca. Proses pengeringan selesai dapat dilihat apabila air di kolam tinggal
sedikit atau habis. Manfaat dilakukannya proses pengeringan ini yaitu untuk
mengurangi dan membasmi hama dan penyakit, dan kolam menjadi bersih.
Efek pengeringan akan terlihat dari keluarnya organisme tanah dari
lubang atau retakan tanah kolam ini, sehingga kegiatan budidaya selanjutnya
terbebas dari siklus patogen. Sinar matahari akan mematikan sebagian besar
mikroorganisme patogen. Efek pengeringan lainnya adalah membebaskan gas-
gas beracun yang tersekap pada dasar kolam (Hasibuan, Syafriadiman, Nuraini,
Nasution, & Darfia, 2021)
b. Pembersihan kolam
Pembersihan kolam dilakukan dengan membersihkan kolam dari sampah,
ikan-ikan yang mati serta kotoran dan sisa-sisa makanan ikan. Tujuannya untuk
mengurangi konsentrasi Amonia dan nitrit yang ditimbulkan oleh penumpukan
kotoran ikan dan sisa pakan, serta untuk menetralisir munculnya penyakit pada
ikan. Kegiatan pembersihan kolam dapat dilihat pada Gambar 3.4

Gambar 3.4 Pembersihan Kolam


(Dokumentasi Magang , 2023)
Pembersihan kolam ikan lele ini dilakukan seminggu sekali kecuali pembersihan
sampah dan daun-daun pada kolam dilakukan setiap hari. Dikarenakan kolam
ikan lele cepat kotor. Oleh karena itu pembersihan kolam ini harus dilakukan
secara rutin, agar pertumbuhan ikan menjadi sehat dan baik serta mengurangi
angka kematian dari benih ikan lele dan menghidari penyakit dari ikan.
c. Pengisian dan pergatian air
Pengisian dan penggantian air pada kolam pembesaran ikan lele
dilakukan dengan cara menutup saluran air (Outlet) dan membuka saluran air
(Inlet) pada kolam, yang berfungsi agar air dapat mengalir dan masuk ke kolam.
Pada saluran pembuangan air ditutup filter yang terbuat dari paralon yang pada
bagiannya dilubangi, berfungsi untuk mencegah masuknya sampah dan hama ke
kolam. Setelah kolam sudah terisi penuh dengan ketinggian air kira-kira 50 cm,
kemudian menutup kembali saluran air (inlet). Sumber air yang digunakan dalam
pengisian air kolam di Balai Benih Ikan (BBI) Genteng ini berasal dari sungai
setail.
Proses penggantian air pada pembesaran ikan lele ini dilakukan rutin 2
Pengisian dan penggatian air Pengisian dan penggantian air pada kolam
pembesaran ikan lele dilakukan dengan cara menutup saluran air yang keluar
dari kolam (Outlet) dan membuka saluran air yang masuk kedalam kolam
(Inlet).yang berfungsi agar air dapat mengalir dan masuk ke kolam. Pada saluran
pembuangan air ditutup filter yang terbuat dari paralon yang pada bagiannya di
lubangi, berfungsi untuk mencegah masuknya sampah dan hama ke kolam.
Setelah kolam sudah terisi penuh dengan ketinggian air kira-kira 50 cm,
kemudian menutup kembali saluran air (inlet). Sumber air yang digunakan dalam
pengisianair kolam di Balai Benih Ikan (BBI) Genteng ini berasal dari sungai setail.
Proses penggantian air pada pembesaran ikan lele ini dilakukan rutin 2
minggu sekali, dikarenakan pada kolam lele cepat sekali kotor. Tujuannya yaitu
agar pertumbuhan benih ikan lele baik dan mencegah terjadinya penyakit pada
ikan serta meminimalisirkan hama pada kolam ikan.minggu sekali, dikarenakan
pada kolam lele cepat sekali kotor. Tujuannya yaitu agar pertumbuhan benih
ikan lele baik dan mencegah terjadinya penyakit pada ikan serta
meminimalisirkan hama pada kolam ikan.
2. Pemeliharaan Induk Lele Dumbo
Induk yang baik adalah induk yang sehat, tidak cacat dan diketahui
sumber asalnya karena pemilihan induk sangat mempengaruhi kualitas benih
yang dihasilkan Ukuran Induk lele sebaiknya telah berumur 12 bulan dan berat
minimal 700 gram Induk ikan lele dapat dipelihara diperairan yang tergenang
(kolam tanah, bak beton dan bak terpal) dan di perairan yang mengalir
(Keramba) Induk dipelihara dengan kepadatan 5 ekor/m2. Pakan yang diberikan
berupa pellet degan kadar Protein minimal 30% dengan pemberian pakan
dilakukan 2 kali per hari pada pagi dan sore hari. Pemberian pakan tambahan
berupa pakan alami (siput, kerang air tawar) sangat dianjurkan dengan takaran
secukupnya dan dapat diberikan setiap 3-5 hari.
3. Seleksi Induk Lele Dumbo
Untuk mengetahui Tingkat kematangan gonad induk ikan lele dapat
dilakukan dengan cara sebagai berikut. induk betina : bagian perutnya terlihat
membuncit dan lunak, serta daerah sekitar lubang genitalnya terlihat berwarna
kemerahan. Bagian perut yang membuncit apabila sedikit ditekan akan terlihat
telur di bagian ujung lubang genital. Telur yang baik dan siap dipijahkan adalah
telur yang bentuk dan besarannya seragam (1-1.3 mm). Induk Jantan: Ditandai
dengan papilla yang berwarna kemerahan dan pada bagian ujungnya berwarna
kemerahan dan pada bagian ujungnya terlihat melewati pangkal sirip perut.
Untuk seleksi induk dapat dilihat pada Gambar 3.5 dan Gambar 3.6

Gambar 3.5 Alat kelamin Lele Jantan


(Dokumentasi Magang , 2023)

Gambar 3.6 Alat Kelamin Lele Betina


(Dokumentasi Magang , 2023)
4. Pemijahan Ikan Lele Dumbo
Pemijahan ikan lele dapat dilakukan dengan alami, semi alami dan secara
buatan. Namun yang dianjurkan untuk petani adalah pemijahan secara alami dan
semi alami, yang membedakan adalah pada pemijahan semi alami diberikan
rangsangan hormom melalui penyuntikan dengan tujuan induk dapat mencapai
puncak kematangan gonad Tujuannya adalah produksi telur dan prosentase
hidupnya lebih besar daripada proses pemijahan alami.
Sebelum melakukan pemijahan ikan lele sebaiknya induk dikondisikan
dengan mempuasakan atau tidak memberikan pakan sehari sebelum pemijahan
hal ini agar memudahkan saat seleksi dan pada saat pemijahan kondisi air tetap
terjaga dari kotoran. Proses seleksi induk sebaiknya dilakukan pada pagi hari atau
sore hari, hal ini untuk mengurangi stress pada induk akibat perbedaan suhu air
pada bak pemijahan. Setelah induk lele teseleksi jantan dan betina kemudian
disatukan ke dalam bak pemijahan. Apabila kita ingin melakukan pemijahan
secara semi alami, penyuntikan hormone ovaprim dilakukan sebelum induk
disatukan dalam bak. Dosis penyuntikan hormone sebanyak 0,2 - 0,3 ml/kg bobot
induk/Perbandingan induk direkomendasikan minimal 1 jantan dan 1 betina / 1
jantan 2 betina ke dalam bak pemijahan 2 x 2 m dengan tinggi air 30 - 40 cm 1 :
1 / 1: 2 dimaksudkan agar apabila induk betina dalam kondisi yang kuran baik
maka betina yang lain dapat menggantikan. Untuk merangsang pemijahan pada
bak diberi substrat kakaban atau substrat lainnya yang berfungsi untuk
merangsang proses pemijahan dan sebagai tempat untuk menempel telur
Substrat diletakkan didasar bak menutupi setengan dasar bak agar telur tidak
berserakan dilantai bak-bak pemijahan sebaiknya tidak terkena cahaya matahari
langsung pada siang hari dan pada malam hari pada saat pemijahan sebaiknya
tidak ada penerangan lampu. Proses pemijahan biasanya pada malam hari
sampai pada pagi hari. Pemijahan dapat dikatakan berhasil apabila banyak telur
yang menempel pada kakaban Telur yang dibuahi terlihat berwarna bening
sedangkan yang tidak terbuahi berwarna putih.
5. Penetasan Telur
Kakaban yang telah ditempeli telur sebaiknya diangkat dan dipindahkan
ke dalam kolam / bak penetasan. Dalam memindahkan telur sebaiknya dilakukan
dengan hati-hati agar telur tidak rusak. Saat meletakkan kakaban, kakaban
diletakkan terbalik dengan posisi telur menghadap ke bawah agar pada saat
menetas larva dapa turun ke bawah. Untuk suplai oksigen bagi telur dan larva
nantinya kolam penetasan kita beri aerasi atau dengan resirkulasi air. Sedangkan
induk yang telah memijahkan kita pindahken ke kolam karantina atau kolam
yang terpisah dari induk yang belum diseleksiv/Induk setelah memijah biasanya
kondisinya lemah dan stress sehingga harus ditempatkan ke dalam bak terpisah.
Setelah menetas biasanya larva mesih menempel di kakaban dan berkumpul di
dasar kolam. Setelah dipastikan telur menetas semua kakaban kita angkat.
6. Pemeliharaan Larva
Pemeliharaan larva atau bibit ikan lele dumbo pasca penetasan telur di
lakukan pada hapa penetasan telur yang di aliri air dan di lengkapi dengan airasi
yang tidak terlalu kencang agar larva atau bibit ikan lele dumbo tidak teraduk.
Pemeliharaan larva ikan lele dalam hapa di lakukan selama (4-5 ) hari tanpa
diberi pakan, karena larva ikan lele pada saat itu masih memanfaatkan kuning
telur yang ada dalam tubuh larva lele itu sendiri.
Memasuki hari ke-5 dan seterusnya kuning telur dalam tubuh larva telah habis,
larva selanjutnya di pindah ke dalam bak fiber untuk di pelihara lebih lanjut.
Pemeliharaan larva dalam bak fiber di lakukan sejak ikan memasuki umur 5 hari
hingga 21 hari. Larva di pelihara dalam bak fiber yang berukuran 4m x 0,8m² dan
diisi air sebanyak ½ dari tnggi bak dengan padat tebar 15.625 ekor/ m² Jadi
jumlah penebaran larva dalam bak fiber sebanyak 100.000 ekor.
Selama dalam pemeliharaan di dalam bak fiber. larva umur 5 hari di beri
pakan cacing sutra ( Tubifex sp ) Sebelum di berikan, cacing sutra tersebut di
cincang telebih dahulu. Hal itu di lakukan karena ukuran bukaan mulut ikan yang
masih kecil. Pemberian cacing sutra cincang di berikan hingga larva berumur 2
hari. Jumlah pakan yang diberikan sebanyak 50 gr setiap kali pemberian pakan
pada pagi dan sore hari. Setelah ikan berumur lebih dari 12 hari selanjutnya larva
Ikan di beri pakan cacing sutra utuh dengan jumlah pakan sebanyak 75 gr setiap
kali pemberian pakan pada pagi dan sore hari. Pemberian pakan, selama masa
pemeliharaan larva lele dumbo di berikan pakan alami dan pakan tambahan.
Menurut mujiman ( 2000 ), pemberian pakan alami disesuaikan dengan benih
Biasanya efektivitas pertumbuhan benih yang memakan plankton pakan alami
BAB 4. PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil kegiatan Praktik Magang dapat ditarik kesimpulan
bahwa Teknik Pembenihan Ikan Lele Dumbo (Clarias Gariepinus) di Balai Benih
Ikan (BBI) Genteng, Kabupaten Banyuwangi, Provinsi Jawa Timur. Terdiri dari
Pemijahan dilakukan secara Individu pada kolam beton dengan perbandingan
jantan dan betina 1:1/1:2. Hambatan yang ditemukan pada teknik pembenihan
Ikan Lele adalah terdapat ikan yang tidak memijah akibat kesalahan pemilihan
induk.
4.2 Rekomendasi
Terkait kegiatan magang yang dilakukan di Balai Benih Ikan Genteng
sudah sangat baik mulai perawatan dan budidaya. Akan tetapi untuk saran
pada kegiatan magang ini pada pembenihan ikan lele terletak pengoptimalan
filter air yang masuk pada kolam budidaya agar tetap bersih dan tidak keruh

4.3 Refleksi Diri


Alhamdulillah atas izin Allah SWT saya dapat menyelesaikan tugas
magang yang dilaksanakan di Balai Benih Ikan di Genteng dengan tepat waktu
dan sesuai dengan pedoman yang ada di kampus institut teknologi dan bisnis
muhammadiyah banyuwangi. Manfaat positif yang saya dapat saat magang yaitu
etos kerja yang lebih baik, kedisiplinan dan tim work untuk menyelesaikan
pekerjaan yang ada pada Balai Benih Ikan. Selain itu soft skill yang saya dapat
adalah team work kerja yang baik dengan kelemahan skill bagi saya seseorang
yang sulit untuk mengenal lingkungan baru dan orang baru. Kemampuan kognitif
sendiri mulai memahami dan mempraktikan teknik budidaya ikan lele dan
perawatan sesuai dengan standart operating prosedur sehingga menghasilkan
kualitas ikan lele yang sangat baik. Pada kesempatan ini yang saya dapat adalah
dimana kita mau berusaha dan bekerja sama dengan tim maka akan terwujud
harapan yang sesuai dan tak lupa untuk selalu terus mencoba pengalaman baru .
DAFTAR PUSTAKA

Aldo, D. (2019). PEMILIHAN BIBIT LELE UNGGUL DENGAN MENGGUNAKAN


METODE WEIGHTED PRODUCT. JURNAL TEKNOLOGI DAN OPEN SOURCE,
2, 15-23.

Harianto, A. D. (2017). SISTEM PAKAR BERBASIS WEB DENGAN METODE


FORWARD CHAINING DALAM MENDIAGNOSA HAMA DAN PENYAKIT
PADA IKAN LELE. Jurnal Perikanan, 8, 36-40.

Hasibuan, S., Syafriadiman, Nuraini, Nasution, S., & Darfia, N. E. (2021).


PENGAPURAN DAN PEMUPUKAN UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS AIR
KOLAM BUDIDAYA DI RUMBAI BUKIT KECAMATAN RUMBAI PEKANBARU.
Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 27, 295-296.

Iswanto, B. (2013). MENELUSURI IDENTITAS IKAN LELE DUMBO. Media


Akuakultur, 8, 85-90.

Saputri, W., & Razak, A. (2018). THE EFFECT OF GIVING FERMENTATION FLOWS
OF PINANG LEAF (Areca cathecu L.) AND SURIAN LEAVES (Toona sinensis
ROXB.) TO LELE FISH PAINT (Clarias gariepinus Var.). BIO SAINS, 1, 31-40.

Trisnawati, Y., Suminto, & Sudaryono, A. (2014). PENGARUH KOMBINASI PAKAN


BUATAN DAN CACING TANAH (Lumbricus rubellus) TERHADAP EFISIENSI
PEMANFAATAN PAKAN, PERTUMBUHAN DAN KELULUSHIDUPAN LELE
DUMBO (Clarias gariepinus). Journal of Aquaculture Management and
Technology, 3, 86-93.
LAMPIRAN
Lampiran 1 Absensi Harian
Lampiran 2 Jurnal Harian
Lampiran 3 Foto Kegiatan Magang

Kegiatan Pemilahan Ukuran Ikan Kegiatan Penjaringan

Hasil Panen Lele Dumbo Kegiatan Pemberian Pakan

Kegiatan Packig Ikan Kegiatan Pencampuran Pupuk


Kegiatan Penempatan Media Tanam Padi Apung
Lampiran 4 Daftar Riwayat Hidup

Penulis bernama Asha Kurlia Afrina. Penulis merupakan seorang wanita


kelahiran kota Banyuwangi pada tanggal 22 April 2002 Putri. Penulis bertempat
tinggal di Dusun Krajan, Rt 01/Rw 012, Desa Genteng Wetan, Kecamatan
Genteng, Kabupaten Banyuwang Penulis menempuh pendidikan di Kota
Banyuwangi sejak Taman Kanakkanak, SD, SMP, dan MA. Tahun 2008 penulis
mengawali Pendidikan di TK Aisiyah 2 Genteng. Setelah lulus dari TK pada tahun
2014 melanjutkan SD Negeri 1 Genteng Wetan adalah tempat dimana penulis
menyelesaikan pendidikan dasar, setelah lulus penulis melanjutkan ke jenjang
SMP di SMP Negeri 1 Genteng dan lulus tahun 2017. Selepas SMP penulis
menempuh ke jenjang Sekolah Menengah Atas Muhammadiyah 2 Genteng yang
dengan lulusan tahun 2020 dan setelah lulus penulis melanjutkan kuliah di
Institut Teknologi dan Bisnis Muhammadiyah Banyuwangi program Studi
Agribisnis. Penulis menjadi mahasiswi di Institut Teknologi dan Bisnis
Muhammadiyah Banyuwangi mulai tahun ajaran 2020. Penulis mengucapkan
rasa syukur yang sebesar-besarnya atas terselesaikannya Laporan Magang.
Untuk berbagi hal yang bermanfaat atau berbicara mengenai Agribisnis
Pertanian bisa menghubungi melalui kontak telepon +6282143521129 atau e-
mail ashakurliaafrina22@gmail.com

Anda mungkin juga menyukai