Oleh:
MUHAMMAD FAISAL BASORI
D1A018109
i
TATA LAKSANA PEMELIHARAAN AYAM NIAGA PETELUR FASE PRODUKSI DI KR FARM
DESA KARANGJENGKOL KECAMATAN KESUGIHAN KABUPATEN CILACAP
Oleh
MUHAMMAD FAISAL BASORI
D1A018109
Disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan kurikuler pada Program Sarjana
Program Studi Peternakan Fakultas Peternakan
Universitas Jenderal Soedirman
Purwokerto
ii
LAPORAN MAGANG MERDEKA BELAJAR KAMPUS MERDEKA
TATA LAKSANA PEMELIHARAAN AYAM NIAGA PETELUR FASE PRODUKSI DI KR FARM
DESA KARANGJENGKOL KECAMATAN KESUGIHAN KABUPATEN CILACAP
Oleh:
MUHAMMAD FAISAL BASORI
D1A018109
Pembimbing I Pembimbing II
i
2
PRAKATA
Segala puji bagi Allah SWT Tuhan Semesta Alam yang telah memberikan rahmat,
hidayah, dan karunia-Nya kepada kita semua. Sholawat serta salam senantiasa tercurahkan
kepada Nabi Muhammad SAW, para keluarganya, para sahabatnya, serta seluruh umatnya.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan
bantuan sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan Magang Merdeka Belajar Kampus
Merdeka yang berjudul “Tata Laksana Pemeliharaan Ayam Niaga Petelur Fase Produksi Di Kr
Farm Desa Karangjengkol Kecamatan Kesugihan Kabupaten Cilacap”, oleh karena itu ucapan
terima kasih disampaikan kepada:
1. Kedua orang tua dan saudara saya yang telah memberikan dukungan secara moral,
moril serta doa yang menyertai.
2. Prof. Dr. Triana Setyawardani, S.Pt., M.P. selaku Dekan Fakultas Peternakan.
3. Dr. Yusmi Nur Wakhidati, S.Pt., M.Si selaku Pembimbing Akademik.
4. Dr. Ir. Rosidi, MP selaku Dosen Pembimbing I yang telah memberikan arahan dalam
penyusunan laporan.
5. Ir. Nunung Noor Hidayat, MP, selaku Dosen Pembimbing II yang telah memberikan
arahan dalam penyusunan laporan.
6. Pihak CV. KR Farm yang telah memberikan izin dan fasilitas dalam melaksanakan praktik
kerja.
Laporan praktik kerja ini merupakan salah satu tugas akhir untuk memenuhi perkuliahan
di Fakultas Peternakan Universitas Jenderal Soedirman. Laporan ini berisi tentang
pengamatan observatif dan pengamatan wawancara yang didukung dengan literatur.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih terdapat banyak
kekurangan, tetapi penulis berharap laporan ini dapat bermanfaat bagi yang membutuhkan.
Purwokerto, 25 Oktober 2022
2
3
RINGKASAN
3
4
DAFTAR ISI
PRAKATA .................................................................................................................... 2
RINGKASAN ................................................................................................................ 3
DAFTAR ISI .................................................................................................................. 4
DAFTAR TABEL ............................................................................................................ 5
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................................... 7
I. PENDAHULUAN ........................................................................................................ 8
1.1. Latar Belakang ................................................................................................................ 8
1.2. Tujuan dan Manfaat Magang ........................................................................................... 9
II. TINJAUAN PUSTAKA .............................................................................................. 10
III. MATERI DAN METODA .......................................................................................... 11
3.1 Materi........................................................................................................................... 11
3.2 Metoda ......................................................................................................................... 11
3.3 Cara Kerja ..................................................................................................................... 11
3.4 Waktu dan Tempat ........................................................................................................ 12
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ..................................................................................... 13
4.1. Profil Lembaga/Perusahaan ........................................................................................... 13
4.2. Profil Ternak ................................................................................................................. 13
4.3. Pengelolaan Ternak ....................................................................................................... 14
4.4. Penanganan Produksi/Pasca Panen ............................................................................... 19
4.5. Analisis dan Kinerja Produksi ......................................................................................... 21
4.6. Analisis Ekonomi ........................................................................................................... 22
V. KESIMPULAN DAN SARAN ...................................................................................... 24
5.1. Kesimpulan ................................................................................................................... 24
5.2. Saran ............................................................................................................................ 24
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 25
LAMPIRAN ................................................................................................................. 27
4
5
DAFTAR TABEl
5
6
DAFTAR GAMBAR
6
7
DAFTAR LAMPIRAN
7
8
I. PENDAHULUAN
8
9
industri Indonesia. Kegiatan MBKM juga menjadi sarana meperbanyak jaringan dan
memahami masalah yang terjadi di lapangan atau duna kerja.
9
10
Pakan adalah makanan pangan tunggal atau campuran, baik yang sudah diolah
maupun yang belum diolah. Pemberian pakan kepada ayam petelur untuk kelangsungan
hidup, dan berproduksi dengan baik. Pemberian pakan dalam jumlah yang tepat akan
menentukan keberhasilan produksi telur. pakan yang diberikan harus mengandung nutrisi
dalam jumlah dan kualitas pakan yang sesuai dengan pemeliharaan dan kebutuhan agar tidak
terjadi kekurangan atau kelebihan pakan (Kristianto, 2013).
Kandang adalah tempat tinggal ayam dalam melakukan semua aktivitasnya. Mulai
dengan makan, minum dan tentu saja tumbuh maupun menghasilkan telur. Perlu sekiranya
diperhatikan kenyamanan kandang sehingga mampu mendukung tercapainya performan
ayam yang optimal, oleh karena itu saya membuat kandang baterai, litter dan litter dengan
tempat tengger. Manajemen perkandangan sangat penting dilakukan bagi peternak karena
dapat meningkatkan produktivitas dan memberikan kenyamanan pada ayam sehingga ayam
yang dipelihara dapat tumbuh dengan baik dan mengetahui bagaimana lokasi, desain,
peralatan yang diperlukan dalam kandang. Manajemen perkandangan sangat penting
dilakukan untuk menciptakan kenyamanan dan perlindungan bagi ternak, kemudahan dalam
pemeliharaan, dan kelancaran dalam proses produksi. Dengan kondisi kandang yang baik
diharapkan dapat mencapai efisiensi produksi ayam yang tinggi (Sulistyoningsih, 2013).
Penyediaan ruang kandang yang nyaman dengan tingkat kepadatan yang sesuai
berdampak pada performa produksi yang akan dicapai. Fakta di lapangan menunjukkan
bahwa tingkat kepadatan kandang merupakan masalah yang dialami peternak ayam petelur
terutama pada fase grower. Rekomendasi tentang kepadatan kandang ayam petelur fase
grower masih beragam (Gustira dkk,2015)
Pencegahan penyakit merupakan tindakan yang dilakukan untuk melindungi individu
dari penyakit atau menurunkan tingkat kegananasannya. Pencegahan penyakit dapat
dilakukan dengan menjaga kebersihan kandang dan lingkungan, mencegah hewan liar masuk
peternakan, memberikan pakan dengan kualitas dan kuantitas yang baik, memberikan air
minum yang bersih dan vaksinasi. Pencegahan yang dapat dilakukan peternak agar ayam
terhindar dari penyakit yaitu dengan menjaga kesehatan ternak, melakukan manajemen
kandang dengan baik, dan menghindari segala faktor yang dapat menyebabkan kematian
ayam (Akoso,1998).
10
11
3.1 Materi
Materi yang digunakan meliputi objek produksi dan sarana pendukung produksi
yang ada di perusahaan KR Farm, yaitu :
1. Ayam niaga petelur strain Hyline CP 909 sejumlah 6.652 ekor umur 70 minggu fase akhir.
2. Ransum yang diberikan terdiri dari konsentrat, wafer, bungkil kelapa sawit, bekatul, buras,
grid dan premix.
3. Suplemen yang diberikan antara lain vitastress, selenovit CE, egg stmulant sedangkan
vaksin yang diberikan atara lain ND, AI, IBD, Gumboro, Coryssa, ILT, POX dan Nemovac.
4. Kandang produksi umur 70 minggu dua lantai dengan lantai atas tipe W dua belas lajur dan
lantai bawah tipe A enam lajur.
5. Peralatan penunjang pada kerja praktek adalah egg tray, peti, timbangan, mesin
pencampur, alat kebersihan dan mobil bak terbuka.
3.2 Metoda
Data diperoleh dengan mengikuti setiap kegiatan di peternakan, baik kegiatan rutin,
insidental, maupun kegiatan penunjang. Kegiatan rutin meliputi kegiatan pemberian pakan,
pembersihan kandang atau sanitasi kandang, pengumpulan telur, pengemasan telur,
pencampuran pakan, penanganan hasil produksi, pencatatan, penanganan kesehatan dan
penanganan limbah.
11
12
12
13
13
14
berbagai strain seperti strain Abor Acres, Dekalb Waren, Hyline, Kimber Brown, Harco,
Shaver hingga Isa Brown. Masing-masing strain memang diprogramkan untuk dapat
memenuhi keunggulan yang disebabkan oleh faktor-faktor berikut: 1) Produktivisitas
serta bobot telur yang tinggi, 2. Pertumbuhan yang baik dengan kekebalan serta daya
tahan tubuh yang baik, 3) Konversi pakan rendah; dan masa bertelur yang panjang.
Waktu Kegiatan
07.00 – 08.00 Pemberian pakan pagi
08.00 – 09.00 Pengambilan telur
09.00 – 09.30 Istirahat
09.30 – 09.45 Meratakan pakan
09.45 – 11.30 Penyeleksian dan pengemasan telur
11.30 – 13.00 Istirahat, sholat, dan makan
13.00 – 14.30 Pemberian pakan siang dan pengambilan telur
14.30 – 15.00 Istirahat
15.00 – 15.30 Meratakan pakan dan penyeleksian telur
14
15
15
16
Bentuk kandang memanjang dari arah barat ke timur. Tipe atap yang digunakan
adalah monitor dengan terdapat lubang udara di bagian tengah atap kandang, dengan
kontruksi atap berbahan gavalum yang tidak menyerap panas. Kandang tidak mempunyai
dinding penutup untuk memperlancar udara bebas. Hal tersebut berbeda dengan Tamzil,
dkk (2019) bahwa atap kandang berbentuk monitor, dengan dinding setengah terbuka
pada sisi utara dan selatan, yaitu setinggi setengah meter dari atas tanah ditutupi tembok
batako, selebihnya ke atas ditutupi kawat, sedangkan di sisi barat dan timur ditutupi
tembok berbahan batako.
Kandang produksi umur 70 minggu memiliki panjang 82,6 m, lebar 9,1 m dan
tinggi lantai atas dari tanah 2,5 m. Kandang memiliki 2 lantai dengan kandang terdiri dari
4 flok di lantai atas dan 2 flok di lantai bawah. Ayam petelur yang dipelihara, sebaiknya
dalam kandang yang diberi lampu penerang pada malam hari. Hal tersebut sangat
bermanfaat untuk meningkatkan produksi telur dan memberikan kesempatan pada ayam
untuk makan pada malam hari.
4.3.3. Pemberian Pakan Dan Air Minum
Pakan merupakan salah satu aspek penting dalam penentu keberhasilan usaha
peternakan ayam ras petelur. Pakan berpengaruh langsung terhadap performans
produksi (konsumsi pakan, produksi telur, konversi pakan, dan deplesi). Susunan
formulasi pakan yang memiliki keseimbangan nutrisi dapat menghasilkan ternak ayam
petelur kepada performans produktifitas maksimal. Anggitasari et al., (2011) menyatakan
bahwa syarat pakan yang dikonsumsi ternak yaitu pakan yang memiliki kualitas baik dan
mengandung zat makanan yang sesuai dengan kebutuhan.
Produksi ayam petelur dapat ditingkatkan dengan menjaga kualitas pakan, karena
tersedianya nutrisi penting yang diserap dalam usus, sehingga menurunkan feed
convertion ratio atau efisiensi ayam dalam mengubah massa pakan yang dicerna menjadi
massa telur selama periode waktu tertentu. Penyebab rendahnya produksi telur salah
satunya adalah pakan, dimana pakan yang tidak berkualitas dapat menghambat produksi
telur (oktapiani, 2018).
Pemberian pakan di KR Farm dilakukan dua kali sehari dengan perbandiangan 1:1
dalam setiap pemberiannya. Waktu pemberian pakan yang pertama adalah pada pukul
07.00 WIB sebanyak 50% dan yang pemberian yang kedua pada siang hari pada pukul
13.00 WIB sebanyak 50% dari jumlah kebutuhan perhari. Hal tersebut sesuai dengan
16
17
Hastuti (2018) bahwa pemberian pakan ayam ras petelur diberikan 2 kali sehari yaitu pagi
dan sore hari. Frekuensi pemberian pakan sama yang dilakukan peternak di populer farm
yaitu pemberian pakan dilakukan secara manual (tenaga manusia) 2 kali sehari pagi jam
08.00 WIB sebanyak 50% dan siang hari pukul 13.00 WIB sebanyak 50%, pemberian pakan
bertujuan untuk menghindari pakan tumpah dan tercecer. Untuk menghindari pakan
tumpah atau tercecer, pemberian pakan harus diatur sesuai dengan jumlah yang
dibutuhkan.
Telur yang berkualitas diperlukan pakan yang baik dalam menunjang tingkat
produktifitas, pertumbuhan dan kesehatan, dibutuhkan kandungan nutrisi yang lengkap
bagi ayam petelur berupa protein, lemak, kalsium, ME, fosfor, dan serat kasar. Pemberian
air minum secara ad libitum melalui pipa yang terhubung melalui nipple yang diisi setiap
hari serta dilakukan pembersihan pipa setiap hari. Air minum berasal dari sumur bor, yang
letaknya berdekatan dengan sungai. Kondisi air yang diberikan memiliki warna yang
jernih, tidak berbau serta tidak berasa. Berdasarkan pengamatan tersebut air minum yang
diberikan layak. Konsumsi air minum pada KR Farm unit Karangjengkol kurang lebih 241
ml/ekor. Berdasarkan buku Panduan Manajemen Ayam Petelur Komersial Hy-Line Brown
(2019) konsumsi air minum ayam petelur umur 70 minggu adalah 192 ml/ekor.
Pemberian air minum yang berlebih di KR Farm unit Karangjengkol dimaksudkan
mengurangi stress akibat cekaman panas yang dirasakan. Menurut Risnajati (2011) ayam
memerlukan air minum terutama saat udara panas karena ayam memerlukan persediaan
air secara tetap untuk pertumbuhan optimum, produksi dan efisiensi penggunaan
ransum.
17
18
18
19
yakni pukul 10.00. Pembersihan lantai kandang cukup dilakukan dengan cara menyapu
pakan yang tercecer di lantai kandang menuju sela-sela lantai kandang yang berlubang.
Sisa pakan yang dibersihkan akan jatuh pada tempat pembuangan feses yang ada
dibawah kandang. Desinfeksi dilakukan dengan menggunakan larutan medisep sebanyak
30 ml yang dilarutkan dalam 10 liter air.
Tindakan pencegahan serta pengobatan penyakit di KR Farm unit Karangjengkol
adalah pelaksanaan vaksinasi secara terjadwal (Lampiran 6). Vaksinasi yang dilakukan
pada ayam niaga petelur umur 70 – 72 minggu adalah vaksinasi AI pada tanggal 15
November 2022 serta vaksinasi ND-AI pada tanggal 19 November 2022. Penggunaan
vaksin ND – AI dimaksudkan agar mengefisienkan biaya, waktu serta meninimalisir stress
akibat vaksinansi. Metode vaksinanasi yang dilakukan adalah intramuscular (IM) pada
paha ayam sebanyak 0,5 ml. Menurut Kencana et al (2011) vaksin kombinasi ND-AI juga
mempunyai beberapa keunggulan di antaranya adalah dapat diberikan sekaligus pada
ayam sehingga akan menurunkan tingkat stres yang timbul pasca vaksinasi.
19
20
Telur yang layak jual adalah telur yang mempuntai warna coklat, kerabang utuh
dan berbentuk normal. Telur dikemas dalam peti dengan kapsitas 10 kg. peti tersebut
terbuat dari serpihan kayu yang dialasnya terdapat jerami padi untuk menjaga keutuhan
telur saat transportasi.
4.4.2. Pengelolaan Limbah
Pengolahan limbah ternak merupakan salah satu upaya yang dapat memberikan
manfaat banyak. Pengolahan limbah akan mengurangi dampak negatif yang dapat
berpengaruh terhadap lingkungan. Limbah peternakan memberikan keuntungan finansial
karena pengolahannya menghasilkan produk yang mempunyai daya jual.
Peternakan ayam petelur memiliki limbah feses yang digunakan untuk
meningkatkan kesuburan tanah pada lahan pertanian. Hal tersebut sesuai dengan
(Hartatik dan widowati, 2006) menyatakan bahwa Pupuk kandang (pukan) didefinisikan
sebagai semua produk buangan dari binatang peliharaan yang dapat digunakan untuk
menambah hara, memperbaiki sifat fisik, dan biologi tanah
Produk sampingan yang dihasilkan berupa kotoran ayam, ayam afkir dan limbah
ayam yang sudah mati. Limbah yang dihasilkan di KR Farm unit Karangjengkol adalah
feses ayam serta bangkai ayam yang dimanfaatkan untuk pakan ikan lele. Peternakan KR
farm menjual Feses basah dengan harga 10 ribu/karung, setiap karung feses mempunyai
berat sekitar 50 kg. Timbulnya amoniak akibat penumpukan kotoran ayam yang masih
basah dalam kondisi anaerob yang akan menimbulkan bau yang kurang enak.
4.4.3. Biosekuriti
20
21
Biosekuriti adalah kondisi dan upaya untuk memutuskan rantai masuknya agen
penyakit ke induk semang. Tujuan biosekuriti ternak merupakan serangkaian tindakan
pencegahan yang dirancang untuk mengurangi risiko penularan penyakit menular pada
ternak. Peternak melakukan system biosekuriti sebagai antisipasi terhadap penularan
penyakit yang mengakibatkan kematian sehingga berpengaruh pada manajemen
ekonomi.
Faktor yang sangat penting dapat mempengaruhi kesehatan pertumbuhan ayam
petelur ini adalah kondisi lingkungan tempat keberadaan kandang, Kenyamanan kandang
memberi dampak yang positif dalam memperbaiki efisiensi produksi ayam petelur
(Mudiana,2019).
Kr farm melakukan biosekuriti dengan desinfeksi dikarenakan ternak ayam petelur
hanya beberapa terdapat beberapa penyakit yang dapat diidentifikasi gejala dari luar,
namun kegiatan desinfeksi dilakukan dengan alat yang sederhana sehingga tidak dapat
terjangkau dengan sempurna. Hal tersebut sesuai dengan Mudiana (2019) menyatakan
bahwa gangguan kesehatan ayam disebabkan oleh kondisi lingkungan atau kandang yang
tidak sehat hal ini disebabkan penyemprotan disinfektan pada kandang dan lingkungan
tidak kontinyu sehingga mikroorganisme berkembang dengan pesat, tidak kontinyunya
melakukan penyemprotan disinfektan disebabkan karena tidak disiplinnya tenaga kerja
dan peralatan yang digunakan membutuhkan waktu yang cukup lama untuk melakukan
penyemprotan, manajemen pengelolaan usaha peternakan ayam petelur masih
sederhana
Kandang merupakan tempat tinggal ayam dalam pemeliharaannya, dengan
demikian sanitasi kandang merupakan hal yang sangat penting diterapkan dalam
peternakan. Sanitasi kandang adalah kegiatan untuk menjaga kebersihan kandang agar
terhindar dari penyakit. Hal tersebut sesuai dengan Mappanganro (2018) bahwa kandang
sebagai tempat tinggal ayam harus selalu dijaga kebersihannya agar ayam nyaman tinggal
dan terhindar dari penyakit.
4.5. Analisis dan Kinerja Produksi
Pencatatan digunakan sebagai pencatatan informasi mengenai produksi serta
kegiatan - kegiatan lain seperti jumlah pemberian pakan, jumlah mortalitas maupun
kegiatan incidental seperti vaksinasi. Data pencatatan harian juga menunjukan HDP (Hen
Day Production), FCR (Feed Conversion Ratio) dan FI (Feed Intake). Hen day production
21
22
pada minggu ke 70 menunjukan nilai 62,64% yang berasal dari 6 flock yang berbeda
sehingga menghasilkan produksi 245,3 kg atau 4153 butir dalam satu hari produksi. HDP
tersebut lebih rendah dari buku Panduan Manajemen Ayam Petelur Komersial Hy-Line
Brown (2019) yang menyebutkan HDP Hy-Line Brown umur 70 minggu sebesar 80 - 82%.
Penyebab nilai HDP lebih rendah dari buku panduan disebabkan adanya perbedaan
lingkungan yang panas (31 - 33 oC), pakan yang berbeda serta adanya penyakit di awal
masa produksi menyebabkan performa kurang maksimal. Hal tersebut sejalan dengan
penelitian Iskandar (2012) yang menyebutkan bahwa performans ayam petelur dapat
dipengaruhi oleh umur dan lingkungannya apabila diketahui umur yang semakin tua maka
produksi telur yang dimiliki pun akan menjadi lebih rendah dibandingkan disaat masa
puncak produksi, apabila diketahui lingkungan ternak terganggu maka akan berpengaruh
dengan tingkat produksi yang relatif menurun yang dikarenakan tingkat stress pada ayam.
FCR ayam yang dipelihara KR Farm unit Karangjengkol menunjukan angka 2,84
pada umur 70 minggu. Artinya untuk menghasilkan 1 kg telur dibutuhkan pakan sebanyak
2,84 kg. Angka FCR tersebut lebih banyak dibandingkan FCR dalam buku Panduan
Manajemen Ayam Petelur Komersial Hy-Line Brown (2019) bahwa konversi pakan rata -
rata sebesar 1,54 - 1,58. Besarnya FCR mengindikasikan adanya pemborosan pakan serta
tidak maksimalnya penggunaa nitrogen pakan di dalam tubuh ayam. Menurut Sulaiman et
al (2019) terdapat beberapa faktor yang mempengauhi nilai FCR diantaranya pakan,
genetik, temperatur, zat aditif yang digunakan dalam ransum dan manajemen.
22
23
melebihi suku bunga bank. Menurut Sutawi (2013) nilai rentabilitas lebih tinggi dari bunga
bank menunjukan usaha yang fleksibel apabila dibiayai dengan dana pinjaman bank. BEP
harga hasil analisis menunjukan harga jual Rp. 15.683,54 per kg serta BEP produk
15.644,33 kg dalam sebulan. Nilai BEP harga dan produk lebih rendah dari harga serta
produksi, selisih tersebut merupakan keuntungan yang diperoleh. Hal tersebut
bersesuaian dengan pernyataan Rinto et al (2018) bahwa suatu usaha mendapatkan
keuntungan apabila produk yang dihasilkan serta harga jual lebih tinggi dari BEP. Menurut
Muhammad et al (2017) payback periode merupakan waktu yang diperlukan suatu usaha
untuk mengembalikan modal yang diinvestasikan. Berdasarkan analisis ekonomi payback
periode di KR Farm unit Karangjengkol adalah 20,9 bulan artinya butuh waktu 20,9 bulan
untuk mengembalikan modal yang telah diinvestasikan.
23
24
5.1.Kesimpulan
Pemeliharaan ayam niaga petelur di pemeliharaan ayam niaga petelur fase
akhir umur 70 - 72 minggu di KR Farm unit Karangjengkol Desa Karangjengkol,
Kecamatan Kesugihan, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah sudah cukup baik dilihat
dari HDP 62,64%, FCR 2,84 (di bawah standar) dan mortalitas 1,23% (di atas
standar).
5.2. Saran
Sebaiknya ayam perkandang battery diisi sesuai dengan kebutuhan, agar
tidak banyak terjadi kematian karena terjepitnya anggota badan.
24
25
DAFTAR PUSTAKA
25
26
Oktavianus Barus , Bambang Sulistiyanto , Cahya Setya Utama , Muhammad Fikri Haidar.
Analisis Pengendalian Mutu Pakan Ayam Petelur: Studi Kasus di Peternakan Ayam
Petelur di Kecamatan Mijen Kota Semarang. Jurnal Litbang Provinsi Jawa Tengah
Vol. 20, No. 1, Juni 2022, hal. 9 - 22
Rinto, R., S.I Santoso, dan R. Muryani. 2018. Analisis Komputasi Pendapatan Break Even
Point (BEP) dan R/C Ratio Peternakan Ayam Petelur Rencang Gesang Farm di Desa
Janggleng Kecamatan Kaloran Kabupaten Temanggung. MEDIAGRO 13(2) : 43 – 52.
Risnajati, D., 2011. Pengaruh pengaturan waktu pemberian air minum yang berbeda
temperatur terhadap performan ayam petelur periode grower. Sains Peternakan:
Jurnal Penelitian Ilmu Peternakan 9(2) : 77-81.
Sari, E. Nurfa. 2020. Pasti Mujur dengan Usaha Budidaya Ayam Petelur. Yogyakarta:
Zahara Pustaka.
Sari,M.L and L.Herdiyana.2017. Manajemen Perkandangan Ayam Petelur Afkir di Breeding
Farm PT. Vista Agung Kencana Farm 2 Desa Talang Taling Kecamatan Gelumbang
Muara Enim. Jurnal Peternakan Sriwijaya. 6(2):100-106.
Subekti, E and D. Hastuti. 2013. Budidaya Puyuh (Coturnix Coturnix Japonica ) Di
Pekarangan Sebagai Sumber Protein Hewani Dan Penambah Income Keluarga.
Mediargo
Sulaiman, D., N. Irwani and K. Maghfiroh. 2019. Produktivitas Ayam Petelur Strain Isa
Brown Pada Umur 24 – 28 Minggu. Jurnal Peternakan Terapan 1(1):26-31.
Sulistyoningsih M. 2013. TEKNIK TONIC IMMOBILITY SEBAGAI INDIKATOR STRES PADA
AYAM DI PEMELIHARAAN INTENSIF DENGAN PENCAHAYAAN BERSELANG. Bioma.
1(2) : 123-134.
Sutawi. 2013. Profitabilitas dan Rentabilitas Kemitraan Ayam Pedaging Kandang Terbuka
dan Tertutup. Jurnal gamma 8 (2) : 108-116.
Tamzil, M.H., B. Indarsih., Pardi and O. Yanurianto. 2019. Demonstrasi Plot Pemeliharaan
Ayam Ras Petelur Sebagai Rintisan Terbentuknya Kampung Unggas di Desa
Rempek Kabupaten Lombok Utara. Jurnal Gema Ngabdi 1(3):134-140.
Tamzil, M.H., B. Indarsih., Pardi and O. Yanurianto. 2019. Demonstrasi Plot Pemeliharaan
Ayam Ras Petelur Sebagai Rintisan Terbentuknya Kampung Unggas di Desa
Rempek Kabupaten Lombok Utara. Jurnal Gema Ngabdi 1(3):134-140.
Yanis, M., S. Aminah, dan Y. Handayani. 2018. Teknologi Penanganan Pascapanen Telur.
Buletin Pertanian Perkotaan 8(2) : 18-26.
26
27
LAMPIRAN
Kandang C
Kandang B
Peti
Toilet
Kandang A
Fumigas
i
Gudang
Mushol
Pakan a Kandang DOC - Pullet Kompos
Kantor
Toren
27
28
BB akhir = 2,15 kg
PBBH = 8,09 g
Bobot telur = 62 g
Kebutuhan Protein
1. Hidup Pokok
= 201 × (2,15)0,75
= 356,88 kg
= 0,357 g
𝑃𝐵𝐵𝐻 ×0,18
2. Kebutuhan untuk Pertumbuhan Jaringan / Karkas = 𝐸𝑃𝑃
8,09 ×0,18
=
0,55
= 2,65 g/ekor/hari
𝑃𝐵𝐵𝐻 ×0,07×0,82
3. Pertumbuhan Bulu = 𝐸𝑃𝑃
8,09 ×0,07×0,82
=
q0,55
= 0,84 g/ekor/hari
𝐵𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑡𝑒𝑙𝑢𝑟 ×0,12
4. Pembentukan Sebutir Telur=
𝐸𝑃𝑃
62 ×0,12
=
0,55
= 13,53 g/ekor/hari
= 17,377 g/ekor/hari
28
29
Kebutuhan Energi
1. Hidup Pokok
NEm = 80 × (BB)0,75
= 80 × (2,15)0,75
= 142,043 g/ekor/hari
𝑁𝐸𝑚
MEm = 0,82
142,043
=
0,82
= 173,22 g/ekor/hari
2. Aktivitas
ME Aktivitas = 0,37 × MEm
= 0,37 × 173,22
= 64,09 kkal/hari
3. Produksi telur
Me Egg = 86 ×% produksi telur
= 86 × 62,41%
= 53,67 kkal/hari
4. Energi untuk Pertumbuhan
ME gain = protein + lemak
ME protein = 18% X PBBH X 4 kkal
= 307,72 kkal/hari
29
30
62 ×0,035
=
0,5
= 4,34 g
Kebutuhan P
Ca : P =2:1
4,34 : P =2:1
P = 2,17 g
Pemberian
= 699.000 g
= 699.000/1/6638
= 105,3 g/ekor/hari
= 19,79 g/ekor/hari
= 285 Kkal/100 g
= 12,64 g/ekor/hari
= 1,05 g/ekor/hari
30
31
Lampiran 3. Pencatatan Produksi Harian Ayam Petelur Umur 70 - 72 Minggu
Minggu Flock Ayam Pakan (kg) Telur FC FI Keterangan
(70)
Hidup Mati Afkir Butir Kg %
15/10/2022 A 1498 0 2 155 874 51,2 58,34 3,03 103,47 Vitastres
B 1499 1 3 158 951 56 63,44 2,82 105,40
C 1498 0 1 158 954 56,3 63,68 2,81 105,47
D 1506 0 2 160 980 57,6 65,07 2,78 106,24 Vaksin AI
E 319 0 0 32 186 11,7 58,31 2,74 100,31
F 318 0 0 36 213 12,5 66,98 2,88 113,21
Jumlah 6638 1 8 699 4158 245,3 62,64 2,84 105,69
16/10/2022 A 1498 0 0 155 882 52,2 58,88 2,97 103,47 Vitastres
B 1498 0 1 158 930 55 62,08 2,87 105,47
C 1498 0 0 158 937 55 62,55 2,87 105,47
D 1505 1 0 160 993 58,1 65,98 2,75 106,31
E 319 0 0 32 189 11,5 59,25 2,78 100,31
F 318 0 0 36 201 11,8 63,21 3,05 113,21
Jumlah 6636 1 1 699 4132 243,6 61,99 2,88 105,71
17/10/2022 A 1497 1 0 155 897 53 59,92 2,92 103,54 Air Biasa
B 1498 0 0 158 936 55,5 62,48 2,85 105,47
C 1497 1 0 158 907 53,6 60,59 2,95 105,54
D 1504 1 0 160 975 57 64,83 2,81 106,38
E 319 0 0 32 191 11,3 59,87 2,83 100,31
F 318 0 0 36 197 11,5 61,95 3,13 113,21
Jumlah 6633 3 0 699 4103 241,9 61,61 2,91 105,74
18/10/2022 A 1495 1 1 155 882 50,9 59,00 3,05 103,68 Air Biasa
B 1497 1 0 158 938 55 62,66 2,87 105,54
C 1498 0 0 158 895 52,1 59,75 3,03 105,47
D 1503 1 0 160 950 54,7 63,21 2,93 106,45
E 319 0 0 32 196 11,7 61,44 2,74 100,31
F 318 0 0 36 215 12,6 67,61 2,86 113,21
Jumlah 6630 3 1 699 4076 237 62,28 2,91 105,78
19/10/2022 A 1494 1 0 155 853 50,2 57,10 3,09 103,75 Vaksin
ND+AI
B 1496 0 0 158 919 54,7 61,43 2,89 105,61
C 1493 2 2 158 917 54,3 61,42 2,91 105,83
D 1501 2 0 160 958 56,2 63,82 2,85 106,60
E 319 0 0 32 192 11,3 60,19 2,83 100,31
F 318 0 0 36 207 12,1 65,09 2,98 113,21
Jumlah 6621 5 2 699 4046 238,8 61,51 2,92 105,88
20/10/2022 A 1491 3 0 155 866 52,4 58,08 2,96 103,96 Air Biasa
B 1497 3 0 158 930 54,2 62,12 2,92 105,54
C 1493 0 0 158 919 53,7 61,55 2,94 105,83
D 1501 0 0 160 967 56,3 64,42 2,84 106,60
E 319 0 0 32 202 11,9 63,32 2,69 100,31
F 318 0 0 36 208 12,1 65,41 2,98 113,21
31
32
32
33
33
34
Lampiran 4. Perhitungan
= 2,89
7. Mortalitas = (Jumlah ayam mati dalam pct / jumlah ayam awal pct.) X 100%
= (78 / 6338) x 100%
= 1,23%
34
35
35
36
Lampiran 6. Jadwal Vaksinasi
36
37
A. Biaya investasi
Jenis Biaya Jumlah Satuan Harga Satuan Biaya Investasi
Rp Rp
Total 2.683.000.000
B. Biaya tetap
Penyusutan
Jenis Penyusutan Harga Baru Umur Pemakaian Nilai SisaRp Penyusutan
Tahun Rp
Total 375.300.000
37
38
Biaya tetap
Jenis Biaya Jumlah Satuan Harga Satuan Biaya TetapRp
Rp
827.840.000/tahun
Total
68.986.667/bulan
C. Biaya variabel
Jenis Biaya Jumlah Satuan Harga Satuan Biaya Variabel
Rp Rp
Total 243.900.000/bula
n
38
39
A. BOP
= biaya tetap + biaya variabel
= Rp 68.986.667 + Rp. 243.900.000
= Rp 312.886.667
D. Modal
= BOP + biaya investasi – total penyusutan
= Rp 312.886.667 + Rp. 2.683.000.000 – Rp. 375.300.000
= Rp 2.620.586.667
E. Penerimaan
5.848.200.000/tahun
Total
487.350.000/bulan
F. Keuntungan
= total penerimaan – BOP
= Rp 487.350.000 – Rp 312.886.667
= Rp 173.463.333/bulan
G. R/C rasio
= total penerimaan : BOP
= Rp 487.350.000 : Rp 312.886.667
= 1.56
H. RE (Rentabilitas)
= keuntungan per tahun : modal x 100%
= (Rp 173.463.333 x 12) : Rp 2.620.586.667 x 100%
= 1.209.540.000 : 2.611.755.000 x 100%
= 79,43%
39
40
40
41
41