Anda di halaman 1dari 50

LAPORAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI

DI PUSKESMAS CIKALONGKULON

ASUHAN KEPERAWATAN KEPADA AN.G

DENGAN DIAGNOSA (DERMATITIS KONTAK)

Di PUSKESMAS CIKALONGKULON

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mendapatkan

Kelulusan Tahun 2023/2024

Disusun oleh:
Nama : Putri Febrianti
NIS : 66994312

YAYASAN PENDIDIDKAN NURUL FALLAH CIKALONGKULON


SMK NURUL FALLAH CIKALONGKULON
KOMPETENSI KEAHLIAN KEPERAWATAN
TAHUN PELAJARAN 2023/2024

1
LEMBAR PERSETUJUAN-1

LAPORAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI


DI PUSKESMAS CIKALONGKULON

ASUHAN KEPERAWATAN KEPADA TUAN AN. G


DENGAN DIAGNOSA DERMATITIS KONTAK
DI PUSKESMAS CIKALONGKULON

Disusun Oleh:

Nama : Putri Febrianti


NIS : 66994312

Diuji Pada :
Tanggal :…………………..
Oleh :………………….

Ketua Program Keperawatan Pembimbing

Rima Winara.A.Md.Kep
Gina oktaviana, S.Pd
NUPTK :--
NUPTK :7352769670130063

Kepala sekolah
SMK Nurul Fallah Cikalongkulon

Dedeh Haerani, Sp
NRKS:....

2
LEMBAR PERSETUJUAN-2
LAPORAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI
Di PUSKESMAS CIKALONGKULON

ASUHAN KEPERAWATAN KEPADA TUAN AN. A


DENGAN DIAGNOSA DERMATITIS KONTAK
DI PUSKESMAS CIKALONGKULON

oleh:

Nama : Putri febrianti


NIS : 66994312

Disetujui Pada :
Tanggal :………………………………
Oleh : .…………………………….

Kepala Perawat
UPTD Puskesmas rawat inap UPTD Puskesmas rawat inap
Cikalong Kulon Cikalong Kulon

Ai Samsiah,S.Kep.Ners R.Nani lasnawati.A.Md.Kep


NIP.197702152002122006

3
LEMBAR PERSETUJUAN-3
LAPORAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI
DI PUSKESMAS CIKALONGKULON

ASUHAN KEPERAWAT KEPADA AN.G


DENGAN DIAGNOSA DERMATITIS KONTAK
DI PUSKESMAS CIKALONGKULON

Disususn Oleh:

Nama : Putri Febrianti


NIS : 66994312

Diuji pada :
Tanggal :……………………………
Oleh :…………………………..

Penguji

Rima Winara Amd.Keb

4
5
KATA PENGANTAR

Assalamualikum Wr.Wb.
Alhamdulilah puji dan Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT,
Yang telah melimpahkan Rahmat dan Hidayah nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
Praktik Kerja industry (PRAKERIN). SMK Nurul Fallah Tahun Pembelajaran 2023/2024
yang bertempat di UPTD PUSKESMAS CIKALONGKULON.

Penulis laporan perakerin ini merupakan pemaparan dari kegiatan peraktik kerja
industry yang telah dilaksanakan oleh penulis dan sebagai salahastu syarat untukmengikuti
ujian akhir sekolah di SMK Nurul Fallah.
Selama penyusunan laporan PERAKERIN ini Penulis banyak menerima bantuan
baik,bantuan moral maupun material dari beerbagai pihak. Oleh karena itu pada
kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada :
1. Allah SWT yang telah memberikan Rahmat dan Hidayah Nya kepada penulis,
hingga penulis dapat menyelesaikan laporan ini dengan baik
2. Kedua orang Tua yang telah memberikan dukungan baik Moril maupun Materil
kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan ini dengan baik
3. Ibu Dedeh haerani.Sp. selaku Kepala Sekolah Nurul Fallah Cikalongkulon
4. Ibu Meyrani S. par selaku Wakil Kepala Sekolah Urusan Kurikulum di SMK
Nurul Fallah cikalongkulon
5. Bapak Muhamad Atep Sopyan.S.pd selaku Wakil Kepala Sekolah Urusan
Kesiswaan di SMK Nurul Fallah Cikalongkulon
6. Ibu Resti Yuniarti A.Md.Kep selaku ketua program ke perawatan kesehatan
7. Bapak Momon Durachman selaku Ketua panitia pelaksanaan Praktik Kerja Industri
(Perakerin)
8. Ibu Rima Winara A.Md.Keb selaku pembimbing PRAKERIN
9. Ibu Gina Oktaviana. S.Pd.selaku pembimbing laporan yang senantiasa menasehati
penulis untuk dapat menyelesaikan laporan.
10. Selaku penguji laporan yang senantiasa menasehati penulis untuk menyelesaikan
laporan ini

i
11. Selakuu kasi perawat UPTD PUSKESMAS RAWAT INAP CIKALONGKULON
yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melaksanakan praktik
kerja industri di UPTD PUSKESMAS RAWAT INAP CIKALONGKULON
12. Semua dewan guru serta staff tata usaha SMK Nurul Fallah Cikalongkulon
13. Teman-teman yang telah memberi penulis dukungan
Penulis akhirnya tidak dapat berkata banyak, selain ucapan terimakasih setulus-
tulusnya, semoga Bapak, Ibu dan rekan-rekan sekalian sekalian mendapatkan
limpahan dari ALLAH SWT. Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari
kesempurnaan, oleh karena itu penulis dengan tangan terbuka menerima saran dan
kritik yang bersifat mambangun. Semoga laporan ini bermanfaat bagi penulis
khususnya dan pembaca pada umumnya.

Cianjur, 15 September2023
Hormat saya,

Penulis

ii
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji dan syukur mari panjatkan kepada Allah Swt. yang telah
memberikan limpahan rezeki dan karunia kepada kita semua sehingga penyusun mampu membuat
Laporan Kerja Industri (Prakerin) ini.
Dalam pengerjaan penyusunan pembuatan laporan, penyusun sudah berusaha untuk
menyelesaikannya dengan cermat dan sempurna. Namun demikian, penyusun sadar masih banyak
kekurangan dalam penyusunan laporan.
Oleh sebab itu, penyusun berharap adanya saran dan kritik yang sifatnya membangun agar kelak
laporan yang akan digarap bisa lebih baik.
Lewat kesempatan ini, penyusun mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang
sudah membantu dalam pelaksanaan praktik dan pembuatan Laporan Praktik Kerja Industri ini.
Rasa terima kasih itu disampaikan kepada:
1. Bapak Drs.Jajat Sudrajat., selaku kepala sekolah SMK Negeri 1 Cikalongkulon.
2. Ibu Lia Gemiliani, MP, selaku ketua program keahlian ATM
3. Bapak Solihin,MP, selaku pembimbing PKL
4. Bapak Nanang Rahman, selaku pimpinan JAMUR FARM CIPANAS
5. Bapak Bima Razzaq Rahman, selaku pembimbing lapangan/industri
Akhir kata, penyusun berharap semoga laporan ini bisa mempunyai manfaat besar bagi kemajuan
SMK NEGERI 1 CIKALONGKULON. Sekali lagi, penyusun mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang sudah terlibat dalam penyusun laporan ini.

Cianjur , 30 November 2023

Penyusun

iii
DAFTAR ISI
LEMBARAN PERSETUJUAN -1
LEMBARAN PERSETUJUAN -2
LEMBARAN PERSETUJUAN -3
KATA PENGANTAR.....................................................................................i
DAFTAR ISI ..................................................................................................v
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Praktik Kerja Industri(PRAKERIN)....................1
1.2 Tujuan Praktik Kerja Industri(PRAKERIN).................................1
1.3 Manfaat Praktik Kerja Industri (PRAKERIN)..............................1
1.4 Metode Penyusunan Dan Teknik Pengumpulan Data ..................2
1.5 Lokasi Dan Waktu PelaksanA.......................................................2
1.6 Sistematika Penulisan....................................................................2
BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1 PUSKESMAS............................................................................................3
2.2. pengertian Puskesmas...............................................................................3
2.3. Tujuan Puskesmas....................................................................................4
2.4. Tugas Dan Fungsi Puskesmas..................................................................5
2.2 Klarifikasi puskesmas................................................................................5
2.2.1 konsep dermatitis.............................................................................7
2.2.2 Pengertisn Dermstitis.......................................................................7
2.2.3 Gejala...............................................................................................7
2.2.4 Eteologi............................................................................................7
2.2.5 Patofisiologi.....................................................................................8
2.2.6 Manifestasi klinis.............................................................................8
2.2.7 Masa inkubasi..................................................................................8
2.2.8 Cara penularan.................................................................................8
2.2.9 Cara pemberantasan.........................................................................9
2.2.10 Faktor-faktor penularan dermatitis kontak...................................10
2.2.11 Sanitasi lingkungan.......................................................................12
2.2.12 Perilaku hidup bersih dan sehat....................................................15
2.2.13 hubungan sanitasi lingkungan dengan kejadian DM....................17
2.2.14 hubungan perilaku hidup bersih dan sehat dengan kejadian DM. 17

iv
2.2.15 Hipotesis.......................................................................................18
BAB III LAPORAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI
3.1.PROFIR UPTD PUSKESMAS CIKALONGKUON...............................19
3.1.1 Sejarah singkat UPTD PUSKESMAS RAWAT INAP
CIKALONGKULON....................................................................19
3.1.2 Visi Misi UPTD PUSKESMAS CIKALONGKULON20
3.1.3 Kedudukan, Tugas Pokok Dan Fungs............................................i21
3.1.4 Letak Geografis..............................................................................22
3.1.5 Struktur Organisasi.........................................................................24
3.1.6 Fasilitas Dan Pelayanan..................................................................24
3.1.7 Asuhan keperawatan Dengan Diagnosa Dermatitis.......................25
BAB IV PERBANDINGAN ANTARA TEORI DAN PRAKTIK
4.1 Perbandingan Antara Teori Dan Praktik...................................................32
4.2 Masalah Yang Dialami Selama Melaksanakan Prakerin..........................32
4.3 Temuan-Temuan Baru Selama Prakerin ..................................................32
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan.................................................................................................
5.2 Saran...........................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................
DAFTAR RIWAYAT HIDUP.........................................................................

v
HALAMAN PENGESAHAN

Telah dilaksanakan Praktik Kerja Lapangan


mulai tanggal 02 Agustus 2023 s.d 20 November 2023
Di Pusat Pelatihan Pertanian JAMUR FARM CIPANAS

Nama : RENI RAHAYU


NIS : 212210285
Kompetensi Keahlian : AGRIBISNIS TANAMAN
Asal Sekolah : SMK NEGERI 1 CIKALONGKULON

Disahkan pada Tanggal : 2023

Pembimbing Sekolah,
Pembimbing Industri,

Solihin, M.P
Bima Razzaq Rahman
NIP. 19700614 200604 1 003

Ketua Kompetensi Keahlian, Pimpinan Perusahaan,

Lia Gemiliani, M.P Nanang Rahman. SE


NIP. 1971060 5200604 2 018

Kepala Sekolah,

Drs. Jajat Sudrajat


NIP. 19650907 199112 1 001

vi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Kantor Operational


Gambar 2. Struktur Organisasi
Gambar 3. Loging
Gambar 4. Pendinginan
Gambar 5. Inkubasi

vii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Loging
Lampiran 2. Sortir Ring
Lampiran 3. Menghitung Jumlah Baglog
Lampiran 4. Pelipatan Plastik

viii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Praktik Kerja Industri (PRAKERIN)


Perakerin adalah suatu kegiatan pendidikan pelatihan dan pembelajaran yang
dilakukan di dunia usaha atau dunia industri dalam upaya pendekatan atau untuk
meningkatkan mutu para siswa-siswi sekolah menengah kejuruan (AMK). Dengan
adanya perakerin ini diharapkan siswa menambah bekal untuk masa yang akan
mendatang dalam memasuki dunia kerja yang semakin banyak persaingan seperti
sekarang ini.
Sekolah menegah kejuruan (SMK) Keperawatan Kesehatan dituntut untuk dapat
melakukan program PERAKERIN di rumah sakit agar siswa-siswinya dapat menerapkan
ilmu pengetahuan keterampilan dan sikap keperawatan sesuai dengan etika keperawatan
serta aturan-aturan keperawatan dalam bertugas.
Kegiatan perakerin merupakan salah satu bentuk kegiatan dari sekian banyak visi dan
misi SMK Nurul Fallah Cikalongkulon dalam mempersiapkan siswa dan siswinya untuk
memasuki dunia industri dan dunia usaha (DI/DU)
Nantinya. Dunia industry dan dunia usaha tersebut nantinya tidak dapat di peroleh
dengan mudah, maka dari itu para siswa tidak hanya dibekali dengan teori belajar saja
tetapi juga pemahaman tentang lingkungan yang akan mereka hadapi setelah sekolah.
Kegiatan perakerin dilaksnakan sesuai dengan kemampuan atau kejuruan yang terdapat
pada masing-masing siswa.

1.2 Tujuan praktik kerja industry (PRAKERIN)


1. Mendekati siswa dengan dunia praktik yang sesungguhnya sebagai tindak lanjut
praktik sekolah
2. Memenuhi tuntutan kurikulum
3. Mengetahui secara langsung pengaplikasikan dari teor yang diperoleh dari bangku
sekolah
4. Mengetahui antara perbandingan antara teori dan ilmu yang diperoleh selama sekolah
dengan praktik di lapangan
5. Meningkatkan hubungan kerja sama antara sekolah dengan puskesmas.
6. Meningkatkan kedisiplinan dan tanggungjawab dalam kerja
7. Memperoleh wawasan tentang dunia kerja yang diperoleh dilapangan
8. Membeerikan kesempatan masuk penempatan kerja
9. Mengaplikasikan ilmu dan keterampilan yang telah diperoleh pada masa sekolah dan
menabah wawasan juga pengalaman.

1.3 Manfaat penulisan laporan


A. Bagian penyusun :
1. Memberikan infromasi mengenai teknologi terbaru atau produk yang dihasilkan
oleh dunia kerja

1
2.Mengaplikasikan pengetahuan teori dibangku sekolah dalam dunia kerja
3.Mengukur kemampuan diri sendiri
4.Memberikan infromasi tentang dunia kerja
5.Memenuhi salah satu persyaratan untuk mengikuti ujian akhir sekolah dan ujian
nasional.
B. Bagian Sekolah :
1. Sekolah dan siswa dapat mengidentifikasikan diri sendiri seberapa jauh jarak
antara praktik sekolah dengan praktik lapangan
2. Sekolah dapat melakukan penyempurnaan peroses pembelajaran
3. Sekolah dapat melakukan penyempurnaan kurikulum
4. Memberikan gambaran dunia kerja yang sesungguhnya kepada siswa
5. Melatih siswa untuk mandiri,disiplin
6. Melatih siswa untuk bertanggung jawab
7. Melatih siswa untuk mengaplikasikan atau memperaktikan tindakan-tindakan
keperawatan yang sesuai dengan teori yang diberikan dari sekolah
8. Memberikan pengalaman kerja pada siswa

1.4 Metode penyusunan dan teknik pengumpulan data


Penyusunan laporan ini untuk menggunakan metode dan beberapa teknik penulisan
dengan maksud untuk memudahkan pengumpulan data, sehingga susunan laporan ini
dapat tersusun dengan lebih baik dan sesuai situasi dan kondisi.ada pun metode dan
teknik yang digunakan dalam penyusunan laporan antara lain sebagai berikut :

a. Metode penyusunan laporan ini menggunakan metode deskritif mengargumentasikan


dan memaparkan pemasalahan secara terperinci sesuai dengan data dan fakta yang
ada.
b. Teknik penyusunan adalah sebagai berikut :
1. Wawancara
Wawancara dilakukan dengan cara percakapan langsung dan klien, keluarga dan
perawat ruangan
2. Observasi
Pengumpulan data dengan pengamatan secara langsung dan sistematis.
3. Studi kepustakaan
Dalam penulisan makalah ini penulisan menggunakan system kepustakaanya itu
dengan membaca, mempelajari,memahami buku, dan sumberlain untuk
mendapatkan hasil tentang asuhan keperawatan pada pasien dermatitis.
1.5 Lokasi dan waktu pelaksanaan prakerin
1. Lokasi
Tempat melaksanakan prakerin di UPTD PUSKESMAS CIKALONGKULON,
Dilaksanakan dalam kurun waktu kurang lebih 5 bulan, mulai dari 3 juli S/d 2 november
2024.

2. Waktu Pelaksanaan Kerja Puskesmas

2
Dari jam 07:00 s/d 14:00

1.7 Sistematik penulisan

Sistematik penullisan laporan di bagi menjadi bebeerapa bab, secara terpisah dan
terperinci sehingga memudahkan pembaca untuk memahami serta mengambil kesimpulan
dari makalah yang penulis bahas. Sistematika laporan yang di gunakan adalah sebagai
berikut :

BAB 1 PENDAHULUAN

Penulisan membahas tentang latar belakang, batasan masalah, tujuan dan kegunaan,lokasi
dan pelaksanaan serta syestemmatika penyusunan laporan.

BAB II kajian pustaka

1. Penulisan membahas tentang pengertian,definisi,dan menjelaskan tentang diagnose


penyakit.
2. Konsep teori Dermatitis.

BAB III LAPORAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI

penulis membahas tentang sejarah singkat UPTD puskesmas Cikalongkulon dan


menganalisis kasus asuhan keperawatan selama prakerin.

BAB IV PERBANDINGAN ANTARA TEORI DAN PRAKTIK

Penulis membahas tentang analisa perbandingan antara teori dan praktik, hmbatan dan
permasalahan yang ditemukan serta alternative pemecahan masalah.

BAB V PENUTUP

Penulis memberikan kesimpulan dan saran yang berhubungan daengna materi laporan tentang
plaksanaan prakerin.

3
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Puskesmas
Pusat kesejatan masyarakat (puskesmas) adalah salah satu sarana pelayanan kesehatan
masyarakat yang amat penting diindonesia. Puskesmas adalah unit pelaksanaan teknis
dinas kabupaten atau kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan
kesehatan di suatu wilayah kerja (Depkes,2011)
2.2 Pengertian puskesmas
Puskesmas merupakan kesatuan organisasi fungsional yang menyelenggarakan upaya
kesehatan yang bersifat menyeluruh, terpadu, merata dapat terima dan terjangkau oleh
masyarakat dengan peran serta aktif masyarakat dan menggunakan hasil pengembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi tepat guna , dengan biaya yang dipukul oleh pemerintah
masyarakat luas guna mencapai derajat kesehatan yang optimal, tanpa mengabaikan
mutu pelayanan kepada perorangan(Depkes,2009).
Puskesmas adalah suatu unit pelaksanaan fungsional yang berfungsi sebagai pusat
pembangunan kesehatan,pusat pembinaan peran serta masyarakat dalam bidan kesehtan
serta pusat pelayanan kesehtan tingkat pertama yang menyelenggarakan kegiatan secara
menyeluruh,terpadu dan berkesimbungan pada suatu masyarakat yang bertempat tinggal
dalam suatu wilayah tertentu (AZwar,2010).sedangkan menurut kementerian kesehatan
RI, (2014) dalam permenkes no.75 tahun 2014 menyatakan bahwa pusat kesehatan
masyarakat yang selanjutnya disebut puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan
yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perorangan
tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif,untuk
mencapai derajat kesehatan masyarakat yang tinggi tingginya diwilayah kerjanya.
Puskesmas sebagai tulang punggung.
Penyelenggaraan upaya pelyanan kesehatan dasar bagi masyaraka diwilayah kerjanya
berperan menyelenggarakan upaya kesehatan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan
dan kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk agar memperoleh derajat esehatan
yang optimal, sehingga untuk melaksnakan upaya kesehatan baik upaya kesehatan
tingkat pertama dan upaya kesehtana perorangan tikan pertama dibutuhkan managemen
puskesmas yang dilakukan secara terpadu dan berkesinambungan agar menghasilkan
kinerja puskesmas efektifdan efisien (kementerian kesehatan RI,2016).

2.3 Tujuan puskesmas


Adapun tujuan pembangunan kesehatan yang diselenggarakan puskesmas yang tertera
pada peraturan menteri kesehtan republic Indonesia nomor 75 thun 2014 pasal 2 yang
mana tujuan tersebut yaitu :
a) Untuk mewujudakan masyarakat yeng memiliki perilaku sehat yang meliputi
kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehta.

4
b) Untuk mewujudkan masyarakat yang mampu menjangkau pelayanan kesehtan
bermutu.
c) Untuk mewujudkan masyarakat yang hidup dalam lingkungan sehat.
d) Untuk mewujudkan masyarakat yang memiliki derajat kesehtan yang optimal, baik
individu, keluarga , kelompok dan masyarakat.
2.4 Tugas Dan pungsi puskesmas
Ada tiga fungsi pokok puskesmas yaitu:
1. Sebagai pusat pembangunan kesehatan masyarakat di wilayahnya
2. Membina peran serta masyarakat di wilayah kerjanya dalam rangka meningkatkan
kemampuan untuk hidup sehat
3. Memberikan pelayan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat
di wilayah kerjanya.

Peroses dalam melaksanakan fungsinya:

1. Merangsang masyarakat termasuk swasta untuk melaksanakan kegiatan dalam rangka


menolong dirinya sendiri.
2. Memberikan petunjuk kepada masyarakat tentang bagaimana menggali dan
menggunakan sumberdaya yang ada secara efektif dan efisien
3. Memberi bantuan yang bersifat bingbingan teknis materi dan rujukan medis maupun
rujukan kesehatan kepada masyarakat dengan ketentuan bantuan tersebut tidak
menimbulkan ketergantungan.
4. Memberi pelaynan kesehatan langsung kepada masyarakat.
5. Bekerja sama dengan sector-sektor yang bersangkutan dalam melaksanakan program
puskesmas.

Kegiatan pokok puskesmas


Berdasarkan buku pedoman kerja puskesmas yang terbaru ada beberapa usaha pokok
kesehatan yang dapat dilakukan oleh puskesmas, itupun sangat tergantung kepada
factor tenaga sarana dan prasarana serta biaya yang tersedia.

2.5 Jenis Dan Kalasifikasi Puskesmas


Terdapat dua jenis puskesmas menurut Depertemen Kesehatan RI (2001) yaitu
puskesmas perawatan dan puskesmas nonperawatan
a) Puskesmas perawatan (Rawat Inap)
Dalam rangka mengembangkan layanan kesehatan, perovensi jawa Timur
berupaya mengembangkan fungsi layanan puskesmas yakni puskesmas non
perawatan dan puskesmas perawatan ( rawat inap). Menurut Setiawan (2012) upaya
Provensi Jawa Timur tersebut bertujuan untuk meningkatkn akses masyarakat dalam
perawatan dan pengobatan. Puskesmas rawat inap didefinisikan pula sebagai
puskesmas yang dilengkapi ruangan tambahan dan fasilitas untuk menyelmatkan
pasien gawat darurat dan tindakan yang diberikan adalah tindakan operatif terbatas
dan rawat inap sementara ( EFFendi, 2009). Rawat inap pasien dilakukan paling
sedikit 24 jam perawatan.

5
Puskesmas perawatan adalah puskesmas yang berdasarkan Surat Keputusan
Bupatai atau WaliKota menjalankan fungsi perawatan dan untuk menjalankan
fungsinya diberikan tambahan ruangan dan fasilitas rawat inap yang sekaligus
merupakan pusat rujukan antara (Depertemen Kesehatan RI,2007).
Puskesmas perawatan (rawat inap) berfungsi sebagai pusat rujukan Pasien yang
gawat darurat sebelum dibawa kerumah sakit. Tiindakan operatif terbatas seperti
kecelakaan lalu lintas, persalinan dengan penyulit dan penyakit lain yang bersifat
gawat darurat. Puskesmas perawatan sebagai puskesmas rawat inap tingkat pertama
memberikan pelayanan kesehatan yang meliputi observasi, diagnose, pengobatan,
rehabilitas medik dengan tinggal di ruang rawat inap puskesmas (Kepmenkes nomor
28/MENKES/SK/IX/2008)
b) Puskesmas Non perawatan
Jenis puskesmas non perawatan hanya melakukan pelayanan Kesehatan rawat
jalan (Direktorat) penelitian dan pengabdian Masyarakat Insitut Teknologi Telkom,
2012). Permenkes No.029 tahun 2010 menyebutkan kegiatan di pelayanan kesehatan
rawat jalan yakni observasi, diagnosis, pengobatan, dan atau pelayanan kesehatan
lainnya tanpa dirawat inap.

Klasifikasi puskesmas

1. Puskesmas Pembantu
Unit pelayanan kesehatan yang sederhana dan berfungsi menunjaring dan
membantu melaksanakan
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan puskesmas dalam ruang lingkup wilayah
yang lebih kecil.
2. Puskesmas Keliling
Unit pelayanan kesehatan keliling yang di lengkapi dengan kendaraan
bermotor dan peralatan kesehatan,
Peralatan kedinunikasi sera sejumlah tenaga yang berasal dari puskesmas.
Memberi pelayanan kesehatan daerah terpencil,
Melakukan penyelidikan KLB, transport rujukan untuk pasien, dan
3. Bidan Desa
Bagi desa yang belum ada fasilitas pelayanan kesehatan ditempatkan seorang
bidan yang bertempat
Tinggal di desa tersebut dan bertanggung jawab kepada kepala puskesmas.
Tugas utama bidan desa adalha membina PSM, memberikan pelayanan,
menerima rujukan dari masyarakat.
4. Pondok Bersalin Desa
Adalah Bentuk Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) yang
didirikan dengan bantuan
Pemerintah atau masyarakat atas dasar musyawarah untuk memberikan
pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak/Keluarga Berencana (KIA/KB) serta
pelayanan kesehatan lainnya yang sesuai dengan kemampuan bidan.
5. Pos Kesehatan Desa (Poskesdes)

6
Adalah Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM)
17 yang dibentuk di desa dalam rangka mendekatkan atau menyediakan
pelayanan kesehatan dasar bagi masyarakat desa.
a. Puskesmas tipe A dipimpin oleh dokter secara penuh.
b. Puskesmas tipe B dipimpin oleh dokter secara tidak penuh
c. Puskesmas tipe C dipimpin oleh para medis.

2.2.1 Konsep Teori Dermatitis

2.2.2 Pengertian Dermatitis

Dermatitis kontak adalah peradangan yang di sebabkan oleh kontak demngan suatu zat
tertentu, ruamnya terbatas pada daerah tertentu dan seringkali memiliki batas yang tegas,
dermatitis adalah peradangan kulit (epidermis dan dermis) sebagai respon terhadap
faktoeksogen dan atau paktor endogen, menimbulkan kelainan kelinis berupa floresensi
polimofri (eritema, edema, papul, vesikel, akuama,likenfikasi) dan keluhan gatal.

2.2.3 Gejala Dermatitis Kontak

Gejala dermatitis kontak bervariasi mulai dari kemerahan yang ringan dan hanya sekejap
sampai kepada pembengkakan hebat dan lepuhan kulit, kadang bersisik, berair. Ruam
seringkali terdiri dari lepuhan kecil yang terasa gatal. Pada awalnya ruam hanya terbatas
didaerah yang kontak langsung dengan alergi tetapi selanjutnya ruam bisa menyebar. Ruam
bisa kecil atau menutupi area.

2.2.4 Etologi Dermatitis

Zat-zat yang dapat menyebabkan Dermatitis Kontak yaitu dapat melalui dua cara
dermatitis kontak iritan dan dermatitis kontak alergi. Dermatitis iritan merupakan reaksi
peradangan kulit secara langsung tanpa didahului proses sensitifikasi sebaliknya

dermatitis kontak alergi terjadi pada seseorang yang telah mengalami sensitifitas terhadap
suatu allergen.

a) Dermatitis Kontak Iritan

Dermatitis Kontak Iritan adalah kondisi dimana kulit mengalami ruam merah dan gatal
setelah erkena langsung dengan suatu benda. munculnya dermatitis jenis ini bersipat iritan
misalnya bahahan pelarut, deterjen, minyak pelumas, peptisida, alkali, dan serbuk kayu.

Selain bahan-bahan tersebut dermatitis kontak iritanini juga disebabkan lama kontak,
kekerapan, suhu dan kelembapan lingkunganjuga ikut berperan. Faktor individu juga dapat
berpengaruh pada dermatitis kontak iritan misalnya perbedaan ketebalan kulit di berbagai
tempat kelainan kulit timbul akibat kerusakaan sel yang disebabkan oleh bahan iritan melalui
kinerja kimia dan fisik. Iritan yang kuat memberikan gejala akut, sedangkan iritan lemah
memberikan gejala kronis.

7
Upaya pengobatan dermatitis kontak iritan yang terpenting menghindari panjanan bahan
irirtan, baik yang bersifat mekanik, fisik maupun kimia. Maka dermatitis kontak iritan akan
sembuh dengan sendirinya. Untuk mengatasi radang dapat diberikan kortikosteroid,
pemakaian alat pelindung diri bagi mereka bekerja dengan bahan iritan sebagai salah satu
upaya pencegahan.

b) Dermatitis Kontak Alergi

Bila di bandingkan dengan dermatitis kontak iritan jumlah penderita dermatitis


kontak alergi lebih sedikit karena hanya mengenai orang yang keadaan kulitnya sangat
peka .jumlah penderita dermatitis kontak alergik maupun dermatitis kontak irirtan makin
bertambah seiring bertambahnya jumlah produk yang mengandung kimia yang dipakai oleh
masyarakat. Berbagai factor berpengaruh dalam timbulnya dermatitis kontak alergik yaitu
sensitifitas allergen, dosisi per unit area, luas daerah yang terkena, lama panjanan,
kelembapan lingkungan, pH. Juga factor individual misalnya keadaan kulit pada lokasi
kontak. Seseorang bias saja sudah biasa menggunakan suatu zat selama bertahun-tahun tanpa
masalah. Penyebeb dari dermatitis kontak alergi, meliputi: kosmetik, senyawa kimia,
tanaman, obat-obatan, zat kimia yang digunakan dalam pengelolahan pakaian. Dampak yang
terjadi umumnya adalah gatal-gatal dan terjadi kelainan kulit.

Kelainan kulit bergantung kepada keparahan dermatitis dan lokalisasinya. Dermatitis


kontak alergik dapat timbul di kelopak mata, penis, skrotum, tangan, lengan, wajah, telinga,
leher, badan, genetalia, paha dan tungkai bawah. Hal yangperlu di

perhatikan pada pengobatan dermatitis kontak alergi adalah upaya pencegahan terulang
kontak kembali dengan allergen penyebab dan menekan kelainan kulit yang timbul.
Kortikostreroid dapat diberikan dalam jangka pendek untuk mengatasi peradangan
pada penderita dermatitis kontak alergi

2.2.5 patofisiologi
Dermatitis kontak alergi selalu diawali dengan adanya paparan atau kontak
langsung dengan agen penyebab alergi atau disebut sebagai allergen.
2.2.6 manifestasi kelinis (tanda Gejala)
a. gatal yang kdang sangat hebat disertainyeri, sehingga dapat menganggu
b. lesi akut berupa vesikel dan papulo vesikel (0,3-1,0 cm), kemudian
membesar dengan cara berkonfluensi atau meluas kesamping, sedikit
edimatosan dan berbatasan tegas.
c. Ukuran lesi bisa mencapai garis tengah berukuran 5 cm atau lebih. Jumlah
lesi dapat hanyasatu. Dapat pula banyak dan tersebar. Bilateral/simetris
dengan ukuran berfariasi dari miliar sampai nummular, bahkan pelakat.
d. Tempat predileksi biasanya terdapat pada tungkai bawah, badan lengan
termasuk punggung tangan.
2.2.7 masa inkubasi
Masa inkubasi adalah waktu dari saat penyebab penyakit masuk dalam tubuh
sampai tanda-tanda dan gejala penyakit muncul. Ditinjau dari masa

8
inkubasi penyakit dermatitis. Massa inkubasi terpendek adalah 2 tahun untuk
pekerja penata rambut, 3 tahun untuk pekerja industry makanan, 4 tahun untuk
petugas kesehatan dan pekerjaan yang berhubungan demngan logam.
2.2.8 Cara Penularan
Cara penularan untuk dermatitis tergantung pada bahan yang berkontak,
konsetrasi bahan kontak, lamanya berkontak. Lingkungan yang buruk
merupakan media penularan dermatitis kontak yang cepat, karena lingkungan
dengan sanitasi yang buruk dapat menimbulkan banyak kuman contohnya: air
laut yang naik kedaratan bercampur sampah rumah tangga, akibatnya banyak
para warga yang menderita penyakit dermatitis kontak akibat sering terkena air
rob.

2.2.9 Cara Pemberantasan

a. Pencegahan (preventif)

1) Meningkatkan sanitasi lingkungan

Sanitasi lingkungan yang memenuhi syarat dapat meningkatkan kesejahteraan.


Lingkungan yang sanitasinya buruk dapat menjadi sumber berbagai penyakit yang dapat
mengganggu kesehatan manusia. Agar terhindar dari berbagai penyakit maka lingkungan
harus harus selalu terjaga sanitasinya. Apabila kesehatan terganggu, maka akn mempengaruhi
kesejahteraan masyarakat. Oleh karena itu upaya sanitasi lingkungan menjadi bagian penting
dalam meningkatkan kesejahteraan.

2) Membuat rumah sehat

Rumah yang sehat akan mempengaruhi kondisi penghuninya karena sebagian besar
aktifitas manusia dihabiskan di dalam rumah karena itu rumah yang kotor dapat
mempengaruhi perkembangan fisik dan mental penghuninya. Selain sehat rumah juga harus
aman dan nyaman dan jangan lupa untuk memperhatikan estetika. Kreteria rumah sehat
adalah sirkurasi lancer, penerangan sinar yang memadai, air yang bersih, pembuangan limbah
yang terkontrol, ruangan yang tidak tercemar, bebas dari hewan pengganggu.

3) Menjaga Kesehatan

Menjaga kesehatan salah satunya dapat dilakukan dengan menjaga kebersihan


lingkungan. Lingkungan yang tidak sehat atau kotor dapat menimbulkan masalah kesehatan.
Perilaku hidup yang tidak sehat seperti membuang sampah sembarangan, tidak cuci tangan
sebelum dan sesudah makan, buang air besar atu kecil sembarangan, mandi atau mencuci
baju dengan menggunakan air yang sudah tercemar. Perilaku ini dapat mengundang
timbulnya berbagai penyakit.

Lingkungan dapat berperan menjadi penyebab langsung, sebagai factor yang


berpengaruh dalam menunjang terjangkitnya penyakit sebagai medium trasmisi penyakit dan

9
sebagai factor yang mempengaruhi perjalanan penyakit. Udara yang tercemar akan
mengakibatkan gangguan sitem pernapasan. Air minum menjadi tercemar dan berakibat
menimbulkan penyakit seperti sakit perut. udara yang

lembab dapat berpengaruhi timbulnya penyaki tyang disebabkan oleh virus dan bakteri, air
dan udara dapat pula menjadi medium perpindahan penyakit dan factor yang mempengaruhi
perjalanan penyakit. Factor lingkungan sangat berpengaruh terhadap kesehatan penduduk.
Limbah cair dan padat yang berasal dari aktivitas manusia dan limbah yang berasal dari
dalam tubuh manusia dibuang ke lingkungan langsung tanpa peroses terlebih dahulu akan
menyebabkan penurunan kesehatan manusia. Lingkungan yang kotor akibat pembuangan
limbah, limbah ini akan menimbulkan berbagai jenis penyakit.

4) Menghidari Kontak Allergen

Pencegahan dermatitis kontak iritan dan kontak alegi merupakan hal yang sangat
penting untuk dilakukan di lingkungan rumah, beberapa hal dapat di laksanakan misalnya

pencegahan yang paling penting yaitu selalu menghidari kontak dengan sabun yang
keras/deterjen, bahan-bahan pelarut, menggunakan

sarung tangan ketika bekerja, menggunakan mesin cuci ketika mencuci baju, menggunakan
sikat bergagang panjang, menggunkan air yang bersih untuk mandi, kulit yang sakit harus
sering dilumuri dengan emolien. Riwayat penyakit yang diderita haus ditanyakan karena
dapat mengungkapkan panjanan yang tidak diketahui terhadap zat-zat iritan atau alergi.

2.2.10 Faktor-faktor penularan Dermatitis Kontak

Faktor-faktor resiko terjadinya dermatitis secara umum antara lain predisposisi


genetic, social ekonomi, polusi lingkungan, jumlah anggota keluarga. Sedangkan factor-
faktor pencetus terjadinya dermatitis secara umum antara lain alergi, bahan iritan, infeksi,
factor psikis dan lain-lain. Faktor-faktor yang terkait dengan dermatitis kontak dipengaruhi
oleh 2 faktor penularan factor eksogen (dari luar) dan factor endogen (dari dalam).

a.Faktor eksogen

Merupakan faktor yang mempengaruhi terjadinya dermatitis kontak. Beberapa faktor berikut
dianggap memiliki pengaruh terhadap terjadinya dermatitis kontak.

1) Kontak Bahan Kimia

Bahan kimia merupakan penyebab utama dari penyakit kulit dan gangguan pekerjaan
kontak. dengan bahan kimia merupakan penyebabterbesar dermatitis kontak akibat kerja.
Bahan kimia untuk dapat menyebabkan kelainan pada kulit ditentukan dari ukuran
molekul, daya larut dan konsentrasi.melalui kontak yang cukup lama dan konsentrasi
yang tinggi, bahan kimia dapat menyebabkan kelainan kulit berupa dermatitis
kontakiritan atau dermatitis kontak alergi (suryani 2011).

10
2) Kelembapan

Keputusan menteri kesehatan No.1405/Menkes/SK/XI/2002 tentang nilai ambang


batas kesehatan lingkungan kerja, membatasi kelembapan lingkungan kerja yaitu pada
kisaran 40-60%. Salah satu penyebab dermatitis disebabkan oleh kelmbabapan yang tinggi
selain disebabkan oleh suhu yang tinggi. Pada proporsi pada populisasi yang mengalami
dermatitis kontak pada kelembabpan <65% sebesar 74% sedangkan proporsi pada populasi
yang mengalami dermatitis kontak dengan kelembapan >65% pada penelitian tidak ada
perbedaan antara factor kelembapan dengan terjadinya dermatitis kontak.

3) Suhu

Dermatitis kontak iritan dan alergi dipengaruhi oleh factor-faktor seperti bahan yang
bersifat irirtan, lama kontak, kekerapan, adanya oklusi yang menyebabkan kulit lebih
membandel , trauma fisik juga suhu dan kelembapan lingkungan. Berdasarkan

Kepmenkes No.1405/MenKes/SK/XI/2002 tentang nilai ambang batas kesehatan lingkungan


kerja,suhu udara yang dianjurkan adalah 18-28 C.Dermatitis disebabkan oleh lingkungan
yang ekstrim termasuk suhu yang tingg, tetapi pada penelitian menunjukan bahwa tidak
terdapat hubungan yang signifikan antara dermatitis kontak dan suhu ruangan.

4) Frekuensi dan lama Kontak

Frekuensi kontak yang berulang untuk bahan yang mempunyai sifat sensitasi akan
menyebabkan terjadinya dermatitis kontak alergi yang mana bahan kimia dengan jumlah
sedikit akan menyebabkan dermatitis berlebihan baik luasnya maupun beratnya tidak
proposional. Olehkarena itu upaya menurunkan terjadinya dermatitis kontak akibat kerja
adalah frekuensi kontak dengan bahan kimia.

Kontak dengan bahan kimia yang bersifat iritan dan allergen secara terus menerus
akan menyebabkan kulit pekerja mengalami kerentanan mulai dari tahap ringan sampai tahap
yang berat. Lama kontak adalah jangka waktu pekerja berkontak dengan bahan kimia dalam
hitungan jam/hari, setiap pekerja memiliki lama kontak yang berbeda-beda sesuai dengan
proses kerjanya.

Semakin lama berkontak dengan bahan kimia maka peradangan atau iritasi kulit dapat terjadi
sehingga menimbulkan kelainan kulit.

c) Faktor Endogen

Faktor endogen adalah factor yang berasal dari dalam dan turut berpengaruh terhadap
terjadinya dermatitis kontak meliputi:

1) Faktor genetic

11
Telah diketahui bahwa kemampuan untuk meredukusi radikal bebas, perubahan
kadar enzim antioksidan, dan kemampuan melindungi protein dari trauma panas, semuanya
diatur oleh genetic. Dan predisposisi terjadinya suatu reaksi pada tiap individu berbeda dan
mungkin sepesifik untuk bahan kimia tertentu.

2) Personal hygiene

Kebutuhan personal hygine tidak memandang usia, karena organisme penyebab


penyakit bias berkembang biakdimanapun, maka dari itu, personal hygine harus
ditanamkan sejak dini agar anak-anak terbiasa melakukannya di lingkungan rumah,
sekolah maupun bermainnya hingga dewasa (kusmiyati dan muhlis, 2019).
Pentingnya pemeliharaan personal hygiene bertujuan untuk meningkatkan derajat
kesehatan , memelihara kebersihan diri sendiri, memperbaiki personal hygiene ,
mencegah timbulnya penyakit, meningkatkan rasa percaya diri dan keyamanan.

3) Setatus Gizi

Asupan makanan yang kurang yang terutama sam folat dan vitamin B12 sangat
berpengaruh terhadap produksi sel darah putih. Gizi yang kuramg disebabkan karena tidak
terpenuhinya tingkat kecukupan pangan dan gizi yang

dikonsumsi. Setatus gizi adalah keadaan tubuh yang sehat akibat adanya penyerapan
makanan di dalam tubuh. Dengan tercukupinya gizi yang baik dan kekebalan tubuh yang
baiksehingga tidak mudah terserang penyakit.

4) riwayat alergi

Seseorang yang ssebelumnya sedang menderita penyakit kulit atau memiliki riwayat
alergi akan lebih mudah mendapatkan dermatitis, karena fungsi perlindungan kulit sudah
berkurang akibat dari penyakit kulit sebelumnya, fungsi perlindungan yang dapat menurun
antara lain hilangnya lapisan kulit, rusaknya saluran kelenjar keringat dan kelenjar minyak
serta perubahan PH kulit.

2.2.11 Sanitasi Lingkungan

Sanitasi lingkungan adalah setatus kesehatan suatu lingkungan yang mencakup


perumahan, pembuangan kotoran, penyediaan air bersih, dan sebagainya. Persyaratan
kesehatan perumahan dan pemukiman adalah ketentuan teknis kesehatan yang wajib dipenuhi
dalam rangka melindungi penghuni dan masyarakat yang bermukim di perumahan atau
masyarakat sekitar dari bahaya atu gangguan kesehatan.

Penyakit kulit merupakan salahsatu penyakit yang berhubungan dengan lingkungan


dan perilaku manusia factor yang lain berperan dalam penularan penyakit kulit adalah social
ekonomi yang rendah, hygiene perseorangan yang jelek, lingkungan yang tidak saniter dan
perilaku yang tidak mendukung kesehatan. Lingkungan merupakan segala sesuatu yang
terdapat di sekeliling manusia baik benda hidup maupun benda mati. Berdasarkan peraturan

12
kementrian RI No. 728/BM/DJ/BPSM/VI lingkungan sehat dapat diukur melalui penyediaan
air bersih, pembuangan sampah, ketersediaan jamban, dan pembuangan. Hasil dari

pengukuran jika kondisi lingkungan dan rumah dalam keadaan bersih / terpelihara maka akan
berdampak pada kesehatan penghuninya, selain itu akan menimbulkan semangat hidup yang
lebihjuga akan menjadi lebih sehat karena tidak mudah terpapar oleh berbagai jenis kuman
penyebab penyakit seperti penyakit kulit dan ISPA. Persyaratan kontruksi bangunan
khususnya lubang udara menurut Kemkes No 829 tahun 1999 tentang persyaratan kesehatan
perumahan yaitu memiliki lubang ventilasi alami yang permanen minimal 10% dari luas
lantai sedangkan untuk luas kamar tidur minimal 8 m.

Dilihat dari sanitasi lingkungan penyakit dermatitis dapat terjadi melalui :

1.Air

Air merupakan suatu sarana untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat


karena air merupakan salah satu media dari berbagai macam penularan penyakit.
Menurut hasil penelitian kualitas air bersih yang tidak memenuhi sayarat

lebih beresiko untuk terjadi penyakit kulit dibandingkan memenuhi syarat.


Terdapat beberapa hal yang dapat mempengaruhi kejadian penyakit kulit diantaranya sumber
air bersih karena penyakit kulit merupakan penyakit yang berbasis pada persyaratan air bersih
dan sarana air bersih yang tidak memenuhi syarat karena letaknya yang sangat berdekatan
dengan septic tank, selokan, sungai dan sumber pencemaran lainnya sehingga dimungkinkan
sumber pencemaran tersebut membawa kotoran manusia ataupun kotoran lain yang dapat
mencemari kualitas air bersih secara kimia dan biologi.

2.Genangan Air Bercampur Sampah Rumah Tangga

Genangan air adalah sisa air yang dibuang yang berasal dari rumah tangga, atau
industri. Pada umumnya genangan bercampur sampah dan limbah ini mengandung bahan
atau zat yang membahayakan. Sesuai zat yang terkandung didalam genangan air, apabila di
biarkan saja dapat menyebabkan gangguan kesehatan masyarakat seperti demam berdarah,
gatal-gatal, dan gangguan pernapasan. Keadaan saluran pembuangan air limbah yang tidak
mengalir lancer, dengan berbentuk SPAL yang tidak tertutup diberbagai tempat sehingga air
limbah menggenang ditempat terbuka berpotensi sebagai tempat berkembang biak vektor dan
bernilai negative dari aspek estetika. Sedangkan sampah rumah tangga yang di buang
disembarang tempat tanpa ada tindakan akan mengalami pembusukan sehingga akan
menimbulkan bau busuk.

3.Cuci Tangan

Mencuci tangan adalah salah satu tindakan sanitasi dengan membersihkan tangan
dari mikroorganisme yang menempel pada kulit dengan menggunakan air ataupun cairan
lainnya. Kebersihan tanggan memiliki peran yang sangat penting dalam rangka menjaga
kesehatan dan mencegah penyebaran bibit penyakit. Namun pada kenyataan nya potensi
untuk terkena dermatitis itu tetap ada.kesalahan dalam melakukan cuci tangan dapat menjadi

13
salahsatu penyebab. Namun demikian mencuci tangan dengan sabun yang terlalu sering dapat
merusak lapisan tanduk. Dermatitis keratin. Menyingkirkan lapisan lemak tanduk dan
mengubah daya ikat air. Keadaan tersebut merupakan awal akan terjadinya peroses iritasi
oleh karena itu dalam rangka mencegah kejadian dermatitis kontak akibat pengaruh mencuci
tanagan maka WHO dalam national Campaign for Handwashing With Soap (2007)telah
menunjukan mencuci tangan pakai sabun dengan benar yaitu basuh tangan dengan air yang
mengalir, keringkan tangan dengan menggunakan kain lap yang bersih dan kering. Untuk
menjaga kebersihan tangan yang perlu dilakukan adalah mencuci tangan sebelum melakukan
aktivitas, mencucitangan sesudah buang air besar, serta mencuci tangan sebelum makan.

4.Pembuangan Sampah dan Mikroorganisme

Sampah adalah suatu bahan atau benda yang terjadi karena berhubungan dengan
aktifitas manusia yang tidak terpakai lagi, tidak disenangi dan di buang dengan cara-car
saniter kecuali buangan yang berasal dari tubuh manusia. Penanganan sampah yang tidak
baik dapat menimbulkan pencemaran sebagai berikut.

(a. Sampah dapat menimbulkan pencemaran pada udara, akibat gas-gas yang terjadi dari
penguraian sampah terutama menimbulkan bau yang tidak sedap. Selain itu sampah
mengakibatkan mengganggu penglihatan yaitu suatu area yang kotor yang mencemari
rasa estetik.
(b. Tumpukan sampah yang menggunung dapat menimbulkan kondisi lingkungan fisik
dan kimia yang tidak sesuai dengan kondisi lingkungan normal. Kondisi ini
mengakibatkan terganggunya kehidupan manusia dan mahluk lain di lingkungan
sekitar.
(c. Kadar oksigen di area prmbuangan sampah menjadi berkurang akibat peroses
penguraian sampah menjadi senyawa lain yang memerlukan oksigen yang diambil
dari udara sekitarnya. Berkurangnya oksigen didaerah pembuangan sampah
menyebebkan gangguan terhadap mahluk sekitarnya.
(d. Dalam peroses penguraian sampah di hasilkan gas-gas yang dapat membahaykan
kesehatan. Berupa gas-gas beracun dan dapat mematikan.
(e. Sampah yang tidak teruraikan dalam waktu yang lama akan mencemari tanah dan
menimbulkan bau yang busuk hal ini berpotensi menjadi sumber penyakit yang
berasal dari bakteri. Sedangkan sampah yang tidak dapat terurai dalam waktu yang
lama bercampur air akan mencemari tanah didalam tanah tersebut dapat sumber air
bersih, air ini tercemar oleh cairan limbah sampah yang mengandung bakteri di
gunakan oleh masyarakat untuk keperluan mandi dan minum. Dari sinilah masyarakat
yang terkena penyakit kulit. Untuk sampah yang busuk sudah pasti merupakan sarang
bakteri E-coli sehingga apabila sampah ini menumpuk di saat musim hujan atau
terjadi rob akan menimbulkan penyakit. Sampah juga biasa mengundang datangnya
berbagai penyakit yang di bawa oleh bakteri, nyamuk, virus, cacing, dan tikus.

14
2.2.12 Perilaku hidup bersih dan sehat

Perilaku hidup bersih dan sehat adalah perilaku yang mencerminkan pola hidup
suatu keluarga yang selalu memperhatikan dan menjaga kesehatan seluruh anggota keluarga.
PHBS di rumah tangga dilakukan untuk mencapai rumah tangga sehat. Rumah tangga sehat
berarti mampu menjaga, meningkatkan, dan melindungi kesehatan setiap anggota rumah
tangga dari gangguan ancaman penyakit. Sehingga perilaku hidup yang tidak sehat adalah
perilaku dalam kehidupan sehari-hari dengan tidak memperhatikan kebersihan rumah dan
lingkungan sekitar seperti membuang sampah sembarangan, tataletak rumah yang tidak
diperhatikan ventilasinya, sumber cahaya, pembuangan limbah rumah tangga, dan kebersihan
diri. Hal-hal tersebut jika dilakukan terus menerus akan menjadikan sarang bakteri dan virus
sehingga menjadikan perilaku tidak sehat. Berdasarkan peraturan kementrian No 39 tahun
2016. perilaku hidup bersih dan sehat dapat diukur melalui 10 indikator yaitu :

1. Pertolongan persalinan oleh petugas kesehatan


2. Imunisasi dan melakukan penimbangan balita secara teratur sesuia jadwal
3. Jamban yang digunakan harus bersih dan tidak bau
4. Ketersediaan air bersih untuk seluruh keluarga
5. Cuci tangan pakai sabun
6. Halaman rumah dalam keadaan bersih dan bebas sampah
7. Mengkonsumsi makanan yang bergizi dan beraneka ragam
8. Tidak menggunakan rokok dan menyalah guinakan NAPZA
9. Tidak ada air limbah yang tergenang
10. Pemberantasan jentik

Sedangkan dari indicator tataan rumah tangga tersebut yang sangat berhubungan
dengan penyakit kulit adalah indicator air bersih yang sangat berhubungan dengan penyakit
kulit adlah indicator air bersih yang digunakan oleh keluarga. Halaman yang bersih bebas
dari smapah, tidak ada air limbah yang tergenang, mencuci tangan dengan air bersih dan
sabun.hasil dari pengukuran jika memiliki perilaku hidup yang tidak sehat maka akan
berdampak pada kesehatan penghuninya, selain itu akan menimbulkan berbagai jenis kuman
penyebab penyakit seperti penyakit kulit. Sasaran PHBS tidak hanya terbatas tentang hygiene
namun harus lebih konprensif dan luas, mencakup perubahan fisik, lingkungan biologi dan

lingkungan social-budaya masyarakat sehingga tercipta lingkungan yang berwawasan


kesehatan dan perubahan perilaku hidup bersih dan sehat. Lingkungan fisik seperti sanitasi
dan hygiene perseorangan, keluarga dan masyarakat, tersedianya air bersih, lingkungan
perumahan, fasilitas mandi, cuci dan kakas, pembuangan sampah, pembuangan limbah.
Lingkungan biologi seperti flora

dan fauna. Lingkungan social-budaya seperti pengetahuan, sikap, perilaku dan budaya
setempat yang berhubungan dengan PHBS.

a. Faktor-faktor yang mempengaruhi PHBS


Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku hidup bersih dan sehat adalah;

15
1) setatus social ekonomi
Personal hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun, pasta gigi, sikat
gigi, sampo, alat mandi yang semuanya memerlukan uang untuk menyediakannya.
Semakin baik setatus ekonomi maka seseorang akan mampu memenuhi kebutuhan
personal hygiene. Kemampuan ekonomi juga berpengaruh terhadap kemampuan
untuk memiliki rumah yang kumuh dan kotor dengan demikian banyak kuman dan
bakteri yang bersarang di dalam rumah tersebut sehingga lebih rentan terkena
penyakit.

2) Pendidikan
Hasil analisi menunjukan adanya hubungan positif dan sangat signifikan
antara tingkat pendidikan dengan setatus kesehatan setelah
dikontrol dari pengaruh variable pengetahuan tentang kesehatan lingkungan.
Hasil ini sejalan dengan berbagai kajian yang menunjukan adanya koreksi kuat
antara tingkat pendidikan anak. pendidikan dengan persamaan (tingkat
pendidikan)
Hal ini sejalan dengan berbagai kajian yang menunjukan adanya korelasi
yang kuat antara tingkat pendidikan dengan setatus kesehatan. Ross dan
Mirowsky dalam penelitianya menyimpulkan, adnya efek positif dari lamanya
(tahun) pendidikan dengan kesehatan yang konsisten, dengan argument
bahwa lamanya tahun sekolah dapat mengembangkan kapasitas kehidupan
yang efektif yang pada akhirnya akan mempengaruhi kesehatan, termasuk
bekerja penuh-waktu. Dapat menjalankan pekerjaan dengan bai.
Meningkatkan kesejahteraan, ekonomi, dapat mengontrol diri, lebih dapat
mendukung social, dan
bergaya hidup sehat. Argument ini didasrkan oleh ‘’human capital theory and
status attainment model’’. (Gary S. Becker, 1964). Sekolah memberikan
keterampilan umum, terutama berkaitan dengan kognitif, keterampilan khusus
yang beerguna untuk bekerja, nilai-nilai social, perilaku dan mempunyai disposis
penting untuk pencapaian suatu tujuan.
Pendidikan tinggi mengajarkan orang untuk berpikir lebih logis dan rasional,
dapat melihat sebuah isu dari berbagai sisi sehingga dapat lebih melakukan
analisis dan memecahkan suatu masalah. Selain itu. Pendidikan tinggi
memperbaiki keterampilan kogritif yang diperlukan untuk dapat dapat terus
belajar di luar sekolah.
Pendidikan meerupakan hal penting bagi pertumbuhan tingkat pendidikan
mempengaruhi kebiasaan sikap, pengetahuan individu dalam melakukan kegiatan
sehari-hri.
3) Kebiasaan seseorang/perilaku
Hubungan kesehatan dengan perilaku sangatlah erat dan saling
berkesinambungan, individu yang sehat akan tercermin dari perilaku yang sehat
pula. Sebaliknya juga perilaku yang yang sehat akan mencerminkan individu
dengan kualitas hidup baik. Perilaku yang sehat juga mendasari tindakan yang

16
dilakukan individu untuk pencegahan penyakit, penjaga kebuugaran. Untuk itu
konsep hidup sehat seperti tingkatan PHBS harus dimiliki tiap individu untuk
meningkatkan kualitas hidup yang sehat.

2.1.3 Hubungan sanitasi lingkungan dengan kejadian dermatitis

Sanitasi berhubungan dengan kesehatan penghuninya artinya jika lingkungan baik


maka sanitasi baik dan sebaliknya sanitasi buruk akan mempengaruhi kesehatan dan
mengakibatkan menurunkan imun. Hal ini terjadi karena sanitasi buruk sesungguh nya
memberikan tempat / habitat yang baik bagi mikroorganisme penganggu. Sumber utama dari
penyakit kulit adalah bakteri dan jamur, bakteri ini akan berdampak pada berbagai macam
penyakit kulit. Kalu sanitsi bersih maka tidak ada bakteri. Contohnya dermatitis kontak dapat
terjadi air laut yang naik kedaratan bercampur sampah rumah tangga masuk

kedalam rumah warga, sehingga banyak bakteri dan virus masuk kedalam rumah dan
menjadikan kotor dan kumuh, akibatnya banyak para warga yang menderita penyakit
dermatitis kontak akibat sering terkena iar rob.

Sanitasi yang baik akan mempengaruhi kesehatan yangbaik artinya karena sanitasi
baikmaka bakteri dan kuman akan berkurang sehingga kejadian penyakit.

kulit akan berkurang atau hilang.tidak adanya penyakit kulit maka tubuh maka akan menjadi
sehat, tubuh yang sehat akan mempengaruhi perilaku seseorang untuk menjadi sehat. Namun
sebaliknya sanitasi yang buruk maka bakteri dan kuman akan berkembang dab tersebar di
mana-mana sehingga kejadian penyakit kulit meningkat. Adanya penyakit kulit maka tubuh
akan mudah terserang, tubuh yang tidak sehat akan mempengaruhi perilaku seseorang untuk
berperilaku tidak sehat.

2.1.4 Hubungan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat dengan Kejadian dermatitis kontak.

Perilaku hidup bersih dan sehat berhubungan dengan sanitasi yang baik artinya
perilaku dalam kehidupan sehari-hari dengan tidap memperhatikan kebersihan rumah dan
lingkungan sekitar seperti membuang sampah sembarangan, tata letak rumah yang tidak
diperhatiakn ventilasinya, sumber cahaya, pembuangan limbah rumah tangga, kebersihan
diri, hal-hal tersebut jika dilakukan terus menerus akan menjadikan sarang bakteri dan virus
sehingga menjadikan perilaku tidak sehat. Dampak lingkungan dan rumah tidak sehat bagi
penghuninya adalah mudah trkena penyakit kulit, hal ini bias terjadi didalam rumah dengan
cara penggunaan handuk yang bergantian, baju kotor ada di mana-mana, penggunaan pakaian
secara bergantian dengan anggota keluarga.

Perilaku hidup bersih dan sehat yang dilihat dari aspek menggunakan air bersih, halam
rumah bersih bebas sampah, tidak ada genangan air limbah. Perilaku orang sehat akan
mempengaruhi sanitasi menjadi baik, karena sanitasi baik maka bakteri dan kuman akan
berkurang sehingga kejadian penyakit kulit akan berkurang dan hilang. Tidak adanya
penyakit kulit maka tubuh akan menjadi sehat, namun sebaliknya perilaku yang buruk akan
mempengaruhi sanitasi yang buruk pula. Karena sanitasi yang buruk maka bakteri dan kuman
akan berkembang dan tersebar di mana-mana sehingga kejadian penyakit kulit meningkat.

17
Adanya penyakit kulit maka tubuh akan mudah terserang, tubuh yang tidak sehat akan
mempengaruhi perilaku seseorang untuk berperilaku tidak sehat.

2.1.5 Hipo Tesis

Hipotesis adalah dugaan sementara yang mengandung pertanyaan-pertanyaan ilmiah, tetapi


masih memerlukan pengujian . hipotesis dalam penelitian ini adalah:

1.ada perbedaan antara sanitasi lingkungan pada desa yang terkena dan tidak terkena air rob
di kec. Cikalong kulon.

2. ada perbedaan antara perilaku hidup bersih dan sehat pada desa yang terkena dan tidak
terkena air rob di kec. Cikalongkulon.

3. ada perbedaan kejadian dermatitis kontak pada desa yang terkena dan tidak terkena air rob
di kec. Cikalongkulon.

18
BAB III

LAPORAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI


3.1 Profil UTD Puskesmas Rawat Inap Cikalongkulon

3.1.1 Sejarah Singkat

Puskesmas Cikalongkulon Kabupaten Cianjur awalnya berdiri pada tahun 1960,


awalnya terletak di Kp. Kaum Tengah Desa Sukagalih dengan luas Bangunan 68 m2,
dan pegawai yang bertugas hanya 4 orang. Pada tahun 1975 pindah ke Jl. Aria
Wiratanudatar Kp. Kaum Kulon RT. 004/006 Desa Sukagalih Kec. Cikalongkulon Kab.
Cianjur. Tahun 2015 jumlah pegawai mencapai 59 Orang yaitu terdiri dari PNS : 28, PTT
: 14 dan honorer/Sukwan : 17. Dengan jumlah dokter 3 orang dengan dokter umum 2
orang dan dokter gigi 1 orang.
Pada tahun 2009 Puskesmas Rawat Inap Cikalongkulon menjadi Puskesmas
Rawat Inap (Dengan Tempat Perawatan) dan menerima persalinan. dan statusnya
berubah menjadi Puskesmas Rawat Inap PONED Tahun 2010.
Peraturan Bupati Cianjur Nomor 14 Tahun 2010 tentang Rincian Tugas, Fungsi,
dan Tata Kerja Dinas Daerah Kabupaten Cianjur menyebutkan bahwa tugas pokok dan
fungsi Pelayanan Kesehatan Puskesmas Rawat Inap Cikalongkulon adalah mengelola
pelayanan dan pembangunan kesehatan di tingkat kecamatan.

Pada Tahun 2019 (JUNI 2019) Jumlah Desa wilayah kerja UPTD Puskesmas
Rawat Inap Cikalongkulon adalah 12 Desa dengan jumlah penduduk wilayah Kerja

19
UPTD Puskesmas Rawat Inap Cikalongkulon 67.639 jiwa. Sedangkan pada bulan Juli
2019 ada perpindahan 1 Desa dari wilayah kerja UPTD Puskesmas Rawat Inap
Cikalongkulon ke wilayah kerja Puskesmas Cijagang, yakni Desa Mekargalih

dengan jumlah penduduk Desa Mekargalih sesuai dengan Peraturan Bupati No. 26
Tahun 2019, tanggal 28 Juni 2019) tentang Pembentukan Unit Pelayanan Teknis
Daerah (UPTD).

3.1.2 Visi Misi UPTD PUSKESMAS CIKALONGKULON


 VISI
Menuju puskesmas cikalongkulon maju, mandiri dan berakhlak mulia
(MANJUR) dengan mewujudkan transformasa kesehatan di tahun 2006
 MISI
1. Menggerakan pembangunan berwawasan kesehatan dalam rangka menciptakan
lingkungan sehat
2. Memberdayakan potensi masyarakat di bidang kesehatan dalam rangka
meningkatkan usia harapan hidup
3. Memberikan pelayanan kesehatan dasar yang bermutu, merata dan terjangkau
secara terintergasi melalui pemanfaatan teknologi informasi terkini
4. Menggalang kementriaan dengan pihak lain dalam rangka meningkatkan capaian
SPM dan IPM.
 TATA NIALI : (PERIMA)
- Professional: memiliki kopetensi dan kemampuan dalam memberikan pelayanan
kesehatan yang terbaik.
- Ramah: memiliki sikap ramah yang sopan dan santun kepada seluruh masyarakat
dan rekan kerja
- Inisiatif & inovatif: memiliki kemampuan untuk bekerja mandiri dengan ide-ide
kariatif serta memberi terobosan bagi peningkatan pelayanan kesehatan

- Malu: memiliki budaya malu bila tidak melaksanakan tugas dengan sebaik-
baiknya
- Akuntebel: memberikan pelayanan kesehatan sesuai pedoman dan standard
pelayanan yang ditetapkan dapat diukur dan dipertanggung jawabkan.
 Budaya malu

20
1. Malu dating terlambat
2. Malu pulang lebih awal
3. Malu tidak masuk kerja
4. Malu sering ijin
5. Malu melihat teman bekerja sedangkan kita santai saja
6. Malu hanya menuntut hak tanpa memenuhi kewajiban
7. Malu bekerja tidak terperogram/terencana
8. Malu tidak menyelesaikan tugas
9. Malu berpakaian tidak sesuai dengan tugas
10. Malu bekerja tanpa bertanggung jawab
11. Malu tidak bertatak rama
3.1.3 kedudukan tugas pokok dan fungsinya
1. kedudukan
kedudukan puskesmas sebagai ‘’penyelenggara’’ layanan kesehatan menegaskan
bahwa puskesmas adalah unit pelaksana teknis tingkat pertama dari dinas
kesehatan. Dinas kesehatan kabupaten /kota bertanggung jawab dalam
penyelenggaraan aspek pemerintahan dalam bidang kesehatan di kabupaten/kota.
2. Tugas pokok
1. Melaksanakan kebijakan kesehtan untuk mencapai tujuan pembangunan
kesehatan di wilayah kerjanya.
2. Puskesmas mengintegrasikan program yang dilaksanakannya dengan
pendekatan keluarga
3. Pendekatan keluarga merupakan salahsatu cara puskesmas mengintregasikan
program untuk meningkatkan jangkauan saasaran dan mendatangi keluarga.
3. Fungsi
1. Penyelenggaraan upaya kesehatan masyarakat (UKM) tingkat pertama diwilayah
kerjanya
2. Penyelenggaraan upaya kesehatan program perorangan (UKP) tingkat pertama
diwilayahkerjanya.

3,1,4 LETAK GEOGRAFIS


Secara geografis wilayah kerja UPTD Puskesmas Rawat Inap Cikalongkulon
terletak di tengah Kabupaten Cianjur dengan jarak tempuh sekitar 17 Km dari Ibukota
Kabupaten dan 77 km dari Ibukota Provinsi (Bandung) serta 120 km dari dari Ibukota

21
Negara (Jakarta). Ketinggian  285 m dari permukaan laut, bentuk wilayahnya adalah
berupa daratan, berbukit dan bergunung. UPTD Puskesmas Rawat Inap Cikalongkulon
terteletak di Desa Sukagalih jarak tempuh dari Puskesmas ke desa yang terjauh adalah
Desa Mekarmulya lebih kurang dari 13 km, Desa Cigunungherang 19 km, Desa
Kamurang 6 km, Desa Ciramagirang 8 km, kemudian Desa Warudoyong 3 km, Desa
Gudang dan Desa Mentengsari 2 km. Desa-desa yang terdekat adalah Desa Sukagalih,
Cinangsi, Neglasari, Lembahsari masing-masing 1 km.
Luas wilayah kerja UPTD Puskesmas Rawat Inap Cikalongkulon adalah:
±110,6 /km2, dengan luas masing-masing desa sebagai berikut :
- Ds. Cinangsi = 5,86 Km2
- Ds. Mentengsari = 5,86 Km2
- Ds. Gudang = 4,88 Km2
- Ds. Sukagalih = 1,53 Km2
- Ds. Neglasari = 3,95 Km2
- Ds. Lembahsari = 3,14 Km2
- Ds. Warudoyong = 3,31 Km2
- Ds. Kamurang = 13,79 Km2
- Ds. Ciramagirang = 19,95 Km2
- Ds. Mekarmulya = 13,12 Km2
- Ds. Cigunung hr. = 23,79 Km2

Dengan batas-batas wilayah sebagai berikut:


 Sebelah Utara : berbatasan dengan Kecamatan Cariu Kab. Bogor.
 Sebelah Selatan : berbatasan dengan Kecamatan Mande.
 Sebelah Barat : berbatasan dengan Desa Mekargalih Puskesmas Cijagang
 Sebelah Timur : berbatasan dengan Kecamatan Maniis Kab.Purwakarta.
Kondisi geografis diatas sangat mempengaruh keterjangkauan masyarakat terhadap
pelayanan kesehatan 3 dari 11 desa memerlukan waktu 1 jam lebih sampai ke fasilitas
pelayanan kesehatan. Hal ini merupakan faktor determinan yang sangat penting dalam
pelayanan kegawatdaruratan kebidanan dan neonatal.
A.PENDIDIKAN

Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan dasar untuk menuju masyarakat


yang cerdas, terampil dan sejahtera. Anak-anak yang sudah mengenal pendidikan

22
informal sejak masuk di TK agar kelak setelah masuk sekolah formal (SD) sudah
siap. Jumlah Sarana pendidikan di Kecamatan Cikalongkulon pada tahun 2023
adalah TK sebanyak 7 buah, SD sebanyak 53 buah, SMP sebanyak 6 buah, SMA
sebanyak 1 buah, SMK sebanyak 2 buah, MTs berjumlah 4 buah dan MA sebanyak 2
buah.

Tingkat pendidikan berdasarkan data sementara, Tamat SD/MI sederajat


berjumlah 18.549 Orang dan yang telah menamatkan SMP/MTs sebanyak 7.926
Orang, Tamat SMA/MA 5.974 orang, yang menamatkan DIII berjumlah 252 Orang,
S1 775 orang dan S2 sebanyak 12 orang.

23
STRUKTUR ORGANISASI
UPTD PUSKESMAS RAWAT INAP CIKALONGKULON

3.1.6 STRUKTUR ORGANISASI

3.1.7 Fasilitas dan pelayanan di UPTD PUSKESMAS CIKALONGKULON


1) fasilitas di UPTD PUSKESMAS CIKALONGKULON memberikan pelayanan
pencegahan penyakit, konsultasi, dan sasaran pengobatan pada pasien yang tidak
membutuhkan rawat inap.
2) jenis pelayanan di UPTD PUSKESMAS CIKALONGKULON Melayani
 UGD 24 jam
 Pelayanan umum
 Pelayanan gigi
 Pelayanan kebidanan
 Pelayanan KB
 Pelayanan terpadu

24
 GiZi
 Kesehatan lingkungan
 Dots
 Imunisasi
 PONED (Rawat Inap Kebidanan)
 Labpratorium
 USG
 Ambulance
 Rawat inap
3) Dekomentasi hasil pemeriksaan pasien Dermatitis (kontak).
4) Laporan asuhan keperawatan dengan diagnose dermatitis (kontak) di UPTD
PUSKESMAS CIKALONGKULON
3.1.8 Asuhan Keperawatan Kepada An.G Dengan Diagnosa Dermatitis Di
Puskesmas Cikalongkulon.
1 Identitas Pasien
a. Nama : An. G
b. Usia : 7 th
c. Jenis Kelamin : laki-laki
d. Agama : islam
e. Pendidikan : SD
f. Pekerjaan : Pelajar
g. Suku bangsa : Sunda/Indonesia
h. Alamat : Kp. cinangsi 1/1
i. Tgl MPKM : 14/8/23
j. No RM : 06-37-40
k. Diagnosa Medi : Dermatitis kontak
2 Penanggung jawab
 Nama : Tn.u
 Usia : 59 tahun
 Alamat : kp. Cinangsi 1/1
 Jenis Kelamin : laki-laki
 Agama : islam
 Pekerjaan : wiraswasta

25
 Hubungan dengan px : sebagai anak
3 Riwayat Kesahatan / perawatan
 Keluhan Utama

klien mengeluh gatal-gatal di bagian tangan dan kaki serta klien mengeluh
nyeri uluhati.

 Riwayat penyakit Sekarang


Pasien mengatakan gatal yang dirasakan sudah semenjak 1 minggu yang lalu.
Awalnya gatal yang diarasakan pasien dari mulai sela-sela jari kemudian
meluas ke bagian tangan atas dan bagian paha. Setelah gatal muncul seperti
gelembung kecil-kecil dan sangat gatal disertai nyeri. Gatal ini biasanya
dirasakan secara tiba-tiba.
 Riwayat penyakit sebelumnya
klien mengatakan bahwa sebelumnya belum pernah kepuskesmas, pasien
masuk puskesmas baru-baru ini karena dirasakan dalam beberapa hari ini
sering meraskan gatal-gatal dan munculnya ruam berbentuk koin di bagian
tangan.
 Riwayat Alergi
Klien mengatakan tidak mempunyai riwayat alergi dari makanan atau obat-
obatan
 Riwayat penyakit keluarga
Keluarganya mengatakan didalam anggota keluarganya tidak ada yang
mempunyai penyakit keturunan seperti DM dan penyakit menular lainnya.
4 Data Pisikologis
a) Status Mental
Tingkat kesadaran pasien normal, klien berbicara jelas, suasana hati klien
gelisah.

5 Data Sosial Dan Spritual

 Data Sosial
Hubungan pasien pada keluarganya sangat baik.
 Data Spritual
Pasien menganut agama islampasien mengatakan bahwa pasien beribadah
dengan baik, dan selalu berdoa untuk kesembuhannya.

26
6 Implementasi Evaluasi Keperawatan

implementasi keperawatan dilakukan berdasarkan intrevensi keperawatan


yang sudah di terapkan.

7 Pola Aktifitas Sehari

No Pola aktivitas Sebelum sakit Saat sakit


1. Pola makan frekuens
Waktu makan porsi 3x sehari pagi, 3x sehari pagi,
Makan yang di Siang, malam 1 porsi Sore, malam 1 porsi
Habiskan

Jenis makanan Nasi, sayur dan lauk Nasi, sayur


keluhan pauk

2. Pola makan
frekuensi 1-7 x sehari 3-6 x sehari
Jumlah minum 1-7 x gelas sehari air 3-6 x gelas sehari air
sehari putih putih
Jenis minum

3. Keluhan BAB
Frekuensi konsisten 1-3 x sehari 1-3 x sehari
Warna Lunak kuning khas Lunak kuning khas
Bau

4. Keluhan BAK Tidak ada Tidak ada


Frekuensi 1-3 x sehari 1-3 x sehari
Warna bau Kuning pesing Kuning pesing
Jumlah +- 100 ml +-500ml

5. Keluhan
Istirahat & tidur 1-3 jam siang 1-2 jam siang
Malam tidur siang 7-6 jam malam 5 jam tidur tidak

27
Kualitas tidur Baik nyenyak
keluhan Tidak ada sering terbangun jika
terasa gatal.

6. Personal hygine
Kebiasaan mandi 1 x sehari 2 x sehari
1 x sehari
Sehari 2 x sehari
Kebiasaan dan sering ganti baju
setelah main.
7. Menggosok gigi Kurang bersih Baik
Kebersihan mulut 1x/minggu 2x/minggu

8 pemeriksaan fisik

 pengamatan umum

keadaan umum : lemas.

keadaan kulit : kemerahan dan menyebar ke bagian tangan dan paha.

kesadaraan : compos mentis (conscious) yaitu sederhana normal. Sadar sepenuhnya,

dapat menjawab semua pertanyaan tentang keadaan.

Tanda-tanda vital

TD : -

Nadi : 80 x/menit

RR : 21 x/menit

Suhu : 36,3c

9 pengkajian pola fungsional

 Kepala :
Bentuk kepala bulat, rambut hitam lurus
 Mata/penglihatan. :

28
Fungsi penglihatan klien normal tidak ada masalah.
 Telinga/pendengaran :
Pendengaran baik serumen ada dalam batasan normal. Tidak ada dijumpai
Adanya peradangan dan pendarahan.
 Hidung/penciuman :
Bentuk hidung klien teraba simetris, tidak ada polip dan tidak ada masalah pada
prekuensi dan irama pernapasan.
 Abdomen
Pada abnomen tidak dijumpai kelainan begitu juga pada palpasi hepar
 Ekstremitas
alat gerak (anggota tubuh) bisa dapat di gerakan dengan normal tanpa ada kendala.
- Klasifikasi Data

Data Subjektif

Pasien mengatakan :

 Gatal/nyeri di bagian tangan dan kaki


 Nyeri uluhati
 Sulit tidur karena gatal
 Tidur malam +- 5 jam
 Tidur siang 1-2 jam
Data Objektif
 keadaan umum lemah
 TD :-
 Nadi : 80x/menit
 Skala nyeri sedang (3-5)
 Ekspresi wajah meringis

29
- Analisi Data

Tabel 3.1 Implementasi evaluasi Keperawatan

Dx Tanggal Implementasi Therapy/Tindakan


1 14-8-23 S : klien mengeluh gatal-gatal -antasid
di bagian tangan dan kaki -pct
serta klien mengeluh nyeri -cetrizin
uluhati -slp.betamenason
O : klien terlihat menggaruk
bagian tangan dan kakinya
serta pasien merinngis.
-Tanda-tanda vital
TD :-
Nadi :80 x/ pm
Respirasi :21 x/pm
Suhu :36,5
A : gangguan rasa aman
nyaman berhubungan dengan
gatal-gatal tangan dan kaki.
P/I : ajnjurkan pasien
personal hygine yang baik
dan benar seperti mandi 1
hari 3x.
-Anjurkan pasien pake bedak
salisil untuk mengurangi rasa
gatal yang ada di tubuh.
-anjurkan klien untuk minum
antihisamin jika gatal masih
terasa atau tidak reda
E: maslah klien belum
teratasi
R : intervensi di lanjutkan

30
jika 3hri pasien tidak ada
perbaikan di sarankan kmbali
berobat ke tempat pusat
pelayanan kesehatan terdekat.

31
BAB IV

PERBANDINGAN TEORI DAN PRAKTIK

4.1 perbandingan antara teori dan praktik

Teori adalah satu pembekalan untuk melakukan praktik kerja industry yang
diberikan oleh pengajar sekolah, namun teori dan peraktik secara nyata bias dilakukan
dikatakan tidak sejalur, dalam kenyataan di dunia industry praktik tidak mengutamakan
teori namun lebih menyesuaikan keadaan.
Praktik kerja inustri adalah salahsatu bentuk implementasi secara sistematis dan sinkron
antara program pendidikan di sekolah dan program penguasaan keahlian yang diperoleh
melalui kegiatan kerja secara langsung di dunia kerja untuk mencapai tingkat keahlian
tertentu.

4.2 masalah yang dialami selama melakukan prakerin

Selama melaksanakan praktik kerja industry di UPTD PUSKESMAS


CIKALONGKULON menemukan beberapa masalah dalam bekerja yaitu terdapat
kurang pahamnya dalam mengingat nama dan kegunaannya berupaya untuk lebih
belajar dan berlatih mengingat nama-nama dan kegunaan obat, sehingga pada akhirnya
sedikit demi sedikitnya dapat memahami nama-nama obat dan kegunaanya yang ada di
UPTD PUSKESMAS CIKALONGKULON.

4.3temuan-temuan baru selama prakerin

Selam melaksanakan praktik kerja industry di UPTD PUSKESMAS


CIKALONGKULON menemukan beberapa hal yang baru yang tidak di dapat di
sekolah yaitu :
- Mengetahui cara pemasangan kateter melihat perawat menghecting pada pasien
luka robek
- Melihat perawat memasang selang oksigen
- mengetahui cara membuang sampah non medis dan sampah medis.
- Mengetahui safety box dan kegunaan nya.
- Mengetahui cucitangan dengan benar
- Mengetahui obat-obatan dan kegunaanny

32
BAB V

PENUTUP

5.1 KESIMPULAN PRAKERIN

Setelah dilakukan asuhan keperawatan. pada subyek yang mengalami dermatitis dengan
gangguan rasa nyaman dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan yang
mencakup pengkajian, perumusan diagnose keperawatan, perempuan keperawatan,
empelmentasi dan evaluasi, maka penulis menarik kesimpulan :
1. Pengkajian dilakukan pada klien dermatitis, berdasarkan data pengkajian klien
didapatkan data subjektif klien mengatakan gatal-gatal pada kedua paha dan
betisnya, terdapat kemerahan, setelah digaruk kulit terasa perih dan nyeri, skala
nyeri 4. Data objektif klien Nampak gelisah, klien sering mengaruk, klien Nampak
kurang nyaman dengan rasa gatal yang dirasakan nya, tanda-tanda vital, TD: -, Nadi
: x/menit, Suhu : .Rr. x/menit. Klien mengatakan tidak mengalami sakit
Dermatitis sebelumnya.
2. Diagnosa keperawatan yang ditemukan dari hasil pengkajian pada klien disesuaikan
dengan kondisis klien yaitu: gangguan rasa nyeri dan gangguan integritas kulit. Dari
data yang didapat bias dirumuskan diagnose pertama keperawatan keluarga pada
klien yaitu gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan KMK merawat
anggota keluarga yang sakit.
3. Rencana tindakan keperawatan yang diberikan pada klien yaitu berfokus
memberikan pendidikan kesehatan pada keluarga tentang dermatitis dan melakukan
tindakan perawatan untuk cara merawat anggota keluarga dengan dermatitis yaitu
menjelaskan tentang pemberian teknik kompres hangat untuk mengurangi
peradangan dan gatal, kolaborasi pemberian salep hydrocortisone dan obat
analgetik.
4. Implementasi dilakukan sesuiai dengan rencena keperawatan yaitu pendidikan
kesehatan, mendemonstrasikan tindakan kompres hangat. Pada saat implementasi,
penulis di damping oleh keluarga klien.
5. Evaluasi hasil asuhan keperawatan pada klien dermatitis dengan rasa gangguan rasa
nyaman nyeri dapat disimpukan bahawa terjadinya pada gatal-gatal di kedua paha
dan betis sudah cukup kering, terjadi perubahan sekala yaitu yang cukup baik.

33
Pengetahuan keluarga meningkat, keluarga sudah memahami dan mengerti tentang
dermatitis, dan mampu merawat anggota keluarga yang terkena dermatitis.
5.2 Saran
5.2.1 Saran Untuk Pihak SMK Nurul Falah
pihak sekolah agar lebih memperkenalkan sekolah ke pihak luar sehingga nama
SMK nurul fallah cikalongkulon lebih dikenal oleh masyarakt umum, fasilitas
dan kegiatan yang ada di sekolah agar lebih di tingkatkan, seperti banyak
melakukan praktik disekolah, serta memperlengkap alat praktik kejuruan
keperawatan yang lebih baik.
5.2.2 Saran Untuk Industry
menjaga hubungan baik dengan UPTD PUSKESMAS RAWAT INAP
CIKALONGKULON dengan sekolah SMK Nurul Fallah Cikalongkulon agar
siswa/siswi generasi yang akan datang dapat melaksanakn kegiatan praktik kerja
industri.
1. Di harapkan agar kerjasama antara SMK NURUL FALLAH CIKALONG
KULON dengan UPTD PUSKESMAS RAWAT INAP
CIKALONGKULON dengan banyak memberi peluang kepada siswa/i SMK
NURUL FALLAH CIKALONGKULON untuk praktik kerja industri
(PRAKERIN)
2. Hubungan karyawan dengan siswa/I prakerin diharapkan selalu terjaga
keharmonisannya agar dapat tercipta suasana kerja sama yang baik.
3. Lebih meningkatkan lagi saran atau prasarana yang telah ada.

5.2.3 Saran Untuk Siswa-Siswi SMK Nurul Fallah


Bagi siswa-siswi diharapkan lebih mempersiapkan berbagai hal, baik mental,
dan spiritual, lebih meningkatkan materi yang sekolah ajarkan. Perbanyak
melakukan latihan atau praktik sebelum melaksanakn prakerin dan bagi siswa/I
diharapkan untuk tetap bersikap sopan dan melaksanakan setiap kegiatan di
praktik kerja industry (PRAKERIN) dengan maksimal dan mematuhi setiap
praturan yang ditetapkan. Hal ini demi menjaga nam baik SMK NURUL
FALLAH CIKALONGKULON.

34
DAFTAR PUSTAKA
http://repository.unimus.ac.id
https://id.scribd.com/document/476835463/fitrialiyani-LP-Askep-Dermatitis
(Depertemen kesehatan RI, 2007)
(kementrian kesehatan RI, 2016)
No.1405/Menkes/SK/x/2002

35
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

A. Data pribadi

Nama : Putri febrianti

NIS : 66994312

: 20 february 2006
Tempat/Tanggal
Lahir
Agama : Islam

Alamat : Kp. Cinagsi RT…./….Desa, Cinangsi


Kec. Cikalongkulon – Cianjur

B. Data Orang
Nama Ayah : Andi Abdurahman

Nama Ibu : Yuyu Yulianah

Agama : Islam

Pekerjaan Ayah : Wiraswasta

Pekerjaan Ibu : Ibu Rumah Tangga (IRT)

Alamat : Kp. Cinangsi Rt. / Desa. Cinangsi

Kec. Cikalongkulon - Cianjur

C. Pendidikan

- 2012 - 2018 : SDN Tegal Sari Cikalongkulon, Cianjur


- 2018 – 2021 : MTS Nurul Bayan Cikalongkulon, Cianjur
- 2021 – 2024 : SMK Nurul Fallah Cikalong Kulon, Cianjur

36
- HASIL DOKUMENTASI

37

Anda mungkin juga menyukai