PRAKTIKUM BIOKIMIA
Asisten :
LABORATORIUM BIOKIMIA
DEPARTEMEN KIMIA
FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA
UNIVERSITAS DIPONEGORO Commented [u1]: Ukuran tulisan 12,
Ukran magin 4433
2017 Commented [K2R1]: done
ABSTRAK
senyawa organik ialah uji pemecahan ureum oleh urease, uji gula
Muroksid dan reduksi perak (SCHIFF), tes adanya senyawa keton, dan
bahwa uji positif terjadi pada tes kreatinin, asam urat dan garamnya,
klorida, fosfat, kalsium, dan sulfat. Uji negatif terjadi pada tes adanya
keton. .
2.1 Urine
Urine adalah cairan sisa yang diekskresikan oleh ginjal yang Commented [u3]: Atau nya salah satu aja. Misal mau pake air
seni gausah pake atau air kencing
kemudian akan dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses urinasi.
Commented [K4R3]: done
Ekskresi urine diperlukan untuk membuang molekul-molekul sisa dalam
darah yang disaring oleh ginjal dan untuk menjaga homeostasis cairan
tubuh. Namun, ada juga beberapa spesies yang menggunakan urine sebagai
sarana komunikasi olfaktori. Urine disaring di dalam ginjal, dibawa melalui
ureter menuju kandung kemih, akhirnya dibuang keluar tubuh melalui
uretra.
Fungsi utama urine adalah untuk membuang zat sisa seperti racun
atau obat-obatan dari dalam tubuh. Anggapan umum menganggap urine
sebagai zat yang "kotor". Hal ini berkaitan dengan kemungkinan urine
tersebut berasal dari ginjal atau saluran kencing yang terinfeksi, sehingga
urine pun akan mengandung bakteri. Namun jika urine berasal dari ginjal
dan saluran kencing yang sehat, secara medis urine sebenarnya cukup steril
dan hampir tidak berbau ketika keluar dari tubuh. Hanya saja, beberapa saat
setelah meninggalkan tubuh, bakteri akan mengkontaminasi urine dan
mengubah zat-zat di dalam urine dan menghasilkan bau yang khas, terutama
bau amonia yang dihasilkan dari urea. Urine dapat menjadi penunjuk
dehidrasi. Orang yang tidak menderita dehidrasi akan mengeluarkan urine
yang bening seperti air. Penderita dehidrasi akan mengeluarkan urine (Ali,
2008).
a. Urine sewaktu
Urine yang dikeluarkan sewaktu-waktu bilamana diperlukan
pemeriksaan. Urine sewaktu biasanya cukup baik untuk
pemeriksaan rutin yang melengkapi pemeriksaan fisik badan.
b. Urine pagi
Urine yang pertama dikeluarkan sewaktu pasien bangun
tidur. Urine ini biasanya lebih pekat dan baik sekali untuk
pemeriksaan kadar protein sedimen, reduksi, reaksi biologi dari calli
malnini dan sebagainya.
d. Urine 24 jam
Urine yang dikumpulkan selama 24 jam. Urine ini akurat
untuk analisa kuantitatif.
Meliputi:
a. volume urine pada orang dewasa nomal 600 – 2.500 mL dibentuk tiap
hari
b. volume urine berkurang pada iklim panas
c. berat jenis antara 1,003 – 1,030
d. reaksi urine biasanya adalah asam dengan pH berkisar antara 4,7 – 8,0
e. urine menjadi alkali bila dibiarkan
f. urine berwarna kuning pucat apabila normal
g. urine segar beraroma, tetapi baunya dapat berubah oleh zat-zat yang ada
dalam makanan
(Harper, 1961)
(Harper, 1961)
Urine 25 70
Kreatinin 1,5 70
K+ 1,7 15
Ca2+ 0,2 5
Mg2+ 0,15 2
HPO42- 1,2 g P 25
SO42- 1,4 g S 50
a. Protein
b. Glukosa
Normal, tidak lebih dari satu gram diekstraksi setiap hari. Glukosaria
terjadi bila melebihi jumlah tersebut. Glukosaria dapat disebabkan adanya
stres dan emosi. Glukosaria tidak disebabkan oleh diabetes tetapi dapat
menunjukkan adanya diabetes.
c. Benda-benda keton
(Harper, 1961)
b.Amonia
Secara normal, jumlah amonia dalam urine sedikit. Namun jika
terdapat diabetes melitus maka jumlah amonia yang terkandung sangat
tinggi. (Harper,
1961)
(Harper, 1961)
d. Asam urat
Asam urat adalah hasil akhir yang penting dalam oksidasi urine yang
sukar larut dalam air, tetapi membentuk garam yang larut dalam alkali.
Oleh karena itu asam urat mudah mengendap dalam urine bila dibiarkan,
warna biru diberikan asam urat bila terdapat seanofosfongisfat.
(Harper, 1961)
e. Asam amino
Asam amino yang keluar dari urine sangat sedikit karena ambang
batas urine untuk zat ini sangat tinggi.
(Harper, 1961)
(Harper , 1961)
(Harper , 1961)
Urine terdiri dari air dengan bahan terlarut berupa sisa metabolisme
(seperti urea), garam terlarut, damn materi organik. Cairan dan materi
pembentuk urine berasal dari darah atau cairan interstisial. Komposisi urine
berubah sepanjang proses reabsorbsi ketika molekul yang penting bagi
tubuh misal glukosa, diserap kembali ke dalam tubuh melalui molekul
pembawa. Cairan yang tersisa mengandung urea dalam kadar yang tinggi
dan berbagai senyawa yang berlebih atau berpotensi racun yang akan
dibuang keluar tubuh. Materi yang terkandung di dalam urine dapat
diketahui melalui urinalisis. Urea yang dikandung oleh urine dapat menjadi
sumber nitrogen yang baik untuk tumbuhan dan dapat digunakan untuk
mempercepat pembentukan kompos. Urine seorang penderita diabetes akan
mengandung gula yang tidak akan ditemukan dalam urine orang yang sehat.
(Popy, 2008)
Batu-batu ini tidak saja terdapat di dalam ginjal tetapi batu yang ada
di ginjal dapat turun ke saluran yang berada di bawahnya yaitu ureter,
kandung kemih (buli-buli) dan saluran kencing terluar (uretra) dan dapat
juga terjadi langsung di kandung kemih.
(Anonim, 2008)
2.11 Ginjal
(Bettelhem, 1995)
(Anonim, 2008)
1. Ginjal
Fungsi utama ginjal adalah mengekskresikan zat-zat sisa
metabolisme yang mengandung nitrogen misalnya amonia. Amonia
adalah hasil pemecahan protein dan bermacam-macam garam, melalui
proses deaminasi atau proses pembusukan mikroba dalam usus. Selain
itu, ginjal juga berfungsi mengeksresikan zat yang jumlahnya
berlebihan, misalnya vitamin yang larut dalam air, mempertahankan
cairan ekstraselular dengan jalan mengeluarkan air bila berlebihan,
serta mempertahankan keseimbangan asam dan basa. Sekresi dari
ginjal berupa urine.
2. Hati (hepar)
( Anonim, 2008)
Meresapnya zat pada tubulus ini melalui dua cara. Gula dan
asam amino meresap melalui peristiwa difusi, sedangkan air melalui
peristiwa osmosis. Reabsorbsi air terjadi pada tubulus proksimal dan
tubulus distal.
3. Augmentasi
Augmentasi adalah proses penambahan zat sisa dan urea yang
mulai terjadi di tubulus kontortus distal. Komposisi urin yang
dikeluarkan lewat ureter adalah 96% air, 1,5% garam, 2,5% urea, dan
sisa substansi lain, misalnya pigmen empedu yang berfungsi memberi
warna dan bau pada urine.
(Sherwood.2001)
2.14 Aktivitas Ureolitik bakteri penghasil urease dan dimurnikan Enzim urease
dalam kondisi anoksik: Implikasi untuk subseafloor kontrol produksi pasir
oleh endapan karbonat yang diinduksi secara mikrobik (MICP)
2.14.1 Pendahuluan
Hadir dalam cairan biologis (misal, asam urat, asam askorbat, glukosa, dan
fosfokreatinin). Hasil yang diperoleh dengan menggunakan sampel urine sangat
mirip dengan hasil yang diperoleh dengan menggunakan metode spektrofotometri
referensi (pada tingkat kepercayaan 95%) (William et al, 2012).
2.15.1 Pendahuluan
Konsentrasi kreatinin dalam serum manusia dapat digunakan untuk
memperkirakan "klirens kreatinin," yang mencerminkan laju filtrasi
glomerulus dan sangat penting untuk memantau fungsi ginjal. Selain itu,
konsentrasi kreatinin dalam urin diukur selama tes obat standar, dan kadar
normal berkisar antara 40 sampai 300 mg dL-1 (~ 3,6-27 mmol L-1) pada
pria dan 37-250 mg dL-1 (~ 3,3 -22,5 mmol L-1) pada wanita. Namun,
nilai di bawah 20 mg dL-1 (~ 1,8 mmol L-1) telah diamati pada kasus
yang jarang terjadi, yang dapat menunjukkan bahwa sampel urin
dipalsukan (William et al, 2012).
(Mulyono, 2001)
2.15.2 Fenol merah
Sifat fisik : titik leleh 42 0C
titik didih 182 0C
densitas 1,1 g/mL
Sifat kimia : senyawa yang bersifat asam
C6H5OH yang berubah menjadi merah muda (pink)
bila terkotori atau terkena cahaya
(Mulyono, 2001)
2.15.3 Natrium karbonat (Na2CO3)
Sifat fisik : padatan kristal putih
titik leleh 851 0C (anhidrous)
densitas 2,5 (anhidrous) dan 1,4 (dekahidrat)
Sifat kimia : larut dalam air
mudah melapuk oleh udara
sebagai soda pembersih
(Mulyono, 2001)
2.15.4 Asam asetat (CH3COOH)
Sifat fisik : merupakan asam tak berwarna
bau menyengat
kemurniannya 99,52 %
titik didih 118,5 0C
titik beku 117 0C
Sifat kimia : larut dalam air dan asam pekat
(Pringgodigdo,
1973)
2.15.5 Tepung kedelai
Sifat fisik : berbentuk serbuk, berwarna kecoklatan
Sifat kimia : merupakan produk olahan dari kacang kedelai
sebagai sumber protein
(Anonim, 2008)
2.15.6 Reagent benedict
Sifat fisik : menghasilkan warna jingga dengan gula pereduksi
Sifat kimia : reagen pengoksidasi untuk menentukan adanya gula
pereduksi
terdiri dari natrium karbonat dan natrium nitrat, kupri
sulfat dan air
(Pringgodigdo,
1973)
2.15.7 Natrium hidroksida (NaOH)
Sifat fisik : titik leleh 318 0C
titik didih 139 0C
densitas 2,1 g/mL
padatan putih
Sifat kimia : senyawa basa kuat
higroskopis, korosif
mudah menyerap CO2 membentuk Na2CO3
(Mulyono,
2001)
2.15.8 Sodium nitroprusid
Sifat fisik : cairan jernih, garam Na
(Basri, 1996)
2.15.9 Asam nitrat (HNO3)
Sifat fisik : zat cair tidak berwarna atau agak kekuningan
titik leleh – 41 0C
titik didih 83 0C
density 1,5 g/mL
Sifat kimia : asam anorganik
berasap dan korosif
sebagai oksidator kuat
(Mulyono,
2001)
2.15.10 Amonium sulfat padat
Sifat fisik : merupakan padatan kristal orthorombik berwarna
putih
berat molekul 132,4 g/mol
densitas 1,67 g/mL
Sifat kimia : sangat larut dalam air dan tidak larut dalam etanol.
(Basri, 1996)
2.15.11 NH4OH
Sifat fisik : titik leleh -78 0C
titik didih -33,5 0C
berbentuk cairan
tidak berwarna, berbau tajam
Sifat kimia : merupakan senyawa basa
(Mulyono,
2001)
-NaOH 2 M -NaCO3
-akuades -K2C2O3
-reagen benedict
-CH3COOH 0.1 M
3.2 Skema Kerja Commented [u13]: Ukuran kertas dan margin disamakan
(4433)
3.2.1 Senyawa Organik dalam urine Commented [u14]: Sesuaikan resep percobaan
Tabung reaksi I
berwarna kuning
Pengamatan perubahan
hasil
1.5 mL akuades
Tabung reaksi II
hasil
- Pengocokan dan pendiaman beberapa saat
- Pengamatan perubahan
0.5 mL urine
Tabung reaksi
Pengamatan perubahan
hasil
0.5 mL urine
Tabung reaksi
Pengamatan perubahan
hasil
3.2.1.3 Tes Adanya Kreatinin
a. Percobaan JAFFE
2.5 mL urine
Tabung reaksi
penambahan 1 mL NaOH 2M
hasil
2.5 mL Aquades
Tabung reaksi
penambahan 1 mL NaOH 2M
hasil
c. Percobaan WEYL
2.5 mL urine
Tabung reaksi
hasil
2.5 mL urine
Tabung reaksi
a. Percobaan Muroksid
0,25 mL urine + 3 tetes HNO3 pekat
Cawan petri
sampai kering
Pengamatan perubahan
hasil
b. Percobaan Reduksi Perak (SCHIFF)
AgNO3
Hasil
Penambahan dengan
campuran dalam
drop plate
Pengamatan
perubahan warna
Hasil
Tabung reaksi
mL NH4OH jenuh
hasil
3.2.1.6 Tes Adanya Protein
5 mL urine
penyaringan
pengambilan 5 ml filtrat
2.5 ml filtrat urine
Tabung reaksi
CH3COOH 2M
pengamatan perubahan
hasil
3.2.2 Senyawa Anorganik dalam Urine
1 mL urine
Tabung reaksi
muda
hasil
Pengamatan perubahan warna pada kertas saring
Tabung reaksi
AgNO3
pengamatan
hasil
3.2.2.3 Tes Adanya Fosfat dan Kalsium
5 mL urine
Tabung reaksi
bersifat alkalis
pelarutan dalam 1 mL
CH3COOH 2%
tabung I tabung II
tabung I tabung II
penambahan 1 tetes HNO3 pekat penambahan 3 tetes
K2C204
pemanasan
hasil
pengamatan perubahan
hasil
1 mL urine
Tabung reaksi
hasil
IV. DATA PENGAMATAN Commented [u15]: diisi sesuai yg dilakukan
Na2CO3 2%
-tidak terjadi perubahan warna
-
-penambahan CH3COOH -tidak terjadi perubahan warna
-penambahan CH3COOH
menjadi biru
-pemanasan
a. Percobaan JAFFE
b. Percobaan WEYL
kecoklatan
-penambahan beberapa tetes
CH3COOH
a. Percobaan Muroksid
AgNO3
-terbentuk bercak hitam +
+ 5 tetes Na2CO3 2%
-pengocokan
mL NH4OH jenuh
-
-pengocokan, pendiaman 30 menit -tidak terjadi perubahan warna
-penyaringan 10 mL urine
-pemanasan
Na2CO3 2%
-pengamatan
alkalis
-pemanasan
-penyaringan
BaCl2
-pengamatan
III. HIPOTESA
terkandung dalam urine. Prinsip percobaan ini adalah reaksi-reaksi khas dan
senyawa organik ialah uji pemecahan ureum oleh urease, uji gula pereduksi, uji
adanya kreatinin dengan percobaan JAFFE dan WEYL, tes adanya asam urat dan
tes adanya senyawa keton, dan tes adanya protein untuk uji senyawa organik.
klorida, sulfat, fosfat dan kalsium. Dari beberapa identifikasi yaitu tes gula
pereduksi akan menunjukkan endapan merah bata jika terdapat gula pereduksi. Uji
positif untuk senyawa keton yaitu adanya warna jingga, uji positif adanya protein
jika timbul endapan, tes pemecahan ureum oleh urease dengan adanya warna merah
muda, pada percobaan WEYL adanya cincin merah dan endapan yang banyak, tes
muroksid dengan uji positif adanya warna kecoklatan, uji positif SCHIFF terbentuk
cincin perak. Sedangkan untuk tes adanya amonia uji positifnya adalah warna
merah muda pada kertas saring, uji positif adanya klorida yaitu adanya endapan
keruh dan akan larut jika penambahan NH4OH berlebih, uji positif untuk tes fosfat
yaitu adanya endapan kuning, uji positif tes kalsium yaitu timbul endapan atau
kekeruhan yang tidak larut, uji positif adanya sulfat adalah dengan adanya endapan
keruh.
VI PEMBAHASAN
diekskresikan oleh ginjal yang kemudian akan dikeluarkan dari dalam tubuh
melalui proses urinasi. Eksreksi urin diperlukan untuk membuang zat zat sisa dalam
pembuluh darah yang disaring oleh ginjal dan untuk menjaga homeostasis atau
kesetimbangan cairan tubuh. Urine disaring di dalam ginjal, dibawa melalui ureter
racun atau obat-obatan dari dalam tubuh. Secara medis urin sebenarnya
cukup steril dan hampir tidak berbau ketika keluar dari tubuh. Hanya
menghasilkan bau yang khas, terutama bau amonia yang dihasilkan dari
urea.
urine berwarna kuning pekat atau cokelat dengan volume yang lebih
sedikit.
dalam urine yang dapat dipecah oleh enzim urease. Prinsip percoban ini
adalah pemecahan ureum oleh enzim urease. Pada percobaan ini yang
merah pada tabung reaksi 1 yang berisi urine orang bangun tidur serta
HIn In-
(kuning) (merah)
(Anonim, 2008)
(Underwood, 1986)
kuning, baik pada urine maupun akuades. Fungsi asam asetat adalah
pada kedua tabung reaksi yang tidak ditandai dengan perubahan warna
O
urease
H 2N C NH 3 H2O CO2 2NH3
(Kusnawidjaya, 1987)
O O
C C
H H
H C OH H C OH
H C OH H C OH
H C OH H C OH
CH2OH CH 2OH
(Martoharsono, 1993)
menghasilkan warna kuning pekat pada sampel urine dan warna kuning
jingga kuning ini menunjukkan uji positif yang merupakan tanda telah
H OH
N H
N
C O O2N NO 2
C HN C O
C NH2 +
N CH 2
N CH 2
CH3 NO 2
CH 3
NH2 OH
H2N NO 2
C NH
N CH3
NO 2
CH2COOH
(Martoharsono, 1993)
H H
N N
C O C O
C HN C HN
Na2Fe(CN) 5NO .2H2O
H+
N CH 2 N CH2
CH 3 CH 3
HN Fe(CN)5NO.2H2O
C NH 2Na+
NH
CH2COOH
(Martoharsono, 1993)
urat dan garamnya dalam urine. Prinsip percobaan ini adalah pemutusan
untuk memutus ikatan rangkap pada asam urat (C=O ) menjadi ikatan
kecoklatan.
Reaksinya:
H N C O N C OH
H
H
O C C N HNO3 HO C C N NO2
C O C OH
H N C N N C N
H
(Martoharsono, 1993)
dan garamnya dalam urine. Prinsip percobaan ini adalah reduksi ion Ag+
menjadi Ag. Uji positif pada percobaan ini adalah adanya lapisan seperti
cermin perak yang menempel pada kertas saring dan bercak hitam pada
membentuk garam dari asan urat ketika Na2CO3 bereaksi dengan asam
urat.
tersebut dengan garam dari asam urat dan membentuk lapisan warna
perak pada kertas saring akibat adanya reduksi Ag+ menjadi Ag oleh
(Kusnawidjaya, 1987)
hitam pada sampel urine dan warna perak pada kertas saring.
urine yang asam menjadi netral. Larutan nitroprusid dan NH4OH jenuh
suasana basa.
O O
CH3
4-
NH4OH
C OH Fe(CN)5NO2- OH- (NC)5Fe N C C CH3 N2O
H
CH3
(Kusnawidjaya,1987)
jernih. Hal ini menandakan bahwa dalam sampel urine tersebut negatif
asam asetat 2N berfungsi untuk membuat protein yang ada dalam urine
R
H2O,H+
H C COOH CHCHO2NH2 NH2CHCOOH
NH 2 R R
(Kusnawidjaya,1987)
larutan tetap bening dan tidak terbentuk endapan. Hal ini menandakan
amonia yang terdapat dalam urine. Prinsip percobaan ini adalah reduksi
penambahan Na2CO3.
OH OH
C OH H 2O C OH H3O+
O OH
C C O
O O
O-
H3O+
C O
C O
O (Underwood, 1986)
untuk mengetahui adanya gas yang bersifat basa yang timbul selama
muda. Dari hasil percobaan didapat bahwa pada sampel urine tersebut
negatif tidak mengandung amonia karena kertas saring tersebut tidak
(Martoharsono, 1993)
endapan dan warna merah muda yang kemudian larut dengan adanya
(Martoharsono, 1993)
tidak dilakukan analisa lanut mengenai adanya fosfat dan kalsium. Akan
tetapi hasil dari uji ialah positif yang ditandai dengan terbentuknya
+ 12H2O
(Kusnawidjaya,1987)
sulfat dalam urine. Prinsip percobaan ini adalah pengendapan ion sulfat.
Uji positif percobaan ini adalah terbentuknya endapan putih atau keruh
pada larutan. Pada percobaan ini kedua sampel urine ditambah dengan
(Kusnawidjaya,1987)
Dari hasil percobaan didapat hasil bahwa pada sampel urine
keruh.
VII. PENUTUP
7.1 Kesimpulan
7.1.1 Pemecahan ureum oleh urease pada kedua sampel urine didapat
hasil negatif.
7.1.2 Tes adanya gula pereduksi memberi hasil negatif pada sampel
urine.
7.1.3 Tes adanya kreatinin pada percobaan JAFFE pada sampel urine
mengandung kreatinin.
7.1.4 Tes adanya asam urat dan garamnya pada percobaan Muroksid
7.1.5 Tes adanya senyawa keton dan tes adanya protein kedua sampel
7.1.6 Tes adanya amonia pada sampel urine memberi hasil negatif.
7.1.7 Tes adanya klorida dan tes adanya sulfat pada sampel urine
negatif.
7.1.9 Dari hasil uji urine pada percobaan urine ini dapat ditarik
keton) artinya tidak ada sisa senyawa organik yang dibuang dan
7.2 Saran
Asisten Praktikan
Alqasaimeh, Heng & Ahmad, A Urea from Stacked Sol-Gel Films with Immobilized
Malaysia, Malaysia.
(Regd.), Delhi.
Bettelhem, 1995, Urinary Tract Infections, Definitions and Classification. Mosby Year
Sherwood Lauralee, 2001 ; Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem (Human Physiology:
From cells to systems) ; Edisi II, EGC, Jakarta
Tim DepKes RI, 1994, Bakteriuri Infektif, Departemen Kesehatan RI, Jakarta.