Disusun Oleh :
Debora Desi Setiasari 41160027
Joseph Couteau 41160079
Christyowati Dwi Ariesta 41160083
Kristoforus Ian A. 41160088
M. Jehansyah Rizqi F 41160091
Maharani Dyah K. 41160095
KELOMPOK 1.2
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS KRISTEN DUTA WACANA
YOGYAKARTA
2018
BAB I
PENDAHULUAN
Status gizi orang yang sakit / pasien dipengaruhi oleh asupan gizinya.
Asupan harus dapat memenuhi kebutuhan kalori tubuh yang meningkat karena
proses metabolisme yang meningkat. Kebutuhan kalori pasien selama sakit akan
meningkat karena terjadi kerusakan jaringan dan kebutuhan pengganti zat yang
hilang. Konsumsi makanan juga dipengaruhi oleh pendapatan, ketersediaan bahan
makanan, pengetahuan gizi, dan pendidikan. Keadaan ekonomi juga berpengaruh
besar terhadap kecukupan gizi.
Status gizi tergantung dari asupan gizi dan kebutuhannya, jika asupan gizi
dan kebutuhan seimbang, maka status gizi baik. Status gizi adalah satu unsur
penting dalam membentuk status kesehatan. Status gizi adalah keadaan yang
diakibatkan oleh keseimbangan antara asupan zat gizi dari makanan dan
kebutuhan zat gizi oleh tubuh. Status gizi sangat dipengaruhi oleh asupan gizi.
Pemanfaatan zat gizi dalam tubuh dipengaruhi oleh faktor primer dan sekunder.
Faktor primer adalah keadaan yang mempengaruhi asupan gizi karena susunan
gizi yang tidak sesuai. Sekunder adalah zat gizi tidak mencukupi karena gangguan
pada pemanfaatan zat dalam tubuh.
Praktikum ini bertujuan agar mahasiswa mampu menilai status gizi pasien,
menghitung kebutuhan gizi pasien, dan menyusun menu untuk pasien.
BAB II
PEMBAHASAN
TB = 161 cm
BB = 52 kg
IMT =
= 20.6 mg
2. Aktivitas
Berat : 30% x 1647 = 494,1 kal
3. Total Kebutuhan
1641 + 494,1 = 2141,1 kalori
4. Kebutuhan Gizi
BEE ( Mifflin-St Jeor) = (10 x BB) + (6.25 x TB) – (5 x U) + 5
= 520+1.006,25- 95 + 5
=1436,25 kal
=517,05 kkal
= 129,26 gram
= 646,31 kkal
= 71,81 gram
= 2384,18
= 596,04 gram
Makan Pagi
Bahan Jumlah Berat Karbohidrat Protein Lemak Kalori Menu
(gram) (gram) (gram) (gram) (kal)
Nasi 1,5 gls 200 80 8 350 Nasi Putih
Telur 1 btr 55 7 5 75 Telur goreng
Ayam
Tempe 2 ptg 50 7 5 3 75 Tempe
sdg Goreng
Kakung 1 porsi 100 5 1 25 Tumis
kangkung
Minyak 1 sdt 5 5 50 Minyak
Goreng untuk
menggoreng
dan
menumis
Kerupuk 5 bj 50 40 4 175 Kerupuk
sdg
Snack Pagi
Bahan Jumlah Berat Karbohidrat Protein Lemak Kalori Menu
(gram) (gram) (gram) (gram) (kal)
Sukun 3 ptg 150 40 4 175 Sukun
sdg goreng
Melon 1 ptg 190 12 50 Melon
bsr
Minyak 1 sdt 5 5 50 Minyak
Goreng untuk
menggoreng
Biskuit 4 bh 40 40 4 175 Biskuit
bsr
Telur 5 btr 55 7 5 75 Telur puyuh
puyuh
Makan Siang
Bahan Jumlah Berat Karbohidrat Protein Lemak Kalori Menu
(gram) (gram) (gram) (gram) (kal)
Nasi 1,5 gls 200 80 8 350 Nasi Putih
Bayam 1 porsi 100 5 1 25 Sayur
bayam
Tempe 4 ptg 100 14 10 6 150 Tempe
sdg Goreng
Sosis ½ ptg 50 7 13 150 Sosis
goreng
Minyak 1 sdt 5 5 50 Minyak
Goreng untuk
menggoreng
Bengkuang 2 bj bsr 320 40 4 175 Bengkuang
Snack Sore
Bahan Jumlah Berat Karbohidrat Protein Lemak Kalori Menu
(gram) (gram) (gram) (gram) (kal)
Ubi 1 bj sdg 135 40 4 175 Rebus
Jalar
Kuning
Bihun ½ gls 50 40 4 175 Bihun
Pepaya 1 ptg 110 12 50 Pepaya
Bahan Jumlah
bsr Berat Karbohidrat Protein Lemak Kalori Menu
(gram) (gram) (gram) (gram) (kal)
Makan
Nasi 1,5 gls 200 80 8 350 Nasi Putih
Ikan 2 porsi 200 10 14 4 50 Ikan Malam
Pindang Pindang
Sosis 1 ptg 100 14 26 300 Sosis
goreng
Minyak 1 sdt 5 5 50 Minyak
Goreng untuk
menggoreng
Susu sapi 1 gls 200 10 7 6 125 Susu
Bengkuang 2 bj bsr 320 40 4 175 Bengkuang
Total Energi (kkal) Karbohidrat Lemak Protein
(gram) (gram) (gram)
3625 595 75 125
Makan Pagi
Bahan Jumlah Berat Karbohidrat Protein Lemak Kalori Menu
(gram) (gram) (gram) (gram) (kal)
Nasi 1,5 gls 200 80 8 350 Nasi Putih
Telur 1 btr 55 7 5 75 Telur Rebus
Ayam
Tahu 1 bj 110 7 5 3 75 Tahu
bsr Goreng
Buncis 1 porsi 100 5 1 25 Tumis
Buncis
Minyak 1 sdt 5 5 50 Minyak
Goreng untuk
menggoreng
Kerupuk 5 bj 50 40 4 175 Kerupuk
sdg
Snack Pagi
Bahan Jumlah Berat Karbohidrat Protein Lemak Kalori Menu
(gram) (gram) (gram) (gram) (kal)
Talas ½ bj 150 40 4 175 Talas Goreng
sdg
Belimbing 1 bh bsr 140 12 50 Belimbing
Minyak 1 sdt 5 5 50 Minyak
Goreng untuk
menggoreng
Mi 2 gls 200 40 4 175 Mi Basah
Basah
Telur 5 btr 55 7 5 75 Rebus
puyuh
Makan Siang
Bahan Jumlah Berat Karbohidrat Protein Lemak Kalori Menu
(gram) (gram) (gram) (gram) (kal)
Nasi 1,5 gls 200 80 8 350 Nasi Putih
Tempe 4 ptg 100 14 10 6 150 Tempe
sdg Goreng
Belut 3 ekor 50 7 13 150 Belut
kecil goreng
Minyak 1 sdt 5 5 50 Minyak
Goreng untuk
menggoreng
Mi basah 2 gls 50 40 4 175 Mi basah
Jagung 1 porsi 100 5 1 25 Rebus
Muda
Snack Sore
Bahan Jumlah Berat Karbohidrat Protein Lemak Kalori Menu
Bahan Jumlah Berat
(gram) Karbohidrat
(gram) Protein
(gram) Lemak
(gram) Kalori
(kal) Menu
Singkong 1 ½ ptg (gram)
120 40
(gram) 4
(gram) (gram) 175
(kal) Rebus
Makaroni
Nasi ½ gls
1,5 gls 50
200 40
80 84 175
350 Makaroni
Nasi Putih
Pisang
Ikan 11ptg
bh 45
200 12
10 14 4 50
50 Pisang
Ikan Asin
Kepok
Asin sdg Kepok
Kering
Kering
Makan
Sosis 1 ptg 100 14 26 300 Sosis
Malam
goring
Minyak 1 sdt 5 5 50 Minyak
Goreng untuk
menggoreng
Susu ½ gls 100 10 7 6 125 Susu kental
Kental
Tidak
manis
Ganyong 1 ptg 185 40 4 175 Ganyong
Total Energi (kkal) Karbohidrat Lemak Protein
(gram) (gram) (gram)
3625 595 75 125
BAB III
SS juga disarankan untuk mengonsumsi makanan sayuran hijau kurang lebih sebanyak 3
porsi/hari untuk memenuhi kebutuhan zat besi, seperti bayam merah atau bayam, ada pula
jagung kuning, kacang merah serta kacang hijau.
Perlu dilakukannya konsumsi minuman sari buah yang kaya akan vitamin C paling tidak
1 gelas per hari, misalnya konsumsi sari jambu, jeruk, atau tomat. Vitamin C ini diperlukan
penderita anemia karena memiliki peran dalam meningkatkan absorpsi zat besi dalam usus.
Konsumsi minuman ber-vitamin C juga dapat dilakukan. Namun, minuman yang 100%
kandungan vitamin C dan bukan campuran (oplosan) kecuali air mineral.
SS juga dapat mengonsumsi 1-3 cangkir susu atau youghurt per hari, namun tidak
bersamaan dengan makanan dengan kaya besi. SS sebisa mungkin tidak mengonsumsi teh dan
kopi dalam jumlah besar, terutama dikonsumsi bersamaan dengan makanan, karena dapat
menghambat penyerapan besi. Selain itu, kebiasaan minum minuman beralkohol yang dapat
memengaruhi penyerapan besi yang masuk ke dalam sel perlu dihindari atau bahkan dihentikan.
Hal ini dilakukan sebagai bentuk pencegahan efek alcohol menghambat pembentukan eritrosit
agar keluhan anemia seperti pusing, lemas, dan lelah tidak lagi dialami oleh SS.
Daftar Pustaka
http://www.kesmas.kemkes.go.id/portal/konten/~rilis-berita/021411-pemenuhan-kecukupan-gizi-
bagi-pekerja
www.kesmas.kemkes.go.id/assets/upload/dir.../Buku-Saku-Nasional-PSG-2017_975.pdf
Angka Kecukupan Gizi (AKG). 2014. Angka Kecukupan Gizi yang dianjurkan bagi bangsa
Indonesia. Dirjen Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak. Kemenkes RI.
Gibney, Michael J., Margetts, Barrie M., Kearney, John M., Arab Lenore. 2009. Gizi Kesehatan
Masyarakat. Jakarta :Penerbit buku kedokteran EGC.
Hartono, Andry. 2006. Terapi Gizi & Diet Rumah Sakit. Jakarta: EGC.
http://www.kesmas.kemkes.go.id/portal/konten/~rilis-berita/021411-pemenuhan-kecukupan-gizi-
bagi-pekerja
Pertanyaan:
1. Darimana angka faktor aktivitas? Kenapa tidak ditambahkan 40% sesuai yang tertera di
buku biru?
Jawaban: Sumber tidak valid. Ralat aktivitas buruh penambahan 40%
2. Menu kurang rasional
Jawaban sudah tertera di dalam revisi halaman sebelumnya.