Anda di halaman 1dari 9

PEMBANGUNGAN

BENUA MARITIM
INDONESIA
ABDIZUL FAHRIL IMAD (D061191042)
ADITYAMAN PERMANA DABUKKE (D061191120)
AGUNG SUTIONO PONTOH (D061191054)
FARHAN. MUHAMMAD (D061191108)
FREDDY BANIS BATE’E (D061191116)
MUH. ESA JAELANI (D061191119)
RENDRA SATRIA RAHARJA (D061191106)
Pembangunan Benua Maritim Indonesia pada hakekatnya adalah pembangunan nasional yang lebih

menekankan pemanfaatan unsur maritim dan dirgantara. Pembangunan Maritim Indonesia pada dasarnya adalah

bagian Integral dari pembangunan Nasional dalam pendayagunaan dan pemanfaatan lautan Indonesia untuk

mencapai cita – cita nasional.

Pembangunan Benua Maritim Indonesia memandang daratan, lautan dan dirgantara, serta segala sumberdaya

di dalamnya dalam suatu konsep pengembangan sehingga hal ini merupakan salah satu wujud aktualisasi Wawasan

Nusantara yang telah menjadi cara pandang bangsa Indonesia dalam melaksanakan pembangunan nasional yang

berdasarkan Pancasila dan Undang – undang Dasar 1945.

PEMBANGUNAN BENUA MARITIM INDONESIA


Pemikiran pembangunan Maritim Indonesia dilandasi oleh kenyataan bahwa:
1. Lautan merupakan bagian terbesar wilayah RI dan merupakan factor utama yang harus dikelola dengan baik
guna mewujudkan cita – cita nasional.
2. Pengelolaan aktivitas pembangunan laut harus bersifat integral.

PEMBANGUNAN BENUA MARITIM INDONESIA


Pembangunan Maritim Indonesia harus dapat menggali potensi maritim untuk membulatkan akselarasi
pembangunan nasional yang diselenggarakan. Kenyataanya selama ini potensi maritim belum mendapatkan
prioritas penangan secara proporsional sehingga berbagai kendala tak pernah dapat diatasi secara tuntas, terutama
yang menyangkut upaya memelihara langkah dan keterpaduan pembangunan.
Pembangunan maritim memerlukan sistem pengelolaan terpadu, yaitu sistem pengelolaan terpadu wilayah
pesisir dan lautan. Dalam pengelolaan ini berbagai masalah akan muncul, berbagai konflik akan terjadi yang
disebabkan oleh adanya degradasi mutu dan fungsi lingkungan hidup yang antara lain disebabkan karena
musnahnya hutan bakau, rusaknya terumbu karang, abrsi pantai, intrusi air laut, pencemaran lingkungan pesisir dan
laut serta perubahan iklim global.

KEADAAN DAN MASALAH MARITIM INDONESIA


Berbagai masalah tersebut berakar dari :
1. Masing–masing pelaku pembangunan dalam menyusun perencanaanya sangat terikat pada sektornya sendiri
tanpa adanya sistem koordinasi baku lintas sektor.
2. Belum adanya lembaga yang berwenang penuh baik di pusat maupun di daerah yang mempunyai wewenang
penentu dalam pembangunan maritim secara utuh.
3. Belum lengkapnya peraturan perundang–undangan yang mengatur kewenangan pengelolaan sumberdaya
maritim.
4. Belum lengkapnya tata ruang yang mencakup wilayah pesisir laut dan laut nasional yang dapat dijadikan sebagai
induk perencanaan bagi daerah.

KEADAAN DAN MASALAH MARITIM INDONESIA


Berbagai kendala umum yang muncul dalam rangka pemanfaatan laut wilayah nusantara untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat, terkait dengan fungsi dan kedudukan laut berikut :

1. Lautan sebagai sumber pemenuhan kebutuhan dasar manusia, pemanfaatn laut terutama sebagai sumber pangan belum optimal. Pemanfaatan perikanan

baru sekitar 35% dari potensi yang ada. Masalah yang dihadapi adalah kualitas tenaga kerja dalam eksploitasi dan budidaya laut masih kurang. Jumlah dan

tingkat tekhnologi saraana penangkapan dan pengolahan masih perlu ditingkatkan

2. Lautan dan dasar laut sebagai sumber bahan dasar sumber energy. Berbagai mineral dan baahan baku industry letaknya pada laut yang kedalamannya lebih

dari 200 m. Masalah yang dihadapai dalam memanfaatkan laut sebagai sumber bahan baku dan sumber energy adalah kurangnya tenaga ahli dan terampil

yang mampu mengeksplorasi dan mengeksploitai sumber – sumber tersebut di laut dalam, disamping permaslahan permodalannya.

3. Lautan sebagai medan kegiatan industri. Pemanfataan laut sebagai medan kegiatan industri belum efektif dan efisien. Masalahnya anatara lain adalah belum

meratanya kegiatan industri

4. Laut sebagai tempat bermukim dan bermain. Pemanfaatan laut sebagai tempat bermukim bagi sebagian suku laut seperti suku badjo, suku anak-laut,

belumlah diatur dan dikelola dengan baik, Demikian halnya laut sebagai tempat bermain/olah raga sperti selancar, diving, ddsb.

5. Laut sebagai badan Hankanmas. Bidang Hankanmas sangat dominan pada laut sebagai media penting dalam kegiatan Hankanmas. Permasalahan yang

dihadapi adalah terbatasnya sarana untuk pertahanan yang dihadapi adalah terbatasnya sarana untuk pertahanan dan keamana di laut.

6. Laut sebagai Zona Ekonomi Eksklusif di Indonesia. Dengan diberlakukannya Konvesi PBB tentang Hukum laut Tahun 1982 (UNCLOS 82) maka Indonesia salah

satu negara yang diuntungkan, Masalahnya adalah semua potensi sumberdaya yang terdapat di ZEEI yang hak pengelolaanya diberikan kepad Indonesia

belum bisa diketahui dengan pasti, apalgi dimanfaatkan sebagai sumber pembangunan

KEADAAN DAN MASALAH MARITIM INDONESIA


Saat ini dapat didefiniskan bahwa sedikitnya terdapat 12 unsur pembangunan maritim yang terdiri dari ;
perikanan, perhubungan laut, industri maritim, pertambangan dan energi, pariwisata bahari, tenaga kerja kelautan,
pendidikan kelautan, masyarakat bahari dan desa pantai, hukum tata kelautan, penerangan bahari, survei-pemetaan
dan iptek kelautan, dan sumber daya alam dan lingkungan hidup laut dan pantai. Namun didasarkan pada asas
maksimal, lestari, daya saing, prioritas, bertahap, berlanjut dan konsisten, maka terdapat lima elemen utama yang
keadaan dan masalah masing – masing adalah sebagai berikut :
1. Perikanan
2. Perhubungan laut
3. Industri maritim
4. Pertambangan dan energi
5. Pariwisata bahari

KEADAAN DAN MASALAH MARITIM INDONESIA


Tujuan pembangunan maritim Indonesia pada hakekeatnya adalah bagian integral dari tujuan pembangunan nasional dengan lebih
memanfaatkan unsur maritim. Sedangkan sasaran pembangunan Maritim Indonesia adalah terciptanya kualitas manusia dan masyarakat
Indonesia yang mandiri serta mamapu mentransformasikan potensi maritim menjadi kekuatan maritim nasional melalui serangkaian
pembangunan nasional yang dilaksanakan berdasarkan Pancasila dan Undang – Undang Dasar 1945.
Dalam PJP II Pembangunan Maritim Indoneisa dilakukan secara bertahap, dengan waktu yang masih tersisa 4 pelita (20 tahun)
pertahapannya dilakukan sebagai berikut :
1. Pelita VII penekanan dilakukan pada perikanan dan pariwisata bahari dengan tanpa mengesampingkan pengembangan
sumberdaya manusia dan iptek maritim yang sesuai,
2. Pelita VIII penekanan diletakkan pada perikanan, perhubungan laut dan pariwisata bahari sering dengan pengembangan Iptek dan
SDM yang diperlukan.
3. Pelita IX penekanannya diletakkan pada perhubungan laut, pariwisata bahari seiring dengan peningkatan iptek dan SDM
4. Pelita X penekanan diletakkan pada pertambangan dan energy seiring dengan pengembangan SDM dan iptek yang diperlukan

PEMBANGUNAN MARITIM INDONESIA JANGKA PANJANG


Khusus dalam pelita VII, kelima elemen pembangunan Maritim Indonesia diarahkan pada :
1. Perikanan
2. Saran dan prasarana perikanan yang antara lain terdiri dari pelabuhan pendaratan ikan, tempat pelelangan ikan
terus ditingkatkan
3. Perhubungan laut
4. Industri maritim
5. Pertambangan dan Energi
6. Pariwisata bahari
7. Sejalan dengan sasaran pembangunan maritime maka dapat diproyeksikan kebutuhan akan SDM dan iptek
yang sesuai

PEMBANGUNAN MARITIM INDONESIA JANGKA PANJANG

Anda mungkin juga menyukai